Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ Hubungan Asam Nukleat terhadap Peningkatan Asam Urat” dapat
selesai dengan baik. Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metabolisme Zat
Gizi. Dalam makalah ini mengulas tentang pengertian metabolisme, pengertian asam nukleat,
segala cakupan mengenai asam urat serta hubuungan asam nukleat terhadap peningkatan
asam urat.

Dalam penyusunan makalah ini tentu saja banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Makassar, 15 September 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................. 4

D. Manfaat ........................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 5

A. PENGERTIAN METABOLISME.................................................................................. 5

B. PENGERTIAN ASAM NUKLEAT ............................................................................... 5

C. METABOLISME ASAM NUKLEAT ........................................................................... 6

D. ASAM URAT ............................................................................................................... 10

E. HUBUNGAN ASAM NUKLEAT DENGAN PENINGKATAN ASAM URAT ....... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 13

B. SARAN ......................................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, dan terjadi juga pada tingkat seluler. Metabolisme terbagi menjadi
dua proses yaitu anabolisme (pembentukan) dan katabolisme (penguraian). Proses
metabolisme ini tidak hanya terjadi pada karbohidrat, lemak, ataupun protein, tetapi
juga proses metabolisme juga berada pada pembentuk informasi genetik (asam
nukleat), dan zat gizi mikromolekul.
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul yang memegang peranan
sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi
genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari
sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai
struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa
nukleotida (basa N) (Setiawan dan Sefni, 2011).
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu proses metabolisme yang terjadi didalamnya. Jika salah
satu proses tersebut berjalan tidak normal maka kemungkinan besar akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang tidak normal juga kelebihan
unsur kalsium lebih banyak dari fosfor maka kelebihan kalsium tidak akan diserap
tubuh tetapi bergabung dengan fosfor dan membentuk tri kalsium fosfat yang tidak
larut. Sebaliknya kelebihan fosfor akan mengurangi penyerapan kalsium. Hal tersebut
dikenal sebagai interaksi antagonistik antara P dan Ca (Sugiura et al., 1998).
Pembentukan senyawa yang tidak dapat larut di dalam intestinal selain mengurangi
penyerapan unsur-unsur yang bersenyawa tersebut, juga dapat mempengaruhi
penyerapan nutrien seperti protein dan lemak. Penyerapan nutrien tergantung pada
kecepatan pergerakan nutrien pada saat bersentuhan dengan sel sel absorptive
epithelium.
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis dengan ciri
utamanya kelembaban dan suhu yang tinggi. Suhu lingkungan yang tinggi dapat
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit yang masuk tidak cukup. Hal ini

3
diakibatkan oleh usaha mendinginkan tubuh melalui keringat sehingga produksi urin
akan menurun sedangkan kepekatan urin akan meningkat. Zat-zat yang terkandung
dalam urin akan meningkat konsentrasinya. Kejadian ini dikenal sebagai supersaturasi
yaitu terjadi kejenuhan substansi.
Kejenuhan substansi apabila berlangsung dalam waktu lama akan
menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam urin dan mendorong terbentuknya
kristal (batu asam urat di saluran kemih). Mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan
apabila berlangsung lama serta tidak segera ditangani dapat menjadi salah satu faktor
penyebab gangguan fungsi ginjal.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
a. Apakah yang dimaksud dengan Metabolisme?
b. Apakah yang dimaksud dengan Asam Nukleat
c. Bagaimana proses metabolisme asam nukleat?
d. Jelaskanlah mengenai asam urat!
e. Bagaimana hubungan/relasi antara asam nukleat dengan peningkatan asam urat!

C. Tujuan
Makalah ini disusun agar pembaca mengerti proses metabolisme asam nukleat serta
hubungannya dengan peningkatan asam urat.

D. Manfaat
Untuk memahami mengenai metabolisme asam nukleat serta hubungannya dengan
peningkatan asam urat dalam tubuh manusia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METABOLISME
Metabolisme sel merupakan seluruh rangkaian proses dan konversi
biokimiawi yang berlangsung di dalam sel hidup. Dua proses utama dalam
metabolisme adalah katabolisme dan anabolisme. Proses katabolisme adalah
penguraian substrat menjadi produk-produk antara melalui reaksi oksidasi sambil
melepaskan energi (eksergonik). Sementara itu proses anabolisme adalah proses
sintesis komponen penyusun sel baru dari produk-produk antara hasil katabolisme
melalui reaksi reduksi yang memerlukan energi (endergonik).
Menurut Imanudin (2014, hlm. 141) energi diperoleh dari metabolisme atau
pengubahan bahan makanan pada tingkat sel-sel otot menjadi campuran energi tinggi
dalam bentuk ATP yang disimpan dalam sel otot. ATP terdiri dari satu molekul
adenosine dan tiga molekul phosphate.
Proses metabolisme secara umum adalah sebagai berikut:

dengan Pi adalah senyawa fosfat organik.


Adenosin trifosfat (ATP) adalah senyawa yang sangat penting dalam
metabolisme karena berfungsi sebagai penghubung antara proses katabolisme dan
anabolisme. Selama proses katabalisme berlangsung, ATP dibentuk dari adenasin
difasfat (ADP) dengan menggunakan energi yang berasal dari aksida substrat.
Selanjutnya dalam proses anabalisme, ATP kembali diubah menjadi ADP sambil
melepaskan energi yang diperoleh dari proses katabalisme. Energi inilah yang
digunakan untuk sintetis kompanen-komponen penyusun sel baru.

B. PENGERTIAN ASAM NUKLEAT

5
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul biologis yang penting. Asam
nukleat juga ditemukan dalam jumlah besar disemua makhluk hidup. Asam nukleat
berfungsi dalam encoding, transmisi dan mengekspresikan informasi genetik.
Informasi genetik tersebut melalui urutan asam nukleat, atau urutan nukleotida dalam
molekul DNA dan RNA. Rangkaian nukleotida dalam urutan tertentu adalah
mekanisme untuk menyimpan informasi genetik melalui sintesis protein.
Asam nukleat yang merupakan biopolimer atau biomolekul besar adalah suatu
senyawa penting untuk semua bentuk kehidupan. Asam nukleat yang meliputi DNA
(deoxyribonucleic acid);membawa materi genetik (kromosom) serta menyediakan
intruksi sintesis protein dan RNA (ribonucleic acid); diperlukan untuk sintesis protein.
Dimana DNA dan RNA terbentuk dari monomer yang dikenal sebagai nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri atas gugus fosfat, gula dengan lima karbon; serta basa
yang mengandung nitrogen. Rantai nukleotida pada molekul asam nukleat saling
terikat melalui gugus gula/fosfat (ikatan fosfodiester). Terdapat empat basa yang
berbeda pada DNA yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Timin (T) dan Guanin (G). Adenin
hanya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan Timin. Sedangkan Sitosin hanya
dapat dengan Guanin; dimana hal tersebut disebut pasangan basa. RNA mengandung
Urasil yang merupakan pengganti Timin. Urutan pasangan basa inilah yang
menentukan kandungan genetik semua makhluk hidup. Gugus fosfat atau gula
mempunyai fungsi sebagai tulang punggung tangga dan ikatan hidrogen basa
membentuk anak tangga.

C. METABOLISME ASAM NUKLEAT


Asam nukleat maupun protein merupakan polimer dengan urutan monomer
spesifik yang menyampaikan informasi. Dalam DNA atau RNA, monomernya
merupakan keempat jenis nukleotida, yang berbeda basa nitrogennya. Gen biasanya
panjangnya mencapai ratusan atau ribuan nukleotida, masing-masing memiliki urutan
basa yang spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki monomer yang
tersusun dalam tatanan linear tertentu (struktur primer protein) yaitu asam amino.
Asam nukleat dan protein berisi informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimia yang
berbeda. Untuk beralih dari DNA-yang ditulis dalam suatu bahasa menjadi protein-
yang ditulis dalam bahasa lain, membutuhkan 2 tahapan yaitu transkripsi dan translasi
(Yuwono, 2012).

6
Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari
sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai
struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa
nukleotida (basa N). Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup
serta pada virus. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus
fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam
nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-
deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat
tersebut memiliki perbedaan: adenin, sitosin, dan guanin dapat ditemukan pada RNA
maupun DNA, sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat
ditemukan hanya pada RNA (Setiawan dan Sefni, 2011).
Setiap kita yang ingin memahami bagaimana metabolisme sel dan pewarisan
sifat dari induk (parental) ke generasi berikutnya adalah dengan memahami
mekanisme kerja DNA. Berbagai eksperimen dan kajian sampai pada kesimpulan
bahwa mekanisme kerja DNA adalah replikasi, transkripsi dan translasi. Tiga proses
ini dikenal dengan sebutan dogma sentral. Replikasi adalah proses menyalin secara
utuh 2 untai DNA menjadi 2 untai yang baru. Transkripsi adalah proses menyalin
salah satu untai DNA menjadi mRNA sedangkan translasi adalah proses
penterjemahan mRNA menjadi polipeptida.
 Replikasi
Replikasi terjadi sebelum fase mitosis agar pada saat mitosis dimana
kromosom memadat dan menjadi double maka jumlah DNA telah 2 kali lipat.
Teori paling mendekati kenyataan bahwa replikasi berlangsung secara
semikonservatif yaitu DNA pada turunan (filial) berupa 1 untai DNA lama dari
induk dan 1 untai DNA baru. Replikasi berlangsung sempurna artinya seluruh
DNA genom disalin menjadi 2 yaitu 1 salinan baru dan 1 salinan DNA yang
lama. Kesalahan proses replikasi molekul DNA hanya terjadi satu dalam 1
miliar nukleotida, tetapi kesalahan pemasangan awal antara nukleotida yang
sudah ada pada untai cetakan dapat mencapai 100.000 kalinya atau sebesar
10.000 pasang basa. Sel memiliki mekanisme reparasi yaitu perbaikan salah
pasang (mismatch repair ) yang akan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
terjadi ketika DNA disalin. Selama replikasi DNA, DNA polimerase sendirilah
7
yang melakukan perbaikan salah-pasang. Polimerase ini mengoreksi setiap
nukleotida terhadap cetakannya begitu nukleotida ditambah pada untaian.
Dalam rangka mencari nukleotida yang pasangannya tidak benar, polimerase
memindahkan nukleotida tersebut kemudian melanjutkan kembali sintesis.
Protein lain selain DNA polimerase juga melakukan perbaikan salah-pasang
(Yuwono, 2012).
 Transkripsi
Transkripsi adalah proses sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Tidak
seperti pada replikasi DNA dimana masing-masing untai lama menjadi
cetakan, pada transkripsi hanya salah satu untai DNA yang menjadi cetakan
(template). Molekul RNA yang dihasilkan merupakan transkrip penuh dari
instruksi-instruksi pembangun-protein suatu gen. Molekul RNA ini disebut
messenger RNA (mRNA). Bagian molekul RNA berupa tiga kata kode seperti
CCG, UCU dan GAA, menggambarkan tiga asam amino prolin, serin dan
asam glutamat disebut kodon. Kodon terdiri atas ‘ triplet basa’ yaitu masing-
masing tiga basa yang berurutan. Rangkaian kodon merupakan panduan untuk
perangkaian asam amino selama sintesis protein dalam sel (Yuwono, 2012).
Kodon RNA menggambarkan sandi untuk 20 asam amino penting yang
umumnya terdapat dalam molekul protein. Beberapa asam amino dinyatakan
oleh lebih dari satu kode. Beberapa kodon tidak menyandi asam amino
melainkan berfungsi sebagai kodon ‘stop’ tanda bahwa sintesa protein
berakhir. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa proses transkripsi berlangsung
sepanjang DNA template. Enzim RNA polimerase menambahkan nukleotida
hanya ke ujung 3' dari polimer yang sedang tumbuh sehingga molekul RNA
memanjang dalam arah 5'→ 3'. Rentang DNA yang ditranskripsi menjadi
molekul RNA ini disebut unit transkripsi. Transkripsi dapat dibagi menjadi
tiga tahap yaitu: Inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi
(pengakhiran) (Yuwono, 2012).
Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali
transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu promoter mencakup titik awal
(startpoint) transkripsi dan biasanya membentang beberapa lusin pasangan
nukleotida ke hulu (upstream) dari titik awal. Di samping menentukan dimana
transkripsi dimulai, promoter juga menentukan salah satu dari kedua untai
DNA yang digunakan sebagai cetakan.
8
Pada saat RNA polimerase bergerak di sepanjang DNA, enzim ini akan
terus membuka pilinan untai ganda tersebut, memperlihatkan kira-kira 10-20
basa DNA sekaligus untuk berpasangan dengan nukleotida RNA. Enzim ini
menambahkan nukleotida ke ujung 3' dari molekul RNA yang sedang tumbuh.
Pada saat sintesis RNA berlangsung, untai ganda DNA terbentuk kembali dan
molekul RNA baru akan lepas dari cetakan DNA- nya. Transkripsi
berlangsung dengan kecepatan kira-kira 60 nukleotida per detik pada eukariot.
Asam Amino Kodon RNA
Alanin GCU GCC GCA GCG
Arginin CGU CGC CGA CGG AGA AGG
Asam Aspartat GAU GAC
Asam glutamat GAA GAG
Asparagin AAU AAC
Fenilalanin UUU UUC
Glisin GGU GGC GGA GGG
Mulai (Start) AUG GUG
Berhenti (Stop) UAA UAG UGA
Tabel. Beberapa Kodon asam amino, kodon tanda mulai translasi dan kodon stop

Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase menyalin urutan DNA


yang disebut terminator. Terminator merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai sinyal pengakhiran transkripsi. Pada sel prokariot,
transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi. Ketika
polimerase mencapai titik tersebut polimerase melepas RNA dan DNA.
Sebaliknya pada sel eukariot transkripsi akan berhenti setelah polimerase
melewati sinyal terminasi yaitu suatu urutan AAUAAA di dalam pra-mRNA
sejauh kira-kira 10-35 nukleotida.
 Translasi
Kode pada mRNA akan terbaca oleh ribosom dengan dibantu oleh tRNA
yang terdapat di dalam sitoplasma. tRNA akan datang untuk membawa asam
amino yang sesuai dengan kode yang dibawa mRNA tersebut. Kemudian
tRNA akan bergabung dengan mRNA yang sesuai dengan kode pasangan
basa. Bagian pada tRNA yang terlibat ini disebut antikodon, yang

9
berhubungan dengan tiga basa pada pita mRNA yang disebut dengan kodon.
Asam amino akan berjajar-jajar dalam urutan yang sesuai dengan kodenya.
Dari hal ini akan terbentuk protein yang berfungsi sebagai enzim, dalam
mengatur metabolisme sel dan reproduksi (Kistinnah, 2009).

D. ASAM URAT
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Meningkatnya kadar asam
urat dalam darah disebut hiperurisemia. Hiperurisemia disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau karena penurunan pengeluaran
asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia yang tidak ditangani menyebabkan asam urat
dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan penumpukan kristal asam urat.
Apabila kristal berada dalam cairan sendi maka akan menyebabkan penyakit gout.

10
Gout umumnya dialami oleh laki – laki berusia lebih dari 30 tahun. Penyakit
gout dapat dikelompokkan menjadi bentuk gout primer dan sekunder. Sebagian besar
penyebabnya diperkirakan akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh dan 10%
kasus dialami oleh wanita setelah menopause karena gangguan hormon.
Selain dapat menyebabkan gout, hiperurisemia dapat juga menyebabkan
kelainan ginjal, tofi sekitar sendi, penyakit jantung, peradangan tulang, stroke dan
kencing batu. Penelitian di Taiwan pada tahun 2005-2008 menunjukkan peningkatan
kejadian hiperurisemia pada lansia wanita sebesar 19,7% dan prevalensi gout pada
lansia wanita sebesar 2,33%.Satu survei epidemiologik yang dilakukan di Bandungan,
Jawa Tengah atas kerjasama WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara
15 – 45 tahun didapatkan bahwa prevalensi gout pada wanita sebesar 11,7%.
Sedangakan di puskesmas Kecamatan Gajah Mungkur terjadi peningkatan kejadian
gout sebesar 17,26% pada tahun 2011.
Meningkatnya prevalensi gout berhubungan dengan faktor risiko jenis
kelamin, asupan tinggi purin, alkohol, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, dan
dislipidemia.Selain itu kejadian gout berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal dan
faktor genetik. Cairan berfungsi sebagai pelarut dan sebagai media pembuangan hasil
metabolisme tubuh. Konsumsi cairan tidak beralkohol yang tinggi dapat menurunkan
kadar asam urat.Selain itu asupan makanan tinggi purin juga mempengaruhi produksi
asam urat karena hasil metabolisme purin yaitu asam urat.

Nilai normal asam urat 2,4 – 5, 7 mg/dL pada wanita dan 3,5 – 7,0
mg/dL pada pria.

E. HUBUNGAN ASAM NUKLEAT DENGAN PENINGKATAN ASAM URAT


Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Purin adalah protein
yang termasuk dalam golongan nukleoprotein. Selain didapat dari makanan, purin
juga berasal dari penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. Pembuatan atau sintesis
purin juga dilakukan oleh tubuh sendiri dari bahan-bahan seperti CO2, glutamin,
glisin, asam aspartat dan asam folat. Diduga metabolit purin diangkut kehati lalu
mengalami oksidasi menjadi asam urat. Kelebihan asam urat dibuang melalui ginjal
dan usus.
Asam urat merupakan asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi
didalam darah dan jaringan menjadi ion urat. Tingginya asam urat (Hiperurisemia)

11
bisa timbul akibat produksi asam urat yang berlebih atau pembuangannya yang
berkurang. Adapun beberapa penyebab hiperurisemia yaitu
a. Produksi asam urat dalam tubuh meningkat
Keadaan ini terjadi karena tubuh memproduksi asam urat secara
berlebugan. Sebagai penyebabnya antara lain:
- Produksi sam urat didalam tubuh (endogen) sangat berlebihan karena
adanya gangguan metabolisme purin bawaan (inborn error of purine
metabolism) akibat kekurangan enzim HGPRT. Kelainan ini bersifat
oayrab X, dimana perempuan sebagai pembawa gen ini biasanya tanpa
gejala.
- Produksi asam urat berlebihan juga bisa berakibat kelainan herediter
lainnya yaitu terjadinya aktivitas berlebi enzim fosforibosil pirofosfat
sintetase (PRPP-sintase). Kelain ini juga bersifat pautan-C
b. Kurangnya pembuangan asam urat
Berkurangnya pembuangan asam urat terjadi akibat ketidakmampuan
ginjal untuk mengeluarkan asam urat yang terbentuk berlebihan didalam
tubuh. Hal ini disebabkan oleh
- Gagal ginjal
- Kadar kalsium darah meningkat akibat penyakit hiperparatiroidism dan
sarkodosis
- Hipertensi esensial
c. Produksi asam urat berlebihan sedangkan pembuangannya terganggu.
Terjadinya hiperurisemia ini disebabkan karena gabungan produksi purin
endogen yang meningkat dan asupan purin yang tinggi disertai dengan
pembuangan asam urat melalui ginjal yang berkurang.
d. Penyebab lainnya
- Intoleransi fruktosa, penyakit penimbunan glikogen dan defisiensi
glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)
- Mongolism (kelainan kongenital)
- Obesitas

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metabolisme merupakan suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, dan terjadi juga pada tingkat seluler. Metabolisme terbagi menjadi
dua proses yaitu anabolisme (pembentukan) dan katabolisme (penguraian). Proses
metabolisme ini tidak hanya terjadi pada karbohidrat, lemak, ataupun protein, tetapi
juga proses metabolisme juga berada pada pembentuk informasi genetik (asam
nukleat), dan zat gizi mikromolekul.
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul yang memegang peranan
sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi
genetik. Suatu penyakit akibat gangguan metabolisme dapat berakibat terhadap
munculnya mutasi gen serta peningkatan asam urat.

B. SARAN
Dalam konsumsi makanan yang tinggi kadar purinnya diharapkan adanya
pembatasan konsumsi. Hal ini untuk mencegah meningkatnya asam urat didalam
tubuh.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anggela, T. S., & Damayanti, I. (2016). Perbandingan Penggunaan Kalori Atlet Pencak Silat
Kategori Seni Tunggal dengan Seni Regu Baku Tingkat Remaja Putri RD Fighting
Club Subang. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragahan Vol.1 No. 2, 44-52.

Dalimartha, S. (2011). Resep Tanaman Obat untuk Asam Urat Edisi Revisi. Bogor: Penebar
Swadaya.

Diantari, E. (2012). Pengaruh Asupan Purin dan Cairan Terhadap Kadar Asam Urat Pada
Wanita usia 50-60 tahun di Kecamatan Gajah Mungkur, Semarang. Semarang:
Skripsi Universitas Dipenegora.

Jemes, J., Baker, C., & Swain, H. (2008). Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta:
Erlangga Medical Series (EMS).

Manurung, R., & Hasibuan, R. (2004). Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob
– Aerob . e-USU Repository, 1-19.

Rindawan, & Idris, A. P. (2014). Analisis Kecernaan dan Pemanfaatan Nutrien Pakan yang
Mengandung Tepung Kepala Udang pdada Kerapu Bebek. Jurnal Galung Tropika
Vol. 3 No. 2, 31-43.

Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Penerbit Buku Pendidikan


Deepublish.

14

Anda mungkin juga menyukai