Anda di halaman 1dari 100

ANATOMI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

2.1 PENGERTIAN JANTUNG

Jantung adalah organ-organ otot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh
kontraksi darah yang berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu
menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungandenganjantung, dari
kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan
dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri.

Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di
belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba
adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

2.2 ANATOMI JANTUNG MANUSIA

1) Ruang Jantung

Terbagi atas 4 ruang:

a. Atrium kanan dan Atrium kiri yang dipisahkan oleh septum Intratrial. Atrium kanan
menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh
bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial
mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi
dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan
atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen
dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan. Atrium kiri menerima
darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh
node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.

b. Ventrikel kanan dan Ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum


Intervertikular. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium
kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi
ventrikel dengan darah. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan
katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju
paru-paru. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak
atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta
tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Sebagai kontrak
ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral
mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta
memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.

2) Katup jantung

Terdiri dari :

a. Katup Trikuspid

Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan
dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup
trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

b. Katup Pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup
yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan
relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri
pulmonalis.

c. Katup Bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri.Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel.Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

d. Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
3) Pembuluh Darah Dalam Jantung
a. Arteri Koroner

Karena Jantung adalah terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang terus
menerus kontrak dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang konstan dan
nutrisi. Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan
darah kaya nutrisi ke jaringan otot jantung.

Darah meninggalkan ventrikel kiri keluar melalui aorta, yang arteri utama tubuh. Dua
arteri koroner, disebut sebagai “Kiri” dan “Kanan” arteri koroner, muncul dari
awalaorta, di dekat bagian atas jantung.

b. Vena Kava Superior

Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang
membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh bagian
atas umpan ke Vena kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.

c. Vena Kava Inferior

Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang
membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada
rendah ke Vena kava inferior, yang bermuara di atrium kanan jantung.

d. Vena Pulmonalis

Vena pulmonalis adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari
paru ke atrium kiri. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa
darah de-oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena
yang membawa darah ke jantung.

e. Aorta

Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira
diameter ibu jari Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri
ke berbagai bagian tubuh.

f. Arteri Pulmonalis

Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke
paru-paru. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa darah
yang kaya oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh
arteri yang membawa darah dari jantung.

2.3 FUNGSI JANTUNG

Fungsi Jantung adalah memompa darah keparu-paru dimana darah itu memperolehi
oksigen dan seterusnya dialirkan ke seluruh badan. Fungsi utama jantung adalah menyediakan
oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).
Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen
dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paruparu, dimana darah akan mengambil oksigen
dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. Pada saat berdenyut, setiap ruang
jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol); selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua atrium mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida dari seluruh
tubuh mengalir melalui 2 vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah
atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Darah dari
ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke
paru-paru.

2.4 CARA KERJA JANTUNG

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur
dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava)
menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke
dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih)
mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian
kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
ANATOMI FISIOLOGI DARAH DAN SISTEM PEREDARAN DARAH

A. PENGERTIAN DARAH

Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang membawa zat penting yang
diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang disebut pembuluh darah. Kinerja darah diatur
oleh “master kontrol” yaitu jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen, mineral,
protein, vitamin dan hormon yang berasal dari system endokrin. Hasil sisa olahan tubuh seperti
karbon dioksida dibawa oleh darah keparu-paru untuk ditukar dengan oksigen. Begitu pula
banyak racun dan bahan kimia yang tidak dikehendaki tubuh dibawa kehati dan ginjal untuk
kemudian dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui feces atau urin.

.
B. FUNGSI DARAH

Darah merupakan cairan yang lebih tebal dari pada air, dan lebih terasa lengket. Suhu dari
darah pada tubuh 38 derajat Celsius, lebih tinggi 1 derajat dari suhu tubuh. Banyaknya darah
yang ada di tubuh kita tergantung dari ukuran dan berat tubuh kita. Seseorang dengan berat 70
kg, memiliki 5 sampai 6 liter darah di tubuhnya.

Darah mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah
2. Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan
oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea dikeluarkan
melalui ginjal.
3. Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan
oleh plasma darah.
4. Mengangkut oksigen keseluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk kedalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih
6. Menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah
7. Menjaga kestabilan suhu tubuh

C. SUSUNAN DARAH

1. Air :91%
2. Protein :8,0% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen)
3. Mineral :0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam posfat,
magnesium, kalsium dan zat besi)
4. Bahan organik :0,1% (Glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino)

Plasma Darah

Cairan berwarna kuning yang dalam reaksi bersifat sedikit alkali.

Fungsi Plasma Darah

Plasma bekerja sebagai medium (perantara) untuk penyaluran makanan, mineral, lemak,
glukosa, dan asam amino kejaringan. Juga merupakan medium untuk mengangkat bahan
buangan seperti urea, asamurat, dan sebagian dari karbondioksida.

Plasma juga berisi :

 Gas oksigen dan karbondioksida, hormon-hormon, enzim dan antigen

Sel darah terdiri atas tiga jenis :

1. Sel darah merah ( Eritrosit )

Berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping
tampak seperti dua bulah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter
kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Jika dilihat satu per satu warnanya kuning tua pucat,
tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri
atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa
hemoglobin.

Sel darah merah memerlukan protein karena


strukturnya terbentuk dari asam amino. Sel darah
merah juga memerlukan zat besi, sehingga untuk
membentuk penggantinya diperlukan diet seimbang
yang berisi zat besi. Sel darah merah dibentuk dalam
sumsum tulang, terutama dari tulang pendek, pipih, dan
tak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa, dari sumsum dalam batang iga-iga,
dan dari sternum.

Perkembangan sel darah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap mula-mula besar dan
berisi nukleus, tetapi tidak ada hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya
kehilangan nukleusnya, kemudian baru diedarkan kedalam sirkulasi darah. Rata-rata Panjang
hidup darah merah sekitar 115 hari. Sel menjadi using dan dihancurkan dalam system retikulo-
endotelial, terutama dalam limpa dan hati. Globin dari hemoglobin dipecah menjadi asam amino
untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan zat besi dalam hem dari hemoglobin
dikeluarkan untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari
hemoglobin diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin yang berwarna kehijau-
hijauan dan dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.

Bila terjadi pendarahan , sel merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen hilang.
Pada perdarahan sedang sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu berikutnya. Tetapi bila
kadar hemoglobin turun sampai 40% atau dibawahnya diperlukan transfuse darah.

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin memiliki afinitas
(dayagabung) terhadap oksigen ,dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel
darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru kejaringan-
jaringan.

Jumlah Hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah,
dan jumlah ini biasanya disebut ”100 persen”.

Dalam berbagai bentuk anemia, jumlah Hemoglobin dalam darah berkurang. Dalam
beberapa bentuk anemia parah, kadar itu bisa di bawah 30 persen atau 5 gram setiap 100 ml.
karena hemoglobin mengandung besi yang diperlukan untuk bergabung dengan oksigen, maka
dapat dimengerti pasien semacam itu memperlihatkan gejala kekurangan oksigen, kelainan
eritrosit. Jumlah eritrosit normal harus berada pada kisaran 4 – 6 juta sel/m3 darah. Berbagai
penyakit dapat mempengaruhi jumlah eritrosit.

 Berikut ini beberapa kelainan atau gangguan yang terjadi pada eritrosit:
a. Polisitemia adalah gangguan yang ditandai oleh jumlah eritrosit terlalu
berlebihan (banyak). Hal ini dapat disebabkan oleh cacat produksi sel induk,
penurunan volume plasma akibat dehidrasi, atau pengaruh ketinggian.
Akibatnya berkurangnya aliran darah, penyumbatan kapiler, dan peningkatan
ketebalan darah. Kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah
tinggindek. Ini sering merupakan salah satu gejala pertama anemia
kekurangan zat besi.
b. Anemia Dalam kondisi normal, tingkat hemoglobin darah adalah 12-17 gram
per 100 mililiter. Pada penderita anemia, jumlah eritrosit sedikit, dan/atau sel-
sel eritrosit tidak memiliki cukup hemoglobin. Anemia dapat diklasifikasikan
dalam salah satu dari beberapa kategori yang akan diuraikan berikut ini.
 Anemia gizi
Anemia yang penyebab utamanya adalah kekurangan zat nutrisi terutama
zat besi. Zat besi bisa terdapat pada bahan makan hewani, yakni daging dan
hati. Gejala gejala umum dari anemia adalah tampak pucat, lemas dan lesu.
Suplemen zat besi dalam makanan dapat membantu mencegah anemia
jenisini.
 Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah bentuk lain dari anemia gizi. Saluran
pencernaan tidak mampu menyerap cukup vitamin B12, yang penting untuk
perkembangan sel darah merah. Tanpa vitamin B12, sel darah merah yang
belum matang cenderung menumpuk di dalam sumsum tulang. Suplemen
vitamin, dan/atausuntikan vitamin B12 adalah pengobatan yang efektif.
 Anemia Aplastik
Adanya kelainan atau kerusakan pada “pabrik” pembuat sel darah merah
sehingga tidak dapat memproduksi ketiga komponen darah dengan baik,
sehingga, bagi penderita anemia aplastic harus selalu memperoleh suplai
darah melalui transfusi. Transplantasi sumsum tulang adalah salah satu
pilihan untuk mengobati kondisi ini.
 Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik terjadi karena laju kerusakan eritrosit meningkat
(hemolisis adalah pecahnya sel darah merah). Penyakit ini umumnya
menyebabkan eritrosit mudah pecah oleh berbagai sebab, dapat akut atau
kronik. Anemia hemolotik akut umumnya disebabkan oleh gigitan
binatang, seperti ular ataus engatan lebah. Anemia hemolitik dapat
disebabkan kekurangan enzim untuk membentuk eritrosit, seperti
kekurangan enzim G-6PD, atau adanya kelainan membrane atau dinding
eritrosit. Penyakit-penyakit ini umumnya diturunkan dari orang tua.
 Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia selsabit merupakan penyakit keturunan. Penderita anemia sel sabit
eritrositnya memiliki bentuk abnormal, yaitu bentuk sabit dengan
hemoglobin abnormal dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup.
Eritrositnya rapuh,mudah merobek ketika mereka melalui kapiler yang
sempit. Akibatnya, jumlah eritrositnya jauh lebih sedikit dari biasanya, dan
mengakibatkan gejala anemia. Kedua orang tua harus membawa gen
penyakit sel sabit sehingga anak akan menderita anemia sel sabit.
Seseorang dengan gen tunggal dikatakan memiliki sifat sickle cell, dan
tidak memiliki gejala penyakit. Variasi keparahan mengakibatkan kematian
sebelum usia 30, untuk kasus ringan, tanpagejala.
 Talasemia
Talasemia adalah penyakit keturunan banyak ditemukan pada orang
Afrika, Mediterania, dan Asia, termasuk Indonesia. Angka pembawa
sifatpenyakit ini di Indonesia berkisar 3 – 10%, artinya 10 dari 100 orang
Indonesia adalah pembawa sifat penyakit ini. Pembawa sifat disebut
talasemia minor. Mereka tidak pernah memperlihatkan gejala yang berarti,
hanya saja saat diperiksa Hb-nya umumnya di bawah nilai normal. Jika
diperiksa lebih dalam lagi, ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari
normal. Penderita talasemia produksi hemoglobinnya sedikit dan kematian
dapat terjadi pada usia 20an. Kasus ringan menghasilkan anemia ringan.
Anak penderita talasemia membutuhkan transfusi seumur hidup dengan
segala resiko transfusi.

2. Sel darah putih ( Leukosit )

Keadaanbentuk dan sifat-sifat dari leukosit berbeda dengan entrosit karena apabila kita
periksa dan kita lihat dibawah mikroskop makanakan terlihat bentuknya yang dapat diubah-ubah
dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia) mempunyai bermacam-macam inti sel
sehingga dapat dibedakan macam inti selnya. Warnanya
bening (tidak berwarna banyaknya dalam 1 mm darah
kira-kira 6000-9000).

Fungsinya:

1. Sebagai serdadu tubuh yaitu, membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri yang
masuk kedalam tubuh jaringam RES ( Sistim Retikulo Endotel)
2. Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera
3. Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya
4. Menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan kayu, benang jahitan
(catgut), dll dengan cara yang sama.

Sebagai tambahan granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang
memungkinkan merusak jaringan tubuh, menghancurkan dan membuangnya. Dengan ini
jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan dimungkinkan sembuh. Sebagai hasil kerja
fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak
dapat berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi “jenazah” dari
kawan dan lawan. Fagosit yang terbunuh dalam perjuangannya melawan kuman yang menyerbu
masuk disebut sel nanah.
Jenis Leukosit :

1. Granulosit Lekosit yang di dalamsitoplasmanyamemilikibutir-butir kasar (granula).


Berasal dari sel induk di sumsum tulang merah dari mieloblas menjadi mielosit
sebelum berdiferensiasi menjadi salah satunya. Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan
netrofil.
a. Netrofil : (ada dua jenis sel yaitu netrofil batang dan netrofil segmen). Disebut
juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
Fungsi utamanya melindungi terhadap benda asing yang masuk tubuh khususnya
kuman dan melenyapkan bahan limbah. Sel-sel ini tertarik ketempat infeksi oleh
substansi kimia yang dilepaskan oleh sel-sel cedera
b. Eosinofil : mengandung granola berwana merah (warna eosin) disebut juga
asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing). Banyak diantaranya
bermigrasi keluar pembuluh darah menuju daerah tubuh yang terpapar misalnya
jaringan ikat dibawah kulit, membran mukosa saluran nafas dan cerna, pelapis
vagina dan rahim. Fungsi eosinophil melindungi tubuh terhadap bahan asing
(parasit)
c. Basofil : mengandung granula berwarna biru (warna basa). Berfungsi pada reaksi
alergi. Sel ini menggetahkan histamin, yang menimbulkan vasodilatasi dan
meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini mempermudah fagosit dan
substansi protektif lain seperti zat anti, tiba dicelah jaringan bersama sel mast
mengumpul didaerah radang yang menyembuh.
2. Agranulosit Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah
limfosit dan monosit.
1. Monosit : sel mononuklir berasal dari sumsum tulang merah. Beredar didalam
darah, berfungsi terutama di jaringan sesudah berkembang menjadi makrofag.
Keduanya menghasilkan interleukin 1 yang bekerja pada hipotalamus,
menaikkan suhu badan pada infeksi dengan kuman, merangsang pembentukan
globulin oleh hati dan meningkatkan produksi limfosit T aktif.
2. Limposit ada 2 jenis , yaitu Limposit-T dan Limposit-B :

a. Limposit-T, diaktifkan oleh timosin dalam keltimus


b. Limposit-B, diaktifkan dalam jaringan limpoid. Sebagian beredar dalam darah
dan lainnya menetap di jaringan limpoid, bila limposit aktif bertemu antigen
maka masing-masing dapat berkembang menjadi sel efektor yang
menghadapi anti gen itu dan sel memori yang menetap dalam jaringan
limpoid (apabila serangan kedua, sudah dikenali).

 Kelainanataugangguan yang melibatkanleukosit :

a. severe combined immunodeficiency disease (SCID)


Defisiensi imun kadang-kadang diwariskan. Anak-anak yang memiliki
penyakit defisiensi imun gabungan yang parah (SCID) terjadi ketika sel-sel
induk dari leukosit kekuran ganenzim yang disebut adenosine deaminase.
Tanpa enzim ini, limfosit B dan T tidak berkembang dan tubuh tidak dapat
melawan infeksi. Sekitar 100 anak-anak yang lahir dengan penyakit ini setiap
tahunnya. Memberikan suntikan enzim adenosine deaminase dapat diberikan
dua kali seminggu, tetapi transplantasi sumsum tulang dari donor yang
kompatibel adalah cara terbaik untuk menyembuhkan penyakit.
b. Leukimia Leukemia
Yang berarti "darah putih," mengacu kepada sekelompok kanker yang
melibatkan proliferasi leukosit yang tidak terkendali. Sebagian besar leukosit
ini abnormal atau belum matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu
melakukan fungsi yang normal dalam pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi
nama sesuai dengan jenis sel yang bereproduksi tidak terkendali. Misalnya,
leukemia limfositik melibatkan proliferasi limfosit yang abnormal.
c. Infeksi Mononukleous Infeksilimfositolel Virus Epstein-Barr (EBV)
Adalah penyebab infeksi mononucleosis, dinamakan demikian karena sifat
limfosit yang mononuklear. EBV (keluarga virus herpes), adalah salah satu
virus manusia yang paling umum. Gejala mononukleosis infeksiosa adalah
demam, sakit tenggorokan, dan kelenjar getah bening. Meskipun gejala
biasanya hilang dalam satu atau dua bulan tanp aobat, EBV tetapaktif dan
tersembunyi di beberapa sel di tenggorokan dan darah selama sisa hidup
seseorang. Stres dapat mengaktifkan virus. Reaktivasi berarti bahwa air liur
seseorang dapat menularkan infeksi kepada orang lain, seperti dengan ciuman
mesra. Inilah sebabnya mengapa mononucleosis disebut "penyakit
berciuman”.
3. Trombosit

Trombosit merupakan kepingdarah, asalnya dari sel megakariosit dalam sumsum tulang
merah. Jumlah normalnya berkisar antara 200.000 –350.000 per mm3 darah. Fungsinya yaitu
memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka
apa bila terdapat luka dan darah tidak segera membeku sehingga timbul pendarahan yang terus
menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari
200.000 disebut trombositopenia. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut
membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen
mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor
pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Jika
seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut
menderita Hemofili. Pada penyakit demam berdarah, jumlahnya sangat menurun (dikatakan
trombositopeni) dan pasien cenderung berdarah dibawah kulit (purpura) atau di selaput lendir.

Kelainan dan Gangguan terkait Trombosit

a. Trombositopenia
Terbatasnya jumlah trombosit disebut trombositopenia. Trombositopenia terjadi
karena produksi trombosit yang rendah dalam sumsum tulang atau meningkat
kerusakan trombosit di luar sumsum. Sejumlah kondisi, termasuk leukemia, dapat
menyebabkan trombositopenia. Hal ini juga dapat disebabkan obat. Gejalanya penyakit
ini adalah memar, ruam, dan mimisan atau pendarahan di mulut. Perdarahan
gastrointestinal atau perdarahan di otak yang dapat menyebabkan komplikasi.
b. Trombosis
Jauh lebih banyak orang meninggal karena pembekuan darah yang tidak
diinginkan dari pada kegagalan pembekuan. Kebanyakan stroke dan serangan jantung
adalah karena trombosis, yaitu terbentuknya bekuan darah (trombus) abnormal di
pembuluh darah. Sebuah trombus (bekuan) dapat tumbuh cukup besar dan menghalangi
aliran darah di pembuluh darah kecil, atau potongan bekuan darah ini dapat mengalir di
dalam aliran darah sebagai embolus. Jika pembentukan bekuan ini tidak diatasi aliran
darah bisa terhenti, dan jika pembuluh darah yang tersumbat berada di organ vital
seperti jantung, otak, paru-paru, atau ginjal, dapat menyebabkan infark (kematian
jaringan). Ratusan ribu orang meninggal karena tromboemboli (trombus yang mengalir
dalam aliran darah). Sebagai contoh sekitar 650.000 orang Amerika meninggal setiap
tahun karena tromboemboli.
c. Hemofilia
Penyakit kelainan genetik yang disebabkan oleh kekurangan faktor pembekua
darah sehingga darah sukar membeku. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya kesulitan pembekuan darah. Hemofilia A (hemofiliaklasik) disebabkan oleh
defisiensi faktor pembekuan VIII. Lebih mungkin terjadi pada anak laki laki dari pada
anak perempuan. Hemofilia A disebabkan oleh salinan abnormal dari gen produksi
faktor VIII, ditemukan pada kromosom X. Hemofilia ini muncul ketika anak laki laki
memiliki gen abnormal pada kromosom X. Kasus hemofilia A terjadi 1 dari 5.000 laki
laki di seluruh dunia. Kekurangan faktor IX menyebabkan hemofilia B (Christmas
disease), menyumbang 15% dari seluruh kasus dan terjadi pada sekitar 1 dari 30.000
laki-laki. Bentuk yang jarang disebut hemofilia C (defisiensifaktor XI) adalah
autosomal dan tidak terkaitseks, sehingga terjadi sama pada kedua jenis kelamin. Pada
hemofilia, benjolan sedikit dapat menyebabkan perdarahan kedalam sendi, yang diikuti
degenerasi tulang rawan pada sendi. Penyebab paling sering dan mengakibatkan
kematian adalah pendarahan keotak disertai kerusakan saraf. Suntikan regulerfaktor
VIII berhasil dapat mengobati penyakit.

D. PROSES PEMBEKUAN DARAH

Hemostasis dan koagulasi merupakan serangkaian kompleksreaksi yang menyebabkan


pengendalian pendarahan melalui pembentuk antrombosit dan bekuan fibrin pada tempat
cedera. Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan proses
yang amatkompleks, berlangsung terus menerus dalam mencegah kehilangan darah secara
spontan, serta menghentikan pendarahan akibat kerusakan system pembuluh darah. Proses ini
mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit
(platelet) serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan
bekuan.

Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentianperdarahan) dan perbagian pembuluh


darah yang robek. Apabila terjadi luka dan darah keluar, trombosit akan bersentuhan
dengan permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan
tromboplastin/trombokinase. Mekanisme homeostatis dan pembekuan darah melibatkan suatu
rangkaian proses yangcepat yaitu

 Vasokonstriksi

Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin
dan tromboksan A₂(prostaglandin), yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh
darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang.

 Plug Trombosit

Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut


kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.
Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain, sehingga
mengakibatkan agregasi trombosit untuk memperkuat plug. Jika kerusakan pembuluh
darah sedikit, maka plug trombosit mampu menghentikan perdarahan. Jika
kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi perdarahan, sampai
proses pembekuan terbentuk.

Dari uraian tersebut, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa untuk proses pembekuan
darah diperlukan trombokinase, Ca++, vitamin K, protrombin. Jika salah satu komponen
tidak ada, proses pembekuan darah akan terhambat. Hemofilia merupakan penyakit bawaan,
yaitu seseorang tidak mampu menghasilkan zat anti hemofili, sehingga darahnya sukar
membeku jika terjadi luka. Penyakit itu merupakan warisan yang diturunkan dari kedua orang
tua.

E. PENGGOLONGAN DARAH

Jika jumlah besar darah yang hilang selama operasi atau kecelakaan, pasien dapat mengalami
syok dan kematian kecuali dilakukan transfusi atau infus. Transfusi adalah transfer darah atau
komponen darah dari satu orang ke orang lain. Ketika jumlah besar darah yang hilang, sel-sel
darah merah harus diganti untuk mengembalikan kapasitas eritrosit membawa oksigen.

Pada awalnya upaya untuk transfuse darah dari satu orang ke orang lain sering tidak berhasil
karena mengakibatkan reaksi transfusi, termasuk terjadinya pembekuan dalam pembuluh darah,
kerusakan ginjal, dan kematian. Sekarang diketahui bahwa reaksi transfuse disebabkan oleh
interaksi antara antigen dan antibodi. Antigen adalah zat yang dapat memicu mekanisme
pertahanan tubuh yang disebut responimun. Kebanyakan antigen adalah protein. Permukaan
eritrosit memiliki molekul yang disebut antigen dan dalam plasma terdapat molekul yang disebut
antibodi. Antibodi sangat spesifik, yang berarti
bahwasetiapantibodidapatmenggabungkanhanyadengan antigen tertentu.

Ketikaantibodidalam plasma mengikatke antigen di permukaan sel eritrosit makaakan


terbentuk jembatan molekuler yang menghubungkan sel-sel eritrosit. Akibatnya terjadi aglutinasi
atau menggumpal. Kombinasi antibodi dengan antigen juga dapat menyebabkan reaksi
hemolisis. Karena kombinasi antigen-antibodi dapat menyebabkan aglutinasi, antigen sering
disebut aglutinogen dan antibodi disebut aglutinin. Antigen pada permukaan eritrosit telah
dikategorikan kedalam kelompok-kelompok darah, dan lebih dari 35 kelompok darah, yang
sebagian besar jarang terjadi, telah diidentifikasi. Untuk transfusi, kelompok darah ABO dan Rh
adalah yang paling penting. Kelompok terkenal lainnya termasuk Lewis, Duffy, MNSs, Kidd,
Kell, dan kelompok Lutheran.

Penggolongan darah sistem ABO Penggolongan darah sistem ABO didasarkan pada ada atau
tidaknya dua antigen pada permukaan eritrosit, yaitu antigen A dan antigen B. Seperti semua
antigen, antigen pada eritrosit merupakan sifat yang diturunkan dan tetap tidak berubah dari lahir
sampai meninggal. Golongan darah ABO dibagi menjadi empat jenis kemungkinan, yaitu A, B,
AB, dan O. Tabel 2 berikut ini menyajikan antigen dan antibodi yang terdapat dalam setiap
golongan darah.

Antigen dan Antibodi dalam golongan darah tipe ABO

GOLONGAN DARAH ANTIGEN DI ERITROSIT ANTIBODI DALAM


PLASMA
A A a
B B b
AB A, B Tidakada
O Tidak Ada a, b
Karena antibodi anti-A dan anti-B menyebabkan penggumpalan eritrosit dengan antigen A
dan B, masing-masing, jenis darah ABO mudah ditentukan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menempatkan sampel darah pada kaca objek . Masing-masing darah dalam slide kaca diteteskan
satu tetes serum, satu sampel darah ditetesi serum yang mengandung antibodi anti-A dan serum
yang mengandung antibodi anti-B ditambahkan ke yang lain. Pola aglutinasi yang terjadi pada
tetes darah yang diuji ditunjukkan pada gambar.

GOLONGAN DARAH SERUM ANTI A+ DARAH SERUM ANTI B + DARAH


A Aglutinasi Tidakadaaglutinasi
B Tidakadaaglutinasi Aglutinasi
AB Aglutinasi Aglutinasi
O Tidakadaaglutinasi Tidakadaaglutinasi
Seperti yang telah disebutkan di atas, penggolongan darah penting untuk proses transfusi.
Transfusi darah dilakukan dengan golongan darah yang sama, kecuali dalam kondisi darurat.
Ketika jenis darah yang berbeda harus digunakan, sangat penting bahwa antigen dari darah yang
ditransfusikan bersifat kompatibel dengan antibodi darah penerima. Sebagai contoh, darah
dengan antigen A atau B tidak dapat diberikan kepada pasien yang darahnya mengandung
antibodi anti-A atau anti-B. Mengingat hal ini dan pola antigen dan antibody dalam jenis darah
ABO, kompatibilitas jenis darah untuk transfusi dapat ditentukan.

Gambar dibawah berikut ini menunjukkan jenis darah ABO yang digunakan untuk transfusi
dan jenis darah yang menerimanya. Perhatikan tabel 4 tersebut, terlihat bahwa golongan darah
AB dapat menerima darah dari semua jenis golongan darah baik A, B, O dan jenis darah O dapat
diberikan untuk semua jenis darah ABO. Oleh karena itu, golongan darah AB kadang-kadang
disebut penerima/resipien universal, dan golongan darah O dikenal sebagai donor universal.

GOLONGAN DARAH GOLONGAN DARAH GOLONGAN DARAH


RESEPIEN DONOR YANG DONOR YANG BISA
DIUTAMAKAN MENYUMBANG
A A O
B B O
AB AB A,B,O
O O TIDAK ADA

F. PEMBULUH DARAH

Pembuluh darah adalah bagian dari system sirkulasi yang mengangkut darah keseluruh
tubuh. Terdapat tiga jenis pembuluh darah yaitu, arteri, kapiler dan vena. Mereka membentuk
sistem tertutup berbentuk tabung yang membawa darah dari jantung ke sel-sel tubuh dan kembali
ke jantung. Berikut tabel menunjukkan perbandingan di antara pembuluh darah.

Tipe Fungsi Struktur


Pembuluh
Darah
Vena Membawa darah dari kapiler di Dinding tipis, banyak terdapat katup
seluruh tubuh kejantung mencegah darah kembali
Arteri Membawa darah dari jantung Dinding tebal untuk menahan tekanan darah
kekapiler di seluruh tubuh

Kapiler Pertukaran materi antara pembuluh Ukuran kecil/mikroskopis, tersusun dari


darah dan jaringan satulapisan endotelium

Arteri membawa darah dari jantung. Arteri bercabang berulang kali menjadi lebih kecil dan
arteri yang paling kecil akhirnya membentukar terimikroskopis yang disebut arteriol. cabang-
cabang arteri (arteriol), ketebalan lapisan ototnya berkurang. Dinding arteriol terkecil hanya
terdiri dari endotelium dan beberapa serat otot polos yang mengelilinginya. Arteri, terutama
arteriol, memainkan peran penting dalam mengendalikan aliran darah dan tekanan darah.

KapilerArteriol terhubung dengan kapiler, pembuluh darah paling banyak dan paling kecil.
Diameter sebuah kapiler sangat kecil sehingga eritrosit harus melewatinya dalam file tunggal.
Dinding kapiler hanya terdiri dari endotelium, yang memungkin kan pertukaran bahan antara
darah di kapiler dan sel-seltubuh. Distribusi kapiler dalam jaringan tubuh bervariasi dengan
aktivitas metabolic dari setiap jaringan. Kapiler terutama melimpah di jaringan aktif, seperti
jaringan otot dan saraf, di mana hampir setiap sel dekat dengan kapiler. Kapiler kurang
melimpah di jaringan ikat, dan mereka tidak hadir di beberapa jaringan, seperti tulang rawan,
epidermis, dan lensa dan kornea mata.

Aliran darah dalam kapiler dikendalikan oleh ototsfingterprekapiler yang berupa serat
otot polos yang melingkari dasar kapiler di persimpangan arteri-kapiler. Kontraksi
sfingterprekapiler menghambat aliran darah kejaringan kapiler tersebut. Relaksasi sfingter
memungkinkan darah mengalir kedalam jaringan kapiler untuk menyediakan oksigen dan nutrisi
untuk sel-sel jaringan. Ketika beberapa jaringan kapiler diisi dengan darah, yang lain tidak.
Jaringan kapiler menerima darah sesuai dengan kebutuhan sel-sel yang mereka layani. Sebagai
contoh, selama latihan fisik darah dialihkan dari jaringan kapiler dalam saluran pencernaan.

Vena Setelah darah mengalir melalui kapiler, memasuki venula, vena terkecil. Beberapa
kapiler bergabung membentuk venula. Venula terkecil hanya terdiri dari endotelium dan jaringan
ikat, tetapi venula yang lebih besar juga mengandung jaringan otot polos. Venula bersatu untuk
membentuk pembuluh darah kecil. Vena kecil bergabung membentuk vena semakin besar seperti
darah dikembalikan ke jantung. Vena yang lebih besar, terutama di kaki dan tangan,
mengandung katup yang mencegah aliran balik darah dan membantu kembalinya darah ke
jantung. Karena hampir 60% dari volume darah berada dalam pembuluh darah, vena dapat
dianggap sebagai area penyimpanan darah yang dapat dibawa kebagian lain dari tubuh pada saat
dibutuhkan. Sinusoid vena di hati dan limpa sangat penting. Jika darah hilang oleh perdarahan,
baik volume darah maupun tekanan darah mengalami penurunan. Sebagai tanggapan hal
tersebut, sistem saraf simpatik mengirimkan impuls untuk mengerut dinding otot pembuluh
darah, yang mengurangi volume vena dan mengkompensasi kehilangan darah. Sebuah respon
yang sama terjadi selama aktivitas otot berat untuk meningkatkan aliran darah ke otot rangka.

G. TEKANAN DARAH

Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah kedinding pembuluh darah yang
menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung. Selama
sistoleventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai
puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun, nilai terendah yang dicapai
disebut tekanan diastolik.

Tekanan darah sistolik dihasilkan otot jantung yang mendorong isi vertikel masuk kedalam
arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih tetap menggembung karena tahanan
periferiarteriol-arteriol menghalangi semua darah mengalir kedalam jaringan. Demikianlah maka
tekanan darah sebagian tergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa jantung, dan
sebagian lagi pada kontraksi otot dalam dinding arteriol. Kontraksi ini dipertahankan saraf
vasokonstriktor, dan ini dikendalikan pusat vasomotorik dalam medula oblongata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah terdiri dari :

1. Kekuatan jantung memompakan darah, membuat tekanan yang dilakukan jantung


sehingga darah bisa beredar keseluruh tubuh dan darah dapat kembali lagi ke jantung.
2. Viskositas (kekentalan) Darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang
beredar dalam aliran darah
3. Elastisitas dinding aliran darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar dari pada di dalam
vena sebabotot yang membungkus arteri lebih elastis dari pada vena
4. TahananTepi. Tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh darah
dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam arteriol. Turunnya tekanan mengakibatkan
denyut pada kapiler dan vena tidak teraba.

Mengukur tekanan darah arterial menggunakan alat yang disebuts fignomano meter.
Lengan atas dibalut dengan selembar kantong karet yang dapat digembungkan, yang terbungkus
dalam sebuah manset, dan yang digandengkan dengan sebuah pompa dan manometer. Dengan
memompa tekanan dalam kantong karet cepat naik sampai 200 mm Hg yang cukup untuk
menjepit sama sekali arteri brakial, sehingga tak ada darah yang dapat lewat, dan denyut nadi
pergelangan menghilang. Kemudian tekanan diturunkan sampai suatu titik di mana denyut dapat
dirasakan atau lebih tepat bila dengan menggunakan stetoskop denyut arteri brakialis pada
lekukan siku dengan jelas dan dapat didengar. Pada titik ini tekanan yang tampak pada kolom air
raksa dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas arteri brakialis
perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung ataupun kulan denyut arteri dengan jelas dapat
didengar atau dirasakan. Dan titik di mana bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan
diastolik. Perbedaan tekanan antar asistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya
berkisarantara 30 sampai 50 mm Hg. Batas terendah tekanan sistole pada orang-orang dewasa
diperkirakan 105 mm Hg dan batas teratas adalah 150. Pada wanita tekanan darahnya adalah 5
samapi 10 mm Hg lebih rendah dari pada pria.

H. KECEPATAN ALIRAN DARAH

Kecepatan darah mengalir tergantung pada ukuran palung yang ada pada pembuluh atau
kelompok pembuluh. Darah di dalam aorta bergerak cepat. Di dalam arteri kecepatannya
berkurang dan menjadi sangat lambat di dalam kapiler.

Tekanan dapat dilihat ketika darah kembali mencapai pembuluh-pembuluh (vena) yang lebih
besar di dekat jantung.Di dalam palung kapiler, atau “kolamkapiler”, darah mengalir melalui
pembuluh darah yang sangat kecil dalam jumlah yang sangat besar. Luas sebenarnya penampang
daerah yang dialiri pembuluh kecil-kecil ini kira-kira 600 kali lebih besar daripada yang dialiri
aorta.

Pelebaran daerah yang dilalui aliran darah yang sama jumlahnya menyebabkan perlambatan
arus secara nyata. Di sinilah, di dalam aliran yang sangat lambat ini terjadi pertukaran gas,
peresapan zat makanan dan bahan yang tak terpakai lagi, antara sel-sel darah merah dan plasma
di dalam kapiler dengan cairan dan sel dalam jaringan tubuh.

Sesudah darah ditampung vena maka kecepatan mengalir bertambah lagi dan darah yang
mengalir melalui lumen (ruang) vena kava inferior dan superior secara bersamaan adalah sama
cepatnya dengan arus dalam aorta. Untuk mempertahankan sirkulasi, maka darah yang mencapai
jantung harus mempunyai volume yang sama dengan darah yang meninggalkan jantung.
Tekanan darah dalam vena adalah rendah dan faktor lain yang membantu aliran darah kembali ke
jantung mencakup :

 Gerakan otot kerangka yang mengeluarkan tekanan di atas vena


 Gerakan yang dihasilkan pernapasan, khusunya oleh naik-turunnya diafragma yang
bekerja sebagai pompa.
 Kerja mengisap yang dikeluarkan atrium yang kosong sewaktu diastole menarik
darah dari vena untuk mengisinya.

I. SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

Sistem peredaran darah manusia memiliki organ-


organ penyusun dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa
kita sadari sistem peredaran darah memiliki persamaan
dengan sistem hidup manusia. Sebagai makhluk sosial,
manusia juga membutuhkan manusia lainnya untuk
bertahan hidup. Sama seperti sistem peredaran darah
yang apabila salah satu organ penyusunnya rusak, maka
keseluruhan sistem tersebut akan terganggu dan
membuat sistem tersebut tidak dapat berfungsi secara
optimal. Hal tersebut akan menyebabkan tubuh manusia
tidak dapat menerima manfaat dari siklus peredaran
darah secara maksimal pula.

Apabila organ-organ sistem peredaran darah tidak dijaga dengan baik, organ-organ tersebut
akan rusak dan sistem peredaran darah tidak dapat terjadi secar amaksimal. Sama seperti sistem
peredaran darah apabila manusia memiliki perilaku buruk dengan tidak dapat bekerjasama
dengan manusia lain, hasil yang didapatkan juga akan menjadi kurang optimal.

Sistem peredaran darah, yang juga dikenal sebagai sistem kardiovaskular merupakan salah
satu sistem terpenting dalam siklus hidup manusia. Sistem kardiovaskular memiliki fungsi untuk
mengangkut nutrisi, oksigen, dan hormon keseluruh tubuh dan melepaskan karbondioksida.
Peredaran darah berfungsi untuk menjaga suhu tubuh manusia stabil. Di dalam siklus peredaran
darah ini, tidak hanya jantung, paru-paru, dan oksigen saja yang berperan penting tetapi juga
organ-organ lain yang turut serta melengkapi siklus peredaran darah manusia.

Sistem peredaran darah manusia terdiri dari sistem peredaran darah kecil dan sistem
peredaran darah besar. Sistem peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari jantung
keparu-paru dan kembali lagi ke jantung. Sedangkan, sistem peredaran darah besar merupakan
peredaran darah yang berawal dari jantung keseluruh organ tubuh manusia lalu kembali lagi ke
jantung.
J. SIRKULASI DARAH
Pembuluh darah peredaran darah kecil, terdiri atas :

1. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra
menuju keparu-paru. Mempunyai 2 cabang yaitu dekstra dan sinistra untuk paru-paru
kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
2. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-paru
masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Di dalamnya berisi darah yang banyak
mengandung O2.

Pembuluh darah pada peredaran darah besar, terdiri atas :

1. Aorta, merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian
ventrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok kebelakang melalui radiks
pulmonalis sinistra turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu
menurun ke bagian perut.
Jalannya arteri terbagi atas 3 bagian :
a. Aorta asendens, aorta yang naik keatas dengan panjangnya ± 5 cm, cabangnya
arteri koronaria masuk ke jantung.
b. Arkus aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung arah kekiri, di depan trakea
sedikit kebawah sampai vena torakalis IV. Cabang-cabangnya: Arteri brakias
efalika atau arteri Anomina, Arteri subklavia sinistra dan arteri karotis
komunis sinistra.
c. Aorta Desendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebrata torakalis
IV sampai vertebra lumbalis IV.
Letaknya :
1) Aorta torakalis. Dimulai dari vertebra torakalis IV sampai menembus
diafragma. Percabangannya sampai pada dinding toraks dan alat-alat
visceral yang ada di dalam rongga toraks.
2) Aorta abdominalis. Pada vertebra torakalis XII terbagi 2: Arteri
iliakakomunis dekstra dan Arteri iliakakomunis sinistra. Percabangannya
sampai dinding perut dan alat dalam rongga perut, panggul dan anggota
gerak bawah.
Peredaran darah kecil, darah dari jantung ventrikel dekstra  valvula
semilunaris  arteri pulmonalis  paru-paru kiri dan kanan  vena
pulmonalis.
Peredaran darah besar, darah dari jantung bagian ventrikel sinistra 
valvula semilunaris aorta  aorta  arteri  arteriole  kapiler arteri
 kapiler vena  venolus  vena kava  atrium dekstra.

K. KELAINAN / GANGGUAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH


Hemofilia : penyakit keturunan dimana darah sukar membeku
Anemia : penyakit kekurangan darah yang mungkin disebabkan oleh Hb
yang kurang mengandung zat besi (Fe), dapat juga karena
kekurangan air sel darah merah.
Eritroblastosis fetalis: kerusakan sel darah pada bayi yang baru lahir akibat
kemasukan aglutinin dari luar
Leukimia : penyakit yang disebabkan penambahan leukosit yang
tidak terkendali
Trombus/embolus : disebabkan adanya gumpalan darah pada nadi tajuk atau arteri
koronaria
Sklerosis : penyakit karena pengerasan pembuluh darah (ada dua macam,
yaitu ateros klerosis yang disebabkan endapan lemak dan
Arterios klerosis yang disebabkan oleh endapan zat kapur)
Varises : pelebaranpembuluhbalik pada kaki

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN ATAS

A. Pengertian Sistem Pernapasan


Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
B. Bagian - Bagian Sistem Pernapasan Atas
1. Hidung (Nasal)
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 (dua) lubang (kavum
nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Fungsi hidung terdiri dari:
a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
b. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
c. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa hidung.
d. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit
yang terdapat dalam selaput lendir mukosa atau hidung.
2. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan, terdapat
dibawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut, serta sebelah depan ruas
tulang leher. Rongga tekak terbagi menjadi 3 bagian:
a. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofaring.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
c. Bagian bawah sekali dinamakan laringo faring.
3. Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak dibagian
faring, sampai ketinggian vertebra serfikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya.Pangkal tenggorokan itu ditutup oleh sebuah empang yang disebut epiglotis,
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan
menutupi laring. Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
a. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun (adam’s apel) sangat jelas terlihat pada pria.
b. Kartilago arit eanoid (2 buah) yang berbentuk beker.
c. Kartilago krikoid (1buah) yang berbentuk cincin.
d. Kartilago epiglotis (1 buah).
C. Proses Pembentuk Suara
Proses terbentuknya suara merupakan hasil dari kerja sama antara rongga mulut, rongga
hidung, laring, lidah, dan bibir. Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita
suara ini tidak dapat bergetar hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara,
maka tulang rawan gondok dan tulang rawan bentuk beker tadi diputar, akibatnya pita suara
dapat menjadi kencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit dan
menjadi luas.
Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring, udara yang dari paru-paru dihembuskan
dan menggetarkan pita suara, getaran ini diteruskan melalui udara yang keluar
masuk.Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya pita suara.Pita suara
pria jauh lebih tebal dari pada pita suara wanita.
D. Mekanisme Tersedak
Tersedak adalah suatu proses pengeluaran makanan dari saluran pernapasan secara
refleks dan merupakan kelainan pada sistem pencernaan. Pencegahannya adalah jangan
menelan makanan sambil bernapas, karena pada saat bernapas kutub pangkal tenggorokan
atau epiglotis akan membuka dan makanan akan masuk ke saluran pernapasan. Riwayat
tersedak sesuatu sebenarnya selalu ada yaitu pada waktu makan dan mengulum sesuatu
kemudian tersedak dan timbul perasaan tercekik yang diikuti dengan batuk-batuk yang
sifatnya mendadak dan bertubi-tubi.
Pada saat kita menelan yang terjadi adalah jalan saluran pernapasan akan tertutup oleh
epiglotis sehingga makanan tidak akan masuk ke jalan napas. Namun jika seseorang yang
sedang menelan itu manarik napas (inspirasi) yang kuat dan dalam secara tiba-tiba, maka
laring akan terbuka dan benda yang berada di dalam mulut akan ikut terhirup masuk. Jika
benda asing tersebut terjepit pada pita suara atau subliotik, akan terjadi suara parau, batuk,
dan sesak napas serta sianosis.
Terkadang setelah mengalami tersedak wajah atau muka akan sampai biru (sianosis) yang
disebabkan adanya obtrsuksi atau karena tidak sempat inspirasi akibat batuk. Batuk ini
sebenarnya merupakan refleks dalam usaha mengeluarkan benda asing dari dalam laring atau
trakea.Selain itu, adanya sesak napas juga menyertai efek dari tersedak.Sesak napas ini
bersifat inspiratoir yang terjadi jika benda asing cukup besar sehingga udara respirasi sulit
masuk.
Cara mengatasi tersedak yaitu sebaiknya ketika kita makan tidak dianjurkan untuk makan
sambil berbicara dan makan pada posisi duduk dan kunyahlah makanan hingga halus agar
mudah ditelan supaya tidak terjadi tersedak.
E. Gangguan – Gangguan pada Sistem Pernapasan Atas
1. Flu (influenza)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus dan mudah sekali menular.Penularan
bisa melalui kontak langsung ke cairan atau melalui cairan yang keluar dari penderita saat
batuk atau bersin.Saat flu, hidung dipenuhi lendir sehingga mengganggu pernapasan.
2. Faringitis
Keluhan utama pada penyakit ini adalah nyeri tenggorokan.Faringitis seringkali
disebabkan oleh infeksi virus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri, sehingga untuk
penanganannya dibutuhkan antibiotik.Beberapa kasus faringitis disebabkan oleh alergi
atau iritasi pada tenggorokan.
3. Laringitis
Laringitis adalah gangguan pernapasan yang menyerang laring atau pita
suara.Peradangan yang terjadi biasanya disebabkan oleh penggunaan pita suara
berlebihan, iritasi, atau infeksi pada laring. Suara serak atau parau bahkan hilang sama
sekali adalah gejala umum yang muncul jika seseorang mengalami laringitis.

4. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)


Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut yang menyerang satu
komponen saluran pernapasan bagian atas.Bagian saluran pernapasan atas yang terkena
bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan tersebut akan
mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana
respirasi berlangsung.

ANATOMI FISIOLOGI PERNAFASAN BAWAH

a. Pengertian dari system pernafasan

Pernafasan atau respirasi adalah pristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari
oksidasi keluar dari tubuh. Penghirupan udara disebut disebut dengan inspirasi dan
menghembuskan nafas disebut ekspirasi.

Saluran pernapasan bawah mengacu pada bagian paling bawah dari saluran pernapasan,
yang terutama terlibat dalam pertukaran gas. Ini termasuk struktur seperti laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveoli dan paru-paru. Bronkus timbul dari trakea dengan membagi trakea menjadi
dua sebagai bronkus primer kanan dan bronkus primer kiri. Bronkus primer lebih lanjut terbagi
menjadi bronkus sekunder dan tertier. Bronks membentuk bronkiolus. Tiga jenis bronkiolus
adalah bronkiolus lobular, bronkiolus terminal, dan bronkiolus pernapasan. Trakea, bronkus dan
bronkiolus terdiri dari epitel pseudostratified.

b. Bagian-bagian dari saluran pernafasan bawah :

 Laring

Laring adalah rumah bagi pita suara Anda. Letaknya tepat di bawah persimpangan
saluran faring membelah menjadi trakea dan kerongkongan.Laring memiliki dua pita
suara yang membuka saat kita bernapas dan menutup untuk memproduksi suara. Saat kita
bernapas, udara akan mengalir melewati dua pita suara yang berhimpitan sehingga
menghasilkan getaran.

 Trakea
Trakea adalah tuba dengan panjang 10cm-12cm, dengan diameter 2,5 cm serta terletak
di atas permukaan anterior esophagus . Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra
serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua
bronkus utama.trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16-20 cincin kartilago berbentuk
C.
 Bronkus dan Bronhkiolus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis 4 dan 5. Bronkus berjalan kebawah dan
kesamping kearah paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
pannjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin dan mempunya 2
cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronhkiolus. Pada
bronhkiolus tidak terdapat cincin dan pada ujung bronhkiolus terdapat gelembung paru
atau alveoli. Bronkus disusun oleh jaringan kartilago, sedangkan bronhkiolus yang
berakhir di alveoli dan tidak mengandung kartilago yang menyebabkan bronhkiolus
mampu menangkap udara.

 Alveolus
Alveoli adalah kantong udara yang berukuran sangat kecil dan merupakan akhir dari
bronhkiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari
unit alveoli terdiri atas bronhkiolus respiratorius, duktus alveolus dan kantong alveolus.
Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran o2 dan co2 diantara kapiler pulmoner
dan alveoli. Diperkirakan terdapat 24juta alveoli pada bayi yang baru lahir. Seiring
dengan pertumbuhan usia jumlah alveoli pun bertambah dan akan mencapai jumlah yang
sama dengan orang dewasa pada usia 8 tahun yakni 300juta alveoli. Setiap unit alveoli
menyuplai 9-11 prepulmonare dan pulmonary kapiler.

 Paru-paru
Paru –paru merupakan sebuah alat tubuh yang tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa,alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel
dan endotel jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90m2pada lapisan ini
terjadi pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (patu-paru kiri dan
kanan). Paru-paru dibagi dua:
1. Paru-paru kanan, terdiri dari tiga lobus (belah paru, globus volune dekstra
superior, lubus media, dan lobus inverior)
2. Paru-paru kiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inverior antara lobus
satu dengan yang lainnya dibatasi dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang berisi pembuluh darah getah bening, dan saraf, dan tiap-tiap lobulus
terdapat sebuah bronkiulus. Didalam lobulus, bronkiulus ini bercabang cabang
banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Letak paru-paru
dirongga dada datarannya menghadap ketengah rongga dada/kavum
mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tapuk paru-paru atau hilus. Pada
mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
dinamakan pleura.
(syaifuddin,2006:196).

ANATOMI FISIOLOGI SALURAN PENCERNAAN ATAS

2.1 Sistem Pencernaan Makanan

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran) degan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris)
sampai anus.

Sususnan saluran pencernaan:

1. Mulut (oris)
2. Faring (tekak)
3. Osofagus (kerongkongan)
4. Ventrikulus (lambung)
5. Intestinum minor (usus halus)
a. Duodenum ( usus 12 jari)
b. Yeyenum (usus kosong)
c. Ileum (usus penyerapan)
6. Intestinum mayor (usus besar)
a. Seikum
b. Kolon asendens
c. Kolon transversum
d. Kolon descendens
e. Kolon sigmoid
7. Rektum
8. Anus

2.2 Struktur Pencernaan


2.2.1 Mulut/ oris/oral cavity
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam
mulut, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah,
dan kelenjar ludah.
Fungsi dari mulut/oris:
a. Ingestion, makanan yang berupa padatan atau cairan dimasukkan ke dalam tubuh,
ke dalam saluran pencernaan melalui pintu pertama atau utama yaitu mulut
b. Taste, sebagai perasa makanan yang berada pada papila lidah
c. Mastication, pergerakan dari rahang bawah (mandibula) yang dibantu oleh otot
mastikasi menyebabkan gigi dapat menghancurkan makanan menjadi bagian yang
lebih kecil. Lidah dan pipi membantu dalam menempatkan makanan diantara mulut
d. Digestion, enzim amilase yang ada di dalam ludah memulai pencernaan karbohidrat
(pati/starch)
e. Swallowing, lidah dapat membantu membentuk makanan menjadi bolus dan
mendorongnya bolus menuju faring
f. Communication, bibir, pipi, gigi, dan lidah merupakan salah satu organ yang
membantu dalam berkomunikasi atau berbicara
g. Protection, mucin dan air yang berada di dalam ludah memberikan lubrikasi, dan
enzim dalam membunuh mikroorganisme yang tidak baik bagi tubuh

1. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi
membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini
akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien
dan cepat. Gigi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:

a. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. lengkap pada umur
2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu yang terdiri atas:
 8 buah gigi seri (dens insisivus)
 4 buah gigi taring (dens kaninus)
 8 buah gigi geraham (molare)
b. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah
terdiri dari
 8 buah gigi seri (dens insisivus)
 4 buah gigi taring (dens kaninus)
 8 buah gigi geraham (molare)
 12 gigi geraham (premolare)

Fungsi gigi yaitu:

 gigi seri untuk memotong makanan


 gigi taring gunanya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat
 gigi geraham gunanya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-
potong

2. Lidah
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini
dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1. Radiks lingua (pangkal lidah)
2. Dorsum lingua (punggung lidah)
3. Apeks lingua (ujung lidah)

Pada permukaan bawah lidah, membran makosanya halus, sedangkan permukaan


dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan
papilae. Terdapat 4 jenis papilae:
 Papilae filiformis mempunyai banyak penonjolan langsung dan kronis, sangat
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung
putting kecap (reseptor).
 Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung
putting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur
terdapat disela-sela antara papilae filoformisyang banyak jumlahnya.
 Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumfalatae
tersebar pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar
mukosa dan serosa (von ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang
mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit
ini memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak putting kecap
yang terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk
menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar putting kecap sehingga mereka
dapat menerima dan memproses rangsangan pengecapan yang baru. Selain
kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papila ini, terdapat
kelenjar mukosa dan serosa yang tersebar di seluruh dinding rongga mulut
lain epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya untuk memberi respons
terhadap rangsangan kecap.

Fungsi lidah yaitu mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan
menelan, serta merasakan makanan.

 Kelenjar ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam
rongga mulut ada 3 yaitu:
a) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
b) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah
c) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar


submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung
air dan lendir. Kelenjar ludah berfungsi untuk membasahi, melumasi makanan
sehingga mudah ditelan, membersihkan gigi, dan menghancurkan bahan kimia
yang terkandung dalam makanan sehingga dapat dirasakan. Kelenjar saliva ini
memiliki enzim yang membantu dalam mencerna makanan dan mukus. Di dalam
saliva terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula
sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8-7 dan sushu 37o C.

2.2.2 Faring/Tekak

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan


kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kumpulan kelenjar limfeyang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.Di sini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan Jalan makanan,
letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke
atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium. Bagian-bagian dari faring:

a) Nasofaring, bagian atas dari faring


b) Orofaring, bagian tengah dari faring
c) Laringofaring, bagian bawah dari faring

Menelan (Deglutisio)
Jalan udara dan Jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk
ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke
belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruang tulang belakang.
Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk ke osofagus
tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke
Jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan,
otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.

Fungsi faring:

 Swallowing, fase involutari dari menelan menggerakkan bolus dari mulut ke


osofagus. Makanan dicegah agar tidak masuk ke dalam nasal cavity (rongga
hidung) oelh soft palate (langit-langit lunak pada mulut) dan mencegah masuk ke
dalam sistem pernafasan bagian bawah.
 Breathing, udara masuk melalui hidung atau mulut melewati faring menuju ke
saluran pernafasab bawah.
 Protection, mukus menyediakan lubrikasi (rangsangan)
2.2.3 Osofagus (Kerongkongan)
Kerongkongan (osofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut
dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan. Saluran yang menghubungkan dekat dengan lambung, panjangnya ±25 cm,
mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong
makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut juga gerakan
peristaltik. Gerakan ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding
kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerakan peristaltik merupakan gerakan
kembang kembis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke lambung. Makanan
berada di dalam kerongkongan hanya sekitar 6 detik. Bagian pangkal kerongkongan atau
faring berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut
kehendak kita dalam menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah,
setelah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan faeces, kerja otot-otot organ
pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita atau tidak disadari.

Fungsi osofagus yaitu:

 Propulsion, kontraksi peristaltik menggerakan bolus dari faring menuju abdomen.


Bagian bawah sfingter osofagus membatasi reflux dari isi abdomen kembali ke
osofagus.
 Protection, kelenjar yang berada di dalam mukus membantu dalam melubrikasi dan
melindungi osofagus inferior dari asam.

2.2.4 Lambung/Ventrikulus/Gaster

Lambung merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga perut
sebagai tempat terjadinya sebuah proses pencernaan. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah
(pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan.
Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Dibagian ujung kardiak dan
pilorus terdapat klep/sfingter yang mengatur masuk atau keluarnya makanan ke dan dari
lambung.

Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar


pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengantung
lendir/mukus, asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung
bersifat asam karena banyak mengandung air lendir, asam lambung. Bagian lambung
terdiri dari:

1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri ostium kardium
dan biasanya penuh terisi gas.
2. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lakukan pada bagian bawah
kurvatura minor.
3. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
membentuk pinter pilorus.
4. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium kardiak
sampai ke pilorus.
5. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor terbentang dari sisi kiri osteum
kardiakum melalui fundus vertikultur menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior
ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke
limpa.
6. Ostium kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen masuk ke
lambung pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

Susunan lapisan dari dalam ke luar, terdiri dari:

a) Lapisan selaput lendir, apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-
lipat yang disebut rugae.
b) Lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis)
c) Lapisan otot miring (muskulus oblinqua)
d) Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)
e) Lapisan jaringan ikat atau serosa (peritonium)

Fungsi lambung, terdiri dari :

1. Menampung makanan menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik


lambung dan getah lambung.
2. Getah cerna lambung yang dihasilkan:
a) Petsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan
pepton)
b) Asam garam (HCL) fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan
desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi
pepsin.
c) Renin fungsinya, sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein
dari kasinogen (kasinogen dan protein susu)
d) Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak
yang merangsang sekresi getah lambung.

Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan, bila melihat makanan dan
mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang.Rasa makanan
merangsang sekresi lambung karena kerja saraf sehingga menimbulkan rangsangan
kimiawi yang menyebabkan Dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi
getah lambung.Getah lambung dihalangi oleh sistem saraf simpatis yang dapat terjadi
pada waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut.

2.3 Hati

Organ yang paling besar di dalam tubuh kita warnanya coklat dan beratnya ±1 ½ kg.
Letaknya bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati terbagi
atas 2 lapisan utama :

1) Permukaan atas berbentuk cembung, terletak bawah diapragma.


2) Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus.

Fisura longitudinalal memisahkan belahan kanan dan kiri di bagian atas hati, selanjutnya hati
dibagi 4 belahan: lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus quadratus.

Fungsi Hati, terdiri dari:


1) Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat
dalam tubuh dikeluarkannya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
2) mengubah zat buangan dan bahan racun untuj di ekskresi dalam empedu dan urin.
3) Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
4) Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati dibentuk dalam sistem retikuloendotelium
dialirkan ke empedu.
5) Pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari
darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
6) Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.

Penyimpanan dan penyebaran bahan termasuk glikogen lemak, vitamin dan zat besi, vitamin
yang larut dalam minyak atau lemak disimpan di hati. Hati membantu mempertahankan suhu
tubuh sebab luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung
mengakibatkan darah banyak mengalir melalui organ ini sehingga menaikkan suhu tubuh.

2.4 Kandung Empedu

Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot. Letaknya dalam
sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya panjangnya 8-12 cm
berisi 60 cm3. Lapisan empedu terdiri dari:

1) Lapisan luar serosa/parietal.


2) Lapisan otot bergaris.
3) Lapisan dalam mukoso/viseral disebut juga membran mukosa.

Fungsi kandung empedu terdiri dari :


1) Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
2) Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah setiap hari dari
setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang digunakan untuk mencerna lemak.
80% dari Getah empedu pigmen (warna) insulin dan zat lainnya.

Duktus Sistikus.

Panjangnya + 3 1/2 cm yang berjalan dari lekuk empedu berhubungan dengan duktus hepatikus
membentuk saluran empedu ke duodenum.

Sterkobilin.

Memberi warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat warna pada urin
yang disebut urobilin.’

Bagian dari kandung empedu:

1) Fundus vesicafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah kerpus
vesicafelea.
2) Korpus vesicafelea bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi getah empedu.
3) Nect of the bladder, merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama
masuknya. Getah empedu ke badan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam
kandung empedu.
4) Duktus sistikus, panjangnya ± 3 ¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan
bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
5) Duktus hepatikus, saluran keluar dari leher.
6) Duktus keledokus, saluran yang membawa getah empedu ke duodenum.

Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot. Letaknya dalam
sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya panjangnya 8-12 cm
berisi 60 cm3.

Fungsi getah empedu:

1. Membantu kerja fungsi enzim pencernaan


Fungsi empedu dalam pencernaan salah satunya adalah menetralkan asam lambung.
Proses ini membantu enzim pencernaan untuk bekerja dengan baik di suasana yang lebih
netral. Umumnya enzim akan bekerja lebih maksimal pada pH netral. Enzim pencernaan
yang berperan di usus halus dapat bekerja optimal dalam kondisi basa sedangkan zat
makanan yang masuk ke usus memiliki sifat asam.
Di sinilah fungsi empedu diperlukan oleh tubuh, empedu memiliki sifat basa (pH
antara 7,5-8,05). Sifat asam pada usus halus memicu pengeluaran hormon sekretin dari
kelenjar pankreas. Hormon kemudian akan merangsang empedu untuk menyerap air dan
natrium bikarbonat sehingga pH empedu semakin tinggi jika dibandingkan ketika masih
berada di kantong empedu. Dengan pH yang dimilikinya, empedu membantu optimalisasi
kerja fungsi enzim pencernaan dengan cara menetralisir sifat asam dan menciptakan
kondisi basa yang membuat kerja enzim pencernaan lebih optimal. Semakin asam sifat
makanan yang masuk ke dalam usus, maka makin banyak pula empedu yang disekresikan.

2. Empedu berperan sebagai pengencer lemak

Fungsi empedu selanjutnya adalah dapat membantu mengemulsi lemak. Tidak semua
jenis lemak yang masuk ke dalam sistem pencernaan bisa langsung diserap oleh usus.
Tubuh membutuhkan zat yang mampu untuk menguraikan lemak tersebut. Beberapa jenis
zat mungkin dapat dengan mudah larut dalam air, namun tidak begitu dengan lemak.
Lemak lebih mudah untuk diserap oleh tubuh ketika dalam bentuk partikel yang lebih
kecil. Di sinilah fungsi empedu. Keberadaan empedu sangatlah penting untuk proses
penyerapan lemak, termasuk juga dalam proses penyerapan vitamin yang larut dalam
lemak seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.

Proses emulsifikasi lemak awalnya terjadi di lambung melalui kontraksi lambung dan
adanya asam lambung. Proses emulsifikasi kembali terjadi setelah lemak melewati
lambung dan garam empedu mulai bekerja untuk mengemulsifikasi lemak hingga
terbentuklah butiran lemak atau micelle. Lemak kemudian akan diubah menjadi asam
lemak dan gliserol dibantu oleh enzim lipase.

3. Membantu fungsi enzim lipase

Fungsi empedu pada tubuh manusia selanjutnya adalah untuk membantu fungsi
enzime lipase. Empedu membantu kerja enzim lipase dengan membentuk misel-misel.
Misel membantu menambah luas permukaan partikel sehingga enzim lipase lebih cepat
merombak lemak. Enzim lipase memiliki fungsi dalam merombak lemak menjadi dua
molekul asam lemak dan gliserol.

4. Mengeluarkan racun dalam tubuh

Fungsi empedu selanjutnya adalah untuk membantu mengeluarkan racun dalam


tubuh. Makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia akan diolah untuk kemudian dapat
diserap oleh usus. Setelah itu zat-zat penting akan diserap oleh darah untuk dapat
membantu kerja sel-sel dalam tubuh. Zat-zat yang tidak baik atau zat beracun yang masuk
ke dalam tubuh, biasanya akan disaring oleh hati agar tidak terserap oleh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Zat-zat tersebut akan dibawa oleh hati untuk dikeluarkan dari
tubuh melalui empedu. Zat-zat berbahaya tersebut akan dikeluarkan bersama dengan urine
atau feses. Menurunnya kinerja empedu akan sangat berisiko bagi tubuh, karena proses
penyerapan zat berbahaya juga tentunya tidak bisa dilkakukan dengan maksimal.

2.5 Pankreas

Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-
kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90
gr.Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung. Bagian dari pancreas:

a. Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam melakukan
duodenum yang melingkarinya.
b. Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di belakang lambung
dan di depan vertebra lumbalispertama.
c. Ekor pankreas, bagian yang runcing di sebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limpa.

Fungsi Pankreas:

1) Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
2) Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau
kepulauan langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang
mensekresikan insulin.
3) Fungsi sekresi eksternal yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna
untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
4) Fungsi sekresi internal yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans sendiri
yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah. Sekresinya disebut hormon insulin
dan hormon glukagon, hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu
metabolisme karbohidrat.

Hasil sekresi berupa:

 Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa melewati
duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjar
endokrin.Kumpulan dari sel-sel ini membentuk seperti pulau-pulau yang disebut pulau
langerhans.
 Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk kelenjar
eksokrin.Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui duktus
pankreatikus.Duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak pada dinding
duodenum. Pankreas menerima darah dari arteri pankreaatika dan mengalirkan darahnya
ke venakavaenterior melalui vena pankreatika. Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus
dari sel sekretori yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran ini mulai dari
sambungan saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor pankreas dan
berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.Saluran kecil ini menerima saluran
dari lobolus lain dan kemudian bersatu untuk membentuk saluran utama yaitu duktus
wirsungi.

Struktur Pankreas:

Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran, saluran dari


masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang jari-jarinya ± 3 mm, duktus ini disebut
duktuspankreatikus. Duktus pankrealitikum akhirnya menjadi duktus koledokus dan
melanjutkan ke duodenum ±7,5 cm di bawah pilorus.

Pankreas terletak di belakang selaput perut atau (retroperitonial),

di depan ditutupi selaput dinding perut dan mendapat darah dari arteri pankreatika, salah satu
cabang dari batang nadi aorta abdominalis.Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, di
mana sel itu dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
Pulau-pulau ini membuat insulin yang berlangsung masuk ke pembuluh darah dan kelenjar
bagian tubuh.

Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah perut atau getah
perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluhkelenjar. Pembuluh ini bersatu ke dalam
saluran wirsungi kemudian masuk ke dalam duodenum pada tempat papila/arteri kelenjar
perut menghasilkan +1 liter ludah perut dalam 1 hari.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN BAGIAN BAWAH

2.1 Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan (digestive system) adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran
dan organ-organ lain yang membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ
dalam sistem pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori) adalah
lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung empedu. Sistem pencernaan berfungsi
memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses
mekanis dan proses kimiawi.

1) Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta

2) Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan
meliputi hal-hal berikut.

1) Ingesti : pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.

2) Mastikasi : proses mengunyah makanan oleh gigi.

3) Deglutisi : proses menelan makanan di kerongkongan.

4) Digesti : pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantu
enzim, terdapat di lambung.
5) Absorpsi : proses penyerapan, terjadi di usus halus.

6) Defekasi : pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui

anus

2.2 Guna Sistem Pencernaan

 Sebagai alat penerima makanan.


 Sebagai alat untuk memecahkan partikel makanan yang besar dan diolah menjadi
partikel yang kecil sebagai nutrisi maupun gizi.
 Guna menyerap gizi ataupun nutrisi yang sudah dihasilkan dalam proses
pencernaan .
 Sebagai alat untuk membuang semua sampah atau sisa makanan yang tidak bisa
dicerna oleh lambung.

2.3 Gambar anatomi / Susunan Pencernaan


https://www.berbagaireviews.com/2015/03/sistem-pencernaan-pada-manusia-
beserta.html

2.4 Fisiologi / Cara Kerja Struktur Organ Pencernaan Bagian Bawah


1. Intestinum Minor ( Usus Halus )

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar
25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.
Lapisan usus halus : lapisan mukosa ( sebelah dalam), lapisan otot melingkar ( M. Sirkuler) ,
lapisan otot memanjang ( M.Longitudinal ) dan lapisan serosa sebelah luar. Usus halus terbagi
menjadi tiga bagian seperti berikut.

a. Duodenum (usus 12 jari)

Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari. Doudenum atau usus 12 jari memiliki panjang ± 25 cm , berbentuk sepatu kuda
melengkung ke kiri pada lengkung ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini
terdapat selaput lender yang membukit disebut Papila vateri. Pavila vateri bermuara di duktus
koledokus ( saluran empedu ) dan duktus pankreatikus ( saluran pankreas ). Empedu dibuat di
hati untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsi
lemak, dengan bantuan lipase. Pankreas juga menghasilkan Amilase yang berfungsi mencerna
hidrat arang menjadi disakarida, dan Tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam
amino atau albumin dan polipeptika. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar. Kelenjar ini disebut kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi untuk
memproduksi getah instestinum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu.

Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.

b. Jejunum (usus kosong )

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti “kosong”. Usus kosong
atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
duodenum (usus dua belas jari ) dan ileum (usus penyerapan). Panjangnya kira-kira 2,5 meter ( 8
kaki ) bagian tengah dari usus halus. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus
penyerapan secara makroskopis.

c. Ileum (usus penyerapan)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ini memiliki panjang sekitar 3,6 m ( 12 kaki ) dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan
8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang
berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu

Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung
enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.

1. Air, berguna sebagai pelarut utama.

2. Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi
pada dinding usus.
3. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat
alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai mengubah zat makanan
yang di absorpsi dari usus yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarknnya sesuai
dengan pemakaiannya dalam jaringan , mengubah zat buangan dan bahan beracun untuk di
ekskresi dalam empedu dan urine, menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen..
Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu
tubuh.

Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses
pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak
dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu cairan empedu
berfungsi menentralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein
dan merangsang gerak peristaltik usus.

b. Getah Pankreas

Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel
berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula
darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.

Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus.
Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan
lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan
pati. Getah pankreas mengandung tripsinogen, karbohidrase pankreas, lifase pankreas, dan
garam NaHCO3.

 Tripsinogen adalah proteinase yang belum aktif. Karena pengaruh enterokinase,


tripsinogen diubah menjadi enzim tripsin. Enzim ini berfungsi untuk
menghidrolisis pepton menjadi asam-asam amino.
 Karbohidrase pankreas berupa disakarase. Enzim ini berfungsi untuk
menghdrolisis disakarida menjadi monosakarida. Disakarase yang penting
adalahmaltase, sukrase, dan laktase.
 Lipase pankreas atau steapsin berfungsi untuk menghidrolisasi emulsi lemak menjadi
asam lemak + gliserin.
 Garam NaHCO3 memberikan lingkungan getah pankreas menjadi bersifat basa.

c. Getah Usus

Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus.
Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.

 Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses


pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
 Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua
molekul glukosa.
 Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
 Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan peptida menjadi asam amino.

Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus
mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum.
Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air
penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.

Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam
villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam
amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta
hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk
emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi,
asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak
kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam
darah menuju hati dan
dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan
didorong menuju usus besar (kolon).

Gambar Usus Halus (Intestinum Minor):


https://www.jurnalponsel.com/sistem-pencernaan-manusia/

4. Intestinum Mayor ( Usus Besar )

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1,5 meter, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus
besar dari dalam ke luar : selaput lender, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,
jaringan ikat. Fungsi usus besar terdiri dari menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri
koli, tempat feses. Usus besar terdiri dari beberapa bagian yaitu :

a. Cecum (Sekum)

Di bawah sekum terdapat Appendiks Vermiformis yang terbentuk seperti cacing sehingga
disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum mudah
bergerak walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat di raba melaui dinding
abdomen pada orang yang masih hidup.

b. Kolon Asendens

Panjangnya 13 cm , terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari

ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri , lengkungan ini disebut

fleksura hepatika , dilanjutkan sebagai kolon transversum.

c. Appendiks

Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir sekum mempunyai pintu

keluar yang sempit tapi masih memeungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus
panjangnya 8 cm. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke

dalam rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang seikum. Sebagai suatu

organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan

hiperaktif yang bisa menimbulakan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.

d. Kolon Transversum

Panjangnya ± 38 cm , membujur dari kolon asendens sampai kolon desendens berada

Di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari Fleksura Lienalis

sampai ke depan ileum kiri , bersambung dengan kolon sigmoid.

e. Kolon Sigmoid

Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring , dalam rongga pelvis sebelah

kiri bentuknya menyerupai huruf S , ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.

Gambar Usus Besar (Intestinum Mayor):

https://www.sridianti.com/pengertian-dan-fungsi-usus-besar.html

5. Rektum dan Anus


Rektum (Bahasa Latin: regere,”meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Panjangnya
20 cm ( 8 inci ). Mukosa pada rektum membentuk lipatan longitudinal yang disebut anal
columns ( kolom dubur ). Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering
kali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk
menunda BAB. Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Terletak di dasar
pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter :
 Spinter Ani Internus , bekerja tidak menurut kehendak.
 Spinter Levator Ani , bekerja jga tidak menurut kehendak
 Spinter Ani Eksternus, bekerja menurut kehendak.

Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (BAB), yang merupakan fungsi

utama anus.

Gambar Rektum-Anus:

http://hadijah-arsyad.blogspot.com/2011/10/rektum-anus.html

2.5 Penyakit atau Gangguan Pada Sistem Pencernaan


a. Konstipasi yaitu terjadinya penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan di usus
besar yang mengakibatkan feses menjadi kering dan keras.
b. Diare yaitu penyakit yang merangsang penderitanya untuk buang air besar secara terus-
menerus.
c. Apendisitis yaitu terjadinya peradangan atau infeksi pada umbai cacing(apendiks).
d. Hemeroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena
disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktifitas dan ibu hamil sering kali
mengalami gangguan ini.
e. Disentri merupakan penyakit yang menyerang usus. Usus yang terserang disentri
terinfeksi oleh kuman(bakteri/amoeba)jadi meradang. Gejala awal disentri adalah demam
dan mencret. Bahkan buang airnya terkadang berdarah. Muntah dan berak juga dapat
dialami penderita penyakit ini. Penderita disentri yang meninggal biasanya akibat dari
dehidrasi dan keracunan oleh toksin bakteri.
f. Cacingan , biasanya orang yang mengalami cacingan terjadi karena kurangnya menjadi
kebersihan sehingga memungkinkan telur-telur cacing akan masuk kedalam mulut dan
hidung lalu ke usus manusia, biasanya anak-anak yang kurang menjaga kebersihan diluar
akan rentan tertular penyakit cacingan ini.

ANATOMI FISIOLOGI ANATOMI DAN FUNGSI DARI PANKREAS

2.1. ANATOMI PANKREAS


Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan
kelenjar ludah.Panjangnya kira-kira 15cm mulai dari duodenum sampai limpa, dan
dilukiskan sebagai terdiri dari 4 bagian.
1. Kepala pankreas
Kepala pankreas merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan
rongga abdomen, di dalam lekukan duodenum, dan yang praktis melingkarinya.
2. Leher pankreas
Bagian pancreas dengan ukuran panjang sekitar 2.5 cm dan terletak diantara
kepala dan badan
3. Badan Pankreas
Badan pankreas merupakan bagian utama pada organ itu, letaknya dibelakang
lambung dan didepan vertebra lumbalis pertama.
4. Ekor pankreas
Ekor pankreas merupakan bagian yang runcing disebelah kiri,yang sebenarnya
menyentuh limpa

Jaringan pankreas terdiri atas lobula daripada sel sekretori yang tersusun
mengitari saluran – saluran halus.Saluran-saluran ini mulai dari persambungan saluran-
saluran kecil dari lobula yang terletak di dalam ekor pankreas dan berjalan melalui
badannya dari kiri ke kanan. Saluran pankreas yang menyatu dengan duktus koledukus
(saluran empedu) dan bermura di usus 12 jari (duodenum). Saluran pankreas
mengeluarkan sejumlah enzim dari pankreas dalam membantu sistem pencernaan
Pankreas adalah organ saluran pencernaan yang merupakan sumber utama enzim
lipase.Lipase adalah enzim yang memecah lemak menjadi molekul yang lebih kecil, yang
disebut dengan asam lemak dan gliserol. Enzim lipase pankreas bekerja di usus halus
Pertama, empedu dibuat di hati dan dilepaskan ke usus untuk mengubah lemak
makanan menjadi gumpalan lemak kecil. Kemudian, gumpalan lemak ini diubah menjadi
asam lemak dan gliserol, oleh lipase pankreas yang juga disebut steapsin.
Asam lemak dan gliserol adalah molekul kecil padat energi yang digunakan oleh
semua sel. Aliran asam lemak dan gliserol dalam darah dan pembuluh limfa bisa
mencapai seluruh bagian tubuh
Sel di pankreas juga membuat jenis amilase lain, yang disebut amilase pankreas.
Enzim ini yang melewati saluran untuk mencapai usus halus Amilase pankreas
melengkapi pencernaan karbohidrat, menghasilkan glukosa, molekul kecil yang diserap
ke dalam darah dan dibawa ke seluruh tubuh.
Pankreas juga membuat kelompok enzim protease lainnya yaitu, tripsin dan
kimotripsin.Kedua enzim ini dilepaskan ke usus halus melalui saluran pankreas.Ketika
makanan yang dicerna sebagian bergerak dari lambung ke usus Anda, tripsin dan
kimotripsin berperan dalam pencernaan protein, menghasilkan asam amino sederhana
yang diserap ke dalam aliran darah.
Selain itu, pankreas juga membuat sekelompok enzim lainnya, termasuk:
 Phospholipase: menyederhanakan fosfolipid menjadi asam lemak.
 Carboxypeptidase: memecah protein menjadi asam amino.
 Elastasis: memecah protein elastin.
 Nuklease: memecah asam nukleat menjadi nukleotida dan nukleosida.

Saluran-saluran kecil itu menerima saluran dari lobula lain dan kemudian bersatu membentuk
saluran utama yaitu duktus wirsungi

2.2. FISIOLOGI PANKREAS


 Fungsi Pankreas Secara Umum

1. Sebagi kelenjar eksorin atau kelenjar mensekresikan zat-zat tertentu tanpa dengan melalui
pembuluh darah.
2. Sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat-zat tertentu melalui
pembuluh darah
3. Memiliki peran menjaga keseimbangan kadar gula tubuh
4. Menghasilkan cairan pankreas untuk proses pencernaan dalam saluran pencernaan
5. Berperan untuk menjaga keseimbangan lemak tubuh
6. Memiliki peran metabolism baik dengan anabolisme ataupun kataboisme gula dan bentuk
lainnya
7. Berfungsi dalam metabolism lemak
8. Sebagai penghasil berbagi protease seperti tripsin, amylase dan lipase dalam membantu
proses pencernaan.

 Fungsi Eksokrin
Fungsi Eksokrin dilaksanakan sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah
pancreas dan berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencernaan itu berjalan melalui
saluran ekskretori halus dan akhirnya dikumpulkan 2 saluran, yaitu yang utama
disebut duktus wirsungi dan sebuah saluran lain yaitu duktus santorini, yang
masuk kedalam duodenum. Saluran utama bergabung dengan saluran empedu di
ampula vater.
 Fungsi Endokrin
Fungsi Endokrin tersebar diantara alveoli pancreas terdapat kelompok-kelompok
kecil sel epiterium, yang jelas terpisah dan nyata.Kelompok-kelompok ini adalah
pulau-pulau kecil atau kepulauan Langerhans, yang bersama-sama membentuk
organ endokrin, tersebut persarafan didapati dari saraf vagus dan persedian darah
dari saluran kapiler besar.

2.3. PENYAKIT PADA PANKREAS


1. Diabetes
Diabetes melitus adalah sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia.Hal ini dihubungkan dengan abnormalitas pada
metabolism karbohidrat, lemak dan protein terjadi karena kelainan sekresi
insulin.Penyakit ini merupakan penyakit tidak menular yang memberikan
konstribusi pada morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup yang buruk.

 Tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin oleh
sel beta pankreas.Sebagian besar hal ini disebabkan oleh destruksi sel
beta pankreas yang dimediasi oleh sistem imun. Selain itu, kerusakan
sel beta pankreas oleh sebab yang tidak diketahui atau proses idiopatik
juga dapat terjadi, pross autoimun dipeantarai oleh makrofag dan sel
limfosit T dengan auto antibodi yang bersirkulasi terhadap antigen sel
beta. Pengukuran auto antibodi yang lain adalah insulin auto antibody,
antibody terhadap glutamic acid decarboxylase, insulin antibody
terhadap islet tyrosin phosphate dan lain lain.
 Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh menurunya sensitifitas
jaringan target terhadap insulin. Menurunnya sensitifitas jaringan
target terhadap insulin sering disebut resistensi insulin yang dapat
disebabkan oleh obesitas.
2. Pankreatitis
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua
bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis.Gejala-gejalanya adalah
sakit perut, mual dan muntah.Rasa sakitnya seringkali terasa hingga ke
belakang dan sangat menyakitkan.Dalam kasus pankreatitis akut, demam juga
bisa terjadi dan gejalanya biasanya hilang dalam beberapa hari.Dalam kasus
pankreatitis kronis, kelebihan lemak tinja dan diare juga bisa
terjadi.Komplikasi yang dapat muncul adalah infeksi, pendarahan, diabetes
melitus atau permasalahan organ lainnya.Penyebab pankreatitis akut yang
paling umum adalah batu empedu dan konsumsi alkohol dalam jumlah yang
besar.Penyebab lainnya adalah trauma, obat-obatan tertentu, infeksi dan
tumor.Pankreatitis kronis dapat terjadi akibat pankreatitis akut.Penyebab
pankreatitis kronis yang paling umum adalah konsumsi alkohol dalam jumlah
besar selama bertahun-tahun.Penyebab lainnya adalah tingkat lemak darah
dan kalsium darah yang tinggi, beberapa obat-obatan, dan penyakit genetik
tertentu, seperti fibrosis sistik.Merokok dapat meningkatkan risiko
pankreatitis akut dan kronis.Diagnosis pankreatitis akut didasarkan pada
peningkatan amilase atau lipase di dalam darah sebanyak tiga kali lipat.
Dalam kasus pankreatitis kronis, hasil tes amilase atau lipase mungkin akan
tampak normal. Ultrasound dan CT scan juga dapat dilakukan untuk
mendiagnosis penyakit ini.

3. Fibrosis Kistik
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih
memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini
bersifat resesif dan penyakit hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2
buah gen ini.Seseorang yang hanya memiliki 1 gen tidak akanmenunjukkan
gejala. Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur
perpindahan klorida dan natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini
abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam pemindahan klorida dan
natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi. Fibrosis kistik
menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan
cairan ke dalam sebuah saluran). Penumpukan mukus menyebabkan bakteri
lebih mudah berkembang biak sehingga infeksi bakteri, seperti pneumonia
dapat terjadi. Penyakit ini bersifat resesif, sehingga apabila kedua orang tua
merupakan carier (pembawa) gen penyakit ini, maka satu dari empat anak
mereka kemungkinan dapat menderita fibrosis sistik. Penyakit ini timbul
karena mutasi pada satu gen yang menyandikan protein pengatur perpindahan
klorida dan natrium melalui selaput sel. Akibatnya, terjadi dehidrasi dan
pengentalan sekresi yang menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin.

4. Pankreas pseudokista
Pseudokista pankreas adalah kumpulan cairan yang kaya akan enzim
pankreas, darah , dan jaringan nekrotik , biasanya terletak di kantung perut
yang lebih rendah. Pseudokista pankreas biasanya merupakan komplikasi
pankreatitis, meskipun pada anak-anak mereka sering terjadi setelah trauma
perut. Akun pseudokista pankreas sekitar 75% dari semua massa pankreas.
Penyebab pseudokista pankreas dapat terjadi karena berbagai alasan, di
antaranya pankreatitis (kronis), neoplasma pankreas, dan / atau trauma
pankreas.Tanda dan gejala pseudokista pankreas termasuk ketidaknyamanan
perut dan gangguan pencernaan.

2.4. CARA PENGOBATAN PADA PENYAKIT PANKREAS

 Suntik insulin.

Suntikan insulin biasanya diberikan pada orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang
sudah tidak bisa diobati dengan obat minum. Gunanya adalah untuk mengendalikan kadar
gula darah.

 Pemberian enzim

Pemberian enzim pankreas ini diberikan jika Anda yang mengalami fibrosis
kistik.Pemberian enzim biasanya dilakukan melalui suplemen enzim.

 Drainase.
Drainase ini dilakukan pada penderita pseudokista dengan memasukkan jarum dan selang
ke dalam pseudokista melalui kulit, dan selang dihubungkan dengan rongga perut atau
usus.Ini untuk mengeluarkan atau mengeringkan kista.

 Reseksi kanker pankreas.

Operasi ini dilakukan dengan menghilangkan kantong empedu, sebagian kepala pankreas,
dan bagian pangkal usus halus.

 Operasi pseudokista.

Teknik operasi pseudokista yang dilakukan antara lain laparotomi atau laparoskopi.
Laparotomi adalah dengan sayatan yang memanjang di perut.Laparoskopi adalah operasi
melalui beberapa sayatan kecil.

 Transplantasi pankreas.

Transplantasi ini dilakukan pada orang yang memiliki fibrosis kistik dan diabetes dengan
menggunakan pankreas pengganti dari pendonor.

2.5. CARA MENJAGA PANKREAS AGAR TETAP SEHAT


1. Membatasi pengonsumsian alkohol.
Dengan mengurangi asupan alkohol atau tidak meminumnya sama sekali, Kamu
dapat membantu menjaga pankreas dari efek racun alkohol dan mengurangi risiko
masalah pankreastitis. Sejumlah studi, termasuk studi di Denmark yang
melibatkan 17.905 orang, menemukan bahwa pengonsumsian alkohol dalam
jumlah banyak diasosiasikan dengan peningkatan risiko pankreastitis, baik pada
wanita maupun pria.
2. Menerapkan pola diet rendah lemak.
Batu empedu, penyebab utama pankreastitis akut, dapat berkembang ketika terlalu
banyak kolesterol terakumulasi di dalam empedu, yaitu zat yang diproduksi oleh
hati untuk mencerna lemak.Untuk mengurangi risiko terbentuknya batu empedu,
konsumsilah makanan rendah lemak, seperti biji-bijian utuh serta berbagai buah
dan sayur. Sedangkan untuk membantu mencegah pankreastitis, hindari makanan
yang digoreng atau berlemak, begitu pula produk susu dan turunannya. Kadar
trigliserida yang tinggi atau jumlah lemak yang dibawa di dalam darah juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya pankreastitis akut.Jadi, penting untuk membatasi
asupan tinggi gula.
3. Berolahraga secara teratur dan jaga berat badan ideal.
Orang-orang dengan berat badan berlebih cenderung memiliki batu empedu, yang
membuat mereka berisiko tinggi mengalami pankreastitis akut. Mengurangi berat
badan dan menjaganya tetap ideal dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola
diet yang tepat serta melakukan aktivitas fisik. Ini tentunya membantu mencegat
pembentukan batu empedu.
4. Jangan asal diet.
Cara terbaik menurunkan berat badan adalah melakukannya secara bertahap.
Ketika Kamu melakukan diet yang tidak tepat, sehingga berat badan turun drastis,
organ hati akan meresponsnya dengan meningkatkan produksi kolesterol. Ini
dapat meningkatkan risiko pembentukan batu empedu.

ANATOMI FISIOLOGI HEPAR DAN EMPEDU

2.1 AnatomiHepar
Hati (Hepar) merupakan kelenjar terbesar di tubuh, dengan berat 1,5 kg atau lebih. Hati
menampung semua bahan yang diserap dari usus, kecuali lemak, melalui vena porta. Hati
merupakan pusat dari metabolisme tubuh. Dalam hati terjadi proses – proses sintesa,
modifikasi, penyimpanan, pemecahan serta ekskresi dari berbagai macam zat yang
dibutuhkan untuk hidup. Hati memiliki fungsi yang sangat beragam dan rumit.
Hati diliputi simpai jaringan ikat fibrosa ( Glisson ) dan membentuk septa jaringan ikat
tipis yang masuk kedalam hati dari porta hepatis dan membagi bagi hati dalam lobus dan
lobulus. Sel – sel parenkim hati ( Hepatosit ) tersusun berupa lempengan saling berhubungan
dan bercabang, membentuk anyaman tiga dimensi. Diantara lempengan – lempengan ada
sinusoid darah ( Mirip kapiler darah ). Penampang hati tampak berlobuli segienam. Disudut
– sudut lobuli terlihat lebih banyak jaringan ikat, yang mengandung cabang – cabang vena
porta, cabang arteri hepatika, dan duptus biliaris ( Saluran empedu ).
Di dalam hati terdapat beberapa macam lobulus : lobulus klasik ( Lobulus hati ), labulus
portal, dan asinus hati ( Unit fungsional ). Lobulus klasik di batasi oleh daerah portal
( Biasanya hanya tampak tiga dari enam sudutnya ) dan di pusatnya terdapat lubang,
yaitu vena sentralis yang menampung darah dari sinusoid. Jadi darah mengalir dari daerah
portal
( Cabang vena porta dan cabang arteri hepatika ) kedalam sinusoid, lalu ke vena
sentralis.)

2.2 Fungsi Hepar


Dalam garis besar, fungsi hati dibagi menjadi empat macam yaitu:
1. Fungsi Vaskuler : untuk menimbun dan melakukan filtrasi darah.
Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal kedalam hati melalui sinusoid hati,
seterusnya darah mengalir ke vena sentralis menuju vena hepatika untuk selanjutnya
masuk kedalam vena inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira – kira
350 cc darah. Darah arteria ini akan masuk kedalam sinusoid dan bercampur dengan
darah portal. Pada orang dewasa, jumlah aliran darah kehati diperkirakan sekitar 1500 cc
setiap menit.
2. Fungsi Ekskretorik : Membentuk empedu dan mengekskresikannya kedalam usus. Hati
mengekresi zat – zat yang berasal dari dalam sel hati, misalnya bilirubun, kolesterol,
garam empedu dan sebagainya kedalam empedu
3. Fungsi Metabolik : Untuk metabolisme karbohidrat, lemak., protein vitamin dan juga
untuk memproduksi tenaga.
- Metabolisme karbohidrat
Dalam metabolisme karbohidrat, hati berfungsi sebagai tempat penyimpanan
karbohidrat, tempat mengubah galaktosa menjadi glukosa, tempat terjadinya
glukogenesis dan tempat pembentukan zat – zat kimia penting yang merupakan hasil
antara dalam metabolisme karbohidrat.
- Meetabolisme Lemak
Walaupun metabolisme lemak dapat terjadi pada hampir semua sel tubuh, tetapi
beberapa aspek tertentu dalam metabolisme lemak terjadi lebih cepat didalam sel
hati.
Fungsi khas dari hati dalam metabolisme lemak :
 Oksidase beta dari asam lemak dan pembentukan asam lemak asetosetat yang
sangat tinggi.
 Pembentuka lipoprotein.
 Pembentukan kolesterol dan fosfolipid dalam jumlah yang sangat besar.
 Perubahan karbohidrat dan protein menjadi lemak dan asam lemak dalam
jumlah yang sangat besar.

- Metabolisme protein :
Fungsi utama hati dalam metabolisme protein :
 Deaminasi asam amino.
 Pembentukan urea untuk membersihkan cairan tubuh dari amoniak.
 Sintesa dari protein plasma
 Interkonvensi di antara asam – asam amino yang berbeda dan senyawa –
senyawa lain yang penting dari proses – proses metabolik dari tubuh.
4. Fungsi pertahanan tubuh : Hati merupakan suatu alat tubuh dimana dilakukan
ditoksifikasi dari bahan – bahan yang beracun yang dilakukan dengan jalan konjugasi,
reduksi, metilasi, asetilasi, oksidasi dan hidroksilasi.
- Fungsi Detoksifikasi
Hati memegang peranan kuncu dalam detoksifikasi dari berbagai macam bahan, bail
yang berasal dari luar tubuh misalnya racun atau obat – obatan, ataupun bahan yang
berasal dari dalam tubuh sendiri misalnya hormon – hormon, amonia dan lain
sebagainya.
- Fungsi Detoksifikasi dilakukan dengan dua cara, yaitu :
 Dengan konjugasi yang mengubah senyawa – senyawa yang tidak larut dalan
air menjadi larut, sehingga dengan senyawa itu dapat di ekresikan kedalam
empedu maupun air seni dan dikeluarkan dari tubuh.
 Inaktivasi dari senyawa – senyawa yang toksis dengan cara reduksi, oksidasi,
hidroksilasi, metilasi dan asetilasi.
- Fungsi perlindungan
Sel – sel kupfer yang terdapat pada dinding sinusoid hati mempunyai kempuan
fagositosis yang sangat besar sehingga dapat membersihkan sampai 99% dari kuman
– kuman yang ada dalam vena porta sebelum darah menyebar meleati seluruh
sinusoid.
2.3 Anatomi Kandung Empedu

Anatomi kandung empedu dan saluran bilier kandung empedu adalah sebuah
kantung berbentuk seperti buah pir, yang terletak pada permukaan inferior dari hati
pada garis yang memisahkan lobus kanan dan kiri, yang disebut dengan fossa
kandung empedu.Ukuran kandung empedu pada orang dewasa adalah 7 cm hingga
10 cm dengan kapasitas lebih kurang 30 mL. Kandung empedu menempel pada hati
oleh jaringan ikat longgar , yang mengandung vena dan saluran limfatik yang
menghubungkan kandung empedu dengan hati. Kandung empedu dibagi menjadi
empat area anatomi: fundus, korpus, infundibulum, dan kolum. Saluran biliaris
dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju ke ductus biliaris. Duktus
yang besar bergabung dengan ductus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bermuara
ke duktus hepatikus komunis di portahepatis. Ketika duktus sistika dari kandung
empedu bergabung dengan duktus hepatikus komunis, maka terbentuklah duktus
biliariskomunis. Duktus biliaris komunis secara umum memiliki panjang 8 cm dan
diameter 0.5-0.9 cm, melewati duodenum menuju pangkal pankreas, dan kemudian
menuju ampula Vateri. Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri
sistika yang berasal dari arteri hepatikus kanan. Asal arteri sistika dapat bervariasi
pada tiap tiap orang, namun 95 % berasal dari arteri hepatic kanan. Aliran vena pada
kandung empedu bias any amelalui hubungan antara vena vena kecil. Vena-vena ini
melalui permukaan kandung empedu langsung kehati dan bergabung dengan vena
kolateral dari saluran empedu bersama dan akhirnya menuju vena portal. Aliran
limfatik dari kandung empedu menyerupai aliran venanya. Cairan limfa mengalir
dari kandung empedu kehati dan menuju duktus sistika dan masuk kesebuah nodus
atau sekelompok nodus. Dari nodus ini cairan limfa pada akhinya akan masuk ke
noduspada vena portal. Kandung empedu diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik
dan parasimpatetik, yang melewati pleksusseliaka. Saraf preganglionic simpatetik
berasal dari T8 dan T9. Saraf postganglionic simpatetik berasal dari pleksusseliaka
dan berjalan bersama dengan arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu.
2.3 FungsiKandungEmpedu
Fungsi kandung empedu yaitu:
1. Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada di dalamnya
dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang
dihasilkan oleh sel hati.
2. Membantu proses pencernaan lemak. Lemak mempunyai sifat yang tidak larut dalam air,
jadi hanya cairan empedulah yang dapat mencerna lemak. Ketika adanya makanan yang
masuk ke usus dua belas jari (duodenum), maka sinyal hormonal dan saraf dalam kantung
empedu akan terpicu, kemudian menimbulkan kontraksi otot sehingga cairan empedu akan
turun ke usus dua belas jari untuk mencerna makanan tersebut.
3. Membantu Proses Absorbsi lemak. Getah empedu juga berfungsi untuk membantu
penyerapan lemak oleh tubuh dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
4. Membantu pengeluaran limbah. Pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kolesterol
merupakan salah satu komponen yang tidak dibutuhkan serta dapat berbahaya bagi tubuh.
Nah komponen ini dibuang dari tubuh dengan bantuan cairan empedu. Pembuangan
kolesteriol dilakukan dengan mengikat kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi
kecil yang disebut micelle yang kemudian akan dibuang melalui feses.
5. Membantu menghilangkan racun dari hati. Empedu mengandung antioksidan yang dapat
menghilangkan racun. Komponen seperti obat-obatan, bakteri atau virus yang tidak dapat
diterima tubuh akan disaring oleh hari, setelah itu hati akan mengirimnya keluar melalui
cairan empedu.
ANATOMI FISIOLOGI URINARIA

2.1 Pengertian Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu sistem
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh dan banyak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.

Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b)
dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu
vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari
vesika urinaria.
2.2 Anatomi Sistem Perkemihan

2.2.1 Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi utama manusia. Pada dasarnya ginjal memiliki fungsi
dan anaomi kasar sebagai berikut :
A. Fungsi Ginjal
1. Pengeluaran zat sisa organic. Ginjal mengekskresi urea, asam
urat,kreatinin, dan produk penguraian hemoglobin dan hormone.
2. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresikan
natrium, kalium, kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekskresi ion-
ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain,
seperti pada saluran gastrointestinal atau kulit.
3. Pengaturan keseimbangan asam-asam tubuh. Ginjal mengendalikan
ekskresi ion hydrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), dan ammonium
(NH4+) serta memproduksi urine asam atau basa, bergantung pada
kebutuhan tubuh.
4. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepaskan eritropoeitin
yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
5. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial
bagi pengaturan tekanan darah. Dan juga memproduksi enzim renin.
Renin adalah komponen penting dalam mekanisme renin-angiotensin-
aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam
amino darah. Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino
berlebihan, bertanggung awab atas konsetrasi nutrein dalam darah.
7. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan
makanan, obat-obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh.
B. Anatomi Kasar Ginjal
1. Tampilan. Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah
tua, panjang sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar
kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125 gr sampai 175 gr
pada laki-laki dan 115 gr sampai 155 gr pada perempuan.
2. Lokasi
a. Ginjal terletak area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen
posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini
merupakan organ retroperitoneal dan terletak diantara otot-otot
punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal
memiliki sebuah kelenjar adrenal diatasnya.
b. Ginjal kanan terletak dibawah dibandingkan ginjal kiri karena ada
hati pada sisi kanan.
3. Jaringan Ikat Pembungkus. Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan
ikat.
a. Fasial Renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini
melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan
posisi organ.
b. Lemak Perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasial
ginjal. Jaringan ini membatali ginjal dan membantu organ tetap pada
posisinya.
c. Kapsul Fibrosa (ginjal) adalah membrane halus transparan yang
langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.
2.3 Strukur ginjal
2.3.1 Struktur internal ginjal

1. Hilus (hilum) tingkat kecekungan tepi medial ginjal.


2. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus
ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter Vena dan
Arteri renalis saraf dan limfatik.
3. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut
menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai
glandular, bagian penghasil urine pada ginjal. Setiap kaliks ayor bercabang
menjadi beberapa (8 sampai 18) kaliks minor.
4. Parenkim ginjal adalah jaringan yang menyelubungi struktur sinus ginjal.
Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar.
a. Medula terdiri dari massa-massa triangular yang di sebut Piramida
ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida. Pipila, masuk
dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus
pengumpulan urine.
b. Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang
merupakan unit struktural dan fungsional ginjal. Korteks terletak di
dalam diantara pirmida-piramida medula yang bersebelahan untuk
membelah kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus
pengumpul yang mengalir ke dalam duktus pengumpul.
5. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu
piramida ginjal. Kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks
yang melapisinya.
6. Persarafan ginjal.

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini


berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

7. Pendarahan

Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai


percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri
akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi
arteriole aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang
meninggalkan gromerulus disebut arteriole eferen gromerulus yang
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.
2.3.2 Struktur nefron.

Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine.
Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (kapilar) dan satu komponen tubular
terdiri dari :

1. Glomelurus adalah suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol
afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya. Gulungan kapilar yang
dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut Kapsul Bowman. Glomerulus dan
kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
2. Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang
difiltrasi oleh kapiler glomerolus.

a. Lapisan viseral kapsul bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel lapisan
viseral dimodifikasi menjadi podosit (“sel seperti kaki”), yaitu sel-sel epitel khusus
disekitar kapilar glomerular.
 Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapilar glomerular melalui
beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang
disebut prosesus kaki atau pedikel (“kaki kecil”).
 Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari
podosit tetangga. Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi
disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm.
Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang memungkinkan aliran beberapa
molekul dan menahan aliran molekul lainnya.
 Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah
dalam kapilar glomerular dari ruang dalam kapsul bowman. Barier ini terdiri
dari endotelium kapilar, membran dasar (lamina basalis) kapilar, dan
filtration slit.
b. Lapisan parietal kapsul bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal
 Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus
dan arteriol eferen keluar dari glomerulus.
 Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran yang
masuk ke tubulus kontortus proksimal.
3. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku.
Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial
kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area
permukaan lumen.
b. Ansa henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa
henle yang masuk ke dalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam
(lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
 Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki
lekukan pendek yang memanang ke sepertiga bagian atas medulla.
 Nefron jukstamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki
lekukan panjang yang menjulur ke dalam piramida medulla.
c. Tubulus kontortus distal yang juga di kenal sangat berliku panjangnya sekitar 5
mm dan berbentuk sekmenterakhir nefron.
 Di panjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
Bagian tubulus yang bersentuhan dengan asteriol mengandung sel-sel
termodifikasi yang di sebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai
suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.
 Dinding arteriol aferen yang besebelahan dengan macula densa
mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang di sebut sel
jukstaglomerular. Sel ini distimunasi melalui penurunan tekanan darah
untuk memproduksi renin.
 Macula densa, sel jukstaglomerular dan sel mesangium saling bekerja
untuk membentuk apparatus jukstaglomerular yang penting dalam
pengaturan tekanan darah.
4. Tubulus dan ductus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks
maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus
pengumpul membentuk ductus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul
membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine kedalam kaliks minor. Kaliks
minor bermuara kedalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine
dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
2.4 Ureter

Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih.
1. Setiap ureter panjangnya antara 25 cm sampai 30 cm dan berdiameter 4 mm
sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat : di titik asal ureter pada
pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya
dengan kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat
ini mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal.
2. Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan jaringan :
 Lapisan terluar adalah lapisan fibrosa.
 Di tengah adalah muskularis longitudinal kearah dalam dan otot polos
sirkular ke arah luar.
 Lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput nukleus
pelindung.
3. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik gelombang peristalsis
mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.

2.5 Kandung kemih

Kandung kemih adalah organ muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer
penyimpanan urine.

1. Lokasi. Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat di belakang simfisis pubis dan
di depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan
vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong
dan organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilikus dalam organ
abdominopelvis jika penuh berisi urine.
2. Struktur. Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dan lipatan lipatan
peritoneum dan kondensasi fasia.
a. Dinding kandung kemih terdiri dari 4 lapisan.
 Serosa adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan
peritoneum rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis.
 Otot detrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas-
berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Ini untuk
memastikan bahwa selama urinasi kandung kemih akan berkontraksi dan
serempak ke segala arah.
 Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah mukosa
dan menghubungkannya dengan muskularis.
 Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel
yang tersusun dari epitelium transisional. Pada kandung kemih yang rileks
mukosa membentuk ruga (lipatan-lipatan), yang akan memimpih dan
mengembang saat urine berakumulasi dalam kandung kemih.
b. Trigonum adalah area halus, triangular, dan relatif tidak dapat berkembang
yang terletak secara internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya
terbentuk dari 3 lubang. Di sudut atas trigonum 2 ureter bermuara ke kandung
kemih. Uretra keluar dari kandung kemih di bagian apeks trigonum.

2.6 Uretra

Uretra mengalirkan urine dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh.

1. Pada laki-laki, uretra membawa cairan semen dan urine, tetapi tidak pada waktu
yang bersamaan. Uretra laki-laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui
kelenjar prostat dan penis, terdiri dari :
 Uretra prostatik dikelilingi oleh kelenjar prostat. Komponen uretra ini
menerima dua duktus ejakulator yang masing-masing terbentuk dari
penyatuan duktus deferen dan duktus kelenjar vesika seminal, serta
menjadi tempat bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar prostat.
 Uretra membranosa adalah bagian yang terpendek (1 cm sampai 2 cm).
Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra
eksternal.
 Uretra kavernous (penile, bersepons) merupakan bagian yang panjang.
Bagian ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai
orifisium uretra eksternal pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis,
uretra membesar untuk membentuk suatu dilatasi kecil, fosa navicularis.
Uretra cavernous dikelilingi korpus spongiosum, yaitu kerangka ruang
vena yang besar.
2. Uretra pada perempuan berukuran pendek (3,75 cm). Saluran ini membuka keluar
tubuh melalui orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara
klitoris dan mulut vagina. Kelenjar uretra yang homolog dengan kelenjar prostat
pada laki-laki, bermuara ke dalam uretra.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

 Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika


urinaria mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter
urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
 Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah
dan saraf.
 Lapisan mukosa.
3. Panjangnya uretra laki-laki cenderung menghambat invasi bakteri ke kandung
kemih (sistisis) yang lebih sering terjadi pada perempuan.
2.7 Urin.

2.7.1 Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

 Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan
dan faktor lainnya.
 Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya.
 Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1,015-1,020.
 Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet

(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).

2.7.2 Komposisi air kemih, terdiri dari:


 Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
 Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan
kreatinin.
 Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat.
 Pigmen (bilirubin dan urobilin).
 Toksin.
 Hormon
2.8 Mikturisi

Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:

a. Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan tahap ke-2.
b. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung
kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang).
Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan dapat dipelajari
“latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem
saraf parasimpatis : impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya
spinchter relaksasi terjadi mikturisi.
2.9 Ciri-ciri urin normal.
a. Rata-rata dalam satu hari l-2 liter tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
b. Warnanya bening tanpa ada endapan.
c. Baunya tajam.
d. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
ANATOMI DAN FUNGSI ORGAN REPRODUKSI PADA MANUSIA

2.1.Anatomi dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita


Organ reproduksi pada wanita dapat dibagi dalam organ externa dan organ interna. Organ
externs atau dikenal sebagai vulva dan terdiri atas bagian-bagian berikut :
 Tundun (Mons Veneris atau Mons Pubis)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area
ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.Bagian yang dilapisi lemak,
terletak di atas simfisis pubis.Fungsi dari mons vaneris adalah sebagai penutup atau
pelindung tulang kemaluan (simfisis pubis).
 Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong.Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum.Labia mayora bagian luar tertutp
rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.Labia mayora bagian
dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7–8 cm, lebar 2–3 cm, tebal 1–1,5 cm.
Pada anak-anak dan nullipara kedua labia mayora sangat berdekatan.Fungsi labia mayora
adalah sebagai begian lenjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjok mengarah
kebawah dan bersatu lalu membentuk perineum.
 Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya
akan bersatu membentuk fourchette.Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di
dalamnya serta merupakan daerah erotic yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
 Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif.Analog dengan penis pada laki-laki.Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura,
dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.Fungsi utama
klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan keregangan seksual.
 Vestibulum (Serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara
kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi
untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual.Kelenjar bartholini
juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri
pathogen.Fungsi dari vestibulum adalah sebagai tempat bermuaranya uretra atau saluran
kencing dan vagina atau liang senggama.Selain itu, vestibulum juga berfungsi untuk
mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untukmelumasi
vagina pada saat bersenggama.
 Himen (selaput darah)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi
sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi
dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada
yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya
ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.Saat melakukan koitus pertama
sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior.Fungsi utama himen adalah
sebagai penilaian terhadap keperawanan seorang wanita.

 Perineum (Kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh
otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus.Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani.
Organ reproduksi bagian dalam atau organ interna, yang terletak didalm pelvis yaitu :

 Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva.Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum.Panjang bagian depannya sekitar
9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam
vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi forniks
anterior, forniks dekstra, forniks posterior, forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama
vagina adalah sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi,
alat hubungan seks (koitus), dan jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
 Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih
dan rektum. Dinding belakang, depan, dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan
bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih. Vaskularisasi uterus berasal dari
arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika
interna).Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng. Uterus terbagi atas tiga bagian
berikut :
o Fundus uteri: bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba
o Korpus uteri : berbentuk segitiga
o Serviks uteri : berbentuk silinder

Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari uterus:

o Sebagai Saluran Gamet (Spermatozoa)


Pada saat pembuahan atau ejakulasi, spermatozoa berjalan ke atas melalui
servik melalui uterus menuju tuba falopi atau oviduk.Umumnya pembuahan serta
kehamilan terjadi segmen distal tuba falopi pada dekat ovarium. Sehingga fungsi
lain dari uterus merupakan tempat saluran gamet (spermatozoa).
o Menahan ovum yang dibuahi
Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur (ovum) akan keluar.
Tetapi apabila sel telur (ovum) telah dibuahi oleh sperma maka ovum yang telah
dibuahi tadi perlu ditahan supaya dapat tumbuh dan berkembang menjadi
janin.Dengan bantuan saluran tuba uterine ovum yang telah dibuahi diantarkan
menuju uterus.
o Tempat Implantasi
Fungsi selanjutnya dari uterus yaitu sebagai tempat implantasi yang terjadi
pada saat awal terjadinya kehamilan. Implantasi sendiri merupakan keadaan ovum
yang telah dibuahi, lalu jaringan yang berada di sekitar sel telur mengalami
kerusakan pembuluh darah, sehingga darah akan keluar dan terdapat bercak darah.
Ini bukanlah haid, akan tetapi tanda awal kehamilan.
o Tempat Janin untuk Tumbuh dan Berkembang
Saat telah terjadinya pembuahan antara sperma dan ovum. Dan ovum yang
telah dibuahi tentu akan membutuhkan tempat untuk janin dapat tumbuh dan
berkembang. Ini merupakan fungsi uterus yang paling utama. Janin akan tumbuh
dan berkembang pada wanita apabila uterus mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Dinding uterus sebagai tempat untuk berkembang dan tumbuhnya janin
memiliki tiga lapisan yaitu perimetrium yang merupakan lapisan terluar yang
disebut juga selaput dinding rahim, myometrium yang merupakan lapisan tengah
yang sangat tebal dan kaya akan jaringan jaringan otot, dan endometrium yang
merupakan lapisan paling dalam yang terdiri atas banyak lendir dan pembuluh
darah.
o Tempat Berlindung serta Memberi Nutrisi untuk Janin
Fungsi uterus atau rahim selain sebagai tempat tumbuh dan berkembang
juga memiliki fungsi lain yaitu untuk tempat berlindung dan juga memberikan
nutrisi untuk janin. Lamanya janin di dalam uterus atau rahim akan berlangsung
selama janin mencapai masa maturisasi yaitu keadaan ketika janin telah
mengalami pematangan dan pertumbuhan.
o Mendorong Janin dan Plasenta Keluar
Janin dan juga plasenta akan keluar pada saat terjadinya proses persalinan.
Uterus akan mendorong janin dan plasenta sehingga mudah untuk keluar. Pada
beberapa perempuan yang melahirkan ada yang mengalami kesulitan untuk
mengeluarkan plasenta dan ada yang mudah.
o Mengendalikan Pendarahan
Apabila uterus mengalami pendarahan maka otot-otot uterus akan
berkontraksi untuk mengendalikan pendarahan. Pendarah yang terjadi pada uterus
terjadi pada saat menstruasi dan awal kehamilan atau implantasi.Hormon yang
memengaruhi kontraksi pada uterus yaitu hormon ADH (Anti-diuretik
hormon).Pendarahan yang terjadi saat menstruasi dan implantasi yaitu pada
banyaknya darah yang dikeluarkan dan waktu keluarnya darah.Darah yang keluar
karena implantasi lebih sedikit dibanding dengan darah menstruasi.Untuk
mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat
dan parametrium.Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan:
o Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar.Menutupi bagian luar
uterus.Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe
dan urat syaraf.Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
o Lapisan Otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam.Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman
serabut otot rahim.Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan
vena.Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat
terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah.Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum
uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen
bawah rahim dan meregang saat persalinan.
o Endotrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium.Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.Pada
saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga
memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk
silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina.Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.

Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

- Ligamentum latum, yang seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.


- Ligamentum rotundum (teres uteri), yang erdiri dari otot polos dan jaringan
ikat dan berfungsi menahan uterus dalam posisi antefleksi.
- Ligamentum infundibulopelvikum, menggantung dinding uterus ke dinding
panggul.
- Ligamentum kardinale Machenrod, menghalangi pergerakan uteruske kanan
dan ke kiri serta tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
- Ligamentum sacro-uterinum yang merupakan penebalan dari ligamentum
kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
- Ligamentum vesiko-uterinum, merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga
dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
 Tuba Fallopii
Merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3
sampai 8 mm. fungsi tuba fallopii sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang di
lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
 Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.Setiap
bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf
dan mengeluarkan ovum.Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak
100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.Ovarium yang disebut juga
indung telur mempunyai 3 fungsi, yaitu memproduksi ovum, hormone estrogen, dan
progesterone.
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone
terpenting pada wanita.Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada
wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut
ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan
ovum yang disebut ovulasi.Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen
untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder.
2.2.Anatomi dan Fungsi Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria bagian luar terdiri dari :
 Penis
Penis terdiri atas jaringan seperti busa dan memanjang dari glans penis, tempat
muara uretra.Fungsi penis adalah untuk memasukkan sperma ke dalam alat
reproduksi wanita melalui pertemuan keduanya (kopulasi).Penis merupakan organ
yang tersusun dari otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Proses
tegangnya penis disebut dengan ereksi, hal ini terjadi karena terdapat rangsangan
yang membuat pembuluh darah penis terisi.
Penis memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu dengan mengeluarkan sperma
melalui uretra (saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot kandung kemih
kemudian mengkerut, untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih. Penis
terdiri dari beberapa bagian, yaitu gian penis yang merupakan bagian kepala jika
telah dikhitan dan tidak dilapisi kulit, batang (corpus) penis, dan pangkal penis
 Skrotum
Skrotum atau kantong buah pelir adalah sebuah struktur berupa kantong yang atas
kulit tanpa lemak subkutan yang berisi sedikit jaringan otot. Kantong buah pelir
sebagai pengatur suhu testis yang merupakan kegiatan yang sangat penting pada
proses spermatogenesis agar suhu tetap stabil sehingga spermatogenesis tetap terjadi.
Pada skrotum terdiri dari lapisan subkutan, otot polos, serta lapisan kulit.Kulit pada
skrotum memiliki lipatan-lipatan, lipatan-lipatan ini yang memungkinkan skrotum
bisa mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas dan mengerut mendekati tubuh saat
suhu rendah atau dingin.

Organ reproduksi pria bagian dalam terdiri dari :

 Testis
Testis adalah organ kelamin pria yang berbentuk oval dan terletak dalam skrotum
yang berjumlah sepasang. Fungsi testis adalah untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon seks testosteron.Testis terletak dalam skrotum merupakan
organ berugae (memiliki lipatan kulit), dan berfungsi dalam menjaga suhu testis agar
spermatogenesis dapat tetap terjadi. Jika suhu rendah (dingin) maka skrotum berkerut
dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan bila suhu sedang tinggi, maka skrotum akan
mengendur dan menjauh dari tubuh.
Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubuhlus seminiferus.Kemudian
terdapat pintalan-pintalan tubuhlus seminiferus yang terdapat dalam ruang testis yang
disebut dengan lobulus testis, satu testis umumnya terdiri dari sekitar 250 lobulus
testis.
 Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis ini adalah kelenjar yang ada di bawah kandung kemih pria, di
atas kelenjar prostat.Diameternya sekitar 5 cm. Tabung vesikula seminalis ini terdiri
dari tiga lapisan berbeda.Bagian terdalam adalah sel yang khusus memproduksi
cairan vesikula seminalis.Lapisan tengah adalah jaringan otot yang lembut.Sementara
lapisan terluarnya adalah jaringan penghubung.
Fungsi utama vesikula seminalis adalah memproduksi sekaligus menyimpan
cairan yang nantinya akan menjadi cairan mani pria. Sekitar 70% cairan yang keluar
saat ejakulasi berasal dari sini.Cairan ini sangat penting dalam menjamin fungsi dan
kualitas sperma.Semakin baik kinerja vesikula seminalis, semakin baik pula sperma
yang dihasilkan seorang pria.
 Epididmis
Epididimis adalah saluran berkelok-kelok panjang yang menghubungkan testis
dengan vas deferens.Manusia mempunyai sepasang testis dan epididimis terletak
dibelakang kedua testis tersebut.Melalui epididimis sperma masuk dari testis ke
dalam vas deferens.Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma dan
penyimpanan sperma sementara sampai munculnya ejakulasi.
Fungsi dari epididimis adalah untuk menyimpan sperma sementara dan
melakukan pematangan sperma sehingga siap untuk diejakulasikan. Sperma yang
masuk dari epididimis akan disalurkan menuju vas deferens dalam waktu 1 minggu.
Selama waktu tersebut, epididimis membantu melakukan proses pematangan sperma.
 Vas Deferens
Vas deferens sendiri adalah tabung yang berfungsi untuk mengangkut sperma
matang menuju uretra, yakni saluran yang membawa urine atau sperma ke luar tubuh,
dalam persiapan untuk ejakulasi.Organ ini terletak di belakang kandung kemih.
 Uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke
lingkungan luar tubuh.Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem
kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem
reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Panjang uretra pada pria sekitar 20
cm dan berakhir pada kepala/glans penis.
 Kelenjar Prostat
Prostat adalah kelenjar seukuran kacang kenari yang terletak di dalam panggul,
tepatnya bawah kandung kemih. Kelenjar prostat berkontribusi dalam memberikan
cairan tambahan untuk proses ejakulasi. Cairan prostat juga membantu sperma agar
tetap sehat.Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan cairan yang melindungi dan
menutrisi sperma.

2.3.Fisiologi OrganReproduksi
2.3.1. Fisiologi Organ Reproduksi Wanita
Berdasarkan fungsinya (Fisiologinya), alat reproduksi wanita mempunyai tiga
fungsi yaitu, Fungsi seksual, fungsi hormonal, fungsi reproduksi yang dijelaskan
sebagai berikut:
 Fungsi Seksual:
Alat yang berperan adalah vulva dan vagina.Kelenjar pada vulva yang
dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pelumas pada saat senggamaSelain
itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.

 Fungsi Hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim di dalam
mempertahankan cirri kewanitaan dan pengaturan haid.Perubahan-perubahan fisik
dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan wanita erat hubungan nya dengan
fungsi indung telur yang menghasilkan hormon – hormon Wanita yaitu erstrogen
dan progesterone.
 Fungsi Reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur, dan rahim.Sel
telur yang setiap bulannya dikeluar oleh kantong telur pada masa subur akan
masuk ke dalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel
benih pria (sprematozoa) membentuk organism baru yang disebut zygote, pada
saat iniliah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat – sifat genetiknya.Selanjutnya
zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam
rahim.Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan
berkembang menjadi mudigah.Mudigah selanjutnya tumbuh dan berkembang
sebagai janin yang kemudian akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. Masa
subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empat belas dari hari
pertama haid.

2.3.2. Hormon Pada Fungsi Reproduksi Wanita


 FSH (Folicle Stimulating Hormon) :Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
folikel pada masa subur.
 LH (Luteinizing Hormon) :Berfungsi untuk meningkatkan produksi progesterone
pada letua.
 Prolaktin :Berfungsi untuk meningkatkan perkembangan payudara dan sekresi air
susu.
 Estrogen :Berfungsi untuk merangsang perkembangan organ kelamin wanita dan
sifat kelamin sekunder, contoh: pertumbuhan payudar, suara lebih lembut, dan
lain-lain.
 Progesteron :Berfungsi untuk mempersiapkan rahim untuk menerima telur yang
sudah dibuahi.
 Estradiol : Berfungsi untuk mengontrol dan mengatur perubahan tubuh wanita
pada waktu puber, pertumbuhan rahim, v4g1n4 dan bagian kelamin bagian luar
2.3.3. Fisiologi Reproduksi Pria
Hormon pada Laki-laki
 FSH : Menstimulir spematogenesis.
 LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.
 Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ
seks sekundernya.Efek hormon testoteron pada pria:
o Sebelum lahir:Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna dan
mendorong penurunan testis ke skrotum
o Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi,
penting dalam spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin
sekunder
2.4.Gangguan pada Organ Reproduksi
2.4.1. Gangguan Penyakit pada Organ Reproduksi Wanita
 Vaginitis
Vaginitis adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita dengan kondisi
vagina yang mengalami infeksi.Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa
jenis mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.
Penyakit pada sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau
melalui perineum.Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida
Albicans, bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus.
Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati.Beberapa
gejala penyakit vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva,
ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.
 Condiloma Accuminata
Condiloma Accuminata adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita
yang disebabkan oleh virus yang tak asing lagi.Virus yang dimaksud adalah virus
Human Papiloma.
Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil.Wanita yang mengalami
penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera diobati.Hal ini dikarenakan obat
condiluma accuminta bisa berkembang menjadi kanker pada organ lainnya seperti
rahim wanita.
 Kanker ovarium
Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit pada sistem reproduksi
wanita.Penyakit ini berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan
kecil di dalam rahim.
Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista lutein,
dan kista cokelat. Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan
berkembang menjadi semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium.
Tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium
disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya.
Berhati-hatilah kamu jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena itu
merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium.
 Kanker serviks
Kanker serviks adalah penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga
umum terjadi.Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang
tumbuh pada lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh
dengan ganas.
Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang
berfungsi.Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat
rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas).
2.4.2. Gangguan Penyakit padaOrgan ReproduksiPria
 Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni
saluran di dalam skrotum yang menempel pada testis.Saluran ini berperan untuk
mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani
mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan
kesuburan.
 Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria
yang cukup sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.Orchitis bisa menyerang salah satu
testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar
bengkak dan nyeri.Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan
kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.
 Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus
saluran kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi
untuk menyuburkan dan melindungi sperma.Gangguan pada prostat dapat berupa
peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.
 Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon
testosteron yang cukup.Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan
penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi,
serta infertilitas.
ANATOMI DAN FUNGSI SITEM ENDOKRIN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin

Dalam tubuh manusia terdapat kelenjar, enzim dan beberapa bagian penting yang
mempengaruhi kestabilan tubuh. Salah satu kelenjar yang memiliki pengaruh dalam tubuh
adalah kelenjar endokrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tersusun atas susunan sel
mikro yang sangat sederhana yan terdiri atas jaringan ikat halus yang mengandung
pembuluh kapiler.

Kelenjar endokrin adalah sebuah organ yang memproduksi zat aktif (hormone), yang
dilepaskan melaluai darah. Zat aktif ini akan mengatur kerja sebuah organ atau bahkan
beberapa organ sekaligus. Sifat kerja hormone adalah bekerja sebagai control umpan balik,
bekerja pada spesifik target, dan memiliki mekanisme kerja tertentu.

Sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh
kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ tersebut.
Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia tanpa
harus melalui saluran (duktus).

Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu
kesatuan disebut denngan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari
beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang mengahasilkan satu
macam hormon tunggal, dan juga menghasilkan beberapa hormone ganda.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan hemostasis


selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama unttuk memulai
dan mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan proses fisiologis.
Sistem endokrin mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah
kapasitas tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis.

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki


fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan
tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:

1. Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan


berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila
diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol
aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan
maksimal.
3. Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang
aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan
menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.
4. Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi
pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi
maksimal.
5. Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur
metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk
meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.
6. Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi
fungsi metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan
hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

1. Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses


metabolism, proses oksidatif, perkembangan seksual.
2. Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan


denagn pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi

90
kimia di dalam sel atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek
metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi.

2.3 Kelenjar Pada sistem endokrin Manusia

Pada sistem endokrin terdapat beberapa kelenjar yaitu :

1. Kelenjar Hipofisis (pituitari)

Merupakan kelenjar kecil,garis tengahnya kurang dari 1 cm dan berat sekitar 0,5
sampai 1 gram yang terletak dalam sel latursica pada basis otak dan dihubungkan
dengan hipitalamus oleh tangkai pituitaria,atau infundibulum hipotalami.

Pembagian hormon hipofisis

Secara fisiologis dibagi dalam dua bagian :

a. Hipofisis anterior, juga dikenal sebagai adehipofisis

Sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan “releasing” dan
“inhibitory hormones (“ faktor”) hipotalamus” yang disekresi dalam
hipotalamus sendiri dan kemudian dihantarkan ke hipofisis anterior melalui
pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh portal hipotalamik-
hipofisial. Kelenjar hipofisis anterior terdiri atas beberapa jenis sel. Pada
umumnya, terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis untuk setiap sel jenis
hormon yang dibentuk pada kelenjar ini dengan teknik perawatan khusus,
berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satunya
kemungkinan pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin
menyekresi hormon luteinisasi dan hormon perangsang folikel.

b. Hipofisis posterior, juga dikenal sebagai sebagai neurohipofisis.

Sekresi hipofisis posterior diatur oleh serabut saraf yang berasal dari
hipotalamus dan berakhir pada hipofisis posterior. Kelenjar hipofisis posterior,

91
juga dinamakan neurohipofisis, terutama terdiri atas sel-sel seperti sel glia
yang dinamakan pituisis. Akan tetapi, pituisis tidak menyekresi hormon,
mereka bekerja sebagai struktur penyokong untuk serabut saraf terminal yang
jumlahnya banyak dan ujung-ujung saraf terminal dari traktus saraf yang
berasal dari nuklei suproaptikus dan paraventrikularis hipotalamus. Traktus-
traktus ini berjalan ke neurohipofisis melalui infudibulum hipotalami. Ujung-
ujung saraf merupakan tombol-tombol bolusa yang terletak pada permukaan
kapiler, tempat mereka menyekresi hormon-hormon hipofisis posterior

Hipothalamus menghasilkan :

- Releasing hormon (RH) : merangsang hipofisis anterior

- Inhibitory hormon (IH) : menghambat hipofisis anterior

Jadi ada RH dan HI yang spesifik untuk masing-masing hormon hormon

Misalnya : ada GH-RH dan GH-IH dll.

 Hormon Hipofisis Anterior


a. Growth Hormone (GH) atau somatotropic hormone

(STH) Adalah sejenis hormon protein yang mengandalikan pertumbuhan


seluruh sel tubuh dengan merangsang seluruh jaringan tubuh untuk
menambah ukuran sel dan memperbanyak mitosis sehingga jumlah sel
bertambah.

b. TSH (Thyroid Stimulating Hormone : hormone perangsang thyroid )

Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri
depan trakea, menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang mempunyai efek
nyata pada kecepatan metabolisme.

c. ACTH (adrenocorticotropic hormone), Adrenocorticotropin,


corticotropin

92
1) Pengaturan

 Pengaturan sekresi kortisol hambir seluruhnya diatur oleh hormon


adrenokortikotropin (ACTH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior
 Hormon ini juga dunamkan kartikotropin dan
adrenokortokotropin, yang juga meningkatkan pembentukan
androgen adrenal oleh korteks adrenal.
 ACTH dalam jimlah sedikit dibutuhkan untuk sekresi aldosteron,
memberikan peranan permisif yang memungkinkan faktor lain
yang lebih penting untuk menimbulkan pengaturannya yang lebih
kuat.
2) Efek penghambatan kortisol pada hipotalamus dan pada hipofisis
anterior
 Kortisol mempunyai efek umpan balik negatif langsung pada:
a. Hipotalamus untuk menurunkan pembentukan CRH
b. Kelenjar hipofisis anterior, yang mengurangi pembentukan
ACTH.

d. Hormon perangsang folikel (FSH: follicle stimilating hormon) dan


luteinizing hormon (LH)

1) Efek fisiologis FSH

 Pada perempuan FSH menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium


dan membantu menstimulasi produksi estrogen ovarium.
 Pada laki-laki, merangsang pertumbuhan dan perkembangan
spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis

2) Efek fisiologis LH

 Pada perempuan, LH bekerja sama dengan FSH, menstimulasi


produksi estrogen. LH bertanggung jawab untuk ovulasi dan sekresi
progesteron dari folikel yang ruptur

93
 Pada laki-lai, LH menstimulasi sel-sel interstitiel tubulus
seminiferus testis untuk memproduksi androgen (testoteron)

e. Prolaktin

Disekresi selama masa kehamilan dan saat menyusui setelah melahirkan.


Efek fisiologis

 Prolaktin memicu dan mempertahankan sekresi air susu dari


kelenjar mammae yang sebelumnya juga telah dipersiapkan untuk
laktasi melalui kerja hormon lain.
 Penghisapan payudara,Hipersekresi, menyebabkan retensi air, difusi
cairan tubuh, dan peningkatan volume darah.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan melalui sebuah
ismus yang sempit. Organ terletak di atas permukaan anterior kartologo tiroid
trachea, tepat di bawah laring.

Pembentukan dan pelepasan

Kelenjar tiroid mendeteksi dua jenis hormone, yaitu :

a. Tiroksin atau tetraiodotironin (T4), 90% dari seluruh sekresi kelenjar tiroid
b. Triodotironin (T3), sekresi dalam jumlah kecil

Efek fisiologis hormone tiroid

 Hormon ini meningkatkan laju metabolik hamper semua sel tubuh dengan
menstimulasi konsumsi oksigen dan memperbesar pengeluaran energi,
terutama dalam bentuk panas
 Pertumbuhan dan maturasi normal tulang dan gigi, jaringan ikat serta jaringan
syaraf

94
3. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang masing-masing berukuran


sebesar biji apel, terletak pada permukaan terior kelenjar tiroid dan dipisahkan dari
kelenjar tiroid oleh kapsul jaringan ikat. Selama bertahun-tahun telah diketahui bahwa
peningkatan aktifitas kelenjar paratiroid menyebabkan absorpsi garam-garam kalsium
yang cepat dari tulang dengan akibat hiperkalsemia pada cairan ekstrasel; sebaliknya ,
hipofungsi kelenjar paratiroid menyebabkan hipokalsemia, sering dengan akibat
tetani. Hormone paratiroid juga penting pada metabolism posfat serta metabolisme
kalsium.

a. Anatomi Fisiologi Kelenjar Paratiroid

Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar paratiroid pada manusia; kelenjar
ini terletak tepat di belakang tiap kutub atas dan tiap di belakang kutub bawh
setiap kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid kira-kira panjang 6 mm, lebar 3
mm, dan tebal 2 mm dan mempunyai gambaran makroskopik lemak coklat tua;
oleh karena itu kelenjar paratiroid sukar ditentukan tempatnya.
Kelenjar paratiroid manusia dewasa mangandung sel-sel utama dan oksifil, tetapi
sel oksifil tidak terdapat pada banyak binatang dan manusia muda. Sel utama
mensekresi sebagian besar hormon paratiroid. Fungsi sel oksifil tidak diketahui,
mungkin mereka merupakan sel utama yang sudah tua yang tetap mngekresi
sedikit hormone.

b. Efek Fisiologis

Paratiroid mengendalikan keseimbangan kalsium dan Fosfat dalam tubuh


melalui peningkatan kadar fosfat darah.

 Ion kalsium sangat penting untuk pembentukkan tulang dan gigi, koagulasi
darah, kontraksi otot, dan kemampuan neuromoskular yang normal.
 Ion fosfat sangat penting untuk metabolism sellule, sistem buffer asam
basa tubuh, juga sebagai komponen nukleotida dan membrane sel.

95
4. Kelenjar Adrenal

Adalah dua massa triangular pipih berwarna kuning yang terutama pada
jaringan adipose. Organ ini berada di kutup atas ginjal. Hormon yang dihasilkan
adalah

(a) Hormonn medular


Disekresi oleh sel-sel kromatin medulla adrenal untuk merespon stimulus
preganglion simpatis. Hormone ini antara lain katekolamin, epineprin. Secara
umum fungsi hormone ini adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas
fisik yayng merespon stress,kegembiraan,cedera, latihan dan penurunan kadar
gula darah.
(b) Hormon kortikal adrenal
kelenjar adrenal terletak pada kutub superior kedua ginjal, masing-masing terdiri
atas dua bagian,medulla adrenal I dan korteks. Medulla adrenal secara
fungsional berhubungan dengan susunan saraf simpatis dan ia mensekresi
hormone Efinefrin dan norefinefrin akibat rangsangan simpatis.

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis.


Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan
tekanan darah guna melawan shok yang disebabkan kegentingan ini.

Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut


otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu
metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah


hidrokortison, aldosteron, dang kortikosteron, yang semuanya bertalian erat
dengan metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal, dan tonus oto. Semua fungsi ini
menentukan jalan hidup.

96
1. Pankreas Endokrin
Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau Langerhans, yaitu kumpulan sel kecil yang
tersebar diseluruh sel organ. Ada empat jenis sel penghasil hormone yang
teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut yaitu:
 Sel alfa, mensekresi glucagon yang meningkatkan kadar gula darah
 Sel mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah
 Sel delta mensekresi somatostatin atau hormone penghalang hormone
pertumbuhan Yang menghambat sekrasi glucagon dan insulin
 Sel F, mensekresi polipotida pancreas, sejenis hormone pencernaan
untuk fungsi yang tidak jelas yang dilepaskan setelah makan.
2. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal terbentuk dari jaringan saraf dan terletak dilangit-langit ventrikel
ketiga otak. Kelenjar ini terdiri dari Pinealosit dan sel neuroblia penopang.

Hormon yang disekresi melatonin yang memiliki beberapa efek yaitu

a. Pada binatang percobaan mempengaruhi fungsi endokrin kelenjar tiroid, korteks


adrenal dan gonad serta mempengaruhi perilaku perkawinan mereka.
b. Pada manusia sepertinnya memiliki efek inhibisi terhadap pelepasan gonadotropin
dan menghambat produksi melanin oleh melanosin di kulit.
3. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak didalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea.
Warnanya kemerah-merahandan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir
sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah,
pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan kemudian mengerut lagi.
Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya dengan produksi
antibodi.

Faktor yang diproduksi oleh kelenjar ini adalah meliputi enam peptide,yang secara
kolektif disebut timosin. Fungsi dari timosin adalah:

 Mengendalikan perkembangan sistem imun dependen timus dengan


menstimulasi diferensiasi dan ploriferasi sel limfosit T

97
 Mungkin berperan dalam penyakit Immunodefisiensi kongenital, seperti
agamaglobulinemmia, yaitu ketidak maupun total untuk memproduksi
antibodi.
4. Kelenjar Kelamin (Gonad)
Gonad merupakan organ reproduksi (seks) utama, terdiri atas testis pada pria dan
ovarium pada wanita. Selain sebagai kelenjar eksokrin untuk menghasilkan sperma,
testis juga berperan sebagai kelenjar endokrin dalam mensekresikan hormon
testosteron (androgen).

Ovarium juga selain menghasilkan ovum, juga berperan mensekresikan


hormon estrogen dan progesteron.Kedua hormon tersebut sudah mulai mensekresikan
hormon sejak tahap fetus, namun baru berfungsi aktif ketika memasuki masa puber.
Kedua hormon tersebut akan mengatur pertumbuhan dan perkembangan struktur
reproduksi. Pada hal tersebut tampak pada pembesaran suara, pertumbuhan rangka
dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, dan meningkatnya hasrat seksual pria. Pada
wanita, terjadi perkembangan payudara, distribusi lemak di pinggul,kaki,dan
payudara. Hormon progesteron dan estrogen juga mengatur berlangsungnya siklus
menstruasi.
Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad menghasilkan hormon dan dua sel
kelamin. Dua sel kelamin tersebut, yaitu:

A. Ovarium di rongga perut

Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.


Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel
telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk
dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima
hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di
sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga
dibentuk di sel lutein korpus luteum.

98
B. Testis di rongga perut bawah

Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon
testosteron dan estradiol di bawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan
untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai
efek menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif
terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan
balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi
berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus
merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada
masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda
seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan
penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon
anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifisis tulang.

2.4 Gangguan Sistem Endokrin

Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada
tubuh. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon yang
merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran darah.

Penyebab Gangguan Sistem Endokrin

1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin


yang disebut ketidakseimbangan hormon.
2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat
atau tidak memengaruhi kadar hormon.

99
Gejala Gangguan Sistem Endokrin

1. Diabetes
Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi
ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Gejala diabetes dapat
meliputi:
 Haus atau lapar yang berlebih.
 Kelelahan.
 Sering buang air kecil.
 Mual dan muntah.
 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
 Perubahan pada penglihatan.
2. Akromegali

Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon


pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih,
terutama pada tangan dan kaki. Gejala akromegali biasanya meliputi:

 Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.


 Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.
 Perubahan struktur tulang muka.
 Nyeri pada tubuh dan sendi.
 Suara yang dalam.

3. Penyakit Addison

Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan


aldosteron akibat kerusakan kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison
biasanya meliputi:

 Depresi.
 Diare.
 Kelelahan.
 Sakit kepala.
 Hiperpigmentasi pada kulit.
 Hipoglikemia.
 Nafsu makan rendah.
 Tekanan darah rendah.

100

Anda mungkin juga menyukai