u
y
t
o
n
Oleh :
KELOMPOK 5
&
H
a
(110115235)
(110115240)
(110115238)
4. ROBYT NADATHUL M.
(110115236)
5. BINTI SUHAILAH A.
(110115239)
6. ERIQ HUSADA
(1100149)
7. AKHSANUL FANANI
(110115237)
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana
karena rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Anatomi dan
Fisiologi Manusia. Semoga kami merasa bangga dan bahagia pada akhirnya laporan
Praktikum Anatomy dan Fisiologi Manusia dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan sumber bacaan dan kemampuan. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan oleh kami demi kebaikan penyusunan laporan ini.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat yang banyak
bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Metode Kerja
Bab III Hasil Praktikum
Bab IV Pembahasan
Bab V Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
A. Jantung
Jantung pada manusia berbeda dengan jantung pada katak yaitu jantung katak
terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel sedangkan pada manusia memiliki 2 ventrikel
dan 2 atrium. Pada katak :
Sistem sirkulasi pada katak adalah sistem peredaran darah tertutup dan sistem
peredaran darah ganda (doublecirculation).
Satu sifat utama otot jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan
sendiri impuls irama denyut jantung (otomasi jantung). Jantung yang dikeluarkan dari
tubuh mampu untuk tetap berkontraksi ritmis. Pada amfibia dan reptilia, irama
ditentukan oleh sinus venosus. Aurikel iramanya kurang cepat dan ventrikel paling
rendah tingkat otomasinya
Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri, jantung merupakan pemompa
darah ke seluruh tubuh.Pacemaker pada jantung yaitu sinoatrial node (SA node) dan
atrioventrikular node (AV node). SA node terletak pada atrium kanan. AV node
berlaku sebagai pacemaker sekunder. AV node terletak pada jaringan di perbatasan
atrium kanan dan ventrikel kiri.
Otot jantung (cardiacmuscle) vertebrata hanya ditemukan pada satu tempat
yakni jantung. Seperti otot rangka, otot jantung berlurik. Perbedaan utama antara otot
rangka dan otot jantung adalah dalam sifat membran dan listriknya. Sel-sel otot
jantung mempunyai daerah khusus yang disebut cakram berinterkalar
(intercalateddisc), dimana persambungan longgar memberikan pengkopelan listrik
langsung di antara sel-sel otot jantung.
Dengan demikian suatu potensial aksi yang dibangkitkan pasa satu bagian
jantung akan menyebar keseluruh sel otot jantung. Dan jantung akan berkontraksi.
Sel-sel otot jantung tidak akan berkontraksi kecuali dipicu oleh input neuron motoris
yang mengontrolnya. Akan tetapi, sel-sel otot jantung dapat membangkitkan potensial
aksinya sendiri, tanpa suatu input apapun dari sistem saraf. Membran plasma otot
jantung mempunyai ciri pacu jantung yang menyebabkan depolarisasi berirama, yang
memicu potensial aksi dan menyebabkan sel otot jantung tunggal untuk berdenyut
bahkan ketika diisolasi dari jantung dan ditempatkan dalam biakan sel. Potensial aksi
sel otot jantung berbeda dari potensial aksi sel otot rangka, yang bertahan sampai dua
puluh kali lebih lama. Potensial aksi sel otot rangka hanya berfungsi sebagai pemicu
kontraksi dan tidak mengontrol durasi kontraksi tersebut. Pada sel jantung durasi
potensial aksi memainkan peranan penting dalam pengontrolan durasi kontraksi.
Selama satu kali denyut terjadi peristiwa systole dan diastole. Bentuk kontraksi
otot jantung di sebut systole, yang mana bagian ventrikel akan memompa darah ke
paru- paru dan ventrikel kiri ke aorta. Sedangkan bentuk relaksasi otot jantung di sebut
diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik di bawa kembali ke atrium kanan dan
dari paru-paru ke atrium kiri.
Selain itu ada dua bagian yang turut berperan penting dalam terjadinya detak
jantung yaitu bundle of his dan serat purkinje. Bundle of his (berkas atrioventrikel)
merupakan jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum
interventrikuler. Pada septum interventrikuler, jaras ini bercabang dua (kanan dan
kiri), kemudian berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung ventrikel dan
kembali ke atrium di sepanjang dinding luar. Serat purkinje merupakan serat terminal
halus yang berjalan dari bundle of his dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.
Proses terjadinya detak jantung :
1. Implus meninggalkan SA node menuju atrium kanan dan atrium kiri.
2. Atrium kanan dan kiri berkontraksi bersamaan menyebabkan darah dari atrium
bergerak menuju ventrikel.
3. Impuls saraf menuju AV node.
4. Impuls menuju bundle of his, lalu impuls terbagi menuju ke kanan dan kiri. Lalu
menyebar dengan serabut parkinje menuju ke ventrikel kanan dan kiri.
5. Ventrikel kanan dan kiri berkontraksi bersamaan menyebabkan darah keluar dari
jantung menuju ke seluruh tubuh.
Meskipun pacemaker yang mengontrol detak jantung, saraf juga turut
mempengaruhi kerja pacemaker yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpastik.
Saraf simpatik meningkatkan denyut jantung, sedangkan saraf parasimpatik
memperlambat denyut jantung.
Jantung di bungkus oleh membran yang di sebut pericardium. Dalam rongga
pericardium, terdapat rongga berisi cairan pericardium. Cairan pericardium
berfungsi mengurangi gesekan selama jantung berdenyut. Jantung katak terdiri
dari 3 lapisan yaitu :
1. Epikardium : Merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan
selaput pembungkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan
visceral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.
2. Miokardium : Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otototot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot.
3. Endokardium : Merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi
permukaan rongga jantung.
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 ventrikel (bilik) dan 2 atrium (serambi).
Selain itu, jantung memiliki 3 katup yaitu katup bikuspidalis, katup
trikuspidalis, dan katup semilunaris. Katup bikuspidalis menghubungkan
atrium kiri dan ventrikel kiri. katup trikuspidalis menghubungkan antara
atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup semilunaris di bedakan menjadi
katup semilunaris pulmonalis ( membatasi ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis) dan aorta (membatasi ventrikel kiri dan aorta).
B. Potensial Aksi Jantung
Kontraksi otot jantung terjadi karena danya rangsangan yang diterima oleh
saraf. Serabut saraf mencapai setiap saraf otot. Saraf otot berkontraksi karena adanya
aksi potensial yang ditimbulkan oleh adanya pertambahan neuron hormon yang
dikeluarkan oleh otot dan plate bila rangsangan akan mencapai nilai-nilai maksimal.
Karena serat otot itu tunduk pada hukum all or none yang bermakna sekali
berkontraksi atau tidak sama sekali.
2.Pengaruh Hormon
a. Pilokarpin
Pilokarpin merupakan obat yang bersifat kolinergik. Pilokarpin bekerja identik
dengan saraf parasimpatik. Pemberian pilokarpin menurunkan permeabilitas
membrane sel otot terhadap ion Na+ dan Ca. Penurunan permeabilitas membrane
pada SA node terhadap ion Na+ menyebabkan kenaikan potensial membrane.
Pada AV node, penurunan permeabilitas membrane terhadap ion Na+ akan
mempersulit tiap sabut otot jantung untuk pengkonduksian impuls dari atrium ke
ventrikel. Penurunan permeabilitas membrane terhadap Ca menyebabkan
kontraksi menurun. Hal ini yang menyebabkan denyut jantung dan tekanan
darah menurun.
b. Adrenalin
Adrenalin bekerja identik dengan saraf simpatik. Pemberian adrenalin
memberikaan efek seperti meningkatkan kecepatan lepasan nodus sinus,
meningkatkan kecepatan konduksi dan tingkat eksitabilitas dalam semua bagian
jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung.
Pemberian adrenalin menyebabkan peningkatan permeabilitas membrane sel
otot terhadap ion Na+ dan Ca. Peningkatan permeabilitas membrane pada SA
node terhadap ion Na+ menyebabkan penurunan potensial membrane sampai
nilai ambang. Pada AV node, peningkatan permeabilitas membrane terhadap Na+
akan mempermudah tiap sabut otot jantung untuk menkonduksi impuls kepada
sabut
otot
berikutnya.
Hal
ini
menyebabkan
pengurangan
waktu
3. Blok Jantung
Blok jantung adalah gangguan pada hantaran sehingga sebagian atau semua
impuls tidak mencapai ventrikel. Hal ini menyebabkan jantung berdenyut sendiri
atau menentukan iramanya sendiri. Blok jantung ada 2 jenis, yaitu :
a. Blok Parsial
Blok parsial memperlambat denyut jantung. Blok parsial ini terjadi penjepitan
pada berkas AV node. Impuls yang dihantarkan dari berkas AV node akan
berkurang. Sehingga impuls yang dapat diteruskan ke ventrikel juga berkurang.
Hal ini menyebabkan atrium berdenyut normal tetapi frekuensi hantaran yang
melalui AV node melambat. Ventrikel hanya berkontraksi 1 kali setelah atrium
berkontraksi 2, 3, atau 4 kali. Selain itu, blok parsial juga menyebabkan
penurunan amplitudo.
b. Blok Total
Blok total menghentikan penjalaran impuls dari atrium ke ventrikel. Atrium
masih berkontraksi, ventrikel tidak berkontraksi. Namun, beberapa saat
kemudian terjadi fenomena ventricular escape
escape adalah munculnya pacu jantung baru pada serat purkinje. Beberapa
bagian dari serat purkinje di luar tempat blok (biasanya pada bagian distal AV
node) bereksitasi secara ritmis dan bertindak sebagai pacemaker dan ventrikel.
Hal ini menyebabkan atrium berdenyut normal dan ventrikel berdenyut secara
independen 20 40 kali per menit.
D. Otomatisasi Jantung
Kontraksi jantung tidak tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh saraf.
Jantung mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi
secara otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua saraf menuju jantung
telah di potong.
Pada peristiwa self excitation, SA node menghantarkan impuls ke AV node
yang kemudian diteruskan ke serabut parkinje sehingga otot jantung dapat
berkontraksi. Ini menunjukkan bahwa self excitation adalah suatu sistem konduksi
khusus dari SA node sebagai pacemaker. Self excitation ini dilakukan oleh SA node
sebagai pacemaker karena membrane selnya mudah dilewati ion Na sehingga
RMPnya rendah. Selain itu, juga karena kebocoran alamiah ion Na.
Atrial Nodus (SA Node) sebagai pusat denyut jantung akan mengeluarkan
impuls atau denyut kemudian denyut ini mengeluarkan arus listrik yang selanjutnya
arus listrik ini di teruskan ke setiap sel otot jantung sehingga jantung dapat
berdenyut secara otomatis secara terus menerus, sehingga darah dapat di pompa ke
seluruh tubuh setiap saat tanpa berhenti.
Setiap kali berdenyut jantung akan memompa darah sekitar 70 cc darah, satu
menit sekitar 500 cc darah yang di pompa, satu jam 30.000 cc darah, 24 jam sekitar
720.000 cc darah atau sama dengan 7000 liter, sama dengan 1 tangki bensin yang di
angkat atau di pompa oleh jantung dalam satu hari.
BAB II
METODE KERJA
2.1 Sarana
Alat : papan fiksasi katak, kimograf, jarum penulis, pencatat waktu, penjepit gaskell,
benang, gunting, skalpel, pinset, penjepit arteri.
Bahan : katak, adrenalin 1/10.000, pilokarpin 1/10.000, larutan ringer.
Susunan larutan ringer : NaCl 6,5 gram; NaHCO3 0,2 gram; KCL 0,2 gram; CaCl 0,2
gram.
2.2 Prosedur
Persiapan Perlakuan
1. Letakkan katak terlentang di atas papan fiksasi dan fiksir keempat kakinya pada
papan, usahakan katak tertarik sehingga tidak dapat bergerak secara reflek lagi.
2. Bersihkan darah, lemak yang menutupi area pericardium dengan skapel sehingga
perikardium jelas terlihat.
3. Potonglah bagian pericardium yang membungkus jantung dengan irisan berbentuk Y
terbalik.
4. Carilah frenulum cordis (jaringan ikat yang menghubungkan apex cordis dengan
perikardium) memakai penjepit arteri, kemudian ikatlah frenulum cordis tersebut
dengan seutas benang. Potonglah frenulum cordis pada bagian distal yang melekat
pada perikardium, kemudian hubungkan benang pengikat frenulum tersebut dengan
pencatat jantung.
5. Sentuhkan ujung pencatat jantung pada kimograf yang telah di siapkan pada posisi
tegak lurus.
6. Pelajari dengan seksama bagian-bagian dari jantung katak serta pembuluh-pembuluh
darahnya. Perhatikan kontraksi dari berbagai bagian jantung tsb.
7. Jalankan kimograf dengan kecepatan yang lambat, tetapi cukup dapat memisahkan
kontraksi satu dengan berikutnya.
Perlakuan
A. Pencatatan Kontraksi Normal Jantung Katak
1. Catatlah kontraksinnormal jantung sebanyak +_ 20 kontraksi.
2. Perhatikan gambaran-gambaran kontraksi atrium, ventrikel, serta gambaran sistole
dan diastole.
3. Perhatikan lama kontraksi masing-masing macam denyutan tersebut.
4. Perhatikan juga frekuensi dan amplitudo denyut jantung.
B. Pengaruh Suhu
1. Tuangkan larutan Ringer dengan suhu 370 C , kemudian perhatikan dan
E. Otomatisasi Jantung
1.
2.
3.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Tabel I. Data Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Jenis Perlakuan
Normal
Suhu Hangat
Pengamatan terhadap
kontraksi jantung
Frekuensi (kontraksi per
menit)
20 kontraksi / 0,45 menit =
44,4
K : 41
Amplitudo (milimeter)
6
K:4
P : 44
P:3
K : 46
K : 1,3
P : 34
P:2
K : 46
K : 1,2
P : 35
P : 1,2
K : 40
K : 1,3
P : 32
P : 1,2
K : 20
K : 0,52
P: 18
P : 2,5
Blok Total
K : 47
K : 5,4
Otomatisasi
53
Suhu Dingin
Adrenalin
Pilokarpin
Blok Parsial
IV
PEMBAHASAN
4.1 Kontraksi Jantung Katak Pada Keadaan Normal
Berdasarkan percobaan yang kami peroleh, pada keadaan normal jantung katak
berkontraksi dengan frekuensi 20 kali kontraksi per 0.45 menit atau bisa di bilang
frekuensinya 44,4 dan amplitudo 6 mm. Besar frekuensi dan amplitudo berasal dari
kekuaan otot jantung masing-masing katak. Kontraksi otot jantung terjadi karena
pacemaker. Namun kontraksi otot jantung juga dapat berubah karena dipengaruhi oleh
sistem saraf. Pada keadaan normal, otot jantung akan berkontraksi relatif konstan. Tetapi
jika mendapat pengaruh dari luar seperti suhu, hormon, dan ion-ion kontraksi otot
jantung akan berubah sementara dan kemudian mengakibatkan tonus yang berbeda.
Grafik yang tercatat oleh kimograf menggambarkan kontraksi jantung yang terdiri dari
kontraksi atrium (garis yang rendah) dan kontraksi ventrikel ( garis yang tinggi).
B. Suhu Dingin
Suhu dingin merupakan suhu yang rendah. Suhu rendah menyebabkan kerja
jantung menurun karena permeabilitas membran menurun, sehingga terjadi penurunan
depolarisasi SA node dan menyebabkan kontraksi jantung menurun.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, frekuensi kontraksi jantung dan
amplitudo setelah ditetesi larutan ringer bersuhu 50 C (suhu dingin) tidak dapat
ditentukan. Sebelum di tetesi larutan ringer dingin, frekuensi kontrol kontraksi
jantung sebesar 46 dan amplitudo 1,3 mm. Sedangkan frekuensi kontraksi jantung
sesudah ditetesi larutan ringer dingin menurun menjadi 34 dan amplitudo naik
menjadi 2 mm.
Dengan demikian hasil percobaan yang kami dapatkan belum sesuai dengan teori.
Hal ini karena di peroleh keadaan tonus yang tidak dapat di tentukan dari kontrol yang
dilakukan, kemungkinan karena adanya kesalahan pada saat praktikum.
Kontrol adrenalin
Perlakuan adrenalin
Kontrol pilokarpin
Perlakuan pilokarpin
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami peroleh dari penulisan laporan ini adalah :
1. Jantung berbeda dengan organ lain dalam tubuh. Karena jantung memiliki
pacemaker yang dapat menyebabkan jantung berkontraksi secara terus
menerus tanpa berhenti. Selain itu kontraksi jantung juga dapat dipengaruhi
oleh sistem saraf dan hormon.
2. Pada suhu hangat menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung dan
peningkatan amplitudo (kontraksi meningkat).
3. Suhu dingin menyebabkan penurunan jumlah frekuensi dan penurunan
amplitudo (kontraksi menurun).
4. Adrenalin termasuk obat adrenergic yang menyebabkan peningkatan jumlah
frekuensi dan meningkatkan amplitudo (kontraksi meningkat).
5. Pilokarpin merupakan obat kolinergik yang mengakibatkan penurunan jumlah
frekuensi dan penurunan amplitudo (kontraksi menurun).
6. Blok pada jantung masih dapat membuat jantung berdenyut walaupun dalam
keadaan yang sangat lemah.
7. Jantung memiliki otot yang bersifat otomatisasi yang berarti sel pemacu
jantung memiliki kemampuan menghasilkan impuls listrik sendiri, yaitu
kemampuan self excitation oleh SA node karena adanya pacemaker.
Menyebabkan jantung masih dapat berkontaksi walaupun sudah di pisahkan
dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall 2011. Medical Physiology 12th e.d.. Philadelphia : Saunders Elsevier, Inc.
Judha, Mohammad, dkk.. 2012. Anatomy & Physiology e.d. rev..Yogyakarta : Goysen
Publishing
Marieb, Elaine N.. 2010. Human Anatomy & Physiology 8th e.d.. San Fransisco : Pearson
International, Inc.
Martalia, Dewi, dkk.. 2012. Biology Reproduksi 1st e.d.. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Tjay, Tan Hoan, dkk.. 2007. Obat-Obat Penting edisi 6. Jakarta. PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia