Anda di halaman 1dari 7

Tujuan

1. Mengenal fungsi sitem peredaran darah, baik darah sendiri maupun organ yang terlibat pada sistem
ini.

2. Menyadari peran jantung dan darah dalam menjaga homeostatis.

3. Untuk mengetahui regulasi tekanan darah dan mekanisme jantung sebagai pompa

4. Untuk mengetahui fungsi sistem cardiovascular dan pengontrolan curah jantung

5. Untuk mengetahui sirkulasi sistem cardiovascular dan darah.

6. Menyadari peran jantung dan darah dalam menjaga homeostatis.

Tinjauan Pustaka

Fungsi System Cardiovaskuler

Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap
jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan
dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat.

Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi
dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai
darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi
organ tersebut

Komponen Sistem Kardiovaskular


Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:

 Jantung, sebagai organ pemompa.

 Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.

 Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.

Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan dan organ tubuh
menerima suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat. Otot jantung, pembuluh darah, sistem konduksi,
suplai darah, dan mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem kardiovaskular
dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut bekerja bersama-sama dan memengaruhi
denyutan, tekanan, dan volume pompa darah untuk menyuplai aliran darah ke seluruh jaringan sesuai
kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh.

A. Jantung

Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Sistem
ini mempunyai tiga fungsi utama:
 Transport nutrien, oksigen dan hormon ke sel-sel seluruh tubuh dan membuang
sampah metabolisme (karbondioksida, sampah nitrogen, dan panas).

 Perlindungan tubuh oleh sel darah putih, antibodi, dan protein komplemen yang
bersirkulasi didalam darah dan mempertahankan tubuh melawan mikroba asing dan
racun. Mekanisme pembekuan darah dan mempertahankan tubuh dari kehilangan
darah setelah cedera.

 Pengaturan suhu tubuh, pH cairan dan kandungan air sel.

Fungsi jantung manusia adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah
untuk menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah,
seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah
sesuai penurunan tekanan gradient tekanan. Jantung memiliki empat ruang yaitu:

1.Atrium Kanan (Serambi Kanan)

Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah
dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel
kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui
vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius.Dalam muara vena kava tidak
terdapat katup – katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah
lipatan katup atau pita otot. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat
bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi
sistemik. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada
disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah
ventrikel.
2.Atrium Kiri (Serambi Kiri)
Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari
atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.Atrium kiri menerima darah
teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan
atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah
membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium
kiriakan menyebabkan bendungan paru
3.Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis.
Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang
jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi
sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan
jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnya, tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3
dari dinding ventrikel kiri.
4.Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)

Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulsi
sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan perifer.Ventrikel kiri mempunyai otot-otot
yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan
tekanan tinggi selama ventrike berkontraksi

B. Tekanan darah

Fungsi darah sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan


disalurkan dilarutkan atau diendapkan. Darah berjalan secara kontinu melalui system
sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua lengkung vaskuler (pembuluh darah) tepisah,
keduanya berawal dan berakhir di jantung
Berikut adalah faktor-faktor fisiologis utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
1. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui
vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi,
kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan
menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan berat
2. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan
kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut meningkat. Inilah yang terjadi
saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan
terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan
menurun.
3. . Resistensi perifer. Yaitu resisitensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri
dan vena biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastol normal.
4. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki
arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis
dan dapat menyerap sebagain gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini
menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat
ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga
tekanan diastol tetap berada di batas normal.
5. . Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah
merah dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu
tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan
tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi
polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada
kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya
6. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah,
akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi
dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah
perdarahan berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan
tekanan darah normal dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari
kehilangan 50% dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak meningkat
karena banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.
7. Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada
saat stress, medula kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang
keduanya akan menyebabkan vasokonstriksi
Bahan dan Alat
a. Bahan yang dipakai :

 Air hangat

 Relawan

b. Alat yang dipergunakan :

 Stethoscope

 Sphygmomanometer

 Benang

 Gelas kecil

 stopwatch

Cara Kerja
A. Kecepatan Jantung

Denyut jantung dapat diraba pada daerah tubuh tertentu dimana terdapat
arteri yang superficial misalnya : arteri carotid, arteri temporalis, arteri
maxilaris dan arteri radialis, dengan menempatkan jemari tangan pada
bagian-bagian tersebut.

 satu orang relawan untuk diperiksa denyut jantungnya.

 Hitung denyut pada saat melakukan aktifitas normal seperti duduk

 Hitung juga kecepatan saat berbaring dan berbaring dengan posisi


90 derajat tubuh (kaki dinaikkan keatas)

 Selanjutnya hitung kecepatan denyut jantung saat berdiri, kemudian


hitung juga saat kerja otak.

 Terakhir suruh relawan melakukan gerak-gerak ringan selama 60


detik, kemudian hitung berapa kecepatan denyut jantungnya

 Catat hasil pengamatan

B. Tekanan darah
Tekanan darah ditentukan dengan cara perabaan denyut nadi atau dengan
cara Aukultasi. Kedua cara ini menggunakan ban yang dililitkan dengan rapi pada
lengan atas. Ban diikat sedemikian sehingga tabung-tabung karet mengarah ke ban
bawah, lalu lengan disandarkan pada meja.

 satu orang relawan untuk diperiksa tekanan darah nya

 Hitung tekanan darah pada saat melakukan aktifitas normal dengan


menggunakan Stethoscope dan Sphygmomanometer.

 Hitung dan amati kecepatan tekanan darah saat melakukan posisi


duduk, berbaring, berdiri kaki 90 derajat tubuh, berdiri. Catat hasil
pengamatan

 Kemudian amati kecepatan ddarah saat relawan berpikir/ kerja otak


dan saat relawan melakukan gerak badan selama satu menit, hitung
berapa kecepatan tekanan darah.

C. Hyperemia

 Satu orang relawan untuk Hyperemia

 Ikatkan seutas benang diatas sendi kedua pada jari telunjuk relawan biarkan
beberapa menit

 Kemudian amati peristiwa yang terjadi, perubahan warna, ukuran dan suhu.

 Rendam jari telunjuk yang telah diikat tadi kedalam air hangat. Lalu amati
perubahan warna, ukuran, dan suhu yang terjadi.

Hasil dan Pembahasan

 Hasil

1. Kecepatan Jantung

No Posisi Kegiatan Kecepatan Kecepatan Jantung Rata-rata


Jantung Wanita Pria

1 Duduk 64/menit 80/menit 72/menit


2 Berbaring 63/menit 80/menit 71,5/menit

3 Berbaring kaki 90 derajat tubuh 67/menit 90/menit 78,5/menit

4 Berdiri 68/menit 87/menit 74,5/menit

5 Kerja otak 76/menit 78/menit 77/menit

6 Gerak badan selama 1 menit 66/menit 108/menit 87/menit

2. Tekanan darah

NO Posisi Kegiatan Tekanan darah Tekanan darah Pria Rata-rata


wanita

1 Duduk 119/74 124/73 121,5/73,5

2 Berbaring 115/72 119/61 117/66,5

3 Berbaring kaki 90 derajat tubuh 108/68 127/70 117,5/69

4 Berdiri 112/70 122/67 117/68,5

5 Kerja otak 126/67 128/109 127/88

6 Gerak badan selama 1 menit 107/64 117/67 112/65,5

3. Hyperemia

NO Pengaruh Perubahan yang terjadi Perubahan yang terjadi


sebelum direndam air setelah direndam air
hangat hangat

1 Warna Merah Merah

2 Ukuran Membesar Mengecil

3 Suhu Lebih panas Hangat

 Pembahasan

1. Kecepatan Jantung

Di lihat dari hasil tabel diatas, kecepatan jantung dari berbagai posisi
baik duduk, berbaring, berbaring kaki 90% tubuh, berdiri, kerja otak dan
gerak badan selama 1 menit memiliki perbedaan. Dalam posisi duduk
kecepatan jantung wanita 64/menit sedangkan pria 80/menit dengan rata-
rata 72/menit.

Pada saat posisi berbaring kecepatan jantung wanita 63/menit dan


pria 80/menit dengan rata-rata 71,5/menit. Pada posisi berbaring dengan
kaki 90 derajattubuh, kecepatan jantung wanita menjadi 67/menit dan pria
90/menit dengan rata-rata 78,5/menit. Saat posisi berdiri kecepatan jantung
wanita menjadi 68/menit dan pria 87/menit dengan rata-rata 74,5/menit.
Kerja otak, kecepatan jantung wanita 76/menit dan pria 78/menit dengan
rata-rata 77/menit. Pada saat melakukan gerak badan selama 1 menit,
kecepatan jantung wanita menjadi 66/menit dan pria 108/menit dengan
rata-rata 87/menit.

Anda mungkin juga menyukai