Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

HEMARTHROSIS

Pembimbing

dr. Adriansyah , Sp.B

Oleh

Rahma Ayu Larasati, S. Ked

2008730103

STASE BEDAH

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

1
BAB 1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gandaria, Jakarta Pusat
MRS : 9 November 2012
Status : menikah
Diperiksa pada tanggal : 9 November 2012 di Poli bedah

II. ANAMNESIS
- Keluhan utama : Nyeri pada lutut kanan sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
- RPS : nyeri dirasakan terus menerus dan tidak menjalar ke paha atau tungkai bawah. 2
jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kecelakaan sepeda motor. Setelah
kejadian pasien tidak mengalami nyeri namun hanya merasa kesulitan berdiri. 1 jam
kemudian pasien baru merasakan nyeri hebat pada lutut kanannya. Lutut kanannya
makin lama makin membengkak. Nyeri makin hebat bila pasien menekuk kakinya
sehingga pasien harus menekuk kaki kanannya terus menerus. Kekakuan atau
kelemahan disangkal. rasa baal atau kesemutan disangkal. Mual (-), muntah (-),
pingsan (-).
- Mekanisme trauma : saat kejadian pasien diboncengi dengan posisi menghadap depan.
Pasien menggunakan helm standard. Motor melaju dengan kecepatan sedang dan
terkendali. Tiba tiba dari arah belakang datang motor dengan kecepatan tinggi
kenyerempet motor pasien. Lalu motor yang ditumpangi pasien menjadi tidak
terkendali dan jatuh ke arah kanan. Pasien langsung terjatuh dalam posisi berlutut
dengan lutut kanan yang lebih dulu menghantam aspal. Saat itu pasien masih sadar
dan tidak mengalami cedera kepala. Pasien langsung ditolong warga sekitar dan
dibawa ke rumah sakit.
-

2
- Riwayat pengobatan : pasien belum pernah diobati atau dilakukan tindakan apapun.
- Riwayat alergi : alergi obat dan makanan disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIS

Primary Survey :
A : Paten
B : 20x/menit, simetris kiri=kanan
C : 84x/menit, regular, kuat angkat
D : GCS : 15 (E4M6V5)
E : Suhu 36,5 0C

Secondary Survey :
Status Generalis :
- Keadaan umum : tampak sakit sedang, dibawa ke poli bedah dengan kursi roda
- Kesadaran : kompos mentis
- Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x /menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
- Kepala&leher : tidak ditemukan luka, fraktur, ataupun perdarahan
- Thoraks : tidak tampak tanda tanda trauma, fraktur atau perdarahan
Paru : Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak dilakukan

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, rhonki-/-, wheezing -/-

Jantung : Inspeksi : tidak dilakukan

Palpasi : tidak dilakukan

3
Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, bising (-)

- Abdomen : Inspeksi : distensi (-),

Palpasi : supel

Perkusi : timpani

Auskultasi : BU (+)

- Ekstremitas : atas : tidak ditemukan kelainan


Bawah : status lokalis
Status Lokalis
Genu dextra :
Inspeksi : Warna kulit kebiruan, tampak edema (+), hematom (+), vulnus ekskoriasi
(+), perdarahan aktif (-), deformitas (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+), krepitasi (-)
ROM : terganggu karena nyeri
Pulsasi Arteri Dorsalis Pedis teraba
Sensitibilitas : Baik
CRT : Kurang dari 2 detik

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL

WBC 4,80

RBC 3,93

HGB 11,1

HCT 34,0

4
Radiologi

Gambar 1 : Foto polos Genu dextra (9 November 2012)

Pada foto polos genu dextra didapatkan :


1. Densitas tulang baik tampak radioopak, tidak tampak penipisan atau sklerosis.
2. Tidak tampak dislokasi
3. Kontinuitas tulang baik
4. Tidak tampak deformitas
5. Tidak tampak kelainan pada persendian
6. Tampak pembengkakan pada jaringan lunak sekitar persendian

V. RESUME
Ny. N datang ke poli bedah dengan keluhan Nyeri pada lutut kanan sejak 1 jam sebelum
masuk rumah sakit. 2 jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kecelakaan sepeda
motor. Pasien terjatuh dalam posisi berlutut dengan lutut kanan yang lebih dulu menghantam
aspal. 1 jam paska kecelakaan lutut pasien tampak membengkak dan terasa nyeri hebat. Nyeri
makin hebat bila pasien menekuk kakinya.

5
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kebiruan dan edema pada genu dekstra disertai hematom
dan vulnus ekskoriasi. Pada perabaan didapatkan nyeri tekan (+), pergerakan sendi terganggu,
Pulsasi Arteri Dorsalis Pedis teraba, CRT : Kurang dari 2 detik.
Pada pemeriksaan foto rontgen genu dextra didapatkan swelling (+).

VI. DIAGNOSIS
Diagnosa pada pasien ini adalah post traumatic left knee effusion ec hemarthrosis.

VII. PENANGANAN
Pada kasus ini, karena didapatkan left knee effusion dengan hemarrthosis, maka
pertimbangan adalah operasi dengan insisi drainase untuk mengeluarkan darah pada sendi
lutut kanan.

VIII. PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari ada tidaknya komplikasi , bila belum ada komplikasi pada
umumnya prognosisnya baik.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi
Secara anatomis sendi lutut dibentuk oleh 3 lulang yaitu tibia bagian proximal,
femur bagian distal dan patella. Sendi lutut terdiri dari tiga bagian persendian; medial dan
lateral antara condyle femur dan tibia serta persendian intermediate antara patela dan femur.
Femur distal terdiri dari medialcondyle dan lateral condyle, femoral trochlear groove dan
intercondylar notcth. Ligamen tersebut melewati anterior,medial dan distal sendi dari femur
ke tibia. ligamen berputar atas diri membentuk spiral sedikit luar (lateral), melewati bawah
ligamentum transverse meniscal di ujung tibialisnya. beberapa fasikula mungkin menyatu
dengan perlekatan anterior dengan meniskus lateral. Ikatan tibialis lebih lebar dan lebih kuat
dari perlekatan femoralis.1

Gambar 2 : tulang femur

7
Gambar 3. Tulang Tibia1

1) Jaringan lunak sekitar sendi lutut


a. Meniscus
Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lutut adalah meniscus
lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah:

Penyebaran pembebanan
Peredam kejut (shock absorber)
Mempermudah gerakan rotasi
Mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh meniscus dan
diteruskan ke sebuah sendi.
b. Bursa

8
Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya
gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membrane synovial. Ada
beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain :
bursa popliteus
bursa supra patellaris
bursa infra patellaris
bursa subcutan prapatelaris
bursa sub patellaris
c. Ligamen-ligamen Sendi Lutut
Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat yang
berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi.
Ada beberapa ligamen sendi lutut yaitu :
1) Ligamentum cruciatum anterior
Berjalan dari depan fossa intercondyloidea anterior ke permukaan medial condilus
lateralis femoris yang berfungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya
tibia ke depan.
2) Ligamentum cruciatum posterior
Berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris menuju ke fossa
intercondylodea tibia yang berfungsi menahan bergesernya tibia ke arah belakang.
3) Ligamentum collateral lateral
Berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi menahan
gerakan varus atau samping luar.
4) Ligamentum collateral mediale
Berjalan dari epicondylus medial ke permukaan medial tibia (epicondylus medialis
tibia) yang berfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam eksorotasi. Namun
secara bersamaan fungsi fungsi ligament collateralle menahan bergesernya tibia ke
depan pada lutut 90.
5) Ligamentum patella
Yang merupakan lanjutan dari tendon M. Quadriceps Femoris yang berjalan dari
patella ke tuberositas tibia.
6) Ligamentum retinacullum patella lateral dan medial

9
Ligament ini berada disebelah lateral dari tendon M. Quadricep Femoris dan berjalan
menuju tibia, dimana ligamen-ligamen ini melekat dengan tuberositas tibia.
7) Ligamentum popliteum articuatum
Terletak pada daerah condylus lateralis femoris erat hubungannya dengan M.
Popliteum.
8) Ligamentum popliteum oblicum
Berjalan dari condylus lateralis femoris kemudian turun menyilang menuju fascia
popliteum yang berfungsi mencegah hyperekstensi lutut.

Persarafan Sendi Lutut


Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang - cabang dari nervus yang
mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk mengatur pergerakan pada sendi
lutut. Sehingga sendi lutut disarafi oleh :
1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis

Suplai Darah
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah disekitar sendi
ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending genicular arteri femoralis,
cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang descending arteri circumflexia
femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior. Aliran vena pada sendi lutut
mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan memasuki vena femoralis.

Sistem Limfe
System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia subcutaneous.
Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymph node sub inguinal superficialis.
Sebagian lagi aliran limfe ini akan memasuki lymph node popliteal, dimana aliran limfe
berjalan sepanjang vena femoralis menuju deep inguinal lymph node.

10
B. Definisi Hemarthrosis
Hemarthrosis yaitu perdarahan ke dalam ruang sinovia sendi, misalnya pada sendi lutut.
Persendian besar lainnya seperti lengan dan bahu juga dapat terkena. Perdarahan ini bisa
dimulai dengan luka kecil atau spontan dalam sendi. Darah berasal dari pembuluh darah
sinovia yang mengalir dengan cepat mengisi ruangan sendi.
Penderita dapat merasakan permulaan timbulnya perdarahan pada sendi ini karena ada
rasa panas. Akibat perdarahan, timbul rasa sakit yang hebat, menetap disertai dengan spasme
otot, dan gerakan sendi yang terbatas. Karena perdarahan berlanjut, tekanan di dalam ruangan
sendi terus meningkat dan menyebabkan iskemia sinovia dan pembuluh-pembuluh darah
kondral. Keadaan ini merupakan permulaan kerusakan sendi yang permanen. Akibat
perdarahan yang berulang pada sendi yang sama, sering terjadi peradangan dan penebalan
pada jaringan sinovia, kemudian terdjadi atrofi otot. Keadaan kontraksi sendi yang stabil ini
merupakan predisposisi kerusakan selanjutnya, dan akhirnya, kartilago dan substansi tulang
hilang.
Hemarthrosis, paling sering pada sendi lutut, siku, pergelangan kaki, bahu, pergelangan
tangan. Sendi engsel lebih sering mengalami hemarthrosis dibandingkan sendi peluru, karena
ketidakmampuannya menahan gerakan berputar dan menyudut pada saat gerakan volunter
dan involunter.

C. Etiologi
Penyebab tersering pada hemarthrosis adalah ruptur pada ligamentum cruciatum
anterior. Adapun beberapa keadaan yang dapat menyebabkan hemarthrosis antara lain
dislokasi patella, robekan pada meniskus, robekan pada kapsul sendi, ruptur pada ligamentum
collateral mediale dan ruptur pada ligamentum lainnya.

D. Gambaran Klinis
Tanda dan gejala yang ditemukan sesuai dengan penyebab hemarthrosis itu sendiri.
Hemarthrosis ditandai dengan oedem yang mendadak disertai nyeri pada regio sendi yang
terkena. Edema terlokalisir karena ekstravasasi darah hanya terjadi pada rongga sendi saja.
Gejala lain yang timbul adalah sendi terkunci tiba tiba sehingga mengakibatkan gangguan
dalam pergerakan sendi.

11
Pada hemarthrosis akibat ruptur ligamentum cruciatum anterior Pasien selalunya
merasa atau mendengar bunyi "pop" di lutut pada saat cedera yang sering terjadi saat
mengganti arah, pemotongan, atau pendaratan dari melompat (biasanya
kombinasi hiperekstensi /poros). Ketidakstabilan mendadak di lutut. (Lutut terasa goyah.)
Hal ini bisa terjadi setelah lompatan atau perubahan arah atau setelah pukulan langsung ke
sisi lutut. Nyeri di bagian luar dan belakang lutut.
Lutut bengkak dalam beberapa jam pertama dari cedera. Ini mungkin merupakan
tanda perdarahan dalam sendi. Pembengkakan yang terjadi tiba-tiba biasanya merupakan
tanda cedera lutut serius. Gerakan lutut terbatas karena pembengkakan dan / atau rasa sakit.
Kebanyakan cedera pada ACL dapat didiagnosis melalui anamnesa yang cermat
menekankan mekanisme kejadian cedera ditambah dengan pemeriksaan fisik yang
sesuai. Pastikan anamnesa mencakup mekanisme kejadian cedera sekarang dan kejadian
sebelumnya jika ada.
Gejala dan tanda lainnya dapat dilihat pada tabel berikut

Key Findings of the History in Patients with Knee Effusion

Finding Diagnosis
High-velocity collision Fracture
Inability to immediately bear weight
Pop occurred with injury
Cut or pivot mechanism of injury ACL tear
Knee gave way
Inability to continue participation
Pop felt or heard with injury
Blow to proximal tibia PCL tear
Less instability than ACL tear
Squat/kneel associated with a twist Meniscal tear
Clicking
Locking
Pain with rotational movement

12
Finding Diagnosis
Occupational or recreational repetitive movement Overuse syndrome
Fever, chills Infectious arthritis
Intravenous drug use
Lack of traumatic injury
Recent sexual encounter
History of abnormal joint
Night pain Tumor
Fevers
Night sweats
Unintentional weight loss

E. Diagnosis
Diagnosis berdasarkan gejala dan tanda yang sudah dijelaskan sebelumnya ditambah
denga pemeriksaan fisik berikut :
- Tes Ballotement
Pasien tidur terlentang di atas bed. Terapis mempalpasi persendian lutut, tangan yang
satu menekan di patella sejenak lalu dilepaskan kembali. Apabila ada cairan hidrops
subpatella yang cukup banyak, maka beradunya patella dengan kondylus femoris
dapat dirasakan oleh jari. Bilamana cairan hidrops tidak banyak, maka ballottement
tidak dapat diperoleh. Pada kondisi osteoarthritis genu apabila terdapat hidrops, maka
cairan dapat dipindahkan sehingga terkumpul didalam bursa suprapatellaris.

13
Arthroscopi dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit sendi dan cedera sendi dan
untuk mengobati beberapa masalah bersama. Instrumen bedah juga
dapat dimasukkan melalui arthroscope untuk mengambil sampel jaringan atau untuk
memperbaiki luka atau kerusakan pada sendi. Secara umum, pemulihan setelah operasi
arthroscopic lebih cepat dan lebih mudah daripada setelah operasi tradisional yang
menggunakan sayatan yang lebih besar. Kebanyakan orang bisa pulang dari rumah sakit hari
yang sama.
Magnetic resonance imaging (MRI) scan juga bias dilakukan untuk mengevaluasi ACL
dan untuk memeriksa tanda cedera pada ligamen lutut yang lain, serta meniskus tulang
rawan, atau tulang rawan artikular.

F. Penatalaksanaan
mengatasi perdarahan akut yang terjadi dilakukan tindakan pertama seperti RICE yaitu,
rest, ice, comperssio, elevation pada lokasi perdarahan
kortikosteroid, membantu menghilangkan proses inflamasi pada sinovitis akut yang
terjadi setelah serangn akut hemartrosis. Pemberian prednison 0,5-2 mg/kg BB/hari
selama 5-7 hari dapat mencegah terjadi gejala sisa berupa kaku sendi(artrosis)
analgetik, diindikasikan pada pasien hemartrosis dengan nyeri hebat, sebaiknya dipilih
analgetik yang tidak menggangu agregasi trombosit(hindari aspirin). Bisa menggunakan
Acetaminophen atau cyclooxygenase (COX)-2 inhibitors seperti celecoxib or rofecoxib.
operasi dengan insisi drainase untuk mengeluarkan darah dari sendi

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Jon C. Thompson, Anatomy of Leg/knee, Netters concise orthopaedic anatomy,
2010; 9: 297-303.
2. Smith BA, Livesay GA, Woo SL. Biology and biomechanics of the anterior
cruciate ligament. Clin Sports Med 1993; 12:637670.
3. Kennedy JC, Alexander IJ, Hayes KC. Nerve supply of the human knee and its
functional importance. Am J Sports Med 1982; 10:329335.
4. Rasjad C. dkk, 2005, Sistem Muskuloskeletal dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor
Syamsuhidayat R.Jong WB, Edisi Revisi, EGC,Jakarta, 1997 : 829 949.
5. American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2009. ACL Injury: Does It Require
Surgery. Available from: http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00297
6. Garrick, J. G. (Ed.). 2004. Orthopaedic Knowledge Update: Sports Medicine (3rd
ed.). Rosemont, IL: American Academy of Orthopaedic Surgeons. Available from:
http://www.orthopaedia.com/display/Main/Anterior+cruciate+ligament+injuries+of+t
he+knee

15

Anda mungkin juga menyukai