: PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun Oleh :
Aulia Hasbi
NIM : P07134116219
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Pertahanan Dan Keamanan Negara
Makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang
pengertian pertahanan dan keamanan negara. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua khususnya tentang
pengertian Pertahanan, makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga saya
mohon untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik. Terima Kasih.
Banjarbaru,
November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ii
BAB 1....................................................................................................1
PENDAHULUAN ................................................................................1
Latar Belakang ..................................................................................1
Tujuan Penulisan Makalah ................................................................1
BAB 2....................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
Pengertian Pertahanan Negara ..........................................................................2
Definisi Keamanan Negara .................................................................................2
Pertahanan terhadap Keamanan Negara .........................................................3
Komponen Pertahanan Negara .........................................................................3
Komponen Utama ...............................................................................................4
Komponen Cadangan ........................................................................................4
Komponen Pendukung .......................................................................................4
Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya...............................................................5
BAB 3 ....................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
Kesimpulan .......................................................................................................15
Saran ..................................................................................................................15
Daftar Pustaka ..................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejauh menyangkut ancaman militer dari luar, tidak diragukan
bahwa peningkatan kemampuan militer (modernisasi dan profesionalisasi)
merupakan sa1ah satu pilihan. Namun, selain karena pertimbangan
ekonomi, peningkatan kekuatan militer selalu mengundang kecurigaan
pihak 1ain, terutama jika hal itu dilakukan dengan lebih banyak
memberikan prioritas pada modernisasi senjata-senjata ofensif.
Dalam suasana anarki dan ketidakpastian, upaya unilateral bisa
menimbulkan dilema keamanan (security dilemma) terutama jika upaya
unilateral itu berupa penggelaran jenis senjata- senjata ofensif baru.
Selain itu, di tengah gelombang interdependensi dalam kehidupan
antarbangsa, suatu negara tidak bisa mengamankan dirinya dengan
mengancam orang lain. Upaya untuk membangun keamanan, oleh
karenanya, bergeser dari konsep security against menjadi security
with. Apa yang selama ini dikenal sebagai cooperative security,
confidence building measures, dan preventive diplomacy yang dilakukan
secara bilateral, regiona1, global, maupun multilateral adalah sebagian dari
berbagai upaya menjawab persoalan ini.
2. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut:
1. Pengertian Pertahanan Negara?
2. Definisi Keamanan Negara?
3. Pertahanan terhadap Keamanan Neagara?
4. Komponen Pertahanan Negara?
5. Redifinisi Doktrin, Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertahanan Negara
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara
serta
keyakinan
pada
kekuatan
sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan
sistem pertahanan negara.
Pertahanan nasional merupakan
kekuatan
bersama
(sipil
dan
militer)
dari
orang
dan/atau
menjaga
kepentingan-kepentingannya.
taktik,
operasi
atau
strategi
pertahanan
adalah
untuk
menentang/membalas serangan.
Jenis pertahanan:
tanpa
modifikasi.
Para militer
Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih
dikenal dengan
keuletan
dan
ketangguhan
yang
mengandung
kemampuan
(sishankamrata)
e. Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan rakyat
semesta.
2. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan
Postur Kekuatan Hankam. Untuk membangun postur kekuatan
Hankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
ancaman, misi, kewilayahan dan politik.
Pembangunan kekuatan Hankam.
Kearah
Geoekonomi.
Kondisi
ini
mengandung
dan
ekonomi.
10
mewujudkan
keberhasilan
Ketahanan
Nasional
diperlukan
11
2.
12
bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan
tdak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali
atas persetujuan yang bersangkutan. Faham ini mempunyai nilai-nilai
dasar (intrinsik) yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut
kebebasan individu secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan
hidup ditengah-tangah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai
dengan bebas. Faham ini juga selalu mengaitkan aliran pikirannya dengan
hak asasi manusia yang menarik minat/daya tarik yang kuat untuk
kalangan masyarakat tertentu. Aliran ini diajarkan oleh Thomas Hobbes,
John Locke, Jean Jaques Rousseau, Herbert Spencer dan Harold J.Laski.
c. Komunisme
Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl
Marx, Engels, Lenin. Bermula merupakan kritikan Marx terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran
ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk
menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat menidas ekonomi
lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Oleh
karena itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi
politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum golongan kaya kapitalis
dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
Aliran ini erat hubungannya dengan aliran material dialiktis atau
materialistik. Aliran ini juga menonjolkan adanya kelas/penggolongan,
pertentangan amtar golongan, konflik dan jalan kekerasan/revolusi dan
perebutan kekuasaan negara.
Pikiran-pikiran Karl Marx tentang sosial, ekonomi, politik yang kemudian
disistematisasikan oleh Frederick Engels ditambah dengan pikiran Lenin terutama
dalam pengorganisasian, dan operasionalisasinya menjadi landasan dari paham
komunisme. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme maka dalam
upaya merebut kekuasaan ataupun mempertahankan kekuasaannya maka
komunisme akan :
1. menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu
serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan
13
14
rakyat
Indonesia
dalam
membela
serta
15
Hankam,
menghancurkan
sumber-sumber
infiltrasi,
kondisi-kondisi
strategis
yang
menguntungkan.
bersenjata
maupun
tidak
bersenjata.
16
Pada periode Orde Baru ATHG yang dihadapi lebih kompleks dan
lebih luas daripada periode sebelumnya. ATHG tersebut dapat muncul dari
segenap aspek kehidupan bangsa (ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam). Oleh karena itu, dalam konteks ini bela negara
dapat dilakukan dalam bidang-bidang kehidupan nasional tersebut dalam
upaya mencapai tujuan nasional. Untuk itu, dikembangkan konsepsi
tannas. Dalam hal ini, bela negara dapat dikatakan pula sebagai partisipasi
warga negara dalam menciptakan dan membangun tannas di segenap
aspek kehidupan bangsa.
Upaya bela negara sebagaimana dipersepsikan merupakan pengertian
atau penafsiran yang cukup luas (segala aspek kehidupan bangsa). Dalam
pengertian yang lebih sempit diartikan sebagai upaya pertahanan dan
keamanan yang dilandasi oleh dasar negara Pancasila, UUD 1945 (Pasal
30 ayat (1) dan (2)) dan UU No. 20 Tahun 1982 tentang Pertahanan dan
Keamanan Negara disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2000 tentang
Pertahanan Negara
Wujud upaya bela negara dilakukan melalui pemberian kesadaran bela
negara yang dilakukan sejak dini di sekolah dasar dan berlanjut sampai
perguruan tinggi dan di luar sekolah melalui kegiatan pramuka dan
organisasi
sosial
kemasyarakatan.
17
kekuatan
sosial
politik.
kendatipun
harus
disesuaikan
dengan
perkembangan
masyarakat.
Peran serta politik tersebut semakin besar setelah penumpasan G 30
S/PKI sehingga memungkinkan ABRI turut menentukan kebijaksanaan
18
dan
kehidupan
bangsa.
rezim
orde
baru
diganti
dengan
orde
reformasi
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai
sebuah kesadaran bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan
seluruh tatanan.
Pertahanan Negara melingkupi bidang-bidang:
1. politik
2. social
3. budaya
4. persatuan
5. ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara
Persoalan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab
ancaman keamanan tertentu menjadi rumit dan politikal: rumit, karena
perkembangan konsep dan ketidapastian setelah berakhirnya Perang
Dingin dan politikal, karena landasan konstitusiona1, sejarah, maupun
realita politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola
pembagian kerja baru. Salah satu konsekuensi penting adalah perlunya
ketentuan yang mengatur level of engagement dan instrumen yang boleh
digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan
nasional.
B. Saran-Saran
Saran-saran dalam menerapkan sistm pertahanan nasional adalah:
Sebagai pelajar ada baiknya menghindari pengaruh negative seperti
narkoba, pergaulan bebas, dan kriminalitas.
bertukar pengetahuan.
Tidak memicu atau ikut dalam tawuran atau perkelahian antar
pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
blogspot.com/2010/03/pertahanan-dan-keamanan-negara.html
blogspot.com/2011/03/bab-3-pertahanan-dan-keamanan-ri.html
http://keamanan-negara.blogspot.com/