BIOKIMIA
TENTANG
Disusun Oleh :
HANDES SETIAWAN (10010114)
SEFNI SUHERTI (10010091)
YETRI YENTI (10010093)
YULIA NOVA SARI (10010108)
ZAKI AHMADI (10010090)
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu atas ide dan saranya, serta
menilai dan memeriksa makalah ini. Akhirnya saya mengharapkan semoga
makalah ini mendapatkan keridhaan dari Allah SWT, dan dapat memberikan
manfaat bagi saya sendiri dan kepada semua pembaca. Amin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-
nya. Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa
cincin aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai dua
buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin
(monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan
guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA.
Kalau pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA
tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil (U). Timin berbeda dengan
urasil hanya karena adanya gugus metil pada posisi nomor 5 sehingga timin
dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil.
2.2 Komponen-komponen asam nukleat
a). gugus fosfat
b). gula pentosa
c). basa N
b. Pengaruh asam
Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu
lebih dari 100C, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi
komponen-komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer,
hanya ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga
asam nukleat dikatakan bersifat apurinik.
c. Pengaruh alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya
perubahan status tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan
menyebabkan perubahan struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat
karena molekul tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini
akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada
akhirnya rantai ganda DNA mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula
pada RNA. Bahkan pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap
hidrolisis bila dibadingkan dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C
nomor 2 di dalam gula ribosanya.
d. Denaturasi kimia
Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi
asam nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea
(CO(NH2)2) dan formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi,
senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas
struktur sekunder asam nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami
denaturasi.
e. Viskositas
DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat
tinggi karena diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapi
beberapa sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis
memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif kaku
sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya
itulah molekul DNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini
menimbulkan masalah tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA
yang utuh.
f. Kerapatan apung
Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan
kerapatan apung (bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung
garam pekat dengan berat molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M,
DNA mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar
1,7 g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi,
maka garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan
membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi
menuju posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal
sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density
gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik.
Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada
di dasar tabung dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan
baik dari RNA maupun dari protein. Selain itu, teknik tersebut juga berguna
untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan apung DNA () merupakan
fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam hal ini, = 1,66 + 0,098% (G +
C).
Nukleosida dan nukleotida
Penomoran posisi atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan
tanda aksen (1, 2, dan seterusnya), sekedar untuk membedakannya dengan
penomoran posisi pada cincin basa. Posisi 1 pada gula akan berikatan dengan
posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada basa pirimidin melalui
ikatan glikosidik atau glikosilik. Kompleks gula-basa ini dinamakan
nukleosida. Di atas telah disinggung bahwa asam nukleat tersusun dari
monomer-monomer berupa nukleotida, yang masing-masing terdiri atas sebuah
gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan sebuah basa N. Dengan demikian, setiap
nukleotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida monofosfat.
Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah nukleosida
dengan sebuah atau lebih gugus fosfat. Sebagai contoh, molekul ATP (adenosin
trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga gugus
fosfat.
Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, maka
nukleosidanya dapat berupa adenosin, guanosin, , dan uridin sitidin. Begitu
pula, nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosin monofosfat,
guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat. Sementara itu,
jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya pada DNA, maka (2-
deoksiribo)nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin,
deoksisitidin, dan deoksitimidin.
Hampir semua organisme mampu mensintesis nukleotida dr prekursor
yg lebih sederhana, jalur de novo untuk nukleotida, mirip utk setiap organism.
Nukleotida juga dapat disintesis dari hasil pemecahan nukleotida yang telah
adasalvage pathway (recycle) yaitu dari degradasi pirimidin dan purin dari
sel yang mati (regenerasi) atau dari makanan.
3.1 Kesimpulan
1. Asam nukleat adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot
molekul tinggi,
2. Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara
DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku
untuk semua organisme hidup.
3. Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, maka
nukleosidanya dapat berupa adenosin, guanosin, , dan uridin sitidin.
4. Antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas,
hanya basa N-lah yang memungkinkan terjadinya variasi.
5. Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara
DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku
untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi
sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses
transkripsi.
6. Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa
N-nya. Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai
struktur berupa cincin aromatik heterosiklik (mengandung C dan N)
dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan
pirimidin.
7. Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam
organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.
DAFTAR PUSTAKA
http://