1
Ameliya S. Japanto
2
Standy Soeliongan
2
Fredine E.S. Rares
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: amelsecil@yahoo.com
Abstract: Nosocomial infections are infections acquired or occurring while patients were
hospitalized. Nosocomial infections can be caused by various agents of disease, like bacteria.
The bacteria are found in the hospital environment, including the inpatient unit. Objective: to
know the pattern of aerobic bacteria that could potentially cause nosocomial infections in
inpatient eyes unit IRINA F Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Methods: 14 swabs were taken
at the surface of patient’s beds, treatment rooms and 8 samples of air space. Identification of
bacteria carried on an agar medium isolation, Gram staining and biochemical tests. Results:
The obtained bacteria identified six types of bacteria, such as Bacillus subtilis, Lactobacillus
sp., Coccus negative Gram, Enterobacter agglomerans, Enterobacter cloacae, and
Staphylocccus epidermidis. Conclusion: Bacillus subtilis is the bacteria that most commonly
found in inpatient eyes unit IRINA F
Keywords: nosocomial infections, patterns of aerobic bacteria, inpatient eye unit
Abstrak: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau terjadi saat pasien dirawat di
rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh berbagai agen penyakit, salah satunya
ialah bakteri. Bakteri penyebab infeksi sering ditemukan di lingkungan rumah sakit, termasuk
di ruang rawat inap. Tujuan : mengetahui pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan
infeksi nosokomial di ruang rawat inap mata IRINA F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Metode: sampel diambil pada 14 usapan perabotan ruangan, ruangan perawatan dan 8 sampel
udara ruang. Identifikasi bakteri dilakukan isolasi pada media agar, pewarnaan Gram dan uji
biokimia. Hasil: bakteri yang teridentifikasi didapatkan enam jenis bakteri, yaitu Bacillus
subtilis, Lactobacillus sp., Coccus Gram negatif, Enterobacter agglomerans, Enterobacter
cloacae, dan Staphylocccus epidermidis. Kesimpulan: Bakteri Bacillus subtilis merupakan
bakteri yang paling banyak ditemukan di ruang rawat inap mata IRINA F
Kata kunci: infeksi nosokomial, pola bakteri aerob, ruang rawat inap mata
daerah Mediterania Timur (11,8%), Asia nosokomial. Oleh karena itu, peneliti
Tenggara (10%), Eropa (7,7%), dan Pasifik tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Barat (9,0%).1 Di Indonesia, infeksi
nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% METODE PENELITIAN
dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010 di Penelitian ini bersifat deskriptif-
10 RSU pendidikan.4 prospektif yang dilakukan pada bulan
Infeksi nosokomial dapat terjadi September - Desember 2015. Pengambilan
karena beberapa faktor, salah satunya sampel dilakukan di ruang rawat inap mata
adalah karena adanya agen penyakit berupa IRINA F RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
bakteri.5 Berbagai macam bakteri dapat Manado dan terdapat 22 sampel penelitian
menyebabkan infeksi nosokomial seperti yang diambil masing-masing pada
pada penelitian yang dilakukan oleh permukaan tempat tidur, permukaan lantai,
Sulistya dkk6 didapatkan tiga bakteri permukaan dinding dengan cara swab
terbanyak yang ditemukan di IRINA C dengan lidi kapas steril yang telah
ruang IMC RSUP Prof. R. D. Kandou dicelupkan NaCl Fisiologis. Sedangkan
Manado adalah Bacillus subtilis (33,4%), pengambilan sampel udara dilakukan
Enterobacter agglomerans (13,4%), dan secara pasif menggunakan media agar
Staphylococcus (13,4%).6 Bakteri penyebab Nutrien dan media agar Mac Conkey.
infeksi nosokomial didapat dari dalam Pengelolaan sampel dilakukan di
tubuh penderita sendiri (endogen) maupun Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
dari luar penderita (eksogen).7 Pada Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
umumnya, bakteri eksogen didapatkan dari Manado dengan pewarnaan Gram dan
lingkungan rumah sakit, yaitu pada dilanjutkan dengan uji biokimia, kemudian
peralatan kesehatan, bahan cairan, tangan dilakukan pengolahan data.
tenaga medis, udara di ruang perawatan,
HASIL PENELITIAN
perabotan ruang perawatan, dan ruang
Penelitian yang dilaksanakan pada
perawatan inap pasien itu sendiri.7
bulan September-Desember 2015 ini telah
Ruang rawat inap merupakan ruangan
dilakukan pengambilan sampel di ruang
untuk pasien dengan berbagai indikasi
rawat inap mata IRINA F RSUP Prof. Dr.
medis yang memerlukan asuhan, pelayanan
R.D. Kandou Manado.
keperawatan dan pengobatan secara
Sampel yang diambil berjumlah 22
berkesinambungan lebih dari 24 jam.8
sampel yaitu dari 8 sampel dinding dan
Pasien-pasien mata mendapatkan rawat
lantai, 6 tempat tidur dan 8 udara yang ada
inap atas berbagai indikasi, seperti trauma,
di dalam ruang rawat inap mata kelas 3
keganasan, dan setelah menjalani operasi
IRINA F (tabel. 1)
mata.9,10 Berdasarkan data di India, terdapat
29 kasus yang ditemukan mengalami Tabel 1. Uraian Pengambilan Sampel
infeksi nosokomial.11 Penelitian di Cina
melaporkan bahwa infeksi nosokomial Jumlah
Kategori Sampel
mata yang terbanyak di Cina yaitu Sampel
konjungtivitis akut (45,5%).10 Ruang
Dinding, Lantai 8
Berdasarkan uraian di atas, pencegahan Perawatan
infeksi nosokomial di setiap ruang rawat Perabotan
Tempat tidur 6
inap termasuk rawat inap mata perlu Ruangan
ditingkatkan, salah satu caranya ialah Udara Pagi, Siang 8
Total 22
dengan mengidentifikasi bakteri penyebab
infeksi nosokomial. Ruang rawat inap mata
Tabel 2 menunujukkan distribusi
IRINA F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
pertumbuhan bakteri dari 22 sampel yang
Manado sendiri belum pernah dilakukan
diteliti, didapatkan pada Agar Nutrien
penelitian tentang pola bakteri yang
terdapat pertumbuhan sebanyak 22 sampel
berpotensi menyebabkan infeksi
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
(100%), sedangkan pada Agar Mac Conkey Tabel 3. Hasil Identifikasi Bakteri secara
sebanyak 8 sampel (36,4%) Keseluruhan
siang yang terbanyak ialah Bacillus subtilis didapatkan 22 sampel dan terdapat enam
sebanyak 2 sampel (25%), kemudian jenis bakteri yang berpotensi menyebabkan
Lactobacillus sp. dan Enterobacter cloacae infeksi nosokomial, yaitu Bacillus subtilis,
masing-masing 1 sampel (12,5%). Lactobacillus sp., Coccus Gram negatif,
Enterobacter agglomerans, Enterobacter
Tabel 5. Hasil Identifikasi Bakteri Kategori cloacae, dan Staphylocccus epidermidis.
Perabotan Ruangan Bacillus subtilis adalah bakteri yang
paling banyak ditemukan dalam penelitian
Bakteri n (%) Sampel
ini. Bakteri ini merupakan bakteri Gram
Enterobacter Tempat
agglomerans
2 33,3
tidur
positif, yang termasuk dalam organisme
Staphylococcus Tempat saprofit yang sering terdapat dalam tanah,
2 33,3 air, udara, dan pada tumbuh-tumbuhan,
epidermidis tidur
Tempat dapat menyebabkan meningitis,
Bacillus subtilis 1 16,7 endokarditis, dan infeksi mata.12,13 Bakteri
tidur
Coccus Gram Tempat ini membentuk formasi endospora yang
1 16,7
negatif tidur membuat ia mampu bertahan lama di
Total 6 100 lingkungan.12 Hal inilah yang menjadi
alasan mengapa bakteri ini paling banyak
ditemukan pada sampel, selain itu Bacillus
30 subtilis juga ditemukan sebagai bakteri
25% 25% kedua terbanyak penyebab konjungtivitis
25 pada pasien di Balai Kesehatan Mata kota
Manado tahun 2014.14
20 Lactobacillus sp. ditemukan pada
12.5% sampel lantai, udara pagi dan siang. Bakteri
15 12.512.5%
% 12.5% ini merupakan kuman yang mampu
memproduksi asam laktat dari karbohidrat
10 sederhana, bersifat mikroaerofilik atau
anaerob.13 Kuman ini pada dasarnya
5 bersifat non-patogen dan beberapa jenisnya
merupakan bagian dari flora normal usus
0 dan banyak ditemukan pada bayi atau
mereka yang banyak mengkonsumsi gula.13
Namun, kuman ini juga dapat
menyebabkan infeksi pada mata, seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh
Udara Pagi Udara Siang Lolowang dkk14 ditemukan Lactobacillus
sp. sebanyak 10% pada konjungtivitis di
Gambar 2. Diagram Hasil Identifikasi Bakteri Balai Kesehatan Mata kota Manado.14
Kategori Udara Coccus Gram negatif ditemukan pada
sampel tempat tidur dan lantai. Namun,
BAHASAN bakteri ini tidak dilanjutkan ke pemeriksaan
Pengambilan sampel dilakukan di lebih lanjut, sehingga tidak dapat
ruang rawat inap mata kelas 3 IRINA F diidentifikasi nama spesies untuk kelompok
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. bakteri ini.
Ruangan ini berukuran 12 x 6 m dan Enterobacter agglomerans atau disebut
memiliki ventilasi alamiah. Jendela dan juga Pantoea agglomerans merupakan
pintu yang ada dibiarkan terbuka sehingga bakteri oportunis yang berasal dari famili
udara dan sinar matahari bisa masuk. Enterobacteriaciae.15 Bakteri ini banyak
Pada penelitian yang dilakukan selama ditemukan di air, tanah, dan tumbuh-
bulan September-Desember 2015 ini, tumbuhan.15 Pada penelitian yang
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016