Anda di halaman 1dari 1

Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

EVALUASI
EVALUASIpelaporan
Pelaporan kasus
kasus dbd
dbdKOTA
KOTAMAGELANG
MAGELANG TAHUN
TAHUN 2016
2016
1 1 2
Hary
HarySatrisno
Satrisno,1,Riris
RirisAndono
AndonoAhmad
Ahmad,2,Adi
AdiIsworo
Isworo3
1. Mahasiswa FETP IKM-FKKMK UGM 2. FETP IKM-FKKMK UGM 3. Poltekkes Kemenkes Semarang
1. Mahasiswa FETP IKM-FKKMK UGM Yogyakarta 2. FETP IKM-FKKMK UGM Yogyakarta 3. Poltekkes Kemenkes Semarang

Latar Belakang Metode Hasil


Hasil
Studi evaluasi menggunakan metode Laporan DBD dikirimkan RS ke Dinas
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Laporan DBD dikirimkan RS ke Dinas
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus deskriptif analitik, pengumpulan data primer Kesehatan Kota Magelang, puskesmas
Kesehatan Kota Magelang, puskesmas
dengue yang tergolong Arthropod-Borne dilakukan di Dinas Kesehatan, lima mendapatkan
mendapatkaninformasi
informasikasus kasusDBDDBDdaridari
Dinas
Virus, genus Flavivirus, dan famili puskesmas dan satu rumah sakit yang ada Kesehatan
Dinas Kesehatandan dan selanjutnya dilakukan
selanjutnya dilakukan
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan di Kota Magelang. Pengumpulan data penyelidikan epidemiologi (Gambar laporan
4).
penyelidikan epidemiologi. Kelengkapan
nyamuk daridari genus
genusAedesAedesSp., Sp.,
yaituterutama
Aedes dilakukan melalui wawancara menggunakan Kelengkapan
kuesioner dan observasional. Subyek DBD dari RS kelaporan DBD dari RSsebesar
Dinas Kesehatan ke Dinas100%
aegypti aegypti
Aedes (vektor atau primer)
Aedesataualbopictus.
Aedes Kesehatan sebesar 100% dengan ketepatan
albopictus DBD
Penyakit (vektordapat
sekunder).
munculPenyakit
sepanjang
DBD evaluasi ini adalah penanggung jawab dengan ketepatan sebesar 51,28%.
sebesar 51,28% (Gambar 5).
Gambar 2. Angka
program IR dan CFR Kota Magelang
pengendalian DBD Tahun
di Kota
dapat muncul
tahun dan dapatsepanjang menyerang
tahun danseluruhdapat Keterlambatan
Keterlambatanpelaporan
pelaporankasus kasus DBD
DBD oleh
oleh RS
menyerangumur.
kelompok seluruh kelompok umur. Magelang2014-2016
sebagai informan sebanyak tujuh disebabkan keterlambatan
RS disebabkan informasi
keterlambatan diagnosis
informasi
orang. Variabel yang di evaluasi berupa
DBD masih
di Indonesia
merupakan merupakan
salah satu salah
masalah
satu Metode
ketepatan dan kelengkapan laporan kasus.
diagnosis
DBD DBDperawatan
dari ruang dari ruang perawatan
ke petugas ke
surveilans
kesehatanendemis
penyakit bagi beberapa
dengankabupaten/kota
angka kesakitan di petugas
Data yang dikumpulkan kemudian diolah RS, selain itusurveilans
dikarenakan RS, selain petugas
keterbatasan itu
Jawa cenderung
yang Tengah, angka meningkat
Incidence
dari Rate
tahun(IR)ke Studi evaluasi menggunakan metode dikarenakan keterbatasan petugas
dan Case
tahun. KasusFatality
DBDRatedi Provinsi
(CFR) Provinsi
Jawa Tengah Jawa dengan menggunakan salah satu aplikasi surveilans RS. Laporan kasus DBD tidak
deskriptif analitik, pengumpulan data surveilans RS. Laporan kasus DBD tidak
Tengah hampir
juga terjadi berfluktuasi
terdapat setiap di setiap
tahun analisis statistik dan kemudian hasilnya ditembuskan
ditembuskan ke puskesmas disebabkan
ke puskesmas disebabkan
primer dilakukan pada lima puskesmas dan
(Gambar 1).
kabupaten/kota dengan angka insidence dikelompokkan berdasarkan komponen ketidaktahuan
ketidaktahuanpetugas
petugassurveilans
surveilanstentang
tentangalur
satu rumah sakit melalui wawancara
Kota(IR)
rate Magelang
dan Case merupakan
Fatality Rate salah
(CFR) yangsatu yang di evaluasi. alur pelaporan kasus Pelaporan
DBD. Gambar. 5 Ketepatan
menggunakan kuesioner dan observasional pelaporan kasus DBD. kasus DBD oleh Gambar 5. Ketepatan dan
dan kelengkapan
kelengkapan Laporan DBD
kasus DBD Kota
kabupaten/kota
berfluktuasi setiap
yang
tahunselalu
(Gambar
terdapat
1). kasus Pelaporan kasus Kota Magelang Tahun 2016
pada informan sebanyak tujuh orang. puskesmas tidakDBDdapat
oleh puskesmas
dihitungtidak baik Magelang Tahun 2016
DBD setiap
Kota Magelang
tahunnya merupakan
dengan angka salah IR yang
satu dapat dihitung baik kelengkapan maupun
berfluktuasi danyang
kabupaten/kota CFRselaluyang
terdapat
cenderung
kasus
Variabel yang di evaluasi berupa ketepatan
dan kelengkapan laporan kasus DBD Tahun
kelengkapan
ketepatan, maupun ketepatan, hanya
karena puskesmas karena Kesimpulan
Kesimpulan
meningkat
DBD dengan(Gambar
angka 2). IR yang berfluktuasi 2016. puskesmas
menerimahanya menerima
informasi laporan informasi
kasus DBD laporan
dari
Sistem
dan CFR surveilans
cenderung meningkat
DBD dilaksanakan
dari tahun RS melalui
kasus Dinas
DBD dari Kesehatan.
RS melalui Dinas Kesehatan. Laporan kasus
Laporan kasus DBD
DBD didi wilayah
wilayah Kota
Kota Magelang
Magelang
Subyek evaluasi ini adalah penanggung
sebagai
ke tahun (Gambar
salah satu 2). upaya pengendalian hanya bersumber
hanya bersumber daridari RS
RS dan
dan dikirimkan
dikirimkan keke
jawab program pengendalian DBD di Kota
penyakit DBD.
Sistem surveilans
Salah satu DBDkomponen
dilaksanakan
penting Dinas Kesehatan,
Dinas Kesehatan, kelengkapan
kelengkapan laporan
laporan baik
baik
Magelang yaitu satu orang pengelola
dalam sistem
sebagai salah surveilans
satu upaya adalah
pengendalian
pelaporan sedangkan ketepatan
sedangkan ketepatan belum
belum optimal,
optimal, petugas
petugas
program P2 DBD Dinkes Kota Magelang,
kasus. Evaluasi
penyakit DBD di ini dilakukan
Indonesia,untuk salahmelihat
satu surveilans RS
surveilans RS tidak
tidak mengetahui
mengetahui alur alur
pengelola program P2 DBD lima puskesmas
sistem pelaporan
komponen penting dalam
kasus sistem
DBD surveilans
di Kota pelaporan kasus
pelaporan kasus DBD.
DBD. Saran:
Saran: Meningkatkan
Meningkatkan
dan satu orang pengelola surveilans rumah Dinkes Prov
Magelangpelaporan
adalah Tahun 2016. kasus.Tujuan
Evaluasievaluasi
ini pengetahuan
pengetahuan petugas
petugas tentang
tentang sistem
sistem
sakit.
Gambar 2. Angka Incidence Rate dan Case Fatality
adalah untuk untuk
dilakukan mengetahui mengetahui
hal yang berkaitan
sistem pelaporan kasus
kasus DBD,
DBD, termasuk
termasuk ketepatan
ketepatan
Data yang Rate Kota Magelang Tahun 2014-2016
dikumpulkan kemudian diolah W2 pelaporan
dengan sistem
pelaporan kasus
pelaporan
DBD di kasus
KotaDBD Magelang
di Kota W1 dan kelengkapan
dan kelengkapan serta
serta alur
alur pelaporan
pelaporan dandan
dengan menggunakan salah satu aplikasi
Magelang
Tahun 2016.Tahun 2016. kasus DBD
kasus DBD dan membuat
sesuai pedomansarana komunikasi
pengendalian
analisis statistik berdasarkan masing-masing
RS Pusat/Daerah KD/RS-DBD efektifmembuat
DBD, untuk sarana
meningkatkan
komunikasi kecepatan
efektif
variabel yang diteliti. RS Militer Dinkes Kota informasi laporan kasus (laporan
untuk meningkatkan kecepatan pelaporan diketahui
RS Swasta
maksimal
kasus DBD 1x24 jam).
sesuai pedoman (<24 jam).
W2 Daftar Pustaka:
PE
W1 Daftar Pustaka:
Badan Pusat Statistik Kota Magelang (2016). Kota Magelang Dalam Angka 2015.
Keterangan Magelang; Dinas Kesehatan Kota Magelang (2014). Profil Kesehatan Kota Magelang
Badan
Tahun Pusat
2013. Statistik
Magelang;Kota Magelang
Dinas Kesehatan (2016).
KotaKota Magelang
Magelang Dalam
(2015). Angka
Profil 2015.
Kesehatan
Laporan Magelang; Dinas Kesehatan Kota Magelang (2014). Profil Kesehatan
Kota Magelang Tahun 2014. Magelang; Dinas Kesehatan Kota Magelang (2016). Kota Magelang
Umpan balik Tahun 2013. Magelang;
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kota Magelang Tahun 2015. Kota Magelang;
Magelang Dinas
(2015).Kesehatan
Profil Kesehatan
Provinsi
Puskesmas Kota
Jawa Tengah (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun(2016).
Magelang Tahun 2014. Magelang; Dinas Kesehatan Kota Magelang 2014.
Profil Kesehatan
Semarang; KotaRobert
German, MagelangR., Tahun
et al. 2015.
(2001).Magelang;
Updated Dinas Kesehatan
guidelines Provinsi
for evaluating
Jawa Tengah surveillance
public health (2015). Profil Kesehatan Provinsi
systems. MMWR RecommJawa Tengah Tahun
Rep 50.1-35.; 2014.
Kementerian
Semarang; German, Robert R., et al. (2001). Updated guidelines
Kesehatan RI (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta; for evaluating
public healthKesehatan
Kementerian surveillance systems. MMWR
RI (2014). Recomm
Profil Kesehatan Rep 50.1-35;
Indonesia Kementerian
2014. Jakarta; Scott,
Gambar 4. Alur pelaporan kasus DBD Kota Magelang Kesehatan RI (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah
J.N., Chunghong., Rayan, M., Wuhib, T. (2002). Conceptual Framework of Dengue. Jakarta;
Public
Gambar 4. Alur pelaporan Kementerian Kesehatan RI (2014).
Action Profil Kesehatan Indonesia 2014.Sector
Jakarta; Scott,
Gambar 3. Wawancara dengan informas Dinas Tahun 2016 kasus DBD di Kota Magelang Health Surveillance
J.N., Chunghong.,
and
Rayan, M., Wuhib,
and Its
T.
Aplication
(2002).
in Health
Conceptual Framework
Reform.
of Public
Gambar Journal.BMC Public Helath 2002, 2:2.
Gambar 1.
1. Angka
Angka Incidence
IR dan CFRRate dan Case
Provinsi JawaFatality
Tengah Kesehatandengan
Gambar 3. Wawancara Kota Magelang
pengelola prograam P2 Health Surveillance and Action and Its Aplication in Health Sector Reform.
Rate Prov. Jawa
Tahun 2014-2016 Tengah Tahun 2012-2016 DBD Kota Magelang Journal.BMC Public Helath 2002, 2:2.

Anda mungkin juga menyukai