Anda di halaman 1dari 42

2019

KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

BAB III
FILUM PORIFERA
3.1 Definisi Porifera
Filum porifera (spons) merupakan hewan bersel
banyak (metazoa) paling sederhana atau primitive,
kumpulan sel-sel yang dimiliki porifera belum
terorganisir dengan baik dan belum mempunyai organ
maupun jaringan sejati. Porifera tergolong hewan,
namun kelompok geraknya sangat kecil dan hidupnya
bersifat menetap (Suryana, 2011).
Tubuh spons terdiri dari dua lapis sel dengan
selapis bahan seperti jeli, masoglea yang terdapat di
antara dua lapisan, sel-sel dari lapisan dalam mempunyai
flagella yang menyebabkan adanya arus air. Sel-sel
memakan pula partikel–partikel makanan yang telah
disaring (Kimball, 1999).
3.2 Karakteristik
Porifera (latin: porus=pori, fer=membawa),
tubuhnya berpori, diploblastik, simetri radial, tersusun
atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum ada
koordinasi antar sel yang satu dengan sel-sel lainnya).

SELLY SAFITRI 1
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat


tanpa mengadakan perpindahan) dan berkoloni.
Habitat umumnya di air laut dan ada yang di air
tawar. Porifera memiliki bentuk tubuh kipas, jambangan
bunga, batang, globular, genta, terompet dan lain-lain,
porifera memiliki warna tubuh kelabu, kuning, merah,
biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah
tergantung tempat sinar), mempunyai rongga sentral
(spongocoel). Porifera sudah terdapat pembagian tugas
kehidupan (diferensiasi) dan hal ini mencirikan
organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi
dari filum protozoa. Porifera hidup secara heterotrof,
makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang
masuk ketubuh porifera dalam bentuk cairan sehingga
disebut juga sebagai pemakan cairan (Suwignyo, 2005).
Tubuh Porifera mempunyai ciri-ciri khusus
sebagai berikut:
1) Tubuh memiliki banyak pori yang merupakan
awal dari sistem kanal (saluran air) yang

SELLY SAFITRI 2
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

menghubungkan lingkungan eksternal dengan


lingkungan internal.
2) Tubuh radial simetri.
3) Semua aquatik atau paling banyak hidup di laut.
4) Tubuh tidak dilengkapi dengan apendiks
(appendages) dan bagian tubuh yang dapat
digerakkan.
5) Tidak ada organ atau jaringan sejati, sistem
pencernaannya berlangsung secara intraseluler,
ekskresi dan respirasi melalui difusi.
6) Tubuh dilengkapi dengan kerangka dalam yang
tersusun atas bentuk kristal dari spikula-spikula
atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.
7) Semua porifera dewasa sesil dan melekat di dasar
laut.
8) Reproduksi aseksual membentuk kuncup atau
gemule serta reproduksi seksual dari telur dan
sperma.
3.3 Ciri-Ciri Umum

SELLY SAFITRI 3
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Menurut Djarubito (1994), ciri-ciri umum


Porifera, yaitu:
1) Hewan multiseluller (bersel banyak).
2) Belum mempunyai organ pencernaan, sistem
peredaran darah, sistem saraf dan otot.
3) Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat
hidup berenang bebas (fase larva) dan saat
berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar
perairan (fase dewasa).
4) Hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel
pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan luar
dan endoderma (lapisan dalam).
5) Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala,
jambangan, terompet, dan bercabang-cabang
seperti tumbuhan.
6) Habitat utama di perairan (terutama di laut).
7) Tubuh porifera asimetri (tidak beraturan),
meskipun ada yang simetri radial.
3.4 Morfologi dan Struktur Tubuh

SELLY SAFITRI 4
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Porifera memiliki ukuran tubuh sangat bervariasi,


kebanyakan spons kalkareus berukuran kira-kira sebesar
butir padi, tetapi sebuah spons yang besar bisa memiliki
tinggi dan diameter beberapa meter. Porifera juga
memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, tetapi
kebanyakan tidak teratur atau asimetris yang
menampakkan bentuk atau pola masif (seperti sebongkah
batu), tegak, pipih melebar dan menempel
(Brotowidjoyo, 1989 ).

Gambar 3.1struktur tubuh porifera (Rusyana, 2011)

SELLY SAFITRI 5
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Bagian permukaan tubuh spons askon berlubang-


lubang kecil (pori) yang disebut pori masuk (incurrent
pores) atau prosofil. Dinding tubuh porifera relative
sederhana. Bagian permukaan luar tertutupi oleh sel-sel
pipih yang disebut pinakosit, dan secara keseluruhan
disebut panakorderm(Rusyana, 2011).
Arsitektur tubuh spons sangatlah unik berkaitan
dengan system kanal atau saluran air dan sifatnya yang
sesil. Struktur dasar dan histologi dari spons dapat
dengan mudah dimengerti dengan mulai meneliti bentuk
radial yang primitive. Struktur tiap tipe radial yang
sederhana disebut askonoid (Radiopoetro, 1986).
Tubuh porifera diploblastik tersusun atas:
1) Lapisan luar (epidermis=epithelium dermal), terdiri
atas pinakosit=pinako–derma (berbentuk sel-sel
polygonal yang merapat).
2) Lapisan dalam terdiri atas jaringan sel berleher
(koanosit), sel koanosit berfungsi sebagai organ
respirasi dan mengatur pergerakan air. Diantara
lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesopyl

SELLY SAFITRI 6
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

(mesoglea). Mesogela terdapat organel-organel


antara lain:
a. Gelatin protein multik.
b. Amubosit (sifatnya mobil atau mengendara).
c. Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul
dan dapat membentuk sel-sel reproduksi.
d. Porosity atau miosit terletak disekitar pori dan
berfungsi untuk membuka dan menutupi pori.
e. Skleroblast berfungsi membentuk spikula.
f. Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.
Dinding tubuh porifera relatif sederhana.
Pori dibentuk olehporosit, sebuah sel yang
bentuknya seperti tabung pendek yang memanjang dari
permukaan luar sampai ke spongocoel, lubang dari
porosit lubang masuknya air disebutostium. Ostium
dapat dibuka atau di tutup dengan cara sel tersebut
berkontraksi. Porosit berasal dari sebuah pinakosit
melalui terbentuknya perforasi intra sel atau sel yang
mengalami pelekukan kedalam (infolding). Dekat lapisan
pinakoderm terdapat suatu lapisan yang disebut mesohil

SELLY SAFITRI 7
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

(disamakan dengan mesenkim) yang terdiri dari matriks


protein gelatinous yang berisikan bahan kerangka dan
sel-sel amoeboid (Kimball, 1991).
3.5 Fisiologi Porifera
3.5.1 Sistem Sirkulasi
Proses fisiologi porifera dipengaruhi oleh aliran air
yang melewati dinding tubuhnya, air yang mengalir
melewati tubuh membawa oksigen dan makanan serta
membuang sisa metabolisme atau sampah, telur dan
sperma keluar lewat aliran air tersebut.

Gambar 3.2 Tipe- tipe saluran air spons (Rusyana, 2011)


Fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana
dalam penyelenggaraan pertukaran zat dan lingkungan

SELLY SAFITRI 8
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

eksternal ke dalam lingkungan internal dan sebaliknya


(Brotowidjoyo, 1989).
Aliran air, terutama yang keluar dari lingkungan
internal berfungsi sebagai sarana dalam pengeluaran
benda-benda reproduktif yang erat hubungannya dengan
proses perkembangbiakan dan penyebaran generasi. Ada
3 bentuk saluran air, yaitu:

1. Asconoid-Flagela Spongocoel
Asconoid merupakan bentuk yang paling primitif,
menyerupai vas bunga atau jambangan kecil dan
berbentuk seperti tabung.Air masuk melalui pori kecil
membawa oksigen dan makanan ke dalam lubang besar
yang disebut spongocoel, spongocoel dilapisi oleh
koanosit. Getaran flagela pada lapisan koanosit
menghasilkan air di dalam spongocoel ke arah
oskulum.Dalam evolusinya terjadi lipatan-lipatan
dinding tubuh dan pengurangan ukuran spongocoel.
Hingga volume air yang harus dialirkan lebih sedikit,
akibatnya aliran dalam tubuh dapat diperbesar dan lebih

SELLY SAFITRI 9
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

efisien serta memungkinkan ukuran tubuh yang lebih


besar (Suwignyo, 2005).

2. Syconoid-Flagela Canal
Bunga karang tipe sikonoid terlihat lebih besar dari
tipe askonoi, syconoid mempunyai bentuk tubuh bulat
panjang dan satu oskulum, dinding tubuh lebih tebal dan
lebih kompleks dari askonoid, menerima air melalui
kanal dalam dan mengantarkannya ke lapisan koanosit
saluran radial (Jasin, 1992).
Spons memperlihatkan lipatan-lipatan dinding
tubuh dalam tahap pertama termasuk tipe syconoid.
Misalnya Sycpha (=Sycon atau Grantia).
3. Leuconoid- Flagela Chamber
Tingkat pelipatan dinding spongocoel paling tinggi
terdapat pada leuconoid, flagelatted canal melipat
membentuk rongga kecil berflagela, disebut flagelatted
chamber. Spongocoel menghilang dan diganti oleh
saluran kecil menuju oskulum.
3.5.2 Sistem Pencernaan

SELLY SAFITRI 10
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Porifera hidup secara heterotrof. Makanan Porifera


berupa mikroorganisme diatomae, bakteri protozoa,
serta bahan organic  yang merupakan lapukan atau sisa-
sisa tubuh organisme yang telah mati. Bakteri atau
plankton tersebut di dapat dari penyerapan yang
dilakukan pori-pori yang terdapat di lapisan luar
porifera. Pencernaan makanan berlangsung secara
intraseluler. Gerakan flagela pada sel leher menyebabkan
aliran air dari ostium masuk ke spongosol lalu ke
oskulum. Air yang mengalir ini membawa oksigen dan
makanan yang berupa plankton. Bila aliran air yang
membawa partikel-partikel makanan itu melewati
ruangan  yang bersel choanocyt maka disitu terjadi
penyaringan, dimana mikrofili-mikrofili sel leher yang
bertugas menyaring material yang dibawa arus aliran air
tadi. Selanjutnya partikel-partikel makanan yang
dimaksud akan ditangkap oleh sel choanocyt untuk
dimasukkan ke dalam daerah internalnya yaitu vakuola
makanan. Di dalam vakuola makanan partikel tersebut 
dicerna oleh enzim karbohidrase, proteas dan lipase.

SELLY SAFITRI 11
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Selanjutnya dari sel sel choanocyt dipindahkan ke  sel-


sel amoebocyt yang berpangkal di dekat sel leher. Oleh
sel-sel amoebocyt itu partikel-partikel  makanan akan
diedarkan ke seluruh penjuru tubuh. Partikel makanan
yang tidak mengalami proses  pencernaan secara tuntas
ketika masih di dalam sel leher maka akan dituntaskan
proses pencernaannya ketika berada di dalam sel
amoebocyt. Sisa makanan yang tidak berguna
dikeluarkan oleh sel leher  kedalam air didalam
spongocoel dan seterusnya dikeluarkan melalui oskulum
bersama aliran air dalam tubuhnya (Djarubito, 1994).

SELLY SAFITRI 12
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 3.3 Sistem pencernaan pada porifera (Djarubito,


1994)

Tidak semua Porifera mendapatkan makanan


dengan cara filter feeder. Spons karnivora dari
genusAsbestopluma memperlihatkan bagaimana spons
dalam memangsa crustacean (Djarubito, 1994).

3.5.3 Sistem Gerak dan Rangka Tubuh


Gerak pada porifera hampir tidak ada atau hampir
tidak terlihat. Hewan dewasa hidup sebagai koloni yang
sesil atau menempel pada suatu substrat. Gerak yang
aktif hanya digunakan pada saat masih larva
(amphiblastula). Sedikit gerak pengrekrutan tubuhnya
karena bagian tepi pinakosit yang dikontrakiskan.
Rangka sebagai penyangga tubuh porifera bentuk
kristal-kristal kecil sampai dari dan bintang (spikula-
spikula) atau berupa anyaman serabut-serabut fiber dari
bahan protein/spongin. Kerangka tubunh seperti ini
disebut sebagai kerangka dalam atau endoskeleton
(Jasin, 1992).

SELLY SAFITRI 13
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Di tinjau dari dahan pembentuk kerangkanya,


maka hewan-hewan porifera dapat dikekompokan
menjadi 3 golongan yaitu:
1. Porifera lunak, yakni golongan porifera jenis
kerangka tubunhya tersusun dari bahan spongin
(organis).
2. Porifera kapur, yakni golongan porifera jenis
kerangka tubunhya terbuat dari bahan kristal kapur
atau CaCO3.
3. Terbuat dari bahan kristal silikon H2Si3O7.

Gambar 3.4 : Macam-Macam Tipe Spikula


(Suwignyo, 2005)
3.5.4 Sistem Respirasi

SELLY SAFITRI 14
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Sebelum spons tidak meniliki alat atau ruang


pernafasan khusus, kendati demikian mereka dalam hal
respirasi bersifat aerobic. Dalam bertugas menangkap
atau mendifusikan oksigen yang terlarut didalam air
medianya bila di jajaran luar adalah sel-sel epidermis,
sedangkan pada jajaran dalam yang terbungkus adalah
sel-sel konosit selanjjutnya oksigen yang telah berdifusi
kedalam kedua jenis sel tersebut diedarkan keseluruh
tubuh oleh amoebosit (Jasin, 1992).
Air merupakan media hidup yang mengalami
penyusutan kandungan oksigennya, maka hal ini akan
mempengaruhi kehidupan porifera yang bersangkutan,
artinya tubuh juga akan mengalami penyusun sehingga
menjadi kecil dan bila kekurangan jarak oksigen
melampaui bebas teleransinya maka porifera tesebut
akan mati (Jasin, 1992).
3.5.5 Sistem Reproduksi
Porifera ada yang bersifat monosious (hermafrodit)
dan ada juga yang bersifat diosious. Perkembangbiakan
dilakukan secara seksual dan aseksual (Suwignyo, 2005).

SELLY SAFITRI 15
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

1. Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual belum dilakukan
dengan alat kelamin khusus, baik ovum maupun
spermatozoid berkembang dari sel-sel amubosit khusus
yang disebut arkeosit. Ovum yang belum atau telah di
buahi oleh spermatozoid tetap tinggal di dalam tubuh
induknya (mesogela), setelah terjadi pembuahan maka
zigot akan mengadakan pembelahan berulang kali dan
akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut
dengan amphiblastula dan amphiblastula kemudian akan
keluar dari dalam tubuhnya melalui oskulum.
Amphiblastula sampai ke lingkungan eksternal dengan
rambut getarnya yang kemudian akan berenang-renang
mencari lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan
hidupnya (kaya dengan O2 dan zat-zat makanan). Larva
akan berubah menjadi parenchymula bila telah
menemukan tempat yang sesuai maka akan melekatkan
diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh
menjadi porifera baru (Rusyana, 2011).

SELLY SAFITRI 16
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gamba
r 3.5: Perkembangan Porifera (Rusyana,2011)

2. Secara Aseksual
Dilakukan dengan membentuk kuncup (budding)
atau benih (gemmulae). Kuncup itu setelah mengambil
pertumbuhan ada yang masih tetap melekat pada tubuh
induk, sehingga membentuk seperti koloni atau rumpun,
tetapi ada yang memisahkan diri dengan tubuh induk
(Maskoeri, 1992).
Hewan spons hidup menjadi kering dalam jangka
waktu yang lama, akan menyebabkan kematian spons.
Walaupun hewan sponsnya mati namun butiran-butiran
gemmulaenya tidak. Bila hewan spons telah mati butir-

SELLY SAFITRI 17
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

butir gemmulae yang ada di dalamnya akan tersebar


keluar dari dalam tubuh induknya. Jika kondisi alam
sekitarnya menjadi normal kembali maka arkheosit yang
merupakan inti butir gemulae itu akan keluar dari dalam
kista dan tumbuh menjadi hewan spons baru (Rusyana,
2011).

Gambar 3.6 : Proses pembentukan tunas pada porifera


(Kastawi, 2005)
3.6 Klasifikasi Porifera

SELLY SAFITRI 18
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Porifera diklasifikasikan berdasarkan bahan


penyusun spikulanya. Pembentuk rangkanya, Porifera
dapat dikelompokkan menjadi 4 atau tiga kelas dan 12
ordo. Kelas-kelas tersebut adalah: Kelas Calcarea atau
Calcispongia, Kelas Hexactinellida atau Hyalospongiae,
Kelas Demospongiae (Rusyana, 2011).

3.6.1 Kelas Calcarea atau Calcispongiae


Calcarea (dalam Latin, calcare=kapur) atau
Calcispongiae (dalam Latin, calci=kapur,
spongia=spons) memiliki rangka yang tersusun dari
kalsium karbonat. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat
dengan tubuh seperti vas bunga, dompet, kendi, atau
silinder. Tinggi tubuh kurang dari 10 cm. Struktur tubuh
ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid da
leukonoid (Djarubito, 1994).
Sponge Calcarea pertama kali muncul pada masa
Cambrian dan memiliki keanekaragaman paling tinggi
pada periode Cretaceous. Analisis molekuler terbaru

SELLY SAFITRI 19
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

menunjukkan bahwa, kelas Calcarea seharusnya


dimasukkan sebagai filum, khususnya untuk kelas
calcarea yang pertama kali menyimpang dari kingdom
Animalia. Jenis sponge lainnya termasuk dalam filum
Silicarea (Djarubito, 1994).
1. Morfologi dan Anatomi
Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan
bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.
Tinggi tubuh kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang
memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid
(Kastawi, 2005).
Hewan spons anggota dari kelas Calcarea
memiliki spikula yang terbuat dari senyawa karbon
carbonat (CaCO3) sehingga disebut juga dengan spons
kalkareus (spons kapur). Semua spikulanya berbentuk
relative sama dengan bentuk monaxon atau 3 sudut atau
4 sudut (triaxon dan tetraxon) yang adanya secara
terpisah. Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan
dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-macam. Hidup
soliter atau berkoloni (Kastawi, 2005).

SELLY SAFITRI 20
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Serabut-serabut sponging biasanya tidak ada. Ada


yang memiliki tipe saluran air mulai dari askonoid,
silkonoid dan leukonoid. Warna tubuh anggota Calcarea
ada yang abu-abu gelap, kuning menyala, merah atau
seperti warna bunga lavender.Porifera yang termasuk
dalam kelas ini adalah bunga karang dengan spikulum
dari kapur, misalnya, Grantia dan Leucosoelenia.
Tubuhnya berbentuk silindris dengan panjang tubuh
kira-kira 2,5 cm. Ruang gastral dihubungkan oleh
lubang-lubang berpori. Dinding sel radial berflagelum
berfungsi sebagai pencerna makanan. Makanannya
berupa plankton, hewan, tumbuhan kecil, dan bahan
organik. Air masuk melalui pori menuju saluran radial
dan keluar melalui kloaka, kemudian ke oskulum. Bunga
karang tidak dapat bergerak, tetapi oskulumnya dapat
menutup (Jasin, 1992).
2. Reproduksi Calcarea
Calcarea dapat berkembang biak secara aseksual
dan seksual. Secara aseksual, perkembangbiakan
dilakukan dengan cara membentuk tunas eksternal,

SELLY SAFITRI 21
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

memisahkan diri, dan tumbuh menjadi tumbuhan baru.


Perkembangbiakan dengan cara aseksual juga dapat
dilakukan secara internal (gemmula), sedangkan secara
seksual dilakukan dengan pembentukan gamet jantan
dan betina. Sponge dapat bereproduksi secara seksual
dengan menjadi hermaprodit, sperma dan telur dapat
direproduksi secara berurutan atau pada waktu yang
sama. Sel sperma dan telur dilepaskan di dalam air dan
dibuahi antar spesies. Telur yang dibuahi akan
berkembang menjadi larva yang berenang bebas
(Brotowidjoyo, 1989).
3. Perkembangan Calcarea
Sponge ini memiliki sel amoeboid yang berbeda di
dalam mesohil (lapisan gelatin  yang tersusun atas sel-sel
amoebosit yang dapat bergerak mengambil makanan dari
sel koanosit dan mendistribusikannya ke seluruh bagiann
tubuh porifera.). Di dalam mesohil, sponge memiliki
bentuk sel sepeti amoeba yang berbeda-beda.
Acheochytes adalah sel berukuran besar dengan ukuran
inti sel yang besar. Sel-sel ini bersifat totipoten, yang

SELLY SAFITRI 22
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

artinya sel ini dapat berkembang menjadi berbagai


macam jenis sel. Sklerosit, mampu mengakumulasi
kalsium di dalam mesohil untuk memproduksi spikula,
tiga sklerosit akan melebur menjadi satu untuk
membentuk spikula pada ruang antar sel.
Sklerosit adalah sel khusus yang mensekresi struktur
termineralisasi pada dinding tubuh beberapa
invertebrata. Pada sponge, sklerosit mensekresikan
spikula kalkareus atau silikeus yang terdapat pada
lapisan mesohil. Contoh jenis yang menjadi anggota
kelas ini adalahLeucosolenia sp.,Scyphasp., Cerantia sp.,
danSycon gelatinosum (Jasin, 1992).
4. Habitat Kelas Calcarea
Habitat sponge calcarea sebagian besar pada air
laut yang bersuhu hangat, sponge calcarea di temukan di
perairan dangkal yang terlindung dan memiliki
kedalaman kurang dari 1000 m. Pada daerah tropis
calcarea berasosiasi dengan terumbu karang. Hidupnya
dapat disebagian laut di dunia, khususnya diperairan

SELLY SAFITRI 23
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

pantai yang dangkal. Calcarea banyak dijumpai dipantai


laut Atlantik (Kastawi, 2005).

5. Persebaran dan Keanekaragaman Calcarea


Sponge calcarea dapat ditemukan di seluruh lautan,
khususnya pada daerah yang memiliki suhu yang hangat.
Ada sekitar 400 spesies sponge pada kelas Calcarea
(Djarubito, 1994).
6. Klasifikasi Calcarea
a. Ordo Acnosa
Anggota keluarga ordo ini merupakan
porifera yang bertipe askon tetapi kemudian
berubah menjadi tipe leukon (rhagon) contoh:
Leucosolenia botryoides
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Kelas : Calcarae
Ordo : Acnosa
Family : Leucosoleniidae
Genus : Leucosolenia
Spesies: Leucosolenia
Botryoides

SELLY SAFITRI 24
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Gambar 3.7: Klasifikasi  Leucosolenia botryoides
(Barnes, 1994).

b. Ordo Syconosa
Anggota keluarga ordo ini merupakan Porifera
yang bertipe Sikon, atau mula-mula bertipe sikon tetapi
kemudian berubah menjadi tipe leukon (rhagon), contoh:
Scypha.
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Kelas: Calcarae
Ordo : Syconosa
Family : Schypadeae
Genus : Schypa
Spesies: Schypa sp
Gambar 3.8 : Klasifikasi Schypa Sp (Barnes, 1994).

3.6.2 Kelas Hexactinellida atau Hyalospogiae


Hexactinellida dalam bahasa Yunani (hexa
berarti enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani,
hyalo berarti kaca/transparan, spongia berati spons).
Pada anggota Kelas Hexatinellida, spikula tubuh yang
tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang. Kelas ini

SELLY SAFITRI 25
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

sering disebut sponge gelas atau porifera kaca


(Hyalospongiae), karena bentuknya yang seperti tabung
atau gelas piala. Tubuh berbentuk silinder atau corong,
tidak memiliki permukaan epitel. Contoh anggota kelas
ini adalah Hyalonema sp., Pheronema sp., dan
Euplectella subarea (Djarubito,1994).
1. Ciri-ciri Hexatinelida
1) Kerangka tubuh tersusun atas bahan silikat
(H2Si3O7).
2) Memiliki sistem saluran air tipe Askon.
3) Bentuk tubuh silindris, datar atau bertangkai.
4) Hidup soliter di air laur pada kedalaman 90
cm-5.000 m.
5) Tubuh kebanyakan berwarna pucat dengan
bentuk vas bunga atau mangkuk.
6) Tinggi tubuh rata-rata 10-30 cm.
7) Memiliki spikula dari silikon berbentuk
triakson, yakni dengan enam jari atau
perbanyakan dari enam jari. Badan sering
berbentuk tabung atau keranjang dan

SELLY SAFITRI 26
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

memiliki spikulayang dapat membentuk


kerangka bersambung seperti kaca pintalan
(Jasin, 1992).
2. Morfologi
Berbentuk radial simetris, biasanya silindris,
cangkir, guci atau cambang. Berukuran 10-30 cm.
hexatinelida memiliki rongga sentral yang luas, spikula
berbentuk seperti anyaman topi yang rapat melapisi
oskulum (Rusyana, 2011).
3. Sistem Reproduksi
Perkembangbiakan dilakukan baik secara
aseksual maupun seksual. Secara aseksual dengan
menghasilkan tunas yang disebut gamulle (gammules).
Tunas tersebut itu dapat lepas dan membentuk hewan
terpisah atau tetap menempel. ( Brotowidjoyo, 2005).
Perkembangbiakan seksual, sperma ditransfer ke
organisme lain melalui air, dan kemudian harus
membuat jalan sendiri menuju ke sel telur. Setelah
pembuahan, larva diinkubasi selama waktu yang relatif
lama, sehingga mereka bahkan membentuk spikula dasar

SELLY SAFITRI 27
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

sebelum dilepaskan sebagai larva parenchymella. Hal ini


berbeda dari larva sponge lainnya yang jarang memiliki
flagela atau alat gerak lainnya. Setelah larva menempel
di dasar laut, larva bermetamorfosis, dan sponge dewasa
mulai tumbuh. Hexactinellids merupakan sponge yang
mudah berkembangbiak (Brotowidjoyo, 1989).
4. Perkembangan dan Pola Makan
Sponge hidup pada material detritus
makroskopik, mengkonsumsi bahan selular, bakteri, dan
partikel abiotik yang sangat kecil. Partikel kecil diambil
ke dalam melalui arus yang diciptakan oleh collar
bodies, partikel tersebut diserap pada saat melalui
saluran di dalam sponge. Collar bodies dilapisi dengan
microvili yang menjebak makanan, dan kemudian
melewati vakuola melalui collar bodies menuju ke dalam
syncytia. Archaeocytes di antara helai syncytial
bertanggung jawab untuk distribusi dan penyimpanan
makanan. Archaeocytes kemungkinan juga bertanggung
jawab pada beberapa hal untuk menangkap makanan.
Hexactinellida kurang selektif terhadap makanan yang

SELLY SAFITRI 28
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

ditelan karena hanya memiliki sedikit membaran luar


dan kurangya ostia. Hexactinellida tidak dapat
mengkontrol seberapa banyak air yang melewati tubuh
mereka (Rusyana, 2011).
5. Pola Hidup dan Habitat
Hexactinellida hidup secara sessile atau menetap.
Bahkan larvanya pun tampaknya tidak menunjukkan
gerakan, tidak seperti spons lainnya, hexactinellida tidak
berkontraksi ketika dirangsang (Rusyana, 2011).
Hexatinellida umumnya hidup pada laut sampai
kedalam 200-100 m, bahkan kadang-kadang ditemukan
pada zona abisal (bagian laut paling dalam).
Penyebarannya kosmopolit, karena dapat ditemukan
diseluruh laut didunia, hanya umumnya dominan, dilaut
Antartika. Di laporkan pula ditemukan di laut kepulauan
philipina. Beberapa spesies udang (Spongicola lenusta),
Crustacea (Charilla) dan Isopoda (Aega) dapat hidup
secara komensal di dalam spongecoel Euplectella
(Kastawi, 2005).
6. Klasifikasi

SELLY SAFITRI 29
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Kelas Hexactinellida terbagi atas 2 ordo, yaitu:


1) Ordo Hexastorophora
Ordo hexastorophora spikulanya berbentuk
bintang (astrose) dengan bentuk tubuh seperti bunga
keranjang (Rusyana, 2011).
Contoh: Euplectella Aspergillum.
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Hexactinellida
Order : Lyssacinosida
Family : Euplectellidae
Genus : Euplectella
Spesies :Euplectella
Aspergillum
Gambar 3.9 Euplectella Aspergilum (Azis, 2013).
2) Ordo Amphidiscophora
Anggota keluarga ordo amphidiscophora
spikulanya bukan berbentuk bintang melainkan
berbentuk amfidiskus, contoh: Hyalonema Sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class : Hexactinellida
Order : Amphidiscosida
Family : Hyalonematidae
Genus : Hyalonema
Spesies :Hyalonema sp.

Gambar 3.10 Klasifikasi Hyalonema sp (Barnes, 1994)

SELLY SAFITRI 30
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

3.6.3 Kelas Demospongia


Demospongia berasal dari bahas latin yaitu Demo=
tebal dan spogia= spons. Demospongia adalah satu-
satunya kelompok porifera yang anggotanya hidup di air
tawar. Demospongia memiliki rongga yang tersusun dari
serabut sponging. Tubuh berwarna cerah karena
mengandung pigmen yang terdapat pada ameobosit,
contoh Spongia sp dan Nimphotes digitalis (Jasin, 1992).
1. Ciri-ciri Umum
1) Memiliki rangka yang tersusun dari serabut
spongin.
2) Tubuh berwarna cerah karena mengandung
pigmen yang terdapat pada amoebosit untuk
melindungi tubuhnya dari sinar matahari.
3) Bentuk tubuh tidak  beraturan dan bercabang.
Tinggi dan diameternya ada yang mencapai
lebih dari 1 meter.
4) Umumnya hidup di laut, meskipun sebagian
kecil ada yang hidup di air tawar.
5) Umumnya tidak memiliki rangka tubuh.

SELLY SAFITRI 31
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

(Suwignyo, 2005)
2. Morfologi dan Anatomi
Bentuk tubuh demospongiae tidak beraturan dan
bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang
mencapai lebih dari 1 meter. Spikulanya berbentuk
serabut sebagai spongia atau silika yang tersusun
menjadi enam jejari. Tipe aliran airnya adalah
leukon. Demospongia merupakan kelas dari Porifera
yang memiliki jumlah anggota terbesar.
Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna
cerah, karena mengandung banyak pigmen granula
dibagian sel amoebositnya. Fungsi warna untuk
melindungi tubuhnya dari sinar matahari. Contoh
kelas ini antara lain Suberit sp., Cliona sp.,
Microciona sp., Spongilla lacustris (air tawar)
sebagai komoditas perdagangan, Chondrilla sp.,
Callyspongia sp., dan Euspongia sp. yang
digunakan sebagai pembersih kulit pada saat mandi.
Sebagian ahli berpendapat bahwa kelas

SELLY SAFITRI 32
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Hexactinellida dan kelas Demospongia dapat


disatukan dalam kelas Noncalcarea (Jasin, 1992).
Tipe spikula dari spons Demospongiae sangat
bervariasi mulai dari spikula silica, serabut sponging,
atau kombinasinya keduanya. Kecuali dari genus
Oscarella yang unik karena tidak memiliki spikula-
spikula maupun serabut sponging. Spikula
Demospongiae berbeda dengan Hexactinellida dalam
hal besarnya ukuran spikula silica monakson atau
tetrakson (tidak pernah triakson). Jika spikula dan
serabut sponging ada maka biasanya spikula saling
berhubungan atau terbenam dalam serabut sponging
(Djarubito, 1994).
Semua anggota Demospongiae saluran airnya
bertipe leukonoid dan eukonoid dan berbentuk
irregular. Beberapa jenis ada yang berbentuk
lembaran menempel pada substrat seperti
Chondrilla, ada yang bercabang-cabang, ada yang
berbentuk lembaran seperti Phillspongiae, ada yang
berbentuk globe atau seperti cangkir, contohnya

SELLY SAFITRI 33
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Peterion, atau berbentuk tubuler seperti


Callispongia. Bentuk yang bervariasi tersebut
mencrminkan adaptasinya terhadap keterbatasan
ruang, substrat dan arus air. Ada suatu sebutan spons
pengali, yang mampu mengebor sustrat coral atau
cangkang Mollusca, seperti Cliona lampa dan Cliona
celat (Brotowidjoyo, 1989).
3. Reproduksi
Demospangiae dapar bereproduksi secara seksual
dan aseksual, pada reproduksi seksual, spermatosit
berkembang dari transformasi koanosit, dan oosit
timbul dari archeocytes, pembelahan sel telur zigot
terjadi di mesohil dan membentuk larva
parenchymula dengan massa sel internal berukuran
besar yang dikelilingi oleh sel flagella eksternal yang
lebih kecil. Larva yang dihasilkan berenang
memasuki kanal rongga pusat dan dikeluarkan
dengan arus exhalant (Jasin, 2010).
Metode reproduksi aseksual mencakup
pertunasan dan pembentukan gemmules, pada

SELLY SAFITRI 34
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

pertunasan, agregat sel berdiferensiasi menjadi


sponge kecil yang dikeluarkan melalui oscula.
Gemmules ditemukan pada famili Spongellida yang
hidup di air tawar, mereka diproduksi dalam mesohyl
berupa gumpalan dari archeocytes yang dikelilingi
oleh lapisan keras yang dikeluarkan oleh
amoebocytes lainnya. Gemmuler dilepaskan ketika
tubuh induk rusak, dan gemmules ini mampu
bertahan dalam kondisi yang keras, dalam situasi
yang menguntungkan, sebuah lubang yang disebut
micropyle muncul dan melepaskan amoebocytes,
yang berdiferensiasi menjadi berbagai macam jenis
sel, parenchymula larva (Bernes, 1994).
4. Habitat
Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam
maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.
Demospongiae adalah satu-satunya kelompok
porifera yang anggotanya ada yang hidup di air
tawar. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang

SELLY SAFITRI 35
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

mencakup 90% dari seluruh jenis porifera


(Brotowidjoyo, 1989).

5. Klasifikasi
Kelas demospongia terbagi atas 8 ordo, yaitu:
1) Ordo Keratosa
Tidak memiliki spikula, kerangka tubuh
khusus terbentuk dari bahan Spongi.Biasanya
dipakai sebagai penggosok pada waktu mandi
(Rusyana, 2011).

Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongia
Ordo : Haplosclerida
Famili : Spongillidae
Genus : Spongilla
Spesies : Spongilla sp

Gambar 3.11 Spongillasp (Azis, 2013)

2) Ordo Haplosclerina
Ordo Haplosclerina dilengkapi dengan
Retikula yang merupakan ciri khusus dari
kerangka Fibrosa (Rusyana, 2011).

SELLY SAFITRI 36
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Contohnya:Haliclona sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Family : Chalinidae
Genus : Haliclona
Spesies : Haliclona sp

Gambar 3.12 :Klasifikasi Haliclona sp (Barnes


3) Ordo Carnosa
Anggota keluarga ordo kerangka tubuhnya
pada prinsipnya atau seluruhnya terbuat dari
bahan organik yang berbentuk seperti bubur atau
kolodial, tetapi kadang-kadang ditemukan spikula
kecil, contoh: Chondrosia reniformis.
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Kelas : Demospongia
Ordo : Chondrosida
Family : Chondrillidae
Genus : Chondrosila

SELLY SAFITRI 37
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Spesies : Chondrosia
                                                        Renifomi
s
Gambar 3.12: Klasifikasi Chondrosia reniformis
(Barnes,1994).
4) Ordo Choristida
Anggota keluarga ordo ini pada prinsipnya
kerangka tubuhnya tersusun atas spikula-spikula
yang berjajar 4, yang mencuat dari suatu titik
sentral. Contoh: Geodia berretti.
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Kelas: Demospongiae
Ordo : Astrophorida
Family : Geodiidae
Genus : Geodia
Spesies : Geodia Berretti

Gambar3.13:Klasifikasi Geodia berretti (Barnes, 1994).


5) Ordo Epipolasida
Berbenntuk sperikel,spikula monoakson serta
mencuat menjari dari daerah sentral tubuhnya,
contoh Tethya (Rusyana, 2011).
Kingdom :Animalia
Phylum : Porifera
Kelas : Demospongiae

SELLY SAFITRI 38
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

Ordo : Hadromerida
Family : Tethyidae
Genus: Tethya
Spesies: Tethya californiana

Gambar 3.14 : Klasifikasi Tethya Califoniana
                   (Marshall, 1977).
6) Ordo Hadromerida
Spikula berbentuk seperti pines, contoh
Clionacelata (Rusyana, 2011).

Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas :Demospongia
Ordo : Hadromerida
Famili : Clionaidae
Genus : Cliona
Spesies : Cliona celata

Gambar 3.15Cliona celata(Azis, 2013)


7) Ordo Halichondrina
Spicula berujung dua atau berbentuk seperti
bulu, contoh: Haliclona oculata(Rusyana, 2011).
Gambar 3.16Haliclona oculata(Azis, 2013)
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongia
Ordo :Haploscrindo
SELLY SAFITRI Famili : Chalinidae 39
Genus : Haliclona
Spesies : Haliclona
oculata
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

8) Ordo Poechilocherina
Rangka tubuh tersusun atas berbagai bentuk
spikula dan kadang spongin, contoh Microciona
(Rusyana,2011).

Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongia
Ordo :Monoxonida
Famili : Desnacidonidae
Genus : Microciona
Spesies : Microciona sp

Gambar 2.15: Klasifikasi Microciona(Azis, 2013).

3.7 Peranan Porifera


3.7.1 Dampak Positif Porifera
Menurut Suwignyo (2005) dampak positif
porifera, yaitu:
1. Rangka tubuh Porifera memiliki nilia ekonomi
yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai

SELLY SAFITRI 40
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

alat pembersih (penggosok alami) ataupun


sebagai pengisi jok (tempat duduk kendaraan
bermotor).
2. Euspongia oficinalis merupakan spons yang
digunakan untuk mencuci piring.
3. Euspongia mollisima digunakan sebagai alat
pembersih toilet yang harganya mahal.
4. Spongia sp dan Hippospongia digunakan untuk
spons mandi.
5. Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa
bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti
kanker.
6. Cymbacelasp digunakan sebagai obat anti
asma.
7. Luffariella variabilis menghasilkan senyawa
bastadin, asam okadaik,dan monoalid yang
bernilai jual sangat tinggi.
8. Axinella canabila digunakan untuk menhias
aquarium air laut.

SELLY SAFITRI 41
2019
KEANEKARAGAMAN HEWAN 1

9. Jenis spons dari famili Clionidae dapat


digunakan untuk membantu pelapukan pecahan
batu karang dan cangkang moluska yang
berserakan di tepi pantai.

3.7.2 Dampak Negatif Porifera


Menurut (Suwignyo, 2005) dampak negative
porifera, yaitu:
1. Spons yang tumbuh pada kerang-kerang akan
menggangu peternakan tiram.
2. Spons air tawar sering mengotori jaring apung,
sehingga mengganggu aliran air ke jaring
apung.
3. Memiliki bau yang tidak sedap dan spikula
yang banyak sehingga tidak banyak hewan
yang memakannya.

SELLY SAFITRI 42

Anda mungkin juga menyukai