Anda di halaman 1dari 343

Paket C

151-200
151
Seorang wanita usia 20 tahun datang ke IGD Rumah Sakit karena terkena air panas tumpahan dari
panci 4 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka bakar pada dada, perut bagian
depan, lengan kanan atas bagian depan dan seluruh lengan kanan bawah. Pasien merasa kesakitan
dan nyeri sekali pada lengan kanan, terlihat luka bakar dengan dasar putih dan nyeri ketika
ditekan pada lengan kanan. Tangan kanan teraba dingin dan WPK/CRT > 2 detik. Apa tindakan
selanjutnya yang harus dilakukan?

A. Kompres air dingin

B. Analgesik kuat

C. Fasciotomi

D. Rawat luka, antiseptik, elastic bandage

E. Eskarotomi
Pembahasan
• Wanita usia 20 tahun
– Terkena air panas  4 jam yang lalu
– Luas luka bakar :
• Dada
• Perut bagian depan
• Lengan kanan atas bagian depan
• Seluruh lengan kanan bawah
• Total
– Merasa kesakitan dan nyeri sekali pada lengan kanan, terlihat luka
bakar dengan dasar putih
• Nyeri ketika ditekan pada lengan kanan dan tangan kanan
teraba dingin dan WPK/CRT > 2 detik
• Apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan?
Luka Bakar
• Luka bakar adalah suatu trauma panasyang
disebabkan oleh air/uap panas, arus listrik,
bahan kimia, radiasi dan petir yang mengenai
kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
• Etiologi :
– Cairan panas (air, minyak)
– Api
– Listrik
– Zat kimia (asam, basa, kosmetik)
– Radiasi
Diagnosis Luka Bakar
Derajat kedalaman

Luas Luka Bakar

Cidera Penyerta
Derajat Luka Bakar
Tingkat Klinis Tusukan Jarum
I (Epidermis) Hiperemis Hiperesthesi
IIA (Superficial Basah + bulla Hiperesthesi
Dermis)
IIB (Deep Dermis) Basah + bulla + Hypoesthesia
keputihan
III (Seluruh Kering + putih + Anesthesia
Dermis) hitam
Luas Luka Bakar
Fase Luka Bakar

Fase Fase Fase


Akut Subakut Lanjut
Terapi Umum
• Survai Primer : ABCDE
• Survai Sekunder
– Pemeriksaan fisik
• Resusitasi cairan Baxter/Parkland terhitung dari saat
kejadian, maka
– 8 jam І : ½ (4 cc x kg BB x % LB) RL
– 16 jam П : ½ (4 ccx kg BB x % LB) RL
Selesai dalam 24 jam sejak kejadian
Resusitasi dilakukan bila luas luka
bakar >20%
Kompartemen Syndrome
Pain

Pallor

Pulselesness

Parastesia

Paralysis
Escharotomy
• Luka bakar melingkar (dada, abdomen,
ekstremitas)  jaringan nekrotik kulit yang
kaku  eskar  efek seperti terjerat 
penekanan aliran darah perifer 
terganggunya peredaran darah bagian distal
ekstremitas  tatalaksana : escharotomy
A. Kompres air dingin

B. Analgesik kuat

C. Fasciotomi

D. Rawat luka, antiseptik, elastic bandage

E. Eskarotomi
152
Perempuan 70 tahun mengeluh tidak dapat menggerakkan kaki setelah jatuh 1
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan edema, deformitas, nyeri,
krepitasi. ROM aktif dan pasif terbatas. Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas
adalah.....

A. Fraktur collum femoris

B. Fraktur femur

C. Fraktur pelvis

D. Fraktur asetabulum

E. Fraktur ramus pubis


Pembahasan
• Perempuan 70 tahun
– Tidak dapat menggerakkan kaki
– Setelah jatuh 1 hari yang lalu
• PF: edema, deformitas, nyeri, krepitasi
• ROM aktif dan pasif terbatas
• Diagnosis?
Fraktur
Soal ini tidak khas menggambarkan suatu fraktur
tertentu, sehingga digunakan pendekatan epidemiologis

• Fraktur collum femoris


– Paling sering pada pasien geriatri
– Collum femoris merupakan bagian terlemah dari tulang
femur dan kejadian fraktur seringkali diawali dengan
trauma/jatuh pada pasien geriatri atau trauma hebat
pada pasien muda
• Fraktur pelvis
– Juga sering pada geriatri
– Biasanya diikuti perubahan gait atau keterlibatan organ
dalam pelvis (tidak ada di soal)
A. Fraktur collum femoris

B. Fraktur femur

C. Fraktur pelvis

D. Fraktur asetabulum

E. Fraktur ramus pubis


153
Laki-laki 22 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu-
lintas. Pada pemeriksaan, ditemukan fraktur maksila horizontal.
Berdasarkan klasifikasi LeFort, fraktur tersebut termasuk tipe...
A. LeFort I
B. LeFort II
C. LeFort III
D. LeFort IV A
E. LeFort IV B
Pembahasan
• Laki-laki 22 tahun
– Kecelakaan lalu-lintas
• Fraktur maksila horizontal
• Tipe fraktur klasifikasi LeFort?
Klasifikasi LeFort
• I: garis fraktur horizontal
• II: garis fraktur seperti piramida
• III: mengenai daerah orbita
Tips Mengingat!

Lihat bentuk patahannya!


A. LeFort I

B. LeFort II

C. LeFort III

D. LeFort IV A

E. LeFort IV B
154
Perempuan, usia 70 tahun datang ke Poliklinik Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
pinggang bagian belakang sejak 5 hari yang lalu. Pasien sudah mengalami
menopause. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan terdapat nyeri tekan pada pinggang belakang. Dilakukan pemeriksaan
BMD dan didapatkan hasil T score <-2,5. Apa diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut?

A. HNP lumbal

B. Spondilitis lumbal

C. Osteoporosis

D. Ankilosing spondilosis

E. Osteoartritis
Pembahasan
• Perempuan, 70 tahun
– Nyeri pinggang bagian belakang sejak 5 hari
– Sudah menopause
• Pemeriksaan fisik  terdapat nyeri tekan pada
pinggang belakang
• Pemeriksaan BMD-T score <-2,5

• Diagnosis?
Osteoporosis
• Penurunan kekuatan dan kepadatan tulang.
• Faktor risiko : perempuan postmenopause
yang kurang aktif
• Sering asimtomatik
– Gejala tersering : fraktur panggul, fraktur
kompresi vertebra, fraktur radius distal
• Penunjang : bone densitometry (DEXA)
A. HNP lumbal

B. Spondilitis lumbal

C. Osteoporosis

D. Ankilosing spondilosis

E. Osteoartritis
155
Pasien perempuan 50 tahun datang ke Poliklinik RS dengan keluhan nyeri dan bengkak pada lutut
sebelah kanan. Dirasakan lebih dari 1 jam dan sudah terjadi sejak 5 hari yang lalu. Nyeri pada lutut
sebelah kanan yang dirasakan hilang timbul sejak 6 bulan terakhir. Keluhan memberat ketika
berjalan dengan menaiki tangga. Pemeriksaan fisik lokalis genu sinistra didapatkan oedem,
hiperemis, krepitasi, dan nyeri tekan. Foto Rontgen genu dekstra didapatkan celah sendi
menyempit dan didapatkan osteofit. Apa diagnosis yang tepat?

A. Osteoporosis

B. Osteonekrotik

C. Osteoartritis

D. Artritis gout

E. Artritis rheumatoid
Pembahasan
• Perempuan 50 tahun
– Nyeri dan bengkak pada lutut sebelah kanan
– Dirasakan lebih dari 1 jam  5 hari
– Hilang timbul sejak 6 bulan terakhir
– Memberat ketika berjalan dengan menaiki tangga
• Pemeriksaan fisik lokalis genu dekstra  edem, hiperemis,
krepitasi, dan nyeri tekan
• Foto Rontgen genue dekstra  celah sendi menyempit dan
didapatkan osteofit
• Apa diagnosis yang tepat?
Osteoarthritis
• Gejala:
– Nyeri pada sendi, terutama sendi
yang menyangga berat tubuh (seperti
sendi lutut atau pinggang).
– Timbul rasa kaku di sendi pada pagi
hari sesudah bangun tidur,
berlangsung kurang dari 30 menit
– Bila digerakkan bisa terdengar
krepitus
– Gerak sendi terbatas karena nyeri
• Faktor risiko
– Usia tua, riwayat keluarga dengan
OA, berat badan berlebih
Osteoartritis
Penyakit degeneratif sendi (pada orang
tua). Faktor risiko = obesitas. Parasetamol
Osteoartritis Nyeri kronik progresif yang dipicu NSAID: meloksikam,
gerakan, krepitasi (+), kaku pagi hari < 1 Na diklofenak
jam. Biasanya pada lutut.

Penyakit autoimun sendi. Jika kambuh,


sendi menjadi bengkak, nyeri, kaku pagi
Reumatoid
hari > 1 jam, faktor reumatoid (+). NSAID
artritis
Komplikasi: boutunniere, swan neck, dan
deviasi ulnar. Biasanya pada jari tangan.

Sendi bengkak dan nyeri tiba-tiba.


Kambuh: kolkisin
Kambuh karena makanan yang
Gout Pencegahan:
mengandung asam urat tinggi (seafood,
alopurinol, probenesid
emping, sayur hijau). Biasanya pada jempol kaki
A. Osteoporosis

B. Ostenekrotik

C. Osteoartritis

D. Artritis gout

E. Artritis rheumatoid
156
Laki-laki 48 tahun mengeluh nyeri punggung. Keluhan disertai kesemutan pada

tungkai. Pasien terlihat bungkuk saat berdiri dan kesulitan berjalan. Hasil foto

polos menunjukkan salah satu fragmen vertebra bergeser. Kemungkinan diagnosis

pada pasien ini adalah...

A. Spondilitis tuberkulosa

B. Spondilosis

C. Spondilolisis

D. Spondilolistesis

E. Ankylosing spondylitis
Pembahasan
• Laki-laki 48 tahun
– Nyeri punggung
– Kesemutan pada tungkai
• Terlihat bungkuk saat berdiri dan kesulitan
berjalan
• Foto polos  satu fragmen vertebra
bergeser
• Diagnosis?
Terminologi
• Spondilosis
– Penyakit degenerasi mekanik tulang belakang
yang terdiri dari Spondilolistesis dan
Spondilolisis
• Spondilolistesis
– Salah satu korpus vertebra bergeser ke depan sehingga
kurvatura vertebra tidak lurus lagi.
• Spondilolisis
– Fraktur di bagian interartikular dari tulang vertebra.
– Spondilolisis dapat berkembang menjadi spondilolistesis
Tips Mengingat
• Spondilosis
– Spondilolistesis  listesis = slip  korpus
vertebra menyelip ke depan
– Spondilolisis  lisis = hancur  fraktur di
bagian interarticular
• Ankylosing spondilitis
– Ankylose = anastomosis  vertebra menyatu
Pilihan Lain
• Spondilitis TB/Pott disease  Nyeri pinggang,
kehilangan fungsi motorik dan sensorik
ekstremitas , gibus (pada PF atau foto Xray)
• Ankylosing spondylitis  vertebra menyatu,
bamboo spine
A. Spondilitis tuberkulosa
B. Spondilosis
C. Spondilolisis
D. Spondilolistesis
E. Ankylosing spondylitis
157
Laki-laki 32 tahun atlet sepak bola terjatuh saat pertandingan. Kaki kanan terasa nyeri dan

bengkak setelah terjatuh. Pasien tidak bisa jinjit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda

vital dalam batas normal, pemeriksaan lokalis kaki kanan tampak edema, hiperemis dan

Thompson test (+). Apa diagnosis yang mungkin untuk kasus ini?

A. Sprain musculus gastrocnemius

B. Tendinitis

C. Strain musculus gastrocnemius

D. Ruptur tendon Achilles

E. Fraktur tertutup
Pembahasan
• Laki-laki 36 tahun
– Kaki kanan nyeri dan bengkak setelah terjatuh
– Pasien tidak bisa jinjit
• Pemeriksaan fisik  kaki kanan edema,
Thompson test (+)

• Diagnosis?
Ruptur Tendon Achilles
• Riwayat trauma/jatuh saat berolahraga,
dapat terdengar bunyi “pop” saat trauma
• Nyeri tajam
• Tidak bisa jinjit dan jalan menjadi sulit
• Saat diraba, akan ada gap di belakang ankle
Tes Thompson (+)
Menekan betis
- Jika kaki plantarfleksi = tendon Achilles
intak
+ Jika kaki tidak bergerak = tendon Achilles
ruptur
A. Sprain musculus gastrocnemius

B. Tendinitis

C. Strain musculus gastrocnemius

D. Ruptur tendon Achilles

E. Fraktur tertutup
158
Anak 5 bulan dibawa ibunya karena masih belum bisa duduk atau merangkak.
Pada pemeriksaan, sklera nampak berwarna biru. Hasil foto polos menunjukkan
tulang panjang melengkung dan banyak ditemukan garis fraktur. Diagnosis yang
mungkin adalah...

A. Osteogenesis imperfecta

B. Akondroplasia

C. Osteopenia

D. Leukemia limfoblastik akut

E. Defisiensi vitamin D
Pembahasan
• Anak 5 bulan
– Belum bisa duduk atau merangkak
• PF  sklera nampak berwarna biru
• X-ray  tulang panjang melengkung dan
banyak ditemukan garis fraktur

• Diagnosis?
Osteogenesis Imperfecta

• Kelainan pembentukan tulang kongenital


• Gejala
– Tulang rapuh dan mudah patah  anak sulit duduk,
merangkak, berdiri, atau berjalan
– Lebam-lebam saat anak belajar merangkak
– Sklera biru
– Gangguan pertumbuhan gigi
– Xray: fraktur multipel, tulang panjang tumbuh
melengkung
Pilihan Lain
Akondroplasia:
Kelainanan genetik, tidak terbentuknya kartilago, Dwarfisme, ekstremitas pendek

Osteopenia:
Berkurangnya kepadatan massa tulang tetapi tidak sampai tahap osteoporosis
A. Osteogenesis imperfecta

B. Akondroplasia

C. Osteopenia

D. Leukemia limfoblastik akut

E. Defisiensi vitamin D
159
Laki-laki 57 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran setelah kecelakaan
lalu lintas 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan, ditemukan tekanan darah 80/60
mmHg, napas 28 kali/menit, nadi 112 kali/menit, nampak jejas dan hematom
pada daerah regio pinggang. Tatalaksana awal pada pasien yang sesuai adalah...

A. Infus dextrose 10%

B. Injeksi dobutamin

C. Injeksi dopamin

D. Infus Ringer laktat

E. Injeksi epinefrin
Pembahasan
• Laki 57 tahun
– Penurunan kesadaran setelah kecelakaan lalu lintas 1 jam
yang lalu
• PF
– TD 80/60 mmHg (kemungkinan syok)
– Napas 28 kali/menit (takipnea)
– Nadi 112 kali/menit (takikardia)
• Nampak jejas dan hematom pada daerah regio pinggang
(kemungkinan perdarahan internal)

• Tatalaksana awal?
Tatalaksana Awal Syok
A. Infus dextrose 10%

B. Injeksi dobutamin

C. Injeksi dopamin

D.Infus Ringer laktat

E. Injeksi epinefrin
160
Wanita 70 tahun tergelicir saat berada di kamar mandi. Pada foto polos,
didapatkan adanya fraktur kaput femoris. Karakteristik lainnya yang dapat
ditemukan pada foto polos adalah…
A. Korteks dan sumsum tulang tebal
B. Korteks dan sumsum tulang normal
C. Korteks dan sumsum tulang tipis
D. Korteks tebal dan sumsum tulang kurang
E. Korteks tipis dan sumsum tulang luas
Pembahasan
• Wanita 70 tahun
– Sudah menopause
• Tergelincir di kamar mandi
• Xray  fraktur kaput femoris
– Fraktur patologis akibat trauma
– Kemungkinan faktor pemburuk: osteoporosis
• Karakteriristik lain yang dapat ditemukan?
Osteoporosis
• Penyakit degeneratif yang ditandai dengan
penurunan densitas tulang
• Biasanya tidak bergejala, hingga terjadi
fraktur (hip atau pergelangan tangan) dan
kompresi vertebra
• Pemeriksaan yang digunakan adalah Xray
dan DXA
Hasil X-ray Osteoporosis
• Korteks menipis
• Sumsum tulang meluas  sehingga tidak terlalu putih seperti
tulang normal
Interpretasi DXA
• Untuk menilai densitas tulang
• Normal: -1 sampai 2
• Osteopenia: -2,5 sampai -1
• Osteoporosis: <-2,5
A. Korteks dan sumsum tulang tebal

B. Korteks dan sumsum tulang normal

C. Korteks dan sumsum tulang tipis

D. Korteks tebal dan sumsum tulang kurang

E. Korteks tipis dan sumsum tulang luas


161
Pria 40 tahun datang dengan keluhan timbul lenting berisi air pada bagian
dada. Lenting muncul sesuai dermatom. Apa tatalaksana yang diberikan
untuk pasien ini?

A. Bedak salisilat 5 %

B. Bedak salisilat 2 %

C. Krim salisilat

D. Salep salisilat

E. Lotio salilisat
Pembahasan
• Pria 40 tahun
• Lenting berisi air pada bagian dada
• Lenting muncul sesuai dermatom

• Tatalaksana?
Herpes Zoster
• Reaktivasi virus varicella zoster / VZV
• Biasanya pada dewasa – lansia
• Faktor predisposisi: immunocompromised
(tidak selalu)
• Reaktivasi
VZV laten di
ganglia
sensori
Wolff K, Johnson R, Saavedra A, Fitzpatrick T. Fitzpatrick's color atlas and synopsis of clinical
dermatology. 1st ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2013.
Gejala
• Riwayat infeksi varicella/cacar air
• Gejala prodromal: demam, malaise, nyeri kepala
• Gatal atau nyeri
• Efloresensi khas: vesikel dengan persebaran
dermatomal
– Bisa berawal dari papul
– Jika vesikel pecah dapat terbentuk krusta
– Dasar eritematosa
– Vesikel bisa berisi air, maupun hemoragik
– Lesi baru masih bisa muncul hingga 7 hari
Persarafan dermatomal
• Pemeriksaan penunjang:
– Tidak rutin
– Tzanck test: sel datia berinti banyak
(multinucleated giant cells)
• Tatalaksana
– Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari  indikasi: HZ oftalmikus & defisiensi
imunitas
• Jika masih ada lesi baru  bisa lanjutkan sampai 2 hari setelah lesi baru tidak timbul lagi
– Anti-nyeri!  bisa pakai NSAID (nyeri ringan) / opioid lemah (tramadol) (nyeri
moderate)
– Simpromatik demam  parasetamol
– Mengurangi gatal dan mencegah vesikel pecah: bedak salisilat 2%
– Lesi erosif dan basah: kompres terbuka (NaCl)

• Komplikasi:
– Sindrom Ramsay-Hunt: tinnitus, paresis nervus VII  biasanya pada HZ di wajah
– HZ ophthalmicus
– Postherpetic neuralgia
Postherpetic Neuralgia
• Kerusakan saraf bebas  hipersensitif 
muncul rasa nyeri terhadap stimulus ringan
(Alodinia)

• Tatalaksana:
– Gabapentin 3x300mg (titrasi = hari pertama 1x,
hari kedua 2x, dan hari ketiga 3x)
– Pilihan lain: pregabalin, antidepresan trisiklik
(amitriptilin)
Neuralgia pasca herpetika tidak bisa diobati dengan NSAID. Karena
nyeri muncul bukan karena inflamasi, tapi karena kerusakan saraf.
Sehingga diberikan GABAPENTIN
A. Bedak salisilat 5 %

B. Bedak salisilat 2 %

C. Krim salisilat

D. Salep salisilat

E. Lotio salilisat
162
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan luka pada kemaluannya yang timbul sejak 5 hari

yang lalu. Luka awalnya kecil namun kemudian membesar dan terasa nyeri. Pasien mengaku

baru berhubungan dengan PSK 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, pada penis

didapatkan ulkus multipel berukuran 2 cm dengan dasar kotor, bergaung dan tidak ada

indurasi. Apa etiologi dan tatalaksana yang tepat untuk kasus ini?

A. Staphylococcus aureus, penizilin benzatin 2,4 juta IU

B. Streptococcus epidermidis, eritromisin 4 x 500 mg

C. Treponema pallidum, penizilin benzatin 2,4 juta IU

D. Hemophillus ducreyi, siprofloksasin 2 x 500 mg

E. Herpes simplex, asiklovir 5 x 200 mg


Pembahasan
• Laki-laki 30 tahun
– Luka pada kemaluan
– Luka awalnya kecil, kemudian membesar, nyeri
– Berhubungan dengan PSK
• Ulkus multipel berukuran 2 cm dengan dasar
kotor, bergaung dan tidak ada indurasi

• Etiologi dan tatalaksana?


IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Chancroid
• Awalnya papul yang
berkembang jadi ulkus
mole
• Ulkus mole/kotor
– Nyeri
– Ulkus multipel, tepi tidak
rata dan bergaung
• Mikroskopik: school of
fish (berderet seperti
ikan berenang)
Etiologi Gejala Terapi
Ulkus durum/bersih: dasar
Treponema Benzatin penisilin 2,4 juta IU
Sifilis bersih, keras, tidak nyeri, tepi
pallidum (IM), dosis tunggal
rata
Siprofloksasin 2x500 mg
(3 hari)
Ulkus mole/kotor: dasar
Haemophilus Eritromisin 4x500 mg (7
Chancroid kotor, nyeri, lunak, tepi tidak
ducreyi hari)
teratur
Azitromisin 1g (dosis
tunggal)
Doksisiklin 2x100 mg (14
Ulkus yang tidak nyeri
Limfogranuloma Chlamydia hari)
Pembesaran KGB unilateral
venerum (LGV) trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14
yang nyeri
hari)
Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
Herpes simplex
Herpes simplex multipel, kemudian pecah - Primer 7 hari
virus
menjadi ulkus - Rekuren 5 hari
Jangan terbalik !!
• Sifilis: ulkus durum • Chancroid/ulkus mole
– Dasar bersih • Dasar kotor
– Tidak nyeri • Nyeri
– Tepi rata • Rata

Mole = tikus tanah =


ulkus kotor
Durum = drum =
dipukul tidak nyeri
A. Staphylococcus aureus, penizilin benzatin 2,4 juta IU

B. Streptococcus epidermidis, eritromisin 4 x 500 mg

C. Treponema pallidum, penizilin benzatin 2,4 juta IU

D.Hemophillus ducreyi, siprofloksasin 2 x 500 mg

E. Herpes simplex, asiklovir 5 x 200 mg


163
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan utama benjolan pada paha
kanan yang teraba nyeri. Pada pemeriksaan, tampak nodul eritematosa
berbentuk kerucut dengan 3 muara. Diagnosis?
A. Folikultis
B. Furunkel
C. Karbunkel
D. Ektima
E. Impetigo
Pembahasan
• Perempuan 15 tahun
– Keluhan utama benjolan pada paha kanan yang
teraba nyeri
• Nodul eritematosa berbentuk kerucut
dengan 3 muara

• Diagnosis?
Etiologi: Stafilokokus aureus

Folikulitis Furunkel Karbunkel


• Peradangan • Peradangan folikel • Beberapa
folikel rambut&jaringan furunkel yang
rambut sekitar berkonfluensi
• Papul atau • Papul, pustul, atau • Nodus
pustul vesikel eritema berpuncak yang
eritema memiliki
• Nyeri atau • Nyeri
beberapa
gatal • Furunkulosis: beberapa muara/supurasi
furunkel yang tersebar
Folikulitis Furunkel Karbunkel
Tatalaksana
• Antibiotik selama 5-7 hari
– Dikloksasilin 3 x 250-500 mg
– Amoksisilin klavulanat 3 x 250-500 mg
– Klindamisin 4 x 150-450
– Eritromisin 4 x 250-500
– Sefadroksil 2 x 500 mg
Pilihan Lain
• Ektima  ulkus dangkal
• Impetigo  infeksi bakteri superfisial
A.Folikultis

B.Furunkel

C.Karbunkel

D.Ektima

E.Impetigo
164
Wanita 28 tahun, belum menikah, datang dengan keluhan muncul sebuah

luka di daerah kelamin dengan dasar bersih dan tidak nyeri. Riwayat

berganti-ganti pasangan (+). Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya

dilakukan adalah...

A. Pewarnaan Gram

B. Pewarnaan tahan asam

C. Pewarnaan tinta india

D. IgM dan IgG anti-HSV

E. VDRL dan TPHA


Pembahasan
• Wanita 28 tahun
– Belum menikah
– Luka di daerah kelamin dengan dasar bersih
dan tidak nyeri
– Riwayat berganti-ganti pasangan (+)
• Pemeriksaan penunjang?
IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Etiologi Gejala Terapi
Ulkus durum/bersih: dasar Benzatin penisilin 2,4
Treponema
Sifilis bersih, keras, tidak nyeri, juta IU
pallidum
tepi rata (IM), dosis tunggal
Siprofloksasin 2x500 mg
(3 hari)
Ulkus mole/kotor: dasar
Haemophilus Eritromisin 4x500 mg (7
Chancroid kotor, nyeri, lunak, tepi tidak
ducreyi hari)
teratur
Azitromisin 1g (dosis
tunggal)
Doksisiklin 2x100 mg (14
Limfogranulo Ulkus yang tidak nyeri
Chlamydia hari)
ma venerum Pembesaran KGB unilateral
trachomatis Eritromisin 4x500 mg
(LGV) yang nyeri
(14 hari)
Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
Herpes Herpes simplex
multipel, kemudian pecah - Primer 7 hari
simplex virus
menjadi ulkus - Rekuren 5 hari
Jangan Terbalik
• Sifilis: ulkus durum • Chancroid/ulkus mole
• Dasar kotor
– Dasar bersih
• Nyeri
– Tidak nyeri • Rata
– Tepi rata

Durum = drum = Mole = tikus tanah =


ulkus kotor
dipukul tidak nyeri
• Luka kelamin, dasar bersih, tidak nyeri  ulkus
durum  sifilis
• Pemeriksaan penunjang  VDRL dan TPHA
• VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) 
mendeteksi antibodi non-treponema  sensitif
• TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutination
Assay)  mendeteksi antibodi treponema 
spesifik

• NB: TPHA pasti mengenali Treponema pallidum


dan ga mungkin salah spesifik
A. Pewarnaan Gram

B. Pewarnaan tahan asam

C. Pewarnaan tinta india

D. IgM dan IgG anti-HSV

E. VDRL dan TPHA


165
Seorang wanita 24 tahun mengelukan rambutnya mudah rontok, Pasien
menggunakan jilbab yang jarang diganti. Pada pemeriksaan, terlihat pustul,
ketombe, skuama, dan terdapat grey patch (+). Apa terapi untuk kasus diatas ?

A. Griseofulvin

B. Fluconazol

C. Hidrokortison

D. Dexametason

E. Krim klotrimazol
Pembahasan
• Rambut mudah rontok
– Jilbab yang jarang diganti
• PF
– Pustul, ketombe, skuama, grey pacth (+)
• Terapi?
Tinea Kapitis
• Gatal
• Bisa menular dari orang lain atau hewan
• Memakai jilbab  lembab, berkeringat 
faktor risiko
• Manifestasi klinis: gatal, rambut rontok,
skuama
• Paling sering terjadi pada anak-anak
Tinea Kapitis
• Gray patch: rambut rontok sehingga
membentuk patch (pitak)
• Black dot: rambut patah tepat di perbatasan
kulit
• Favus: bentuk severe dari tinea kapitis
• Kerion: plak disertai tanda radang (nyeri,
eritema) dan pustul

Gray patch Black dot Favus Kerion


Pemeriksaan Penunjang
• Lampu Wood: kuning kehijauan
• KOH (kerokan rambut= 10% ; kulit= 20% ;
kuku = 30%): hifa panjang bersekat +
artrospora

Hifa panjang bersekat


Tatalaksana Tinea Kapitis
• Menggunakan terapi oral, bukan topikal:
– Griseofulvin: Dewasa 500 mg/hari ; Anak 10 mg/kgBB/hari
(1 atau 2 kali sehari)
– Ketokonazol: Dewasa 200 mg/hari ; Anak 3 mg/kgBB/hari
– Itrakonazol: Dewasa 100 mg/hari ; Anak (tidak dianjurkan)
– Terbinafin: Dewasa 250 mg/hari ; Anak (tidak dianjurkan)

• Sampo selenium sulfida  mencegah agar tidak


menyebar ke daerah lain
Pilihan Lain
• Fluconazol, krim klotrimazol  bukan
pilihan pertama
• Hidrokortison, deksametason 
kortikosteroid
A. Griseofulvin

B. Fluconazol

C. Hidrokortison

D. Dexametason

E. Krim klotrimazol
166
Seorang anak usia 8 tahun diantarkan oleh ibunya dengan keluhan gatal-gatal di

betis. Pasien suka bermain di sawah tanpa alas kaki. Pada pemeriksaan,

didapatkan lesi panjang dan berkelok-kelok. Diagnosis pada pasien ini adalah…

A. Cutaneous larva migrans

B. Infeksi Ancylostoma duodenale

C. Infeksi Taenia

D. Moccasin foot

E. Askariasis
Pembahasan
• Gatal-gatal di betis, bermain di sawah tanpa
alas kaki, lesi panjang dan berkelok-kelok
• Diagnosis?
Cutaneous Larva Migrans
/ Creeping Eruption
• Disebabkan oleh larva cacing tambang
– Paling sering: Ancylostoma braziliense & caninum
• Gatal & panas
• Lesi khas: papul-papul berbentuk khas
(linear atau berkelok-kelok/serpiginosa),
timbul, diameter 2-3mm, eritematosa,
panjang lesi bertambah
Terapi
• Tiabendazol 50mg/kgBB/hari dalam dua
dosis selama 2 hari  availabilitas obat sulit
• Albendazol 1 x 400 mg selama 3 hari
• Menyemprot etil klorida (tidak membunuh
stadium larva)
Pilihan Lain
• Infeksi Ancylostoma duodenale
– Lebih banyak infeksi GI
• Infeksi Taenia
– Ditemukan proglotid atau dinding berdinding radier
di feses
• Askariasis
– Ditemukan telur berdinding tebal (3 lapis) pada feses
MOCASSIN FOOT
– Tinea pedis tipe hiperkeratotik
– Erupsi hiperkeratotik di area yang khas, seperti
sepatu mokasin pada suku native Americans  di
telapak kaki dan sisi lateral dan medial telapak kaki
– Bisa ada eritema

Seperti area di bawah jahitan ini


lho maksudnya
A. Cutaneous larva migrans

B. Infeksi Ancylostoma duodenale

C. Infeksi Taenia

D. Moccasin foot

E. Askariasis
167
Perempuan, berusia 20 tahun mengeluhkan tangan menjadi kemerahan dan perih sejak 1

minggu lalu. Pasien bekerja di salon sejak tahun lalu. Setiap hari, ia berhubungan dengan

alat-alat kosmetik dan cat pewarna rambut. Pada pemeriksaan, didapatkan papul eritema.

Diagnosis yang mungkin untuk pasien ini adalah ...

A. Dermatitis kontak alergi

B. Dermatitis kontak iritan

C. Atopi

D. Psoriasis

E. Urtikaria
Pembahasan
• Perempuan 20 tahun
– Tangan merah dan perih sejak 1 minggu
– Bekerja di salon setahun, keluhan muncul
seminggu, merah, gatal, papul eritema
• Berhubungan dengan alat-alat kosmetik
dan cat pewarna rambut
• Diagnosis ?
DKI VS DKA
DKA DKI
Etiologi Karet, logam, kosmetik, Baham kimia yang bersifat
perhiasan iritan: detergen, asam, dll

Lesi Gatal  nyeri Nyeri, perih  gatal


Eritema – papul -- vesikel – Eritema – vesikel – erosi-
erosi – krusta – skuama krusta - skuama

Batas Hanya pada yang terpajan Tegas, hanya pada yang


tapi papul bisa menyebar terpajan
Kronik: menyebar

Onset Lebih lamban 12-72 jam Cepat  beberapa jam


setelah pajanan setelah pajanan
Hanya pada yang sensitif Bisa terjadi pada siapa saja
terhadap agen pajanan
DKA karena lipstik

DKI karena sabun cuci


• Iritan: biasa terjadi karena zat-zat yang
“keras”, mengiritasi, mis: bahan-bahan kimia
• Biasanya, kasusnya…
– Ibu rumah tangga mencuci, pegawai salon,
pegawai pabrik  iritan
– Perhiasan baru, mencoba kosmetik baru 
alergi (tidak semua orang yg pake
perhiasan/kosmetik itu akan timbul lesi kan)
Tatalaksana
• Topikal
– Pelembab: krim hidrofilik urea 10%
– Kortikosteroid
• Sistemik
– Antihistamin
• Hidroksisin 2x25mg
• Loratadin 1x10mg
Pilihan Lain
• Atopi  tidak mendadak akut seminggu
• Psoriasis  skuama tebal
• Urtikaria  dominan gatal, biasanya bukan
karena pajanan kimia
A. Dermatitis kontak alergi

B.Dermatitis kontak iritan

C. Atopi

D.Psoriasis

E. Urtikaria
168
Perempuan usia 18 tahun mengeluhkan jerawat pada wajah saat
menstruasi. Pada PF didapatkan >10 komedo, 5 papul, 5 pustul. Diagnosis
yang mungkin untuk kasus ini adalah ...

A. Akne vulgaris derajat ringan

B. Akne vulgaris derajat sedang

C. Akne vulgaris derajat berat

D. Akne vulgaris derajat sangat berat

E. Akne vulgaris derajat ringan - sedang


Pembahasan
• Perempuan usia 18 tahun
– Jerawat pada wajah saat menstruasi
• PF  >10 komedo, 5 papul, 5 pustul
• Diagnosis?
Akne Vulgaris
• Peradangan folikel pilosebasea kronik
yang diinduksi dengan peningkatan
produksi sebum, perubahan pola
keratinisasi, peradangan, dan kolonisasi
Propionibacterium acnes
Klasifikasi Akne Vulgaris Hafalkan yang
ringan dan
berat saja. Kalau
• Ringan, bila: di luar itu, pasti
sedang
a. 5-10 lesi tak beradang pada satu predileksi
b. <5 lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi
c. <5 lesi beradang pada satu predileksi
• Sedang, bila:
a. >10 lesi tak beradang pada satu predileksi
b. 5-10 lesi tak beradang pada lebih dari satu predileksi
c. 5-10 lesi beradang ada satu predileksi
d. <5 lesi beradang pada lebih dari satu predileksi
• Berat, bila:
a. >10 lesi tak beradang pada lebih dari satu predileksi
b. >10 lesi beradang pada satu atau lebih predileksi
Ringan Berat

• 5-10 ; tak beradang ; 1 • >10 ; tak beradang ; >1


predileksi predileksi
• <5 ; tak beradang ; >1 • >10 ; beradang ; >1
predileksi predileksi
• <5 ; beradang ; 1 predileksi

• Tak beradang: komedo hitam, komedo putih,


papul
• Beradang: pustul, nodus, kista
komedo Akne papulopustular
Akne nodular-kistik
Tatalaksana
• Mengurangi produksi sebum
– Mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak
• Menjaga kebersihan
– Mencuci wajah
• Medikamentosa
– Topikal
• Bahan iritan: sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), as. salisilat (2-
5%), asam retinoat (0,025-0,1%)
• Antibiotik: oksitetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindamisin 1%
• Antiradang: hidrokortison 1%
– Sistemik
• Tetrasiklin 250 – 1000 g/hari
• Eritromisin 4x250 mg/hari
A. Akne vulgaris derajat ringan

B. Akne vulgaris derajat sedang

C. Akne vulgaris derajat berat

D. Akne vulgaris derajat sangat berat

E. Akne vulgaris derajat ringan - sedang


169
Laki-laki 20 tahun mengeluh kemerahan di punggung telapak tangan sejak 1 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien minum obat yang didapat dari puskesmas. Pasien
pernah mengalami hal serupa di tempat yang sama. Pada pemeriksaan, nampak
lesi numular yang hiperemis. Diagnosis kasus ini adalah....

A. Fixed drug eruption

B. Steven-Johnson syndrome

C. Toxic epidermal necrolysis

D. Alergi obat

E. Dermatitis numularis
Pembahasan
• Laki-laki 20 tahun
– Kemerahan di punggung telapak tangan sejak 1 hari
yang lalu.
– Sebelumnya pasien minum obat yang didapat dari
Puskesmas.
– Pernah mengalami hal serupa di tempat yang sama.
• Lesi numular yang hiperemis.
• Diagnosis?
Manifestasi di kulit akibat
alergi obat
• Fixed drup eruption
– Lesi eritematosa
– Dipicu oleh obat tertentu dan selalu muncul di lokasi
yang sama
• SSJ
– Eritema multiforme + keterlibatan mukosa + demam
– Mengenai <10% kulit dan mukosa
• TEN
– Eritema multiforme + keterlibatan mukosa + demam
– Mengenai >30% kulit dan mukosa
Manifestasi di kulit akibat
alergi obat
• Eksantema morbiliformis
– Muncul bercak-bercak merah di seluruh badan
• Urtikaria
– Edema lokal yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-lahan, meninggi, berwarna
pucat (di tengah) dan kemerahan
Pilihan Lain
• Dermatitis numularis
– Predileksi: tungkai bawah
– Gejala
• Lesi: papulovesikel eritema berbentuk koin yang
berbatas tegas, basah/oozing/madidans
• Lesi hilang timbul
• Gatal
A. Fixed drug eruption

B. Steven-Johnson syndrome

C. Toxic epidermal necrolysis

D. Alergi obat

E. Dermatitis numularis
170
Wanita 32 tahu saat ini hamil anak ke-2, datang dengan keluhan muncul bercak-bercak

kecokelatan di pipi, hidung dan di atas bibir. Rasa nyeri, gatal atau kemerahan disangkal.

Pasien bekerja di luar gedung, namun tidak pernah menggunakan tabir surya. Pada

pemeriksaan, didapatkan plak hiperpigmentasi, numular, multipel. Tatalaksana untuk kasus

ini adalah...

A. Dirujuk ke spesialis kulit untuk biopsi kemungkinan keganasan

B. Hidrokuinon krim 4%

C. Ketokonazol krim 2%

D. Hidrokortison krimm 2,5%

E. Betametason propionat krim 0,05%


Pembahasan
• Wanita 32 tahun
– Saat ini hamil anak ke-2
– Muncul bercak-bercak kecoklatan di pipi, hidung
dan di atas bibir.
– Rasa nyeri, gatal atau kemerahan disangkal.
– Pasien bekerja di luar gedung, namun tidak pernah
menggunakan tabir surya.
• Plak hiperpigmentasi, numular, multipel.

• Tatalaksana?
Melasma
• Hipermelanosis akibat faktor genetik, sinar
matahari dan hormonal (estrogen)
• Lesi berupa makula coklat di area yang
terkena sinar matahari (wajah)  hanya
gangguan estetik
Terapi
• Mencegah paparan
– Sinar matahari  memakai tabir surya
– Estrogen  mengganti penggunaan pil KB
• Hidrokuinon krim 2-4%  antipigmentasi lini 1
• Obat antipigmentasi lainnya
– Tretinoin 0,05%  derivat as. retinoat
– Azam azelaic 20%
• Kadang agen antipigmentasi dapat dikombinasikan
dan ditambahkan kortikosteroid topikal
A. Dirujuk ke spesialis kulit untuk biopsi
kemungkinan keganasan
B. Hidrokuinon krim 4%
C. Ketokonazol krim 2%
D. Hidrokortison krimm 2,5%
E. Betametason propionat krim 0,05%
171
Laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan pada alat kelamin. Sejak 2 bulan

terakhir, benjolan bertambah banyak. Pasien terdapat riwayat sering ke rumah pelacuran.

Pada pemeriksaan fisik penis, ditemukan papul dengan permukaan seperti jengger ayam

yang menyebar diskret. Apa diagnosis untuk kasus ini?

A. Kondiloma akuminata

B. Kondiloma lata

C. Veruka vulgaris

D. Moluskum kontagiosum

E. Liken planus
Pembahasan
• Laki-laki 27 tahun
– Benjolan pada alat kelamin
– Sejak 2 bulan
– Benjolan bertambah banyak
– Riwayat sering ke rumah pelacuran
• PF penis  papul dengan permukaan seperti
jengger ayam yang menyebar diskret

• Diagnosis?
IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


HPV/Kondiloma Akuminata
• HPV tipe 6 &11: kondiloma akuminata
• HPV tipe 16 & 18: kanker serviks

• Kutil yang tidak nyeri dan dapat


membesar mirip jengger ayam
• Predileksi: daerah yang terkena
trauma saat berhubungan
• Gatal, discharge, pendarahan
postkoitus
• Papul dengan permukaan datar,
verukosa, atau lobulated; multipel dan
tersebar diskret
Moluskum Kontagiosum
• Penyebab: Poxvirus
• Papul miliar atau lentikular, warna putih
seperti lilin, berbentuk kubah dengan lekukan
di tengah (delle). Bila dipijat, tampak keluar
massa warna putih seperti nasi.
Bingung ??
Kondiloma akuminata Moluskum kontagiosum
Etiologi HPV tipe 6 dan 11 Poxvirus
Khas • Kutil kelamin tidak nyeri • Delle
• Membesar mirip jengger • Dipijatkeluar massa putih
ayam mirip nasi
Tatalaksan Tinktura podofilin 10-25% Keluarkan badan molluskum
a Podofilotoksin 0,5% Elektrokauterisasi, bedah beku
Asam trikloroasetat/TCA 80-
90%
Salep asam salisilast 20-40%
Imiquimod 5%
Bedah
skapel/beku/litrik/laser
Pilihan lain
• Kondiloma lata
– Lesi mirip kondiloma
akuminata yang ditemui
pada sifilis II
• Veruka vulgaris
– Infeksi HPV 2 atau 4 pada
tubuh
• Liken planus
– Lesi inflamasi pada kulit
yang gatal
– Akibat autoimun
A.Kondiloma akuminata

B. Kondiloma lata

C. Veruka vulgaris

D.Moluskum kontagiosum

E. Liken planus
172
Bayi berusia 3 bulan dibawa ibunya dengan keluhan kulit mengelupas di hampir seluruh

tubuh sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan, didapatkan suhu 39oC. Pada pemeriksaan

dermatologis, ditemukan bula kendur, skuama dan erosi, serta kulit tampak mengelupas di

hampir seluruh tubuh. Diagnosis yang paling mungkin adalah...

A. Impetigo bulosa

B. Pemfigus vulgaris

C. Sindrom Stevens-Johnson

D. Toxic epidermal necrolysis

E. Staphylococcal scalded skin syndrome


Pembahasan
• Bayi berusia 3 bulan
– Kulit mengelupas di hampir seluruh tubuh
sejak 2 hari yang lalu
– Suhu 39oC
– Pada pemeriksaan dermatologis, ditemukan
bula kendur, skuama dan erosi, serta kulit
tampak mengelupas di hampir seluruh tubuh
• Diagnosis?
SSSS
• Etiologi: Staphylococcus aureus  toxin
yang eksfoliatif  epidermolisis

• Gejala
– Pada anak <5 th
– Demam
– Lesi eritema yang berubah menjadi bula,
kemudian mengering dan terjadi deskuamasi
– Tanda Nikolsky (+)
Tatalaksana
• Antibiotik sistemik
– Kloksasilin, klindamisin, atau sefalosporin
generasi I
• Dengan antibiotik adekuat akan sembuh
dalam 3-5 hari tanpa scar
SSSS
=
Staphylococcus
Semua-mengelupas
nikolSky
Sistemik-antibiotik
Pilihan lain
• Impetigo bulosa  bula berisi cairan, tidak
mengelupas seluruh tubuh
• Pemfigus vulgaris  autoimun, bula terasa
nyeri, keterlibatan mukosa, biasanya pada
lansia
• Sindrom Stevens-Johnson  riwayat minum
obat, keterlibatan mukosa
• Toxic epidermal necrolysis  riwayat minum
obat, keterlibatan mukosa
A. Impetigo bulosa

B. Pemfigus vulgaris

C. Sindrom Stevens-Johnson

D. Toxic epidermal necrolysis

E. Staphylococcal scalded skin syndrome


173
Laki-laki 27 tahun mengeluh nyeri dan terasa panas saat berkemih. Pasien
memiliki riwayat berhububgan seksual dengan PSK 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan diplokokus Gram negatif. Diagnosis kasus
ini adalah...

A. Herpes genital

B. Sifilis

C. Uretritis non gonorea

D. Limfogranuloma venerum

E. Uretritis gonorea
Pembahasan
• Laki-laki 27 tahun
– Nyeri dan terasa panas saat berkemih.
– Riwayat berhububgan seksual dengan PSK 1
bulan yang lalu.
• Hasil lab: diplokokus Gram negatif

• Diagnosis?
IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Uretritis
• Gejala
– Laki-laki
• Disuri, polikisuria
• Duh tubuh kental, warna putih atau kuning kehijauan,
kadang disertai darah
• Nyeri saat ereksi
– Perempuan
• Biasanya asimptomatik
• Duh tubuh kental, warna putih atau kuning kehijauan
Uretritis gonorea VS
Uretritis non-spesifik
• Gonorea  Neisseria gonorhea
• Non-spesifik  C. Trachomatis, Ureaplasma
urealyticum

• Mengapa perlu dibedakan? Karena tatalaksananya


berbeda

• Bagaimana cara membedakan?


– Pemeriksaan mikroskopik  GONOREA = diplokokus
Gram negatif
Pedoman IMS 2011. Kemenkes RI
Pedoman IMS 2011. Kemenkes RI
Fisiologis Gonore BV Kandidiosis Trikomoniasis

Keluhan Tidak ada Sering Keputihan Sensasi gatal, Keputihan


utama asimtomati berbau terbakar, berbau, disuria,
k pada busuk, keputihan pruritus,
wanita terutama spotting,
Kencing setelah serviks
nanah pada berhubungan stroberi
laki-laki
Keputihan Jernih Putih Tipis, putih Putih Kuning
kekuningan keabuan, menggumpal kehijauan,
jumlah >> jumlah >>
Whiff test (-) (-) (+) (-) Dapat (+)
Mikroskopi (-) diplokokus Clue cells, Hifa dan ragi Protozoa
s Gram leukosit berflagel
negatif
intraselular
Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. 2nd ed. Texas: The McGraw-Hill; 2012
Pilihan lain
• Herpes genital
– Vesikel-vesikel bergerombol yang akan pecah
menjadi ulkus
• Sifilis
– Ulkus durum yang diikuti dengan lesi kulit
• Limfogranuloma venerum
– Pembesaran KGB lokal, unilateral, nyeri
– Ulkus tidak nyeri
A. Herpes genital

B. Sifilis

C. Uretritis non gonorea

D. Limfogranuloma venerum

E. Uretritis gonorea
174
Perempuan berusia 18 tahun mengeluh jempol kuku kaki berwarna kuning.
Keluhan awalnya terjadi pada satu kuku jempol kaki, kemudian menyebar ke kuku
yang lain. Kuku menjadi mudah patah dan kasar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan. Penatalaksanaan yang sesuai adalah...

A. Salep kortikosteroid

B. Griseofulvin peroral

C. Salep griseofulvin

D. Antibiotik peroral

E. Salep antibiotik
Pembahasan
• Perempuan 18 tahun
– Jempol kuku kaki berwarna kuning.
– Awalnya terjadi pada satu kuku jempol kaki,
kemudian menyebar ke kuku yang lain.
– Kuku menjadi mudah patah dan kasar.
• PF  nyeri tekan
• Diagnosis  tinea unguium/onkomikosis

• Tatalaksana?
Tinea Unguium
Infeksi kuku oleh dermatofita. Ada 5 bentuk, yaitu:
• Onkomikosis subungual distalis
• Leukonikia trikofita (leukonikia mikotika)
• Onkomikosis subungual proksimal
• Onkomikosis endonyx
• Onkomikosis candida

• Tatalaksana menggunakan obat peroral


– Griseofulvin 3x250mg
– Itrakonazol 2x200mg
– Terbinafin 1x250mg
Onikomikosis Subungual
Distalis
• Terjadi onkolisis dan hiperkeratosis yang dimulai dari
distal ke proksimal
• Kuku menjadi kuning atau putih
• Kuku menjadi rapuh dan mudah hancur
Leukonikia trikofita
(leukonikia mikotika)
• Infeksi kuku di superfisial  permukaan
kuku berwarna putih
• Kuku menjadi kasar dan mudah patah
Onikomikosis Subungual
Proksimal
• Kerusakan kuku (nampak putih) proksimal yang
menjalar ke distal
• Biasanya disertai inflamasi jaringan sekitar kuku
Onikomikosis Endonyx
• Diskolorisasi kuku menjadi warna putih
Onikomikosis Candida
• Faktor risiko: imunodefisiensi, kandidosis
kutis kronik
• Total onkomikosis + inflamasi jaringan
sekitar kuku
Bedakan Onikomikosis dengan
Paronikia
• Paronikia = infeksi kulit di sekitar kuku
A. Salep kortikosteroid

B. Griseofulvin peroral

C. Salep griseofulvin

D. Antibiotik peroral

E. Salep antibiotik
175
Anak laki-laki 15 tahun datang dengan keluhan muncul luka yang sakit pada
tungkai dan siku. Pada pemeriksaan lokal, ditemukan likenifikasi, krusta, dan
nanah. Pasien memiliki riwayat alergi susu pada masa kecil dan ayah pasien
mempunyai riwayat asma. Diagnosis kasus ini adalah...

A. Neurodermatitis sirkumskripta

B. Dermatitis atopi dengan infeksi sekunder

C. Dermatitis kontak dengan infeksi

D. Liken simpleks kronik

E. Angioedema
Pembahasan
• Luka yang sakit pada tungkai dan siku.
• PF  likenifikasi, krusta, dan nanah.
• Pasien memiliki riwayat alergi susu pada
masa kecil dan ayah pasien mempunyai
riwayat asma.
• Diagnosis?
Dermatitis Atopi
• Bayi: wajah, pergelangan tangan dan kaki, lutut
• Anak: lipat siku dan lutut, fleksor, leher, kadang di wajah dan
kelopak mata
• Remaja dan dewasa: lipat siku dan lutut, leher, dahi dan
sekitar mata, tangan dan pergelangan tangan, bibir, kelamin,
puting susu, kulit kepala
Dermatitis Atopi
• Gatal
• Kulit kering
• Iktiosis : kulit seperti sisik ikan
• Gejala dan tanda atopi yang lain (asma,
rhinitis alergi, konjungtivitis alergi) pada
pasien atau keluarga
• Pencetus: emosi, bahan pakaian, dll
Tatalaksana
• Tidak memakai
– Pakaian ketat atau berbahan iritan (wol)
– Kosmetik, parfum, dan bahan iritan lainnya
• Menjaga kebersihan kulit dan pakaian
• Menjaga kelembaban kulit: hidrofilik urea 10%
• Kortikosteroid
– Kulit kepala: desonid krim 0,05%
– Likenifikasi: betametason valerat krim 0,1%
• Antihistamin
– CTM: 3x4 mg, Setirizin: 1x10 mg, loratadin: 1x10mg
• Pada kasus ini, predileksi adalah tungkai
dan siku  sesuai predileksi dermatitis
atopi pada remaja
• Riwayat alergi susu dan asma (ayah) 
mendukung dermatitis atopi

• Luka bernanah dan krusta  infeksi


sekunder
Pilihan lain
• Neurodermatitis sirkumskripta/liken simpleks
kronik (LSK)
– Gatal sekali  digaruk  ekskoriasi
– Plak eritematosa dan edema.
– Jika sudah lama, eritema dan edema menghilang. Lesi
tampak menebal, likenifikasi, dan berskuama
– BEDAKAN dengan neurodermatitis numularis =
dermatitis numularis
• Lesi basah seukuran koin, biasanya di kaki
• Angioedema
– Reaksi alergi berupa edema lapisan dermis,
subkutan, mukosa
– Dapat menyebabkan obstruksi jalan napas  gawat
Pilihan lain
• Dermatitis kontak dengan infeksi
– Riwayat kontak dengan alergen (DKA) atau
iritan (DKI)
A. Neurodermatitis sirkumskripta

B. Dermatitis atopi dengan infeksi sekunder

C. Dermatitis kontak dengan infeksi

D. Liken simpleks kronik

E. Angioedema
176
Laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD dengan luka bakar seluruh kepala, alis
hangus, kedua ekstremitas atas, dada, perut, kedua paha, suara crowing, dahak ada
arang. Pasien nampak sangat sesak. Tatalaksana awal yang perlu dilakukan
adalah...

A. Infus RL sesuai luas luka bakar

B. Pasang ventilator

C. Krikotiroidektomi

D. Balut luka bakar dengan kasa

E. Memberikan antibiotik yang sesuai


Pembahasan
• Laki-laki usia 30 tahun
– Luka bakar seluruh kepala, alis hangus, kedua
ekstremitas atas, dada, perut, kedua paha, suara
crowing, dahak ada arang
– Pasien nampak sangat sesak
• Tatalaksana awal?
Trauma Inhalasi
• Trauma inhalasi adalah salah satu keadaan GAWAT DARURAT
akibat kebakaran.

• Ciri dan gejala trauma inhalasi:


– Luka bakar di area wajah dan dada
– Bulu hidung terbakar
– Dahak mengandung arang
– Gangguan airway: suara napas abnormal
– Sesak

• Tatalaksana : ventilator
A. Infus RL sesuai luas luka bakar

B. Pasang ventilator

C. Krikotiroidektomi

D. Balut luka bakar dengan kasa

E. Memberikan antibiotik yang sesuai


177
Laki-laki 37 tahun datang dengan keluhan benjolan di pipi kiri yang semakin
membesar sejak 9 bulan yang lalu. Benjolan tidak nyeri. Pada pemeriksaan,
didapatkan benjolan berdiameter 2 cm, berbatas tegas, warna seperti kulit sekitar,
dan terdapat titik hitam di tengahnya. Diagnosis untuk kasus tersebut adalah...

A. Kista dermoid

B. Kista atheroma

C. Gigitan serangga

D. Lipoma

E. Ganglion
Pembahasan
• Laki-laki 37 tahun
– Benjolan di pipi kiri yang semakin membesar sejak
9 bulan yang lalu
– Benjolan tidak nyeri
• PF  benjolan berdiameter 2 cm, berbatas
tegas, warna seperti kulit sekitar, dan terdapat
titik hitam di tengahnya

• Diagnosis?
Kista Atheroma
(Kita Epidermoid)
• Penyebab: sumbatan kelenjar keringat
• Gejala
– Asimptomatik
– Massa berbatas tegas, mobile, ada pungta di
atasnya
A. Kista dermoid
B. Kista atheroma
C. Gigitan serangga
D. Lipoma
E. Ganglion
178
Laki-laki 46 tahun dengan keluhan bercak hitam menonjol pada punggung dengan

rambut di tengahnya. Bercak membesar, dengan tepi yang iregular dan warna yang

tidak seragam. Diagnosis yang paling tepat adalah...

A. Melasma

B. Nevus pigmentosa

C. Melanoma maligna

D. Karsinoma sel basal

E. Karsinoma sel skuamosa


Pembahasan
• Laki-laki 46 tahun
– Bercak hitam menonjol pada punggung
dengan rambut di tengahnya.
– Bercak membesar, dengan tepi yang iregular
dan warna yang tidak seragam
• Diagnosis?
3 Keganasan Kulit
tersering
Karsinoma
Skuamosa
Sel Karsinoma Sel Basal Melanoma

Plak atau tumor padat Papul atau nodus Asimetri: bentuk lesi
yang permukaannya mengkilap yang berubah asimetri
berbenjol-benjol dan menjadi lesi ulseratif dan Border: tepi tidak tegas
dapat ditemukan ulkus di destruktif (ulkus roden) Color: warna ireguler
atasnya Diameter: >6mm
Elevation: lesi meninggi
Melanoma Maligna
Pilihan Lain
• Melasma  bercak gelap karena UV
• Nevus pigmentosa  bercak berpigmen,
jinak (bedakan dengan MM dgn ABCDE)
• Karsinoma sel basal  menonjol mengkilap
• Karsinoma sel skuamosa  ulkus,
hiperkeratotik
A. Melasma

B. Nevus pigmentosa

C. Melanoma maligna

D. Karsinoma sel basal

E. Karsinoma sel skuamosa


179
Wanita 42 tahun mengeluh muncul bula di perut dan lengan. Lesi berwarna
kemerahan dan disertai keropeng. Mata mengeluarkan banyak cairan dan kotoran.
Pasien juga memiliki seriawan. Pada pemeriksaan, didapatkan tanda Nikolsky
positif. Diagnosis kasus ini adalah ....

A. SSJ

B. Pemfigoid bulosa

C. Impetigo krustosa

D. Pemfigus vulgaris

E. Streptococcal scalded skin syndrome


Pembahasan
• Wanita 42 tahun
– Bula di perut dan lengan
– Lesi kemerahan dan disertai keropeng
– Mata mengeluarkan banyak cairan dan kotoran.
– Pasien juga memiliki seriawan
• PF: tanda Nikolsky (+)
Pemfigus Vulgaris
• Penyakit autoimun berupa munculnya bula
di kulit dan mukosa
• Gejala
– Muncul bula di kulit dengan dasar eritematosa
– Bula dapat pecah menjadi erosi yang nyeri
– Bula pada mukosa biasanya tidak intak, tetapi
berbentuk erosi yang nyeri
– Nikolsky sign (+)
– Asboe-Hansen sign (+)
Pemfigus vulgaris
Nikolsky sign
• Bula diusap dengan lembut  lapisa teratas kulit
akan terlepas dari lapisan di bawahnya
• Pada: pemfigus, SSJ, TEN, Staphylococcal scalded
skin syndrome
Asboe-Hansen sign
• Tepi bula ditekan  bula akan meluas ke
daerah kulit yang sehat
Pilihan Lain
• SSJ
– Reaksi alergi obat
– Eksfoliasi kulit + mukosa

• Impetigo krustosa
– Lesi eritema dengan krusta kekuningan di
atasnya. Jika krusta diangkat, tampak erosi.
– Infeksi Streptococcus β-hemolyticus
Pilihan Lain
• Pemfigoid bulosa
– Mirip pemfigus bulosa, namun
nikolsky sign’s negatif
– Biasanya mengenai pasien >50
tahun

• Staphylococcal scalded skin


syndrome (tidak ada Streptococcal)
– Eksfoliasi generalisata akibat
toksin S. aureus
– Biasanya pada bayi
A. SSJ

B. Pemfigus bulosa

C. Impetigo krustosa

D. Pemfigus vulgaris

E. Streptococcal scalded skin syndrome


180
Laki-laki berusia 25 tahun mengeluh gatal di selangkangan sejak 1 minggu lalu.
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan lesi makula, plakat, eritema, dan
terdapat lesi-lesi lain di sekitarnya. Pada pemeriksaan mikroskopis dengan KOH,
gambaran yang didapatkan adalah...

A. Hifa sejati panjang

B. Hifa pendek bersekat

C. Blastospora

D. Hifa pendek tidak bersekat dengan spora

E. Spora bergerombol
Pembahasan
• Laki-laki 25 tahun
– Gatal di selangkangan sejak 1 minggu lalu.
• PF  lesi makula, plakat, eritema, dan
terdapat lesi-lesi lain di sekitarnya
• Diagnosis  kandidosis kutis
• Gambaran mikroskopis?
Di daerah lipatan

Lesi satelit

Eritematosa
Infeksi Kandida
• Kandida dapat menginfeksi
– Kulit  kandidosis kutis
– Mukosa oral  kandidiasis oral
– Kelamin  kandidiasis vaginali
Kandidosis Kutis
• Gejala
– Vesikel eritema yang berkonfluensi
– Lesi satelit
– Gatal
– KOH 10%  pseudohifa + blastospora
• Predileksi di tempat lembab  genitokruris, anal, aksila,
tangan dan kaki
• Pengobatan
– Flukonazol 1x100 mg (1-2 minggu)
– Itrakonazol 1x100 mg (1-2 minggu)
• Edukasi: jaga area lesi kering
Bedakan

Pitiriasis
Tinea Kandida
versikolor
• Hifa panjang • Pseudohifa • Hifa pendek
bersekat • Ragi/yeast • Ragi/yeast bulat
• Artospora = • Blastospora bergerombol
spora berderet • Spaghetti &
meatball
Pemeriksaan Lampu Wood
Pitiriasis
Tinea Eritrasma
versikolor
• Kuning • Kuning • Merah / coral
keemasan kehijauan red
Pilihan lain
• Hifa sejati panjang  tinea
• Hifa pendek bersekat  pitiriasis vesikolor
• Spora bergerombol  pitiriasis vesikolor
A. Hifa sejati panjang

B. Hifa pendek bersekat

C. Blastospora

D. Hifa pendek tidak bersekat dengan spora

E. Spora bergerombol
181
Jenazah bayi di tempat pembuangan sampah oleh polisi dan jenazah tersebut diantar ke rumah
sakit untuk diotopsi. Pada pemeriksaan ditemukan luka lecet berbentuk seperti bulan sabit di
sekitar mulut, hidung dan pipi, luka lecet berwarna kemerahan, perabaan kasar. Memar ditemukan
disekitar luka lecet dan selaput mukosa bibir. Wajah tampak gelap, sklera mata merah, mukosa
bibir dan ujung jari kebiruan. Ditemukan bendungan pembuluh darah di semua organ dalam. Pola
luka pada jenazah bayi tersebut adalah?

A. Pola luka akibat pencekikan

B. Pola luka akibat pemukulan

C. Pola luka akibat pembekapan

D. Pola luka akibat benturan

E. Pola luka akibat penganiayaan


Pembahasan
• Jenazah bayi ditempat pembuangan sampah dan diantar
ke RS untuk diotopsi
• Pemeriksaan Fisik: luka lecet berbentuk seperti bulan
sabit di sekitar mulut, hidung dan pipi, luka lecet
berwarna kemerahan, perabaan kasar. Memar 
disekitar luka lecet dan selaput mukosa bibir
• Wajah tampak gelap, sklera mata merah, mukosa bibir
dan ujung jari kebiruan. Ditemukan bendungan
pembuluh darah di semua organ dalam  asfiksia

• Pola luka pada jenazah bayi tersebut adalah?


Pembekapan
(Smothering)
• Penutupan lubang hidung dan mulut yang menghambat
pemasukan udara ke paru-paru
• Mekanisme kematian: asfiksia
– Tanda: perbendungan sirkulasi pada organ dalam, petekie,
darah lebih gelap dan encer, busa halus di sal. pernapasan
• Cara kematian:
– Bunuh diri
– Kecelakaan (neonatus yang mulutnya tertutup bantal)
– Pembunuhan (biasa terjadi pada kasus pembunuhan anak
sendiri/pada orang dewasa yang tidak berdaya)
• Temuan yang mungkin: luka lecet tekan/geser, goresan kuku
dan luka memar pada ujung hidung, bibir, pipi, dan dagu
Pencekikan
• Pencekikan: penekanan leher dengan tangan  dinding
saluran napas tertekan  penyempitan saluran napas 
udara tidak lewat
• Mekanisme kematian: asfiksia dan refleks vagal
• Pemeriksaan:
– Perbendungan pada muka dan kepala
– Adanya tanda kekerasan pada leher (luka lecet pada kulit,
berbentuk bulan dabit akibat penekanan kuku jari)
– Luka memar pada kulit akibat penekanan jari
– Fraktur tulang lidah
– Tanda asfiksia bila mekanisme kematiannya asfiksia
Kenapa bukan
pencekikan?
• Pada kasus tidak ada tanda-tanda kekerasan
pada leher
• Tanda-tanda yang ditemukan lebih cocok
dalam kasus pembekapan
A. Pola luka akibat pencekikan

B. Pola luka akibat pemukulan

C. Pola luka akibat pembekapan

D. Pola luka akibat benturan

E. Pola luka akibat penganiayaan


182
Sekelompok pemuda mengadakan pesta minuman keras dalam rangka merayakan kelulusan

dengan mengonsumsi oplosan yang berbahan dasar umbi-umbian. Awalnya mereka

merasakan sesak, pusing, dan mual, lalu terjadi penurunan kesadaran hingga akhirnya

meninggal. Penyebab kematian sekelompok pemuda tersebut adalah?

A. Keracunan H2S

B. Keracunan sianida

C. Keracunan CO

D. Keracunan CO2

E. Keracunan C2H5OH
Pembahasan
• Konsumsi oplosan yang berbahan dasar
umbi-umbian
• Awalnya mereka merasakan sesak, pusing,
dan mual, lalu terjadi penurunan kesadaran
hingga akhirnya meninggal

• Penyebab kematian sekelompok pemuda


tersebut adalah?
Intoksikasi HCN
• Asam sianida terkandung dalam singkong dan
merupakan penyebab keracunan singkong
• Kadar asam sianida berbeda berdasarkan jenis
singkong dan cara pengolahannya  merendam
dahulu dalam air akan mengurangi kadar asam
sianida
Intoksikasi HCN
• Asam sianida (HCN) dapat menyebabkan sianida
– Menganggu oksidasi jaringan karena mengikat enzim sitokrom
oksidase  oksigen tidak dapat digunakan oleh jaringan (anoksia
Histotoksik)  organ yang sensitif pada kondisi hipoksia akan
terpengaruh lebih dahulu sehingga gejala awal melibatkan
SSP/otak berupa kejang hingga gagal napas
• HCN bekerja sangat cepat, kematian dapat timbul dalam
beberapa menit, terutama bila dikonsumsi dalam kondisi
lambung kosong (kadar asam lambung tinggi)
• Detoksikasi oleh tubuh melalui hati, yaitu enzim transulfurase,
namun kerjanya lambat  dapat dipercepat dengan pemberian
sulfur
– Itulah sebabnya pada keracunan HCN diberikan natrium tiosulfat
Autopsi pada Intoksikasi
Sianida
1. Mata tampak terang, berkaca-kaca, dan
prominen dengan pupil dilatasi
2. Rahang tertutup rapat dan ada busa di
dalam mulut
3. Warna kulit setelah kematian menjadi
merah terang
4. Busa bercampur darah dapat ditemukan
pada trakea dan bronkus
Autopsi pada Intoksikasi
Sianida
5. Kongesti organ abdomen dan edema paru
6. Semua pembuluh darah di dalam tubuh,
termasuk vena, mengandung darah arteri
7. Mukosa lambung dan usus halus sering kali
berwarna merah dan mengalami kongesti
8. Garam sianida menimbulkan sedikit korosi
di mulut.
Dosis Fatal

Jenis Sianida Dosis Fatal Periode Fatal


Asam sianida 50-60 mg 2-10 menit
murni
Natrium sianida 200-300 mg 30 menit
atau kalium sianida
A. Keracunan H2S

B. Keracunan sianida

C. Keracunan CO

D. Keracunan CO2

E. Keracunan C2H5OH
183
Seorang anak laki-laki, usia 12 tauun dibawa ibunya ke Poliklinik Rumah Sakit dengan

keluhan nyeri saat BAB selama seminggu terakhir. Ibu mengatakan anaknya juga tampak

murung dan tidak mau bersekolah. Ibu pasien curiga terjadi pelecehan seksual oleh oknum

guru disekolahnya. Apa keterangan luka yang ditulis dalam Visum et Repertum?

A. Terdapat luka lecet pada anus dengan ukuran 1x1 cm

B. Terdapat luka lecet pada daerah pembuangan arah jam 12 ukuran 1x1 cm

C. Terdapat luka lecet, tepi tidak rata, menggaung, pada daerah pembuangan ukuran 1x1

cm

D. Terdapat luka lecet pada anus dengan ukuran 1x1cm dengan tepi menggaung tidak

rata

E. Tampak luka lecet pada kaki tangan


Pembahasan
• Anak laki-laki, 12 tahun
– Nyeri saat BAB  seminggu terakhir
– Tampak murung dan tidak mau bersekolah
– Ibu pasien  curiga pelecehan seksual
• Keterangan luka?
VeR
• Visum et Repertum adalah Laporan (jawaban) tertulis
dokter yang berdasarkan sumpah jabatan dan
keilmuannya, tentang obyek medik-forensik yang dilihat
dan diperiksa atas permintaan tertulis penyidik
berwenang, untuk kepentingan peradilan.
Jenis VeR
• VeR Hidup
– Definitif  seketika, pasien tidak memerlukan
rawat inap atau tindakan lain
– Sementara  pasien memerlukan rawat inap dan
pemeriksaan lanjutan
– Lanjutan  dibuat setelah pasien sembuh/pindah
RS/pindah dokter/pulang paksa
• VeR Jenazah
– Terhadap jenazah untuk mengetahui penyebab,
mekanisme dan cara kematian jenazah
Deskripsi Luka Oleh
Dokter
• Tidak boleh menggunakan istilah hukum, contoh :
diperkosa, dipukul, dianiaya
• Dalam membuat kesimpulan Visum et Repertum, hanya
dapat menggunakan istilah seperti “persetubuhan”
maupun “kekerasan tumpul”
• Tidak boleh pula seorang dokter menggunakan kata
seperti “tersangka”
Luka Akibat Benda
Tumpul
• Sebagian atau seluruh epitel kulit hilang

Luka Lecet
• Permukaan tertutup oleh eksudat  krusta
• Reaksi radang (+)
• Tidak meninggalkan jaringan parut

Luka • Jaringan subkutan mengalami kerusakan sehingga


pembuluh darah kapiler rusak dan pecah sehingga
darah meresap ke jaringan sekitar

Memar • Bengkak  merah kebiruan  biru kehitaman 


biru kehijauan  coklat  hilang

• Seluruh tebal kulit

Luka Robek
• Jika sembuh meninggalkan jaringan parut
Jenis Vulnus
• Vulnus laceratum
– Laserasi
• Vulnus ekskoriatum
– Luka lecet
• Vulnus punctum
– Luka tusuk
• Vulnus perforatum
– Luka tembus
A. Terdapat luka lecet pada anus dengan ukuran 1x1 cm

B. Terdapat luka lecet pada daerah pembuangan arah jam 12


ukuran 1x1 cm

C. Terdapat luka lecet, tepi tidak rata, menggaung, pada daerah


pembuangan ukuran 1x1 cm

D. Terdapat luka lecet pada anus dengan ukuran 1x1cm dengan tepi
menggaung tidak rata

E. Tampak luka lecet pada kaki tangan


184
Seorang pria ditemukan di pantai dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Mayat mengalami

pembusukan lanjut dan sudah terurai. Tidak ada yang mengaku mengenali korban. Polisi

membawa mayat tersebut ke RS umum terdapat untuk dilakukan identifikasi identitas.

Pemeriksaan yang paling tepat untuk mengetahui identitas korban jika masih dapat diteliti

adalah...

A. Sidik jari

B. Superimposisi wajah

C. Keterangan keluarga

D. Data medis

E. Properti pakaian
Pembahasan
• Pemeriksaan yang tepat untuk mengetahui
identitas korban jika masih dapat diteliti?
Identifikasi Forensik
• Usaha untuk mengetahui identitas
seseorang yang ditujukan untuk
kepentingan forensik (kepentingan proses
peradilan).
• Digunakan pada jenazah tidak dikenal,
jenazah membusuk, rusak, hangus,
potongan tubuh manusia, rangka,
penculikan anak, bayi tertukar, dan lain-lain.
Tujuan Identifikasi
Forensik
1. Kebutuhan etis dan kemanusiaan
2. Pemastian kematian seseorang secara
resmi dan yuridis
3. Pencatatan identitas untuk keperluan
administratif dan pemakaman
4. Pengurusan klaim di bidang hukum publik
dan perdata
Tujuan Identifikasi
Forensik
5. Pembuktian klaim asuransi, pensiun, dan
lain-lain
6. Upaya awal dalam suatu penyelidikan
kriminal
Dua Metode Identifikasi
Forensik
• Identifikasi komparatif
– Apabila tersedia data post-mortem
(pemeriksaan jenazah) dan ante-mortem (data
sebelum meninggal)
• Identifikasi rekonstruktif
– Apabila tidak tersedia data ante-mortem
Metode Identifikasi
Forensik
• Identifikasi/data primer
– Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu oleh
kriteria identifikasi lain. Artinya, ditemukan
satu metode identifikasi primer positif, berarti
identitas sudah dapat dipastikan. Tetapi tetap
lebih baik dengan minimal dua metode.
• Identifikasi/data sekunder
– Tidak dapat berdiri sendiri dan perlu dibantu
oleh kriteria identifikasi lain.
Identifikasi/Data Primer
1. Pemeriksaan DNA
– Diambil dari darah. Bila tidak bisa, diambil dari
tulang, kuku, dan rambut.
– Pemeriksaan DNA inti: dicocokkan dengan
istri/suami dan anak. Bila tidak ada, dicocokkan
dengan DNA orang tua.
– Pemeriksaan DNA mitokondrial: dilakukan bila
DNA korban tidak bisa dicocokkan dengan anak
dan istri/suami, atau orang tua. Dicocokkan dengan
saudara kandung seibu (DNA mitokondria
diturunkan dari ibu)
Identifikasi/Data Primer
2. Pemeriksaan sidik jari
– Membandingkan sidik jari jenazah dengan sidik
jari ante-mortem (sebelum kematian)
3. Pemeriksaan gigi
– Menggunakan odontogram, yaitu data tentang
jumlah bentuk, susunan, tambahan, protesis
gigi, dan sebagainya.
– Dibandingkan dengan data ante-mortem.
Identifikasi/Data
Sekunder
1. Metode identifikasi visual
– Memperlihatkan jenazah (yang masih bisa
dikenali wajah dan bentuk tubuhnya) pada
orang-orang yang kehilangan anggota keluarga
atau temannya.
– Faktor emosi dapat menimbulkan bias sehingga
bisa membenarkan atau menyangkal identitas
jenazah.
Identifikasi/Data
Sekunder
2. Metode identifikasi dokumen
– Pemeriksaan dokumen identitas (KTP, SIM,
Paspor, dll) yang ditemukan dalam pakaian
jenazah.
– Dokumen yang ada pada jenazah belum tentu
milik jenazah.
Identifikasi/Data
Sekunder
3. Metode identifikasi properti
– Melihat merek, nama pembuat, ukuran, inisial
nama pemilik, badge, dan lain-lain pada pakaian
dan perhiasan jenazah.
– Anggota tentara memiliki nama dan nomor
registrasi pokok (NRP) yang tertera pada kalung
logam yang dikenakan.
Identifikasi/Data
Sekunder
4. Metode identifikasi medik
– Dilakukan oleh tenaga ahli
– Dapat menggunakan sinar-X, USG, CT-scan,
laparoskopi, dan lain-lain bila perlu
– Menggunakan data umum dan khusus.
– Data umum: tinggi badan, berat badan, rambut,
mata, hidung, gigi, dan sebagainya.
– Data khusus: tato, tahi lalat, jaringan parut,
cacat kongenital, patah tulang, dan sebagainya.
Identifikasi/Data
Sekunder
5. Metode identifikasi serologik
– Menentukan golongan darah jenazah.
– Bila jenazah telah membusuk, dapat digunakan
rambut, kuku, dan tulang.
Identifikasi/Data
Sekunder
6. Metode identifikasi fotografi
– Menentukan identitas dengan
membandingkan dua foto yang diambil dari
sudut, posisi kepala, dan teknik foto yang
sama.
Identifikasi/Data
Sekunder
7. Metode identifikasi eksklusi
– Digunakan pada kecelakaan massal.
– Bila sebagian besar korban telah diketahui
identitasnya menggunakan metode lain dan sisa
korban belum dapat diketahui identitasnya
dengan metode lainnya, maka digunakan
metode eksklusi
Pemeriksaan Lainnya
• Identifikasi potongan tubuh manusia
• Identifikasi kerangka
Identifikasi Potongan
Tubuh
• Menentukan apakah potongan tubuh
berasal dari manusia atau hewan.
• Bila dari manusia, ditentukan apakah dari
tubuh yang sama atau tidak.
• Ditentukan juga jenis kelamin, ras, umur,
tinggi badan, cacat tubuh, penyakit yang
pernah diderita, dan cara pemotongan
tubuh.
Identifikasi Potongan
Tubuh
• Potongan tubuh dapat ditentukan apakah
dari manusia atau tidak dengan pengamatan
jaringan secara makroskopis, mikroskopis,
dan serologi (reaksi presipitin, yaitu reaksi
antigen-antibodi).
• Penentuan jenis kelamin diperkuat secara
mikroskopis dengan penemuan kromatin
seks wanita.
Identifikasi Kerangka
• Menentukan bahwa kerangka tersebut adalah
kerangka manusia, beserta dengan ras, jenis
kelamin, perkiraan umur dan tinggi badan, ciri-
ciri khusus, dan deformitas.
• Bila memungkinkan, dilakukan rekonstruksi
wajah.
• Tanda-tanda kekerasan pada tulang bisa
memperkirakan sebab kematian
Identifikasi Kerangka
• Perkiraan waktu kematian dapat dilakukan
dengan memperhatikan kekeringan tulang.
• Bila ada perkiraan bahwa kerangka berasal
dari seseorang tertentu, dapat dilakukan
pembandingan dengan data ante-mortem.
• Foto semasa hidup dapat dibandingkan dengan
foto Rontgen tengkorak yang dibuat berukuran
sama dan diambil dari sudut sama, kemudian
dicari kesamaannya. Teknik ini disebut dengan
metode superimposisi.
Metode Superimposisi
untuk Identifikasi
Kerangka
Pilihan Jawaban
• Pemeriksaan yang tepat adalah
pemeriksaan yang paling dapat diandalkan
untuk menentukan identitas jenazah, yaitu
data primer (sidik jari, DNA, dan profil gigi).
• Data primer yang ada dalam jawaban adalah
sidik jari.
• Pilihan lainnya adalah data sekunder.
A. Sidik jari

B. Superimposisi wajah

C. Keterangan keluarga

D. Data medis

E. Properti pakaian
185
Mekanisme kematian yang paling tepat pada seseorang yang mati
terkurung dan terbakar ditemukan luka bakar grade 2 adalah..

A. Syok hipovolemik akibat pengeluaran cairan lewat luka bakar

B. Syok neurogenik akibat nyeri yang dihasilkan oleh luka bakar

C. Syok kardiogenik karena hilangnya mineral dari dalam tubuh akibat


luka bakar

D. Anoksia akibat karbon monoksida

E. Reaksi anafilaksis akibat racun dalam asap


Pembahasan
• Mekanisme kematian yang paling tepat pada
seseorang yang mati terkurung dan
terbakar ditemukan luka bakar grade 2?
Penjelasan Kematian
• Perlukaan/penyakit yang menimbulkan
Penyebab kekacauan fisik sehingga berakibat kematian
• Ex : luka tembak, kanker, arteriosklerosis

• Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh penyebab


Mekanisme kematian
• Ex : perdarahan, kerusakan jaringan otak

Cara • Bagaimana penyebab kematian bisa terjadi


• Ex : pembunuhan, bunuh diri, wajar
A. Syok hipovolemik akibat pengeluaran cairan lewat luka bakar

B. Syok neurogenik akibat nyeri yang dihasilkan oleh luka bakar

C. Syok kardiogenik karena hilangnya mineral dari dalam tubuh akibat


luka bakar

D. Anoksia akibat karbon monoksida

E. Reaksi anafilaksis akibat racun dalam asap


186
Seorang dokter membuka praktik umum tanpa memiliki SIP.
Pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran...
A. Misconduct
B. Intentional
C. Nonfeasance
D. Misfeasance
E. Malfeasance
Malpraktik dapat berupa:

• Tindakan disengaja
(intentional/misconduct)
• Tindakan kelalaian (negligence)

Catatan: harus ada kerugian bagi pihak yang


mendapatkan tindakan (pasien).
Tindakan disengaja
(intentional/misconduct)
• Melanggar ketentuan etik, disiplin profesi, hukum administratif, hukum
pidana, atau perdata.
• Contoh:
– Sengaja merugikan pasien
– Fraud (penipuan)
– Penahanan pasien
– Pelanggaran kewajiban simpan rahasia kedokteran
– Aborsi ilegal
– Eutanasia
– Penyerangan seksual
– Keterangan palsu
– Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang belum
teruji
– Praktik tanpa SIP
– Praktik di luar kompetensi
Tindakan kelalaian
(negligence)
“Feasance” artinya “to do” atau “melakukan”.

• Nonfeasance (“non” artinya “tidak”): tenaga kesehatan


tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan
ATAU menunda penanganan secara berlebihan.
• Misfeasance (“mis” artinya “salah”): penanganan
dilakukan, tetapi tidak dengan prosedur yang benar.
• Malfeasance (“mal” artinya “jahat”): penanganan yang
diberikan salah dan menyalahi aturan yang ada.
Misfeasance VS
Malfeasance

Keadaan pasien makin buruk Keadaan pasien tanpa ditolong Keadaan pasien makin baik

MALfeasance Nonfeasance MISfeasance


A. Misconduct
B. Intentional
C. Nonfeasance
D. Misfeasance
E. Mallfeasance
187
Seorang pasien ingin mendapatkan keterangan dari dokter untuk
mengajukan klaim asuransi untuk biaya pengobatannya. Seminggu yang
lalu, pasien memang dirawat di rumah sakit dan ditangani oleh dokter
tersebut. Yang sebaiknya dilakukan dokter adalah...

A. Memberikan rekam medis

B. Memberikan resume medis

C. Tidak memberikan resume medis

D. Melaporkan ke komite etik

E. Memberikan kuitansi pengobatan


Pembahasan
• Pasien ingin mendapatkan keterangan dari
dokter untuk mengajukan klaim asuransi
untuk biaya pengobatannya
• Seminggu yang lalu, pasien memang dirawat
di rumah sakit dan ditangani oleh dokter
tersebut
• Yang sebaiknya dilakukan dokter?
Beda Rekam Medis dan
Resume Medis
• Isi dari rekam medis adalah milik pasien.
Namun secara fisik, rekam medis adalah
milik rumah sakit dan tidak diberikan
kepada pasien kecuali digunakan untuk
keperluan hukum (barang bukti)
• Resume medis adalah hak pasien, harus
diberikan kepada pasien setelah keluar
dari rumah sakit
A. Memberikan rekam medis

B. Memberikan resume medis

C. Tidak memberikan resume medis

D. Melaporkan ke komite etik

E. Memberikan kuitansi pengobatan


188
Seorang wanita, 56 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan pegal-pegal.

Pasien : Dok, saya ingin disuntik.

Dokter : Bu, setelah saya periksa, ibu tidak sakit, ibu hanya butuh istirahat saja.

Pasien : Tapi saya belum berobat kalau belum disuntik.

Dokter akhirnya menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi kesehatannya dan tetap tidak melakukan

keinginan pasien. Tindakan yang dilakukan oleh dokter sesuai dengan kaidah….

A. Autonomy

B. Quality of life

C. Patient preference

D. Contextual feature

E. Medical indication
Pembahasan
• Pasien tidak sakit tapi merasa belum
berobat jika belum disuntik
• Dokter akhirnya menjelaskan kepada pasien
mengenai kondisi kesehatannya dan tetap
tidak melakukan keinginan pasien
• Tindakan yang dilakukan oleh dokter sesuai
dengan kaidah ….
Etika Klinis
• Medical Indication
– Terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai
– Kaidah yang digunakan adalah beneficence dan non-maleficence
• Patient Preference
– Terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang
akan diterima
– Kaidah yang digunakan adalah autonomi
• Quality of Life
– Memperbaiki, menjaga, atau meningkatkan kualitas hidup pasein
– Kaidah yang digunakan adalah beneficence, non-maleficence, &
autonomi
• Contextual Features
– Menyangkut aspek non-medis yang mempengaruhi pembuatan
keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya
– Kaidah yang digunakan adalah justice
A. Autonomy
B. Quality of life
C. Patient preference
D.Contextual feature
E. Medical indication
189
Seorang pasien laki-laki, 25 tahun, dibawa polisi dalam keadaan tidak
sadar setelah kecelakaan lalu lintas. Dokter segera melakukan pembidaian
dan penanganan awal. Prinsip yang diterapkan dokter adalah ....

A. Beneficence

B. Autonomy

C. Non-maleficence

D. Justice

E. Verability
Pembahasan
• Pasien laki-laki
• Dibawa polisi dalam keadaan tidak sadar
setelah kecelakaan lalu lintas
• Dokter segera melakukan pembidaian dan
penanganan awal
• Prinsip yang diterapkan?
Kaidah Dasar Bioetik
(Prima Facie)
• Beneficence (beneficence = benefit)
– Memberikan yang terbaik kepada pasien.
– Jika dokter tidak melakukan beneficence, pasien
tidak celaka, tetapi pasien tidak mendapat yang
terbaik.

• Non-maleficence (non = tidak ; maleficence = jahat)


– Tidak menyakiti atau melakukan apa pun yang
merugikan pasien sama sekali.
– Jika dokter tidak melakukan non-maleficence,
pasien akan celaka
Kaidah Dasar Bioetik
(Prima Facie)
• Autonomy
– Pasien menentukan terapi atas kehendaknya
sendiri

• Justice (justice = adil)


– Memberikan perlakuan secara adil. Artinya adil:
• Tidak membeda-bedakan berdasarkan tua-muda, kaya-
miskin, agama, suku, ras, dan lain-lain.
• Melihat kepentingan bersama terlebih dahulu di atas
kepentingan perorangan.
• Memberi sesuai kebutuhan, bukan membagi sama rata.
Pembahasan
• Dokter segera melakukan pembidaian dan
penanganan awal  non-maleficence karena
menghindarkan pasien dari kondisi lebih
buruk apabila tidak segera ditangani.
Pilihan Lain
• Verability  daya uji (tidak berhubungan
dengan etika)
A. Beneficence
B. Autonomy
C. Non-maleficence
D. Justice
E. Verability
190
Seorang laki-laki 45 tahun dengan sesak nafas periksa di UGD. Ketika dokter menanyakan

apa yang terjadi, pasien langsung membuka kancing baju tanpa menjawab pertanyaan

dokter. Dokter berkata, “Maaf pak, saya periksa dadanya ya..” tanpa menunggu jawaban

pasien, dokter langsung melakukan pemeriksaan fisik seperlunya. Apakah istilah paling tepat

terkait persetujuan tindakan medis yang digambarkan pada kasus?

A. Expressed consent

B. Implied consent

C. Informed consent

D. Presumed consent

E. Mandatory consent
Pembahasan
• Saat dokter akan memeriksa dada, pasien
langsung membuka kancing baju.

• Istilah terkait persetujuan tindakan medis


tersebut?
Informed Consent
• Informed: telah mendapatkan informasi
• Consent: memberikan persetujuan/izin

• Jadi informed consent adalah persetujuan dari


pasien atau keluarga/walinya yang diberikan
secara bebas, sadar, dan rasional, setelah ia
mendapatkan informasi dari dokter.
• Harus ada unsur kerelaan dan memahami.
Siapa yang kompeten
memberikan informed consent?
• Pasien yang:
– Dewasa (> 18 tahun) atau telah menikah
– Dalam keadaan sadar (compos mentis dan tidak
ada gangguan kejiwaan)
• Jika tidak memenuhi syarat di atas, keluarga
atau wali dari pasien yang belum dewasa
dapat memberikan informed consent.
Proxy Consent
• Consent yang tidak diberikan oleh pasien
sendiri, dengan syarat pasien tidak dapat
memberikan consent secara pribadi.
• Urutan proxy consent:
– Suami/istri (kalau sudah menikah)
– Ayah/ibu kandung (ayah/ibu adopsi jika tidak ada
kandung)
– Anak-anak kandung
– Saudara-saudara kandung
Bentuk Informed Consent
Expressed Consent
• Pasien menunjukkan persetujuannya secara lisan dan tertulis.

Implied Consent
• Pasien menunjukkan persetujuan dari tingkah lakunya, mis. mengangguk.

Informed Consent
• Persetujuan yang diberikan setelah diberi penjelasan mengenai tindakan, tujuan, dan
efek samping. Biasanya untuk tindakan medis tertentu dan umumnya tertulis.
Presumed Consent
• Dokter menganggap pasien memberi persetujuan meskipun pasien tidak menunjukkan
baik secara expressed atau implied (pasien tidak menolak, jadi dianggap menerima).
Mandatory Consent
• Keadaan-keadaan yang mutlak dokter tidak boleh melakukan apa pun sebelum ada
persetujuan.
A. Expressed consent

B. Implied consent

C. Informed consent

D. Presumed consent

E. Mandatory consent
191
Seorang dokter memiliki penelitian yang membandingkan efektifitas
pemberian Vitamin A 100.000 IU dengan 200.000 IU pada xeropthalmia
balita. Studi yang tepat digunakan oleh dokter tersebut adalah…

A. Case control

B. Experimental lab

C. Observasional

D. Kohort

E. Randomized control trial


Pembahasan
• Penelitian: efektifitas pemberian vitamin A
beda dosis dengan pada xeroftalmia balita

• Studi yang digunakan?


Studi Observasional
• Case Reports  ini sama seperti presentasi kasus yang
disajikan oleh koas. Derajat sangat rendah karena hanya
satu kasus
• Case SERIES  ya inget-inget aja namanya. Karena ada
series  kumpulan beberapa kasus yang poinnya sama
• Cross Sectional (potong lintang)  paling sering
digunakan.
– Namanya potong lintang karena peneliti mengambil di satu
potongan waktu tertentu.
– Ingat! Pengambilan data di waktu yang sama dan TIDAK
DIBANDINGKAN DENGAN WAKTU YANG BERBEDA!
– Biasanya untuk epidemiologi
– Tidak dapat digunakan sebagai sebab-akibat, hanya digunakan
Studi Observasional
• Case control  untuk kasus yang jarang
– Karena kasusnya jarang  sekarang diambil yang
sakit dan gak sakit  dibandingin terhadap faktor
risiko tertentu
– Kenapa harus nyari yang sakit dan gak sakit? Kalau
nunggu kelompok itu sampai sakit  lama bro!
– Karena kita ambil dua waktu yang berbeda 
sekarang (sakit dan nggak sakit) dan dulu (faktor
risiko)  bisa untuk mencari hubungan sebab akibat
– Nilai yang digunakan  OR
Studi Observasional
• Cohort  jenis yang paling tinggi di studi
observasional
– Penelitian ini tidak liat belakang atau tidak
lihat dulu, tapi liat ke depan
– Jadi mulai dari orang yang punya faktor risiko
dan tidak punya faktor risiko, kemudian
dilihat hingga waktu tertentu dan dilihat sakit
dan tidak sakit
– Bisa digunakan untuk melihat sebab akibat
– Nilai yang digunakan  RR
Studi Eksperimental
• Yang paling banyak digunakan adalah Randomized
Control Trial (RCT). Hampir sama seperti cohort,
tapi ada intervensi
Pembahasan
• Dokter pada kasus ini ingin mengetahui efektivitas
tentang suatu pengobatan, yaitu pemberian vitamin
A beda dosis.
• Ketika ingin mengetahui efektivitas obat, lebih baik
kita menggunakan dua kelompok, yaitu dosis
100.000 IU dan 200.000 IU. Intervensi yang
diberikan berdasarkan pada masing-masing
kelompok tersebut.
• Oleh karena itu, studi observasional bukan menjadi
pilihan untuk penelitian ini. Yang paling bagus
adalah RCT.
A. Case control

B. Experimental lab

C. Observasional

D. Kohort

E. Randomized control trial


192
Seorang dokter ingin menguji pemeriksaan baru (A). Baku
emas untuk diagnosis adalah B. 100 pasien terdiagnosis
penyakit oleh cara B. Dan dari 100 pasien tersebut melalui
pemeriksaan baru (A) ditemukan 60 penyakit. Sementara
dari 200 orang yang tak terdiagnosis penyakit oleh cara B,
dengan pemeriksaan baru (A) menghasilkan 150 pasien tidak
berpenyakit tersebut. Berapakah spesifisitas pemeriksaan
baru (A)?
A. 90%
B. 75%
C. 60%
D. 62,5%
E. 40%
Pembahasan
• Penelitian diagnostik:
– 100 pasien terdiagnosis penyakit oleh cara B.
– Dari 100 pasien tersebut melalui pemeriksaan baru
(A) ditemukan 60 penyakit.
– 200 orang tak terdiagnosis penyakit oleh cara B,
– Dari 200 orang tersebut dengan pemeriksaan baru
(A) menghasilkan 150 pasien tidak berpenyakit

• Spesifisitas?
Perhitungan untuk Uji
Diagnostik
Gold Standard
+ -
Uji
+ 60 50
Diagnostik
_ 40 150

𝐴 𝐴
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = 𝑃𝑃𝑉 =
𝐴+𝐶 𝐴+𝐵

𝐷 𝐷
𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = 𝑁𝑃𝑉 =
𝐵+𝐷 𝐶+𝐷
A. 90%

B. 75%

C. 60%

D. 62,5%

E. 40%
193
Dilakukan penelitian tentang perbedaan kadar kolesterol laki-laki yang
tinggal di desa dan kota. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah...

A. Normalitas

B. Uji Z

C. Uji T

D. Korelasi Spearman

E. Korelasi Pearson
Pembahasan
• Penelitian: perbedaan kadar kolesterol laki-
laki di desa dan kota

• Uji yang digunakan?


Pembahasan
• Variabel bebas pada soal ini adalah kota dan
desa yang merupakan kategorik 2 variabel
• Variabel terikat adalah kadar kolesterol
yang merupakan data numerik tidak
berpasangan
• Uji kategorik-numerik adalah uji T
A. Normalitas

B. Uji Z

C. Uji T

D. Korelasi Spearman

E. Korelasi Pearson
194
Suatu penelitian ingin meneliti hubungan antara penggunaan kelambu dengan obat nyamuk

oleh sebagai pencegahan penyakit DB. Variabel penggunaan kelambu dikelompokkan

menjadi menggunakan kelambu dan tidak menggunakan kelambu. Variabel obat nyamuk

oles dibagi menjadi menggunakan obat nyamuk oles dan tidak menggunakan obat nyamuk

oles. Uji statistik apa yang digunakan?

A. Uji T

B. Chi-square

C. Regresi linier

D. ANOVA

E. Uji Fisher
Bingung cara hafalinnya?
• Categoric – Categoric (tidak berpasangan)
 Chi-square
(Butuh syarat  tidak terpenuhi  F*ck it!
Pakai Fisher!)
• Categoric – Categoric (berpasangan) 
McNemar
(Cara hafalnya  MC  Masangin
Categoric)
• Categoric – Numeric (2 variabel)  T-Test (Bisa
berpasangan atau tidak)
(Cara hafalnya  Tetek punya ukuran bra yang
berupa angka dan bukan angka, contoh: 36B)
• Syarat diatas harus terdistribusi normal  jika
tidak:
– Tidak berpasangan  Mann-Whitney
(No Normal  Numerik 2 variabel)
– Berpasangan  Wilcoxon
Bingung cara hafalinnya?
• Categoric – Numeric (>2 variabel)  Anova
(Bisa berpasangan atau tidak)
Syarat diatas harus terdistribusi normal 
jika tidak:
– Tidak berpasangan  Kruskal-Wallis
– Berpasangan  Friedman
Bingung cara hafalinnya?
• Numeric – Numeric  Pearson
(Cara hafalnya  Nenen buat anak laki-laki 
Son)
Syarat diatas harus
terdistribusi normal 
jika tidak: Spearman
Kalau anak laki-laki
(Son) nggak bisa 
harus andelin seorang
pria (Man)
Pembahasan
• Variabel independent adalah kelambu, tidak
kelambu, obat nyamuk, dan tidak obat
nyamuk  kategorik
• Variabel dependent adalah DBD dan tidak
DBD
• Kategorik-kategorik  chi-square
A. Uji T

B. Chi-square

C. Regresi linier

D. ANOVA

E. Uji Fisher
195
Seorang dokter ingin melakukan penelitian mengenai penggunaan dua jenis obat
PPI (A dan B) terhadap masing-masing 10 pasien gastritis fungsional yang datang
ke poli RS dalam 1 bulan. Apakah populasi penelitian tersebut?

A. Obat PPI

B. Efektifitas obat PPI

C. 10 pasien gastritis fungsional

D. 20 pasien gastritis fungsional

E. Semua pasien yang dating ke RS dalam 1 bulan dengan diagnosis gastritis


fungsional
Pembahasan
• Penelitian: Penggunaan 2 jenis PPI pada 10
pasien di poli selama 1 bulan

• Populasi pada penelitian ini?


Populasi dalam Penelitian
• Populasi Target  hasil penelitian ini mau diaplikasikan
kemana?
• Populasi Terjangkau  populasi yang bisa dijangkau oleh
peneliti
• Sampel  Populasi terjangkau yang sudah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi

Populasi target : pasien gastritis fungsional


Populasi terjangkau : pasien gastritis fungsional yang dating ke RS
dalam 1 bulan terakhir
Sampel : 10 pasien yang termasuk kriteria inklusi
dan eksklusi
A. Obat PPI
B. Efektifitas obat PPI
C. 10 pasien gastritis fungsional
D. 20 pasien gastritis fungsional
E. Semua pasien yang datang ke RS dalam 1 bulan
dengan diagnosis gastritis fungsional
196
Seorang dokter memberi penjelasan tentang penyakit pasien, memberi terapi
sesuai ketentuan dan memeriksakan ke laboratorium serta
memberi edukasi. Hal ini termasuk pencegahan level apa?

A. Primer

B. Sekunder

C. Tersier

D. Primordial

E. Promotion
Pembahasan
• Seorang dokter memberi penjelasan tentang
penyakit pasien, memberi terapi sesuai
ketentuan dan memeriksakan ke
laboratorium serta
memberi edukasi

• Tipe pencegahan?
Level of Prevention
Primer

• sebelum penyakit
• HP health promotion, SP specific protection
• promosi hidup sehat, imunisasi

Sekunder

• sudah ada penyakit tapi masih asimtomatik


• ED early diagnosis DAN PT prompt treatment
• mamografi untuk deteksi Ca, penanganan DM sebelum komplikasi

Tersier

• sudah ada penyakit tapi tapi dicegah supaya tidak progresif, mencegah komplikasi
menjadi parah, meningkatkan kualitas hidup
• DL disability limitation, R rehabilitation
• pencegahan ulkus diabetik menjadi lebih parah, rehabilitasi pasien PPOK
Pembahasan
• Ingat! Saat ini pasien sudah memiliki
penyakit. Jadi mudahnya primer sudah tidak
bisa lagi. Jadi ya ke pencegahan sekunder.
A. Primer

B. Sekunder

C. Tersier

D. Primordial

E. Promotion
197
Jumlah penduduk suatu desa berjumlah 65.000 peduduk. Jumlah
kematian 290 jiwa. Menurut data tersebut, angka 290/65.000
merupakan..
A. Crude death rate
B. Crude death ratio
C. Specific death rate
D. Mortality rate
E. Total death ratio
Penghitungan
• Angka kematian kasar/crude death rate
– Jumlah kematian dibagi jumlah penduduk per 1000
penduduk.
• Case fatality rasio/case fatality rate
– Jumlah kematian dibagi dengan jumlah seluruh pasien
yang memiliki penyakit yang sama.
– Misalkan ada 9 pasien TB yang meninggal di antara 100
pasien TB, maka case fatality rate sebesar 9%
• Mortality rate
– Jumlah kematian pada populasi khusus dengan skala
jumlah populasi atau unit waktu tertentu
Penghitungan
• Spesific death rate
– Cause specific death rate: jumlah kematian
dengan penyebab kematian yang sama
– Age specific death rate: jumlah kematian per
tahun per 1000 orang yang memiliki usia yang
sama
A. Crude death rate

B. Crude death ratio

C. Specific death rate

D. Mortality rate

E. Total death ratio


198
Seorang laki-laki bekerja pada perusahaan pengaspalan sejak 13 tahun yang lalu.
Saat ini pasien mengeluh adanya rasa kebas pada tangan kedua tangan disertai
kekuatan mengenggam yang lemah. Termasuk tipe hazard apa yang dialami
pasien?

A. Biological hazards

B. Physical hazards

C. Chemical hazards

D. Social hazards

E. Psychosocial hazards
Pembahasan
• Seorang laki-laki bekerja di bidang
pengaspalan
• Ada keluhan rasa kebas pada tangan dan
kekuatan menggenggam yang lemah

• Tipe hazard?
BAHAYA POTENSIAL
FISIK • Radiasi, temperatur, bunyi, listrik

KIMIA • Zat kimia

BIOLOGI • Gigitan hewan, darah, penyakit menular

Psikososial • Depresi, stress, “bully”

Ergonomi • Postur, gerakan


Pembahasan
• Pasien saat ini memiliki keluhan kekuatan
menggenggam yang berkurang disertai rasa
kebas dengan riwayat pasien bekerja di bagian
pengaspalan  bahaya potensial yang
didapatkan seharusnya ergonomic
• Pilihan ergonomic pada soal ini tidak ada 
yang paling mendekati adalah fisik karena
dengan adanya bahaya potensial fisik memaksa
ergonomic pasien sedemikian rupa sehingga
timbul keluhan mengarah ke CTS
A. Biological hazards

B. Physical hazards

C. Chemical hazards

D. Social hazards

E. Psychosocial hazards
199
Seorang dokter sedang mendapat internship di NTB. Setelah internshipnya selesai,
dokter tersebut berencana balik ke pulau jawa dan tidak ingin praktek disitu lagi.
Oleh karena itu dokter tersebut berencana merujuk pasiennya ke dokter
pengganti. Apa jenis rujukan pada kasus ini?

A. Interval referral

B. Split referral

C. Collateral referral

D. Cross referral

E. Progressive referral
Pembahasan
• Seorang dokter ingin merujuk pasiennya ke
dokter pengganti karena pindah kota.

• Jenis rujukan?
Jenis Rujukan Antar-
Dokter
• Interval: ke satu dokter lain, dalam jangka
waktu tertentu tanpa dokter primer.
• Split: ke beberapa dokter lain, dalam jangka
waktu tertentu tanpa dokter primer.
• Collateral: ke dokter lain untuk masalah
kesehatan tertentu sambil dirawat juga oleh
dokter primer.
• Cross: alih rawat
A. Interval referral

B. Split referral

C. Collateral referral

D. Cross referral

E. Progressive referral
200
Seorang pasien ingin menjalani pengobatan namun tidak paham tentang
perbedaan JKN dan BPJS. Perbedaan keduanya adalah…

A. JKN lebih tinggi dari BPJS

B. BPJS lebih tinggi dari JKN

C. JKN adalah program, BPJS adalah badan penyelenggara

D. BPJS adalah program, JKN yang melaksanakan

E. JKN dibuat oleh BPJS sebagai asuransi kesehatan


Definisi
• Jaminan Kesehatan Nasional/JKN
– Program pemerintah yang bertujuan memberikan
kepastian jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia
– JKN merupakan bagian dari SJSN (Sistem Jaminan
Sosial Nasional)

• Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


– Badan hukum publik yang bertanggung jawab
langsung ke presiden untuk menyelenggarakan
SJSN (termasuk di dalamnya JKN)
Diskusi
• JKN dibuat oleh BPJS sebagai asuransi
kesehatan

Pilihan ini salah karena JKN dibuat oleh


NEGARA (berdasarkan UU No. 40 th 2004)
dan dilaksanakan/diselenggarakan oleh BPJS
A. JKN lebih tinggi dari BPJS
B. BPJS lebih tinggi dari JKN
C. JKN adalah program, BPJS adalah badan
penyelenggara
D. BPJS adalah program, JKN yang melaksanakan
E. JKN dibuat oleh BPJS sebagai asuransi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai