Anda di halaman 1dari 92

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara geografis Desa Wehali merupakan salah satu wilayah yang berada di

Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Dengan luas wilayah adalah 6,8 km2 dan

memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Umakatahan dan Desa Harekakae, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bakiruk,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Umanen Lawalu, Sebelah Utara berbatasan

dengan Desa Kamanasa. (Profil Desa Wehali 2021).

Kondisi iklim dan curah hujan di Desa Wehali turut mempengaruhi geografis di

wilayah ini sebagaimana iklim dan curah hujan yang terjadi di wilayah pulau Timor yaitu

iklim tropis dengan dua musim kemarau berlangsung antara bulan Juli-November dan

musim hujan antara bulan Desember-Juni, sehingga hal ini turut mempengaruhi pola

bertani karena mayoritas penduduk pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani.

Wilayah Desa ini terdiri dari tanah dataran rendah yang merupakan lahan persawahan.

(Profil Desa Wehali 2021).

Desa Wehali memiliki Penduduk sepanjang tahun 2020 adalah. 6.853 jiwa dengan

rincian laki-laki 3.466 jiwa dan perempuan 3.387 yang terhimpun dalam 1.779 kepala

keluarga (KK). Jumlah petani dalam wilayah Desa Wehali 676 KK, pedagang 125 KK,

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 235.orang, TNI sebanyak 97 orang, POLRI sebanyak 145

1
orang, dan pensiunan sebanyak 185 orang, yang tersebar pada 10 Dusun yaitu Dusun

Laran A, Laran B, Dusun Misi, Dusun Wemalae A, Dusun Wemalae B, Dusun Pasar

Baru A, Dusun Pasar Baru B, Dusun Bakateu, Dusun Pasar Lama. Penduduk Desa

Wehali terdiri dari masyarakat yang majemuk maka warga masyarakatnya menganut

Agama Katolik, Kristen Protestan, Islam, Budha dan Hindu. Pendidikan warga Desa

Wehali terdiri dari Sekolah Dasar (SD) 3.740 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) 2.425 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 996 orang Diploma (D3)

267 orang, dan Sarjana Strata 1 (S1) 275 orang. (Profil Desa Wehali 2020).

Dilihat dari aspek sosial kemasyarakatan dan topografi wilayah, potensi yang

diandalkan oleh masyarakat Desa Wehali Khususnya di Dusun Bakateu adalah sebagai

petani sawah dan petani ladang. Hambatannya yaitu, keterbatasan sumber daya manusia

(pengetahuan dan keterampilan) yang terbatas, dan kurangnya dukungan sarana dan

prasarana pertanian serta curah hujan yang tidak menentu.

Tabel 1.1
Data Hasil Padi
Luas Lahan
Hasil Padi yang Persentase
Sawah yang Target
No Tahun dicapai
diolah
(Ton/Ha) (%)
(Ton/Ha)
(Ha)

1. 2019 115 2 Ton 402,5 Ton/Ha 100 %

2. 2020 115 3,2 Ton 300 Ton/Ha 93 %

3. 2021 115 3,1 Ton 102 Ton/Ha 96 %

Sumber: Profil Desa Wehali 2021

2
Sehubungan dengan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil padi petani di Desa

Wehali kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka dari tahun 2019 mencapai

100%. Tahun 2020 mengalami penurunan padinya menjadi 93%. Tahun 2021 kembali

mengalami peningkatan hasil padinya menjadi 96%. Hal ini disebabkan menurunnya

hasil padi di Desa Wehali yakni faktor efektifitas kerja petani yang kurang terutama

dalam hubungan berkelompok, moral kerja, intensifikasi yang ditunjukkan dengan

pemanfaatan produk-produk teknologi pertanian yang kurang efektif seperti benih padi,

pengolahan tanah, cara pemeliharaan hasil, pengaturan air, cara pemberian pupuk dan

pemberantasan hama serta kurangnya alat kerja dan penggunaan alat kerja yang kurang

tepat seperti cangkul, bajak, dan penggarukan. Pendampingan yang diberikan oleh Dinas

Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malaka berupa bantuan Hand Traktor dan alat

perontok padi masing-masing kelompok mendapat satu unit, benih padi, pupuk dan

petugas penyuluhan. (Sumber: PPL Desa Wehali Tahun 2019-2021).

Setiap tahun dilaksanakan pertemuan kelompok dalam rangka pendampingan dan

pengawalan kegiatan fasilitas pengolahan pertanian oleh Dinas Pertanian dan Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat yang melibatkan semua kelompok tani. Setiap masyarakat

kelompok tani terlibat secara aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan tersebut dan

memberikan respon yang positif terhadap semua informasi yang disampaikan oleh Dinas

Pertanian dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan petani yang tinggi akan berkontribusi bagi kemajuan dan

kelangsungan hidup petani. Dengan demikian dapat mendorong tercapainya tujuan yang

3
efektif da efesien. Keberhasilan dalam mencapai tujuan kerja salah satunya ditentukan

oleh kinerja pegawainya, seperti yang diungkapkan oleh Veithzal Rivai (2005:309)

bahwa kinerja petani merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya untuk

mencapai tujuannya.

Berdasarkan uraian Latar Belakang dan Permasalahan diatas maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Hubungan Pemberdayaan

Dengan Keberhasilan Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil Padi Demi

Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu Desa Wehali Kecamatan

Malaka Tengah Kabupaten Malaka.”

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Ada Hubungan Pemberdayaan Dengan Keberhasilan Kerja Petani Dalam

Meningkatkan Hasil Padi Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu

Desa Wehali?

2. Faktor Apa Saja Yang Mendukung Dan Menghambat Pemberdayaan Dengan

Keberhasilan Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil Padi Demi Memenuhi

Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu Desa Wehali?

4
3. Upaya Apa Saja Yang Perlu Dilakukan Untuk Memperbaiki Pemberdayaan Dengan

Keberhasilan Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil Padi Demi Memenuhi

Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu Desa Wehali.

Kerangka Pikir

Penulisan proposal penelitian ini mengikuti kerangka pikir yang dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Gambaran Situasi Uraian Teoritis Jalan Keluar Yang


Mengenai Mengenai Ditempuh Untuk
Pemberdayaan Dan Pemberdayaan Dan Meningkatkan
Keberhasilan Kerja Keberhasilan Kerja Pemberdayaan Dan
Petani Dalam Petani Dalam Keberhasilan Kerja
Meningkatkan Hasil Meningkatkan Petani Dalam
Padi Dan Hasil Padi Meningkatkan Hasil
Permasalahannya Padi

Dalam rangka menjamin konsistensi penulisan proposal penelitian ini, maka alur

pikir pengkajian terhadap judul penelitian ini berawal dari pemahaman dari gambaran

situasi mengenai Pemberdayaan petani dalam meningkatkan hasil padi beserta segala

aspek permasalahannya.

Berdasarkan pada keadaan dan permasalahan diatas, yang dipadukan dengan

kajian teoritis maka dilakukan penelitian terhadap masalah untuk memperoleh data-data

5
yang dibutuhkan demi kepentingan analisis masalah yang pada akhirnya dirumuskan

kesimpulan atas hasil penelitian baik yang bersifat lemah maupun unggul. Dengan

berpedoman pada hasil penelitian maka dapat dirumuskan pula sejumlah rekomendasi

yang dapat diajukan kepada Dusun Bakataeu untuk memperbaiki kinerja petani padi.

Kegunaan Penulisan.

Kegunaan penulisan merupakan rumusan pernyataan yang menjawab masalah

setelah dilakukan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini

memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Pemberdayaan Dengan Keberhasilan Kerja Petani Dalam

Meningkatkan Hasil Padi Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu

Desa Wehali.

2. Untuk Memenuhi Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Pemberdayaan

Dengan Keberhasilan Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil Padi Demi Memenuhi

Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu Desa Wehali.

3. Untuk Memberikan Jalan Keluar Yang Perlu Dilakukan Untuk Memperbaiki

Pemberdayaan Dengan Keberhasilan Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil Padi

Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu Desa Wehali.

4. Untuk Menjadi Bahan Pengembangan Studi Bagi Pihak Lain Yang Berniat

Melakukan Penelitian Lebih Lanjut Dalam Hal Pemberdayaan Dengan Keberhasilan

6
Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil Padi Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga

Di Dusun Bakateu Desa Wehali.

Lingkup dan Batasan Penulisan.

Penelitian ini dilakukan terhadap dua Variabel yakni Pemberdayaan sebagai

Variabel Bebas (X), dan Keberhasilan Kerja Sebagai Variabel Terikat (Y). Lingkup

penelitian adalah petani maka populasi penelitian ini adalah 446 orang petani dan

sampelnya sebanyak 82 orang. Pembatasan populasi dilakukan dengan cara penarikan

sampel yang menggunakan rumus taro dan yamane (dalam Nahak 2012 hal. 112).

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang diambil 82 orang. Instrumen yang

digunakan adalah Kuesioner yang disusun menurut model skala likert.

Batasan Istilah.

1. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan

mendorong, memotivasi, membangkitan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan

berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.

2. Keberhasilan secara Etimologi yaitu berasal dari kata hasil yang artinya sesuatu yang

diadakan atau dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh usaha, pikiran, tanam tanaman,

tanah sawah, ladang, hutan dan sebagainya; pendapat akibat, kesudahan, berhasil;

mendapat hasil tidak gagal.

3. Hasil padi merupakan produksi padi sawah perlu melaksanakan beberapa tahap

pekerjaan mulai dari pembenihan padi, penanaman, dan pemeliharaan sampai

7
dengan pemanenan dan pemanfaatan hasil, Kualitas pengolahan tahap-tahap

pekerjaan tersebut akan menghasilkan hasil padi yang lebih banyak.

4. Pengertian pendapatan Keluarga adalah hasil pencarian usaha. Pendapatan dapat

juga didefenisikan sebagai dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya

kepada sektor produksi.

8
BAB II

TELAAH PUSTAKA

Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk membangun

kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran

akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi

tindakan nyata ( Zubaedy, 2011: hal. 3).

suatu kebijakan Pemerintah untuk memberikan peluang kepada masyarakat petani

yang memiliki kemampuan untuk mengusahakan pertanian sehingga ekonomi rumah

tangga mereka menjadi kuat melalui adanya ketahanan pangan sebagaimana oleh

Pudjiwati (2003: hal. 5) bahwa: pembangunan pertanian sebagai pendukung yang penting

bagi pembangunan industri, yang mampu membawa warga di pedesaan yang masih

tertinggal dan belum mencapai kecukupan pangan kearah tingkat hidup yang layak.

(Pudjiwati, 2003: hal. 5).

Berbicara mengenai Pemberdayaan berarti memiliki kaitan erat dengan

pemberdayaan petani. Menurut (Kartasasmita, 1997 : hal. 10) pemberdayaan memiliki

pengertian yaitu sebagai upaya memperkuat unsur - unsur keberdayaan itu untuk tidak

mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan atau proses memampukan dan memandirikan

masyarakat (Anwar, 2017, hal. 1). Dengan kata lain bahwa pemberdayaan petani

memerlukan skill atau keterampilan untuk dapat menjadi masyarakat mandiri.

9
Konsep pembangunan masyarakat dapat dilakukan melalui dua teknik, yaitu:

1). Partisipasi masyarakat, dan 2). Pengorganisasian masyarakat. Pembangunan

masyarakat merupakan perpaduan antara pengorganisasian masyarakat (community

organization) dengan pengembangan ekonomi (economic development).

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan peningkatan produksi melalui pembelajaran

life – skills baru atau dengan memadukan potensi yang dimiliki, merangsang pemasaran

hasil produksi, mendorong penciptaan model usaha dan mengembangkan sikap

menghargai suatu pekerjaan.

Dengan demikian kita dapat mengetahui dan mengerti juga tentang pemberdayaan

masyarakat secara khusus. pemberdayaan petani tersebut membutuhkan pemahaman akan

peranan petani di bidang pertanian karena partisipasi mereka sebagai tenaga kerja

dibidang pencarian nafkah memberi sumbangan yang besar bagi ketahanan pangan rumah

tangga.

Tujuan Pemberdayaan

Menurut Mardikanto (2014: hal. 202), ada 6 tujuan pemberdayan diantaranya yaitu:

a) Perbaikan Kelembagaan

Dengan Memperbaiki kegiatan atau tindakan yang dilakukan, diharapkan akan

memperbaiki kelembagaan termasuk pengembangan jarring kemitra usaha.

b) Perbaikan Usaha

Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan aksesibisnislitas, kegiatan dan

perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.

10
c) Perbaikan Lingkungan

Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan social),

karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan

yang terbatas.

d) Perbaikan Pendapatan/Penghasilan

Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat

memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan

masyarakat.

e) Perbaikan Kehidupan

Tingkat pendapatan dan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki,

keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.

f) Perbaikan Masyarakat

Kehidupan yang leih baik yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial yang lebih

baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Strategi adalah sebuah rencana Komprehensif yang mengintegrasikan resource dan

capabilities dengan tujuan jangka panjang untuk memenangkan Kompentensi. Ginandjar

Kartasasmita dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar dalam Ilmu Administrasi pada

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang pada tanggal 27 Mei 1995,

mengemukakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat harus dilakukan melalui 3 (tiga)

jurusan, yakni:

11
1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan

masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat berkembang;

2) Memperkuat potensi atau daya yang memiliki masyarakat;

3) Melindungi yang lemah untuk tidak menjadi bertambah lemah. (Sumodiningrat,

1996, hal. 157).

Dalam proses pemberdayaan masyarakat, pada umumnya dilakukan secara koleksi.

Strategi utama pemberdayaan secara koleksi dapat dilakukan melalui 3 (tiga) aras atau

matra, yakni: mikro, mezzo dan makro. Strategi aras mikro, pemberdayaan dilakukan

terhadap masyarakat secara individu melalui bimbingan, konseling, mengelola stres,

intervensi krisis dan tujuan membimbing atau melati anggota masyarakat dalam

menjalankan tugas - tugas kehidupannya. Strategis aras mezzo, pemberdayaan dilakukan

terhadap kelompok masyarakat dengan menggunakan kelompok sebagai media interfensi.

Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam

meningkatkan kesaudaran, pengetahuan, keteranpilan dan sikap - sikap agar memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi, pada aras makro, sasaran

pemberdayaan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas dimana didalamnya

terdapat perumusan kebijakan, perencanaan, komunikasi sosial, aksi sosial,

pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik.

Metode Pemberdayaan

Beberapa metode pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan para ahli yakni’

participatory rural appraisal, participatory assessment, metode loka karya, teknik brain

12
storming, CO-CD (Community Organization-Community Defelopment). (Suhendra,

(2006) hal. 104-105). Metode participatory rural appraisal (Pengkajian Desa secara

partisipatif) adalah suatu pendekatan dan teknik- teknik pelibatan masyarakat dalam

proses pemikiran yang berlangsung selama kegiatan-kegiatan perencanaan dan

pelaksanaan serta pemantuan dan evaluasi program pembangunan masyarakat. Pada

metode ini pemberdayaan masyarakat dilakukan berdasarkan sebelas prinsip yakni:

Mengutamakan yang terabaikan (Keberpihakan, penguatan masyarakat, masyarakat

sebagai pelaku dan orang luar sebagai pelaku. Belajar menghargai perbedaan, santai dan

informal, triamulasi mengoptimalkan hasil, orientansi praktis, keberlanjutan, dan selang

waktu, belajar dari kesalahan, dan terbuka. (Suhendra, 2006, hal. 105 - 108).

Metode participatory assessment terdiri atas empat langkah yakni menemukan

masalah, menemukan potensi, menganalisis masalah dan potensi dan memilih solusi

pemecahan masalah. (Suhendra, 2006, hal. 109-110). Langkah menemukan masalah

dimaksudkan agar masyarakat mengidentifikasi kondisi, situasi dan masalah sosial

disekitar masyarakat setempat. Potensi yang dimiliki masyarakat dapat dikelola secara

optimal guna mengatasi permasalahan - permasalahan sosial yang ada.

Untuk mengatur keberhasilan dan kegagalan pemberdayaan masyarakat diperlukan

indikator tertentu yang dibandingkan antara kriteria normative dengan realita. Adapun

indikator pemberdayaan, adalah:

1. Mempunyai kemampuan menyiapkan dan menggunakan pranata sumber - sumber

yang ada di masyarakat;

2. Dapat berjalannya bottom up planning;

13
3. Kemampuan dan aktivitas ekonomi;

4. Kemampuan menyiapkan masa depan keluarga;

5. Kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa adanya tekanan,

(Suhendra, (2006), hal. 86)

Adapun unsur- unsur pemberdayaan masyarakat diantaranya adalah:

1. Kemauan politik yang mendukung;

2. Suasana Kondusif untuk mengembangkan potensi secara menyeluruh:

3. Motivasi.

4. Potensi masyarakat.

5. Peluang yang tersedia.

6. Kerelaan mengalihkan wewenang.

7. Perlindungan; dan

8. Awareness (Kesadaran). (Suhendra, (2006), hal. 87)”.

Dalam variabel pemberdayaan terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu:

Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan. Dan variabel keberhasilan terdiri dari 3 (tiga) juga

yaitu: Sumber Daya Manusia, Permodalan, Pembinaan. Enam (6) indikator tersebut dapat

di uraikan sebagai berikut.

Prinsip Pemberdayaan

Ada banyak prinsip pemberdayaan masyarakat yang ditulis oleh para ahli salah

satunya adalah mengenai prinsip - prinsip pemberdayaan masyarakat dari perspektif

pekerja sosial, yaitu:

14
1. Pemberdayaan adalah proses kolaborasi karena pekerja sosial dan masyarakat harus

bekerja sama sebagai partner.

2. Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subyek yang

kompeten dan mampu menjangkau sumber - sumber dan kesempatan -kesempatan.

3. Masyarakat harus melihat diri sendiri sebagai agen penting yang dapat mempengaruhi

perubahan.

4. Kopentensi di peroleh atau dipertajam melalui pengalaman hidup khususnya

pengalaman yang memberikan perasaan mampu kepada masyarakat.

5. Solusi yang berasal dari situasi khusus, harus seragam dan menghargai keberagaman

yang berasal dari faktor - faktor situasi masalah tersebut.

6. Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terus, efektif, permasalahan

selalu memiliki beragam solusi.

7. Pemberdayaan dipakai melalui struktur - struktur personal dan pembangunan

ekonomi yang secara pararel. Suharto, (1997) hal. 216).

Dari definisi diatas, dapat dipahami bahwa pemberdayaan petani meliputi proses

kerjasama; penempatan, penjangkauan dan penggunaan sumber - sumber dan

keterampilan yang ada serta penyelesaian masalah.

Indikator Pemberdayaan

Indikator pemberdayaan terdiri dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang akan

digambarkan berikut.

15
Pengetahuan

Seseorang memiliki pengetahuan tertentu yang diperolehnya melalui pendidikan

dan pengalaman sendiri, maka oleh banyak orang dianggap yang bersangkutan tahu atau

berpengetahuan.

Selanjutnya disebutkan ilmu pengetahuan adalah: ‘’Sebagai objek, ilmiah yang

memiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus yang melalui percobaan yang sistimatis

dilakukan berulang kali telah terpuji kebenarannya, prinsip - prinsip, dalil-dalil, dan

rumus mana dapat diajarkan dan dipelajari. Syafie, (2001, hal.3).

Selain itu dapat dikemukan juga ilmu pengetahuan adalah:

‘’Pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan

pemikiran, pengetahuan mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan

kritis oleh setiap orang lain yang mengetahui. Soekanto (1990), hal. 6).

Mencermati pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, jelas bahwa ilmu

pengetahuan itu konkret sehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan serta teruji

kebenarannya, menggunakan pemikiran dan dapat dikontrak secara kritis oleh orang lain

dan umum (objektif). Apalagi seseorang tidak memiliki pengetahuan yang cukup, maka

apa yang dapat diharapkan dari para petani tersebut untuk menghasilkan produktifitas

kerja yang memuaskan.

Berdasarkan pengamatan menunjukan bahwa para petani di Desa Umanen Lawalu

Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka belum memiliki pengetahuan yang

maksimal dalam pengelolahan tanaman padi demi meningkatkan pendapatan keluarga

secara lebih baik. Untuk mengukur indikator pengetahuan terdiri dari lima rincian :

16
mengetahui jenis padi, mengetahui jenis pupuk, mengetahui jenis obat hama dan

penyakit, mengetahui waktu tanam, dan mengetahui peluang pasar.

Sikap

Sikap Yaitu: (1). Kokoh atau bentuk tubuhnya tegap; (2). Cara berdiri (tegak,

teratur atau dipersiapkan untuk bertindak). (3). Perbuatan yang berdasarkan pada

pendirian dan keyakinan; (4). Perilaku, gerak - gerik.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi tiga, hal. 1063). Oleh karena itu, keempat unsur

tidak terlepas dalam sebuah perilaku atau berbagai tindakan yang dilakukan oleh setiap

individu. Mencermati ini, maka sikap setip petani menunjukkan sikap yang bersifat baik

lewat perilaku - perilaku untuk mengerjakan pekerjaan dalam sebuah pengolahan sawah

demi mendapatkan hasil lebih maksimal.

Berbicara tentang sikap dan perilaku berarti tidak lepas dari etika adalah suatu sikap

yang menunjukkan kesedian dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati

ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau

organisasi. Kriteria yang menunjukan bahwa para petani berprilaku etis atau tidak

ditentukan sejauh mana bersangkutan secara langsung bertanggung jawab dalam rangka

meningkatkan hasil padi.

Demikian pula perestasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) yang ditunjukan oleh

para petani dalam menghadapi situasi dimasing - masing setiap masyarakat petani

tersebut. Sikap mental para petani lahan sawah terhadap situasi kerja itulah yang

memperkuat perstasi kerjanya untuk mencapai kesejahtraan masyarakat. Faktor sikap

17
kerja ditunjukkan melalui kesediaan untuk janji dalam bekerja, semangat dalam

melakukan pekerjaan, tertip dalam bekerja, selalu bekerja sama dan tanggung jawab.

Demikian pula motivasi kerja terbentuk dari sikap (attitude) yang ditunjukan

seorang petani dalam menghadapi situasi kerja (situantin) di instansi yang bersangkutan.

Sikap mental Individu yang Pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat

motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal, (Mangkunegara, 2003, hal. 164).

Sikap mental individu dalam tim kerja haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia

secara Psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan).

Begitu pula motivasi untuk menciptaan kebersamaan dalam bekerja akan

terwujudkan tim kerja yang sulit, saling menghargai, tolong menolong dan saling

memberikan kontribusi dalam menunjang peningkatan kinerja. Dalam konteks ini, dapat

dikemukakan beberapa pendekatan prinsip dasar sebagai bagian dari sifat manusia, yaitu:

1) Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama.

2) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.

3) Orang bagaimana bertindak.

4) Seorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa

lalau dan kebutuhannya;

5) Seseorang mempunyai reaksi senang dan tidak senang. (Thoha, 1983).

Untuk mengukur indikator sikap, terhadap lima rincian: yaitu, minat kerja, rajin

kerja, tanggungjawab, waktu kerja, dan kerjasama.

18
Keterampilan

Keterampilan merupakan salah satu potensi yang dimiliki seorang petami untuk

berbagai kondisi kerja disuatu lembaga instansi. Keterampilan menurut (Patton.

Mangkunegara, 2003, hal. 169) bahwa keterampilan komunikasi kecerdasan emosinal

berarti:

1) Menggunakan emosi untuk memberikan kedalam dan kekayaan terhadap diri

sebagai seseorang pribadi dan membawa kehidupan diri pada tindakan.

2) Mengatur diri sendiri untuk dapat bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan.

3) Mengetahui cara membaca orang lain untuk memperlancarkan alur komunikasi.

4) Menyimbangkan apa yang dirasakan dengan apa yang dilakukan, sehingga keduanya

saling melengkapi.

5) Memahami Perasaan Orang lain dan melihat orang lain berdasarkan perspektif

mereka sebelum melakukan tindakan.

Selanjutnya (Mangkunegara 2003, hal. 167) menyatakan bahwa keterampilan inter

personal untuk mengefektivitas kerja, yaitu:

1) Keterampilan menginterprestasikan perilaku orang lain. Keterampilan ini sangat

berhubungan dengan kemampuan persepsi, yaitu sejauh mana seseorang yang

mampu memaknai sesuatu dengan tepat sesuai dengan objek yang diterimanya.

2) Pengendalian diri terhadap lingkungan. Keterampilan ini merupakan perilaku yang

dimunculkan mereka sering diterima tidak tepat yang berhubungan dengan sikap,

emosi dan motif.

19
3) Keterampilan pengarahan efektif. Pengarahan merupakan cara bagaimana sesuatu

yang dikerjakan dan apa yang harus dikerjakan. Elemen kunci coaching adalah

pertama kesadaran yang merupakan hasil perhatian yang terpusat, konsentrasi dan

kejernihan. Sedangkan elemen kedua adalah tanggung jawab kolektif dan tanggung

jawab individu. Dengan memiliki coaching, diharapkan pimpinan tugas dan fungsi,

sehingga kinerja organisasi dapat dicapai secara maksimal. Untuk mengukur

indikator keterampilan terdiri dari lima rincian: yaitu, mengolah lahan, menanam,

mahir menggunakan peralatan, memasarkan hasil, dan mahir dalam pasca panen.

Pengertian Keberhasilan Kerja

Keberhasilan secara Etimologi yaitu berasal dari kata hasil yang artinya sesuatu

yang diadakan atau dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh usaha, pikiran, tanam tanaman,

tanah sawah, ladang, hutan dan sebagainya; pendapat akibat, kesudahan, berhasil;

mendapat hasil tidak gagal. (Budiono, 2005, hal. 183).

Keberhasilan berarti memperoleh penghargaan, kepemimpinan, kebebasan dari

rasa takut, cemas, frustrasi, kegagalan dan penghargaan diri. Keberhasilan itu adalah

sebuah kemenangan, namun untuk meraih keberhasilan maka anda harus mempunyai

keyakinan. Keberhasilan juga membutuhkan keyakinan. Ketika anda merasa yakin, maka

anda secara otomatis akan memperoleh dan menghasilkan sebuah kekuatan, keterampilan

juga menghasilkan suatu energi yang diberlakukan untuk sebuah keberhasilan.

20
Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kerja

Menurut Ramadhani (2012, hal. 5) faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan usaha tani digolongkan menjadi dua bagian yaitu : Faktor Intern dan faktor

ekstern Faktor-faktor yang terdiri dari:

1. Petani Pengelola

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian

atau seluruh kebutuhan hidupnya dibidang pertanian dalam arti luas yang meliputi

usaha tani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut. Petani

tersebut bertanggung jawab terhadap pengelolaan usaha tani yang ia lakukan,

apabila petani dapat melakukan pengelolaan secara baik maka usaha tani yang ia

lakukan juga dapat berkembang dengan baik, dan sebaliknya.

Pengelolaan usaha tani itu juga tergantung dari tingkat pendidikan petani

sendiri dan bagaimana cara ia memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada

untuk digunakan secara efektif dan efesien agar mendapatkan keuntungan yang

maksimal. Jadi disini petani berperan penting sebagai pengambil keputusan dan

kebijakan dari usaha yang dilakukan.

2. Tanah Usaha Tani.

Tanah sebagai harta produktif adalah sebagai organis rumah tangga tani.

Luas lahan usaha tani menentukan pendapatan, taraf hidupnya dan derajat

kesejahteraan rumah tangga tani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha

21
tani dan teknologi modern yang dipergunakan. Untuk mencapai keuntungan usaha

tani kualitas tanah harus ditingkatkan.

Hal ini dapat dicapai dengnan cara pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan

metode terbaik. Pentingnya faktor produksi tanah, bukan saja dilihat dari sefi luas

atau sempitnya lahan, tetapi juga segi yang lain, misalnya aspek kesuburan tanah

macam penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan, dan sebagainya) dan topografi

(tanah dataran pantai, rendah dan dataran tinggi). Kemampuan tanah untuk

pertanian penilaiannya didasarkan kepada :

a) Kemampuan tanah untuk ditanami dengan berbagai jenis tanam. Makin banyak

tanaman makin baik. b) Kemampuan untuk berproduksi. Makin tinggi produksi

maka persatuan luas makin baik. c) Kemampuan untuk berproduksi secara lestari.

Makin sedikit pengawetan tanah makin baik.

3. Tenaga kerja

Tenaga kerja dalah energy yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan untuk

menghasilkan suatu produk. Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam pertanian

di Indonesia harus dibedakan kedalam persoalan tenaga kerja dalam perusahaan

pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan

sebagainya.

Dalam usaha tani skala kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga

petani sndiri yang terdiri atas Ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak

petani. Anak-anak berumur 12 tahun misalnya sudah dapat menjadi tenaga kerja

yang produktif bagi usaha tani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini

22
merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan

tidak pernah dinilai dalam uang. Peran anggota keluarga tani dalam mengelola

kegiatan usaha tani bersama dapat mengurangi biaya pengeluaran untuk membayar

tenaga kerja sewa.

Berbeda dengan usaha tani dalam skala besar, tenaga kerja memegang peran

yang pentin karena tenaga kerja yang ada memiliki skill/keahlian tertentu dan

berpendidikan sehingga mampu menjalankan usaha tani yang ada dengan baik.

Tentu saja dengan seorang pengelola (manager) yang juga memiliki keahlian

dalam mengembangkan usaha tani yang ada.

4. Tingkat Teknologi

Kemajuan dari pembangunan dalam bidang apapun tidak terlepas dari

kemajuan teknologi. Revolusi pertranian didorong oleh penemuan mesin-mesin

dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Demikian pula “Revolusi Hijau” mulai

tahun 1969/1970 disebabkan oleh penemuan teknologi baru dalam benih padi dan

gandum yang lebih unggul disbanding benih-benih sebelumnya.

Teknologi baru diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk

menaikan produktifitas tanah, modal atau tenaga kerja. Dengan penggunaan

teknologi yang lebih maju dari sebelumnya maka usaha tani yang dilakukan dapat

efektif dan efesien, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dalam

produktifitas yang tinggi.

Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian

kadang-kadang digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat

23
dianggap sama dan sering dipertukarkan karena keduanyag menunjukkan pada soal

yang sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (innovation).

Istilan perubahan teknik jelas menunjukkan unsure perubahan suatu cara baik

dalam produksi maupun dalam distrtibusi barang-barang dan jasa-jasa yang

menjurus kearah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Inovasi berartipula

sebuhah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah dikenal

sebelumnya. Inovasi selalu bersifat baru.

Namun teknologi juga dapat menjadi kendala usaha tani karena sulitnya

penerimaan petani terhadap teknologi baru dikarenakan ketidak percayaan pada

teknologi tersebut dan juga karena faktor budaya dari petani itu sendiri yang tidak

menerima teknologi maupun inovasi. Teknologi mempunyai sifat sebagai berikut :

1) Tingkat keuntungan relatif dari inovasi tersebut. Semakin tinggi tingkat

keuntungan relatif semakin cepat pula teknologi tersebut diterima oleh masyarakat.

2) Kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, semakin cepat pula

inovasi tersebut diterima. 3) Tingkat kerumitan (complexity) dari inovasi yang

disebarkan. Semakin tinggi tingkat kerumitan dari inovasi, semakin sulit diterima

masyarakat. 4) Tingkat mudah diperagakan (triability) dari inovasi yang akan

disebarkan. Semakin tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari inovasi .yang

akan disebarkan semakin tinggi tingkat kemudahan diperakan dari inovasi yang

akan disebrkan, semakin mudah inovasi itu diterima masyarakat. 5) Tingkat

kemudahan dilihat dari hasilnya (observability) semakin tinggi tingkat

24
observability semakin mudah inovasi tersebut diterima oleh masyarakat

Ramadhani, (2012, hal. 60).

1) Kemampuan Petani dalam Mengalokasikan Penerimaan Keluarga

Hasil dari usaha tani skala keluarga merupakan penerimaan keluarga yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut dan juga menyambung

kembali keberlanjutan usaha tani mereka. Jika seorang petani dapat mengelola

penerimaan usaha taninya dengan baik maka kebutuhan keluarganya dan usaha

taninya dapat tercukupi, sebaliknya jika tidak mampu mengelola dan

mengalokasikan penerimaan keluarga dari hasil usaha tani maka kebutuhannya

tidak dapat tercapai dengan baik.

2) Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga berhubungan dengan banyak sedikitnyga potensi tenaga kerja

yang tersedia didalam keluarga. Dalam usaha tani skala kecil sebagian besar tenaga

kerja berasal dari keluahrga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala

keluarga, isteri dan anak-anak petani. Semakin banyak juumlah keluarga produktif

yang mampu membantu usaha tani maka biaya tenaga kerjapun semakin banyak

berkurang. Dan biaya tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan lain.

Faktor Ekstern (faktor-faktor diluar uasaha tani), antara lain :

1. Tersedianya Sarana Transportasi dan Komunikasi.

Sarana transportasi dalam usaha tani tentu saja sangat membantu dan mempengaruhi

keberhasilan usaha tani, misalnya dalam pengangkutan saprodi dan alat-alat

25
pertanian, begitu juga dengan distribusi hasil pertanian kewilayah-wilayah tujuan

pemasaran hasil tersebut, tanpa adanya transportasi maka proses pengangkutan dan

distribusi akan mengalami kesulitan.

Begitupula dengan ketersediaan sarana komunikasi, pentingnya interaksi sosial

dan komunikasi baik antara petani dan petani, petani dan kelembagaan serta petani

dan masyarakat diantaranya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manuhsia

petani, mengembangkan pola kemitraan, mengembangkan kelompok tani melalui

peningkatan kemampuan dari aspek budidaya dan aspek agribisnis serta keseluruhan,

memperkuat dan melakukan pembinaan terhadap seluruh komponen termasuk petani

melalui peningkatan fasilitas, kerjasama dengan swasta pelayanan kredit dan

pelatihan. Jika sarana komunikasi dalam berusaha tani kurang mencukupi maka

perkembangan usaha tani dan petani yang menjalankan kurang maksimal karena

ruang lingkup interaksi sosialnya sempit.

2. Aspek-Aspek Yang Menyangkut Pemasaran Hasil dan Bahan-Bahan Usaha Tani.

Harga hasil produksi usaha tani mempengaruhi keuntungan yang didapat,

semakin tinggi hasil produksi dan semakin mahal harganya maka keuntungan dari

usaha tani pun semakin tinggi pula, namun harga saprodi juga mempengaruhi

penerimaan hasil secara keseluruhan karena hasil saprodi merupakan modal utama

dalam berusaha tani maupun itu harga alat-alat pertanian, bahan-bahan utama seperti

benih, pupuk dan obat-obatan, dan sebagainya. Maka, perhitungan analisis dan

pengelolaan/pengalokasian dana yang baik akan mempengaruhi hasil yang didapat

dalam bersaha tani.

26
3. Fasilitas Kredit.

Kredit adalah modal pertanian yang diperoleh dari pinjaman. Pentingnya peranan

kredit disebabkan oleh kenyataan bahwa secara relatif memang modal merupakan

faktor produksi non-alami (buatan manusia) yang persediaanya masih sangat terbatas

terutama di Negara-negara yang sedang berkembang. Lebih-lebih karena

kemungkinan yang sangat kecil untuk memperluas tanah pertanian.

Perlunya Fasilitas Kredit :

a. Pemberian kredit usaha tani dengan bunga yang ringan perlu untuk memungkinkan

petani melakukan inovasi-inovasi dalam usaha lainnya.

b. Kredit itu harus bersifat kredit dinamis yang mendorong petani untuk menggunakan

secara produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti.

c. Kredit yang diberikan selain merupakan bantuan modal juga merupakan

perangsangan untuk menerima petunjuk-petunjuk dan bersedia berpartisipasi dalam

program peningkatan produksi.

d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak perlu hanya terbatas pada kredit

usaha tani yang langsung diberikan bagi produksi pertanian tetapi harus pula

mencakup kredit-kredit usaha kebutuhan rumah tangga (kredit konsumsi).

Adapun lembaga-lembaga kredit yang ada di Indonesia bagi masyarakat tani

dapat digolongkan sebagai berikut : a) Bank yang meliputi Bank Desa, Lumbung

Desa, dan Bank Rakyat Indonesia. b) Perusahaan Negara Pegadaian. c). Koperasi-

koperasi Desa, dan Koperasi Pertania (Koperta).

27
Dengan adanya fasilitas kredit dari pemerintah kepada para petani maka

diharapkan usaha tani dapat terus dilakukan dan dikembangkan tanpa adanya

kesulitan modal kredit tapi dengan kredit bunga ringan.

4. Sarana Penyuluhan Bagi Petani.

Penyuluhan memberikan jalan kepada petani untuk mendapatkan kebutuhan

informasi tentang cara bertani atau teknologi baru untuk meningkatkamn produksi,

pendapatan dan kesejahteraannya. Selain itu penyuluh juga memberikan pendidikan

dan bimbingan yang kontinyu kepada petani.

Dalam proses peningkatan teknologi dan penyebaran inovasi pada masyarakat,

penyuluh berfungsi sebagai pemrakarsa yang tugas utamanya membawa gagasan-

gagasan baru. Beberapa peranan yang harus dilakukan penyuluh agar proses

peningkatan teknologi dan penyebaran inovasi dapat berjalan efektif adalah :

a. Menumbuhkan kebutuhan untuk berubah.

b. Membangun hubungan untuk perubahan, hubungan ini tentunya harus terbina diatara

sasaran perubahan (klien) dan penyuluh.

c. Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi klien. Gejala-gejala dari masalah

yang dihadapi haruslah diketahui dan dirumuskan menjadi masalah bersama sasaran

perubahan.

d. Mencari alternatif pemecahan masalah. Selain itu tujuan dari perubahan harus juga

ditetapkan dan tekad untuk bertindak harus ditumbuhkan.

e. Mengorganisasikan dan menggerakkan masyarakat kearah perubahan.

f. Perluasan dan pemantapan perubahan.

28
g. Memutuskan hubungan antara klien dan penyuluh untuk perubahan itu. Hal itu

diperlukan unutk mencegah timbulnya sikap ketergantungan masyarakat pada

penyuluh.

Penyuluh disini bersifat membantu agar kebutuhan informasi yang berhubungan dengan

pertanian dapat tersalurkan dengan ke petani-petani, serta untuk meningkatkan teknologi

dan inovasi petani tradisional menjadi lebih modern.

Menurut (Ramadhani 2012, hal. 10). untuk mendukung keberhasilan pengembangan

dan pembangunan petani, aspek-aspek yang berperan adalah :

1 Aspek sumber daya (faktor produksi)

2 Aspek kelembagaan

3 Aspek penunjang pembangunan pertanian.

Bila uraian tersebut diatas dikaji/ditelaah lebih mendalam, maka keberhasilan

usaha tani tidak terlepas dari :

1. Syarat mutlak (syarat pokok pembangunan pertanian), yang terdiri dari :

a. Pasaran untuk hasil-hasil usaha tani

b. Teknologi yang selalu berubah

c. Tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara local

d. Perangsang produksi bagi para petani

e. Pengangkutan (transportasi)

2. Faktor pelancar pembangunan pertanian, yaitu terdiri dari

29
a. Pendidikan pembangunan

b. Kredit produksi

c. Kegiatan gotong royong oleh para petani

d. Perbaikan dan perluasan tanah/lahan pertanian perencanaan nasional untuk

pembangunan pertanian (Ramadhani, (2002), hal. 10).

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan diantaranya: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.

Ketiga indikator tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategis, metode,

anggaran dan standar (tolak ukur) keberhasilan kegiatan. (Nawawi, 2001, hal. 29),

pengertian ini menunjukkan bahwa perencanaan merupakan proses atau rangkaian

beberapa kegiatan yang saling berhubungan dalam memilih satu diantara beberapa

alternatif tentang tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi. Indikator perencanaan

diukur dengan lima rincian yaitu: merencanakan lokasi sawah, alat kerja, benih padi,

pupuk, dan obat hama.

Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah “kegiatan persiapan dengan merumuskan dan menetapkan

keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu

pekerjaan secara terarah pada suatu tujuan.” (Nawawi, 2001, hal. 32). Pengertian ini

menunjukan bahwa pelaksanaan dirumuskan untuk memecahkan masalah-masalah atau

pelaksanaan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi atau usaha pertanian. Pelaksanaan

30
masalah tersebut dilakukan dengan merumuskan langkah-langkah kegiatan untuk

menemukan alternatif terbaik dalam usaha mencapai tujuan organisasi atau usaha

pertanian tersebut.

Pelaksanaan artinya apa yang ditetapkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan usaha

pertanian dapat dilaksanakan secara baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah yang

telah ditetapkan dalam pelaksanaan sehingga apa yang menjadi harapan dari usaha

pertanian tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Indikator pelaksanaan mengambarkan aktifitas yang terjadi dilakukan selama

pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan rincian sebagai berikut: Implementasi adalah

suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan

ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun

operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program

yang ditetapkan semula.

Kesimpulan dari pengertian diatas bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program

yang telah ditetapkan harus sejalan dengan kondisi dimana dalam kegiatannya melibatkan

beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang.

Indikator pelaksanaan diukur dengan lima rincian, yaitu pengolahan lahan, penanaman

padi, pengaturan air, pemupukan dan pengendalian hama.

Hasil

Hasil adalah sesuatu yang diadakan, dibuat dan dijadikan. (Budiono, 2005, Hal. 183).

Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dapat dilihat dari hasil akhir yang dicapainya.

31
Rincian yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil adalah: tuntas pekerjaan,

jumlah gabah, kualitas gabah, mencapai target, dan memperoleh kepuasan.

Hasil Padi.

Hasil padi merupakan produksi padi sawah perlu melaksanakan beberapa tahap

pekerjaan mulai dari pembenihan padi, penanaman, dan pemeliharaan sampai dengan

pemanenan dan pemanfaatan hasil, Kualitas pengolahan tahap-tahap pekerjaan tersebut

akan menghasilkan hasil padi yang lebih banyak.

1. Pembenihan Padi.

Sebelum tanam, tanaman padi disemaikan terlebih dahulu. Pada persemaian itu harus

disiapkan dan dikerjakan dengan baik, agar proses persemaian dapat memberikan

hasil yang unggul maka harus diperhatikan hal sebagai berikut : “Memilih tempat

persemaian, mengerjakan tanah untuk persemaian, penaburan biji, dan pemeliharaan

persemaian.” Sugeng, (2001, hal.8). tanah untuk persemaian harus subur, terbuka, dan

dekat sumber air. Mengerjakan tempat persemaian dilakukan pada tempat yang basah,

atau persemaian dilakukan pada tempat yang kering. Dalam rangka penaburan biji

perlu dilakukan seleksi benih agar mengetahui biji yang bernas dan hampa dengan

cara melakukan peredaman biji padi kedalam air sehingga biji yang bernas akan

tenggelam dan yang hampa akan terapung. Seleksi biji ini dilakukan untuk

mendaptkan biji yang baik dan memudahkan proses pertumbuhan setelah ditanam.

Pemeliharaan persemaian dilakukan dalam tiga (3) cara yaitu pengairan, pengobatan,

dan pemupukan.

32
2. Penanaman dan Pemeliharaan.

Dalam rangka penanaman, benih hasil semaian dipilih untuk memperoleh bibit

yang baik berdasarkan cirri-ciri sebagai berikut : “umurnya tidak boleh lebih dari 40

hari, tingginya kurang lebih 25 cm, berdaun mencapai 5-7 helai, batangnya besar dan

kuat, bebas dari hama dan penyakit. “(Sugeng, 2001, hal.27).

3. Penanaman dan Perawatan Hasil.

Menentukan waktu pane padi tergantung pada masaknya buah padi, disamping

tergantung pada jenisnya, keadaan tanah sawah dan cuaca yang mempengaruhi cepat

atau lambatnya, buah padi yang dilihat berdasarkan tanda-tanda yaitu, : “Semua

bagian tanaman sudah tampak warna kekuningan, ruas bagian atas masih berwarna

hijau, dan isi gabah keras.” (Sugeng, 2001, hal. 41).

Pendapatan Keluarga

Pengertian pendapatan keluarga adalah hasil pencarian usaha. Pendapatan dapat

juga didefenisikan sebagai dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada

sektor produksi. Sedangkan pemahaman lain dikatakan bahwa pendapatan adalah hasil

berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai daripada penggunaan faktor-faktor

produksi Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan

nilai dari sebuah barang dan jasa yang dihasilkan suatu benda usaha dalam suatu periode

tertentu.

Menurut jenisnya pendapatan dibedakan menjadi dua yaitu :

33
1. Pendapatan berupa barang, yaitu : Segala penghasilan yang diterima dalam bentuk

barang dan jasa.

2. Pendapatan berupa uang yaitu : Penghasilan yang diterima biasanya berupa balas

jasa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri, pendapatan dari penjualan

barang-barang yang dipelihara dari hbalaman rumah, hasil investasi seperti

modal, tanah, uang pensiunan, jaminan sosial, dan keuntungan sosial.

Pendapatan adalah uang diterima dan diberikan kepada pelaku ekonomi berdasarkan

prestasi-prestasi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan dari

kekayaan serta faktor subsistem. Pendapatan adalah modal penerimaan (uang dan bukan

uang) seorang atau suatu rumah tangga sela periode tertentu.

Kemakmuran sangat besarnya tingkat pendapatan dan konsumsi dari masyarakat

sendiri. Pendapatan yang mudah dapat menyebabkan masyarakat dibawah garis

kemiskinan. Dalam keluarga kemakmuran dapat ditentukan dari pendapatan keluarga.

Pendapatan keluarga dapat dimaksud dari penelitian adalah total penerimaan berupa

hasil padi atau uang yang diperoleh kelompok tani dari usaha menghasilkan padi

pendapat berupa uang dikategorikan sebagai berikut :

1. Gaji atau upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, dan kerja lembur.

2. Usaha kelompok, meliputi : Hasil bersih dari usaha kelompok, komisi dan penjualan.

3. Pendapatan lain : Hasil investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil kerja

sosial.

34
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan keluarga yang

dimaksud adalah pendapatan yang diperoleh petani dalam produksi hasil padi yaitu

penjualan beras, gabah yang diwujudkan dalam bentuk uang.

35
BAB III

METODOLOGI

Metode/Tipe dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model deskriptif yaitu dengan

usaha menggambarkan obyek penelitian secara faktual. Upaya deskriptif tersebut

dilakukan melalui setiap rincian, indikator, Variabel Pemberdayaan, dan Variabel

Keberhasilan Kerja serta mengetahui tingkat kekuatan Pemberdayaan terhadap

Keberhasilan Kerja.

Berkaitan dengan uji pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat maka

analisis yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Maksud dari pendekatan

kuantitatif yaitu menghitung koefisien korelasi r untuk mengetahui tingkat kekuatan

hubungan antara dua variabel yang dianalisis. Selanjutnya menghitung skor mean setiap

rincian, indikator dan variabel untuk mengetahui faktor pendukung maupun faktor

penghambat pencapaian Keberhasilan Kerja petani.

Populasi dan Sampel Penelitian.

Subyek penelitian ini adalah Petani yang bekerja di Dusun Bakateu Desa Wehali

Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka. Berkenaan dengan subyek tersebut maka

populasi penelitian ini adalah 446 orang petani dan sampel penelitian adalah 82 orang

petani yang berada di Dusun Bakateu Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah

36
Kabupaten Malaka. Penarikan Sampel dengan menggunakan rumus Taro dan Yamane

dalam Nahak (2012: Hal. 45). Perhitungan sampel berdasarkan rumus sebagai berikut :

𝑁
n = 𝑁d2 +1

Keterangan:

n = jumlah sampel
N= jumlah populasi
𝑑 2 = presisi atau taraf kepercayaan yang ditetapkan 10%.

N
n = Nd2 +1

446
n=446(0,1)2+1

446
n=446 ×o,o1+1

446
n= 5,46

n = 82
Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sebanayak 82 orang petani
Variabel, Indikator dan Rincian
Penelitian ini .dilakukan terhadap dua Variabel, yakni Pemberdayaan sebagai

variabel bebas (X), dan Keberhasilan Kerja sebagai variabel terikat (Y). setiap variabel

diukur dengan tiga indikator. Setiap indikator dioperasionalisasikan dengan lima rincian

sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

37
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Rincian.
Variabel Indikator Rincian
1. Mengetahui jenis padi
Pengetahuan 2. Mengetahui jenis pupuk
3. Mengetahui jenis-jenis
obat untuk hama dan
Pemberdayaan (X) penyakit
4. Mengetahui waktu tanam
5. Mengetahui peluang pasar
1. Minat Kerja
Sikap 2. Rajin kerja
3. Kerjasama
4. Tertib bekerja
5. Tanggung jawab
1. Terampil Mengola Lahan
2. Terampil menanam
Ketrampilan 3. Mahir menggunakan
peralatan
4. Memasarkan hasil
5. Mahir mengolah
penyimpanan padi.
1. Menyiapkan lahan
Perecanaan 2. Menyiapkan biaya
3. Menyiapkan peralatan
4. Menyiapkan benih
Keberhasilan Kerja 5. Fasilitas kerja
(Y) 1. Pengolahan lahan
Pelaksanaan 2. Penanaman
3. Pemupukan
4. Pengendalian hama
penyakit
1. Kesuburan Tanaman
Hasil 2. Kualitas hasil
3. Jumlah hasil
4. Kepuasan kerja
5. penyimpanan

38
Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan di lokasi para responden. Adapun

pelaksanaannya dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian instrument yang digunakan adalah

daftar kuesioner yang disusun dengan berpedoman pada model Skala Likert. Kuesioner

tersebut terdiri dari pernyataan dan alternatif jawaban yang dapat bersifat positif dan

negatif. Alternatif jawaban untuk pernyataan yang bersifat positif memiliki alternatif

jawaban : Sangat Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S) dengan skor 4, Ragu-Ragu (RR)

dengan skor 3, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan

skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, alternatif jawaban adalah Sangat Setuju (SS)

dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Ragu-Ragu (RR) dengan skor 3, Tidak Setuju

(TS) dengan skor 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 5.

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data penelitian, ditempuh melalui beberapa tahap

yaitu sebagai berikut :

1. Melaksankan pertemuan dengan petani di Dusun Bakateu Desa Wehali. Untuk

memberikan penjelasan akan pentingnya penelitian, cara pengisian kuesioner, dan

memohon kesediaan menjadi informan.

2. Membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi sesuai petunjuk yang ditentukan

peneliti.

39
3. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden sekaligus meneliti

kebenaran pengisiannya.

Prosedur Pengolahan Data

A. Perhitungan Koefisien Korelasi r

Informasi yang telah dihimpun melalui kuesioner diolah menjadi data dalam beberapa

tahap yaitu :

1. Coding. Pada tahap ini peneliti melakukan pengelompokan data menurut indicator

variabel penelitian.

2. Editing. Pada tahap editing peneliti melakukan penyempurnaan data dengan

mengoreksi kekurangan dan kesalahan jawaban responden dengan kuesioner.

3. Tabulasi. Pada tahap ini dilakukan pentransferan data mentah kedalam tabel

menurut indikator penelitian.

4. Analisis data. Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu perhitungan koefisien

korelasi r dan perhitungan mean.

Perhitungan koefisien korelasi r dengan menggunakan rumus Talcot Pearson

Product Moment sebagai berikut :

𝑟𝑋𝑌= 𝑛(Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑛Σ𝑋2 −Σ𝑋)2 𝑛Σ𝑌2 −Σ𝑌)2 

40
Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi X dan Y yang dicari

n = Jumlah Sampel

XY = Jumlah Data X ke-i kali data Y ke-i

X = Jumlah seluruh data X

Y = Jumlah seluruh data Y

𝑋 2 = Kuadratkan tiap data X lalu dijumlahkan

𝑌 2 = Kuadratkan tiap data Y lalu dijumlahkan

(𝑋)2 = Jumlah seluruh data X lalu dikuadratkan

𝑌 2 = Jumlah seluruh data Y lalu dikuadratkan

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi dan untuk menerima atau menolak

hipotesis nihil maka r hitung dibandingkan dengan r tabel. Adapun hu

kum yang digunakan adalah sebagai berikut ini :

Jika r hitung  r tabel maka Ho ditolak

Jika r hitung  r tabel maka Ho diterima

Hukum 3.1 Bria (2007; 112)

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan maka interpretasi nilai

koefisien korelasi r dengan mengacu pada tabel 3.2 ini.

41
Tabel 3.2
Acuan Interpretasi Koefisien Korelasi r
Interval Koefisien Tingkat hubungan Interval koefisien
No
Korelasi r korelasi r

1 0,000 Tidak ada hubungan 0,000

0,00 – 0,199 Sangat (0,00) – (-0,199)


2
rendah/lemah

3 0,20 – 0,399 Rendah/lemah ( -0,20) – (-0,399)

4 0,40 – 0, 599 Sedang (-0,40) – (-0,599)

5 0,60 – 0,799 Kuat (-0,60 ) – (-0,799)

6 0,80 – 1,000 Sangat kuat (-0,80) – (-1,000)

Sumber : Sugiyono dalam Nahak (2012, hal.222)

B. Perhitungan Mean

Perhitungan ini digunakan dengan tujuan untuk mencari tahu faktor penghambat

maupun faktor pendukung variabel pemberdayaan terhadap keberhasilan kerja petani.

Hal tersebut akan dinilai dengan berpedoman pada acuan interpretasi Skala Likert.

42
Tabel 3.3
Acuan interpretasi Skala Likert

Skala
Interval kategori Interval Keterangan
pengukuran

5 Keadaan sangat baik dan


Sangat setuju 4,51 – 5,50
berfungsi dengan sangat baik

4 Keadaan baik dan berfungsi


Setuju 3,51 – 4,50
dengan baik

3 Keadaan cukup baik dan


Ragu – ragu 2,51 – 3,50
berfungsi dengan cukup baik

2 Keadaan kurang baik dan


Tidak setuju 1,51 – 2,50
berfungsi dengan kurang baik

1 Keadaan sangat kurang baik dan


Sangat tidak
0,51 – 1,50 berfungsi dengan sangat kurang
setuju
baik

Sumber : Bria (2001) dalam Nahak (2012, hal. 181).

43
BAB IV

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar

hubungan antara Pemberdayaan dengan Keberhasilan Petani dalam Meningkatkan Hasil

Padi demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Dusun Bakateu Desa Wehali yang

dilakukan dengan mengumpulkan data kemudian dilakukan analisis terhadap data

tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang diawali dengan

pembagian kusioner yang disusun berdasarkan rincian dari 6 (enam) indikator sebanyak

30 (tiga puluh) item pertanyaan. Kuesioner penelitian dibagikan kepada responden

sebanyak 82 orang petani disertai dengan penjelasan mengenai maksud dan tujuan

peneliti serta metode pengisian kuesioner. Dalam tahapan ini, peneliti tidak mengalami

banyak habatan adanya kerjasama yang baik antara responden dan peneliti, sehingga

semua kuesioner dapat dikumpulkan secr utuh sebanyak 82 jepitan sesuai dengan jumlah

responden. Pengisian kuesioner ini disesuaikan dengan ketentuan dan prosedur yang

berlaku. Selanjutnya dilakukan pengolahan data para responden yang diperoleh, untuk

membuktikan ada tidaknya hubungan antara Pemberdayaan dan Keberhasilan Kerja

Petani dalam meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga di Dusun

Bakateu Desa Wehali.

44
Analisis Data

Langkah selanjutnya dilakukan tabulasi data mengenai jawaban responden atas

kuesioner yang dibagikan yang dianalisis dengan menggunakan angka.

Dalam penelitian ini, daftar kuesioner disusun dengan berpedoman pada model Skala

Likert. Kuesioner tersebut terdiri dari pernyataan dan alternatif jawaban yang dapat

bersifat positif dan negatif. Alternatif jawaban untuk pernyataan yang bersifat positif

memiliki alternatif jawaban : Sangat Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S) dengan skor 4,

Ragu-Ragu (RR) dengan skor 3, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 dan Sangat Tidak

Setuju (STS) dengan skor 1. Berdasarkan jawaban responden terhadap variabel

pemberdayaan dan variabel keberhasilan kerja petani di Dusun Bakateu Desa Wehali,

maka keseluruhan item kuesioner ditabulasikan dalam tabel – tabel berikut ini.

45
Tabel. 4.1

Tabulasi Data Jawaban Responden atas Variabel Pemberdayaan (X)

Jawaban Responden terhadap Item Kuesioner


Total Mean
NR
Pengetahuan Sikap Keterampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 4 3 3 1 4 2 4 3 2 4 2 3 4 4 47 3.13
2 4 3 3 3 1 5 5 4 4 2 4 5 3 4 4 54 3.60
3 4 4 2 3 3 5 3 5 4 1 1 5 3 3 1 47 3.13
4 4 3 2 3 2 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 53 3.53
5 3 3 3 2 1 5 3 3 5 2 3 4 2 3 4 46 3.07
6 5 4 2 3 1 5 5 4 5 1 2 5 2 4 1 49 3.27
7 4 3 3 3 1 5 4 5 5 3 2 5 1 3 2 49 3.27
8 4 3 2 2 1 5 5 4 5 3 1 4 3 3 4 49 3.27
9 4 4 2 3 2 4 3 5 4 4 2 5 3 3 4 52 3.47
10 5 3 2 2 3 5 3 4 5 3 4 5 1 3 2 50 3.33
11 4 3 2 4 2 4 5 4 4 3 3 4 2 3 2 49 3.27
12 4 3 2 4 2 5 3 4 5 3 4 4 3 4 2 52 3.47
13 4 4 3 3 1 5 3 4 5 3 3 5 2 3 1 49 3.27
14 5 5 3 4 1 4 4 3 5 4 3 5 3 3 3 55 3.67
15 5 4 3 3 2 5 5 4 5 3 2 4 3 5 1 54 3.60
16 4 5 4 4 3 5 3 5 4 3 2 4 3 3 2 54 3.60
17 5 4 5 4 3 4 5 5 5 2 4 4 2 3 2 57 3.80
18 4 5 2 4 3 5 3 4 5 3 4 5 3 2 3 55 3.67

46
19 4 4 3 3 2 5 4 4 5 2 4 5 4 4 2 55 3.67
20 4 5 3 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 5 4 63 4.20
21 4 4 2 5 5 4 3 3 4 3 3 4 3 5 5 57 3.80
22 4 5 3 4 5 5 3 3 4 3 2 5 4 4 5 59 3.93
23 4 5 3 5 4 5 3 4 5 2 4 4 2 4 5 59 3.93
24 5 4 3 4 5 4 4 3 5 3 2 5 2 5 3 57 3.80
25 5 4 2 5 4 5 3 5 4 4 4 5 3 5 4 62 4.13
26 4 5 2 5 5 4 4 3 5 4 3 5 2 5 5 61 4.07
27 4 4 2 4 2 5 4 4 4 2 3 4 1 4 5 52 3.47
28 5 5 2 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 64 4.27
29 4 4 3 4 3 5 5 3 5 2 3 4 3 4 4 56 3.73
30 4 5 3 5 4 5 5 5 3 3 3 3 1 5 5 59 3.93
31 5 5 3 4 3 4 4 5 5 1 4 5 3 4 5 60 4.00
32 5 4 3 5 4 5 5 5 4 4 3 3 3 4 4 61 4.07
33 4 5 3 4 3 4 5 5 5 2 4 4 3 3 5 59 3.93
34 5 4 2 5 3 5 5 3 4 1 5 4 3 3 5 57 3.80
35 5 4 2 4 3 5 4 5 5 2 3 5 3 4 5 59 3.93
36 4 5 2 5 4 5 5 4 4 2 3 5 3 2 5 58 3.87
37 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 2 5 1 2 4 54 3.60
38 5 5 4 4 4 5 4 5 5 1 3 4 4 3 5 61 4.07
39 5 5 3 5 3 5 4 5 4 2 3 4 2 4 4 58 3.87
40 4 4 4 4 3 5 5 3 4 1 5 4 2 2 5 55 3.67
41 5 5 3 4 4 4 5 4 5 2 4 3 4 3 5 60 4.00
42 5 5 4 5 3 5 4 3 5 3 3 4 2 2 4 57 3.80
43 5 5 3 4 3 5 4 3 5 2 4 4 3 3 5 58 3.87

47
44 4 3 2 3 1 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 45 3.00
45 4 4 2 4 2 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 50 3.33
46 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2 1 3 2 42 2.80
47 4 4 2 2 3 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 45 3.00
48 5 5 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 1 3 3 46 3.07
49 4 4 2 2 1 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 41 2.73
50 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 4 2 1 4 3 43 2.87
51 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 3 1 3 4 43 2.87
52 4 3 2 3 1 5 2 5 3 4 4 3 5 3 4 51 3.40
53 3 3 1 2 2 3 5 4 3 2 4 3 3 3 4 45 3.00
54 5 3 3 2 2 4 4 2 3 2 4 2 3 3 4 46 3.07
55 4 4 2 3 2 5 2 4 4 2 3 3 2 4 2 46 3.07
56 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 2 3 4 47 3.13
57 4 4 3 2 3 3 3 4 5 2 5 2 3 4 2 49 3.27
58 5 5 2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 1 4 4 44 2.93
59 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 42 2.80
60 1 4 2 2 1 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 40 2.67
61 4 3 2 3 2 3 4 3 4 2 4 3 1 4 3 45 3.00
62 5 3 2 4 1 3 3 4 3 2 5 2 3 3 2 45 3.00
63 2 3 2 3 3 5 3 4 4 1 3 3 2 3 2 43 2.87
64 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 5 3 3 4 2 48 3.20
65 1 4 2 3 1 5 3 5 3 1 4 2 3 2 3 42 2.80
66 3 3 2 4 2 5 3 4 4 1 3 3 2 4 3 46 3.07
67 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 39 2.60
68 4 3 2 3 3 3 2 1 3 3 5 2 3 4 3 44 2.93
69 2 4 2 2 3 3 3 4 4 1 3 3 3 2 4 43 2.87

48
70 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 43 2.87
71 5 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 5 47 3.13
72 4 3 3 4 2 3 3 1 4 3 5 2 2 4 3 46 3.07
73 5 5 3 3 2 2 3 1 4 3 5 2 3 3 3 47 3.13
74 3 4 3 4 2 4 3 4 3 1 1 3 3 3 3 44 2.93
75 2 4 3 4 1 3 1 1 3 1 2 2 2 3 5 37 2.47
76 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 4 2 2 3 4 44 2.93
77 5 4 3 4 2 3 3 1 4 3 2 2 2 4 3 45 3.00
78 4 3 3 3 1 2 1 3 3 3 5 4 2 4 2 43 2.87
79 3 4 3 2 2 3 1 3 3 1 3 3 2 2 3 38 2.53
80 2 3 3 3 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 44 2.93
81 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 46 3.07
82 3 3 4 3 2 4 1 3 4 3 3 3 2 3 3 44 2.93
Total 324 319 213 281 202 338 278 295 329 204 274 287 202 282 282 4110 274.00
Mean 3.95 3.89 2.60 3.43 2.46 4.12 3.39 3.60 4.01 2.49 3.34 3.50 2.46 3.44 3.44 50.1 3.34
Sumber: Data Primer yang di olah

49
Tabel. 4.2

Tabulasi Data Jawaban Responden atas Keberhasilan Kerja (Y)

Jawaban Responden terhadap Item Kuesioner


Total Mean
NR
Perencanaan Pelaksanaan Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 3 5 4 4 2 3 1 3 4 2 3 3 2 3 43 2.87
2 2 2 2 4 5 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 44 2.93
3 2 3 4 4 5 4 3 1 1 4 3 2 3 1 5 45 3.00
4 2 1 2 4 4 2 3 3 1 4 2 4 5 2 3 42 2.80
5 2 3 5 5 5 2 4 1 3 4 4 5 5 1 3 52 3.47
6 4 3 2 5 5 5 3 3 2 4 3 3 2 2 3 49 3.27
7 4 3 4 5 5 5 4 3 1 3 3 2 2 3 3 50 3.33
8 5 1 4 5 4 5 5 2 2 3 2 4 3 1 4 50 3.33
9 3 2 2 4 4 5 4 2 2 4 2 3 3 2 5 47 3.13
10 5 2 4 5 4 4 4 3 1 3 4 4 3 1 5 52 3.47
11 4 4 5 5 4 5 3 2 3 4 2 5 3 1 3 53 3.53
12 5 1 5 4 4 5 3 2 2 4 2 5 5 1 4 52 3.47
13 5 2 5 5 5 4 4 3 3 3 4 5 2 3 3 56 3.73
14 3 1 5 5 4 5 3 2 3 4 4 3 3 1 4 50 3.33
15 5 2 5 4 4 4 3 3 2 4 4 5 3 2 3 53 3.53
16 3 2 5 5 5 2 4 2 2 5 4 3 3 3 3 51 3.40
17 5 2 5 5 5 5 4 3 1 4 2 2 3 2 3 51 3.40
18 5 2 5 5 5 4 3 2 1 3 2 4 3 1 3 48 3.20

50
19 5 3 5 3 5 5 4 3 3 3 2 4 3 2 4 54 3.60
20 5 2 3 5 4 5 3 3 3 4 4 2 2 3 4 52 3.47
21 5 2 5 5 4 4 3 2 3 3 4 2 3 1 4 50 3.33
22 4 3 4 5 4 4 3 2 2 5 3 3 3 2 4 51 3.40
23 4 2 5 4 5 5 3 3 2 5 2 4 2 2 3 51 3.40
24 4 3 4 4 5 4 5 3 3 4 4 3 3 2 4 55 3.67
25 5 2 4 5 4 5 4 1 1 3 2 5 2 3 5 51 3.40
26 5 2 5 5 5 5 4 2 3 2 3 4 3 1 3 52 3.47
27 5 2 5 5 4 5 5 1 3 4 2 2 4 1 3 51 3.40
28 5 2 4 4 5 5 3 2 1 4 3 5 2 2 4 51 3.40
29 4 1 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 3 2 3 58 3.87
30 5 3 5 4 5 5 3 5 2 5 2 5 2 2 4 57 3.80
31 5 3 5 4 5 5 5 3 3 5 3 4 5 3 3 61 4.07
32 4 4 4 5 5 3 4 2 3 4 4 5 3 4 5 59 3.93
33 4 4 5 5 5 4 3 3 3 5 4 4 3 2 5 59 3.93
34 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 3 62 4.13
35 5 4 4 5 5 4 4 2 2 5 5 5 3 4 5 62 4.13
36 4 3 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3 3 4 59 3.93
37 5 4 4 5 5 5 5 4 1 5 5 5 3 4 3 63 4.20
38 5 3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 2 3 4 60 4.00
39 5 4 5 5 4 5 3 2 2 4 5 4 2 3 3 56 3.73
40 5 3 5 5 5 5 4 2 3 5 4 5 5 3 5 64 4.27
41 4 3 4 4 5 4 3 5 1 4 4 5 3 3 4 56 3.73
42 4 4 5 5 5 5 2 2 3 5 5 5 5 2 2 59 3.93
43 4 3 5 4 5 5 2 2 3 4 5 5 2 3 2 54 3.60

51
44 2 2 4 5 5 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 50 3.33
45 3 3 3 4 3 2 3 1 2 3 4 3 4 2 3 43 2.87
46 3 3 4 3 4 2 3 2 1 4 3 3 3 1 4 43 2.87
47 2 4 4 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 1 4 40 2.67
48 4 3 5 5 5 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 52 3.47
49 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 45 3.00
50 5 2 5 4 4 2 5 1 2 4 4 4 4 2 3 51 3.40
51 4 3 5 5 5 4 3 2 3 3 3 4 3 2 4 53 3.53
52 4 1 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 49 3.27
53 4 2 5 4 5 3 3 1 2 3 2 5 3 2 4 48 3.20
54 2 3 5 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 41 2.73
55 4 3 5 5 5 2 3 3 2 3 3 5 3 2 5 53 3.53
56 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 43 2.87
57 2 2 4 3 4 2 4 1 2 4 2 3 5 3 3 44 2.93
58 2 3 5 5 5 3 3 2 2 4 4 5 2 2 3 50 3.33
59 1 2 4 2 3 3 4 1 1 3 3 3 3 1 4 38 2.53
60 1 1 4 4 3 3 3 2 2 3 2 5 2 3 4 42 2.80
61 4 2 5 5 5 5 4 3 2 4 3 2 3 1 4 52 3.47
62 2 3 5 3 3 3 3 2 3 4 3 5 2 3 4 48 3.20
63 2 2 3 5 4 2 3 1 2 3 3 4 5 2 3 44 2.93
64 1 3 5 3 5 4 4 2 2 3 2 3 3 1 4 45 3.00
65 4 3 4 3 4 3 3 1 1 5 2 4 2 2 3 44 2.93
66 3 3 3 4 3 2 4 1 3 3 2 5 3 3 4 46 3.07
67 3 2 4 2 3 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 38 2.53
68 3 2 5 4 4 5 3 2 3 3 2 2 5 1 4 48 3.20

52
69 1 3 4 3 5 2 3 2 3 3 4 3 3 1 3 43 2.87
70 1 4 4 4 5 1 4 2 1 4 2 5 3 3 3 46 3.07
71 1 1 3 3 5 2 3 1 1 4 4 3 3 1 5 40 2.67
72 3 1 3 4 5 1 3 2 3 3 3 5 5 2 3 46 3.07
73 2 3 2 5 5 3 5 2 3 3 2 5 3 1 3 47 3.13
74 2 3 2 2 5 3 3 2 3 5 2 2 5 2 4 45 3.00
75 1 2 3 3 5 1 3 1 2 3 2 4 5 3 3 41 2.73
76 1 4 3 5 5 4 4 3 1 4 2 4 2 1 5 48 3.20
77 3 2 4 3 5 4 3 3 1 3 3 4 2 3 4 47 3.13
78 2 3 5 3 4 1 3 2 2 3 2 3 3 1 3 40 2.67
79 3 1 5 2 5 3 4 2 1 5 2 3 5 1 4 46 3.07
80 3 1 2 5 5 4 4 2 1 3 4 5 5 1 3 48 3.20
81 2 2 3 3 4 4 3 2 1 3 4 5 4 1 3 44 2.93
82 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 3 40 2.67
Total 279 208 342 339 363 288 288 184 176 308 257 313 261 167 293 4066 271.07
Mean 3.40 2.54 4.17 4.13 4.43 3.51 3.51 2.24 2.15 3.80 3.13 3.82 3.18 2.04 3.57 49.59 3.30
Sumber: Data Primer yang diolah

53
Tabel 4.3
Tabulasi Data Komponen untuk Perhitungan Koefisien Korelasi r

No X Y X2 Y2 XY
1 3.13 2.87 9.80 8.24 8.98
2 3.6 2.93 12.96 8.58 10.54
3 3.13 3.00 9.80 9.00 9.39
4 3.53 2.80 12.46 7.84 9.88
5 3.07 3.47 9.42 12.04 10.65
6 3.27 3.27 10.69 10.69 10.69
7 3.27 3.33 10.69 11.09 10.89
8 3.27 3.33 10.69 11.09 10.89
9 3.47 3.13 12.04 9.80 10.86
10 3.33 3.47 11.09 12.04 11.55
11 3.27 3.53 10.6 12.46 11.54
12 3.47 3.47 12.04 12.04 12.04
13 3.27 3.73 10.69 13.91 12.20
14 3.67 3.33 13.47 11.09 12.22
15 3.60 3.53 12.96 12.46 12.70
16 3.60 3.40 12.96 11.56 12.24
17 3.80 3.40 14.44 11.56 12.92
18 3.67 3.20 13.47 10.24 11.74
19 3.67 3.60 13.47 12.96 13.21
20 4.20 3.47 17.64 12.04 14.57
21 3.80 3.33 14.44 11.09 12.65
22 3.93 3.40 15.45 11.56 13.36
23 3.93 3.40 15.45 11.56 13.36
24 3.80 3.67 14.44 13.47 13.95
25 4.13 3.40 17.06 11.56 14.04
26 4.07 3.47 16.56 12.04 14.12
27 3.47 3.40 12.04 11.56 11.80
28 4.27 3.40 18.23 11.56 14.51
29 3.73 3.87 13.91 14.98 14.43
30 3.93 3.8 15.45 14.44 14.93
31 4.00 4.07 16.00 16.56 16.28
32 4.07 3.93 16.56 15.45 15.99

54
33 3.93 3.93 15.45 15.45 15.45
34 3.80 4.13 14.44 17.06 15.70
35 3.93 4.13 15.45 17.06 16.23
36 3.87 3.93 14.98 15.45 15.20
37 3.60 4.20 12.96 17.64 15.12
38 4.07 4.00 16.56 16.00 16.28
39 3.87 3.73 14.98 13.91 14.43
40 3.67 4.27 13.47 18.23 15.67
41 4.00 3.73 16.00 13.91 14.92
42 3.80 3.93 14.44 15.45 14.93
43 3.87 3.60 14.98 12.96 13.93
44 3.00 3.33 9.00 11.09 9.99
45 3.33 2.87 11.09 8.24 9.56
46 2.80 2.87 7.84 8.24 8.04
47 3.00 2.67 9.00 7.13 8.01
48 3.07 3.47 9.42 12.04 10.65
49 2.73 3.00 7.45 9.00 8.19
50 2.87 3.40 8.24 11.56 9.76
51 2.87 3.53 8.24 12.46 10.13
52 3.40 3.27 11.56 10.69 11.11
53 3.00 3.20 9.00 10.24 9.60
54 3.07 2.73 9.42 7.45 8.38
55 3.07 3.53 9.42 12.46 10.84
56 3.13 2.87 9.80 8.24 8.98
57 3.27 2.93 10.69 8.58 9.58
58 2.93 3.33 8.58 11.09 9.76
59 2.80 2.53 7.84 6.40 7.08
60 2.67 2.8 7.12 7.84 7.48
61 3.00 3.47 9.00 12.04 10.41
62 3.00 3.20 9.00 10.24 9.60
63 2.87 2.93 8.24 8.58 8.40
64 3.20 3.00 10.24 9.00 9.60
65 2.80 2.93 7.84 8.58 8.20
66 3.07 3.07 9.42 9.42 9.42
67 2.60 2.53 6.76 6.40 6.58
68 2.93 3.20 8.58 10.24 9.38

55
69 2.87 2.87 8.24 8.24 8.24
70 2.87 3.07 8.24 9.42 8.81
71 3.13 2.67 9.80 7.12 8.36
72 3.07 3.07 9.42 9.42 9.42
73 3.13 3.13 9.80 9.80 9.80
74 2.93 3.00 8.58 9.00 8.79
75 2.47 2.73 6.10 7.45 6.74
76 2.93 3.20 8.58 10.24 9.38
77 3.00 3.13 9.00 9.80 9.39
78 2.87 2.67 8.24 7.13 7.66
79 2.53 3.07 6.40 9.42 7.77
80 2.93 3.20 8.58 10.24 9.38
81 3.07 2.93 9.42 8.58 8.99
82 2.93 2.67 8.58 7.13 7.82
Total 274.04 271.05 932.58 909.95 916.36
Mean 3.34 3.30 11.37 11.09 11.17
Sumber: tabel 4.1 dan table 4.2

Dari ketiga Tabel di atas dapat dilihat bahwa semua komponen perhitungan untuk

mencari nilai koefisien antara variabel Pemberdayaan dan variabel Keberhasilan Kerja

petani telah diperoleh. Komponen perhitungan yang dimaksud antara lain sebagai berikut

ΣX = 274,04; ΣY = 271,05; ΣX2 = 932,58; ΣY2 = 909,95; ΣXY = 916,36.

Angka-angka yang telah diperoleh tersebut dimasukan ke dalam rumus rumus

Talcot Pearson Product Moment yang terdapat pada halaman 42. Dari perhitungan

tersebut diperoleh hasil yang berupa nilai koefisien korelasi r sebagai berikut :

𝑟𝑋𝑌= 𝑛(Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑛Σ𝑋2 −Σ𝑋)2 𝑛Σ𝑌2 −Σ𝑌)2 

56
𝑟𝑋𝑌= 82(916,36−(274,04)(271,05)
√{82(932,58)−(274,04)2 82(909,95)−(271,05)2 

75.141,52−74.278,54
=
√76.471,56−75.097,9374.615,9−73.468,10

862,98
=
√1.373,63 𝑥 1.147,8

862,98
=
1.255,65

rxy = 0,687

Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai Koefisien korelasi X dan Y (r) sebesar

0,687. Angka tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengeetahui hubungan variabel

pemberdayaan dengan keberhasilan kerja petani. Nilai tersebut apabila dihubungkan

dengan tabel acuan interpretasi koefisien korelasi r pada tabel 3.2 , maka angka tersebut

berada pada interval 0,60 – 0,799. Hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel

pemberdayaan dengan keberhasilan kerja petani dalam meningkatkan hasil padi demi

memenuhi kebutuhan keluarga di dusun Bakateu desa Wehali adalah Kuat. Kekuatan

hubungan tersebut dapat di interpretasikan bahwa semakin baik pemberdayaan yang

diterapkan terhadap petani maka akan semakin meningkat keberhasilan petani dalam

meningkatkan hasil padi.

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi r hitung yaitu 0,687, nilai tersebut

kemudian dibandingkan dengan r tabel. Adapun nilai r tabel pada n = 82 dengan tingkat

signifikansi (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,1807. Dengan demikian dapat

57
dilakukan perbandingan antara r hitung dengan r tabel diperoleh r hitung > r tabel (0,687

> 0,1807). Dengan demikian hipotesis Ho yang menyatakan bahwa variabel

pemberdayaan tidak ada hubungan dengan keberhasilan petani ditolak. Atau dengan kata

lain pemberdayaan petani memiliki hubungan dengan keberhasilan kerja petani. Dengan

diperolehnya hasil tersebut, maka hipotesis H1diterima yakni variabel pemberdayaan ada

hubungan dengan keberhasilan petani.

Walaupun hasil perhitungan koefisien korelasi r menunjukan bahwa variabel

pemberdayaan ada hubungan dengan keberhasilan petani, namun perolehan nilai mean

dari data pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 maka terdapat hal-hal yang patut diperhatikan

dengan adanya faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat. Adapun beberapa

faktor pendukung dan faktor penghambat tersebut antara lain :

Interpretasi Data

Dalam interpretasi data diuraikan mengenai keadaan variabel pemberdayaan dan

variabel keberhasilan kerja petani beserta hal-hal sebagai berikut :

Variabel Pemberdayaan(X)

Data hasil analisis variabel X dan variabel Y tentang nilai mean ditampilkan

untuk diketahui interpretasi. Adapun data yang disajikan pada tabel 4.4 dan tabel 4.5

adalah sebagai berikut :

58
Tabel 4.4
Skor mean dari ketiga indikator dan item-item untuk variabel X

Rincian Total Mean


Indikator
1 2 3 4 5
Pengetahuan 16.33 3.27
3.95 3.89 2.60 3.43 2.46

Sikap 4.12 3.39 3.60 4.01 2.49 17.61 3.52


Keterampilan 3.34 3.50 2.46 3.44 3.44 16.18 3.24
Mean Variabel Pemberdayaan (X) 3.34
Sumber : Data Primer yang diolah.

Tabel 4.5
Skor mean dari ketiga indikator dan item-item untuk variabel X

Rincian Total Mean


Indikator
1 2 3 4 5
Perencanaan 3.40 2.54 4.17 4.13 4.43 18.67 3.73
Pelaksanaan 3.51 3.51 2.24 2.15 3.80 15.21 3.04
Hasil 3.13 3.82 3.18 2.04 3.57 15,74 3.15
Mean Variabel Keberhasilan Kerja (Y) 3.30
Sumber : Data Primer yang diolah.

Berdasarkan pada data-data di atas, dapat dilihat bahwa variable X

(Pemberdayaan) memperoleh skor mean sebesar 3,34 sedangkan variable Y

(Keberhasilan Kerja) skor mean yang diperoleh sebesar 3,30. Skor mean yang diperoleh

ini jika dibandingkan dengan acuan interpretasi Skala Likert pada tabel 3.3, maka kedua

skor ini masuk dalam kategori cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik. Hal ini

berarti, pemberdayaan dan keberhasilan petani dalam meningkatkan hasil padi demi

59
memenuhi kebutuhan keluarga di dusun Bakateu desa Wehali pada saat dilakukan

penelitian dalam keadaan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

Variabel Pemberdayaan (X)


Indikator Pengetahuan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh indikator “Pengetahuan”dengan skor mean

sebesar 3,27. Skor mean yang diperoleh ini jika dibandingkan dengan acuan interpretasi

Skala Likert pada tabel 3.3, maka skor ini masuk dalam kategori cukup baik dan

berfungsi dengan cukup baik. Maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan petani di dusun

Bakateu desa Wehali untuk meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga

dalam keadaan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

Kelima rincian pada indikator “Pengetahuan” diperoleh skor mean bervariasi

yaitu dari kondisi baik, cukup baik dan kurang baik. Rincian-rincian tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Rincian “Mengetahui jenis padi” memperoleh skor mean 3.95. Hal ini berarti petani

di dusun Bakateu mengetahui jenis padi yang digunakan untuk meningkatkan hasil

panen dengan baik dan berfungsi dengan baik.

2. Rincian “Mengetahui jenis pupuk” memperoleh skor mean 3.89. Hal ini berarti petani

di dusun Bakateu mengetahui jenis pupuk yang digunakan untuk meningkatkan hasil

panen dengan baik dan berfungsi dengan baik.

3. Rincian “Mengetahui jenis-jenis obat untuk hama dan penyakit” memperoleh skor

mean 2.60. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu mengetahui jenis-jenis obat untuk

60
hama dan penyakit yang digunakan untuk meningkatkan hasil panen dengan cukup

baik dan berfungsi dengan cukup baik.

4. Rincian “Mengetahui waktu tanam” memperoleh skor mean 3.43. Hal ini berarti

petani di dusun Bakateu mengetahui waktu tanam untuk meningkatkan hasil panen

dengan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

5. Rincian “Mengetahui peluang pasar” memperoleh skor mean 2.46. Hal ini berarti

petani di dusun Bakateu sangat kurang mengetahui peluang pasar untuk

meningkatkan hasil panen sehingga kurang mencapai target. Dengan demikian

menunjukan bahwa keadaan ini kurang baik dan berfungsi dengan kurang baik.

Indikator Sikap

Hasil analisis menunjukan bahwa indikator “Sikap” memperoleh skor mean

sebesar 3,52. Skor mean tersebut jika dibandngkan dengan acuan interpretasi Skala

Likert pada tabel 3.3 maka dapat disimpulkan bahwa sikap petani di Dusun Bakateu Desa

Wehali dalam meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga

dikategorikan dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik.

Rincian-rincian pada indikator “Sikap” diperoleh skor mean bervariasi yaitu dari

kondisi baik, cukup baik dan kurang baik. Rincian-rincian tersebut adalah sebagai berikut

1. Rincian “Minat Kerja” memperoleh skor mean 4,12. Ini berarti petani di dusun

Bakateu memeiliki minat kerja yang cukup baik dalam meningkatkan hasil panen.

Hal ini menyatakan bahwa minat kerja petani di dusun Bakateu dalam keadaan baik

dan berfungsi dengan baik.

61
2. Rincian “Rajin Kerja” memperoleh skor mean 3,39. Hal ini berarti petani di dusun

Bakateu memiliki sikap rajin bekerja untuk meningkatkan hasil panen dengan cukup

baik dan berfungsi dengan cukup baik.

3. Rincian “Kerjasama” memperoleh skor mean 3,60. Hal ini berarti petani di dusun

Bakateu memiliki semangat bekerjasama yang tinggi untuk meningkatkan hasil

panen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerjasama petani dalam keadaan

baik dan berfungsi dengan baik.

4. Rincian “Tertib Bekerja” memperoleh skor mean 4,01. Hal ini berarti petani di

dusun Bakateu memiliki sikap tertib bekerjadalam meningkatkan hasil panen dengan

baik dan berfungsi dengan baik.

5. Rincian “Tanggung Jawab” memperoleh skor mean 2,49. Skor ini menunjukan

petani di dusun Bakateu memiliki sikap bertanggung jawab yang kurang,dalam

meningkatkan hasil panen. Sehingga sikap tanggung jawab petani di dusun

Bakateudalamkeadaan kurang baik dan berfungsi dengan kurang baik.

Indikator Keterampilan

Berdasarkan hasil analisis pada indikator “Keterampilan”, diperoleh skor mean

sebesar 3,52. Skor mean tersebut jika dibandingkan dengan acuan interpretasi Skala

Likert dapat disimpulkan bahwa sikap petani di Dusun Bakateu Desa Wehali dalam

meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga dikategorikan dalam

keadaan baik dan berfungsi dengan baik.

62
Kelima rincian pada indikator “Keterampilan” diperoleh skor mean bervariasi yaitu

dari kondisi baik, cukup baik dan kurang baik. Rincian-rincian tersebut antara lain :

1. Rincian “Terampil mengelola lahan” memperoleh skor mean 3,34 yang berada pada

interval 2,51 – 3,5. Ini menandakan bahwa petani di dusun Bakateu memiliki

keterampilan yang cukup baik dalam mengelola lahan. Hal ini menyatakan bahwa

keerampilan mengelola lahan para petani di dusun Bakateu dalam keadaan baik dan

berfungsi dengan baik.

2. Rincian “Terampil menanam” memperoleh skor mean 3,50. Hal ini berarti petani di

dusun Bakateu memiliki keterampilan menanam untuk meningkatkan hasil panen

yang cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

3. Rincian “Mahir menggunakan peralatan” memperoleh skor mean 2,46 dimana skor

ini terletak pada interval 1,51 – 2,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kondisi tersebut berada dalam keadaan kurang baik dan berfungsi dengan kurang

baik. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu kurang mahir dalam menggunakan

peralatan bertani.

4. Rincian “Memasarkan hasil” memperoleh skor mean 3,44, dimana nilai tersebut

berada di antara interval 2,51 – 3,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa

petani di dusun Bakateu cukup baik dalam memasarkan hasil panen serta dapat

berfungsi dengan baik.

5. Rincian “Mahir menggunakan pasca panen” memperoleh skor mean 3,44, dimana

nilai tersebut berada di antara interval 2,51 – 3,50. Perolehan skor mean ini

63
menyatakan bahwa petani di dusun Bakateu cukup mahir menggunakan hasil panen

pasca panen, serta dapat memanfaatkan fungsinya dengan baik.

Variabel Keberhasilan Kerja (Y)

Indikator Perencanaan

Hasil analisis menunjukan bahwa indikator “Perencanaan” memperoleh skor

mean sebesar 3,73. Jika dirujukkan dengan acuan interpretasi Skala Likert pada tabel

3.3, skor mean tersebut terletak pada interval 3,51 – 4,50. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sistem perencanaan di Dusun Bakateu Desa Wehali dalam

meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga dikategorikan dalam

keadaan baik dan berfungsi dengan baik.

Rincian-rincian pada indikator “Perencanaan” diperoleh skor mean bervariasi

yaitu mulai dari kondisi baik, cukup baik dan kurang baik. Rincian-rincian tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Rincian “Menyiapkan lahan” memperoleh skor mean 3,40 yang berada pada interval

2,51 – 3,5. Ini menandakan bahwa petani di dusun Bakateu memiliki kemampuan

yang cukup baik dalam menyiapkan lahan. Hal ini menyatakan bahwa kemampuan

menyiapkan lahan para petani di dusun Bakateu dalam keadaan baik dan berfungsi

dengan baik.

2. Rincian “Menyiapkan Biaya” memperoleh skor mean 2,54. Hal ini berarti petani di

dusun Bakateu memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyiapkan biaya

64
untuk meningkatkan hasil panen sehingga perencanaan penyiapan biaya tersebut

dapat berfungsi dengan cukup baik.

3. Rincian “Menyiapkan Peralatan” memperoleh skor mean 4,17 dimana skor ini

terletak pada interval 3,51 – 4,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi

tersebut berada dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik. Hal ini berarti petani

di dusun Bakateu mampu menyiapkan peralatan untuk mengelola lahan dengan biak.

4. Rincian “Menyiapkan Benih” memperoleh skor mean 4,13, dimana nilai tersebut

berada di antara interval 3,51 – 4,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa

petani di dusun Bakateu terdapat pada keadaan baik dalam menyiapkan benih serta

dapat memfungsikannya dengan baik.

5. Rincian “Fasilitas Kerja” memperoleh skor mean 4,43, dimana nilai tersebut berada

di antara interval 3,51 – 4,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa petani di

dusun Bakateu dapat menyiapkan fasilitas kerja dengan baik dan berfungsin dengan

baik.

Indikator Pelaksanaan

Berdasarkan hasil analisis pada indikator “Pelaksanaan”, diperoleh skor mean

sebesar 3,04. Skor mean tersebut jika dibandingkan dengan acuan interpretasi Skala

Likert dapat disimpulkan bahwa tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh para petani di

Dusun Bakateu Desa Wehali dalam meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan

keluarga dikategorikan dalam keadaan cuukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

65
Kelima rincian pada indikator “Pelaksanaan” diperoleh skor mean bervariasi

yaitu dari kondisi baik, cukup baik dan kurang baik. Rincian-rincian tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Rincian “Pengolahan Lahan” memperoleh skor mean 3.51, yang berada pada

interval 3,51 – 4,50. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu dalam mengelola

lahan dilakukan dengan baik dan berfungsi dengan baik.

2. Rincian “Penanaman” memperoleh skor mean 3.51, dimana skor tersebut berada

pada interval 3,51 – 4,50. Hal ini berarti proses penanaman yang dilakukan oleh

para petani di dusun Bakateu untuk meningkatkan hasil panen, dalam keadaan baik

dan berfungsi dengan baik.

3. Rincian “Pemupukan” memperoleh skor mean 2.24, yang berada pada interval

1,51 – 2,50. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu kurang memahami cara

melakukan pemupukan, sehingga dapat dikatakan keadaan tersebut kurang baik

dan berfungsi dengan kurang baik.

4. Rincian “Pengendalian Hama Penyakit” memperoleh skor mean 2,15, dimana skor

tersebut terletak pada interval 1,51 – 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa petani di

dusun Bakateu kurang memahami cara untuk pengendalian hama penyakit pada

tanaman untuk meningkatkan hasil panen. Sehingga dapat dikatakan keadaan yang

dialami tersebut kurang baik dan berfungsi dengan kurang baik.

5. Rincian “Sistem Kerja” memperoleh skor mean 3,80. Hal ini berarti sistem kerja

para petani di dusun Bakateu dalam keadaaan baik menyangkut cara menanam

padi dan sistem kerja tersebut berfungsi dengan baik.

66
Indikator Hasil

Hasil analisis menunjukan bahwa indikator “Hasil” memperoleh skor mean

sebesar 3,15. Jika dirujukkan dengan acuan interpretasi Skala Likert pada tabel 3.3, skor

mean tersebut terletak pada interval 3,51 – 4,50. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sistem perencanaan di Dusun Bakateu Desa Wehali dalam meningkatkan hasil

padi demi memenuhi kebutuhan keluarga dikategorikan dalam keadaan baik dan

berfungsi dengan baik.

Rincian-rincian pada indikator “Hasil” diperoleh skor mean bervariasi yaitu

mulai dari kondisi baik, cukup baik dan kurang baik. Rincian-rincian tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Rincian “Kesuburan Tanaman” memperoleh skor mean 3,13 yang berada pada

interval 2,51 – 3,5. Ini menandakan bahwa kesuburan tanaman pada lahan petani di

dusun Bakateu dalam keadaan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

2. Rincian “Kualitas Hasil” memperoleh skor mean 3,82, dengan letak interval antara

3,51 – 4,50. Hal ini berarti kualitas hasil panen yang diperoleh para petani di dusun

Bakateu dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik.

3. Rincian “Jumlah Hasil” memperoleh skor mean 3,18 dimana skor ini terletak pada

interval 2,51 – 3,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut

berada dalam keadaan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik. Hal ini berarti

jumlah hasil panen yang dihasilkan para petani di dusun Bakateu dalam kondisi

cukup baik.

67
4. Rincian “Kepuasan Kerja” memperoleh skor mean 2,04, dimana nilai tersebut

berada di antara interval 1,51 – 2,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa

kepuasan kerja petani di dusun Bakateu kurang baik dan berfungsi dengan kurang

baik.

5. Rincian “Penyimpanan” memperoleh skor mean 3,57, dimana nilai tersebut berada

di antara interval 3,51 – 4,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa petani di

dusun Bakateu dapat melakukan penyimpanan hasil panen dengan baik dan

berfungsi dengan baik.

Interpretasi Hubungan

Berdasarkan semua hasil analisis yang diperoleh, nilai koefisien korelasi r hitung

sebesar 0,687, nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan r tabel. Adapun nilai r tabel

pada n = 82 dengan tingkat signifikansi (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,1807.

Perolehan masing-masing niai r tersebut menunjukan bahwa r hitung lebih besar r tabel

(0,687 >0,1807). Dengan demikian hipotesis Ho yang menyatakan bahwa variabel

pemberdayaan tidak ada hubungan dengan variabel keberhasilan kerja petani ditolak dan

menerima H1 yaitu pemberdayaan petani sangat berhubungan denga keberhasilan kerja

petani dalam meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga di Dusun

Bakateu Desa Wehali.

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara pemberdayaan petani dan

keberhasilan kerja petani, maka koefisien korelasi r yang diperoleh yaitu 0,687

dihubungkan dengan acuan interpretasi koefisien korelasi (Tabel 3.2), dimana nilai r yang

68
diperoleh tersebut berada pada interval 0,60 – 0,799 dengan tingkat hubungnnya adalah

Kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan petani mempunyai

hubungan yang kuat dengan keberhasilan kerja petani dalam meningkatkan hasil padi

demi memenuhi kebutuhan keluarga di Dusun Bakateu Desa Wehali.

69
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :

Hubungan Pemberdayaan dan Keberhasilan Kerja Petani dalam meningkatkan hasil padi

demi memenuhi kebutuhan keluarga di Dusun Bakateu Desa Wehali adalah Kuat. Hal ini

dapat dibuktikan melalui nilai koefisien korelasi r product moment yang diperoleh dalam

perhitungan yaitu sebesar 0,687. Nilai tersebut apabila dirujukkan dengan acuan

interpretasi koefisien korelasi r (Tabel 3.2), ternyata berada pada interval 0,60 – 0,799

dengan tingkat hubungannya adalah Kuat. Selain itu, untuk menerima atau menolak

hipotesis H0 atau H1 maka koefisien korelasi r yang diperoleh yaitu r hitung dibandingkan

dengan nilai r tabel. Diperoleh nilai r tabel sebesar 0,687 dan nilai r hitung sebesar 0,1807

(r hitung > r tabel). Berdasarkan ketentuan yang menyatakan bahwa nilai r hitung > nilai

r tabel maka H0 ditolak sedangkan jika nilai r hitung < nilai r tabel maka H1 diterima.

Dengan demikian, maka hipotesis H0 ditolak dan menerima hipotesis H1 yang berarti

variabel Pemberdayaan ada hubungannya dengan variabel Keberhasilan Kerja petani di

Dusun Bakateu Desa Wehali.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penting yang

mendukung dan menghambat pemberdayaan dan keberhasilan kerja petani. Faktor–faktor

pendukung adalah faktor–faktor yang terdapat dalam rincian indikator dengan perolehan

70
skor mean sebesar 3,51 ke atas. Sedangkan faktor – faktor penghambat adalah faktor –

faktor dengan rincian indikator dengan perolehan skor mean sebesar 2,50 kebawah.

a. Faktor Pendukung

Faktor yang mendukung pemberdayaan dengan keberhasilan kerja petani adalah

faktor yang mendapat skor 3,51 keatas, yakni:

1. Rincian “Mengetahui jenis padi” memperoleh skor mean 3.95. Hal ini berarti petani

di dusun Bakateu mengetahui jenis padi yang digunakan untuk meningkatkan hasil

panen dengan baik dan berfungsi dengan baik.

2. Rincian “Mengetahui jenis pupuk” memperoleh skor mean 3.89. Hal ini berarti

petani di dusun Bakateu mengetahui jenis pupuk yang digunakan untuk

meningkatkan hasil panen dengan baik dan berfungsi dengan baik.

3. Rincian “Minat Kerja” memperoleh skor mean 4,12. Ini berarti petani di dusun

Bakateu memeiliki minat kerja yang cukup baik dalam meningkatkan hasil panen.

Hal ini menyatakan bahwa minat kerja petani di dusun Bakateu dalam keadaan baik

dan berfungsi dengan baik.

4. Rincian “Kerjasama” memperoleh skor mean 3,60. Hal ini berarti petani di dusun

Bakateu memiliki semangat bekerjasama yang tinggi untuk meningkatkan hasil

panen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kerjasama petani dalam keadaan

baik dan berfungsi dengan baik.

5. Rincian “Tertib Bekerja” memperoleh skor mean 4,01. Hal ini berarti petani di

dusun Bakateu memiliki sikap tertib bekerjadalam meningkatkan hasil panen dengan

baik dan berfungsi dengan baik.

71
6. Rincian “Menyiapkan Peralatan” memperoleh skor mean 4,17 dimana skor ini

terletak pada interval 3,51 – 4,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi

tersebut berada dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik. Hal ini berarti petani

di dusun Bakateu mampu menyiapkan peralatan untuk mengelola lahan dengan biak.

7. Rincian “Menyiapkan Benih” memperoleh skor mean 4,13, dimana nilai tersebut

berada di antara interval 3,51 – 4,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa

petani di dusun Bakateu terdapat pada keadaan baik dalam menyiapkan benih serta

dapat memfungsikannya dengan baik.

8. Rincian “Fasilitas Kerja” memperoleh skor mean 4,43, dimana nilai tersebut berada

di antara interval 3,51 – 4,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa petani di

dusun Bakateu dapat menyiapkan fasilitas kerja dengan baik dan berfungsin dengan

baik.

9. Rincian “Pengolahan Lahan” memperoleh skor mean 3.51, yang berada pada interval

3,51 – 4,50. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu dalam mengelola lahan

dilakukan dengan baik dan berfungsi dengan baik.

10. Rincian “Penanaman” memperoleh skor mean 3.51, dimana skor tersebut berada

pada interval 3,51 – 4,50. Hal ini berarti proses penanaman yang dilakukan oleh

para petani di dusun Bakateu untuk meningkatkan hasil panen, dalam keadaan baik

dan berfungsi dengan baik.

11. Rincian “Sistem Kerja” memperoleh skor mean 3,80. Hal ini berarti sistem kerja

para petani di dusun Bakateu dalam keadaaan baik menyangkut cara menanam padi

dan sistem kerja tersebut berfungsi dengan baik.

72
12. Rincian “Kualitas Hasil” memperoleh skor mean 3,82, dengan letak interval antara

3,51 – 4,50. Hal ini berarti kualitas hasil panen yang diperoleh para petani di dusun

Bakateu dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik.

13. Rincian “Penyimpanan” memperoleh skor mean 3,57, dimana nilai tersebut berada

di antara interval 3,51 – 4,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa petani di

dusun Bakateu dapat melakukan penyimpanan hasil panen dengan baik dan

berfungsi dengan baik.

b. Faktor yang masih berada pada keadaan standar

Faktor yang mendukung pemberdayaan dengan keberhasilan kerja petani adalah

faktor yang mendapat skor 2,51-3,50, yakni:

1. Rincian “Mengetahui jenis-jenis obat untuk hama dan penyakit” memperoleh skor

mean 2.60. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu mengetahui jenis-jenis obat untuk

hama dan penyakit yang digunakan untuk meningkatkan hasil panen dengan cukup

baik dan berfungsi dengan cukup baik.

2. Rincian “Mengetahui waktu tanam” memperoleh skor mean 3.43. Hal ini berarti

petani di dusun Bakateu mengetahui waktu tanam untuk meningkatkan hasil panen

dengan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

3. Rincian “Rajin Kerja” memperoleh skor mean 3,39. Hal ini berarti petani di dusun

Bakateu memiliki sikap rajin bekerja untuk meningkatkan hasil panen dengan cukup

baik dan berfungsi dengan cukup baik.

4. Rincian “Terampil mengelola lahan” memperoleh skor mean 3,34 yang berada pada

interval 2,51 – 3,5. Ini menandakan bahwa petani di dusun Bakateu memiliki

73
keterampilan yang cukup baik dalam mengelola lahan. Hal ini menyatakan bahwa

keerampilan mengelola lahan para petani di dusun Bakateu dalam keadaan baik dan

berfungsi dengan baik.

5. Rincian “Terampil menanam” memperoleh skor mean 3,50. Hal ini berarti petani di

dusun Bakateu memiliki keterampilan menanam untuk meningkatkan hasil panen

yang cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

6. Rincian “Memasarkan hasil” memperoleh skor mean 3,44, dimana nilai tersebut

berada di antara interval 2,51 – 3,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa

petani di dusun Bakateu cukup baik dalam memasarkan hasil panen serta dapat

berfungsi dengan baik.

7. Rincian “Mahir menggunakan pasca panen” memperoleh skor mean 3,44, dimana

nilai tersebut berada di antara interval 2,51 – 3,50. Perolehan skor mean ini

menyatakan bahwa petani di dusun Bakateu cukup mahir menggunakan hasil panen

pasca panen, serta dapat memanfaatkan fungsinya dengan baik.

8. Rincian “Menyiapkan lahan” memperoleh skor mean 3,40 yang berada pada interval

2,51 – 3,5. Ini menandakan bahwa petani di dusun Bakateu memiliki kemampuan

yang cukup baik dalam menyiapkan lahan. Hal ini menyatakan bahwa kemampuan

menyiapkan lahan para petani di dusun Bakateu dalam keadaan baik dan berfungsi

dengan baik.

9. Rincian “Menyiapkan Biaya” memperoleh skor mean 2,54. Hal ini berarti petani di

dusun Bakateu memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyiapkan biaya

74
untuk meningkatkan hasil panen sehingga perencanaan penyiapan biaya tersebut

dapat berfungsi dengan cukup baik.

10. Rincian “Kesuburan Tanaman” memperoleh skor mean 3,13 yang berada pada

interval 2,51 – 3,5. Ini menandakan bahwa kesuburan tanaman pada lahan petani di

dusun Bakateu dalam keadaan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik.

11. Rincian “Jumlah Hasil” memperoleh skor mean 3,18 dimana skor ini terletak pada

interval 2,51 – 3,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut

berada dalam keadaan cukup baik dan berfungsi dengan cukup baik. Hal ini berarti

jumlah hasil panen yang dihasilkan para petani di dusun Bakateu dalam kondisi

cukup baik.

c. Faktor Penghambat

Faktor yang mendukung pemberdayaan dengan keberhasilan kerja petani adalah

faktor yang mendapat skor 1,51-2,50, yakni:

1. Rincian “Mengetahui peluang pasar” memperoleh skor mean 2.46. Hal ini berarti

petani di dusun Bakateu sangat kurang mengetahui peluang pasar untuk

meningkatkan hasil panen sehingga kurang mencapai target. Dengan demikian

menunjukan bahwa keadaan ini kurang baik dan berfungsi dengan kurang baik.

2. Rincian “Tanggung Jawab” memperoleh skor mean 2,49. Skor ini menunjukan

petani di dusun Bakateu memiliki sikap bertanggung jawab yang kurang,dalam

meningkatkan hasil panen. Sehingga sikap tanggung jawab petani di dusun Bakateu

dalam keadaan kurang baik dan berfungsi dengan kurang baik.

75
3. Rincian “Mahir menggunakan peralatan” memperoleh skor mean 2,46 dimana

skor ini terletak pada interval 1,51 – 2,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kondisi tersebut berada dalam keadaan kurang baik dan berfungsi dengan kurang

baik. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu kurang mahir dalam menggunakan

peralatan bertani.

4. Rincian “Pemupukan” memperoleh skor mean 2.24, yang berada pada interval

1,51 – 2,50. Hal ini berarti petani di dusun Bakateu kurang memahami cara

melakukan pemupukan, sehingga dapat dikatakan keadaan tersebut kurang baik dan

berfungsi dengan kurang baik.

5. Rincian “Pengendalian Hama Penyakit” memperoleh skor mean 2,15, dimana

skor tersebut terletak pada interval 1,51 – 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa petani di

dusun Bakateu kurang memahami cara untuk pengendalian hama penyakit pada

tanaman untuk meningkatkan hasil panen. Sehingga dapat dikatakan keadaan yang

dialami tersebut kurang baik dan berfungsi dengan kurang baik.

6. Rincian “Kepuasan Kerja” memperoleh skor mean 2,04, dimana nilai tersebut

berada di antara interval 1,51 – 2,50. Perolehan skor mean ini menyatakan bahwa

kepuasan kerja petani di dusun Bakateu kurang baik dan berfungsi dengan kurang

baik.

Rekomendasi

Upaya – upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pemberdayaan dengan

keberhasilan kerja dalam meningkatkan hasil padi demi memenuhi kebutuhan keluarga di

76
Dusun Bakateu Desa Wehali adalah dengan meningkatkan serta mempertahankan faktor

pendukung, meningkatkan faktor yang baru mencapai keadaan cukup baik dan

memperbaiki faktor yang menghambat. Solusi untuk meningkatkan dan mempertahankan

faktor yang mendukung pemberdayaan dan keberhasilan kerja petani di Dusun Bakateu

Desa Wehali antara lain :

1. Untuk meningkatkan dan mempertahankan pengetahuan petani tentang jenis padi,

jenis pupuk, jenis – jenis obat untuk hama dan penyakit, mengetahui waktu tanam

serta untuk meningkatkan pengetahuan tentang peluang pasar, maka perlu dilakukan

pelatihan dan penyuluhan pertanian kepada kelompok tani.

2. Untuk meningkatkan dan mempertahankan sikap minat kerja, rajin bekerja, kerjasama

tim, tertib bekerja dan sikap tanggung jawab, maka kelompok tani perlu menanamkan

budaya kerja gotong royong dikalangan petani. Selain itu juga melalui kelompok tani

perlu menetapkan peraturan mengenai sistem kerja dengan cara membuat jadwal

kerja bagi petani.

3. Untuk meningkatkan dan mempertahankan keterampilan petani dalam mengelola

lahan, menanam, menggunakan peralatan, memasarkan hasil serta terampil dalam

menggunakan pasca panen, maka kelompok tani harus diawasi oleh Pemda.

4. Kerja bakti perlu dilakukan setiap bulan untuk memperbaiki dan menyiapkan lahan

dan lingkungan pertanian.

5. Untuk meningkatkan keterampilan mengenai penanaman sampai pasca panen, maka


kelompok tani perlu berkoordinasi dengan tiap – tiap anggota kelompok tani untuk
membuat rencana atau strategi terbaik untuk peningkatan keterampilan tersebut.

77
6. Untuk meningkatkan serta mempertahankan kemampuan petani dalam menyiapkan
lahan, menyiapkan biaya, menyiapkan peralatan, menyiapkan benih dan menyiapkan
fasilitas kerja, maka para petani dapat berkoordinasi dengan pemeritah Desa agar
dapat membantu menyiapkan lahan untuk bertani.

7. Selain itu, untuk menyiapkan biaya maka melalui kelompok tani dapat perlu
menetapkan iuran kelompok tani sebagai modal kerja.

8. Untuk menyiapakan peralatan kerja, benih dan fasilitas kerja lainnya maka para
petani perlu berkoordinasi dengan instansi pemerintah mana saja yang dapat
menyalurkan bantuan berkaitan dengan fasilitas yang dibutuhkan diantaranya traktor
tangan, cangkul, linggis dan peralatan kerja lainnya.

9. Untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan petani dalam mengelola


lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama penyakit serta meningkatkan
sistem kerja petani, maka perlu diadakannya evaluasi kerja dari tiap – tiap anggota
kelompok tani atau dilakukan diskusi lepas mengenai sistem kerja yang dilaksanakan
sehingga dapat membantu para petani dalam menemukan sistem kerja terbaik untuk
mengelola hingga melakukan pengendalian terhadap segala jenis hama penyakit.

10. Untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan petani dalam menjaga


kesuburan tanaman, kualitas hasil, jumlah hasil, kepuasan kerja serta kemampuan
untuk penyimpanan hasil kerja, maka para petani perlu melakukan ekstensifikasi
pengolahan lahan dan intensifikasi pertanian dengan cara pemupukan dan
pengendalian hama. Selain itu mengenai kepuasan kerja dan penyimpanan, maka
perlu dilakukan pembinaan dan pembuatan rencana kerja serta evaluasi secara
menyeluruh terhadap proses pengerjaan mulai dari menyiapkan lahan sampai
penyimpanan.
11. Masyarakat seharusnya tidak boleh menerima tawaran “ Lintah Darat” karena akan
berdampak besar terhadap penghasilan masyarakat.

78
DAFTAR PUSTAKA

Anwar (2017). Manajamen Sumber Daya Manusia Perusahan. Bandung:

Balai Pustaka.

Bria M. (2001). Strengthening The Management System Of Mapsa School. Manila De La

University

Bria M. (2007). Pedoman Penulisan dan Pembimbing, Seminar dan Ujian Skripsi.

Atambua STISIP Fajar Timur.

Budiono MA. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya; Karya Agung.

Mangkunegara (2003). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.


Bandung: Refika Aditama.

Mardikanto Totok. CSR (Corporate Social Responsibility) Tanggung Jawab Sosial


Korporasi. Bandung. Alfabeta.

Nahak, Yustinus. (2012). Penerapan Statistik dalam Metode Analisis Kuantitatif.


Atambua: CV. Tunas Mulia.

Nawawi Hadari. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetetif. Gajah Madha University Press, Yogyakarta.

Profil Desa Wehali 2020

Pudjiwati: (2003). Sosiologi Pedesaan Kumpulan bacaan jilid 2/editor Penerbit


Yogyakarta: Gaja Mada University.

Ramadhani Risky, (2012). Masalaha dan Faktor Keberhasilan dalam Usaha Tani. Justkie.

Rivai Veithzal. (2005). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Shafie (2001). Bank Syariah dari Teori ke Pratik. Jakarta: Gema Insani Press..

79
Soekanto, (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Sugeng H. R. (2001). Bercocok Tanam Padi. Semarang Aneka Ilmu

Suharto (1997). Pembangunan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum


Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Tembanggunan STKS (LSPSTKS).

Suhendra K, (2006). Peranan Birokrasi dalam pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Balai


Pustaka

Sumodiningrat Gunawan, (1996). Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta

Pustaka Pelajar.

Thoha, Miftah, (1983). Kepemimpinan Manajemen. Jakarta: Rajawali Press.

Tim Penyusun Depdiknas (2001) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Zubaedy (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada. Media Group.

80
LAMPIRAN I : SURAT UNDANGAN KEPADA RESPONDEN

Atambua, ………………..

Kepada Yth.
Bapak / Ibu / Saudara / i
di -
Tempat

Responden yang terhormat.

Saya adalah salah satu mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(STISIP) Fajar Timur Atambua. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian guna
menyelesaikan tugas akhir saya. Penelitian yang saya lakukan mengenai ““Analisis
Hubungan Pemberdayaan Dengan Keberhasilan Kerja Petani Dalam Meningkatkan Hasil
Padi Demi Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Dusun Bakateu Desa Wehali Kecamatan
Malaka Tengah Kabupaten Malaka.”

Untuk keperluan ini, saya memerlukan informasi dari Bapak / Ibu / Saudara/I
tentang judul tersebut. Penelitian ini tidak akan mendapatkan hasil yang berarti tanpa
adanya partisipasi dan kerjasama dari Bapak / Ibu / Saudara / i. Oleh karenanya, saya
memohon bantuan Bapak / Ibu / Saudara / i untuk memberikan informasi yang saya
perlukan dengan cara mengisi kuesioner yang tersedia.

Data yang terkumpul nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk angka.
Perlu juga diketahui, bahwa sesuai dengan etika penelitian, data yang saya peroleh akan
dijaga kerahasiaannya dan digunakan semata - mata untuk kepentingan penelitian ini.
Atas partisipasi Bapak / Ibu / Saudara / i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Andrianus Kristian Manek


Nim. 2017 02 040

81
LAMPIRAN II : DAFTAR KUESIONER

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang Ibu / Bapak rasa sangat

sesuai dengan keadaan dan perasaan di kotak sebelah kanan yang telah disediakan, yaitu:

1. Pilih (SS), bila jawaban anda sangat setuju.

2. Pilih (S), bila jawaban anda setuju.

3. Pilih (RR), bila jawaban anda ragu – ragu.

4. Pilih (TS), bila jawaban anda tidak setuju.

5. Pilih (STS), bila jawaban anda sangat tidak setuju.

PERHATIAN

Bila ingin mengganti jawaban yang lain, lingkarilah jawaban yang tidak jadi dipilih

kemudian beri tanda silang (x) pada jawaban yang di anggap benar. Periksa kembali

jawaban, jangan ada yang terlewati. Kerahasiaan jawaban bapak / ibu tetap kami jaga.

Kuesioner

Pernyataan Alternatif Jawaban


No
SS S RR TS STS
1. Para petani cukup tahu jenis-jenis bibit padi
2. Para petani cukup tahu memilih jenis pupuk
karena tidak terbiasa memupuk tanaman
padi
3. Para petani sudah mulai membeda-bedakan
jenis obat hama untuk mengendalikan obat
hama dan penyakit tanaman padi
4. Para petani cukup sulit mengetahui waktu
untuk mulai menanam.

5. Para petani cukup tahu harga padi untuk

82
dijual.
6. Para petani memiliki keinginan kerja sawah
yang kuat untuk memenuhi kebutuhan
pangan.
7. Para petani kerja terus menerus dengan giat
membersihkan sawah.

8. Para petani saling membantu dalam


mengerjakan sawah.
9. Para petani teratur dalam mengontrol
tanaman padi
10. Para petani mengerjakan sawah sampai
selesai
11. Para petani terampil dalam mengerjakan
sawah
12. Para petani mengerjakan sawah dalam
bentuk yang baik
13. Para petani cukup mahir dalam
menggunakan peralatan untuk pengendalian
hama
14. Para petani cukup tahu harga padi di pasar
sehingga sulit untuk menjual dengan harga
yang tinggi.
15. Para petani pandai memanfaatkan lahan
untuk tanaman lain sesudah tanaman padi.
16 Sebelum mengerjakan sawah para petani
sudah merencanakan luas lahan yang akan
dibajak untuk menanam padi.
17 Para petani menyiapkan uang untuk
membeli obat-obatan padi
18 Para petani menyediakan peralatan semprot
rumput dan hama.
19 Para petani menyiapkan dana untuk
membeli bibit padi yang unggul
20 Para petani menyiapkan jenis alat kerja
untuk sawah.
21 Para petani membajak lahan menggunakan
traktor yang disedikan pemeintah
22 Para petani menanam jagung sesuai dengan
arahan penyuluh
23 Para petani cukup memupuk tanaman padi

24 Para petani mengendalikan hama pada

83
tanaman padi dengan insektisida yang tepat

25 Para petani menanam padi tepat pada


waktunya

26 Tanaman padi cukup subur kaena tidak


dipupuk
27 Tingkat hasil padi yang di panen cukup
besar karena tanaman padi kurang subur.
28 Hasil panen padi cukup banyak mencapai
target karena luasnya lahan tanaman
29 Petani merasa cukup puas akan hasil kerja
yang diinginkan
30 Para petani menyediakan tempat untuk hasil
padi waktu panen.

84
LAMPIRAN III : JADWAL DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tahap Persiapan : 3 Minggu

2. Tahap Penulisan Proposal Penelitian : 3 Minggu

3. Tahap Konsultasi Proposal Penelitian : 2 Minggu

4. Tahap Seminar Proposal Penelitian : 1 Minggu

5. Tahap Perbaikan Hasil Seminar Proposal : 2 Minggu

6. Tahap Penjilidan Proposal : 1 Minggu

Total : 3 Bulan

85
LAMPIRAN IV : BIAYA PENELITIAN

1. Tahap Persiapan : Rp. 200.000

2. Tahap Penulisan Proposal Penelitian : Rp. 200.000

3. Tahap Konsultasi Proposal Penelitian : Rp. 500.000

4. Tahap Seminar Proposal Penelitian : Rp. 250.000

5. Tahap Perbaikan Hasil Seminar Proposal : Rp. 200.000

6. Tahap Penjilidan Proposal : Rp. 200.000

Total : Rp. 1.600.000

86
LAMPIRAN V : ORGANISASI DAN PERSONALIA PENELITIAN

a. Nama : Petrus Ans G. Taek, S.Sos, M.Sos

NIDN : 0802058702

Jabatan : Penguji I

Hubungan Kerja : Konsultan

Alamat : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fajar Timur

Atambua.

b. Nama : Donatus Sae, S.Fil. M.Si

NIDN : 0815078303

Jabatan : Penguji II

Hubungan Kerja : Konsultan

Alamat : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fajar

Timur Atambua.

c. Nama : Andrianus Kristian Manek

NIM : 201701048

Jabatan : Peneliti

Hubungan Kerja : Konsultasi

Alamat : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fajar Timur

Atambua.

87
LAMPIRAN VI :

SURAT PERMOHONAN MENGADAKAN PENELITIAN

88
LAMPIRAN VII

SURAT KETERANGAN IJIN PENELITIAN DARI DINAS PENANAMAN


MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALAKA

89
LAMPIRAN VIII

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN DARI DESA WEHALI

90
LAMPIRAN IX

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN DARI DINAS PENANAMAN


MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALAKA

91
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP :

NAMA : ANDRIANUS KRISTIAN MANEK

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : BETUN, 05 FEBRUARI 1996

JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI

RIWAYAT PENDIDIKAN :

 SD GMIT BETUN III


 SMPK SABAR SUBUR ST. THOMAS BETUN
 SMAS SINAR PANCASILA BETUN
 STISIP FAJAR TIMUR ATAMBUA
KAMPUS II HAITIMUK

92

Anda mungkin juga menyukai