BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai macam cara untuk mengolah susu agar menjadi lebih lama disimpan dan lebih
menguntungkan bagi yang mengkonsumsinya. Cara untuk mengolah susu menjadi produk
olahan antara lain berupa susu fermentasi. Proses fermentasi susu antara lain bertujuan untuk
membuat produk baru dengan cita rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan
citarasa yang tidak diinginkan, dan memberi nilai tambah (Harper et.al., 1976).
Keragaman citarasa pada susu fermentasi adalah sebagai akibat berubahnya komposisi kimia
yang ada di dalam susu. Perubahan komposisi kimia susu, terjadi akibat fortifikasi oleh
bakteri. Perubahan karbohidrat adalah salah satu perubahan yang penting peranannya dalam
di dalam susu fermentasi. Perubahan karbohidrat menimbulkan berbagai macam perubahan
komposisi senyawa lain di dalam susu fermentasi.
Fortifikasi oleh bakteri asam laktat pada susu dapat menghasilkan produk susu fermentasi
seperti yakult, yogurt, dan kefir. Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis
bakteri asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang ada di dalam
susu menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana misalnya glukosa
dan galaktosa. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komposisi kimia pH, kadar
keasaman, dan kadar laktosa pada dua jenis susu fermentasi yang banyak dijumpai di pasaran
yaitu yakult dan yogurt.
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui kadar asam laktat yang terdapat dalam sampel.
2. Untuk mencari dan mengidentifikasi asam laktat melalui metode titrasi alkalimetri.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Titrasi Alkalimetri-Asidimetri
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui proses
titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan
cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.
Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu asidimetri dan alkalimetri.
Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk menentukan
basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam
borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang
menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air
yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton
(asam ) dengan penerima proton (basa).
B. Titrasi Asam-Basa
Description:
http://3.bp.blogspot.com/-46KyH0WY9XM/UWr50kvDcFI/AAAAAAAAAL8/Z6rnhwOSs0o/s1600/
c.png
Description:
http://4.bp.blogspot.com/-ybBahBKQqEw/UWr6Qfgi09I/AAAAAAAAAME/t0CNpcxWKq4/s1600/
b.png
Kurva titrasi 0,1 M NH4OH dengan 0,1 M HCl
Pada awal titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat NH4OH, karena NH4OH adalah
basa lemah maka tidak semua akan terionisasi untuk mencari pH nya.
F. Yakult
Susu fermentasi jenis ini berasal dari Jepang dan ditemukan oleh Dr. Shirota sejak tahun 1930.
Yakult merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan starter tunggal yaitu
Lactobacillus casei. Kecepatan pertumbuhan bakteri ini berkisar 50°Dornic atau 0,5%
asam laktat setelah 48 jam.
Lactobacillus casei berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan
bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada
Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus.
Lactobacillus casei akan merubah ribosa menjadi asam laktat dan asam asetat,
perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase (Kurman, 1992).
Pembuatan yakult menurut Kurman (1992) adalah dengan cara susu disterilisasi terlebih
dahulu pada suhu 140°C selama 3 sampai 4 detik, kemudian ditanamkan Lactobacillus casei
(Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37°C selama empat hari. Nilai gizi yakult yaitu protein
1,2%, lemak 0,1%, mineral 0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori tiap 100 g.
Menurut Margawani (1995), Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok
untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan dari
pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga mampu
bertahan hidup hingga usus halus. Peranan lain terhadap kesehatan manusia adalah untuk
memperbaiki penyerapan kalsium pada usus, melancarkan buang air besar, penyerapan
bahan karsinogenik, membunuh bakteri patogen dan bersifat anti tumor.
Dijelaskan pula oleh Hull et. al. (1992) bahwa bersama dengan Bifidobacterium sp,
dapat memberi efek menguntungkan pada induk semang dengan meningkatkan
keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan.
G. Yogurt
Yogurt adalah salah satu hasil fermentasi dari berbagai macam susu. Menurut Tamime et. al.
(1979), yogurt merupakan jenis susu fermentasi sebagai makanan tradisional dan penyegar
yang berasal dari daerah Balkan dan Timur Tengah. Asal kata yogurt adalah dari Turki dan
untuk setiap negara mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Meskipun masih terdapat
banyaknya pendapat dari para ahli tentang definisi yogurt, Tamime et. al. (1979) mendefinisikan
sebagai hasil fermentasi susu dengan starter campuran yang hanya terdiri dari Streptococcus
thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.
Menurut Hui (1993), yogurt didefinisikan sebagai produk fermentasi semi padat yang dibuat dari
susu yang bercampur dengan aktifitas simbiosis bakteri Streptococcus thermophillus dan
Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2. Alat
· Gelas ukur
· Erlenmeyer
· Buret
· Stattif
· Pipet volume
· Pipet tetes
C. Cara Kerja
1. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
· Dimasukkan 25 ml asam oksalat ke dalam buret 25 l
· Dipipet 10 ml NaOH kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2
tetes fenolftalein 1%.
· Dititrasi hingga warna berubah menjadi bening.
2. Penentuan keasaman Yakult dan Yogurt
· Dimasukkan sampel ke dalam gelas ukur dan ditimbang sampel yakult dan yogurt
dalam dua perlakuan masing-masing 10 gram.
· Dimasukkan satu per satu sampel ke dalam erlenmeyer, ditetesi PP 1% dan dititrasi
dengan NaOH sampai warna merah muda.
.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
N NaOH
1
10,2
10
0,1
0,102
2
11
10
0,1
0,11
% Kadar
1 Yakult
10,3 0,8
0,106
0,0095
9,385%
2
Yakult
10,0
1,1
0,106
0,0095
9,056%
3
Yogurt
10,1
1,3
0,106
0,014
8,954%
4
Yogurt
10,1
1,5
0,106
0,014
8,664%
Tabel 3. Perhitungan
Asam Oksalat + NaOH
V1 x N1 = V2 x N2
10,2 x 0,1 = 10 x N2
N2 = = 0,102 N
Asam Oksalat + NaOH
V1 x N1 = V2 x N2
11 x 0,1 = 10 x N2
N2= = 0,11 N N1 = = 0,102 N
Rata-rata N NaOH:
NaOH + Yakult
V1 x N1 = V2 x N2
0,8 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,008 N N2 = = 0,102 N
NaOH + Yakult
V1 x N1 = V2 x N2
1,1 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,011 N
Rata-rata N Yakult:
NaOH + Yogurt
V1 x N1 = V2 x N2
1,3 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,013 N
NaOH + Yogurt
V1 x N1 = V2 x N2
1,5 x0,106= 10 x N2
N2 = = 0,015 N
Rata-rata N Yogurt:
% Kadar:
Dimana:
B = Volume Blanko V
= Volume Sampel N =
Normalitas NaOH BC=
Bobot Sampel
1.
2.
3.
4.
B. Pembahasan
Data tabel 2 menunjukkan adanya variasi perbedaan pH pada yakult dan yogurt (%kadar). pH
yakult jika dibandingkan dengan pH yogurt menunjukkan adanya perbedaan yang besar
(P<0,01). Hal ini dapat dijelaskan bahwa yakult terbuat dari susu yang difermentasikan hanya
oleh satu macam bakteri, yaitu Lactobacillus casei. Sedangkan yogurt terbuat dari dua macam
atau lebih bakteri asam laktat. Simbiosis antar bakteri dapat mempercepat proses fermentasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kosikowski (1977), bahwa produk fermentasi dipengaruhi
oleh kemampuan starter dalam membentuk asam laktat yang
ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan. Ditambahkan pula bahwa untuk
simbiosis bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus
akan menghasilkan pH yang lebih rendah dan keasaman setara asam laktat yang lebih tinggi
daripada cultur tunggal.
Porter (1975), menyatakan bahwa penggumpalan pada susu fermentasi dapat terjadi akibat
tercapainya titik isoelektrik pada pH 4,6; saat casein berubah strukturnya menjadi gel.
Pendapat ini mendukung adanya kenyataan bahwa tekstur susu fermentasi yogurt adalah
menggumpal, karena mendekati titik isoelektrik. Yakult tidak mengalami penggumpalan karena
belum mencapai titik isoelektrik.
Secara umum, pH susu fermentasi pada penelitian adalah berkisar 4,7 hingga 5,9. Data yang
didapat, sesuai dengan pendapat Toba et. al., (1982) bahwa susu yang tercemari Lactobacillus
bulgaricus dari berbagai strain dapat menghasilkan pH berkisar 3,73 sampai 5,10. Susu yang
tersemari Streptococcus thermophillus pada inkubasi 8 jam akan menghasilkan pH berkisar
4,86 sampai 5,10.
Kadar keasaman dari berbagai macam produk susu fermentasi bervariasi dari 0,41% hingga
0,56%. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan bakteri asam laktat yang digunakan.
Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Hui (1993), keasaman hasil titrasi pada yogurt tidak
boleh lebih dari 0,9%. Tinggi rendahnya kadar asam laktat setiap percobaan adalah berbeda-
beda. Lampert (1975) menyatakan bahwa kecepatan terbentuknya asam laktat tergantung
pada jumlah dan macam bakteri yang mencamari susu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kosikowski (1977) bahwa tinggi rendahnya kadar asam laktat dipengaruhi oleh kemampuan
starter dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang
digunakan. rasio bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus juga akan mempengaruhi kadar asam laktat (Tamime et.al., 1979).
Tabel 3 menunjukkan menunjukkan adanya perbedaan kadar keasaman. Kadar keasaman
yogurt lebih rendah daripada kadar keasaman yakult. Hal ini
karena Simbiosis bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus akan menghasilkan kadar keasaman yang lebih tinggi daripada cultur tunggal (Toba
et. al., 1982). Semakin banyak dan semakin mampu bakteri yang mencemari susu untuk
memproduksi asam laktat, semakin tinggi asam laktat yang terbentuk pada susu fermentasi.
Keasaman yogurt hasil penelitian Kehagias et al, (1984), dapat mencapai 1,16%. Toba et al
(1982) menambahkan bahwa keasaman susu yang difermentasi dengan bakteri asam laktat
dapat
meningkat hingga 1,26%. Perbedaan hasil titrasi keasaman pada masing-masing penelitian
antara lain tergantung pada suhu inkubasi, lama inkubasi, dan jumlah starter yang diinokulasi.
Menurut Kosikowski (1977), keasaman produk fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan starter
dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kadar keasaman yang dimiliki yogurt lebih rendah dibandingkan yakult karena
yogurt memiliki pH yang rendah daripada yakult. Selain itu, bakteri yang ada pada kedua
susu fermentasi dalam percobaan mempengaruhi kadar keasaman pada susu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA