Anda di halaman 1dari 37

@2019

Hak cipta ada pada penulisan

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal karya tulis ilmiah berjudul “Gambaran HIV pada Narapidana Kasus
Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun
2019” telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal Karya
Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis
Kesehatan.

Banjarbaru, januari 2018


Pembimbing I, pembimbing II,

Wahdah Norsiah, S.Pd., M.Si Jujuk Anton Cahyono, S.Si., M.Sc


NIP.197202021992032005 NIP.197612091997031002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, serta solawat dan

salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga

sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulilah pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas

Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019” ini dapat terselesaikan pada

tepat waktu. Penyusunan proposal ini banyak mendapat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada :

1. Ahmad Muntaha, S.Pd., MM., selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin.

2. Dra. Ratih Dewi Dwiyanti, M.Kes., selaku Kaprodi D3 Jurusan Analis

Kesehatan Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin.

3. Jujuk Anton Cahyono, S.Si., M.Sc., selaku Pembimbing 2 proposal ini.

4. Wahdah Norsiah S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus

Pembimbing 1 Proposal ini.

5. Dinna Rakhmina, S.Si., M.Sc., selaku penguji proposal ini.

6. Para dosen yang telah memberikan bimbingannya selama ini.

7. Ayah, ibu, kakak, adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan dan kasih sayang yang tiada hentinya untuk penulis.

iv
8. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Analis Kesehatan angkatan tahun

2016.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang banyak

memberikan masukan, kritik, dan saran sehingga proposal ini dapat

diselesaikan maksimal.

Penulis menyadari bahwa proposal ini belumlah sempurna. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak dalam kesempurnaan penyusunan proposal ini supaya bisa menjadi

lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi

semua dan menjadi amal ibadah bagi kita semua. Amin.

Banjarbaru, Januari 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iii


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
F. Keaslian Penelitian.................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) ........................................................ 6
B. NAPZA (Narkotika, Psikotrofika, dan Zat Adiktif lainnya)..................... 6
C. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) ...................................... 7
D. Landasan Teori........................................................................................ 12
E. Kerangka Konsep .................................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian........................................................................................ 15
B. Rancangan Penelitian .............................................................................. 15
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 15
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 16
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 16
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 16

vi
G. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 17
H. Pengolahan dan analisis data .................................................................. 19
I. Jadwal penelitian ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Keaslian Penelitian .............................................................................. 9


TABEL 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................... 21

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................................................................................ 24
Lampiran 2 ............................................................................................................ 27
Lampiran 3 ............................................................................................................ 28

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit HIV/AIDS telah menjadi masalah global, Indonesia adalah salah

satu negara dengan epidemi yang paling berkembang cepat. Di Indonesia,

tercatat 29.037 kasus baru HIV yang dilaporkan pada tahun 2013. Jumlah ini

hampir tiga kali lebih besar dibandingkan laporan pada tahun 2009, yakni

9.793 kasus. Pada tahun 2017, angka pengidap HIV/AIDS di Kalimantan

Selatan mencapai 1.864 orang. Rekor tertinggi ada di Banjarmasin dengan

jumlah 647 orang, kemudian Tanah Bumbu 294 orang, dan di Banjarbaru

sebanyak 236 orang. Para penderita lebih banyak berasal dari warga dengan

rentang usia 20-29 tahun.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu gejala

berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya dan

replikasi virus Human immunodeficiency virus (HIV) ke dalam tubuh

seseorang (Alisjahbana, 2012). Penyakit ini ditandai oleh kerusakan yang

terjadi secara berangsur-angsur pada imunitas yang diantarai sel (sel T), dan

juga mempengaruhi imunitas humoral serta autoimunitas (kowalak,dkk, 2017).

Populasi HIV berdasarkan Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP)

dapat dikelompokkan menjadi : wanita pekerja seks, pria potensial

1
2

resiko tinggi, waria, gay, pengguna Napza suntik, warga binaan (narapidana),

dan remaja.

Narapidana yang menjalani hukuman di lapas merupakan salah satu sub

populasi khusus yang rawan tertular HIV (Evarina, 2008). Karena pada

narapidana ada beberapa perilaku beresiko tertular HIV yang dapat terjadi

karena tingkat hunian yang padat, seperti : penggunaan jarum suntik secara

bersama-sama, praktik tato secara sembunyi-sembunyi dan seks bebas (dirjen

pemasyarakatan depkhum dan HAM RI, 2007).

Hasil STBP 2011 di Indonesia sebanyak 4% narapidana pernah

berhubungan seks di penjara, dan 17,2% narapidana menyuntikkan pertama

kali di penjara dari total pengguna Napza suntik (Kemenkes RI, 2012).

Menurut penelitian Prasetyo mengenai survei perilaku berisiko di Lapas

Maumere Sikka, ditemukan perilaku seks berisiko (3,1%), pembuatan tato

(5,1%), pemasangan aksesori (12,2%) dan berbagi alat cukur (74,5%). Menurut

penelitian Ghasemzadeh (2014) faktor risiko utama untuk infeksi HIV dan

transmisi di narapidana yaitu pengguna narkoba suntik, tato dan berbagi pisau

cukur.

Berdasarkan data direktorat jenderal pemasyarakatan (ditjenpas) tahun

2018, di Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura terdapat 5 orang tahanan yang

terinfeksi HIV dengan jumlah tahanan 383 orang. 5 orang yang terinfeksi

tersebut berada di Blok Anyelir. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan

penelitian “Gambaran HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir

Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019”.


3

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat kasus HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok

Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah melakukan uji kualitatif pada

sampel Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas

IIA Martapura Tahun 2019.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kasus HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok

Anyelir Lapas Perempuan n,/.Kelas IIA Martapura Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui jumlah penderita HIV pada Narapidana Kasus

Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura

Tahun 2019.

b. Untuk mengetahui persentase kasus HIV pada Narapidana Kasus

Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura

Tahun 2019.
4

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumber pengetahuan dan tambahan informasi mengenai kasus

HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan

Kelas IIA Martapura Tahun 2019.

b. Sebagai pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku

kuliah

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk angka

HIV-AIDS akibat prilaku beresiko di lapas.

F. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang peneliti gunakan sebagai

acuan untuk melakukan penelitian, adapun perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya sebagai berikut :

TABEL 1.1 keaslian penelitian


No Nama Tahun Judul Perbedaan

1 Dyah 2017 analisis pengetahuan Penelitian ini

Mahendrasari dan sikap narapidana dilakukan untuk

sukendra kasus narkoba terhadap menganalisa

perilaku berisiko hubungan perilaku

penularan HIV/AIDS beresiko penularan

HIV dengan
5

pengetahuan dan

sikap narapidana

2 Monde sari 2016 Analisis perilaku Penelitian ini

berisiko tertular human menganalisa resiko

immunodeficiency virus penularan HIV pada

/ acquired terpidana kasus

immuno deficiency narkoba di

syndrome (HIV/AIDS) lapas kelas IIA kota

pada terpidana kasus kendari tahun 2016

narkoba di

lapas kelas IIA kota

kendari tahun 2016


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, lembaga pemasyarakatan adalah

tempat orang-orang menjalani hukuman pidana atau penjara. Berdasarkan UU

nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan, bahwa pemasyarakatan

merupakan rangkaian penegakkan hukum yang bertujuan agar warga binaan

pemasyarakatan menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara

wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Pembinaan narapidana

wanita dilaksanakan di lapas wanita.

B. NAPZA (Narkotika, Psikotrofika, dan Zat Adiktif lainnya)

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba

dikelompokkan sebagai berikut:

1) Depresan, yaitu narkoba yang memiliki efek menekan/menurunkan fungsi

sitem saraf pusat. Contohnya : alkohol, ganja, opiates (heroin, morfin,

kodein), metadon, obat tidur, dan bahan pelarut.

6
7

2) Stimulan, yaitu narkoba yang memiliki efek meningkatkan fungsi sistem

saraf pusatdan mempercepat produksi impuls saraf. Contohnya : nikotin,

kafein, amphetamine, kokain dan tablet pelangsing.

3) Halusinogen, yaitu narkoba yang memiliki efek mengaburkan persepsi

pengguna terhadap realita yang ada baik penglihatan, pendengaran,

maupun orientasi terhadap waktu dan tempat. Contohnya : LSD (lysergic

acid diethylamide), magic mashroom (psilosibin), mescaline (peyote

cactus), PCP (phencyclidine), ekstaksi, ketamine, dan marijuana.

Penggunaan narkoba ini sendiri ada berbagai macam cara, antara lain :

dihisap, disuntikkan intravena, diminum, di makan dalam bentuk pil, dan lain-

lain. (buku panduan penyuluhan narkoba, 2010)

C. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

1. pengertian

AIDS adalah suatu kondisi ketika limfosit dan sel-sel darah putih

mengalami kerusakan sehingga melemahkan sistem pertahanan alami

tubuh. Ditandai oleh kerusakan yang terjadi secara berangsur-angsur yang

diantarai sel T. penyakit ini juga mempengaruhi imunitas humoral yaitu

respons imun yang terjadi ketika substansi asing menginvasi tubuh

(respons yang diantarai antibodi) dan autoimunitas.

Penyebab AIDS adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)

yang masuk ke dalam tubuh manusia yang dengan cepat akan

melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan bagian dari


8

kelompok virus utama retrovirus RNA dari family lentivirus yang

ditemukan pada primate non-manusia. Secara kolektif, lentivirus diketahui

sebagai virus monyet yang dikenal dengan nama Simian Immunodeficiency

Virus (SIV). HIV merupakan keturunan dari SIV. Jenis SIV tertentu mirip

dengan dua tipe HIV, yakni HIV-1 dan HIV-2, yang menyerang salah satu

sel darah putih, yaitu sel limfosit.

2. Patogenesis

a. Penularan dan masuknya virus

Tiga cara utama penularan HIV adalah kontak dengan darah,

kontak seksual dan kontak ibu ke bayi. Virus HIV dapat masuk

kedalam tubuh melalui salah satu dari beberapa jalur yang melibatkan

darah atau cairan darah seperti :

1) Inokulasi langsung pada saat hubungan intim, khususnya jika

hubungan intim tersebut berupa anal sex yang menimbulkan trauma

pada mukosa rektum

2) Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi

3) Penggunaan bersama jarum suntik yang tercemar

4) Penularan transplasenta atau pascapartum dari ibu yang terinfeksi

kepada janin

Individu akan beresiko tinggi terinfeksi HIV bila bertukar darah

dengan orang yang terinfeksi. Melalui transfusi atau jarum suntik yang

terkontaminasi. Infeksi melalui jarum suntik yang tercemar dapat


9

terjadi secara tidak sengaja di fasilitas pelayanan kesehatan atau

melalui tukar menukar jarum selama pemakaian obat intravena.

Resiko terinfeksi setelah tertusuk jarum yang terkontaminasi secara

tidak sengaja adalah sangat rendah (0,32%) dan resiko terinfeksi dari

obat injeksi yang terkontaminasi lebih tinggi (0,67%).

b. Perlekatan dan perbanyakan virus

Virion HIV matang memiliki bentuk hampir bulat. Selubung

luarnya, atau kapsul viral, terdiri dari lemak lapis-ganda yang

mengandung banyak tonjolan protein. Tonjolan-tonjolan ini terdiri

dari dua glikoprotein yaitu gp120 dan gp41. Gp mengacu kepada

glikoprotein dan angka mengacu kepada massa protein dalam ribuan

dalton. Gp120 adalah selubung permukaan eksternal tonjolan, dan

gp41 adalah bagian transmembran.

HIV menginfeksi sel dengan mengikat sel sasaran yang memiliki

molekul reseptor membran CD4. Disamping mengikat reseptor CD4,

HIV harus mengikat reseptor permukaan sekunder sebelum memasuki

sel hospes. Reseptor kemokin pada makrofag dan sel T helper

diketahui menjadi tempat pengikatan sekunder untuk HIV. Pada

makrofag reseptor kemokin dikenal dengan CCR5, sedangkan pada T

helper reseptor kemokin dikenal dengan CXCR4. HIV awalnya

menginfeksi makrofag, namun tidak menghancurkannya dan bertahan

didalam sel selama bertahun-tahun. HIV bereplikasi secara konstan

dan bermutasi dengan sering sehingga strain yang bermutasi muncul


10

dan memiliki kapasitas yang sama untuk mengikat reseptor CXCR4,

sehingga virus menginfeksi T helper dan makrofag yang pada

akhirnya mengakibatkan kadar sel T helper dalam darah kurang dari

200µL (normalnya 1000µL).

Makrofag adalah sel besar yang mampu mencerna bakteri dan sisa

sel dalam jumlah yang sangat besar. Salah satu fungsi makrofag yang

paling penting adalah menghantarkan antigen kepada limfosit T.

makrofag akan menelan dan memproses antigen, kemudian

mengendapkan antigen tersebut pada permukaan selnya sendiri dalam

keadaan terikat dengan antigen Hla. Limfosit T akan diaktifkan ketika

mengenali kompleks antigen Hla tersebut.

Ada lima tipe sel T dengan fungsi yang spesifik :

1) Sel memori, yaitu sel yang mengalami sensitisasi dan tetap

dalam keadaan dormant (tidak aktif) sampai terjadi pajanan

antigen kedua yang dikenal sebagai respon imun sekunder.

2) Sel yang memproduksi limfokin untuk reaksi hipersensitivitas

lambat

3) Sel T sitotoksik, yang berfungsi menghancurkan secara

langsung antigen atau sel yang membawa antigen

4) Sel T helper, yang juga dikenal sebagai sel T4, berfungsi

memfasilitasi respon humoral dan respon yang diantarai sel


11

5) Sel T supresor, yang juga dikenal sebagai sel T8, berfungsi

menghambat respon humoral dan respon yang diantarai sel

3. Tanda dan gejala

Biasanya orang yang terinfeksi HIV akan mengalami sindrom mirip

mononukleosis, yang bisa disebabkan oleh penyakit flu atau infeksi virus

lain dan kemudian berada dalam keadaan tanpa gejala (asimptomatik)

selama bertahun-tahun.

Ketika muncul, keluhan dan gejalanya timbul dalam banyak bentuk

meliputi :

a. Limfadenopati persisten di seluruh tubuh, yang terjadi akibat fungsi

sel-sel CD+ mengalami kerusakan

b. Gejala nonspesifik, termasuk penurunan berat badan, rasa mudah

lelah, keringat malam, demam yang berhubungan dengan perubahan

fungsi sel-sel CD4+, imunodefisiensi, dainfeksi pada sel-sel lain yang

membawa antigen CD4+.

c. Gejala neurologi yang terjadi karena enselofati HIV dan infeksi pada

sel-sel neuroglia

d. Infeksi oportunis atau penyakit kanker yang berhubungan dengan

imunodefisiensi

4. Diagnosa

Penegakkan diagnosis AIDS meliputi satu atau lebih pemeriksaan

berikut :
12

a. Keberadaan infeksi HIV dengan uji screening dan western blot untuk

memastikan

b. Hitung sel T helper

c. Uji darah untuk mengukur beban virus (viral load)

d. Uji untuk mengukur RNA HIV

Pemeriksaan HIV menggunakan screening test biasanya dilakukan

terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya antigen spesifik terhadap

HIV. Uji skrinning biasanya menggunakan sampel berupa whole blood,

serum atau plasma. Setelah dilakukan uji skrinning, hasil dari pemeriksaan

dilanjutkan ke uji lainnya sebagai diagnosa pendukung.

D. Landasan Teori

AIDS adalah suatu kondisi ketika limfosit dan sel-sel darah putih

mengalami kerusakan sehingga melemahkan sistem pertahanan alami tubuh.

Ditandai oleh kerusakan yang terjadi secara berangsur-angsur yang diantarai

sel T. penyakit ini juga mempengaruhi imunitas humoral yaitu respons imun

yang terjadi ketika substansi asing menginvasi tubuh (respons yang diantarai

antibodi) dan autoimunitas.

Tiga cara utama penularan HIV adalah kontak dengan darah, kontak

seksual dan kontak ibu ke bayi. Resiko terinfeksi setelah tertusuk jarum yang

terkontaminasi secara tidak sengaja adalah sangat rendah (0,32%) dan resiko

terinfeksi dari obat injeksi yang terkontaminasi lebih tinggi (0,67%).


13

Narapidana yang menjalani hukuman di lapas merupakan salah satu sub

populasi khusus yang rawan tertular HIV. Hal ini dikarenakan narapidana dan

tahanan narkoba masih berpotensi menggunakan jarum suntik, praktik tato

secara sembunyi–sembunyi karena hunian yang sangat padat. Pada tahun 2008,

kelebihan daya hunian mencapai 55% dan menurun menjadi 44% pada tahun

2013. situasi kepadatan hunian tersebut menambah kesulitan pelaksanaan

program pembinaan pemasyarakatan, keamanan, peredaran dan

penyalahgunaan narkoba. hal ini juga berdampak pada upaya penyehatan

lingkungan dan kesehatan termasuk program pengendalian HIV/AIDS, TB, dan

infeksi penyakit lainnya.

E. Kerangka Konsep

Seksual

Penggunaan
Penyakit Pemeriksaan
Jarum Suntik HIV
Menular HIV
tidak steril

Transfusi
Darah

: Tidak diteliti

: Diteliti
15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriftif, yaitu

menggambarkan atau memaparkan suatu peristiwa yang terjadi tanpa

mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau

wilayah penelitian. Pada penelitian menggambarkan HIV pada narapidana

kasus narkoba.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah cross sectional, yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

Pada rancangan penelitian ini dilakukan pemeriksaan HIV pada satu waktu

dan satu kali.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian yang akan dilakukan adalah seluruh

narapidana kasus narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA

Martapura berjumlah 46 orang.


16

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel total sampling, yaitu seluruh

Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA

Martapura.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura

pada bulan februari 2019.

E. Instrumen Penelitian

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapas alkohol, kapaa
kering, lancet, dan mikropipet
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah APD, label, etiket,
tissue, spidol permanen, reagent buffer hiv, alat tes, dan tip
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini adalah HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di

Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019.

2. Definisi operasional

A. HIV
Adalah jumlah kasus HIV yang didapat setelah dilakukan

pemeriksaan HIV menggunakan rapid test pada Narapidana Kasus

Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura.

Hasil positif jika :


17

1. Jika muncul 2 (dua ) garis, yaitu: garis kontrol (C) dan garis tes 1

(1) menunjukkan hasil positif HIV-1.

2. Jika muncul 2 (dua ) garis, yaitu: garis kontrol (C) dan garis tes 2

(2) menunjukkan hasil positif HIV-2.

3. Jika muncul 3 (tiga ) garis, yaitu: garis kontrol (C), garis tes 1 (1)

dan garis tes 2 (2) menunjukkan hasil positif untuk HIV-1 dan/atau

HIV-2.

Hasil negatif jika hanya muncul garis kontrol (C) pada jendela hasil.

B. Narapidana
Adalah warga binaan yang menempati Blok Anyelir Lapas

Perempuan Kelas IIA Martapura.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer yang didapatkan adalah hasil pemeriksaan laboratorium

yang digunakan untuk melakukan penelitian Gambaran HIV pada

Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA

Martapura Tahun 2019 dan kuisioner.


18

2. Data sekunder

Data yang didapat dari ditjenpas (direktur jenderal pemasyarakatan).

3. Persiapan Penelitian

a. Observasi awal di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura

b. Pembuatan izin untuk penelitian di Blok Anyelir Lapas Perempuan

Kelas IIA Martapura

c. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)/Informed consent

d. Mempersiapkan seluruh instrument yang diperlukan

4. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengambilan Sampel Darah

1) Disiapkan lancet, kapas alkohol, kapas kering dan mikropipet.

2) Dijelaskan kepada tahanan mengenai prosedur pengambilan

3) Dipijat jari pasien yang akan ditusuk (jari manis atau jari tengah).

4) Dibersihkan jari pasien yang akan ditusuk menggunakan alkohol

70%

5) Ditusuk ujung jari menggunakan lancet sekali pakai

6) Diusap menggunakan kapas kering darah yang pertama kali keluar

7) Diambil darah yang keluar sebanyak 20µL menggunakan mikropipet

8) Dimasukkan darah yang sudah diambil ke alat tes

9) Ditekan sebentar jari pasien yang ditusuk menggunakan kapas

kering sampai darah berhenti keluar.

b. Prosedur Pemeriksaan SD bioline HIV ½


19

1) Dikeluarkan kit tes dari foil pembungkus dan letakkan pada

permukaan yang datar dan kering.

2) Ditulis nomor sampel pada alat tes

3) Dipipet 20L sampel darah ke dalam sumur sampel (S) pada alat

tes dengan mikropipet.

4) Ditambahkan 4 tetes (120L) reagen buffer HIV secara vertikal ke

dalam sumur sampel (s).

5) Dibaca dan intepretikan hasil dalam waktu 10 menit.

6) Interpretasi hasil

Hasil positif jika :

1. Jika muncul 2 (dua ) garis, yaitu: garis kontrol (C) dan garis tes 1

(1) menunjukkan hasil positif HIV-1.

2. Jika muncul 2 (dua ) garis, yaitu: garis kontrol (C) dan garis tes 2

(2) menunjukkan hasil positif HIV-2.

3. Jika muncul 3 (tiga ) garis, yaitu: garis kontrol (C), garis tes 1 (1)

dan garis tes 2 (2) menunjukkan hasil positif untuk HIV-1

dan/atau HIV-2.

Hasil negatif jika hanya muncul garis kontrol (C) pada jendela hasil.

Hasil invalid jika tidak muncul garis kontrol (C) pada jendela hasil.

H. Pengolahan dan analisis data

1. Pengolahan Data

a. Editing
20

Editing merupakan kegiatan untuk pengoreksian dan perbaikan isian

Formulir atau kuesioner dan hasil pemeriksaan.

b. Coding

Setelah semua kuesioner dan hasil pemeriksaan diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan peng-kodean atau coding, yakni mengubah data

yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi data dalam bentuk angka atau

bilangan.

c. Entry data atau Processing

Data, yakni jawaban dari responden dalam bentuk kode (angka dan

huruf) dan hasil pemeriksaan berupa huruf yang kemudian dimasukkan

ke dalam tabel data.

2. Analisis Data

Pada penelitian yang akan dilakukan ini data yang diperoleh dari jumlah

penderita HIV dikumpulkan dan dianalisis secara deskritif.


21

I. Jadwal penelitian

TABEL 3 -2 jadwal penelitian


Bulan
No. Tahapan Kegiatan Penelitian
November Desember Januari Februari

1. Pengajuan Judul X

2. Penyusunan Proposal X X

3. Pengajuan Proposal X

4. Seminar Proposal X

5. Perbaikan Proposal X X

6. Persiapan Penelitian X

7. Pengambilan dan X

Pemeriksaan Sampel

8. Pengolahan dan Analisis X

Data
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia a. 2005. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta : buku kedokteran EGC
Corwin, elizabeth j. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : buku kedokteran
EGC
Kowalak, jennifer p. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : buku kedokteran
EGC
Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta :
salembada medika
Sari, monde. 2016. Analisis perilaku berisiko tertular human immunodeficiency
virus/acquired immuno deficiency syndrome (HIV/AIDS) pada terpidana
kasus narkoba di lapas kelas IIA kota kendari tahun 2016. Jurnal. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Komisi penanggulangan HIV dan AIDS Nasional. 2015. Strategi dan rencana
aksi nasional 2015-2019. jakarta
Supriyantoro. 2013. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta : kementrian kesehatan RI
Subuh. 2014. Laporan STBP 2013 surveiterpadu biologis dan perilaku. Jakarta :
kementrian kesehatan RI
Bachti, alisjahbana. 2012. Pedoman layanan komprehensif HIV-aIDS & IMS di
lapas, rutan dan bapas. Jakarta : direktorat jenderal pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan, kemenkes RI
Sari, dyah mahendra. 2017. analisis pengetahuan dan sikap narapidana kasus
narkoba terhadap perilaku berisiko penularan HIV/AIDS. Jurnal.
Universitas negeri semarang.
Markas besar tentara nasional indonesia pusat kesehatan. 2010. Buku panduan
peyuluhan narkoba. jakarta

23
LAMPIRAN
Lampiran 1

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK RESPONDEN : “Gambaran HIV


pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas
IIA Martapura Tahun 2019”

Peneliti akan melakukan penelitian mengenai :


Judul Penelitian :
Gambaran HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok Anyelir Lapas
Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019.

Tujuan
Untuk mengetahui Gambaran HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di Blok
Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019.

Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP)


Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan pengumpulan data
kepada responden dengan cara datang ke Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas
IIA Martapura, meminta izin kepada pihak yang bertanggung jawab lalu memilih
responden yang ada dan mau untuk dilakukan pengambilan spesimen berupa
darah sebanyak 20 µl (setara 1 tetes) sebagai bahan penelitian dan melakukan
wawancara terstruktur dengan alat bantu kuisioner. Dalam wawancara, diharapkan
responden memberikan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi sebenarnya.
PSP ini akan diberikan kepada responden yang merupakan narapidana kasus
narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura.

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai pengetahuan bagi narapidana kasus
narkoba di Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura tentang perilaku
beresiko yang dapat meningkatkan resiko terinfeksi virus HIV

Risiko yang Ada Sehubung Keikutsertaan Anda terhadap Penelitian


Risiko yang akan terjadi sehubungan dengan keikutsertaan Anda terhadap
penelitian ini adalah kemungkinan di dalam proses pengambilan darah, Anda akan
merasakan sedikit rasa nyeri akibat tusukan jarum, tetapi rasa nyeri tersebut tidak
akan berlangsung lama.
Hak untuk mengundurkan diri
Keikutsertaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden
berhak untuk mengundurkan diri kapanpun tanpa menimbulkan konsekuensi yang
merugikan responden.

Adanya insentif untuk responden


Walaupun keikutsertaan responden bersifat sukarela, namun keikutsertaan
responden dalam penelitian ini sangat penting dan sangat membantu keberhasilan
penelitian. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini akan diberikan
bingkisan sebagai bentuk terimakasih.

Kerahasiaan data
Data pribadi atau identitas responden akan dijamin kerahasiaanya dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Agar data tersebut terjaga
kerahasiaannya, dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut
1. Identitas responden dalam bentuk kode.
2. Dokumen atau berkas penelitian disimpan di lokasi yang aman.
3. Data di computer hanya dapat diakses oleh peneliti atau petugas lain
setelah mendapat izin dari peneliti.

Kontak pribadi
Jika ada pertanyaan tentang hal-hal yang kurang jelas terkait penelitian ini, Anda
dapat menghubungi Dimas Maulana (085751650676)
Kode Sampel
Lampiran 2 ………………

INFORMED CONCENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapatkan keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Gambaran HIV pada Narapidana Kasus Narkoba di
Blok Anyelir Lapas Perempuan Kelas IIA Martapura Tahun 2019”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek.
3. Manfaat ikut serta sebagai subjek penelitian.
4. Bahaya yang akan ditimbulkan.
5. Prosedur penelitian.
6. Mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA*) secara sukarela untuk menjadi subjek
penelitian dengan penuh kesadaran serat tanpa paksaan.
7. Peneliti bersedia merahasiakan identitas pasien dan hasil pemeriksaan.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada tekanan
dari pihak manapun.

Banjarbaru, 2019
Peneliti Responden

Dimas Maulana ………………………

Saksi

…………………
Lampiran 3
KUISIONER PENELITIAN

Tanggal : / /2019

Wawancara

Kode :

Nama :

Umur : Tahun

Menjadi warga binaan dimulai dari tahun :

No. HP :

1. Apakah anda pernah menggunakan narkoba suntik ?


( ) Ya ( ) Tidak
2. Apakah anda pernah menggunakan jarum suntik bersama teman anda?
( ) Ya ( ) Tidak
3. Apakah anda sudah menikah?
( ) Ya ( ) Tidak
4. Apakah anda pernah melakukan hubungan seksual sebelum menjadi
tahanan?
( ) Ya ( ) Tidak
5. Apakah anda sering berganti-ganti pasangan sebelum menjadi tahanan?
( ) Ya ( ) Tidak
6. Apakah anda memiliki riwayat penyakit HIV?
( ) Ya ( ) Tidak
Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai