PENDAHULUAN
Blok Endokrin adalah Blok XII pada Semester IV dari sistem Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem Based Learning (PBL). Tutorial
merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based Learning (PBL). Dalam
tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok
dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang
ada.
1
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran studi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari pembelajaran tutorial berdasarkan langkah-
langkah seven jump.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : Dr. Miranti Dwi Hartanti
Moderator : Shinta Anggia Prawesti
Sekretaris : Altiara Risky Suciandari
Notulen : Ardhia Amalia
Waktu : Senin, 16 mei 2016
Pukul. 08.00 - 10.30 WIB
Rabu, 18 mei 2016
Pukul, 08.00 – 10.30 WIB
Peraturan :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Tidak boleh makan pada saat diskusi tutorial berlangsung
2.2 Skenario Kasus
Andi, seorang anak laki-laki, 10 tahun, dibawa ibunya datang ke poliklinik
RSMP dengan keluhan mudah mengantuk terutama saat disekolah sejak 1 bulan yang
lalu. Pada malam hari, Andi sering terbangun tiba-tiba dari tidur karna kesulitan
bernafas. Pasien suka mengkonsumsi mie instan (dua porsi sehari) disamping makan
nasi. Pasien juga senang ngemil makanan dan minuman manis. Sehari-hari pasien
diantar ke sekolah menggunakan sepeda motor walaupun jarak dari rumah ke sekolah
hanya 500 meter. Dirumah sering menonton tv dan main game. Pasien tidak suka
berolahraga. Perawakan kedua orang tua dan adik pasien juga sama seperti pasien.
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
Pemeriksaan Fisik:
3
Tanda vital : TD 110/70 mmHg, nadi 85x/menit, suhu tubuh 37,0 0C, RR:
20 x/menit
Status nutrisi BB 60kg(>P 97 kurva NCHS-CDC tahun 2000), TB 130cm (P 5
kurva NCHS-CDC tahun 2000)- BMI-TS 35,5kg/m2 (>P 95 kurva BMI NCHS-
CDC)
Pemeriksaan spesifisik :
Kepala : Konjungtiva normal, wajah membulat, pipi tembem,dagu
rangkap
Leher : relatif pendek, ada garis-garis putih dibelakang leher
Thoraks : bentuk mammae membesar
Abdomen : Membuncit serta dinding perut berlipat-lipat
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan genital : penis tampak kecil
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : HB 14,0 gr/dl, leukosit 6000/mm3, diff count : 1/2/5/65/24/3
Kimia darah : Gula darah sewaktu 110 mg/dl, kolesterol 274 mg/dl, trigliserida
400 mg/dl
Urin rutin : warna kuning, jernih, BJ 1,010; WBC 0-1/lbp, RBC 0/lbp, reduksi
(+4), silinder (-), epitel (+), kristal (-)
2.3 Klarfikasi Istilah
Klarifikasi Istilah
Sesak Bernafas Pernafasan yang sukar atau susah.
Kurva NCHS-CDC Kurva pertumbuhan yang
menggambarkan pertumbuhan anak pada
waktu tertentu.
BMI-TS
Reduksi Koreksi fraktur, luksasi, atau hernia, atau
penambahan hydrogen pada susbtansi
tertentu, atau secara lebih umum,
4
penerimaan elektron
Silinder Sesuatu yang padat yang berbentuk
seperti tiang.
Epitel Jaringan penutup permukaan luar tubuh,
permukaan dalam alat-alat tubuh yang
berongga, saluran nafas, saluran cerna,
dan system kemih-kelamin.
Kristal Molekul angular padat yang homogeny
dan berbentuk khas dengan unsur-unsur
yang tersusun sistematis.
5
8. Pemeriksaan Laboratorium
-kimia darah: koleesterol T, trigliserida,
Urin rutin: (+) epitel.
Sesak nafas terjadi pada saat tidur dengan posisi supine yang
pertama,karena lidah tertarik kebelakang sehingga mempersempit saluran
pernapasan. Yang kedua, pada pasien yang obesitas menyebaban tonus otot
leher berkurang dan yang ketiga pada saat tidur tonus otot berkurang yang
menyebabkan terjadinya obstruksi saluran pernapasan sehingga terjadi
sesak nafas dan terbangun pada malam hari. (Sudoyo,2014)
6
1. Insomnia
2. Sleep Apnea
Penyebab lain dari rasa kantuk di siang hariadalah sleep apnea, yaitu
suatu gangguan di mana proses bernapas berhenti sejenak saat tidur,
menyebabkan orang tersebut tersedak dan sesak napas, lalu terbangun
sesaat. Gangguan tidur jenis ini adalah suatu kondisi terhentinya nafas
secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang
yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,
mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas,
atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi.Sleep apnea
memiliki beberapa penyebab, diantaranya terhalangnya jalan udara
hingga kegagalan otak untuk mengatur pernafasan dengan tepat, hal ini
dapat menyebabkan seseorang mengalami tekanan darah yang tinggi dan
detak jantung yang tidak teratur.
3. Narkolepsi
7
disebabkan oleh menurunnya fungsi dari sejumlah saraf dalam
hipotalamus, yang bisa disebabkan oleh malfungsi kekebalan tubuh atau
abnormalitas genetis (Lin dkk,2004)
8
Fluktuasi hormon selama tidur bergantung pada 3 faktor utama, yaitu
irama sirkadian, siklus bangun-tidur dan tahapan tidur non REM/REM.
Penyebab variasi ini masih tanda tanya. Sekresi hormon kortisol dan
adrenokortikotropik (ACTH) mengikuti irama sirkadian, dengan
puncaknya pada pagi hari (6-8 jam tidur sampai 1 jam setelah bangun)
dengan titik terendah pada larut malam. Thyrotropin-stimulating hormone
juga berhubungan dengan irama sirkadian dengan puncaknya pada larut
malam dan awal siklus tidur.
2. Pada malam hari, andi sering terbangun tiba-tiba dari tidur karna kesulitan
bernafas.
a. Apa jenis-jenis sesak nafas?
9
Jawab:
3. Pasien suka mengkonsumsi mie instan (dua porsi sehari) disamping makan
nasi. Pasien juga senang ngemil makanan dan minuman manis.
a. Apa kandungan nutrisi mie instan dan nasi?
Jawab:
10
pengawet seperti natrium benzoat, serta bahan pewarna tartarazine yellow
sebagai warna kuning pada mie instans. Selain itu terdapat kandungan
fosfat yang membuat tesktur mie lebih kenyal, dapat mempertahankan rasa
pada bumbu dan membuat air rebusan mie lebih jernih.
Sedangkan, dalam 100 gram Nasi terdapat 175 kalori, 4 gram protein dan
40 gram karbohidrat(Ratnasari &Deqi 2012)
11
4. Sehari-hari pasien diantar ke sekolah menggunakan sepeda motor walaupun
jarak dari rumah ke sekolah hanya 500 meter.dirumah sering menonton tv dan
main game. Pasien tidak suka berolahraga.
a. bagaimana hubungan kurang beraktivitas dengan kasus?
Jawab:
Diantar ke sekolah pakai motor, sering nonton tv dan main game dan
jarang olahraga menunjukkan aktivitas yang kurang sehingga peeluaran
energinya juga berkurang. Hal ini menjadi salah satu faktor terjadinya
obesitas yang dapat mengakibatkan sleep apnea.
5. Perawakan kedua orang tua dan adik pasien juga sama seperti pasien.
a. Apa makna perawakan kedua orang tua dan adik pasien juga sama seperti
pasien?
Jawab:
Hal ini menandakan bahwa selain dari gaya hidup yang kurang
beraktivitas dan suka mengkonsumsi makanan yang manis, obesitas yang
dialami oleh Andi disebabkan karena faktor genetik juga.
7. Pemeriksaan Fisik:
12
Tanda vital : TD 110/70 mmHg, nadi 85x/menit, suhu tubuh 37,0 0C, RR:
20 x/menit
Status nutrisi BB 60kg(>P 97 kurva NCHS-CDC tahun 2000), TB 130cm (P 5
kurva NCHS-CDC tahun 2000)- BMI-TS 35,5kg/m2 (>P 95 kurva BMI
NCHS-CDC)
Pemeriksaan spesifisik :
Kepala : Konjungtiva normal, wajah membulat, pipi tembem,dagu
rangkap
Leher : relatif pendek, ada garis-garis putih dibelakang leher
Thoraks : bentuk mammae membesar
Abdomen : Membuncit serta dinding perut berlipat-lipat
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan genital : penis tampak kecil
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : HB 14,0 gr/dl, leukosit 6000/mm3, diff count : 1/2/5/65/24/3
Kimia darah : Gula darah sewaktu 110 mg/dl, kolesterol 274 mg/dl,
trigliserida 400 mg/dl
Urin rutin : warna kuning, jernih, BJ 1,010; WBC 0-1/lbp, RBC 0/lbp, reduksi
(+4), silinder (-), epitel (+), kristal (-)
a. Bagaimana interpertasi dan mekanisme abnormal pada kasus?
Jawab:
13
Nadi 85x/menit 70-110x/menit Normal
Suhu 37,0oc 36,5-37,5 oc Normal
Kepala:
Konjungtiva normal Normal
Wajah membulat, Tidak membulat, tidak Penimbunan lemak
pipi tembem, dagu tembem dan dagu tidak disekitar wajah
rangkap rangkap
Thoraks:
Bentuk mamae membesar Mamae tidak membesar Penimbunan lemak
didaerah dada
Leher:
Relative pendek, ada garis- Relative pendek, ada Penimbunan lemak di
garis putih dibelakang leher garis-garis putih sekitar leher
dibelakang leher
Abdomen:
Membuncit serta dinding Perut tidak membuncit Penimbunan lemak di
perut berlipat-lipat serta dinding perut daerah perut
berlipat-lipat
Ekstremitas:
Dalam batas normal Normal Normal
Pemeriksaan genital:
14
Penis tampak kecil Penis tidak kecil Peningkatan kadar lemak
dalam tubuh
Mekanisme:
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → kelebihan asupan makanan disimpan
dalam jaringan adipose → obesitas
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → kelebihan asupan makanan disimpan
dalam jaringan adipose → obesitas → penimbunan lemak di sekitar muka
→ wajah membulat, pipi tembem dan dagu rangkap.
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → kelebihan asupan makanan disimpan
dalam jaringan adipose → obesitas → penimbunan lemak di sekitar leher
→ leher relatif pendek
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → kelebihan asupan makanan disimpan
dalam jaringan adipose → obesitas → penimbunan lemak di sekitar dada
→ payudara tampak membesar.
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → kelebihan asupan makanan disimpan
dalam jaringan adipose → obesitas → penimbunan lemak di perut → perut
buncit dan berlipat-lipat.
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → kelebihan asupan makanan disimpan
15
dalam jaringan adipose → obesitas → peningkatan lemak tubuh →
peningkatan enzim aromatase → peningkatan konversi testosterone
menjadi estrogen → GnRH ditekan → LH menurun sehingga sel leydig
rusak → testosterone menurun → penis tampak kecil.
Tinggi Badan
Usia Tinggi badan
Lahir 50
0-1 tahun 75
2-12 tahun Usia (th)x6+77
16
Kurva 1 BB dan TB untuk anak laki-laki usia 2-20 tahun NCHS-CDC
2000
17
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik
memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
Dan juga dipengaruhi hormone leptin yang berfungsi sebagai penurunan
nafsu makan yang diturunkan pada anak dari orang tua.
(Sherwood,2014)
18
8. Pemeriksaan Laboratorium
-kimia darah: kolesterol 274 mg/dl, trigliserida 400mg/dl
Urin rutin: (+) epitel.
a. Bagaimana interpertasi dan mekanisme abnormal pada kasus?
Jawab:
Pemeriksaan Interpretasi
Darah rutin:
Hb 14,0 gr/dl Normal
Leukosit 6000/mm3 Normal
Mekanisme:
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → peningkatan metabolism karbohidrat →
peningkatan asetil KoA → peningkatan lipogenesis → peningkatan
trigliseride dalam jaringan adipose dan jaringan otot rangka → trigliseride
meningkat
Faktor resiko (genetic, kurang aktivitas, makan tinggi kalori dan suka
makan manis) → input > output → peningkatan metabolism karbohidrat →
19
peningkatan asetil KoA → peningkatan lipogenesis → peningkatan
pembentukan kolesterol → kolesterol meningkat
Cara mendiagnosis:
(Antarika, 2010)
20
11. Bagaimana Tatalaksana pada kasus?
Jawab:
OSAS:
Dislipidemia:
Non-farmako:
Farmako:
1. Mengurangi kolesterol
Diberi Atorvastatin (golongan HMG-CoA Reduktase Inhibitor)
10mg/hari.
Menghambat kerja dari enzim HMG-CoA Reduktase yang berperan
dalam pemecahan kolesterol di hati.
21
2. DM Tipe 2
3. Gagal napas
4. Penyakit Jantung Koroner akibat dyslipidemia
OSAS : 1
22
"makan minumlah dan jangan berlebih-lebihan (melampaui batas yang
diperlukankan tubuh dan batas-batas yang dihalalkan). Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan". (QS. Al A’raf : 31)
2.6 Hipotesis
Faktor resiko
Diet tinggi KH
OBESITAS
(Intake >uptake)
Kormobiditas
OSAS Dislipidemia
DAFTAR PUSTAKA
23
Antariksa, Budhi. 2010. Patogenesis, Diagnostik dan Skrining OSA
(Obstructive Sleep Apnea). http://jurnalrespirologi.org (diakses pada tanggal 17 Mei
2016)
Guyton &. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta: EGC.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta.
Nelson. 2013. Ilmu Kesehatan Anak Essensial. Edisi 6. Saunders Elsevier:
Jakarta Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia. 2013. Edisi ke-1.
Sudoyo, Aru., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
24