St Jalila Revika
FRAKTUR TERBUKA & TERTUTUP Putri
03015189
KASUS 1
Tn. Budi, 20 tahun, datang ke IGD rumah sakit
tempat anda bekerja dengan keluhan kaki kanan
tidak dapat digerakkan sejak 1 jam yang lalu.
Pasien diatar oleh warga setempat menggunakan
taxi, pasien diketahui mengalami kecelakaan
motor dengan motor dari arah berlawanan.
Pasien mengeluhkan luka dan nyeri di kaki kanan
pasien yang disertai ketidak mampuan untuk
menggerakkan tungkai bawah kanan.
• Riwayat AMPLE harus mencakup 🡪 kemampuan fisik dan tingkat aktivitas penggunaan
obat & alkohol, masalah emosional, dan penyakit lainnya serta riwayat trauma
muskuloskeletal sebelumnya
Pemeriksaan fisik umum 🡪 cari kemungkinan adanya komplikasi umum, misalnya:
syok pada fraktur multiple, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda sepsis pada
fraktur terbuka terinfeksi
• Pergerakan aktif: minta pasien untuk bergerak tanpa dibantu. Nilai kemampuan pergerakan sendi
dan apakah terdapat rasa nyeri atau tidak. Pergerakan aktif juga dapat digunakan untuk menilai
kekuatan otot
• Pergerakan pasif: pemeriksa menggerakkan sendi pasien
• Range Of Movement: pemeriksaan area pergerakan dari sendi. Hasil pengukuran dinyatakan dalam
derajat
• Pasien fraktur gerak aktif, pasif, dan ROM akan terbatas karena nyeri
• Pada pasien dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri sehingga uji pergerakan tidak
boleh dilakukan secara kasar, di samping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
lunak terutama pembuluh darah dan saraf
• Adanya sakit, nyeri tekan, pembengkakan, deformitas dapat memastikan diagnosis fraktur. Usaha
untuk melakukan palpasi untuk menentukan krepitasi & gerakan abnormal tidak dianjurkan
Pemeriksaan Saraf Perifer Ekstremitas superior &
inferior
Pengukuran panjang tungkai 🡪 menilai pemendekan
tungkai
• True Leg Length 🡪 diukur dari SIAS ke pinggir
bawah malleolus lateralis atau pinggir malleolus
medialis
• Apparent Leg Length 🡪 Diukur dari umbilicus ke
malleolus medialis
Pemeriksaan radiologi penting dilakukan dalam mendiagnosis adanya fraktur.
Terdapat aturan dalam melakukan foto radiologi : Rule of Two
• Two views 🡪 Foto Harus mencakup 2 view yaitu AP view dan Lateral view
• Two joints 🡪Foto harus meliputi sendi yang berada di atas dan dibawah daerah
fraktur
• Two limbs 🡪Pada anak-anak, gambaran dari lempeng epifisis menyerupai garis
fraktur, oleh karena itu diperlukan foto dan ekstremitas yang tidak mengalami
trauma/normal
• Two Injuries 🡪 Kadangkala trauma tidak hanya menyebabkan fraktur pada satu
daerah. Contohnya, seseorang yang mengalami fraktur pada femur. penting juga
dilakukan foto pelvis dan spine.
• Two occasions 🡪 Ada beberapa jenis fraktur yang sulit dinilai segera setelah
trauma, sehingga dibutuhkan pemeriksaan X-Ray satu atau dua minggu
setelahnya untuk melihat fraktur yang terjadi. Contohnya fraktur yang terjadi pada
ujung distal dari os clavicula, scaphoid femoral neck, dan malleolus lateral
TATALAKSANA
Prinsip 🡪 mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan
posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang (imobilisasi)
• Cara pertama : proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi 🡪pada fraktur dengan fragmen patahan
minimal atau tidak akan menyebabkan cacat di kemudian hari (mitela/sling)
• Cara kedua : imobilisasi luar tanpa reposisi
• Cara ketiga : reposisi dengan cara manipulasi diikuti imobilisasi
• Cara keempat : reposisi dengan traksi terus menerus diikuti imobilisasi
• Cara kelima : reposisi diikuti imobilisasi dengan fiksasi luar (fiksator eksterna)
• Cara keenam : reposisi non operatif diikuti pemasangan fiksator secara operatif
• Cara ketujuh : reposisi operatif diikuti fiksator interna (ORIF)
• Cara ke delapan : eksisi fragmen patahan tulang dan menggantinya dengan prostesis
Cara keempat = reposisi dengan traksi terus
menerus diikuti imobilisasi
Cara kelima = reposisi diikuti imobilisasi dengan
fiksasi luar (fiksator eksterna)
Cara keenam = reposisi non operatif diikuti
pemasangan fiksator secara operatif
Cara ketujuh = reposisi operatif diikuti fiksator
interna (ORIF)
Cara ke delapan = eksisi fragmen patahan tulang
dan menggantinya dengan prostesis
TATALAKSANA
Reduction Retention
Reduksi tertutup Continuous traction, cast splintage,
- Fraktur tertutup functional bracing, fiksasi internal dan
- Fraktur stabil atau fraktur dengan
eksternal
pergeseran minimal
Rehabilitation
- Biasanya pada anak-anak
Elevasi, mulai pergerakan aktif segera
Reduksi terbuka setelah keadaan memungkinkan 🡪
- Fraktur terbuka mengurangi edema, menstimulasi
- Fraktur yang tidak stabil
sirkulasi, mencegah perlekatan
jaringan lunak, bantu penyembuhan
- Terdapat kerusakan neurovascular fraktur
- Fraktur sendi
Memelihara gerak sendi
- Jika gagal terapi konservatif atau gagal
dengan reduksi tertutup Melatih kekuatan otot
Melatih pasien agar dapat beraktivitas
kembali
KOMPLIKASI
Dini
Kerusakan vascular, saraf, organ lakal
Compartment syndrome
Infeksi
Lama
Delayed union: Terlambatnya penyatuan tulang
Malunion: Fraktur sembuh dengan deformitas
Non-union: Tulang tidak menyatu
Kontraktur otot
Instabilitas sendi
Osteoarthritis