Anda di halaman 1dari 146

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

R
G2P1A0 GRAVIDA 39 MINGGU DENGAN RETENSIO
PLASENTA DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2022

KOMPREHENSIF

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Bidan (Bd.)

AJENG ALWIN
8121082

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALIBANDUNG
2022
2
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
Asuhan Kebidanan Komprehensif “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. R
G2P1A0 39 Minggu Dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Cicangkanggirang
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2022” Studi kasus ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat Tugas Akhir Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak karena tersusunya studi kasus ini semata-mata bukan karena
usaha penulis sendiri, melainkan karena begitu banyaknya bantuan, bimbingan,
motivasi serta kerjasama berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes . Selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung;
2. Erni Hernawati, S.S.T., Bd., M.M., M.Keb. Selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung;
3. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb. Selaku Penanggung Jawab Program Studi
Profesi Pendidikan Bidan Fakultas Kebidanan;
4. Silva Dwi Rahmizani, S.S.T., M.K.M. Selaku Pembimbing Asuhan
Komprehensif yang telah memberikan bimbingan hingga Asuhan Komprehensif
ini selesai;
5. Bidan Nining S.Keb sebagai bidan pembimbing lahan;
6. Bidan-bidan di Puskesmas yang telah memberikan dukungan dan bimbingan
dalam proses pemberian Asuhan Komprehensif ini.
7. Ny. R beserta keluarga yang telah bersedia diberi asuhan secara komprehensif
dalam pelaksanaan pemberian asuhan secara komprehensif;
8. Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah memberikandukungan,
semangat, do’a dan perhatian yang sangat besar kepada penulis dalam
menyelesaikan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini. Dalam penulisan tugas

iv
akhir ini masih banyak kekurangan dankesalahan, karena itu segala kritik dan
saran yang membangun akan menyempurnakan tugas akhir ini serta
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, September 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................ 4
1.4 Manfaat .......................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Praktik .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 6
2.1 Kehamilan .......................................................................................... 6
2.2 Persalinan ........................................................................................ 26
2.4 Nifas ................................................................................................ 36
2.5 Neonatus .......................................................................................... 42
2.6 Manajement Asuhan Kebidanan ...................................................... 54
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................ 56
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ........................................................ 56
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ......................................................... 68
3.3 Asuhan Kebidanan Nifas ................................................................. 83
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .............................................. 100
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 114
4.1 Pembahasan .................................................................................. 114
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 124
5.1 Simpulan ........................................................................................ 124
5.2 . Saran ........................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 125

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 penambah berat badan sejak kehamilan


Tabel 2.2 Kisaran penambahan berat badan yang dianjurkan
Tabel 2.3 Program dan kebijakan teknik masa nifas
Tabel 2.4 mekanisme hemeostatis atau adaptasi bayi baru lahir
Tabel 2.5 Perubahan sirkulasi janin ketika lahir
Tabel 2.6 Gambaran dan dugaan penyebab retensio plasenta
Tabel 2.7 Prosedur manual plasenta

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Bimbingan


Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Partograf
Lampiran 4 Dokumentasi

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar
99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang yaitu Amerika Serikat
9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Sedangkan Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia
214 per100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000kelahiran hidup, Vietnam
160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei
60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2018).
Derajat kesehatan merupakan salah satu kelompok penting indikator
Indonesia Sehat atau merupakan indikator hasil. Angka kematian merupakan
indikator outcome pembangunan kesehatan. Angka kematian dapat
menggambarkan seberapa tinggi derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
Pada dasarnya penyebab kematian ada yang langsung dan tidak langsung, walaupun
dalam kenyataannya terdapat interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi
terhadap tingkat kematian di masyarakat. Berbagai faktor yang berkaitan dengan
penyebab kematian, baik langsung maupun tidaklangsung, antara lain dipengaruhi
oleh tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan
dan lain-lain (Erlina W, 2016)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup, dan tahun 2018/2019 AKI Indonesia masih tetaptinggi yaitu 305 per 1000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika di bandingkan dengan negara–
negara tetan gga di kaw nasan ASEAN. Penyebab utama kematian ibu yang masih
tinggi yaitu perdarahan 38%, eklampsia 24%, infeksi11%, abortus 5%, emboli
obstetri 3%, komplikasi puerpurium 8%, dan lain-lain11% (Kemenkes RI, 2019).

1
2

Angka kematian ibu di Jawa Barat tahun 2017 yang telah dilaporkan pada
table profil kesehatan 2017 sebesar 76,03 per 100.000 KH, jika dibandingkan
dengan proporsi AKI tahun 2017 yang ditargetkan, maka AKI di Provinsi Jawa
Barat sudah berada di bawah target nasional (MDG)s tahun 2015. Indikator Angka
Kematian Ibu menggambarkan besarnya risiko kematian ibu pada fase kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Di Indonesia perdarahanmerupakan salah satu penyebab
kematian ibu yaitu sebanyak 38% (perdarahanprimer 35% dan perdarahan sekunder
3%). Angka kejadian perdarahan primer di Jawa barat berkisar 5%-15%,
penyebabnya adalah atonia uteri 50-60%, retensio plasenta 16-17%, laserasi jalan
lahir 4-5% dan kelainan darah 0,5- 0,8%. Ditambah dengan penyebab tidak
langsung perdarahan primer yaitu dikarenakan anemia saat kehamilan sebesar
5,6%. Berdasarkan patokan perkiraan darah yang keluar 500 ml, perdarahan primer
terjadi pada sekitar 5%kelahiran. Karena itu, perdarahan yang lebih dari 500 ml
akan menyebabkan ibu mengalami perdarahan yang berlebih dan perlu diperhatikan
karena memungkinkan terdapat ancaman perdarahan yang berbahaya (Qori, 2017).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, pada
tahun 2019 jumlah kematian ibu sebanyak 29 kasus dan di tahun 2020 turun menjadi
28 kasus. Mayoritas kasus kematian ibu disebabkan oleh perdarahan saat
melahirkan. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab
kematian ibu pada tahun 2019 adalah perdarahan sebesar 36%.Perdarahan ini dapat
di sebabkan atonia uteri 50-60%, retensio plasenta 23- 29%, serta robekan jalan
lahir4-5%. Selain itu juga dapat di sebabkan oleh faktor resiko seperti kehamilan
dengan anemia (Dinkes Kabupaten Bandung Barat, 2019).
Kematian ibu paling sering terjadi di akibatkan dari perdarahan yang
terjadibeberapa jam setelah persalinan atau perdarahan primer karena terlalu banyak
mengeluarkan darah. Perdarahan primer yaitu hilangnya darah lebih dari 500 ml
selama 24 jam pertama. Pada kelahiran normal akan terjadi kehilangan darah
sebanyak kurang lebih 200 ml, namun jika adanya episiotomi dapat meningkatkan
kehilangan darah 100 ml atau bahkan lebih (Sarah, 2020). Penyebab utama
(presipitasi) perdarahan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, robekan jalan
3

lahir dan kelainan darah. Faktor lain (predisposisi) yang juga diduga
mempengaruhi perdarahan primer yaitu umur ibu, pendidikan ibu, riwayat
perdarahan sebelumnya, paritas, anemia, dan jarak antar kelahiran (Qori, 2017).
Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah retensio plasenta,
retensio plasenta adalah terlambat nya kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta.
Penanganan khusus terutama komplikasi pada persalinan dengan retensio plasenta
haruslah mendapat perhatian. Plasenta harus dikeluarkan karena dapatmenimbulkan
perdarahan dan infeksi (Ai, 2011). Retensio plasenta adalah penyebab signifikan
dari kematian maternal dan angka kesakitan di seluruh Negara Berkembang. Kasus
ini merupakan penyulit pada 2% dari semua kelahiran hidup dengan angka
kematian hampir mencapai 10% di daerah pedesaan. Menurut studi lain, insidensi
dari retensio plasenta berkisar antara 1-2% dari kelahiran hidup. Pada studi tersebut
retensio plasenta lebih sering muncul pada pasien yang lebih muida dengan
multiparitas. Diperkirakan insidensi dari perlengketan abnormalitas sekitar 1 dari
2.000 hingga 1 dari 7.000 persalinan. Plasenta akreta meliputi 80% dari
keseluruhan perlengketan abnormal, plasenta inkreta 15 % dan plasenta perkreta 5
%. Angka ini meningkat tajam dalam dua dekade terakhir, sejalan dengan angka
seksio cesarean. Pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum terlepas, maka
tidak akan menimbulkan perdarahan. Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat
menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan harus diantisipasi dengan segera
melakukan manual plasenta (Prawirohardjo, 2010).
Puskesmas Cicangkanggirang yang merupakan Puskesmas Desa yang
memiliki ruang lingkup kebidanan dimana fasilitas yang terdapat yaitu pelayanan
berupa asuhan pada ibu hamil, asuhan pertolongan pada ibu bersalin, asuhan pada
ibu nifas, asuhan pada bayi baru lahir, pelayanan imunisasi dan pelayanan asuhan
keluarga berencana. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan terhitung tanggal
01 Januari 2022 – 31 Agustus 2022 terdapat 83 Ibu bersalin dimana sebanyak 14
ibu bersalin di diagnosa dengan retensio plasenta dimana 4 ibu bersalin di rujuk
karena setelah dilakukan manual palsenta, plasenta tetap tidak lahir dan 10 ibu
4

bersalin lainnya plasenta berhasil di lahirkan tanpa terdapat sisa dengan tindakan
manual plasenta.Tidak jarang kasus retensio plasenta dapat merenggut nayawa ibu
jika telat penanganan baik dari tindakan atau keterlambatan pada saat proses
merujuk maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif kepada Ny.R G2P1A0 gravida 39 minggu 2 hari dengan retensio
plasenta di Puskesmas Cicangkanggirang kabupaten Bandung Barat Tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada asuhan
komprehensif ini adalah ‘’Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehernsif padaNy.R
di Puskesmas Cicangkanggirang Tahun 2022 ?’’

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. R G2P1A0 pada
kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus di Puskesmas Cicangkanggirang
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mampu mengumpulkan data Ny. R G2P1A0 pada kehamilan,bersalin, nifas
dan neonatus.
b. Mampu melakukan analisis data Ny. R G2P1A0 (assessment) pada
kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus.
c. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny. RG2P1A0 pada
kehamilan, bersalin, nifas dan neonatus.
d. Mampu mengetahui peran bidan pada kehamilan, bersalin, nifas dan
neonatus.
5

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana media informasi dan pengetahuan mengenai penyulit pada
kala III. Sehingga hasil asuhan tersebut bisa menjadi bahan kajian bagi peneliti
lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif dengan retensio
plasenta.

1.4.2 Manfaat Praktik


a. Bagi Pasien
Hasil Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Ibu
sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk kehamilan selanjutnya yang
melakukan kunjungan pemeriksaan yang optimal dan dapat bermanfaat untuk
memberikan gambaran kepada ibu berupa informasi dan pengetahuan dalam
proses kehamilan dan persalinan selanjutnya.
b. Bagi Bidan
Dalam studi kasus ini bidan dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan pemahaman bidan tentang penelitian khususnya terkait
dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan dan kewenangan bidan
dalam menangani persalinan dengan penyulit retensio plasenta
c. Bagi Lahan Pengambilan Keputusan
Dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi Tempat Praktek
Bidan dalam melaksanakan praktek pelayanan kebidanan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Saifuddin2016,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normalakan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu
(minggu ke-1 hingga minggu ke-12), trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
minggu ke- 40).
Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi kesehatan ibu apakah ibu
hamil normal atau bermasalah. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun
emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-
perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang
normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan
menatalaksana kondisi yang tidak normal (Saifuddin, 2014).
Tujuan pelayanan Antenatal care adalah mengantar ibu hamil agar dapat
bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan
mengantisipasi dini kelainan kehamilan dan kelainan janin (Dinas Kesehatan 2017).

2.1.1 Tanda-tanda Kehamilan


2.1.1.1 Macam-macam tanda kehamilan antara lain
1. Amenorhea (haid tidak datang)
Amenorhea merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
tidak adanya haid pada wanita usia subur atau pada masa reproduksi.
Amenorhea dapat diklasifikasikan :

6
7

a. Amenorhea primer : tidak ada kaitan dengan kehamilan, yaitu suatu


keadaan dimana wanita tidak mengalami menarche (menstruasi
pertama) yaitu hingga usia 16 tahun dengan atau tanpa disertai tanda-
tanda pertumbuhan organ-organ reproduksi sekunder.
b. Amenorhea sekunder : merupakan kondisi tidak adanya haid pada
wanita usia reproduksi hingga 3 kali siklus yang sebelumnya memiliki
haid yang normal, penyebab terbanyaknya adalah kehamilan.
2. Payudara tegang
3. Mengidam
4. Mual dan muntah di pagi hari
5. Hipersaliva
6. Konstipasi
7. Pigmentasi kulit

2.1.1.2 Tanda mungkin hamil


1. Pembesaran rahim dan perut
2. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah melunaknya isthmus uteri sehingga serviks dankorpus
uteri seolah-olah terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar 8 minggu setelah
pembuahan.
3. Tanda Chadwick
Yaitu adanya warna kebiruan, keunguan atau agak gelap pada mukosa
vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan spekulum.
4. Tanda goodell
Tanda goodell ditandai dengan memperhatikkan bahwa leher rahim wanita
melunak sejak 4 minggu setelah pembuahan hal ini kemudian dikenal
dengan pelunakkan leher rahim.
5. Teraba ballotement
Ballotement dapat dideteksi pada usia kehamilan 16-20 minggu, ketika
jumlah air ketuban lebih besar jika dibandingkan dengan besar janin.
Sehingga jika segmen bawah uterus atau serviks didorong akan teraba
8

pantulan dari ketuban dan isinya.


6. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif.

2.1.1.3 Tanda Pasti hamil


1. Gerakan dan keberadaan janin dalam rahim terasa
2. Pemeriksaan USG
3. Terdengar denyut jantung janin

2.1.2 Perubahan Fisiologis Kehamilan


Menurut Walyani Elizabeth tahun 2015 perubahan yang terjadi pada
tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas perubahan yang hebat dan
menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatismenyesuaikan
dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan
adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil di trimester 3 yaitu
sebagai berikut.
2.1.2.1 Perubahan Sistem Endokrin
Perubahan fisiologis dalam kehamilan salah satunya dipengaruhi
oleh perubahan sekresi hormon. Adanya hCG yang diproduksi oleh sel-sel
trofoblas menyebabkan peningkatan produksi “ovarium steroidhormon”.
Pada saat kehamilan, fungsi endokrin dari plasenta menjadi lebih
luas untuk menghasilkan hormon maupun “releasing factor”. Efek dari
produk yang dihasilkan plasenta ini tidak hanya berpengaruhpada sirkulasi
maternal, namun juga berperan dalam sirkulasi janin. Kondisi ini merupakan
bentuk penyesuaian tubuh maternal akibat dari perubahan fisiologis oleh
adanya kehamilan dan persiapan pertumbuhan janin.
2.1.2.2 Perubahan pada Sistem Reproduksi
Pada trimester akhir kehamilan, bagian terendah janin akan mulai
turun ke pelvis dan menyebabkan berkurangnya tinggi fundus. Tekanan
pada pelvis ini akan dapat mengakibatkan timbulnya keluhan berupa
konstipasi, sering berkemih dan rabas vagina.
9

2.1.2.3 Perubahan pada Kardiovaskuler


1. Jantung
Perubahan fungsi jantung mulai tampak pada 8 minggu pertama
kehamilan. Curah jantung meningkat bahkan sejak minggu ke 5 dan
mencerminkan berkurangnya resistensi vascular sistemik dan
meningkatnya kecepatan jantung. Kecepatan nadi istirahat meningkat
sekitar 10 denyut/ menit selama kehamilan.
2. Pembuluh darah
Pada kehamilan terjadi Pada awal kehamilan terjadi penurunan
tahanan tekanan vaskular perifer, sehingga pada usia 24 minggu tekanan
darah sistolik menurun rata-rata 5-10 mmHg, namun akan kembali naik
pada kehamilan cukup bulan. Tekanan diastolik yang mengalami sedikit
penurunan akan mengalami penyesuaian pada pertengahan masa
kehamilan seperti pada tekanan diastolik pada saat wanita tidak hamil.
3. Sistem darah
Peningkatan volume darah ibu hamil di mulai sejak awal
kehamilan. Volume plasma darah meningkat sekitar 15% pada kehamilan
12 minggu dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil.

2.1.2.4 Perubahan pada Sistem pernafasan


Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumsi oksigen
meningkat sebesar 30% -40% selama kehamilan, kenaikan progresif
terutama disebabkan kebutuhan metabolisme janin,uterus dan plasenta
dan yang kedua untuk meningkatkan kerjajantung dan pernafasan.

2.1.2.5 Perubahan pada payudara


Kehamilan akan memberikan efek membesarnya payudara yang
disebabkan oleh peningkatan suplai darah, stimulasi oleh sekresi estrogen
dan progesteron dari kedua korpus luteum dan plasenta dan terbentuknya
duktus asini yang baru selama kehamilan. Kemudian seiring bertambahnya
usia kehamilan,payudara akan membesar dan akan tampak vena-vena halus
10

dibawah kulit.

2.1.2.6 Perubahan sistem Perkemihan


Selain mengelola zat-zat sis dan kelebihan yang dihasilkan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung organperkemihan juga
mengelola produk sisa metabolisme dan menjadi organ utama yang
mengekskresi produk sisa dari janin. Pada trimester II aliran darah menuju
ginjal meningkat sebesar 70%-80%.

2.1.2.7 Perubahan pada Sistem Pencernaan


Adanya kehamilan menyebabkan beberapa perubahan pada sistem
pencernaan maternal akibat terjadinya penekanan disekitar rongga
abdominal karena pembesaran uterus. Terjadi peningkatan absorpsi air dari
kolon disebabkan oleh transit makanan yang lambat melalui usus halus, hal
ini menyebabkan peningkatan terjadinya konstipasi.

2.1.2.8 Perubahan pada Sistem muskuloskeletal


Dalam hal ini terjadi lordosis yang disebabkan perbesaran uterus
sebagai kompensasi posisi anterior menyesuaikan gravitasi ke ekstermitas
bawah. Lordosis berlebihan dari punggung bawah, fleksi kedepan dari leher,
dan gerakan kebawah dari bahu biasanya terjadi untuk mengkompensasi
rahim yang membesar dan perubahan pusat gravitasi.

2.1.2.9 Perubahan pada Integumen (kulit)


Penyebab pigmentasi kulit belum jelas hinggakini, dugaan bahwa
progesteron dan estrogen memiliki efek menstimulasi melanosit. Kedua hal
ini terjadi pada bulan ke-3 kehamilan. Penggelapan warna ini juga dapat
terjadi pada areola sekunder(mottling pada kulit di sekitar dan diarea
melewati daerah primer); linea nigra (garis tipis kulit pada garis tengah
abdomen mulai simfisis pubis hingga ke umbilikus); striae (tanda
perenggangan kulit); pada abdomen (striae gravidarum). Sebagian besar
11

perubahan pigmentasi kehamilan akan berkurang dan hilang setelah


kehamilan berakhir, kecuali striae.

2.1.2.10 Perubahan Metabolisme


Pada trimester ke- 3, laju metabolik basal ibu meningkat 10- 20%
dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI.

2.1.2.11 Penambahan Berat Badan


Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya komposisi
uterus, berkembangnya plasenta, janin dan cairan ketuban. Selain itu
penambahan berat badan diakibatkan karena bertambahnya jumlah
volume darah, peningkatan retensi cairan serta produksi lemak selama
kehamilan. Penambahan berat badan selama kehamilan ditentukan dengan
menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT). Dimana IMT di
hitungdengan menggunakan rumus : IMT = BB
TB2
Keterangan:
IMT = Indeks Masa Tubuh/B
BB = Berat Badan sebelum hamil (dalam kg)
TB = Tinggi Badan (dalam meter)
Indeks Masa Tubuh (IMT) Sebelum Hamil Penambahan yang disarankan
>18,5 kg/ m2 0.5 kg/ minggu
18.5-24.9 kg/m2 400 gram/ minggu
<25 kg/m2 >3000 gram/mimggu
Tabel 2.1 Penambah Berat Badan sejak kehamilan
Sumber : Buku Praktis Gizi Ibu Hamil
12

Kategori IMT Rekomendasi


Rendah <19.8 12.5-18
Normal 19.8-26 11.5-16
Tinggi 26-29 7-11.5
Obesitas >29 ≥7
Tabel 2.2 Kisaran penambahan berat badan yang dianjurkan pada
kehamilan tunggal berdasarkan IMT
Sumber : Buku Praktis Gizi Ibu Hamil

2.1.3 Perubahan Psikologis Kehamilan


Berdasarkan Menurut Megasari tahun 2014, pada trimester III termasuk
kedalam periode penantian, tidak sabar, persiapan kelahiran dan kedudukan
menjadi orang tua. Memusatkan perhatian pada bayi dan melindungi bayi dari
bahaya luar dan dalam. Terkadang muncul rasa takut atau khawatir bayinya
abnormal dan ada masalah pada proses persalinannya. Terkadang merasa sedih
karena sebentar lagi akan terpisahdari bayinya dan tidak akan menjadi satu tubuh
lagi. Pada pertengahan trimester III hasrat seksual menurun dibanding trimester II,
karena semakin membesarnya abdomen sehingga merasa terhalangi, dan merasa
semakin jelek dan canggung. Maka dari itu sangat diperlukan perhatian lebih dari
suami.

2.1.4 Klasifikasi dan Keluhan pada Kehamilan


2.1.4.1 Trimester I
Dimulai dari konsepsi sampai minggu ke 12 kehamilan. Pada
pertama kalinya ibu tidak mengenal bahwa dia sedang hamil, sesungguhnya
tubuh secara aktif bekerja untuk menyesuaikan bagi proses kehamilan.
Keluhanyang muncul pada trimester I yaitu :
1. Mual dan Muntah (morning sicknees)
Penyebab pasti mual muntah belum diketahui dengan jelas, akan
tetapi mual dan muntah dianggap sebagai masalah multifaktorial. Teori
13

yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan,


psikologis, hiperolfaction, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan
beberapa studi dikemukakan bahwa mual muntah dalam kehamilan
berhubungan dengan plasenta.
2. Hipersaliva
Adalah peningkatan sekresi air liur yang berlebihan (1-2 L/hari),
keadaan ini dihubungkan dengan munculnya mual muntah pada trimester
I. Hipersaliva disebabkan oleh peningkatan keasaman di dalam mulut
atau peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar mengalami
sekresi berlebih.
3. Pusing
Pusing biasanya terjadi pada awal kehamilan, penyebab pasti
belum diketahui. Akan tetapi diduga karena pengaruh hormon
progesteron yang memicu dinding pembuluh darah melebar, sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah dan membuat ibu
merasa pusing.
4. Mudah Lelah
Teori yang muncul yaitu diakibatkan oleh penurunan drastis
laju metabolisme dasar pada awal kehamilan. Selain itu, peningkatan
progesteron memiliki efek meyebabkan tidur, keluhan ini akan hilang
pada akhir trimester I.
5. Heartburn
Sebesar 17-45% wanita hamil mengeluhkan rasa terbakar pada
dada atau dalam bahasa medis disebut heartburn. Disebabkan oleh
peningkatan hormon progesteron, estrogen dan relaxing yang
mengakibatkan relaksasi otot-otot dan organ termasuk sistem
pencernaan.
6. Peningkatan Frekuensi Berkemih
Mulai dari usia gestasi 7 minggu, ukuran ginjal bertambah
sekitar 1 cm akibat peningkatan volume vaskular dan jarak interstitial.
Dan letak kandung kemih yang bersebelahan dengan rahim membuat
14

kapasitasnya berkurang.
7. Konstipasi
Merupakan penurunan frekuensi buang air besar yang disertai
dengan perubahan karakteristik feses yang menjadi keras sehingga sulit
untuk di buang atau dikeluarkan. Pada awal kehamilan, konstipasi terjadi
akibat peningkatan produksi progesteron yangmenyebabkan tonus otot
polos menurun, termasuk pada sistem pencernaan, sehingga pada sistem
pencernaan menjadi lambat.

2.1.4.2 Trimester II
Kehamilan trimester II adalah keadaan dimana usia gestasi janin
mencapai usia 13 minggu hingga akhir minggu ke 27. Pada trimester II juga
terdapat beberapa keluhan yang muncul, seperti :
1. Pusing
2. Sering berkemih
3. Nyeri perut bawah
Disebabkan karena tertariknya ligamentum, sehingga
menimbulkan nyeri seperti kram ringan dan atau terasa seperti tusukan
yang akan lebih terasa akibat gerakan tiba-tiba, dibagian perut bawah.
4. Nyeri punggung
Diakibatkan oleh pengaruh aliran darah vena ke arah lumbal
sebagai peralihan cairan intraseluler ke arah ekstraseluler akibat dari
aktivitas yang dilakukan ibu.
5. Flek kecoklatan pada wajah dan sikatrik
Perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan merupakan efek
dari ketidakseimbangan hormon selama kehamilan, yang mempengaruhi
perubahan pada kulit seperti diwajah atai sikatrik (streatch marck) yang
merupakan garis terang atau gelap kemerahan yang biasa timbul pada
bagian payudara, perut, bokong dan betis pada waktu kehamilan.
6. Penambahan Berat Badan
Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya
15

komposisi uterus, berkembangnya plasenta, janin dan cairan ketuban,


jumlah volume darah, peningkatan retensi cairan serta produksi lemak
selama kehamilan.
7. Pergerakan janin
Keadaan dimana ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada
masa kehamilannua. Seorang multigravida biasanya merasakan
pergerakan janin pertama kali pada usia 16-18 minggu. Sedangkan pada
primigravida pergerakan dimulai pada minggu ke 18-20. Gerakan janin
normal yaitu dengan frekuensi 4-10 gerakan selama 2 jam.

2.1.4.3 Trimester III


Trimester III mencakup minggu ke-29 hingga 42 kehamilanDan
keluhan-keluhan pada trimester III yaitu:
1. Sering berkemih
2. Varises dan wasir
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik- vena
sehingga katup vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran
pembuluh darah balik dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial.
Wasir/ hemoroid, disebabkan karena pembesaran uterus secara umum
mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik.
3. Sesak Nafas
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil,
peningkatan ventilasi menit pernafasan dan beban pernafasan yang
meningkat dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan
kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan kerja nafas
4. Bengkak dan Kram pada kaki
Bengkak atau oedema adalah penumpukan atau retensi cairan
pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke
ekstraseluler. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang semakin
meningkat dan memperngaruhi sirkulasi cairan. Kram pada kaki saat
hamil terjadi karena adanya gangguan aliran atau sirkulasi darah pada
16

pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh tertekannya pembuluh


tersebut oleh uterus yang semakin membesar.
5. Gangguan tidur dan mudah lelah
Cepat lelah dan gangguan pola tidur pada kehamilan disebabkan
oleh nokturia (sering berkemih dimalam hari), terbangun di malam hari
dan mengganggu tidur yang nyenyak.
6. Nyeri perut bawah
Bertambahnya usia kehamilan dan perkembangan janin yang
semakin membesar sehingga menekan otot perut bagian bawah ketika
menjelang persalinan.
7. Heartburn
8. Kontraksi braxton hicks
Kontraksi ini muncul tanpa dapat diduga dan menyebar dengan
tanpa adanya ritme. Intensitas kontraksi braxton hicks bervariasi antara
2- 25 mmHg. Pada trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap
10-20 menit dan juga sedikit banyak, mungkin berirama dan dapat
menjadi penyebab persalinan palsu (Bayu, dkk.2013).

2.1.5 Pemeriksaan kehamilan


2.1.5.1 Teknik pemeriksaan palpasi kehamilan
Tahap-tahap pemeriksaan menurut leopold adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan pemeriksaan leopold
a. Pasien tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
b. Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala
membujur disamping badan kaki ditekukan sedikit sehingga dinding
perut lemas.
c. Bagian perut penderita dibuka sepenuhnya.
d. Pemeriksaan menghadap ke muka penderita saat melakukan
pemeriksaan leopold I sampai III, sedangkan saat melakukan
pemeriksaan leopold IV pemeriksaan menghadap ke kaki (Varney,
2008).
17

2. Tahap pemeriksaan leopold


a. Leopold 1
a) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga perkiraan umurkehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haid terakhir.
b) Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada goyangan; pada
letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak
melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi
oleh bagian – bagian janin (Varney, 2008).
b. Leopold II
a) Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.
b) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
c) Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin (Varney,
2008).
c. Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis,
Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak
keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong
(Varney, 2008).
d. Leopold IV
Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksaan menghadap ke
arah kaki penderita untuk menetapkan bagian terendah janin yang
masuk ke pintu atas panggul. Bila bagian terenda masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya maka tangan yang melakukan
pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum
masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen (Varney, 2008).
18

2.1.5.2 Pemeriksaan Denyut Jantung Janin


Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuti pemeriksaan
denyut jantung janin sebagai berikut :
1. Kaki ibu hamil diluruskan sehingga janin lebih dekatdengan dinding perut
ibu
2. Menentukan punctum maksimum denyut jantung
3. Denyut jantung janin dihitung dengan cara menghitung 5 detik pertama,
interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik kedua, interval 5 detik
dilanjutkan menghitung untuk 5 detik ketiga. Jumlah perhitungan selama
tiga kali setiap 5 detik dikalikan 4, sehingga denyut jantung janin selama
satu menit dapat ditetapkan. Jumlah denyut jantung janin normal antara 120
sampai 160 denyut kali per menit (Manuaba, 2008).

2.1.5.3 Pengukuran TFU


Tinggi fundus uteri dalam sentimeter (cm) yang normal harus sama
dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari
pertama haid terakhir. Jika hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat
ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin (Mandriwati, 2008).
Tinggi fundus uteri normal sebagai berikut :
1. 12 minggu : 1-2 jari diatas simfisis
2. 16 minggu : Pertengahan antara simfisis dan pusat
3. 20 minggu : Tiga jari dibawah pusat
4. 24 minggu : Setinggi pusat.
5. 28 minggu : 3 jari atas pusat
6. 32 minggu : Pertengahan pusat - processus xyphoideus
7. 36 minggu : 3 jari di bawah processus xyphoideus
8. 40 minggu : Pertengahan antara pusat – processus
19

2.1.7 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


2.1.7.1 Trimester I dan II
1. Setiap bulan sekali
2. Diambil data tentang labolatorium
3. Pemeriksaan ultrasonografi
4. Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna,tambahan protein ½ gr/
BB = satu telur/ hari
5. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan,
komplikasi kehamilan
6. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I (Varney, 2008).

2.1.7.2 Trimester III


1. Setiap dua minggu sekali sampai adanya tanda-tanda kelahiran.
2. Evaluasi data labolatorium untuk melihat hasil pengobatan.
3. Diet empat sehat lima sempurna.
4. Pemeriksaan ultrasonografi.
5. Imunisasi tetanus II
6. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil
trimester ketiga.
7. Nasehati tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang untuk
melahirkan (Varney, 2008).

2.1.8 Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya yang mungkin terjadi pada ibu hamil, yaitu :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabunsenja)
4. Nyeri abdomen yang hebat
5. Bengkak pada muka dan tangan
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
20

7. Muntah-muntah yang berlebihan. (Varney, 2007).

2.1.9 Imunisasi TT
Unsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan sewaktu hamil
secara memadai dan sesuai standar pelayanan kebidanan.Pelayanan antenatal sesuai
standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.Pelayanan antenatal dapat ditentukan
dengan standar pelayanan sudah mulai disosialisasikan, antara lain:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian tablet tambah darah (zat besi) minimum 90 tablet selama
kehamilan
5. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid).
6. Pemeriksaan HB.
7. Pemeriksaan VDRL.
8. Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara.
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil.
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
11. Pemeriksaan protein urin atas indikasi.
12. Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi.
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok.
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemismalaria (Wagiyo, 2016).

2.1.10 Obat-obatan pada Kehamilan


1. Fe
Janin juga membutuhkan zat besi untuk membentuk sel darah
merah dan menyimpan zat besi di dalam tubuh. Peningkatan kebutuhan akan
zat besi terutama akan meningkat pada usia kehamilan trimester tiga (Milda,
2016). Tiap tablet mengandung Fe SO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam
21

Folat 500 mg. Cakupan Fe 1 dan Fe 3 tablet zat besi pada ibu hamil dapat
dibedakan menjadi Fe 1 yaitu mendapat 30 tablet dan Fe 3 yaitu mendapat 90
tablet selama masa kehamilan (Syaifudin, 2011).
2. Asam Folat
Asam Folat berfungsi untuk menurunkan terjadinya NTD (Neutral
Defect atau keadaan abnormal pada janin). Asam folat dikonsumsi sebelum
dan di awal kehamilan sebesar 0,4 mg. Nancy S. Greer dari Institute of
Medicine Report Food and Nutrition Board pada tahun 2002 juga
mempublikasikan data yang menganjurkan wanita usia produktif untuk
mengkonsumsi asam folat sebanyak 400 mikrogram per hari. Untuk
mencegah NTD, dia menganjurkan dosis yang lebih besar yaitu 4.000
mikrogram per hari (Milda, 2016).
3. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan
oleh ibu hamil, terutama pada minggukedelapan belas kehamilan. Vitamin ini
dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan
antameuron yang sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur,
daging tanpa lemak, ragi, kedelai, hati, otak, ginjal dan jantung. Kolin
berpengaruh terhadap perkembangan otak, terlebih pada daya ingat (Milda,
2016).
4. Kalsium
Kebutuhan kasium pada ibu hamil mengalami peningkatan karena
terjadinya peningkatan pergantian tulang, penurunan penyerapan kalsium,
dan retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Asupan kalsium
yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 1.200 mg/hari yang bisa diperoleh
dengan mengkonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, udang kering,
kacang kedelai, dan brokoli segar (Milda, 2016).

2.1.10 Konsep Dasar Anemia


22

2.1.10.1 Pengertian Anemia


Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Anemia adalah
konsentrasi hemoglobin dalam darah kurang dari 13,5gr/dl pada laki-laki
dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa. Sebagian besar
anemia adalah anemia difisiensi Fe yang dapat disebabkan oleh konsumsi
dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun akibat parasit,
seperti antikilostomiasis. Berdasarkan fakta tersebut dapat dikemukakan
bahwa dasar utama anemia pada bumil adalah kemiskinan sehingga tidak
mampu memenuhi standar makanan “empat sehat lima sempurna” dan
situasi lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat penyakit parasit,
seperti antikostomiasis. Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan konsentrasi hemoglobin di
dalam sirkulasi darah dengan konsentrasi hemoglobin kurang dari 13,5gr/dl
pada laki-laki dewasa dan kurang dari 11,5 gr/dl pada wanita dewasa.

2.1.10.2 Tanda dan Gejala Anemia


Gejala-gejala yang umumnya sering terjadi pada anemiaadalah sebagai
berikut:
1. Badan terasa lemah dan mengantuk.
2. Terasa pusing dan mudah lelah.
3. Malaise.
4. Sakit kepala.
5. Terkadang lidah luka.
6. Nafsu makan turun atau anoreksia.
7. Mual dan muntah.
8. Konsentrasi hilang.
9. Nafas pendek (pada anemia yang parah).

Pada ibu hamil dengan anemia, hasil pemeriksaan akanmenunjukan:


1. Kulit pucat
23

2. Mukosa, gusi, dan kuku jari pucat


3. Takhikardi (pada anemia yang parah)
4. Rambut dan kuku rapuh (pada anemia yang parah)
5. Lidah licin (pada anemia yang parah).

2.1.10.2 Klasifikasi
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
sahli. Dari hasil pemeriksaan ahli, kondisi Hb dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Hb 11 gr% = tidak anemia
2. Hb 9-10 gr% = anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% = anemia sedang
4. Hb <7 gr% = anemia berat

2.1.10.3 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan, dapat dilakukan
anamnesis, akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan keluhan mual muntah yang lebih hebat pada kehamilan muda.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada
trimester I dan III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia, perlu dilakukan preparat Fe sebanyak 90 tablet pada setiap ibu
hamil di Puskesmas.

2.1.10.4 Pengaruh Anemia


Bahaya anemia terhadap kehamilan dapa digolongkan menjadi:
1. Pengaruh anemia terhadap persalinan
a. Bahaya selama kehamilan:
1) Dapat terjadi abortus.
2) Persalinan premature.
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
4) Mudah terjadi infeksi.
5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
24

6) Mola hidatidosa.
7) Perdarahan antepartum.
8) Ketuban pecah dini (KPD).
b. Bahaya saat persalinan
1) Gangguan his-kekuatan mengejan.
2) Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar
3) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan.
4) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, danperdarahan postpartum
akibat atonia uteri.
5) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.
c. Pada kala nifas
1) Terjadinya subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan
postpartum.
2) Memudahkan infeksi puerperium.
3) Pengeluaran ASI berkurang.
4) Mudah terjadi infeksi mamae

2. Bahaya terhadap janin, sekalipun tampaknya janin mampu menyerap


berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim akan terganggu. Akibat anemia pada
janin antara lain adalah:
a. Abortus.
b. Kematian intrauteri.
c. Persalinan prematuritas tinggi.
d. Berat badan lahir rendah.
e. Kelahiran dengan anemia.
f. Dapat terjadi cacat bawaan.
g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
25

h. Intelgensis rendah.

2.1.11 Tablet Zat Besi (Fe)


1. Pengertian
Tablet Fe adalah suatu tablet mineral yang sangat dibutuhkan untuk
membentuk sel darah merah (hemoglobin). Salah satu unsur penting dalam
pembentukan sel darah merah adanya kandungan tablet Fe. Secara alamiah
tablet Fe diperoleh dari makanan seharihari dapat menimbulkan penyakit
anemia gizi atau dikenal dengan masyarakat sebagai penyakit kurang
darah.30 Oleh sebab itu, tablet ini diperlukan ibu hamil. Sudah selayaknya
ibu hamil mendapatkan 90 tablet Fe selama masa kehamilannya.
2. Manfaat
Tablet Fe merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk
membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga
berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang
membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang
rawan, dan jaringan penyambung, serta enzim. Tablet Fe juga berfungsi
dalam sistem pertahanan tubuh. Tablet Fe juga berfungsi dalam sistim
pertahanan tubuh. Tablet Fe sangat penting untuk kesehatan ibu hamil,
diantaranya: mencegah anemia defisiensi besi, mencegah terjadinya
perdarahan pada saat persalinan dan dapat meningkatkan asupan nutrisi bagi
janin.
3. Kebutuhan Tablet Fe pada Masa Kehamilan
Kebutuhan tablet Fe pada waita hamil yaitu rata-rata mendekati 800
mg. kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin
maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan
kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25
mg tablet Fe perhari.selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu
hamil akan menghasilkan tablet Fe sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan Fe
masih kekurangan untuk wanita hamil.
26

4. Efek Samping Tablet Fe


Efek samping dari pil atau tablet tambah darah iniadalah kadang
dapat terjadi mual, muntah, perut tidak enak, susah buang air besar, tinja
berwarna hitam, namunhal ini tidak berbahaya.
5. Cara dan Waktu Minum Tablet Fe
Tablet Fe dapat diminum dengan air putih atau air jeruk yang
mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan. Tetapi, tablet Fe
tidak boleh diminum menggunakan teh, susu, kopi karena dapat menghambat
proses absorpsi Fe. Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur,
karena mengurangi efek mual yang akantimbul setelah meminumnya. Jika
diminum pada pagi hari, maka ibu akan mual muntah karena salah satu
efeknya menimbulkan tidak enak pada perut.
6. Penyimpanan Tablet Fe
Simpan di tempat kering dan tidak terkena sinarmatahari langsung
atau dekat dengan sumber panas dansetelah bungkus dibuka ditutup kembali.
Tujuannya agar tablet Fe tidak teroksidasi.

2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm
(bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak
diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejat saat awitannya,
mempunyai janin tunggal dengan persentase puncak kepala, terlaksana tanpa
bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal (Purwoastuti,
2016).Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Mochtar, 2012).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan persentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap (Walyani, 2016).
27

2.2.2 Tanda-tanda Persalinan


Tanda-tanda Bahwa Persalinan Sudah Dekat
1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu bahwa keadaannya
menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapisebaliknya ia merasa
bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan seringdiganggu oleh perasaan nyeri
pada anggota bawah.
2. Pollakisuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepalajanin
sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan inimenyebabkan
kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing
yang disebut Pollakisuria.
3. False labor
Masa 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh
his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan
darikontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
a. Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.
b. Tidak teratur
c. Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila
dibawa jalan malah sering berkurang.
d. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix.
4. Perubahan serviks
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwacervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak namun
menjadi: lebih lembut, beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan
penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu,misalnya pada
multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun padaprimipara sebagian
besar masih dalam keadaan tertutup.
5. Energy Spurt
28

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28


jamsebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari
sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibuini
tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah,
mengepel, mencuciperabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga
ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, persalinan menjadi
panjang dan sulit.
6. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadapsistem
pencernaan. Tanda-tanda Awal Persalinan Timbulnya his persalinan Nyeri
melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan. Makin lama
makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya.
7. Bloody show
Bloody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan
pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini di sebabkan karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
capillair darah terputus.

Tanda-tanda Pada Kala I


1. His belum begitu kuat, datangnya setiap 10 – 15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan.
2. Lambat laun his bertambah kuat: interval lebih pendek, kontraksilebih kuat
dan lebih lama.
3. Bloody show bertambah banyak.
4. Lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8 jam.
5. Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah: “Kemajuan pembukaan
1 cm sejam bagi primi dan 2 cm sejam bagi multi, walaupun ketentuan ini
sebetulnya kurang tepat seperti akan diuraikan nanti”.
29

Tanda-tanda pada Kala II


1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datangnya tiap 2
– 3 menit.
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
kekuning-kuningan sekonyong-konyong dan banyak.
3. Pasien mulai mengejan.
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul,
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi waktu
his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini disebut:
“Kepala membuka pintu”.
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak
bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di
bawah symphisis disebut “Kepala keluar pintu”.
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun- ubun besar, dahi dan
mulut pada commissura posterior.
8. Saat ini untuk primipara, perineum biasanya akan robek pada pinggir
depannya karena tidak dapat menahan regangan yang kuat tersebut.
9. Setelah kepala lahir dilanjut dengan putaran paksi luar, sehingga kepala
melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir
sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan.
10. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul seluruh
badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir.
11. Sesudah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar waktu
ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah.
12. Lama kala II pada primi ± 50 menit pada multi ± 20 menit

Tanda-tanda Pada Kala III


1. Setelah anak lahir his berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit timbul
lagi disebut “His pengeluaran uri” yaitu his yang melepaskan uri sehingga
terletak pada segmen bawah rahim (SBR) atau bagian atas dari vagina.
30

2. Setelah anak lahir uterus teraba seperti tumor yang keras, segmen atas lebar
karena mengandung placenta, fundus uteri teraba sedikitdi bawah pusat.
3. Bila placenta telah lepas bentuk uterus menjadi bundar dan tetap bundar
hingga perubahan bentuk ini dapat diambil sebagai tanda pelepasan placenta.
4. Jika keadaan ini dibiarkan, maka setelah placenta lepas fundus uteri naik
sedikit hingga setinggi pusat atau lebih dan bagian talipusat di luar vulva
menjadi lebih panjang.
5. Naiknya fundus uteri disebabkan karena placenta jatuh dalam SBR atau
bagian atas vagina dan dengan demikian mengangkat uterus yang
berkontraksi; dengan sendirinya akibat lepasnya placenta maka bagian tali
pusat yang lahir menjadi panjang.
6. Lamanya kala uri ± 8,5 menit, dan pelepasan placenta hanya memakan waktu
2 – 3 menit. (Fitriana, 2018).

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan


2.3.3.1 Passage (jalan lahir)
Jalan lahir dibagi atas:
1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul).
2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, ligamen-ligament.
a. Ukuran-ukuran panggul:
1) Distansia spinarum : jarak antara kedua spina iliaka anterior
superior 24-26 cm
2) Distansia kristarum : jarak antara kedua kridts iliakakanan dan
kiri 28-30 cm
3) Konjungata eksterna : 18-20
4) Lingkaran panggul : 80-100 cm
5) Konjugata diagonalis : 12,5 cm
6) Distansiatuberum : 10,5 cm
b. Ukuran dalam panggul :
1) Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang di bentuk oleh
promontorin, linea innuminata dan pinggir atas simpisis pubis
31

a) Konjugata vera : dengan periksa dalam di peroleh konjugata


diagonalis 10,5-11 cm
b) Konjugata tranversa : 12-13cm
c) Konjugata obligua :13 cm
d) Konjugata obstetrika adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promontorium.
2) Ruang tengah panggul :
a) Bidang terluas ukuran nya 13x12,5 cm
b) Bidang tersempi tukurannya 11,5x11 cm
c) Jarak antara sepina isciadika 11 cm
d) Pintu bawah panggul (outlet)
e) Ukuran anterior-posterior 10-12 cm
f) Ukuran melintang 10,5 cm
g) Arcus pubis membentuk sudut 90 derajat lebih, pada laki-laki
kurang dari 80 derajat.

2.3.3.2 Power (His dan mengejan)


Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.
1. His (kontraksi uterus)
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang di
mulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki dinding uterus,
awal gelombang tersebut di dapat dari “pacemaker” yang terdapat dari
dinding uterus daerah tersebut.
2. Mengejan
Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat menentukan,
yakni passenger (janin), passage (jalan lahir) dan power (kontraksi). Agar
proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen tersebut harus sama-
sama dalam kondisi baik. Bayi yang ukuran nya tidak terlalu besar pasti
lebih muda melalui jalan lahir normal, jalan lahir yang baik akan
memudahkan bayi keluar, kekuatan ibu mengejan akan mendorong bayi
32

cepat keluar. Biasanya ibu diminta menarik nafas panjangdalam beberapa


kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara perlahan (Walyani, 2016).

2.3.3.3 Passenger
1. Janin
Selama janin dan plasenta berada dalam rahimbelum tentu pertumbuhan nya
normal, adanya kelainan genetic dan kebiasaan ibu yang buruk dapat
menjadikan pertumbuhannya tidak normal.
2. Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau oval, ukurandiameter 15-20 cm tebal 2-3 cm,
berat 500-600 gr.
3. Air ketuban
Sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Air
ketuban berfungsi untuk melindungi janin terhadap troma dari luar. Air
ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi, menstabilkan
perubahan suhu, dan menjadi sarana yang memungkinkan janin bergerak
bebas. Saat usia kehamilan mulai memasuki 25 minggu, rata-rata air ketuban
di dalam rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia
kehamilan 33 minggu Kelebihan air ketuban dapat berdampak padakondisi
janin. Untuk menjaga kestabilan air ketuban, bayi meminum air ketuban di
dalam tubuh ibunya dan kemudian mengeluarkannya dalam bentuk kencing
(Elizabeth, 2016).

2.3.4 Tahapan-tahapan Persalinan


2.3.4.1 Kala I
Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan
maka kala I dibagi menjadi sebagai berikut:
33

1. Fase laten
Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu dari 0 – 3 cm
yang membutuhkan waktu 8 jam.
2. Fase aktif
Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi
berikut ini :
a. Fase accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm
yang dicapai dalam2 jam
b. Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai
dalam 2 jam.
c. Fase decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10
cm yang dicapai dalam 2 jam (Fitriana, 2018)
Terdapat perubahan psikologis pada saat persalinan dan bisa
diakibatkan karena proses persalinan sebelumnya, kesiapan emosi,
persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental dan materi), perubahan
psikologi pada kala I :
a. Pengalaman sebelumnya
b. Kesiapan emosi
c. Persiapan menghadpi persalinan
d. Support system
e. Lingkungan

2.3.4.2 Kala II
Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jampada multigravida. Pada kala
ini his lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi
normal kepala janin sudah masuk dalam rongga panggul (Wagiyo, 2016).
34

2.3.4.3 Kala III atau Kala Uri


Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari
lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menitkemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plesenta dari dindingnya (Fitriana, 2018).

2.3.4.4 Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plesenta lahir. Dalam
Klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala
IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya
masa nifas (puerpurium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan
(Fitriana, 2018).

2.3.5 Kebutuhan Dasar Ibu dalam Proses Persalinan


2.3.5.1 Dukungan Fisik dan Psikologis
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan
muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu
primipara. Perasaan takud dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat
proses persalinan.

2.3.5.2 Kebutuhan makanan dan cairan


Makanan padat tidak boleh di berikan selama persalinan aktif, oleh
karna makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada makanan
cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan.bila ada
pemberian obat, dapat juga merangsang terjadinya mual muntah yang dapat
mengakibatkan terjadinya aspirasi ke dalam paru- paru,untuk mencegah
dehidrasi, pasien dapat di berikan banyak minum segar (jus bua, sup) selama
proses persalinan, namun bila mual/ muntah dapat di berikan cairan IV (RL).
2.3.5.3 Kebutuhan eliminasi
35

Kandung kencing harus di kosongkan setiap 2 jam selama proses


persalinan. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan
katerisasi oleh karena kandung kencing yang penuh akan menghambat
penurunan bagian terbawah janin, selain itu juga akan mengingatkan rasa
tidak nyaman yang tidak di kenali pasien karna bersama dengan munculnya
kontraksi uterus.

2.3.5.4 Posisi dan Aktifitas


Persalinan dan kelahiran merupakan suatu pristiwa yang normal,
tanpa di sadari dan mau tidak mau harus berlangsung.Untuk membantu ibu
agartetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan
pemilihan posisi yang di inginkan oleh ibu dalam persalinannya.
1. Pengurangan rasa nyeri
2. Mengurangi sakit di sumbernya
3. Memberikan rangsangan alternative yang kuat
4. Mengurangi reaksi mental yang negative, emosional, dan reaksi fisik ibu
terhadap rasa sakit (Walyani, 2016).

2.3.6 Konsep Dasar Inersia Uteri


2.3.6.1 Pengertian
His tidak adekuat (inersia uteri) merupakan kelainan his yang
kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau
mendorong janin keluar, tetapi kekuatannya lemah dan frekuensi jarang serta
pendek, sehingga menghambat kelancaraan persalinan. Ciri – ciri his efektif :
1. Adanya fundal dominant kontraksi uterus pada fundus uteri
2. Kontraksi berlangsung secara sinkron dan harmonis
3. Adanya intensitas kontraksi yang maksimal
4. Adanya fase relaksasi yang maksimal antara his
5. Iramanya teratur dan frekuensinya kian sering
6. Lama his berkisar antara 40-60 detik
36

2.3.6.2 Klasifikasi
1. Inersia uteri hipotonik
kelainan his dengan kekuatan yang lemah atau tidak adekuat melakukan
pembukaan serviks atau mendorong janin keluar dan frekuensinya jarang,
sehingga menghasilkan tekanan ≥ 15 mmHg. Seringdijumpai pada penderita
dengan keadaan umum kurang bbaik seperti anemia, uterus yang terlalu
teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar
(makrosomia), grandmultipara (primipara), serta pada penderita dengan
keadaanemosi kurang baik.
2. Inersia uteri hipertonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang sampai melebihi
normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan
bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan
mendorong bayi keluar. Disebut juga sebagai incoordinate uterine action.
Contoh misalnya ‘’tetania uteri’’ karena obat uterotonika yang berlebihan

2.3.6.3 Etiologi
1. Kelainan mengejan
2. Gangguan pertumbuhan uterus
3. Uterus terlalu teregang
4. Kehamilan multipara
5. Otot dinding perut lemah

2.4 Nifas
2.4.1 Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil dan lamanya masa
nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Walyani, 2017).Masa nifas (puerperium)
adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau +
40 hari (Sutanto, 2018).Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran
37

bayi, plasenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Nugroho,
2014).

2.4.2 Tahapan Masa Nifas


1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ
genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasai.Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bilakondisi sehat prima,
atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan, bila ada
gangguan-gangguan kesehatan lainnya.(Walyani, 2017).

2.4.3 Program Masa Nifas


Paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengantujuan
untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi padamasa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggukesehatan
ibu nifas maupun bayinya.

Kunjungan Waktu Asuhan


Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena
atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
I 6-8 jam post partum
perdarahan berlanjut.
38

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga


tentang cara mencegah perdarahan yang
disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
Memastikan involusi uterus barjalan dengan
II 6 hari post partum normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi
fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan
perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi
baru lahir.
2 minggu post Asuhan pada 2 minggu post partum sama
III partum dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6
39

hari post partum.

IV 6 minggu Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu


postpartum selama masa nifas.
V Memberikan konseling KB secara dini.
Tabel 2.3 Program dan Kebijakan Teknik Masa Nifas
Sumber : Sutanto (2018)

2.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkanrasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan
anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai caramencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

2.4.4.1 Perawatan Selama Minggu Pertama Nifas


1. Latihan dan ambulasi dini.
2. Perawatan kandung kemih.
40

3. Fungsi usus.
4. Perawatan episiotomy dan laserasi.

2.4.4.2 Proses Laktasi Dan Menyusui


Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air
susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok bagi bayi. Makanan
yang terbaik bagi bayi, makanan yang bersifat alamiah, bagi tiap ibu yang
melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dariia sendiri. Bagi ibu
yang menyusui akan terlalu dekat dengan anaknya, dan bagi si anak akan
lebih merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa tentram, aman, hangat,
akan kasih sayang, ibunya. Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui)
sejak dini kehamilan setelah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar
mammae yaitu :
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelanjar alvedi dan jaringan
lemakbertambah
2. Keluar cairan susu jolong dan ductus lactiferous disebut colostrumberwarna
kuning / putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimanavena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.

2.4.4.3 Pemeriksaan Postpartum Pertama


Pemeriksaan postpartum pertama dilakukan kira-kira selama 4
minggu melahirkan, pada saat ini, penyembuhan perineum seharusnya sudah
lengkap, lochea sudah berhenti, serviks sudah menutup dan uterus hamper
Kembali ke ukuran sebelum melahirkan. Pemeriksaan akan dapat diperbaiki
dan sekali lahi jenis kontraksi dapat dibicarakan Bersama.
Pemeriksaan secara umum akan memperkirakan saat pasien dapat
kembali menjalani aktivitas dan pekerjaan secara penuh, pemeriksaan
postpartum pertama secara spesifik harus meliputi :
41

1. Berat badan idealnya, mendekati badan sebelum hamil. Tonus otot perut
akan membaik, tetapi ini sangat tergantung pada latihan.
2. Payudara, perhatikan kelainan putting susu, laktasi, penyokong yang
memadai dan adanya kemerahan, nyeri tekan atau massa.
3. Perdarahan uterus, perdarahan uterus yang berat atau menetap memerlukan
pemeriksaan dan pengobatan definitive, pemberian rangkaian oksitosin
(missal ergonovina0 mungkin berguna. Namun, mungkin diperlukan dilatasi
dan kuretase.
4. Subinvolusi uterus mungkin terjadi akibat infeksi, retroposisi atau adanya
sisa hasil konspsi. Terapi harus langsung ditujukan untuk mengatasi masalah
spesifik. Jika terdapat prolapse uteri (desensus), derajatnya harus ditentukan
dan dikaitkan dengan gejala-gejala yang ada. Jika prolapse berat dan
menetap selama > 4 bulan, pertimbangkan perbaikan dengan pembedahan.
5. Ulangi pemeriksaan laboratorium spesifik yang abnormal selama
kehamilan, obati masalah yang ada (missal, anemia).
6. Kontrasepsi, diskusikan masalah keluarga berencana. Tentukan metode
kontrasepsi yang paling cocok dan dapat diterima.

2.4.5 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Menurut Dr Taufan Nugroho MPH dkk, tujuan asuhan masa nifas yaitu :
1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang perawatan Kesehatan dini nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi.
42

2.5 Neonatus
2.5.1 Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai denganusia 28
hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatuslanjut adalah bayi berusia
8-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010). Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. Bayi tersebut
memerlukanpenyelesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikandiri
dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin) dantoleransi bagi bayi
baru lahir untuk dapat hidup dengan baik.
(Marmi dan Rahardjo, 2015)
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi baru lahir umur 0-4 minggu sesudah lahir.
Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-
28 hari. Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan, mulai bernafas
dan fungsi alat tubuh lainnya. Berat badan dapat turun sampai 10% pada minggu
pertama kehidupan yang dicapai lagi pada hari ke-14. (Muslihatun, 2014).
Menurut Depkes RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500gram
sampai 4000 gram. Sedangkan menurut Kosim (2007) dalam Marmi dan Rahardjo
(2015), bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)
yang berat.

2.5.2 Perubahan Fisik Pada Neonatus


Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus
dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi
fisiologis ini di sebut juga homeostatis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi
akan sakit.
43

Sistem Intrauterin Ekstrauterin


Respirasi atau Sirkulasi
Pernafasan volunter Belum berfungsi Berfungsi
Alveoli Kolaps Berkembang
Vaskularisasi paru Belum aktif Aktif
Resitensi paru Tinggi Rendah
Intake oksigen Dari plasenta ibu Dari paru bayi sendiri
Pengeluaran CO2 Di plasenta Di paru
Sirkulasi paru Tidak berkembang Berkembang banyak
Sirkulasi sistemik Resistensi prifer Resistensi perifer
Denyut jantung Rendah lebih cepat Tinggi lebih lambat
Saluran Cerna
Absorbsi nutrien Belum aktif Aktif
Kolonisasi kuman Belum Segera
Feses Mekonium <hari ke-4, fases biasa
Enaim pencernaan Belum aktif Aktif
Tabel 2.4 Mekanisme Hemeostatis atau Adaptasi Bayi Baru Lahir
(Sumber: Marmi dan Rahardji, 2015)

Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir


Vena Umbilikalis Membawa darah arteri ke Menutup,menjadi ligamentum
hati dan jantung teres hepatis
Arteri Umbilikalis Membawa darah arteriMenutup, menjadi
venosa ke plasenta ligamentum venosum
Pirau darah arteri kedalam Menutup, menjadi ligamentum
Duktus Venosus vena cava inferior arteriosium
Foramen Ovale Menghubungkan atrium Biasanya menutup, kadang–
kanan dan kiri kadang terbuka
Paru – paru Tidak mengandung udara Berisi udara dan suplai darah
dan sangat sedikit dengan baik
44

mengandung darah berisi


Cairan
Arteri Pulmonalis Membawa sedikit darah ke Membawa banyak darah ke
paru paru
Aorta Membawa darah dari Menerima darah hanya dari
kedua ventrikel ventrikel Kiri
Vena CavaInferior Membawa darah vena dari Membawa darah hanya dari
tubuh dan darah arteridari atrium kanan
plasenta
Tabel 2.5 Perubahan Sirkulasi Janin Ketika Lahir
(Sumber: Sondakh, Jenny J.S. 2013)

2.5.3 Asuhan Kebidanan Pada Neonatus


Berdasarkan PMK No 53 Tahun 2014, pelayanan kesehatan neonatal
esensial minimal dilakukan dalam 3 kali kunjungan selam periode 0-28 hari setelah
lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Kunjungan
neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah
kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan, minggu pertama, dan bulan pertama kehidupan. Pelayanan
neonatal esensial paling sedikit tiga kali kunjungan, yang meliputi:
1. Kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam
setelah lahir
a. Mempetahankan suhu tubuh bayi
Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah
itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya 36,5 C. Bungkus bayi
dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
b. Pemeriksaan fisik bayi
c. Konseling pemberian ASI
d. Perawatan tali pusat
e. Pencegahan infeksi dan konseling kepada ibu untuk mengawasi tanda-
45

tanda bahaya pada bayi.


2. Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu harike- 3
sampai dengan hari ke 7 setelah lahir
a. Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
b. Menjaga kebersihan bayi
c. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,ikterus,
diare, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI
d. Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15 kalidalam 24 jam
dalam 2 minggu pasca persalinan
e. Menjaga keamanan bayi
f. Menjaga suhu tubuh bayi
g. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakan buku KIA
h. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
3. Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke8
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir
a. Pemeriksaan fisik
b. Menjaga kebersihan bayi
c. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
d. Konseling pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi harusminimal 10-15
kali dalam 24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan
e. Menjaga keamanan bayi
f. Menjaga suhu tubuh bayi
g. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakan buku KIA
h. Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG
i. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

2.5.4 Retensio Plasenta


46

2.5.4.1 Pengertian Retensio Plasenta


Biasanya setelah janin lahir, beberapa menit kemudian mulailah
proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan (kira-kira 100 – 200
cc). Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim, maka uterus
akan berkontraksi (his pengeluaran plasenta) untuk mengeluarkan plasenta.
Kadang-kadang, plasenta tidak segera terlepasdan jika lebih dari 30 menit
maka dapat dikatakan ini dengan kejadian retensio plasenta. Suatu
pertanyaan yang belum mendapat jawaban yang pasti adalah berapa lama
waktu berlalu pada keadaan tanpa perdarahan sebelum plasenta harus
dikeluarkan secara manual. Bidang obstetri secara tradisional membuat
batas-batas durasi kala tiga secara agak ketat sebagai upaya untuk
mendefinisikan retensio plasenta (abnormally retained placenta) sehingga
perdarahan akibat terlalu lambatnya pemisahan plasenta dapat dikurangi.
Combs dan Laros (1991) meneliti 12.275 persalinan pervaginam tunggal
dan melaporkan median durasi kala tiga adalah 6 menit, dan 3,3 persen
berlangsung lebih dari 30 menit.6 Jadi istilah retensio plasenta dipergunakan
jika plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir.

2.5.4.2 Etiologi Retensio Plasenta


Etiologi retensio plasenta tidak diketahui dengan pasti sebelum
tindakan.7 Beberapa penyebab retensio plasenta adalah :
1. Fungsional
a. His kurang kuat (penyebab terpenting). Plasenta sudah lepas tetapi belum
keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Atau karena adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah
rahim (ostium uteri) akibat kesalahan penanganan kala III, yang akan
menghalangi plasentakeluar (plasenta inkarserata).
b. Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba),
bentuknya (plasenta membranasea, plasenta anularis); dan ukurannya
(plasenta yang sangat kecil).11 Plasenta yang sukar lepas karena
47

penyebab ini disebut plasenta adhesiva.7 Plasenta adhesiva ialah jika


terjadi implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme perpisahan fisiologis.
Gejala Separasi/Akreta Plasenta Plasenta Akreta
Parsial Inkarserata
Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat
Bentuk uterus Discoid Agak globuler Discoid
Perdarahan Sedang – banyak Sedang Sedikit / tidak ada
Tali pusat Terjulur sebagian Terjulur Tidak terjulur
Konsistensi uterus Kenyal Keras Cukup
Ostium uteri Terbuka Kontriksi Terbuka
Separasi plasenta Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya
Syok Sering Jarang Jarang sekali,
kecuali akibat
Inversio oleh tarikan
kuat padatali pusat

Tabel 2.6 Gambaran dan dugaan penyebab Retensio Plasenta


Sumber : Afif Nurul Hidayati (2018)

2.5.4.3 Tanda dan Gejala Retensio Plasenta


Gejala yang selalu ada diantaranya plasenta belum lahir setelah 30
menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang
timbul diantaranya tali pusat putus karena akibat kontraksi berlebih, inversi
uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta), gejala yang selalu ada
diantaranya plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah)
tidak lengkap dan perdarahan segera. Gejala yang kadang-kadang timbul
diantaranya uterus berkontraksi dengan baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.
Penilaian retensio plasenta harus dilakukan dengan benar karena ini
48

untuk menentukan sikap pada saat bidan akan mengambil keputusan untuk
melakukan manual plasenta, karena retensio plasenta bisa disebabkan oleh
beberapa hal antara lain:
1. Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki
sebagian lapisan myometrium, perlekatan plasenta sebagian atau total pada
dinding uterus.
3. Plasenta Inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
4. Plasenta Prekreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus
lapisan-lapisan myometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding
Rahim.
5. Plasenta Inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri
disebabkan oleh konstriksi ostium uteri. (Ai Yeyeh, 2010)

2.5.4.4 Insidensi Retensio Plasenta


Retensio plasenta adalah penyebab signifikan dari kematian
maternal dan angka kesakitan di seluruh negara berkembang. Kasus ini
merupakan penyulit pada 2 % dari semua kelahiran hidup dengan angka
kematian hampir mencapai 10% di daerah pedesaan.13 Menurut studi lain,
insidensidari retensio plasenta berkisar antara 1-2 % dari kelahiran hidup.
Pada studi tersebut retensio plasenta lebih sering muncul pada pasien yang
lebih muda dengan multiparitas. Diperkirakan insidensi dari perlengketan
abnormalitas sekitar 1 dari 2000 hingga 1 dari 7000 persalinan. Plasenta
akreta meliputi 80% dari keseluruhan perlengketan abnormal, plasenta
inkreta 15 %, dan plasenta perkreta 5 %.

2.5.4.5 Penanganan Retensio Plasenta


1. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang
akan diambil.
49

2. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi
plasenta tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat.
3. Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 ml NS/RL dengan 40 tetes per
menit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mh per rektal
(sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik yang
timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam kavum uteri).
4. Bila kontraksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual
plasenta secara hati-hati dan halus untuk menghindariterjadinya perforasi
dan perdarahan.
5. Lakukan transfusi darah apabila diperlukan.
6. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok
neurogenic. (Ai Yeyeh, 2010).

2.5.5 Manual Plasenta


2.5.5.1 Pengertian
Menurut Manuaba ( 2010 : 402) Manual plasenta merupakan tindakan
operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Manual plasentapun bisa
diartikan tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan)
dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar lewat kavum uteri
(Affandy, 2007:128). Menurut Manuaba ( 2010 : 404 ) tindakan manual plasenta
dapat menimbulkan komplikasi terjadi :
1. Perforasi uterus.
Terjadi infeksi dimana bila terdapat sisa plasenta atau bekteria terdorong
kedalam rongga rahim
2. Terjadi perdarahan karena atonia uteri
Sikap Bidan dalam Menghadapi Retensio Plasenta Menurut Ai dan Lia
(2010:302-305), dalam melakukan penatalaksanaan pada retensio plasenta
sebaiknya bidan harus mengambil beberapa sikap dalam menghadapi
kejadian retensio plasenta, yaitu:
a. Sikap umum bidan
Bidan pada umumnya akan melakukan pengkajian data secara subjektif
50

dan objektif yaitu, memperhatikan keadaan umum penderita, apakah ibu


anemis, bagaimana jumlah perdarahannya, keadaan umum penderita,
keadaan fundus uteri, mengetahui keadaan plasenta, apakah plasenta
inkarserata,memasang infus dan memberikan cairan pengganti.
b. Sikap khusus bidan
Pada kejadian retensio plasenta bidan dapat melakukan tindakan manual
plasenta yaitu untuk mengeluarkan plasentasecara manual (menggunakan
tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar
dari kavum uteri.
Langkah Cara Melakukan
1 Persiapan: Pasang set dan cairan infus,jelaskan pada ibu prosedur
dan tujuan tindakan, lanjutkan anastesia verbal atau analgesia per
rektal, siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi.
2 Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri: pastikan kandung kemih
dalam keadaan kosong; jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10
cm dari vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai.
3 Secara obstetrik masukan tangan lainnya (punggung tangan
menghadap ke bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi
bawahtali pusat; setelah mencapai bukaan serviks, kemudian minta
seorang asisten/ penolong lain untuk menegangkan klem tali pusat
kemudian pindahkan tangan luar untukmenahan fundus uteri.
4 Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke
kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta;
bentangkan tangan obstetric menjadi datar seperti memberi dalam
(ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lainmerapat); tentukan
implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah. Bila
plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap disebelah
atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding
uterus dimana punggung tangan menghadap ke bawah (posterior
ibu); bila dikorpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali
51

pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan


dinding uterus dimana punggung tangan menghadap
ke atas (anterior ibu); setelah ujung-ujung jari masuk diantara
plasenta dan dinding uterus maka perluas pelepasan plasentadengan
jalan menggeser tangan ke tangan dan kiri sambil digeserkan ke atas
(cranial ibu) hingga semua perlekatan plasenta
terlepas dari dinding uterus.
5 Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi untuk menilai tidak ada plasenta yang tertinggal.
6 Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra symphisis (tahan segmen
bawah uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk
menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar
(hindari
adanya percikan darah)
7 Lakukan penekanan (dengan tangan yangmenahan suprasymphisis)
uterus kearah dorso kranial setelah plasenta dilahirkan dan
tempatkan plasenta didalam wadah yang telah disediakan.
Lakukan tindakan pencegahan infeksi dengan cara: dekontaminasi
8 sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain yang
digunakan; lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan
lainnya didalam larutanklorin 0,5% selama 10 menit; cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir; keringkan tangan dengan
handuk bersih dan kering;
9 Lakukan pemantauan pasca tindakan: periksa kembali tanda vital
ibu; catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan; tuliskan rencana
pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan;
beritahukanpada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
tetapi ibu masih memerlukan pemantauan dan asuhan lanjutan;
lanjutan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum
pindah ke ruang rawat gabung.
Tabel 2.7 Prosedur manual plasenta
52

Pelaksanaan Manual Plasenta menurut Ai Yeyeh ( 2010:302 – 305 )

Catatan:
a. bila tepi plasenta tidak teraba atau plasenta berada pada dataranyang sama
tinggi dengan dinding uterus maka hentikan upaya plasenta manual
Karena hal itu menunjukan plasenta inkreta (tertanam dalam miometrium)
b. bila hanya sebagian implantasi plansenta dapat dilepaskan dan bagian
lainnya melekat erat maka hentikan pula plasenta manual karena hal tersebut
adalah plasenta akreta. Untuk keadaan ini sebaiknya ibu diberi uteritonika
tambahan (misoprostol 600mcg per rektal) sebelum dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan).

2.5.5.2 Fisiologi Lahirnya Plasenta


Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Prawirohardjo, 2014). Kala III
persalinan disebut juga sebagai kala pengeluaran uri atau plasenta. Pada kala
tiga persalinan, otot uterus (myometrium) akan berkontraksi mengikuti
penyusulan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusupan ini akan
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena ruang
implantasi plasenta yang semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian akan terlepas dari
dinding Rahim. Setelah terlepas, maka plasenta akan turun ke bagian bawah
uterus atau kedalam vagina (JNPK_KR, 2012).
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semuja hal
dibawah ini :
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum myometrium mulai berkongtraksi, uterus
berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah
uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus berbentuk
segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat
53

(seringkali mengarah ke sisi kanan).


2. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld).
3. Semburan darah mendadak dang singkat
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacental pooling) dalam ruangan diantar dinding uterus dan
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah
tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas (JKN_KR, 2012).

2.5.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta


1. Kadar Haemoglobin
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah
atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi
anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12.0 gram
per 100 mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan kurang
dari 10.0 gram per 100 milimeter (10gram/desiliter) untuk wanita hamil.
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai
kurang lebih 95 persen. Kadar haemoglobin merupakan faktor predisposisi
terjadinya plasenta akreta. Bahaya anemia saat persalinan adalah gangguan
his (kekuatan mengejan), kala pertama dapat berlansunglama, dan terjadi
partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti
retensio plasenta, danperdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat
dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Riyanto menyatakan bahwa ada hubungan
anemia dengan kejadian retensio plasenta. Ibu dengan anemia dapat
menimbulkan gangguan pada kala uri yang dikuti retensio plasenta. Ibu
yang memasuki persalinan dengan konsentrasi haemoglobin yang rendah
dibawah 10g/dl dapat mengalami penurunan yang cepat lagi jika terjadi
perdarahan.
54

2. Riwayat Manual Plasenta Sebelumnya


Manual Plasenta adalah tindakan prosedur pelepasan plasenta dari
tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari
cavum uteri secara manual. Arti dari manual adalah dengan melakukan
tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang
dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri. Indikasi dari manual plasenta
adalah retensio plasenta/plasenta adhesive Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Owolabi menyatakan bahwa riwayat retensio plasenta
berhubungan dan berisiko 15.22 kali terjadi retensio plasenta. Hal ini
dikarenakan Separasi plasenta pada kelahiran pervaginam dapat tertunda
karena kontraktilitas miometrium yang buruk atau perlekatan abnormal dari
plasenta ke miometrium.

2.6 Manajement Asuhan Kebidanan


2.6.1 Pengertian
Manajemen adalah proses pemecahan masalah yang diinginkan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan, dan tahapan yang logis untuk pengambilan
suatu keputusan yang berfokus pada klien. (Varney, 2007).

2.6.2 Metode Pendokumentasian SOAP


Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan
adalah SOAP, yang merupakan salah satu metode yang ada. SOAP merupakan
singkatan dari:
S: Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah I Varney.
O: Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalamdata focus, untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
55

A: Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasidata subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi:
1. Diagnosa/ masalah
2. Antipasti diagnosa/masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter konsultasi/ kolaborasi atau
rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
P: Planning
1. Rencana asuhan → hasil dari assessment
2. Dapat berupa instruksi kebidanan, pengumpulan datatambahan Pendidikan
3. Dapat buat keputusan untuk revisi modifikasi atau melanjutkan asuhan
tindakan yang lalu
4. Pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi, perencanaan berdasarkan
assessmen.
Keuntungan:
1. Berfokus pada klien dan masalah
2. Efisien → integrasi informasi/data
3. Evaluasi dan revisi rencana asuhan
4. Memberi kesinambungan asuhan berbagai anggota tim
5. Melakukan komunikasi yang efektif antara anggota timkesehtan
6. Masalah diberi nomer → memudahkan untuk mengikuti perkembangan
7. Penggunaan SOAP → merefleksikan elemen proses kebidanan.
56

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan


3.1.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan I
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY. R G2P1A0 GRAVIDA 36 MINGGU DI PUSKESMAS
CICANGKANGGIRANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2022

Tanggal : 07 Juli 2022


Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. IDENTITAS
Nama : Ny. R Tn. D
Umur : 27 tahun 35 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMK
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Cicangkanggirang 01/03
No. Tlp :- -

B. DATA SUBJEKTIF
a. Alasan datang ke Faskes
Ibu datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan susah tidur di malam hari dan kadang merasakan tegangdi
perut serta sakit dibagian punggung.
57

c. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang : G2P1A0
b. HPHT : 26 Oktober 2021
c. Usia Kehamilan : 36 minggu
d. Taksiran Persalinan : 23 Juli 2022
e. Gerakan Janin : dirasakan pada usia ± 16 minggu, dalam 1 hari ± 10
-18 gerakan
f. Keluhan saat hamil : mual dan pusing
g. Imunisasi TT : ibu mengatakan sudah melakukan suntik TT
sebanyak 2 kali dilakukan di bidan.
h. Obat yang dikonsumsi : Fe dan Kalsium
d. Riwayat Haid
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Lamanya : ± 7 hari
d. Banyaknya : ibu mengatakan mengganti pembalut 2-3 x/sehari
e. Dismenorhea : tidak ada
e. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang lalu
Kehamilan
Persalinan
Persalinan

Persalinan
Hamil Ke

Penyulit
Penolong

Anak
Tahun

Nifas
UK

Jenis

&

JK BB PB ASI Penyulit
1 2016 9 Spontan Bidan Dilakukan Laki-Laki 2800 48 + -
bln manual gram Cm
plasenta
pada karena
plasenta
blm lahir
selama 30
menit
setelah bayi
58

lahir
2 Hamil
ini
f. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak ada
b. Massa : tidak ada
c. Penyakit : tidak ada
d. Operasi : tidak ada
e. Lainnya : tidak ada
g. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : kb suntik 3 bulan
b. Keluhan : kadang tidak haid
c. Lamanya pemakaian : ± 4 tahun
d. Alasan berhenti : ingin punya anak lagi
h. Riwayat Penyakit yang lalu : tidak ada
i. Riwayat Pola Sehari-hari
Sebelum hamil Saat hamil
Makan Makan
Frekuensi : 3 kali 1 Piring Frekuensi : 3 kali 1 Piring
Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk
Pantangan : Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Pola nutrisi
Minum Minum
Frekuensi : 6-8 gelas Frekuensi : 8 gelas
Jenis : Air putih Jenis : Air putih, Susu ibu
hamil
BAK BAK
Frekuensi : 4-5 x Frekuensi : 7-8 x
Warna : Jernih/ kuning Warna : Jernih/ kuning
Pola eliminasi
59

BAB BAB
Frekuensi : 1 x Frekuensi : 1 x
Konsistensi : Normal Konsistensi : Normal
Tidur malam : 7-8 jam Tidur malam : 7-8 jam
Pola tidur
Tidur Siang : 1 jam Tidur siang 1-2 jam
Mandi : 2 kali sehari Mandi : 2-3 kali sehari
Personal
Sikat gigi : 2 kali sehari Sikat gigi : 2 kali sehari
hygiene
Keramas : 2 hari sekali Keramas : 2 hari sekali
j. Data Sosial
a. Dukungan suami : suami mendukung atas kehamilan saat ini
b. Dukungan keluarga : keluarga bahagia mendengar kehamilan ini
c. Masalah : tidak ada

C. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum : baik
3. Antopometri
a. BB saat ini : 62 kg
b. BB sebelum hamil : 54 kg
c. Tinggi badan : 160 cm
d. LILA : 28 cm
e. IMT : 24,21
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 100/60 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36,7 0C
d. Pernapasan : 21 x/menit

5. Kepala
a. Rambut : lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : anemis
c. Sklera : putihPenglihatan : baik
60

d. Telinga : simetris, tidak ada kelainan


e. Hidung : simetris, tidak ada kelainan
f. Mulut : bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
h. Dada : bentuk simetris
i. Paru-paru : tidak ada bunyi whezing
j. Jantung : normal
k. Mamae : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, sudah
ada ekskresi
6. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : simetris
2) Striae : tidak ada
3) Luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : 31 cm
2) Posisi janin
a) Leopold I : teraba bulat, lunak tidak melenting di bagian fundus
ibu (bokong)
b) Leopold II : teraba bagian besar memanjang janin di sebelah kanan
(PUKA)
c) Leopold III : bagian terendah teraba bulat keras melenting (kepala),
sudah masuk PAP
d) Leopold IV : (divergen)
e) Perlimaan : 3/5
f) TBBJ : (31-11) x 155 = 3100 gram
c. Auskultasi
DJJ : 146 x/menit
7. Ekstremitas (tangan dan kaki)
a. Bentuk
kaki : simetris Tangan : simetris
61

Kuku
kaki : bersih Tangan : simetris
b. Refleks patella : positif
c. Oedema : tidak ada
8. Kulit
a. Warna : kuning langsat
9. Data penunjang (Laboratorium)
a. Pemeriksaan urine : tidak dilakukan
b. Protein : tidak dilakukan
c. Reduksi : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan darah
1) Hb : 10 gr/dl
2) Golongan darah : B, rhesus +

D. ANALISA
Ny R G2P1A0 gravida 36 minggu janin tunggal, hidup intrauterine dengan
anemia ringan

E. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan oleh bidan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, tekanan darah rendah 100/60 mmHg,
keadaan janin baik DJJ 146 x/menit, gerakan janin aktif, posisi kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul (PAP).
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu senang mendengar
bahwa kondisi ibu dan janin baik.
3. Memberitahu ibu untuk membiasakan bangun dan berbaring dengan posisi
miring terlebih dahulu dan menjelaskan susah tidur yang di alami ibu wajar
dan usahakan sebelum tidur mengosongkan kandung kemih agar dapat tidur
tanpa terganggu ingin ke air pada malam hari.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan membiasakan bangun dan berbaring dengan
62

posisi miring terlebih dahulu.


4. Memberitahu ibu untuk memantau pergerakan janin dengan cara menghitung
berapa kali janin bergerak.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan memantau pergerakan janin.
5. Melakukan konseling dan pendidikan kesehatan tanda-tanda persalinan
seperti keluar lendir bercampur darah, nyeri perut (mulas), keluar air-air
(ketuban).
Evaluasi : ibu sudah mengetahui mengenai tanda-tanda persalinan.
6. Memberitahu ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti peralatan dan
perlengkapan ibu dan bayi yang perlu dibawa saat persalinan.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan ibu dan bayi saat persalinan.
7. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan trimester III seperti keluar air- air
(ketuban) tanpa disertai tanda persalinan yang lainnya, perdarahan, pusing
hebat, penglihatan berkunang-kunang, bengkak pada tangan dan kaki atau
wajah, nyeri hebat perut bagian bawah. Apabila mengalami salahsatu tanda
tersebut untuk segera datang kefaskes terdekat.
Evaluasi : ibu sudah paham tanda bahaya pada kehamilan trimester III dan
bersedia datang kef askes terdekat bila mengalami tanda bahaya tersebut.
8. Memberitahu ibu untuk minum tablet fe 2x1 setiap malam hari sebelum tidur
dikarenakan dari hasil pemeriksaan hb ibu 10 gr/dl
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan dan bersedia minum
vitamin 1x1 sebelum tidur.
9. Memberitahu ibu jadwal kunjungan berikutnya
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanggal kunjungan berikutnya.
10. Mempersilahkan ibu untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti
Evaluasi : ibu mengatakan sudah mengerti apa yang disampaikan bidan.
11. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan kehamilan yang sudah
dilakukan.
Evaluasi : bidan sudah melakukan pendokumentasian
63

3.1.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan II


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA
NY. R G2P1A0 GRAVIDA 38 MINGGU DI PUSKESMAS
CICANGKANGGIRANG TAHUN 2022
Tanggal : 21 Juli 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sudah ada mulas tapi belum sering dan kadang panas
punggung dan merasa pusing
3. Riwayat Aktifitas Sehari-hari
Sebelum hamil Saat hamil
Makan Makan
Frekuensi : 3 kali 1 Piring Frekuensi : 3 kali 1 Piring
Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk
Pantangan : Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Pola nutrisi
Minum Minum
Frekuensi : 6-8 gelas Frekuensi : 8 gelas
Jenis : Air putih Jenis : Air putih, Susu ibu
hamil
BAK BAK
Frekuensi : 4-5 x Frekuensi : 7-8 x
Warna : Jernih/ kuning Warna : Jernih/ kuning
Pola eliminasi
64

BAB BAB
Frekuensi : 1 x Frekuensi : 1 x
Konsistensi : Normal Konsistensi : Normal
Tidur malam : 7-8 jam Tidur malam : 7-8 jam
Pola tidur
Tidur Siang : 1 jam Tidur siang 1-2 jam
Mandi : 2 kali sehari Mandi : 2-3 kali sehari
Personal
Sikat gigi : 2 kali sehari Sikat gigi : 2 kali sehari
hygiene
Keramas : 2 hari sekali Keramas : 2 hari sekali

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum : baik
3. Antopometri
a. Berat badan : 64 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. IMT : 25
d. LILA : 29 cm
4. Tanda-tanda Vital
a. TD : 90/70 mmHg
b. Nadi : 86 x/menit
c. Suhu : 36,7 0C
d. Pernapasan : 20 x/menit
5. Kepala
a. Rambut : lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
Penglihatan : baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada kelainan
d. Hidung : Simetris, tidak ada kelainan
e. Mulut : Bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, limfe dan
65

tiroid
6. Dada
a. Paru-paru : tidak dilakukan
b. Jantung : tidak dilakukan
c. Mamae : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, sudah
ada ekskresi
7. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : simetris
2) Striae : tidak ada
3) Luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : 33 cm
2) Posisi janin
a) Leopold I : teraba bulat, lunak tidak melenting dibagian fundus
ibu (bokong)
b) Leopold II : teraba bagian besar memanjang janin disebelah kanan
(PUKA)
c) Leopold III : bagian terendah teraba bulat kerasmelenting (kepala),
sudah masuk PAP
d) Leopold IV : (divergen)
e) Perlimaan : 3/5
f) TBBJ : (33-11)x155=3410 gram
c. Auskultasi
1) DJJ : 148 x/menit
8. Ekstremitas (tangan dan kaki)
a. Bentuk : kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : kaki : bersih Tangan : simetris
d. Refleks patella : positif
e. Oedema : tidak ada
66

9. Kulit
a. Warna : kuning langsat
10. Data penunjang (laboratorium)
a. Pemeriksaan urine
1) Protein : tidak dilakukan
2) Reduksi : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan darah
1) Hb : 10 gr/dl (dilakukan pemeriksaan ulang)
2) Golongan darah : B, rhesus +

D. ANALISA
Ny R G2P1A0 gravida 38 minggu Janin tunggal, hidup intrauterine dengan
anemia ringan

E. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan oleh bidan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, tekanan darah rendah 90/70 mmHg,
keadaan janin baik DJJ 148 x/menit, gerakan janin aktif, posisi kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul (PAP) dan menjelaskan kepada ibu bahwa
mulas ini merupakan his palsu dan menjelaskan bahwa jika mulas semakin
sering dirasakan dan semakin kencang maka ibu harus segera memeriksakan
kandungannya.
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu senang mendengar
bahwa kondisi ibu dan janin baik,
3. Memberitahu ibu untuk selalu memantau pergerakan janin dengan cara
menghitung berapa kali janin bergerak.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan memantau pergerakan janin.
4. Mengingatkan ibu Kembali untuk selalu mengkonsulsi tablet penambah darah
Evaluasi : Ibu mengerti dan tidak pernah lupa mengkonsumsi tablet
penambah darah
67

5. Memberitahu ibu kembali tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir


bercampur darah, nyeri perut (mulas), keluar air-air (ketuban).
Evaluasi : ibu sudah mengetahui mengenai tanda-tanda persalinan.
6. Mengingatkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti peralatan dan
perlengkapan ibu dan bayi yang perlu dibawa saat persalinan.
Evaluasi : ibu sudah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan ibu dan bayi
saat persalinan.
7. Memberitahu ibu kembali tanda bahaya kehamilan trimester III seperti keluar
air-air (ketuban) tanpa disertai tanda persalinan yang lainnya, perdarahan,
pusing hebat, penglihatan berkunang-kunang, bengkak pada tangan dan kaki
atau wajah, nyeri hebat perut bagian bawah. Apabila mengalami salah satu
tanda tersebut untuk segera datang kefaskes terdekat.
Evaluasi : ibu sudah paham tanda bahaya pada kehamilan trimester III dan
bersedia datang kef askes terdekat bila mengalami tanda bahaya tersebut.
8. Memberitahu ibu untuk melanjutkan vitamin yang masih tersisa di rumah
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia
9. Memberitahu ibu jadwal kunjungan berikutnya atau bila ada mules yang
kencang dan teratur boleh diperiksakan kefaskes terdekat.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan
10. Mempersilahkan ibu untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti
Evaluasi : ibu mengatakan sudah mengerti apa yang disampaikan bidan.
11. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan kehamilan yang sudah
dilakukan.
Evaluasi : bidan sudah melakukan pendokumentasian.
68

3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
PADA NY. R G2P1A0 GRAVIDA 39 MINGGU
DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal : 28 Juli 2022


Waktu : 07.30 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

KALA I
A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang ke Faskes
Ibu sedang hamil anak kedua dan usia kehamilan 9 bulan datang ke
puskesmas dengan alasan mulas yang dirasakan semakin kuat
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan mulas teratur sejak pukul 00.00 WIB dankeluar
lendir bercampur darah pukul 03.00 WIB, belum keluar air-air.
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang : G2P1A0
b. HPHT : 26 Oktober 2021
c. Usia Kehamilan : 39 minggu
d. Taksiran Persalinan : 23 Juli 2022
e. Gerakan Janin : dirasakan pada usia ± 16 minggu,dalam 1 hari ± 10-
18 gerakan
f. Keluhan saat hamil muda : mual dan pusing
g. Imunisasi TT : ibu mengatakan sudah melakukan suntik TT
sebanyak 2 kali dilakukan di bidan.
h. Obat yang dikonsumsi : tidak ada selain vitamin dari bidan
69

4. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang lalu


Persalinan Penyulit

Persalinan
Hamil Ke

Penolong
Kehamilan& Anak
Tahun Nifas

UK

Jenis
Persalinan
JK BB PB ASI Penyulit
1 2016 9 Spontan Bidan Dilakukan Laki-Laki 2800 48 + -
bln manual gram Cm
plasenta pada
karena
plasenta blm
lahir selama
30 menit
setelah bayi
lahir
2 Hamil
ini

5. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak ada
b. Massa : tidak ada
c. Penyakit : tidak ada
d. Operasi : tidak ada
e. Lainnya : tidak ada

C. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum : baik
3. Antopometri
a. Berat badan : 63 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. LILA : 29 cm
70

4. Tanda-tanda vital
a. TD : 100/70 mmHg
b. Nadi : 84 x/menit
c. Suhu : 36,70C
d. Pernapasan : 21 x/menit
5. Kepala
a. Rambut : lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
Penglihatan : baik
c. Telinga : simetris, tidak ada kelainan
d. Hidung : simetris, tidak ada kelainan
e. Mulut : bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
6. Dada
a. Paru-paru : tidak dilakukan
b. Jantung : tidak dilakukan
c. Mamae : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, sudahada
ekskresi
7. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : simetris
2) Striae : tidak ada
3) Luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : 33 cm
2) Lingkar perut : 102 cm
3) Posisi janin
a) Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting di bagian fundus ibu
(bokong)
b) Leopold II : teraba bagian besar memanjang janin di sebelah kanan
71

(PUKA)
c) Leopold III : bagian terendah teraba bulat keras Melenting (kepala),
sudah masuk PAP
d) Leopold IV : (divergen)
e) Perlimaan : 3/5
f) TBBJ : (33-11) x 155 = 3410 gram
c. Auskultasi
1) DJJ : 138 x/menit
2) His : 4x10”40”
8. Genitalia luar
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Varices : tidak ada
c. Kelenjar bartholini : tidak ada pembengkakan
d. Kelenjar skene : tidak ada pembengkakan
e. Oedema : tidak ada
f. Massa/kista : tidak ada
g. Pengeluaran : lendir darah
9. Pemeriksaan dalam
a. Vulva/vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : tipis lunak
c. Pembukaan : 8 cm
d. Ketuban : utuh
e. Presentasi : kepala
f. Penurunan kepala : station 3
g. Molase 0
10. Haemoroid : tidak ada
11. Ekstremitas (kaki dan tangan)
a. Bentuk : kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : kaki : bersih Tangan : simetris
c. Refleks patella : positif
d. Oedema : tidak ada
72

12. Kulit
a. Warna : kuning langsat
b. Turgor : tidak ada

D. ANALISA
Ny. R G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidupintrauterin
dengan keadaan ibu anemia ringan dan janin baik.

E. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, tanda-tanda vital dalam
batas normal, keadaan ibu dan janin normal, sudah ada pembukaan 8 cm.
Evaluasi : ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan danmemilih
untuk diobservasi.
3. Memberitahu suami dan keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu
dan membantu ibu dengan memijat punggung.
Evaluasi : keluarga bersedia untuk mengusap punggung ibu.
4. Memberitahu keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
Evaluasi : ibu memilih suaminya untuk mendampingi persalinan.
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
Evaluasi : ibu minum air putih dan jalan disekitar ruangan.
6. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK ataupun BAB.
Evaluasi : ibu mengikuti apa yang diberitahu oleh bidan untuk tidakmenahan
BAK dan BAB.
7. Memberitahu ibu teknik relaksasi yang baik saat ada his, seperti tarik
napas dari hidung dan buang melalui mulut.
Evaluasi : ibu mengerti dan dapat mengikuti apa yang diberitahukan oleh
bidan.
8. Menyiapkan partus set dalam keadaan steril
Evaluasi : partus set telah tersedia dalam keadaan steril.
73

9. Menyiapkan peralatan untuk ibu dan bayi seperti kain, baju bayi, popok,
baju ganti untuk ibu.
Evaluasi : perlengkapan ibu dan bayi sudah tersedia.
10. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan.
Evaluasi : dilakukan pemantauan kemajuan persalinan dan terlampir dalam
lembar observasi.
LEMBAR OBSERVASI

Jam Djj HIS Ket Pembukaan TD N S R


07.30 138 4x10’40’’ + 8 cm 100/70 84 36,7 22
WIB
08.00 146 4x10’50’’ + 9 cm 100/60 92 24
WIB
08.30 140 5x10’45” Diamniotomi Lengkap 100/70 95 36,7 25
WIB
74

KALA II
Tanggal : 28 Juli 2022
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama:
Ibu mengatakan mulas semakin kuat dan sering sertamuncul rasa
ingin BAB.

B. DATA OBJEKTIF
1. Tanda-tanda vital
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TD : 100/70 mmHg
d. Nadi : 89 x/menit
e. Respirasi : 22 x/menit
f. Suhu : 36,3
2. Pemeriksaan abdomen
a. HIS : 5x10’45”
b. Kandung kemih : kosong
c. DJJ : 146 x/menit
3. Genitalia
a. Pengeluaran : lendir darah
b. Pemeriksaan dalam
1) Vulva/vagina : tidak ada kelainan
2) Portio : tidak teraba
3) Pembukaan : 10 cm
4) Ketuban : jernih (dilakukan amniotomi)
5) Presentasi : kepala
75

6) Penurunan kepala : station 0


7) Molase :0

C. ANALISA
Ny. R G2P1A0 inpartu kala II janin tunggal hidup intrauterin dengan keadaan
ibu anemia ringan dan janin baik.

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah
lengkap.
Evaluasi : ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa pembukaan sudah
lengkap.
2. Melakukan observasi kemajuan persalinan.
Evaluasi : His : 5x10’45”, penurunan kepala hodge 4, DJJ : 146 x/menit.
3. Menganjurkan ibu untuk minum saat sedang tidak ada his.
Evaluasi : ibu minum saat tidak ada his.
4. Memastikan adanya tanda gejala kala II seperti dorongan kuat untuk
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka.
Evaluasi : terdapat tanda gejala kala II.
5. Mendekatkan partus set dan menyiapkan oksitosin 1 ml.
Evaluasi : partus set sudah didekatkan dan obat-obatan sudah siap.
6. Menggunakan APD untuk menolong persalinan. Evaluasi : bidan sudah
memakai APD.
7. Meletakkan kain di atas perut ibu
Evaluasi : kain sudah diletakkan di atas perut ibu
8. Melakukan pemeriksaan dalam kembali untuk memastikan pembukaandan
ketuban.
Evaluasi : pembukaan lengkap dan ketuban utuh menonjol.
9. Melakukan amniotomi pada ibu.
Evaluasi : amniotomi sudah dilakukan dan ketuban jernih.
10. Memimpin ibu untuk meneran apabila ada his.
76

Evaluasi : ibu kooperatif dan meneran dengan baik apabila ada his.
11. Memberitahu ibu untuk mengatur pernapasan ketika sedang tidak ada his.
Evaluasi : ibu mengikuti instruksi yang diberitahukan oleh bidan.
12. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering ketika kepala bayi 5-6 cm di depan vulva.
Evaluasi : kepala bayi sudah lahir.
13. Melakukan pengecekan lilitan tali pusat.
Evaluasi : tidak ada lilitan tali pusat.
14. Menunggu putaran paksi luar secara spontan dan memegang kepala bayi
secara biparietal dan lakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh badan
bayi.
Evaluasi : bayi lahir pada pukul 08.45 WIB.
15. Melakukan penilaian sepintas.
Evaluasi : bayi segera menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik
Jenis Kelamin perempuan BB 3150 gr PB 49 cm.
16. Melakukan penjepitan tali pusat dengan umbilical 5 cm dari pusar bayi
lalu mengurut tali pusat kearah perut ibu kemudian jepit klem kedua dengan
jarak 3 cm dari klem pertama.
Evaluasi : penjepitan tali pusat sudah dilakukan.
17. Memotong tali pusat diantara klem pertama dan kedua.
Evaluasi : tali pusat sudah dipotong.
18. Meletakkan bayi diatas perut ibu.
Evaluasi : bayi sedang dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
19. Mengecek janin kedua.
Evaluasi : tidak ada janin kedua.
20. Melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
77

KALA III
Tanggal : 28 Juli 2022
Waktu : 08.46 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa bahagia atas kelahiran bayinya dan mengatakan ada mulas.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 90/70 mmHg
b. Nadi : 81 x/menit
c. Suhu : 36,50C
d. Pernapasan : 20 x/menit
4. Abdomen
a. TFU : sepusat
5. Genitalia
Tidak terlihat tanda-tanda persalinan kala III, terdapat robekan jalan lahir
grade 2 perdarahan ±100cc.

C. ANALISA
Ny. R P2A0 inpartu kala III

D. PENATALAKSANAAN
6. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU intramuscular pada sepertigabagian atas
paha bagian luar (aspektus lateralis).
Evaluasi : okstison telah diberikan.
78

7. Melihat apakah ada tanda-tanda pelepasan plasenta. Evaluasi : belum terlihat tanda-
tanda pengeluaran plasenta
8. Setelah 15 menit berlalu plasenta belum juga lahir sehingga harus dilakukan
penyuntukan oksitosin ke 2. Meminta izin kepada ibu untuk dilakukan penyuntikan
oksitosin ke 2
Evaluasi : Ibu mengizinkan untuk diberi oksitosin ke 2
9. Pada pukul 09.01 WIB oksitosin kedua disuntikan 10 IU secara IM 1/3 paha kanan
ibu bagian luar dilakukan aspirasi terlebih dahulu dan oksitosin di suntikan.
Evaluasi : Ibu sudah di suntikkan oksitosin ke dua
10. Memindahkan klem pada tali pusat 5 – 10 cm dari depan vulva
Evaluasi : klem telah dipindahkan
11. Meletakan satu tangan di atas kain pada kain yang ada di atas perut ibu, tangan kiri
dalam posisi dorsokranial di tepi atas simpisis ibu, dan tangan kanan meregangkan
tali pusat saat ada kontraksi pada uterus.
Evaluasi : prosedur telah dilakukan dan tetap tidak tedapat tanda-tanda pelepasan
plasenta.
12. Melakukan peregangan tali pusat terkendali Kembali selama 15 menit
Evaluasi : peregangan tali pusat telah dilakukan, dan mendadak terjadi
perdarahan
13. Pada pukul 09.15 WIB memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemasangan infus
RL dan diisi 10 IU oksitosin dan setelah itu dilakukan manual plasenta karena
plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemasangan infus dan manual plasenta dilakukan.
14. Mengganti handscoon dengan handscoon panjang untuk melakukan manual
plasenta
Evaluasi : handscoon panjang telah terpakai
15. Manual plasenta dilakukan plasenta lahir dari implementasi dan melakukan ekplor
memastikan tidak ada bagian yang tertinggal
Evaluasi : Plasenta lahir dengan tindakan manual plasenta pada pukul
09.20 WIB
16. Melakukan masasse uterus 15 kali dalam 15 detik sampai uterus berkontraksi baik
79

dengan cara meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masasse dengan
gerakan melingkar dengan lembut.
Evaluasi : uterus keras dan berkontraksi baik
17. Mengecek kelengkapan plasenta
Evaluasi : Plasenta lengkap
18. Mengecek perdarahan dan laserasi
Evaluasi : perdarahan ± 150 cc dan terdapat laserasi grade 2.
19. Melakukan pemantauan kala IV dengan ketat.
Evaluasi : observasi kala IV dilakukan.
80

KALA IV
Tanggal : 28 Juli 2022
Waktu : 09.21 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih merasakan mules dan lemas tapi senang karena
kelahiran bayinya.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 90/70 mmHg
b. Nadi : 81 x/menit
c. Respirasi : 19 x/menit
d. Suhu : 36,90C
4. Abdomen
a. TFU : 2 jari di bawah pusat
b. Kontraksi uterus : keras
c. Kandung kemih : kosong
5. Genitalia
a. Vulva/vagina : tidak ada kelainan
b. Perineum : terdapat jahitan grade 2
c. pengeluaran : ± 100 cc

C. ANALISA
Ny. R P2A0 post partum dalam pemantauan kala iv dengan laserasi drajat
81

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu kondisi ibu kepada keluarga bahwa plasentanya telah lahir
dengan tindakan manual plasenta dan perdarahan ibu sudah berhasil
ditangani.
Evaluasi : ibu dan keluarganya merasa sangat lega.
2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan hecting karena pada perineum ibu
terdapat laserasi
Evaluasi : Ibu bersedia untuk dilakukan tindakan penjahitan pada robekandi
jalan lahir
3. Mempersiapkan alat hecting dan mendekatkannya ke sebelah bokong ibuagar
tidak terlalu jauh untuk menjangkaunya.
Evaluasi : alat hecting sudah didekatkan dan sudah siap untuk digunakan.
4. Menyuntikan lidokain pada daerah yang akan dilakukan penjahitan
Evaluasi : lidokain telah di berikan dan kita tunggu beberapa saat
5. Melakukan hecting kepada daerah yang terjadi laserasi
Evaluasi : penjahitan telah dilakukan
6. Memasukan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% dan membilas
dengan air DTT kemudian mengeringkan menggunakan handuk kering.
Evaluasi : sarung tangan telah dibersihkan
7. Memastikan ibu dapat melakukan masasse uterus dan meastikan uterus
berkontraksi dengan baik
Evaluasi : ibu dapat melakukan masasse uterus dan uterus berkontraksi
dengan baik
8. Membersihkan dan merapihkan ibu serta lingkungan sekitarnya agar ibu
merasa nyaman
Evaluasi : ibu telah dibersihkan dan pakaiannya telah diganti
9. Melakukan pemantauan persalinan kala IV yaitu mengobservasi TTV, TFU,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit sekali pada
jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua.
Evaluasi : dilakukan dan terlampir pada partograph
10. Menganjurkan ibu untuk istirahat makan dan minum
82

Evaluasi : Ibu mengerti


11. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini setelah 2 jam post partum untukke
kamar mandi dan di bantu oleh keluarga
12. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK agar tidak terjadi
perdarahan.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan.
13. Mencuci alat bekas pakai yang sudah di rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit, kemudian mestrilkannya serta merapihkan ruangan
Kembali.
Evaluasi : tempat bersalin telah di rapihkan dan peralatan sudah disetrilkan
14. Melakukan konseling kepada ibu supaya menyusui bayinya sesering
mungkin.
Evaluasi : ibu bersedia menyusui bayinya.
15. Memberikan obat kepada ibu sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh
Puskesmas amoxilin 500 mg 3x1, asamnepenamat 3x1, fe 1x1 dan vitamin a
2 x 24 jam
16. Melakukan pendokumentasian tindakan.
Evaluasi : pendokumentasian dilakukan.
83

3.3 Asuhan Kebidanan Nifas


3.3.1 Asuhan Kebidanan Nifas 6-8 Jam
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM
PADA NY. R POSTPARTUM 6 JAM DI PUSKESMAS
CICANGKANGGIRANG

Tanggal : 28 Juli 2022


Waktu : 16.45 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya 6 jam yang lalu pada pukul
08.45 di puskesmas cicangkanggirang
2. Keluhan Utama
Ibu merasa sedikit ngilu pada jalan lahir dan darah yang keluar tidak sebanyak
saat mengganti pembalut pertama. Ibu mengatakan masih agak kesulitan saat
menyusui bayinya.
3. Riwayat Persalinan
a. Usia Kehanilan : 39-40 minggu
b. Tempat Melahirkan : Puskesmas Cicangkanggirang
c. Penolong : Bidan
d. Jenis Persalinan : Normal
e. Lama Persalinan : 15 menit
f. Komplikasi dalam Persalinan : tidak ada
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Lamanya : ± 7 hari
d. Banyaknya : ibu mengatakan mengganti pembalut 2-3 x/sehari
84

e. Dismenorhea : tidak ada


5. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu
Hamil Tahun UK Jenis Penolo Penyulit Anak
ke Persalinan Persalinan ng Kehamilan& Nifas
Persalinan JK BB PB ASI Penyulit
Laki- 2900 49 + -
1 2016 9 bln Spontan Bidan -
laki gram cm
Perem 3150 49 + -
2 2022 9 bln Spontan Bidan -
puan gram cm
6. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak ada
b. Massa : tidak ada
c. Penyakit : tidak ada
d. Operasi : tidak ada
e. Lainnya : tidak ada
7. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : kb pil
b. Keluhan : kadang tidak haid
c. Lamanya pemakaian : ± 4 tahun
d. Alasan berhenti : ingin punya anak lagi
8. Riwayat Penyakit yang Lalu : tidak ada
9. Pola Nutrisi
a. Makan : 3x/hari (teratur)
b. Makan Terakhir : 1 jam yang lalu
c. Pantang Makan : tidak ada
d. Minum : air putih
10. Pola Eliminasi
a. BAB : 1x/hari BAB Terakhir : Saat sebelum melahirkan
b. BAK : 5-6 x/hari BAK Terakhir : 2 jam lalu
c. Masalah : tidak ada
11. Pola Tidur
85

a. Malam : saat sebelum melahirkan


b. Siang : 2 jam yang lalu
c. Masalah : tidak ada
12. Data Sosial
a. Dukungan suami
Suami sangat bahagia dengan kelahiran anakkeduanya.
b. Dukungan keluarga
Keluarga turut senang mendengar kelahiran anakkeduanya.
c. Masalah
Tidak ada.

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 58 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. LILA : 29 cm
3. Tanda-tanda Vital
a. TD : 90/70 mmHg
b. Suhu : 36,5ºC
c. Nadi : 81 x/menit
d. Respirasi : 19 x/menit
4. Kepala
a. Rambut : lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
Penglihatan : baik
c. Telinga : simetris, tidak ada kelainan
d. Hidung : simetris, tidak ada kelainan
e. Mulut : bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, limfe dan tiroid
86

5. Dada
a. Bentuk : Simetris
b. Paru-paru : Tidak ada bunyi whezing
c. Jantung : Normal
d. Mamae : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, sudahada
ekskresi
6. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : simetris
2) Striae : tidak ada
3) Luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : 2 jari dibawah pusat
2) Kontraksi uterus : keras
c. Auskultasi
1) Bising usus :+
7. Genitalia
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Varices : tidak ada
c. Oedema : tidak ada
d. Pengeluaran : darah nifas
e. Luka jahitan : ada
8. Ekstremitas (tangan dan kaki)
a. Bentuk : kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : kaki : bersih Tangan : simetris
c. Refleks patella : positif
d. Oedema : tidak ada
e. Lochea : rubra

9. Kulit
87

a. Warna : kuning langsat


b. Turgor : tidak ada
10. Data Penunjang (Laboratorium) : Tidak dilakukan

C. ANALISA
Ny. R P2A0 postpartum 6 jam dengan anemia.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu dan keluraga hasil pemeriksaan yang didapat seperti : TD:
90/70 mmHg, Suhu : 36,5ºC, Nadi : 81x/menit, Respirasi : 19 x/menit,
kontraksi uterus baik, pengeluaran darah nifas dalam batas normal.
Evaluasi : ibu lega mendengar hasil pemeriksaan.
3. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri seperti melakukan masase pada
bagian fundus perut ibu.
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti dan tau cara melakukan masase pada
fundus ibu.
4. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga personal hygiene seperti mengganti
pembalut bila sudah penuh.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan bidan.
5. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK bila dirumah supaya
tidak menimbulkan infeksi ataupun perdarahan.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia melakukan yang disampaikan bidan.
6. Memberitahu ibu untuk melakukan vulva hygiene dengan menggunakan air
biasa dan jangan lupa menggunakan giovan pada saat melakukan vulva
hygiene.
Evaluasi : ibu mengerti

7. Memberitahu ibu teknik menyusui yang benar dan menyarankan ibu untuk
88

memberikan ASI eksklusif pada bayinya.


Evaluasi : ibu sudah mengetahui teknik menyusui yang benar dan akan
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
8. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan juga tidak
ada pantangan makanan dan minuman saat masa nifas kecuali alergi.
Evaluasi : ibu tidak mempunyai pantangan makanan dan minuman selama
nifas.
9. Memberitahu ibu bahwa boleh tidur siang, misalkan bayinya sedang tidur
makan ibunya juga boleh istrirahat atau tidur.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan dan sebelumnya
ibu merasa bahwa ibu nifas tidak boleh tidur siang.
10. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan berlebihan,
keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam tinggi, sakit kepala hebat,
bengkak dimuka atau dibadan.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas.
11. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi tidak mau
menyusu, bayi lemah dan sesak napas, merintih, pusar kemerahan, demam,
kejang.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada bayi baru lahir.
12. Memberitahu ibu tanggal kunjungan nifas selanjutnya.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanggal kunjungan nifas
13. Memberitahu ibu bahwa pada kunjungan selanjutnya akan dilakukan
pemeriksaan Hb
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan Hb
14. Melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
89

3.3.2 Asuhan Kebidanan Nifas 1 Minggu


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM
PADA NY. R TAHUN POSTPARTUM 1 MINGGU
DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal : 03 Agustus 2022


Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya satu minggu yang lalu
dan sekarang adalah control pertama ibu dan bayinya.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sering begadang dan agak pusing.

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 56 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. LILA : 29 cm
3. Tanda-tanda Vital
a. TD : 90/60 mmHg
b. Nadi : 79 x/menit
c. Suhu : 36,5ºC
d. Respirasi : 20 x/menit
4. Kepala
a. Rambut : lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : merah muda
90

Sklera : putih
Penglihatan : baik
c. Telinga : simetris, tidak ada kelainan
d. Hidung : simetris, tidak ada kelainan
e. Mulut : bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, limfe dan tiroid
5. Dada : bentuk simetris
a. Paru-paru : tidak ada bunyi whezing
b. Jantung : normal
c. Mamae : simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan,terdapat
pengeluaran ASI.
6. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : simetris
2) Striae : tidak ada
3) Luka Operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : pertengahan pusat dan simfisis pubis
2) Kontraksi uterus : normal
c. Auskultasi
a. Bising usus :+
7. Genitalia
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Varices : tidak ada
c. Oedema : tidak ada
d. Pengeluaran : lochea serosa
e. Luka jahitan : kering
8. Ekstremitas (tangan dan kaki)
a. Bentuk : kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : kaki : bersih Tangan : simetris
c. Refleks patella : positif
91

d. Oedema : tidak ada


9. Kulit
a. Warna : kuning langsat
b. Turgor : tidak ada
10. Data Penunjang (Laboratorium)
a. Hemoglobin : 10 gr/dl

C. ANALISA
Ny. R P2A0 postpartum 6 hari dengan keadaan anemia.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu dan keluraga hasil pemeriksaan yang didapat seperti : TD :
90/60 mmHg, Suhu : 36,9ºC, Nadi : 79x/menit, Respirasi : 20x/menit, TFU :
pertengahan pusat dan simfisis pubis, kontraksi uterus bagus, pengeluaran
darah nifas dalam batas normal, Hb : 10 gr/dl
3. Menanyakan kepada ibu apakah selama di rumah terdapat tanda bahaya masa
nifas yang sudah disampaikan minggu lalu.
Evaluasi : ibu mengatakan sedikit pusing karena sering begadang.
4. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, bila dimalam hari ibu kurang
tidur maka ketika siangnya bayi tidur ibu juga boleh tidur.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
5. Memberitahu ibu akan dilakukan pemeriksaan hb dikarenakan ibumemiliki
riwayat anemia
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan hb, dan
hasilnya 10 gr/dl
6. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi, minum
yang banyak karena sedang menyusui dan jangan lupa tetap meminum tablet
penambah darah
Evaluasi : ibu mengatakan makan minum yang cukup selama di rumah dan
92

akan meminum tablet penambah darah


7. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui.
Evaluasi : ibu mengatakan tidak ada keluhan selama menyusui.
8. Mengingatkan ibu kembali tanda bahaya yang mungkin terjadi pada masa
nifas dan bayi baru lahir.
Evaluasi : ibu tau apa saja tanda bahaya pada nifas dan bayi baru lahir.
9. Memberitahu ibu tanggal kunjungan berikutnya yaitu satu minggu dari
sekarang.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanggal kunjungan yaitu
10. Melakukan dokumentasi asuhan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
93

3.3.3 Asuhan Kebidanan Nifas 2 minggu


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM
PADA NY. R POSTPARTUM 2 MINGGU
DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG
Tanggal : 11 Agustus Juli 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada tanggal 28 juli 2022
dan sekarang ingin melakukan kontrol nifas kedua.
2. Keluhan Utama
Pusing masih ibu rasakan namun tidak separah seperti sebelumnya

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 56 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. LILA : 29 cm
3. Tanda-tanda Vital
a. TD : 100/70 mmHg
b. Suhu : 36,7ºC
c. Nadi : 86 x/menit
d. Respirasi : 20 x/menit
4. Kepala
a. Rambut : Lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
94

Penglihatan : baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada kelainan
d. Hidung : Simetris, tidak ada kelainan
e. Mulut : Bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
f. Leher : T idak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, limfe dan
tiroid
5. Dada
a. Paru-paru : tidak ada bunyi whezing
b. Jantung : Normal
c. Mamae : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, terdapat
pengeluaran ASI
6. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : Simetris
2) Striae : Tidak ada
3) Luka operasi : Tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : Tidak teraba
2) Kontraksi uterus : Keras
c. Auskultasi
1) Bising usus :+
7. Genitalia
a. Bentuk : Tidak ada kelainan
b. Varices : Tidak ada
c. Oedema : Tidak ada
d. Pengeluaran : Darah nifas
e. Luka jahitan : Kering
8. Ekstremitas (tangan dan kaki)
a. Bentuk : kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : kaki : bersih Tangan : simetris
c. Refleks patella : positif
95

d. Oedema : tidak ada


9. Kulit
a. Warna : kuning langsat
10. Data Penunjang (Laboratorium) : tidak ada

C. ANALISA
Ny. R P2A0 postpartum 2 minggu dengan keadaan umum ibu baik.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu dan keluraga hasil pemeriksaan yang didapat seperti : TD :
100/70 mmHg, suhu : 36,7 ºC, nadi : 86x/menit, respirasi : 20x/menit, TFU :
tidak teraba, Kontraksi uterus bagus. Pengeluaran darah nifas dalam batas
normal
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan.
3. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, bila dimalam hari ibu kurang
tidur maka ketika siangnya bayi tidur ibu juga boleh tidur.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
4. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
minum yang banyak karena sedang menyusui dan tmeningatkan untuk tetap
meminum obat penambah darah
Evaluasi : ibu mengatakan makan dan minum yang cukup selama di rumah
dan tidak pernah terlewat untuk meminjum obat penambah darah. Ibu pun
mengatakan pusing yang dirasakan tidak separah seperti kemarin ibu merasa
membaik.
5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda- tanda
kesulitan menyusui.
Evaluasi : ibu mengatakan tidak ada keluhan selama menyusui.
6. Mengingatkan ibu kembali tanda bahaya yang mungkin terjadi pada masa
nifas dan bayi baru lahir.
96

Evaluasi : ibu tau apa saja tanda bahaya pada nifas dan bayi baru lahir.
7. Memberitahu ibu tanggal kunjungan berikutnya.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tanggal kunjungan.
8. Melakukan dokumentasi asuhan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
97

3.3.4 Asuhan Kebidanan Nifas 6 minggu


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM
PADA NY. R POSTPARTUM 6 MINGGU
DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal : 08 September 2022


Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cicangkanggirang
Pengkaji : Ajeng Alwin

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu telah melahirkan akan keduanya pada tanggal 28 juli 2022 dan ingin
melakukan kontrol ke bidan.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis
2. Antopometri
a. Berat badan : 54 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. LILA : 28 cm
3. Tanda-tanda Vital
a. TD : 100/80 mmHg
b. Suhu : 36,7ºC
c. Nadi : 81 x/menit
d. Respirasi : 19 x/menit
98

4. Kepala
a. Rambut : lurus, warna hitam, tidak ada kelainan
b. Mata : Konjungtiva : anemis
Sklera : putih
Penglihatan : baik
c. Telinga : Simetris, tidak ada kelainan
d. Hidung : Simetris, tidak ada kelainan
e. Mulut : Bibir tidak pucat, bersih, tidak ada kelainan
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, limfe dan tiroid
5. Dada : Bentuk simetris
a. Paru-paru : Tidak ada bunyi whezing
b. Jantung : Normal
c. Mamae : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, ASI +
6. Abdomen
a. Inspeksi
1) Bentuk : simetris
2) Striae : tidak ada
3) Luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) TFU : tidak teraba
c. Auskultasi
1) Bising usus :+
7. Genitalia
a. Bentuk : tidak ada kelainan
b. Varices : tidak ada
c. Oedema : tidak ada
d. Pengeluaran : tidak ada
e. Luka jahitan : kering
8. Ekstremitas (tangan dan kaki)
a. Bentuk : kaki : simetris Tangan : simetris
b. Kuku : kaki : bersih Tangan : simetris
99

c. Refleks patella : positif


d. Oedema : tidak ada
9. Kulit
a. Warna : kuning langsat
b. Turgor : tidak ada
10. Data Penunjang (Laboratorium) : tidak dilakukan

C. ANALISA
Ny. R P2A0 postpartum 6 minggu dengan keadaan umum ibu baik.

D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu dan keluraga hasil pemeriksaan yang didapat seperti : TD :
100/80 mmHg, suhu : 36,7 ºC, nadi : 81 x/menit, respirasi : 19 x/menit, TFU
tidak teraba.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan.
3. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Evaluasi : ibu mengatakan tidak ada keluhan.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe.
Evaluasi : Ibu mengerti dan masih mengkonsumsi tablet Fe
5. Memberikan konseling KIE tentang KB, tentang alat kontrasepsi yang bisa
digunakan ibu setelah masa nifas dan menganjurkan ibu untuk mendiskusikan
dulu dengan suami.
Evaluasi : ibu bersedia untuk mendiskusikan tentang KB apa yang akan
dipakai oleh ibu (keesokan harinya ibu datang dan memilih kb implant)
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada masalah atau keluhan
seperti tanda bahaya nifas.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
7. Melakukan pendokumentasian asuhan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
100

3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


3.4.1 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir 1-2 Jam
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 1 JAM PADA BY NY. R
DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal Pengkajian : 28 Juli 2022


Jam Pengkajian : 09.45 WIB
Pengkaji : Ajeng Alwin

I. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
1. Identitas Bayi
Nama : By. Ny R
Umur : 1 jam
Tgl/Jam Lahir : 28 Juli 2022/08.45 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BB Lahir : 3150 gram
PB Lahir : 49 cm
2. Identitas Orang Tua
Nama : Ny. R Tn. D
Umur : 27 tahun 35 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMK
Pekerjaan : IRT Karyawan Swasta
Alamat : Cicangkanggirang 01/03
No. Tlp :-

B. ANAMNESA
1. Riwayat Kesehatan Ibu
Riwayat penyakit yang pernah diderita : tidak ada
101

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang diderita dalam keluarga : tidak ada
3. Riwayat Persalinan Sekarang
a. GPA : G2P1A0
b. UK : 39-40 minggu
c. Tanggal/Jam Persalinan : 28 Juli/08.45 WIB
d. Tempat Persalinan : Puskesmas Cicangkanggirang
e. Penolong Persalinan : Bidan
f. Jenis Persalinan : Normal
g. Komplikasi Persalinan
1) Pada Ibu : retensio plasenta
2) Pada Bayi : tidak ada
h. Ketuban Pecah pada : 08.25 WIB
i. Keadaan Plasenta : tidak ada kelainan
j. Tali Pusat : tidak ada kelainan
k. Lama Persalinan
1) Kala I : 1 jam (ibu datang sudah pembukaan 8 cm)
2) Kala II : 15menit
3) Kala III : 34 menit (terjadi retensio plasenta)
4) Kala IV : 2 jam
l. Jumlah Perdarahan
1) Kala I : ±30 ml
2) Kala II : ±100 ml
3) Kala III : ±550 ml
4) Kala IV : ± 150 ml
4. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Komplikasi Kehamilan
Tidak ada
b. Kebiasaan Ibu waktu Hamil
Ibu tidak merokok, ibu tidak minum alkohol, ibu hanya mengkonsumsi
vitamin dan tablet penambah darah.
102

II. DATA OBJEKTIF


1. Antopometri
a. Berat Badan : 3150 gram
b. Panjang Badan : 49 cm
c. Lingkar Kepala : 33 cm
d. Lingkar Dada : 34 cm
e. Lingkar Perut : 35 cm
2. Pemerikaan Umum
a. Jenis Kelamin : Perempuan
b. Apgar Score : 8/9
c. KU Bayi : Baik
d. Suhu : 36,9ºC
e. Pernapasan : 42 x/menit
f. Frekuensi : 134 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Fontanel Anterior : normal
2) Sutura Sagitalis : normal
3) Caput Succadeneum : tidak ada
4) Cepal Hematoma : tidak ada
b. Mata
1) Sekret : tidak ada
2) Kelainan : tidak ada
c. Hidung
1) Sekret : tidak ada
2) Kelainan : tidak ada cuping hidung
d. Mulut : simetris
1) Bibir : merah muda
2) Kelainan : tidak ada
e. Telinga
1) Bentuk : simetris
103

2) Sekret : tidak ada


3) Kelainan : tidak ada
f. Leher
1) Pergerakan : normal
2) Kelainan : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid.
g. Dada
1) Bentuk : Simetris
2) Retraksi Dinding Dada : Tidak ada
3) Kelainan : Tidak ada
h. Abdomen
1) Bentuk : Simetris
2) Tali Pusat : Tidak ada perdarahan dan pembengkakan
3) Kelainan : Tidak ada
i. Punggung
1) Kelainan : Tidak Ada
j. Ekstremitas atas dan bawah
1) Gerakan : Aktif
2) Bentuk : Simetris
3) Jumlah Jari : Lengkap
4) Warna Kulit : Kemerahan
k. Refleks
1) Refleks Moro : positif
2) Refleks Tonick neck : positif
3) Refleks Rooting : positif
4) Refleks Sucking : positif
5) Refleks Swallowing : positif
6) Refleks Grasping : positif
7) Refleks Babinski : positif
8) Refleks Walking : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
104

III. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam dengan kondisi
normal.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent pada ibu untuk dilakukan pemeriksaan pada
bayinya.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan pada bayinya.
2. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan seperti bayi
menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, tonus otot baik. BB :
3150 gram PB : 49 cm S: 36,9ºC. Refleks pada bayi positif dan tidak
ditemukan kelainan.
Evaluasi : ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dan menyelimuti bayinya.
4. Melakukan pemantauan tanda-tanda vital bayi dan pemantauan apakah bayi
sudah BAB dan BAK.
Evaluasi : tanda-tanda vital bayi normal, bayi belum BAB dan BAK.
5. Memberitahu ibu bahwa bayinya telah mendapatkan salep mataoxytetraciclin
dikedua mata untuk mencegah infeksi pada mata bayi.
Evaluasi : ibu mengerti bayinya telah dilakukan pemberian salep mata dan
kegunaannya.
6. Melakukan penyuntikan vitamin K 0.5 ml di 1/3 paha kiri atas bagian luar
secara intramuscular.
Evaluasi : bayi sudah disuntik vitamin K.
7. Memberikan imunisasi HB 0 1 jam setelah pemberfian vitamin k.
Evaluasi : diberikan
8. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar dan menyusui secara on
demand.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan bidan.
9. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi tidak mau
105

menyusu, bayi lemah dan sesak napas, merintih, pusar kemerahan, demam,
kejang dan anjurkan ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat
bila bayi mengalami tanda tersebut.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui apa saja tanda bahaya pada bayi baru
lahir.
10. Memberikan konseling cara perawatan tali pusat bila habis mandi supaya
dikeringkan agar tidak infeksi.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan.
11. Melakukan pendokumentasian asuhan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
106

3.4.2 Asuhan Kebidanan Bayi 7 Hari


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 7 HARI PADA BY NY. R
DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal Pengkajian : 03 Agustus 2022


Jam Pengkajian : 08.00 WIB
Pengkaji : Ajeng Alwin

I. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
1. Identitas Bayi
Nama : By. Ny R
Umur : 1 minggu
Tgl/Jam Lahir : 28 Juli 2022/08.45 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
BB Lahir : 3200 gram
PB Lahir : 51 cm
II. DATA OBJEKTIF
1. Antopometri
a. Berat Badan : 3200 gram
b. Panjang Badan : 51 cm
c. Lingkar Kepala : 33 cm
d. Lingkar Dada : 34 cm
e. Lingkar Perut : 35 cm
2. Pemeriksaan Umum
a. Jenis Kelamin : Perempuan
b. Apgar Score : 8/9
c. KU Bayi : Baik
d. Suhu : 36,7ºC
e. Pernapasan : 46 x/menit
f. Frekuensi : 131 x/menit
107

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Fontanel Anterior : normal
2) Sutura Sagitalis : normal
3) Caput Succadeneum : tidak ada
4) Cepal Hematoma : tidak ada
b. Mata
1) Sekret : tidak ada
2) Kelainan : tidak ada
c. Hidung
1) Sekret : tidak ada
2) Kelainan : tidak ada cuping hidung
d. Mulut : simetris
1) Bibir : merah muda
2) Kelainan : tidak ada
e. Telinga
1) Bentuk : simetris
2) Sekret : tidak ada
3) Kelainan : tidak ada
f. Leher
1) Pergerakan : normal
2) Kelainan : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
tiroid.
g. Dada
1) Bentuk : simetris
2) Retraksi Dinding Dada : tidak ada
3) Kelainan : tidak ada
h. Abdomen
1) Bentuk : simetris
2) Tali Pusat : sudah lepas
3) Kelainan : tidak ada
108

i. Punggung
Kelainan : tidak ada
j. Ekstremitas atas dan bawah
1) Gerakan : aktif
2) Bentuk : simetris
3) Jumlah Jari : lengkap
4) Warna Kulit : kemerahan
k. Refleks
1) Refleks Moro : positif
2) Refleks Tonick neck : positif
3) Refleks Rooting : positif
4) Refleks Sucking : positif
5) Refleks Swallowing : positif
6) Refleks Grasping: positif
7) Refleks Babinski : positif
8) Refleks Walking : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan.

III. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 minggu.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent pada ibu untuk dilakukan pemeriksaan pada
bayinya.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan pada bayinya.
2. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan : tanda-
tanda vital bayi normal, Berat Badan : 3200 gram, Panjang Badan : 51 cm,
Lingkar Kepala : 33 cm, Lingkar Dada: 34 cm, Lingkar Perut : 35 cm. Refleks
bayi positif, tidak kuning, dan berat badan bayi naik.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan.
109

3. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi tidak mau
menyusu, bayi lemah dan sesak napas, merintih, pusar kemerahan, demam,
kejang dan anjurkan ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat
bila bayi mengalami tanda tersebut.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
4. Memberikan konseling kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
seperti memakaikan topi dan menyelimuti bayi.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
5. Melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
3.4.3 Asuhan Kebidanan Bayi 2 Minggu
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 2 MINGGU
PADA BY NY. R DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal Pengkajian : 11 Agustus 2022


Jam Pengkajian : 10.00 WIB
Pengkaji : Ajeng Alwin

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya

II. DATA OBJEKTIF


1. Antopometri
a. Berat Badan : 3400 gram
b. Panjang Badan : 52 cm
c. Lingkar Kepala : 34 cm
d. Lingkar Dada : 35 cm
e. Lingkar Perut : 35 cm
2. Pemeriksaan Umum
a. Jenis Kelamin : Perempuan
b. Apgar Score : 8/9
c. KU Bayi : Baik
d. Suhu : 36,7ºC
e. Pernapasan : 41 x/menit
f. Frekuensi : 132 x/menit

III. ANALISA
Neonatus cukup bulan usia 2 minggu dengan keadaan umum baik.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent pada ibu untuk dilakukan pemeriksaan pada
bayinya.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan pada bayinya.
2. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan : tanda-
tanda vital bayi normal, Berat Badan : 3400 gram, Panjang Badan : 52 cm,
Lingkar Kepala : 34 cm, Lingkar Dada: 35 cm, Lingkar Perut : 35 cm.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan.
3. Mengingatkan ibu untuk jadwal imunisasi dasar lengkap yang terdapat
dalam buku KIA yaitu imunisasi BCG dan Polio 1.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui jadwal kunjungan imunisasi bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali atau sesuai
keinginan bayi.
Evaluasi : ibu mengatakan bayinya sangat kuat menyusu.
5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi tidak mau
menyusu, bayi lemah dan sesak napas, merintih, pusar kemerahan, demam,
kejang dan anjurkan ibu untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat
bila bayi mengalami tanda tersebut.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
6. Memberikan konseling kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi
seperti memakaikan topi dan menyelimuti bayi.
Evaluasi : ibu mengerti yang disampaikan oleh bidan.
7. Melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
112

3.4.4 Asuhan Kebidanan Bayi 6 Minggu


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR 6 MINGGU
PADA BY WITA DI PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG

Tanggal Pengkajian : 08 September 2022


Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Pengkaji : Ajeng Alwin

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 pada
usia 1 bulan

II. DATA OBJEKTIF


1. Antopometri
a. Berat Badan : 4100 gram
b. Panjang Badan : 55 cm
c. Lingkar Kepala : 35 cm
d. Lingkar Dada : 36 cm
e. Lingkar Perut : 37 cm
2. Pemeriksaan Umum
a. Jenis Kelamin : Perempuan
b. Apgar Score : 8/9
c. KU Bayi : Baik
d. Suhu : 36,6ºC
e. Pernapasan : 46 x/menit
f. Frekuensi : 134 x/menit

III. ANALISA
Bayi NY R usia 6 minggu degn keadaan umum baik.
113

IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consent pada ibu untuk dilakukan pemeriksaan
pada bayinya.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan pemeriksaan pada bayinya.
2. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan :
tanda-tanda vital bayi normal, Berat Badan : 4100 gram, Panjang Badan
: 55 cm,Lingkar Kepala : 35 cm, Lingkar Dada: 36 cm, Lingkar Perut :
37 cm.
Evaluasi : ibu mengerti apa yang disampaikan bidan.
3. Mengingatkan ibu untuk jadwal imunisasi dasar lengkap yang
terdapatdalam buku KIA yaitu imunisasi Pentabio dan Polio II.
Evaluasi : ibu sudah mengetahui jadwal kunjungan imunisasi bayinya.
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali atau sesuai
keinginan bayi.
Evaluasi : ibu mengatakan bayinya sangat kuat menyusu.
5. Melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan.
Evaluasi : sudah dilakukan pendokumentasian.
114

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada Asuhan Kebidanan komprehensif yang telah penulis berikan terhadap
Ny. R penulis akan membahas beberapa hal dalam pengaplikasian asuhan yang
diberikan sesuai teori yang ada. Berdasarkan pengkajian Ny. R telah dilakukan
asuhan di masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dari 6 jam hingga
6 minggu serta pelayanan pemilihan penggunaan alat kontrasepsi oleh pasien di
Puskesmas Cicangkanggirang.

4.1.1 Asuhan Kebidanan Antenatal Care


Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. R meliputi standar asuhan kebidanan 10
T. Asuhan Kebidanan pada Ny.R ini merupakan pemeriksaan terakhir, Ny.R
mengatakan ini kehamilan ke 2 dan tidak pernah mengalami keguguran. Hari
pertama haid terakhir Ny.R yaitu 26 Oktober 2021 dan tapsiran persalinan 23 Juli
2022. Ibu merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 16 minggu 5 hari dan
sampai saat pemeriksaan terakhir ibu masih merasakan gerakan janin aktif.
Pada masa kehamilan ini Ny.R melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Cicangkanggirang sebanyak 4 kali hal ini tidak sesuai dengan kebijakan Pemerintah
dengan standar minimal melakukanpemeriksaan kehamilan sebanyak 6 kali dimana
alasan ibu yaitu jaraktempuh rumah menuju Puskesmas cukup jauh dan Ibu akan
melakukan pemeriksaan kehamilan apabila sang suami berada di rumah. Penulis
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik secara head toe toe
dan pemeriksaan laboratorium sederhana serta memberikan konseling mengenai
pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan ibu. Pemeriksaan Berat badan dan Tinggi
badan yang selalu dilakukan ketika ibu melakukan pemeriksaan ANC yaitu
bertujuan untuk mengetahui indeks masa tubuh (IMT) ibu tergolong pada kategori
berat badan di bawah normal, berat badan normal atau berat badan berlebih. Pada
kunjungan ANC pertama imt ibu 24,21 dan pada kunjungan ANC ke2 imt ibu
menunjukan 25 dan ini berarti imt ibu termasuk kategori normal. Pada pelayanan

114
115

asuhan kebidanan pada kehamilan ini sebagian besar sudah memenuhi standar
pelayanan kebidanan.
Pada pemeriksaan Antenatal care Ny. R penulis tidak menemukan
kesulitan dalam mengumpulkan data, dikarenakan Ny. R yang ketika melakukan
pemeriksaan selalu membawa administrasi yang diperlukan dan terjalin komunikasi
yang efektif dimana Ny. R dapat menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan dan
tidak malu untuk menanyakan kembali pertanyaan yang apabila terdapat pertanyaan
yang Ny. R Kurang pahami.
Telah dilakukan analisis data pada Ny. R dimana Ny. R memiliki riwayat
anemia, anemia yang dialami ibu didapatkan semenjak kehamilan pertama dimana
Ny. R pun mengatakan bahwa jarangmengkonsumsi tablet penambah darah karena
setiap meminum tablet penambah darah Ny. R merasa kan mual yang sangat hebat.
Namun untuk kehamilan saat ini Ny. R selalu mengkonsumsi tablet penambah
darah walaupun efek samping yang sama masih dirasakan dan berusaha meminum
tablet penambah darah pada malam hari dengan dibarengi meminumnya
menggunakan jus jeruk.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.R berjalan dengan lancar dan
sesuai SOP yang berlaku dimana Bidan menjelaskan hasil pemeriksaan dimana
didalamnya dijelaskan keadaan ibu dan janin, dari mulai perkembangan janin yang
bertambah tafsiran berat badannya, gerakan yang semakin aktif dan tidak lupa
menjelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya pada saat trimester akhir dimana
tiba-tiba terjadinya perdarahan, tiba-tiba ketuban pecah dini, ibu merasakan demam
atau nyeri hebat pada bagian bawah yang sangat hebat menjelaskan tanda-tanda
persalinan normal seperti keluarkan lendir bercampur darah, mulas yang semakin
sering semakin kuat dantidak lupa untuk mengingatkan persiapan persalinan dari
mulai administrasi apa yang akan ibu gunakan dan perlengkapan apa saja yang
dibutuhkan oleh ibu dan bayi untuk menghadapi persalinan dan meliputi standar
asuhan kebidanan kehamilan 10 T.
Sebagai Bidan penulis sudah memberikan asuhan sesuai standar, dimana
peran bidan pada asuhan Antenatal Care yaitu mampu mengumpulkan data Ny. R,
dapat menganalisis keadaan ibu dan perkembangan janin agar tidak terjadi masalah
116

potensial yang tidak diharapkan dapat memberikan asuhan sesuai keadaan Ibu dan
dapat menjelaskan bagaimana keadaan ibu dan janin dari hasilpemeriksaan.
Pada pengkajian pemeriksaan sesuai kebijakan pemerintah dalam
penanggulan penyebaran Covid-19 seharusnya ibu hamil dianjurkan vaksinasi
covid-19 namum ibu menolak untuk diberikan vaksinasi covid-19 bahkan setelah
melahirkan ibu akan tetap menolak dikarenakan takut akan mengganggu reproduksi
ASI dimana anak pertama berhasil diberikan ASI eksklusif tanpa diberi apapun.

4.1.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan


Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. R meliputi pertolongan persalinan
kala I, II, III dan kala IV. Kala I pada Ny. R berlangsung 60 menit dimana ibu datang
pukul 07.30 dengan pembukaan 8 cm berlangsung hingga pukul 08.30 pembukaan
lengkap. Terjadinya pembukaan atau penipisan pada multigravida dapat terjadi 1
jamuntuk menghasilkan perubahan 2 cm, sejalan dengan teori menurut Manuaba
pada tahun 2014 bahwa pembukaan primigravida yaitu 1 cm setiap 1 jam dan
multigravida 2 cm setiap jam nya. Pada kala 1 fase aktif telah dilakukan
pemasangan infus RL polos pada lengan kanan ibu yang bertujuan antisipasi
terhadap ibu dengan riwayatanemia dan riwayat retensio plasenta, sehingga jika
terjadi hal yang tidak diinginkan infus jaga telah terpasang.
Pada Ny. R Kala II berlangsung pada pukul 08.30 WIB – 08.45 WIB
kurang lebih 15 menit. Proses kala II yang terbilang cepat tidak sesuai dengan teori
dimana Nugraheny pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa kala II adalah
pengeluaran bayi di mulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, dimana faktor
kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya terjadi 50
menit pada primigravida dan 30 menit pada multigravida.
Pada kala III Ny. R berlangsung 34 menit, dan dilakukan tindakan manual
plasenta. Kemudian melakukan masase uterus untuk menghindari terjadinya atonia
uteri. Menurut teori manajemen aktif Kala III persalinan dimulai segera setelah bayi
lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Plasenta
yang tidak lahir dalam 30 menit disebut retensio plasenta yang dapat disebabkan
oleh anemia dan riwayat manual plasenta sebelumnya. Pada ibu hamil dengan
117

anemia akan menyebabkan perlengketan plasenta dan mengakibatkan atonia uteri.


Setelah melakukan beberapa pertanyaan kepada ibu, ibu mengatakan bahwa
kejadian ini seperti hal nya anak pertama dimana plasenta tidak segera lahir setelah
bayi lahir dan dilakukan manual plasenta. Kejadian ini sesuai dengan penelitian
Yaumil Indah yang mengatakan bahwa ibu dengan anemia dapat mengalami
gangguan pada kala uri seperti terjadinya retensio plasenta dan dapat
mengakibatkan perdarahan postpartum. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prihatin Eka pada tahun 2016 yang mengatakan bahwa riwayat
manual plasenta menjadi salahsatu faktor yang akan ibu alami di kala III kehamilan
selanjutnya.
Setelah dilakukan dengan tindakan manual plasenta, plasenta lahir pada
pukul 09.20 WIB kemudian mengecek luka perineum dan perdarahan. Dari hasil
pemeriksaan tersebut ibu didapat hasil pemeriksaan banyaknya darah ± 150 cc.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heryono Febby yang mengatakan
pada kehamilan cukup bulan, aliran darah ke uterus akan terjadi sebanyak 500-800
cc/menit. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik setelah kelahiran plasenta,
maka ibu akan mengalami perdarahan sekitar 350-500 cc/menit dari bekas tempat
melekatnya plasenta. Bila kontraksi uterus baik, maka myometrium akan menjepit
pembuluh darah yang menyusup diantara miometrium. Dapat disimpulkan pada
kasus Ny. R tidak terjadi perdarahan yang begitu hebat karena plasenta lahir
lengkap dan setelah plasenta lahir langsung dilakukan masaase uterussebanyak 15
kali, sehingga perdarahan yang terjadi bisa dibilang wajar dan normal. Setelah
plasenta lahir dengan tindakan manual plasenta ibu mengatakan ini kali kedua
dilakukan karena pada saat persalinan pertama plasenta tidak langsung lahir setelah
30 menit bayi lahir.
Kala IV dipantau sampai 2 jam post partum yaitu setiap 15 menit1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Terdapat laserasi penjahitan luka
perineum 4 jahitan dengan jarum otot, menggunakan benang catgut secara satu per
satu dengan diberikan anastesi lokal lidokain sesuai prinsip Asuhan Sayang Ibu.
Pada penanganan kasus Ny. R pendokumentasiannya adalah dengan 7 langkah
varney, SOAP dan Partograf, sehingga tindakan dan observasi pada kala I, II, III,
118

dan IV dicatat dalam partograf.


Pada Kasus Intranatal care Ny. R penulis tidak menemukan kesulitan
dalam pengumpulan data dikarenakan Ny. R merupakan pasien tetap yang selalu
melakukan pemeriksaan kehamilan ke Puskesmas, hanya saja kala I yang terpantau
hanya selama 1 jam dikarenakan Ny. R datang ke Puskesmas Cicangkanggirang
pada pukul 07.30 WIB denganpembukaan sudah 8. Data Ny. R sudah terkumpul
dan sesuai dan apabila terdapat hal yang perlu ditanyakan Ny. R dapat menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang diharapkan.
Telah dilakukan analisis data pada Ny. R dimana ibu yangmempunyai
riwayat anemia dari kehamilan sebelumnya, yang ditakutkan akan mengalami
perdarahan pada proses persalinan, maka dari itu pada penganalisissan data ini
bidan sudah menanyakan kepada Ibu siapa yang memiliki golongan darah yang
sama dengan ibu jika terjadi hal yang tidak diinginkan ibu sudah mempunyai calon
pendonor.
Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu dari mulai memantau kemajuan
persalinan, memantau keadaan janin dengan memeriksa keadaan denyut jantung
janin, memberikan asuhan sayang ibu dimana Bidan membantu untuk mengelus
punggung ibu dan memberikan motivasi kepada ibu agar ibu semangat dalam
menjalankan proses persalinannya.
Sebagai Bidan penulis sudah memberikan asuhan sesuai standar, dimana
peran bidan pada asuhan Intranatal yaitu mampu mengumpulkan data Ny. R, dapat
menganalisis keadaan ibu dan jani, memberitahu hasil dari pemeriksaan,
memberikan dorongan semangat dan dukungan secara emosional dan memberikan
asuhan intranatal yang sesuai dengan standar.

4.1.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas


Asuhan kebidanan nifas pada Ny. R meliputi kunjungan nifas 1 minggu, 2
minggu dan 6 minggu. Selama 6 jam pertama masa nifas pada Ny. R tidak terjadi
hal yang menyulitkan. Pada 6 jam pertama ini ibu telah melakukan mobilisasi dini
dengan turun dari tempat tidur mulai berjalan ke kamar mandi dengan diantar
119

keluarga. Bidan memberikan obat oral antibiotik sesuai dengan Kepmenkes No.
369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan keterampilan dasar dapat
memberikan antibiotika yang sesuai, anti nyeri, tablet tambahdarah dan di berikan
Vitamin A. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Madania 2010
mengatakan pemeberian antibiotik terhadap pasien pasca melahirkan secara oral
dengan dosis 250-500 mg 3x1, efek farmakodinamiknya yaitu antibiotik spektrum
luas dengan efek bakterisida cepat. Dimana antibiotik amoxicilin merupakan
kategori A yaitu penelitian terkontrol menunjukan tidak ada risiko pada
kandungannya dan sudah terujidan dianggap aman jika diberikan pada ibu nifas
yang akan memberikan ASI kepada bayinya. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Ditta Nurul 2018 mengatakan bahwa hasil penelitian kadar Hb meningkat
setelah 4 minggu ibu post partum diberikan tablet Fe dengan rata-rata Hb menjadi
11,11 gr/dl. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Muriati 2018
mengatakan bahwa Vitamin A penting bagi ibu nifas karena dapatmeningkatkan
kesehatan ibu memberikan manfaat penting bagi ibu dan bayi yang di beri ASI dan
dapat meningkatkan kuantitas Air Susu Ibu (ASI), meningkatkan daya tahan tubuh
serta meningkatkan kelangsungan hidup bayi. Oleh sebab itu pemerintah
memprogramkan pemberian vitamin A untuk meningkatkan kesehatan ibu nifas.
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Moll 2017 mengatakan bahwa
dosis asam mefenamat 500 mg efektif un tuk pengobatan nyeri sedang hingga berat.
Asam mefenamat dipilih karena selain sebagai analgesik juga mempunyai
kemampuan sebagai anti radang, dimana respon peradangan digunakan untuk
memastikan penyembuhan luka perineum, sehingga mencegah masuknya
mikroorganisme penyebab infeksi.
Pada kunjungan 6 hari Ny. R tidak mengalami masalah dan gangguanpada
masa nifas hasil dari pemeriksaannya semua dalam batas normal. Asuhan pada
kunjungan ini pun memastikan ASI yang diberikan dan cara menyusui yang benar
serta memberitahu ibu cara perawatan bayi baru lahir dan asupan ASI.
Menganjurkan ibu untuk melakukan vaksinasi covid-19 dengan mendaftar
kebagian pendaftaran menggunakan bpjs dan sebagai pengkaji tidak lupa
menjelaskan bahwa vaksinasi covid-19 tidak akan mengganggu ASI Tidak lupa
120

juga pada kunjungan 1 minggu Ny. R dilakukan pemeriksaan Hb dimana Ny.R


dengan riwayat anemia dengan hb 10 gr/dl, dan setelah dilakukan pemeriksaan Hb
hasilnya sama yaitu 10 gr/dl, hal ini tidak sesuai denganteori dimana ibu 1 minggu
nifas diharuskan melakukan cek hb.
Pada kunjungan masa nifas 2 minggu, ibu sudah tidak keluhan, pada
pemeriksaan didapatkan dalam batas normal dan tidak ada yang hal yang
menggangu dalam proses masa nifas. Pada kunjungan ini pun, penulis mulai
menjelaskan mengenai alat kontrasepsi yang perlu direncanakan oleh ibu dan
suami. Sehingga pada kunjungan akhir sudah dapat ditentukan alat kontrasepsi yang
akan digunakan.
Pada kunjungan 6 minggu setelah persalinan, keadaan umum ibu baiktidak
terdapat tanda-tanda bahaya nifas. Pengkaji memastikan untuk pemilihan KB, Ny.
R mengatakan bersedia untuk memakai alat kontrasepsi KB implant dengan
persetujuan suaminya.
Pengumpulan data pada Ny. R sudah dilakukan dan tidak terdapat
kesulitan pada saat mengumpulkan data, dikarenakan Ny. R merupakan pasien tetap
di Puskesmas Cicangkanggirang. Dimana Ny. R merupakan pasien yang melakukan
pemeriksaan kehamilan, persalinana dan nifas di Puskesmas Cicangkanggirang dan
apabila terdapat data yang kurang Ny.R dapat menjawab tanpa merasa kebingungan
atau ragu untuk memberitahukan.
Telah dilakukan penganalisisan data pada Ny. R dari mulai post partum 6
jam hingga 6 minggu, dimana keadaan ibu yang berangsur – angsur membaik, dari
mulai saat postpartum 6 hari ibu yang melakukan pemeriksaan dengan didapatkan
hasil pemeriksaan tekanan darah 90/60 disertai keluhan pusing dan tidak bisa tidur
di malam hari dikarenakan ibu selalu bergadang. Sampai akhirnya ibu mengikuti
anjuran Bidan yaitu ikut tidur di siang hari ketika Bayi tidur dan pada saat
kunjungan ke 2 minggu tekanan darah ibu 100/70 samapi pemeriksaan post partum
6 minggu tekanan darah ibu 100/80 dimana ibu masih merasakan pusing tapi tidak
separah seperti sebelumnya, dimana ibu yang suka bergadang dan tidak jarang
tidak ikut tidur siang dikarenakan alasan banyaknya pekerjaan yang bisa dikerjakan
pada saat bayi tidur.
121

Asuhan yang diberikan kepada Ny. R yaitu dari mulai memberitahu agar
ibu melakukan vulva hygien dengan menggunakan air biasa, jangan lupa
menggunakan geovan yang di dapat dari puskesmas, memberitahu bahaya tanda-
tanda masa nifas dari mulai demam tinggi, terjadinya perdarahan, nyeri pada daerah
payudara, infeksi pada jalan lahir dan depresi postpartum. Dan asuhan yang
diberikan pada 6 minggu postpartum yaitu memberikan konseling mengenai
macam–macam alat kontrasepsi dan ibu memutuskan untuk menggunakan
kontrasefsi implant.
Sebagai Bidan penulis sudah memberikan asuhan sesuai standar, dimana
peran bidan pada Asuhan Postnatal yaitu mampu mengumpulkan data, dapat
menganalisis keadaan ibu dan bayi, dan dapat memberikan asuhan sesuai keadaan
ibu, memberikan asuhan sesuai kebutuhan ibudan memberi asuhan sesuai standar.

4.1.4 Asuhan Kebidanan Pada bayi Baru lahir (Neonatus)


Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. R meliputi kunjungan
bayi baru lahir 1 minggu, 2 minggu dan 6 minggu. Bayi Ny. R lahir pada tanggal
28 Juli 2022 Mei pada pukul 08.45 WIB lahir spontan, langsung menangis, jenis
kelamin perempuan dengan berat badan 3150 gram, panjang badan 49 cm, suhu,
frekuensi jantung, respirasi dalam keadaan normal.
Bayi baru lahir 6 jam. Pada saat lahir dilakukan perawatan bayi baru lahir
secara umum yaitu membersihkan jalan nafas, memotong tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh, pemenuhan nutrisi dan pemeriksaan secara
keseluruhan, memberikan Vit-K 1 jam setelah bayi lahir di paha kiri bayi bagian
antero lateral secara IM dan memberi salep mata.
Pada kunjungan 6 hari keadaan bayi baik, tali pusat sudah puput pada hari
ke – 5. Pertumbuhan dan perkembangan bayi berjalan normal dimana ditunjukan
dengan kenaikan berat badan dan menetek dengan kuat.
Pada asuhan 6 hari ini, bayi mendapatkan imunisasi HB0 yang seharusnya
menurut buku Asuhan Persalinan Normal diberikan 1 jam setelah pemberian Vit-K
dan salep mata. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena batas waktu pemberian
HB0 yaitu 0-7 hari.
122

Pada kunjungan 2 minggu, keadaan bayi baik. Kondisi bayi dalam keadaan
sehat, bayi terlihat bersih dan terjaga kehangatannya, bayi menetek kuat dan tidak
ditemukan tanda– tanda bahaya bayi baru lahir.
Bayi di berikan BCG dan polio pada usia 4 minggu, sesuai dengan teori di
Buku Kesehatan Ibu dan anak immunisasi BCG dan polio 1 diberikan pada usia
bayi 1 bulan.
Pada kunjungan 6 minggu, BB bayi 3600 gram. Keadaan umum bayi baik
dan dalam batas normal. Bayi telah diberikan imunisasi BCG dan polio 1 dan tak
lupa pengkaji menyarankan untuk melakukan imunisasi dasar lengkap.
Pengumpulan data pada Bayi Ny.R berjalan lancar dimana Bayi Ny.R
selalu melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Cicangkanggirang. Analisis yang
dilakukan kepada bayi Ny.R pun tidak terkendala dimana bayi Ny. R yang selalu
melakukan pemeriksaan sesuai jadwal, kenaikan bb yang normal dan cara mengisap
ASI yang benar. Asuhan yang dilakukan kepada Bayi Ny.R dimana setelah bayi
lahir dilakukan asuahn asuhan bayi baru lahir sesuai dengan standar, dari mulai
mengeringkan bayi, cek sepintas, dan dilakukan imd. Setelah itu dilakukan
pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar data, pemberian
salep mata, penyuntikan vit k, memakaikan baju bayi dan topi dan menjaga
kehangatan bayi. Sebagai bidan penulis telah memberikan asuhan sesuai standar,
peran bidan dimana membatu proses kelahiran bayi hingga asuahan yang diberikan
yang sesuai standar sampai memastikan bayi menghisap ASI dengan benar dan
memastikan bayi merasa hangat dan memberikan asuhan yang sesuai standar.

4.1.5 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana


Pada asuhan keluarga berencana, ibu dalam kondisi sehat dan dalam
pemeriksaan Head to toe ibu dalam batas normal.
Pada tanggal 08 September 2022, ibu mulai memakai KB kesepakatan
dengan suaminya menggunakan metode KB implant. Ibu sudah mendapatkan
penjelasan dari pengkaji manfaat dan efek samping dari metode KB implant.
Pengkaji menyarankan untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian, namun
jika ada keluhan ibu dapat sesegera mungkin datang tanpa perlu menunggu tanggal
123

yang sudah ditentukan. Pada asuhan keluarga berencana pelayanan yang diberikan
sesuai dengan standar pelayanan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan asuhan komprehensif pada kasus Ny. R maka dapat
disimpulkan:
1. Telah mengumpulkan data NY. R pada kehamilan, bersalin, nifas dan
neonatus.
2. Telah melakukan analisi data Ny. R pada kehamilan, bersalin, nifasdan
neonatus
3. Telah melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny. R padakehamilan,
bersalin dan dan neonatus
4. Telah memberikan asuhan sesuai dengan peran bidan pada kehamilan,
bersalin, nifas dan neonatus.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien
Diharapkan bagi Ny R dengan dilakukannya asuhan komprehensif dari
kehamilan hingga nifas 6 minggu dapat mengetahui dampak dari anemia yang
dialami ibu tidak hanya berdampak pada ibu tapi bisa berdampak pada janin yang
dikandung, pada kasus Ny R anemia berdampak pada persalinan kala III. Sehingga
dengan kejadian ini ibu lebih rajin lagi dalam mengkonsumsi tablet penambah darah
dan rutin bisa melakukan pemeriksaan Hb.
5.2.2 Bagi Lahan Praktik
Diharapkan bagi lahan praktik dengan dilakukannya asuhan pada Ny.
R dari saat ibu hamil 36 minggu hingga ibu nifas 6 minggu dapat memberikan
dampak positif baik Ny. R ataupun lahan praktik, dimana diharapkan dengan
adanya asuhan yang dilakukan secara komprehensif dapat menjadikan para Bidan
lebih sensitif dan lebih seleksi lagi dalam memberikan asuhan yang akan diberikan
sehingga dapat menganalisa pasien yang seharusnya di tolong di puskesmas atau
sebaiknya tidak di tolong di puskesmas.

124
DAFTAR PUSTAKA

Azizah NQ. Gambaran kejadian perdarahan post partum di RSUD Pelabuhan Ratu
Kabupaten Sukabumi. Laporan Tugas Akhir: Sekolah Tinggi Kesehatan
Bhakti Kencana Bandung. 2017; 102.

Chairunnisa RO, Juliarti W. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal di PMB
Hasna Dewi Kota Pekanbaru. Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery
Journal). 2022 Apr; 02 (01) 23.

Dartiwen, Nurhayati Y. Asuhan kebidanan pada kehamilan. 1st Ed. Yogyakarta:


Penerbit Andi; 2019.

Dinas Kesehatan Provinsi Bandung Barat. Profil kesehatan Bandung barat.


Bandung barat: Erlangga; 2019.

Fitria T. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Bandung. Refika
Aditama; 2018.

Herayono F, Basyir V, Afriwardim. Perbedaan jumlah pendarahan saat persalinan


pada ibu primigravida yang melakukan dan tidak melakukan senam hamil
selama kehamilan trimester III. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(2): 254.

Indah Y. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian retensio plasenta


di Rsud kota Kendari periode 2016-2017. Jurnal Kebidanan. 2018(1);3.

Juddah YI. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian retensio plasenta


di RSUD Kota Kendari. Kendari. Politeknik Kesehatan Kendari; 2018.

Juwita DR, Faradani N, Wibowo MINA. Studi penggunaan obat analgetic pada
pasien pasca partus pervaginam dan section caesarea di RSU Bunda
Purwokerto. Pharmacy: Jurnal Farmasi Indonesia. 2019 Des; 16 (02): 265.

Marini T, Amanda ND. Efektivitas pemberian tablet FE dan tablet FE kombinasi


vitamin C terhadap Kadar HB ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas
Klambir V Kebun Kec Hamparan Perak Tahun 2018. Jurnal Health
Reprroductive. 2018 Jun; 4 (1): 15.

Mochtar R. Sinopsis obstetric fisiologi dan obstetric patofisiologi. Edisi 3. jakarta:


EGC. 2012.

Mochtar R. Sinopsis obstetric fisiologi obstetric patologi jilid I. Jakarta: EGC; 2015.

Muriati ST. Pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah
kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
Karya Tulis Ilmiah: Politeknik Kesehatan Kendari. 2018; 17.

Prihatin E, Yaya. Karakteristik kejadian retensio plasenta pada Ibu bersalin di


RSUD H. Badaruddin Tanjung. Skripsi D IV Kebidanan: Universitas Sari
Muda Banjarmasin. 2019.

Puspita S. Literatur review faktor-Faktor yang berhubungan dengan terjadinya


pendarahan postpartum. Naskah Publikasi: Universitas aisyiyah
Yogyakarta. 2020.

Rukiyah AY. Asuhan Kebidanan 4: patologi bagian 2. Jakarta Timur. Trans Info
Media. 2012.

Saifuddin AB. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
edisi pertama. Jakarta : Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2011.

Saaifuddin AB. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan dan neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka sarwono; 2016.

Saifuddin AB. Ilmu kebidanan; Buku panduan praktis pelayanan kesehatan dan
neonatal. Jakarta: Yayasan bina Pustaka sarwono; 2016.
Varney H. Buku ajar asuhan kebidanan edisi-4 vol 2. Jakarta : EGC; 2008.

Wagiyu. Asuhan keperawatan antenatal internal dan bayi baru lahir. Yogyakarta :
CV Andi; 2016.

WHO, UNICEF, UNFPA. The world trend in maternal mortality. Geneva :World
health organization; 2018.

Windyastuti E, Raksanagara AS, Sari CWM. Pengaruh program edukasi berbasis


keluarga terhadap perilaku keluarga dalam pelaksanaan persalinan. The 3rd
University Research Collonium. 2016 Feb; 189-197.

LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Perizinan Untuk Puskesmas
Lampiran 2 Surat Balasan Perizinan

PEMERINTAH KAB. BANDUNG BARAT


DINAS KESEHATAN KAB. BANDUNG BARAT
PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG
Jl. Raya Cicangkanggirang No.1 RT. 02 RW.01 Kec. Sindangkerta Kab. Bandung Barat
40563 e-mail: puskcicangkang@gmail.com
SURAT KETERANGAN
112/PKM/VIII/2022

Kepada :
Yth. Institut Kesehatan Rajawali Program Studi Profesi Bidan
di
Bandung
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya penyusunan tugas akhir asuhan kebidanan
komprehensif, maka dengan ini Puskesmas Cicangkanggirang menerima/
mengizinkan dengan adanya kegiatan tersebut diatas dan menyatakan bahwa
mahasiswi :
Nama : Ajeng Alwin
NPM : 8121082
Keperluan : mencari data dan memberikan asuhan komprehensif sebagai syarat
untuk memenuhi tugas akhir program profesi.
Judul : Asuhan Kebidana Komprehensif pada Ny. R G2P1A0 Gravida 39
Minggu dengan Retensio Plasenta di Puskesmas Cicangkanggirang
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2022.

Demikian harap dipergunakan sebagaimana mestinya.

Cicangkanggirang, Agustus 2022


Lampiran 3 Surat Permohonan Menjadi Klien
Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Klien
Lampiran 6 Partograf
Lampiran 7 Kegiatan Bimbingan Komprehensif
Lampiran 8 Dokumentasi
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ajeng Alwin


Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 18 Juli 1996
Alamat : Puri Cipageran Indah 2, Blok E 10 No.05 RT 004/RW 021
Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah

Riwayat Pendidikan :
1. SDN 1 Sukamanah Tahun 2002 s.d 2008
2. SMPN 1 Sindangkerta Tahun 2008 s.d 2011
3. SMAN 1 Sindangkerta Tahun 2011 s.d 2014
4. Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit Tahun 2016 s.d 2019
5. Institut Kesehatan Rajawali Tahun 2021 s.d 2022

Riwayat Pekerjaan :
1. RSIA GRAHA MEDIKA PADALARANG Tahun 2021 s.d 2021
2. PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG Tahun 2021 s.d Sekarang

Anda mungkin juga menyukai