BAB I
PENDAHULUAN
Kita pasti pernah melihat iklan pasta gigi yang menayangkan uji coba telur
dan asam asetat atau asam cuka. Dalam iklan tersebut kita bisa melihat telur
yang direndam dengan asam cuka menjadi lembek dan cangkang menjadi
retak. Kita pasti berpikir perubahan pada telur tersebut merupakan cara agar
produk pasta gigi menjadi laris. Tanpa kita ketahui perubahan tekstur pada
telur dan cangkang telur ternyata dipengaruhi oleh asam cuka. Zat apakah
yang terkandung di dalam cangkang telur dan mengapa teksturnya berubah
akan diketahui berdasarkan hasil pengamatan praktikum reaksi kimia
cangkang telur dan asam cuka.
Dewasa ini telah banyak ide-ide kreatif yang bermunculan guna menarik
perhatian para pembeli untuk membeli produk-produk tertentu. Pewarnaan
merupakan salah satu cara para produsen untuk menarik perhatian konsumen.
Misalnya saja pewarnaan atau pelukisan pada cangkang telur sebagai salah
satu pajangan atau hiasan lemari. Bagaimana bisa warna dari pewarna
makanan ataupun cat bisa melekat pada cangkang telur dan bagaimana warna
yang ditimbulkan mencolok. Kita tentu tidak mengetahui mengapa warnanya
bisa mencolok dan bahan apa yang ditambahkan sehingga warna menjadi
mencolok. Melalui hasil pengamatan dari praktikum pewarnaan pada
cangkang telur kita akan mengetahui mengapa warna pada cangkang telur bisa
mencolok dan indah.
Untuk mengamati reaksi yang terjadi pada asam cuka dan cangkang telur
Untuk mengetahui pengaruh asam cuka terhadap cangkang telur
Untuk mengetahui peran asam cuka terhadap pewarnaan cangkang telur
Untuk mengetahui perbedaan warna cangkang telur yang diberi cuka dan
tidak
1.5. Hipotesis
Telur akan mengapung ketika direndam air cuka karrena cuka membuat
telur menjadi ringan
Warna telur akan lebih pekat jika ditambahkan cuka karena cuka mengikat
warna dan membuat telur menyarap warna dengan baik
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Asam Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam
cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Namun seringkali ditulis dalam bentuk
CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat
glasial) adalah cairan higroskopis (menyerap air dari atmosfer) tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO–. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri
makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak
air.(Wikipedia.com)
Cangkang telur atau yang dikenal dengan kulit telur dianggap sebagai sampah
yang tidak berguna. Padahal cangkang telur yang mengandung kalsium yang
bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Di dalam kulit telur terdapat
kandungan nutrisi seperti kalsium, zat besi, dan mineral lainnya yang bisa
dijadikan pakan ternak. Kandungan cangkang telur diantaranya 95% kalsium
karbonat (CaCO3), pospor, dan protein raantai tinggi mendekati 5%, sedikit
kitin, chitosan 0,05 %. Cangkang telur memiliki rumus kimia
CaCO3. CaCO3 dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka.
Sama halnya seperti batu gimpang atau batu kapur yang tersusun atas
CaCO3 akan menimbulkan bau gas jika diberi asam. Senyawa lain yang
terdapat di dalam cangkang telur di antaranya MgCO3, CaSO4 dan bahan
organik.
Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi
dengan air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang
tersisa adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap
asam cuka, seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan
merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan
melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam
cuka akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti
cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari
kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya
dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi.
Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
memiliki persamaan reaksi :
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan perubahan
senyawa kimia(wikipedia.org). Reaksi kimia adalah transformasi atau
perubahan dalam struktur molekul atau senyawa menjadi senyawa atau
molekul lain. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul
membentuk molekul yang lebih besar maupun penguraian molekul besar
menjadi molekul yang lebih kecil. Tanda-tanda terjadinya reaksi kimia yaitu
terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukan endapan, serta gas.
a. Reaksi Pembakaran
b. Reaksi Kombinasi
c. Reaksi Penguraian
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Dalam reaksi ini
suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Misalnya pada proses
elektrolisis air menjadi gas hidrogen(H2) dan gas oksigen (O2) dengan
menggunakan listrik.
4. Reaksi Penggantian
5. Reaksi Metatesis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Alat Bahan
Pengaduk Air
Gelas ukur
Memasukkan satu butir telur itik yang telah direbus selama + 15 menit ke
dalam gelas kimia berukuran 250mL.
Menuangkan larutan asam cuka 20% ke dalam gelas kimia hingga telur
terendam sempurna.
Mengamati reaksi yang terjadi pada cangkang telur dan asam cuka hingga
cangkang mengalami pengelupasan
Mengisi gelas kimia besar dengan air sebanyak 500mL, lalu menambahkan
1 sendok teh pewarna makanan (warna ungu) dan mengaduknya hingga
rata.
Menuangkan larutan berwarna ungu tersebut ke dalam 2 buah gelas kimia
ukuran 250mL sebanyak masing-masing 200mL.
Memberi label “Dengan Cuka” dan gelas lainnya dengan label“Tanpa Cuka”
pada masing-masing gelas kimia kecil. Kemudian menuangkan 10 mL cuka
menggunakan genas ukur ke dalam gelas kimia berlabel “Dengan Cuka”
dengan menggunakan gelas ukur.
Memasukkan satu butir telur pada masing-masing gelas kemudian
menunggu hingga 10 menit.
Mengangkat masing-masing telur dengan menggunakan sendok dan
meletakkannya di atas tissue. Membiarkan telur mengering dengan
sendirinya tanpa mengeringkannya.
Mengamati warna pada masing-masing telur serta tekstur telur.
BAB IV
Pada kegiatan kedua, setelah telur itik direndam ke dalam larutan warna ungu
selama + 10 menit, warna ungu menempel di permukaan cangkang dengan
kepekatan yang berbeda. Pada telur yang direndam di dalam larutan warna
ungu dan 10mL cuka, warna ungu terlihat gelap dan lebih pekat. Setelah kulit
telur dibuka, tekstur telur menjadi lebih lembut dan telur lebih mudah untuk
dibelah. Warna kuning telur lebih cerah dan tekstur kuning telur pun menjadi
lebih lembut. Sedangkan telur yang direndam di larutan warna ungu tanpa
cuka, warna ungu pada telur lebih cerah dan tipis dibandingkan telur yang
direndam dengan larutan warna dan cuka. Teksturnya pun lebih kenyal dan
sedikit sulit untuk dibelah. Begitu juga dengan warna kuning telur yang lebih
pucat.
4.2. Pembahasan
2. Tulislah rumus kimia zat yang ada di dalam cangkang telur dan rumus kimia
asam cuka!
Jawab : karena asam cuka dapat mengikat kalsium yang terkandung dalam
cangkang telur. Cuka dikategorikan dalam zat asam, berarti cuka memiliki
kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen
utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan
asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi.
1. Manakah di antara telur tersebut yang memiliki warna yang lebih pekat?
Jawab : warna yang lebih pekat adalah telur yang direndam di larutan warna
ungu yang ditambahkan 10mL asam cuka.
Jawab : Dalam percobaan ini, pewarna tertarik pada kulit telur karena ada
perbedaan muatan listrik antara molekul pewarna dan muatan listrik molekul
di luar kulit telur. Cuka (asam asetat) dan air bereaksi dengan lapisan molekul
protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi
bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang bermuatan
negatif. Beberapa molekul masuk dalam sela-sela kulit. Jadi, telur dalam
larutan dengan cuka memiliki warna lebih pekat.
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO3) yang akan menjadi lunak
dan mengapung saat bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
2. Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung gas karbondioksida
serta uap air.
3. Reaksi antara cangkang telur dan asam cuka adalah
Agar reaksi asam cuka dan cangkang telur lebih maksimal dan tidak
membutuhkan waktu yang lama, sebaiknya waktu perebusan tidak lebih dari
15 menit dan telur dimasukkan ke dalam air rebusan setelah air tersebut
mendidih terlebih dahulu. Waktu memasukkan telur ini berpengaruh pada rata
dan tidaknya penyerapan asam asetat. Dalam pemilihan warna pewarna
makanan yang digunakan sebaiknya yang bewarna gelap, sehingga bisa
dibedakan tingkat kepekatannya setelah direndam ke dalam larutan. Ketelitian
dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan percobaan ini, agar hasilnya
lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA