Anda di halaman 1dari 13

The Philosophers

I'm Ina Novarina. I'm pharmacist.

Sabtu, 20 Desember 2014


PENENTUAN KEASAMAN YAKULT DAN YOGURT

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai macam cara untuk mengolah susu agar menjadi lebih lama disimpan dan lebih
menguntungkan bagi yang mengkonsumsinya. Cara untuk mengolah susu menjadi produk
olahan antara lain berupa susu fermentasi. Proses fermentasi susu antara lain bertujuan untuk
membuat produk baru dengan cita rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan
citarasa yang tidak diinginkan, dan memberi nilai tambah (Harper et.al., 1976).
Keragaman citarasa pada susu fermentasi adalah sebagai akibat berubahnya komposisi kimia
yang ada di dalam susu. Perubahan komposisi kimia susu, terjadi akibat fortifikasi oleh
bakteri. Perubahan karbohidrat adalah salah satu perubahan yang penting peranannya dalam
di dalam susu fermentasi. Perubahan karbohidrat menimbulkan berbagai macam perubahan
komposisi senyawa lain di dalam susu fermentasi.
Fortifikasi oleh bakteri asam laktat pada susu dapat menghasilkan produk susu fermentasi
seperti yakult, yogurt, dan kefir. Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis
bakteri asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang ada di dalam
susu menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana misalnya glukosa
dan galaktosa. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komposisi kimia pH, kadar
keasaman, dan kadar laktosa pada dua jenis susu fermentasi yang banyak dijumpai di pasaran
yaitu yakult dan yogurt.

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui kadar asam laktat yang terdapat dalam sampel.
2. Untuk mencari dan mengidentifikasi asam laktat melalui metode titrasi alkalimetri.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Titrasi Alkalimetri-Asidimetri
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui proses
titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan
cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.
Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu asidimetri dan alkalimetri.
Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk menentukan
basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam
borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang
menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air
yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton
(asam ) dengan penerima proton (basa).

B. Titrasi Asam-Basa

1. Titrasi asam kuat atau basa kuat


Titran yang dipakai dalam jenis titrasi asam basa ini adalah asam kuat dan basa kuat. Titik akhir
titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai
fungsi dari volume titran yang ditambahkan. Sebagai contoh titrasi asam kuat dan basa kuat
adalah titrasi HCl dengan NaOH.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCl + NaOH NaCl + H2O
H+ + OH- H2O
Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua
diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik
ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50 mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH
0,1 M dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:

Description:
http://3.bp.blogspot.com/-46KyH0WY9XM/UWr50kvDcFI/AAAAAAAAAL8/Z6rnhwOSs0o/s1600/
c.png

Kurva Titrasi 0,1 M HCl dengan 0,1 M NaOH

2. Titrasi basa lemah dan asam kuat


Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat,
akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cerminan dari kurva titrasi asam lemah vs basa kuat.
Sebagai contoh disini adalah titrasi 0,1 M NH4OH 25 mL dengan 0,1 HCl 25 mL dimana
reaksinya dapat ditulis sebagai:
NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
Kurva titrasinya dapat ditulis sebagai berikut:

Description:
http://4.bp.blogspot.com/-ybBahBKQqEw/UWr6Qfgi09I/AAAAAAAAAME/t0CNpcxWKq4/s1600/
b.png
Kurva titrasi 0,1 M NH4OH dengan 0,1 M HCl

Pada awal titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat NH4OH, karena NH4OH adalah
basa lemah maka tidak semua akan terionisasi untuk mencari pH nya.

3. Titrasi basa kuat dan asam lemah


Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH (biasanya kita singkat
menjadi HOAc) dan dititrasi dengan basa kuat NaOH. Reaksi yang terjadi dapat ditulis
sebagai berikut:
HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O
Description:
http://2.bp.blogspot.com/-sf068VbvUEY/UWr7kAPSMlI/AAAAAAAAAMQ/Qx0BM9Y_tGk/s1600/
q.pngDan kurva titrasi antara 0,1 M HOAc 50 mL dengan 0,1 M NaOH 50 mL dapat
digambarkan sebagai berikut:

Kurva titrasi 0,1 M CH3COOH dengan 0,1 M NaOH


Pada saat sebelum titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat asam asetat. HOAc adalah
asam lemah sehingga dalam laruta tidak terdisosiasi sempurna, dan untuk mencari
konsentrasi H+ nya kita menggunaka rumus pH asam lemah.

4. Titrasi asam lemah dan basa lemah


Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Misal :
Asam asetat dan NH4OH
CH3COOH + NH4OH —> CH3COONH4 + H2O

C. Larutan Asam Laktat


D. Larutan NaOH
E. Larutan Asam Oksalat
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis
asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus
HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam
asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor.
Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh
terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang
sering ditemukan.
Asam oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada masing-
masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada berdampingan. Karena letak gugus
karboksilat yang berdekatan, asam oksalat mempunyai konstanta dissosiasi yang lebih besar
daripada asam-asam organik lain. Besarnya konstanta disosiasi (K1) = 6,24.10¬¬¬¬-2 dan
K2 = 6,1.10-5). Dengan keadaan yang demikian dapat dikatakan asam oksalat lebih kuat
daripada senyawa homolognya dengan rantai atom karbon lebih panjang. Namun demikian
dalam medium asam kuat (pH <2) proporsi asam oksalat yang terionisasi menurun.

Sifat-sifat umum Asam Oksalat


Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air (8% pada 100C) dan
larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK), yang larut
dalam air (5-25 %), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan
logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secara praktis
tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk menentukan jumlah
kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.

Bahan Makanan yang Mengandung Asam Oksalat


Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam. Bentuk yang
lebih banyak ditemukan adalah bentuk garam. Kedua bentuk asam oksalat tersebut terdapat
baik dalam bahan nabati maupun hewani. Jumlah asam oksalat dalam tanaman lebih besar
daripada hewan. Diantara tanaman yang digunakan untuk nutrisi manusia dan hewan, atau
tanaman yang ditemukan dalam makanan hewan; yang paling banyak mengandung oksalat
adalah spesies Spinacia, Beta, Atriplex, Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia, Amarantus,
Musa parasisiaca. Daun teh, daun kelembak dan kakao juga mengandung oksalat cukup
banyak. Demikian juga beberapa spesies mushrooms dan jamur (Asperegillus niger, Baletus
sulfurous, Mucor, Sclerotinia dan sebagainya.) menghasilkan asam oksalat dalam jumlah
banyak (lebih dari 4-5 gram untuk setiap 100 gram berat kering), baik dalam bentuk
penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan atau makanan ternak dimana jamur tersebut
tumbuh. Distribusi asam oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata.Bagian daun
umumnya lebih banyak mengandung asam oksalat dibandingkan dengan tangkai, sedangkan
dalam Poligonaceae, kandungan asam oksalat pada petiole hamper dua kali lebih besar
daripada tangkai. Umumnya daun muda mengandung asam oksalat lebih sedikit dibandingkan
dengan daun tua. Misalnya pada daun Chenopodiaceae, proporsi asam oksalat dapat
bertambah dua kali lipat selama proses penuaan.
Bahan makanan yang mengandung oksalat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu;
1. Produk-produk dimana miliequivalen asam oksalat yang terkandung jumlahnya 2-7 kali
lebih besar daripada kalsium, seperti bayam, orach, daun beet dan akar beet, sorrel, sorrel
kebun, kelembak dan bubuk kakao. Bahan makanan ini tidak hanya menyebabkan kalsium
yang terkandung di dalamnya tak dapat dimanfaatkan tetapi dengan besarnya asam oksalat
yang terkandung dapat mengendapkan kalsium yang ditambahkan dari produk-produk lain,
atau jika tidak ada kalsium yang ditambahkan, dapat berpengaruh toksis.
2. Pada produk-produk seperti kentang, amaranth, gooseberries, dan currants, asam oksalat
dan kalsium terdapat dalam jumlah yang hampir setara (1±0,2), dengan demikian diantara
keduanya saling menetralkan/menghapuskan, olah karena itu tidak memberikan kalsium yang
tersedia bagi tubuh. Tetapi mereka tidak merngganggu penggunaan kalsium yang diberikan
oleh produk lain dan oleh karena itu tidak menimbulkan pengaruh anti mineralisasi seperti
pada produk kelompok pertama.
3. Bahan makanan yang meskipun mengandung asam oksalat dalam jumlah yang cukup
banyak, tapi karena pada bahan tersebut kaya akan kalsium, maka bahan makanan tersebut
merupakan sumber kalsium. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah selada, dandelion,
cress, kobis, bunga kol (terutama brokoli), kacang hijau, dan terutam green peas, koherabbi,
block raddish, green turnip, dan dalam jumlah sedikit pada semua sayuran dan buah-buahan.

Pengaruh Asam Oksalat terhadap tubuh manusia


Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia membentuk senyawa
yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini tak hanya mencegah penggunaan kalsium
yang juga terdapat dalam produk-produk yang mengandung oksalat, tetapi menurunkan CDU
dari kalsium yang diberikan oleh bahan pangan lain. Hal tersebut menekan mineralisasi
kerangka dan mengurangi pertambahan berat badan.
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena senyawa tersebut
bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau kalium oksalat dapat menyebabkan
kematian pada orang dewasa, tetapi biasanya jumlah yang menyebabkan pengaruh fatal
adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada pencernaan (pyrosis, abdominal kram, dan
muntah-muntah) dengan cepat diikuti kegagalan peredaran darah dan pecahnya pembuluh
darah inilah yang dapat menyebabkan kematian. Mengurangi Konsumsi senyawa Asam
Oksalat Karena pengaruh distropik oleh oksalat tergantung pada ratio molar antara asam
oksalat dan kalsium, hal itu dapat dicegah melalui cara, yaitu:
1. Menghilangkan oksalat dengan membatasi konsumsi bahan makanan yang banyak
mengandung oksalat yang larut, yaitu dengan menghindari makan dalam jumlah besar atau
juga menghindari makan dalam jumlah kecil tetapi berulang-ulang. Mengkombinasikan
beberapa makanan yang banyak mengandung oksalat perlu juga dihindari.
2. Dengan cara menaikkan supply kalsium yang akan dapat menetralkan pengaruh
dari oksalat.
3. Memasak bahan makanan yang mengandung asam oksalat hingga mendidih dan membuang
airnya sehingga dapat memperkecil proporsi asam oksalat dalam bahan makanan.

F. Yakult
Susu fermentasi jenis ini berasal dari Jepang dan ditemukan oleh Dr. Shirota sejak tahun 1930.
Yakult merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan starter tunggal yaitu
Lactobacillus casei. Kecepatan pertumbuhan bakteri ini berkisar 50°Dornic atau 0,5%
asam laktat setelah 48 jam.
Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan
bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada
Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus.
Lactobacillus casei akan merubah ribosa menjadi asam laktat dan asam asetat,
perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase (Kurman, 1992).
Pembuatan yakult menurut Kurman (1992) adalah dengan cara susu disterilisasi terlebih
dahulu pada suhu 140°C selama 3 sampai 4 detik, kemudian ditanamkan Lactobacillus casei
(Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37°C selama empat hari. Nilai gizi yakult yaitu protein
1,2%, lemak 0,1%, mineral 0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori tiap 100 g.
Menurut Margawani (1995), Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok
untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan dari
pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga mampu
bertahan hidup hingga usus halus. Peranan lain terhadap kesehatan manusia adalah untuk
memperbaiki penyerapan kalsium pada usus, melancarkan buang air besar, penyerapan
bahan karsinogenik, membunuh bakteri patogen dan bersifat anti tumor.
Dijelaskan pula oleh Hull et. al. (1992) bahwa bersama dengan Bifidobacterium sp,
dapat memberi efek menguntungkan pada induk semang dengan meningkatkan
keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan.

G. Yogurt
Yogurt adalah salah satu hasil fermentasi dari berbagai macam susu. Menurut Tamime et. al.
(1979), yogurt merupakan jenis susu fermentasi sebagai makanan tradisional dan penyegar
yang berasal dari daerah Balkan dan Timur Tengah. Asal kata yogurt adalah dari Turki dan
untuk setiap negara mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Meskipun masih terdapat
banyaknya pendapat dari para ahli tentang definisi yogurt, Tamime et. al. (1979) mendefinisikan
sebagai hasil fermentasi susu dengan starter campuran yang hanya terdiri dari Streptococcus
thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.
Menurut Hui (1993), yogurt didefinisikan sebagai produk fermentasi semi padat yang dibuat dari
susu yang bercampur dengan aktifitas simbiosis bakteri Streptococcus thermophillus dan
Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Rabu, 10 Juni 2014
Waktu : 08.00 WIB – selesai
Tempat : Laboratorium STTIF Bogor

B. Alat dan Bahan


1. Bahan
· Larutan asam laktat
· Larutan asam oksalat
· Larutan NaOH
· Yakult
· Yogurt
· PP 1%

2. Alat
· Gelas ukur
· Erlenmeyer
· Buret
· Stattif
· Pipet volume
· Pipet tetes

C. Cara Kerja
1. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
· Dimasukkan 25 ml asam oksalat ke dalam buret 25 l
· Dipipet 10 ml NaOH kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2
tetes fenolftalein 1%.
· Dititrasi hingga warna berubah menjadi bening.
2. Penentuan keasaman Yakult dan Yogurt
· Dimasukkan sampel ke dalam gelas ukur dan ditimbang sampel yakult dan yogurt
dalam dua perlakuan masing-masing 10 gram.
· Dimasukkan satu per satu sampel ke dalam erlenmeyer, ditetesi PP 1% dan dititrasi
dengan NaOH sampai warna merah muda.
.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

N NaOH
1
10,2
10
0,1
0,102
2
11
10
0,1
0,11

Tabel 2. Penentuan keasaman Yakult dan Yogurt


No
Sampel
B Sampel (Gram)
V NaOH (ml)
N NaOH
N Sampel

% Kadar

1 Yakult

10,3 0,8

0,106

0,0095
9,385%
2
Yakult
10,0
1,1
0,106
0,0095
9,056%
3
Yogurt
10,1
1,3
0,106
0,014
8,954%
4
Yogurt
10,1
1,5
0,106
0,014
8,664%

Tabel 3. Perhitungan
Asam Oksalat + NaOH
V1 x N1 = V2 x N2
10,2 x 0,1 = 10 x N2
N2 = = 0,102 N
Asam Oksalat + NaOH
V1 x N1 = V2 x N2
11 x 0,1 = 10 x N2
N2= = 0,11 N N1 = = 0,102 N
Rata-rata N NaOH:
NaOH + Yakult

V1 x N1 = V2 x N2
0,8 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,008 N N2 = = 0,102 N
NaOH + Yakult
V1 x N1 = V2 x N2
1,1 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,011 N
Rata-rata N Yakult:
NaOH + Yogurt
V1 x N1 = V2 x N2
1,3 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,013 N
NaOH + Yogurt
V1 x N1 = V2 x N2
1,5 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,015 N
Rata-rata N Yogurt:

% Kadar:

Dimana:
B = Volume Blanko V
= Volume Sampel N =
Normalitas NaOH BC=
Bobot Sampel

1.
2.
3.
4.

B. Pembahasan
Data tabel 2 menunjukkan adanya variasi perbedaan pH pada yakult dan yogurt (%kadar). pH
yakult jika dibandingkan dengan pH yogurt menunjukkan adanya perbedaan yang besar
(P<0,01). Hal ini dapat dijelaskan bahwa yakult terbuat dari susu yang difermentasikan hanya
oleh satu macam bakteri, yaitu Lactobacillus casei. Sedangkan yogurt terbuat dari dua macam
atau lebih bakteri asam laktat. Simbiosis antar bakteri dapat mempercepat proses fermentasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kosikowski (1977), bahwa produk fermentasi dipengaruhi
oleh kemampuan starter dalam membentuk asam laktat yang
ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan. Ditambahkan pula bahwa untuk
simbiosis bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus
akan menghasilkan pH yang lebih rendah dan keasaman setara asam laktat yang lebih tinggi
daripada cultur tunggal.
Porter (1975), menyatakan bahwa penggumpalan pada susu fermentasi dapat terjadi akibat
tercapainya titik isoelektrik pada pH 4,6; saat casein berubah strukturnya menjadi gel.
Pendapat ini mendukung adanya kenyataan bahwa tekstur susu fermentasi yogurt adalah
menggumpal, karena mendekati titik isoelektrik. Yakult tidak mengalami penggumpalan karena
belum mencapai titik isoelektrik.
Secara umum, pH susu fermentasi pada penelitian adalah berkisar 4,7 hingga 5,9. Data yang
didapat, sesuai dengan pendapat Toba et. al., (1982) bahwa susu yang tercemari Lactobacillus
bulgaricus dari berbagai strain dapat menghasilkan pH berkisar 3,73 sampai 5,10. Susu yang
tersemari Streptococcus thermophillus pada inkubasi 8 jam akan menghasilkan pH berkisar
4,86 sampai 5,10.
Kadar keasaman dari berbagai macam produk susu fermentasi bervariasi dari 0,41% hingga
0,56%. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan bakteri asam laktat yang digunakan.
Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Hui (1993), keasaman hasil titrasi pada yogurt tidak
boleh lebih dari 0,9%. Tinggi rendahnya kadar asam laktat setiap percobaan adalah berbeda-
beda. Lampert (1975) menyatakan bahwa kecepatan terbentuknya asam laktat tergantung
pada jumlah dan macam bakteri yang mencamari susu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kosikowski (1977) bahwa tinggi rendahnya kadar asam laktat dipengaruhi oleh kemampuan
starter dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang
digunakan. rasio bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus juga akan mempengaruhi kadar asam laktat (Tamime et.al., 1979).
Tabel 3 menunjukkan menunjukkan adanya perbedaan kadar keasaman. Kadar keasaman
yogurt lebih rendah daripada kadar keasaman yakult. Hal ini
karena Simbiosis bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus akan menghasilkan kadar keasaman yang lebih tinggi daripada cultur tunggal (Toba
et. al., 1982). Semakin banyak dan semakin mampu bakteri yang mencemari susu untuk
memproduksi asam laktat, semakin tinggi asam laktat yang terbentuk pada susu fermentasi.
Keasaman yogurt hasil penelitian Kehagias et al, (1984), dapat mencapai 1,16%. Toba et al
(1982) menambahkan bahwa keasaman susu yang difermentasi dengan bakteri asam laktat
dapat
meningkat hingga 1,26%. Perbedaan hasil titrasi keasaman pada masing-masing penelitian
antara lain tergantung pada suhu inkubasi, lama inkubasi, dan jumlah starter yang diinokulasi.
Menurut Kosikowski (1977), keasaman produk fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan starter
dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
1. Kadar keasaman yang dimiliki yogurt lebih rendah dibandingkan yakult karena
yogurt memiliki pH yang rendah daripada yakult. Selain itu, bakteri yang ada pada kedua
susu fermentasi dalam percobaan mempengaruhi kadar keasaman pada susu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia


Gandjar, Ibnu Ghalib, Abdul Rohman.2007. Kimia Farmasi Analisis. Yoyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyono.2006. Membuat Reagen Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Siti Marwati.2011. Kestabilan warna Ekstrak Kubis Ungu (Brassica oleracea) sebagai Indikator
Alami Titrasi Asam Basa, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan
MIPA FMIPA UNY, 11 Mei 2011
Siti Marwati.2012. Ekstraksi Dan Preparasi Zat Warna Alami Sebagai Indikator Titrasi Asam
Basa. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Uni,Murni.2012.http://serbamurni.blogspot.com/2012/03/cara-pembuatan-larutan-asamsulfat-h2.
html. diakses pada tanggal 16 desember 2012: 21.00 wib
http://titrasi-isro.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai