ASAM KARBOKSILAT
1. Pengantar
Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil CO2H. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksi, antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik untuk asam karboksilat.
Karena gugus karboksil bersifat polar dan tak terintangi, maka reaksinya tidak
terlalu dipengaruhi oleh sisa molekul.
2.
4. Kegiatan Belajar
ASAM KARBOKSILAT
4.1 Uraian dan Contoh
Asam karboksilat termasuk senyawa karbonil karena mengandung gugus
karbonil, walaupun di samping itu mengandung juga hidroksil. Walaupun gugus
karboksil merupakan perpaduan antara gugus karbonil dan gugus hidroksil tetapi
sifat-sifat gugus karbonil dan gugus hidroksil dari asam karboksilat tidak sama
dengan sifat-sifat OH pada alkohol dan karbonil pada aldehida atau keton.
Kedua gugus itu menjadi satu kesatuan yang sangat erat dan memberikan ciri
tersendiri pada asam karboksilat.
Asam karboksilat dan turunannya merupakan kelompok senyawa yang
cukup penting baik di dalam proses kehidupan manusia, binatang dan tumbuhtumbuhan, maupun di dalam industri. Asam asetat (CH3COOH), adalah salah
satu asam karboksilat sederhana yang banyak diperlukan dalam penyedap
makanan. Asam karboksilat merupakan bagian yang penting bagi mahluk hidup,
karena juga dikenal sebagai asam lemak yaitu senyawa pembangunan lemak
atau minyak yang merupakan bagian penting bagi mahluk hidup.
Selain asam karboksilat alifatik seperti di atas, dikenal juga asam karboksilat
siklik. Misalnya asam siklo heksana karboksilat.
COOH
Rumus struktur karboksilat adalah R-C -OH atau Ar-C -OH, dimana R adalah
gugus alkil (alifatik atau siklik) sedangkan Ar adalah gugus aril (aromatik).
Pada struktur asam karboksilat dikenal gugus asil (RCO-), gugus asiloksi
(RCOO-)
O
O
//
//
RC
RC OSuatu gugus asil
suatu gugus asiloksi
Contoh gugus asil dan asiloksi, yang paling banyak kita jumpai adalah gugus
asetil dan asetoksi yang berasal dari asam asetat:
O
//
CH3C OH
asam asetat
O
//
CH3 C
gugus asetil
O
//
CH3 C O
gugus aseloksi
4.1.1
Atom-atom
Karbon
1.
Rumus
HCOOH
CH3COOH
CH3CH2COOH
CH3(CH2)2COOH
CH3(CH2)3COOH
CH3(CH2)4COOH
CH3(CH2)5COOH
CH3(CH2)6COOH
CH3(CH2)7COOH
10
CH3(CH2)8COOH
Sumber
Semut
(latin, formica)
cuka
(latin, acetum)
susu
(Yunani, protospion
lemak
pertama
mentega
(latin, butyrum)
akar valerian
(Latin, valere=
kuat)
domba
(latin, caper)
bunga anggur
(Yunani,
oenanthe)
domba
(latin, caper)
pelargonium
(Yunani, pelargos)
domba
(Latin, caper)
Nama Trivial
Nama IUPAC
asam format
as. metanoat
asam asetat
as. etanoat
as. Propionat
as. proponoat
asam butirat
as. butanoat
asam valerat
as. pentanoat
asam kaproat
as. heksanoat
asam enantat
as. heptanoat
asam kaprilat
as. oktanoat
as. pelargonat
as. nonanoat
asam kaprat
as. dekanoat
Untuk gugus karboksilat yang terikat langsung pada rantai siklik, penamaan
dimulai dengan nama senyawa siklik itu (silko alkana atau siklo alkena) dan diberi
akhiran karboksilat.
Adapun untuk asam aromatik, digunakan akhiran at atau oat pada turunan
hidrokarbon aromatiknya, misal:
4.1.2. Sifat-sifat Fisik Asam Karboksilat
Pada bab VI telah dijelaskan bahwa alkohol (R-OH) merupakan senyawa
polar karena distribusi elektronnya tertarik ke arah oksigen. Demikian juga
asam karboksilat, karena adanya gugus karboksil, senyawa ini bersifat polar.
Di atas telah disebutkan pula bahwa molekul-molekul polar memiliki titik
didih relatip tinggi. Kenyataan ini disekarang oleh dominannya gaya
Coulomb. Pernyataan yang timbul, untuk berat molekul sama, apakah senyawa
asam karboksilat mendidih pada suhu yang sama dengan alkohol?
Untuk menjelaskan permasalahan tersebut diatas perhatikan struktur asam
karboksilat dan alkohol berikut:
O
R C OH
Asam Karboksilat
R - OH
Alkohol
Karena adanya hidrogen yang terikat pada 0 dari gugus OH, kedua
senyawa itu dapat membentuk ikatan hidrogen. Gugus C=O pada asam dapat
digambarkan sebagai hibrida resonansi sebagai berikut:
C
C+
O-
Oleh karena itu untuk BM yang sama, asam karboksilat mendidih pada suhu
lebih tinggi dari pada alkohol. Sebagai contoh, asam asetat dan n-1 propil alkohol,
keduanya memiliki BM = 60, tetapi titik didih asam asetat = 118, sedang titik
didih n-propil alkohol = 97C.
Pada bahasan terdahulu telah dijelaskan adanya kompetisi antara ikatan
hidrogen dan halangan sterik untuk menjelaskan kelarutan aldehida (keton) dalam
air. Hal serupa terjadi pada asam karboksilat. Senyawa ini dapat membentuk
ikatan hidrogen dengan molekul air.
Namun demikian juga R besar, halangan sterik yang terjadi juga bertambah besar.
Karena itulah maka asam karboksilat dengan berat molekul rendah dalam air,
sedang untuk berat molekul tinggi tidak larut. Selanjutnya dalam tabel berikut
diberikan data beberapa tatapan fisik asam karboksilat.
Tabel 11.2 Sifat Fisik Beberapa Asam Karboksilat
Nama
Format
Td.oC
101
Tl. OC
8
Kelarutan
asetat
118
17
propionat
141
-22
butirat
164
-8
kaproat
205
-1,5
1,0
kaprilat
240
17
0.06
kaprat
270
31
0.01
benzoat
249
122
Rumus
HCOOH
Ka
2,1 X 10-4
PKa
3,68
CH3COOH
1,8 X 10-5
4,74
CH3CH2COOH
1,4 X 10-5
4,85
CH3CH2CH2COOH
-5
4,80
-3
1,6 X 10
kloroasetat
ClCH2COOH
1,5 X 10
2,82
dikloroasetat
Cl2CHCOOH
5,0 X 10-2
1,30
CCl3COOH
-2
0,70
-3
trikoloroasetat
2,0 X 10
2-klorobutirat
CH3CH2CHClCOOH
1,4 X 10
2,85
3-klorobutirat
CH3CHClCH2COOH
8,9 X 10-5
4,05
C6H5COOH
-5
4,18
asam benzoat
6,6 X 10
-4
o-klorobenzoat
o-Cl-C6H4COOH
12,5 X 10
2,90
m-klorobenzoat
m-Cl-C6H4COOH
1,6 X 10-4
3,80
p-Cl-C6H4COOH
-4
4,00
-5
4,0 X 10
3,40
C6H5OH
1,0 X 10-10
10,0
CH3CH2OH
-16
16,0
p-klorobenzoat
p-nitrobenzoat
fenol
etanol
p=NO3-C6H4COOH
1,0 X 10
1,0 X 10
O
COH
O
CO-Na+
natrium benzoat
asam benzoat
CH3COH
Na+HCO3-
CH3CO -Na+ +
natrium bikarbonat
Asam karbonat
asam lebih lemah
H2CO3
tidak bereaksi
Dengan mereaksikan karboksilat dengan asam kuat atau sedang akan mengubah
garam kembali menjadi asam karboksilat
O
O
RCO-Na+ +
HCl
RCOH
Na+ +
Cl -
Nampak bahwa asam asetat memiliki Ka lebih besar dari pada etanol.
Permasalahan yang timbul, bagaimana hal itu dapat diterangkan.
Untuk menjelaskan kenyataan ini diajukan suatu kaidah yakni bahwa semua
reaksi yang menyebabkan terjadinya ikatan delokal adalah eksotermik dan
besarnya energi resonansi tergantung pada kemantapan orbital delokal yang
terbentuk .Hasil ionisasi etanol dan asam asetat masing-masing adalah ion
etoksida dan ion asetat.
Strukturnya:
Pada ion etoksida, tidak ada orbital delokal yang terjadi, sedangkan pada ion
asetat terdapat orbital delokal, yaitu:
Pada asam format, panjang ikatan C = O berbeda, yaitu 1,23 dan 1,36 ,
sedangkan pada garam natrium format kedua ikatan C-identik, panjang ikatan =
1,27 Harga ini terletak di antara panjang ikatan ganda dan tunggal karbonkarbon. Hal ini menunjukkan adanya ikatan delokal pada ion karboksilat.
Obrital delokal adalah :
Diketahui bahwa gugus -0 jauh lebih stabil dari pada gugus -)-. Atas dasar
pemikiran inilah, maka hibrida resonansi II, III dan IV tidak dapat dianggap
hibrida resonansi yang penting. Jadi hibrida resonansi hanya ada satu yang
penting yaitu hibrida resonansi I.
Perhatikan hibrida resonansi gugus karboksilat :
Karena hibrida resonansi mempunyai gugus 0 yang stabil, maka kedua hibrida
resonansi pada asam karboksilat adalah hibrida resonansi yang penting.
Berdasarkan kaidah teori resonansi yang menyatakan semakin banyak hibrida
resonansi penting dapat dibuat, maka semakin besar energi resonansinya. Maka
orbital delokal pada gugus karboksilat mempunyai energi resonansi lebih besar
dari pada ion fenoksida. Hal ini berarti bahwa asam karboksilat bersifat lebih
asam dari pada fenol.
Dengan cara serupa 1 mol CH3COOH dilarutkan ke dalam 1 liter air, terdapat
kesetimbangan :
Karena Ka asam format lebih besar dari pada Ka asam asetat, dapat disimpulkan
bahwa HCOO terbentuk lebih banyak dari pada CH3COO atau COO dari ion
format lebih mantap dibanding COO pada ion asetat. Bagaimana ini terjadi
dapat diterangkan sebagai berikut:
Berdasarkan pada teori resonansi struktur yang sebenarnya adalah struktur yang
mempunyai gugus.
Namun adalah analisis ini pengaruh penstabilan CH3 disebabkan oleh karena
pengaruh hiper konjugasi dan induksi positip.
Karena kenyataan bahwa HCOO- lebih mantap dari pada CH3COO, akan dapat
didefinisikan semakin besar induksi positip, maka ikatan delokal ion karboksilat
semakin kurang mantap, sehingga keasamannya menurun. Gugus yang
menyebabkan ion karboksilat tidak mantap (pendestabil) disebut gugus memberi
elektron.
Konsekuensi dari pemikiran diatas, jika satu atom H pada II diganti dengan
atom yang lebih elektronegatif dari pada C (misal : Cl) maka harga K a struktur
bersangkutan harus lebih besar dari pada ka asam asetat. Hal ini terjadi karena
adanya tarikan elektron (induksi negatip) ke arah atom Cl. Demikian pula jika 2
atom H atau ketiga atom H diganti oleh Cl harus diperoleh Ka makin besar.
Induksinya digambarkan sebagai berikut:
Dengan cara ini, oksidator yang sering digunakan antara lain adalah kalium
permanganat (KMn04). udara dan lain-lain. Untuk oksidasi dengan udara
digunakan katalis kobalt (Co)
Biasanya alkil sianida dibuat dari alkil Halida dan natrium sianida. Salah
satu contoh
Jadi kekuatan asam kloro asetat = 83,3 kali kekuatan asam asetat
2. Benzoil klorida diperoleh dari reaksi asam benzoat dengan tionil klorida, reaksinya:
Pada ketiga struktur tersebut, klor memberikan induksi negatip terhadap gugus
karboksil. Perbedaannya adalah jarak antara atom Cl dan gugus karboksil
semakin jauh. Maka geseranelektron ke atom Cl berkurang. Oleh karena itu
urutan keasaman dari ketiganya adalah:
orto meta para
4.7. Rangkuman
Asam karboksilat dapat membentuk ikatan hydrogen berganda yang kuat dalam
bentuk murni atau dalam air. Dalam larutan yang tidak ada ikatan hidrogennya,
molekul asam karboksilat membentuk ikatan hydrogen dimmer. Titik leleh dan titik
didih dari asam karboksilat relative tinggi.
Dalam system IUPAC, asam karboksilat dinamakan asam-anoat. Nama trivial
dari asam karboksilat rumus-berat-rendah adalah umum. Contohnya asam formiat dan
asam asetat. Dalam nama trivial, huruf Yunani dapat dipakai untuk menunjukkan
tempat dari substitusi, misalnya : -asam khlorobutirat.
Asam karboksilat dapat dibuat dengan jalan hidrolisa dari turunan-turunannya :
asam halide, asam anhidrida, ester, amida atau nitril. Hidrolisa dapat terjadi dalam
suasana asam atau basa. Reaksi Crignard dengan karbon dioksida dapat
menghasilkan berb agai macam asam karboksilat.
2.
3.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.