SISTEM KARDIOVASKULER
KARDIOVASKULER
DI SUSUN OLEH:
BOBBY JUNIARTO
JUNIARTO SIMANJUNTAK (0902009 )
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.
d arah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi
darah yang terdiri
terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran
peredaran darah
atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara
ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung,
ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai
sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke
seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal
ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada
pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan
dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent (
kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami pengobatan untuk pasien
dengan gangguan system kardiovaskuler, serta mengetahui efek samping dan gejala yang
mungkin timbul akibat pengobatan tersebut.
BAB II
KONSEP TEORI
5. Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole)
jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.Kontraksi jantung mengakibatkan
perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan
masuk ke arteri.
indikasi: kontraksi miokard
yang buruk)
6. Morfin atau narkotik lain dapat
dipakai untuk menurunkan nyeri
hebat pada fase akut atau nyeri
berulang yang tak dapat
dihilangkan dengan nitrogliserin.
7. Bekerja melalui efek vasodilatasi
yang dapat meningkatkan
sirkulasi koroner dan kolateral,
menurunkan preload dan kebu-
tuhan oksigen miokard. Beberapa
di antaranya bekerja sebagai
antiaritmia.
2 Intoleransi aktivitas b/d Setelah di lakukan tindakan a. Pantau HR, irama, dan menentukan respon klien
ketidakseimbangan suplai
selama ..x 24 jam di harapkan perubahan TD sebelum, terhadap aktivitas.
oksigen miokard dengan
kebutuhan tubuh. Intoleransi aktivitas membaik selama dan sesudah aktivitas
dengan kriteria:
sesuai indikasi.
1. Klien terbebeas dari
rasa nyeri dan mampu b. Tingkatkan istirahat, batasi Menurunkan kerja
meningkatkan toleransi aktivitas miokard/konsumsi oksigen,
aktivitas.
2. Keluhan nyeri dada, menurunkan risiko komplikasi.
pusing, mual, sesak
c. Anjurkan klien untuk Manuver Valsava seperti
nafas, dan lelah
berkurang atau hilang menghindari peningkatan menahan napas, menunduk,
3. Pola EKG : irama
simus, ST , isoelestris, tekanan abdominal. batuk keras dan mengedan dapat
gelombang T positif , Q
mengakibatkan bradikardia,
patologis hanya lead
yang bersangkutan atau
tidak terbentuk, cardiac penurunan curah jantung yang
isoenzim normal, tanda
vital normal, mampu kemudian disusul dengan
beraktivitas sesuai takikardia dan peningkatan
kemampuan.
tekanan darah.
d. Batasi pengunjung sesuai Keterlibatan dalam pembicaraan
dengan keadaan klinis klien. panjang dapat melelahkan klien
tetapi kunjungan orang penting
dalam suasana tenang bersifat
terapeutik.
f. Bantu aktivitas sesuai dengan Mencegah aktivitas berlebihan;
keadaan klien dan jelaskan pola sesuai dengan kemampuan kerja
peningkatan aktivitas bertahap. jantung.
g . Kolaborasi pelaksanaan Menggalang kerjasama tim
program rehabilitasi pasca kesehatan dalam proses
serangan IMA. penyembuhan klien.
3 Kecemasan (uraikan Setelah di lakukan tindakan a. Pantau respon verbal dan non Klien mungkin tidak
tingkatannya) b/d verbal yang menunjukkan
selama ..x 24 jam di harapkan menunjukkan keluhan secara
ancaman/perubahan kecemasan klien
kesehatan-status sosio- Kecemasan membaik dengan langsung tetapi kecemasan dapat
ekonomi; ancaman
kriteria:
kematian. dinilai dari perilaku verbal dan
1. Klien dan keluarga
mampu non verbal yang dapat
mengekspresikan rasa menunjukkan adanya
takut atau kecemasan
secara positif sehingga kegelisahan, kemarahan,
mekanisme koping
penolakan dan sebagainya.
efektif dan kecemasan
atau rasa takut hilang b. Dorong klien untuk Respon klien terhadap situasi
2. Klien mampu
mengekspresikan rasa mengekspresikan perasaan IMA bervariasi, dapat berupa
takut atau cemasnya marah, cemas/takut terhadap cemas/takut terhadap ancaman
secara wajar serta
merasa optimis bahwa situasi krisis yang dialaminya. kematian, cemas terhadap
kondisi fisiknnya dapat
dipulihkan. ancaman kehilangan pekerjaan,
3. Klien mampu perubahan peran sosial dan
mendiskusikan
pengaruh penyakitnya sebagainya.
terhadap perubahan
c. Orientasikan klien dan orang Informasi yang tepat tentang
gaya hidup.
terdekat terhadap prosedur situasi yang dihadapi klien dapat
rutin dan aktivitas yang menurunkan kecemasan/rasa
diharapkan. asing terhadap lingkungan
sekitar dan membantu klien
mengantisipasi dan menerima
situasi yang terjadi.
d. Kolaborasi pemberian agen Meningkatkan relaksasi dan
terapeutik anti cemas/sedativa menurunkan kecemasan.
sesuai indikasi
(Diazepam/Valium,
Flurazepam/Dal-mane,
Lorazepam/Ativan).
4 Risiko tinggi Penurunan Setelah di lakukan tindakan a. Pantau TD, HR dan DN, otensi dapat terjadi sebagai
curah jantung b/d
selama ..x 24 jam di harapkan periksa dalam keadaan baring, akibat dari disfungsi ventrikel,
perubahan frekuensi, irama
dan konduksi listrik Resiko tinggi penurunan curah duduk dan berdiri (bila hipoperfusi miokard dan
jantung; penurunan
jantung membaik dengan
preload/peningkatan memungkinkan) rangsang vagal. Sebaliknya,
tahanan vaskuler sistemik;
berdampak negatif terhadap
perfusi dan fungsi ginjal dan
organ lainnya. BJ urine
merupakan indikator status hidrsi
dan fungsi ginjal.
f. Kolaborasi pemeriksaan Penting sebagai indikator
laboratorium (gas darah, BUN, perfusi/fungsi organ.
kretinin, elektrolit)
A. BETA BLOCKER
Beta blocker adalah obat yang bekerja memblokir reseptor β sehingga mengurangi
aktifitas sistem otonom simpatis.
1. Jika bekerja pada reseptor β, mempunyai efek pada miokard berupa hal hal sebagai
berikut
a. Menurunkan daya kontraktilitas miokard.
b. Memperlambat penyaluran impuls dari SA node ke AV node (kronotropik negatif)
sehingga menurunkan denyut jantung.
2. Jika bekerja pada reseptor β 2 akan mempunyai efek pada oto polos bronkial dan
faskular perifer.
Mekanisme kerja golongan ini adalah sebagai berikut
a. Kardioselektif (efek kerja obat hanya sebagai miokard).
b. Non-kardioselektif (efek kerja obat pada bronkus dan pembuluh darah perifer)
Obat yang digunakan adalah sebagai berikut
Kardioselektif : Metaprolol (lopressor), Atenolol (Tenormin), Acebutolol (Sektral)
Non-kardioselektif: Propanolol (inderal), Pidolol (visken), Nodolol (Corgard)
Efek samping β blocker adalah sebagai berikut
1. AV Block
2. Bronkospasme
3. Gagal jantung
4. Depresi dan mimpi buruk
B. CALCIUM ANTAGONIS
b. Lanoxin 0,1 mg
c. Cedilanid 0,4 mg/2 ml (1 ampul)
5. Efek samping digitalis
a. Gangguan lambung (mual-muntah)
b. Bradikardi
c. Gangguan susunan saraf pusat (pusing/sakit kepala,gangguan
penglihatan,delirium,kejang,dan lain-lain
6. Perhatian
a. Cek irama dan frekuensi denyut jantung sebelum pemberian.jika denyut jantung
kurang dari 60 bpm atau di dapatkan gejala mual atau muntah,maka pemberian
digitalis di hentikan atau di lapor di laporkan kepada dokter.
b. Nilai terapeutik sempit 1-2 mg/ml (1,3-2,6 mmol/L),maka kadar digitalis harus di
pantau secara ketat.sampel darah untuk kadar digitalis harus di ambil minimal 6 jam
setelah minum obat terakhir.
c. Pemberian via IV harus di encerkan dan diberikan secara perlahan sambil
memonitor perubahan pola EKG Klien.
d. Hati- hati terhadap klien yang mengalami hipokalemia atau gagal ginjal.
K. DIURETIKA
Diuretika adalah obat yang mampu mempercepat diuresis air dan zat-zat terlarut
didalamnya melalui ginjal.
1. Efek diuretika
Meningkatkan pengeluaran urine sehingga bias menurunkan preload ja ntung.
2. Indikasi diuretika
a. Gagal jantung kongestif
b. Edema paru
c. Hipertensi (obat-obatan garis pertama)
3. Golongan diuretika dibagi atas empat golongan :
a. Golongan thiazid:Thiazide,chlorthalidon
b. Golongan Diuretika Loop of Henle :Furrosemide
c. Golongan Diuretika Hemat Kalium :Spironolactone
d. Golongan Diuretika Osmotic :Manitol,Gliserol
4. Dosis diuretika
Tergantung efek diuresis yang dikehendaki.
5. Efek samping
Dehidrasi ,hipokalemia,dan atau hiponatremia
6. Perhatian
a. Observasi intake dan output cairan secara ketat.
b. Cek kadar elektrolit secara berkala atau sesuai indikasi
c. Timbang berat badan klien setiap hari atau menilai derajat edema.