Anda di halaman 1dari 5

.

Judul : Sistem Kardiovaskular

II. Tujuan : Mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-
faktor yang mepengaruhinya

III. Tinjauan Pustaka

Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi tertutup. Dimana darah
beredar ke dan darijantung melalui jejaring pembuluh-pembuluh yang luar biasa ekstensif. Dimana
terdapat organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang
berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme
yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat,
aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri (Campbell, 2008: 58).

Pada sistem kardiovaskular komponen yang terpenting adalah O2 karena di butuhkan oleh
seluruh sel yang ada di dalam tubuh. Tanpa adanya O2 seluruh proses metabolisme yang ada di dalam
tubuh akan terhambat. Oleh karena itu agar O2 dapat di edarka keseluruh bagian tubuh yang
memerlukan maka harus ada alat yang mengedarkannya. Hormon-hormon yang di produksi oleh
kelenjar endokrin juga harus dapat di angkut ke bagian tubuh yang memerlukan. Oleh karena itu di
dalam tubuh harus ada alat yang berfungsi untuk mengerdarkan makanan O2 dan hormon. Alat-alat
yang berfungsi dalam hal ini tergabung dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran. Sistem
peredaran meliputi sistem cardiovaskular yaitu cor (jantung) dan vasa-vasanya (arteri dan vena)
(Suntoro, 1990: 101).

Yang membawa O2 dan CO2 serta makanan ke seluruh tubuh adalah darah.Darah merupakan
salah satu komponen utama dalam sistem kardiovaskuler. Tak hanya itu, peranannya dalam tubuh
pun sangatlah vital. Berikut adalah beberapa fungsi darah bagi tubuh ; (1).Darah melalui plasma darah
akan mengedarkan sari makanan ke seluruh bagian tubuh. Sel darah merah akan mengangkut oksigen
ke seluruh tubuh, (2).Sel darah putih akan membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh, (3).Keping-
keping darah akan menutup setiap luka yang dialami tubuh, (4). Darah akan menjaga kestabilan suhu
tubuh (Snell, 2006).

Darah merupakan komponen utama yang ada di dalam sistem kardiovaskular, selain darah ada
organ yang terpenting yang meregulasi keluar masuknya darah yaitu jantung. Jantung sendiri
berukuran sekitar satu kepalan tangan ukurannya : 250-350 gram. Hubungan jantung yaitu ; (1).
Bagian atas terdapat pembulu darah besar (aorta, truncus pulmonalis, dll), (2). Bagian bawah terdapat
diafragma dan disetiap sisi jantung terdapat paru, (3). Bagian belakang terdapat aorta descendesn,
oesophagus, dan columna vertebralis (Snell, 2006).
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung
utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh
darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang
mempengaruhi kedudukan jantung adalah:

a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah.

b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk toraks yang menetap (TBC) menahun batas jantung
menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat

c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah
jantung ke atas

d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh.

(Snell, 2006).

Menurut Sloane (2003), Fungsi umum otot jantung yaitu:

1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.

2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung
maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.

3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.

4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.

Menurut Sloane (2003), Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung yaitu:

1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke jantung.

2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom.

Setelah mengetahui morfologi jantung serta kinerja jantung, selanjutnya di susul dengan organ
yang mendukung kerja jantung yaitu pembuluh darah vena dan pembuluh darah arteri.

a. Pembuluh darah arteri

Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri mempunyai dinding
yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat pada arteri (Setiadi. 2007).

b. Pembuluh darah vena

Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan
pada sistem vena sangat rendah. Dinding vena sanga tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot
untuk berkontraksi sehingga berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat
dikendalikan berdasarkan kebutuhan tubuh (Setiadi, 2007).
Di dalam jantung tersebut terdapat beberapa organ yang mendukung kerja dari jantung yaitu
pembuluh darah. Terdapat tiga tipe utama pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular yaitu arteri,
vena dan kapiler. Artery membawa darah menjauhi jantung ke organ-organ seluruh tubuh. Di dalam
organ-organ, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh-pembuluh darah kecilyang mengangkut
darah ke kapiler-kapiler. Kapiler adalah pembuluh mikroskopik dengan dinding-dinding yang sangat
tipis dan berpori-pori. Jejaring pembuluh kapiler disebut bantalan kapiler, menembus setiap jaringan,
melewati setiap sel tubuh dalam jarak beberapa kali diameter sel. Dengan melintasi dinding kapiler
yang tipis, zat kimia, termasuk gas-gas terlarut di pertukarkan melalui difusi antara darah dan cairan
interestial di sekeliling sel-sel jaringan. Pada ujung hilir kapiler-kapiler menjadi venula, dan venula-
venula bergabung menjadi vena, yaitu pembuluh-pembuluh yang membawa ke jantung (Campbell,
2008: 58).

Kemudian setelah kita mengetahui morfologi dari jantung, pembuluh vena, pembuluh artery
dan yang terpenting dalam sistem kardiovaskular yaitu darah. Komponen dan organ-organ tersebut
nantinya akan bekerjasama membentuk peredaran darah. Peredaran darah sendiri pada manusia ada
2 yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

a. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)

Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh
tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen
menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ
vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung
akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ
di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.

Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem
peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah
yang mengandung CO2).

Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler
– vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan (Hall, 2009).

b. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)

Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi
kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara
O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang
masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih
ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena
pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia, karena
merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru –
vena pulmonalis – serambi kiri jantung (Hall, 2009).

Kemudian di dalam peredaran darah tersebut darah dapat bergerak melakukan peredaran
karena adanya tekanan darah.Tekanan darah sendiri adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah
terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi
untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat
menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam
pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang
menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah
dan kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas empat fase
(Saladin, 2003) dalam (Waluyo, 2015: 9).

Terdapat beberapa metode untuk mengetahui tekanan darah seseorang. Menurut Setiadi (2007),
tekanan darah dapat di ukur dengan 2 metode, yaitu:

 Metode langsung (direct method)

Metode ini menggunakan jarum atau kanula yang di masukkan ke dalam pembuluh darah dan
di hubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang sangat tepat untuk
pengukuran tekanan darah tapi butuh peralatan yang lengkap dan keterampilan yang khusus.

 Metode tidak langsung (indirect method)

Metode ini menggunakan alat shpygmomanometer (tensi meter).

Terkait keberadaan alat pemantau tekanan darah, sekarang ini, sudah dijumpai beragam
metode pengukuran tekanan darah, baik secara non invasif (alat di luar organ) maupun invasif (alat di
dalam organ). Metode pemantauan tekanan darah secara non invasif yang paling populer saat ini
adalah Sphygmomanometer, dan dikembangkan secara elektronik pada ibujari pasien [2,3,4]. Metode
ini praktis, namun memberikan ralat besar (orde 10%) sehingga hanya baik untuk pemantau tekanan
darah bagi orang sehat. Metode invasif dilakukan dengan memasukkan sensor tekanan pada
pembuluh darah pasien. Metode ini tidak praktis, tetapi lebih presisi dan cocok untuk diterapkan pada
pasien yang sakit keras. Selanjutnya, perlu diperkenalkan metode pemantau tekanan darah yang lain,
bersifat non invasif, dalam keadaan darah mengalir, walau demikian yang dikerjakan penulis masih
dalam bentuk modelnya (Jati, 2013: 9).

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi krontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan
denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan
meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan
dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang
diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003) dalam (Waluyo dan Wahono. 2015: 9). Pada umumnya,
pengukuran dengyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis,
arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri polpolitea, arteri temporalis,
arteri apical, arteri tibialis poterior (Michael, 2006) dalam (Waluyo, 2015: 9).

IV. Metodologi Penelitian

4.1 Alat dan Bahan

a. Alat

- Tensimeter (Sphygmomanometer), terdiri dari :

 Manometer air raksa

 Manset udara

 Selang karet

- Pompa udara dari karet + sekrup pembuka penutup

- Stetoskop

- Stopwatch

- Meja periksa dan bangku

b. Bahan

- Probandus

4.2 Langkah kerja

1. Mengukur tekanan darah

Memasang dengan rapat menset/ sabuk tensimeter pada lengan kiri atas probandus

Mendengarkan dan menandai bunyi yang terdengar pertama dan terakkhir kali muncul saat jarum
pada manometer turun.

Membuka kantong tekanan sampai jarum pada manometer menunjukkan angka 0 (nol).

Anda mungkin juga menyukai