Anda di halaman 1dari 9

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB YANG


BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI
RUANG RAWAT INAP MATA IRINA F
RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

1
Ameliya S. Japanto
2
Standy Soeliongan
2
Fredine E.S. Rares

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: amelsecil@yahoo.com

Abstract: Nosocomial infections are infections acquired or occurring while patients were
hospitalized. Nosocomial infections can be caused by various agents of disease, like bacteria.
The bacteria are found in the hospital environment, including the inpatient unit. Objective: to
know the pattern of aerobic bacteria that could potentially cause nosocomial infections in
inpatient eyes unit IRINA F Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Methods: 14 swabs were taken
at the surface of patient’s beds, treatment rooms and 8 samples of air space. Identification of
bacteria carried on an agar medium isolation, Gram staining and biochemical tests. Results:
The obtained bacteria identified six types of bacteria, such as Bacillus subtilis, Lactobacillus
sp., Coccus negative Gram, Enterobacter agglomerans, Enterobacter cloacae, and
Staphylocccus epidermidis. Conclusion: Bacillus subtilis is the bacteria that most commonly
found in inpatient eyes unit IRINA F
Keywords: nosocomial infections, patterns of aerobic bacteria, inpatient eye unit

Abstrak: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau terjadi saat pasien dirawat di
rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh berbagai agen penyakit, salah satunya
ialah bakteri. Bakteri penyebab infeksi sering ditemukan di lingkungan rumah sakit, termasuk
di ruang rawat inap. Tujuan : mengetahui pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan
infeksi nosokomial di ruang rawat inap mata IRINA F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Metode: sampel diambil pada 14 usapan perabotan ruangan, ruangan perawatan dan 8 sampel
udara ruang. Identifikasi bakteri dilakukan isolasi pada media agar, pewarnaan Gram dan uji
biokimia. Hasil: bakteri yang teridentifikasi didapatkan enam jenis bakteri, yaitu Bacillus
subtilis, Lactobacillus sp., Coccus Gram negatif, Enterobacter agglomerans, Enterobacter
cloacae, dan Staphylocccus epidermidis. Kesimpulan: Bakteri Bacillus subtilis merupakan
bakteri yang paling banyak ditemukan di ruang rawat inap mata IRINA F
Kata kunci: infeksi nosokomial, pola bakteri aerob, ruang rawat inap mata

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi 55 rumah sakit di 14 negara, didapatkan


yang didapat atau terjadi saat pasien rata-rata 8,7% pasien mengalami infeksi
dirawat di rumah sakit, dikenal dengan nosokomial.2 Pada tahun 2007, Centers for
nama Hospital Acquired Infection.1 World Disease Control and Prevention (CDC)
Health Organization (WHO) melaporkan melaporkan kejadian infeksi nosokomial
lebih dari 1,4 juta orang di dunia sekitar 1,7 juta setiap tahunnya.3 Angka
mengalami infeksi nosokomial, dan pada kejadian infeksi nosokomial cukup tinggi di
Japanto, Soeliongan, Rares: Isolasi dan identifikasi...

daerah Mediterania Timur (11,8%), Asia nosokomial. Oleh karena itu, peneliti
Tenggara (10%), Eropa (7,7%), dan Pasifik tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Barat (9,0%).1 Di Indonesia, infeksi
nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% METODE PENELITIAN
dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010 di Penelitian ini bersifat deskriptif-
10 RSU pendidikan.4 prospektif yang dilakukan pada bulan
Infeksi nosokomial dapat terjadi September - Desember 2015. Pengambilan
karena beberapa faktor, salah satunya sampel dilakukan di ruang rawat inap mata
adalah karena adanya agen penyakit berupa IRINA F RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
bakteri.5 Berbagai macam bakteri dapat Manado dan terdapat 22 sampel penelitian
menyebabkan infeksi nosokomial seperti yang diambil masing-masing pada
pada penelitian yang dilakukan oleh permukaan tempat tidur, permukaan lantai,
Sulistya dkk6 didapatkan tiga bakteri permukaan dinding dengan cara swab
terbanyak yang ditemukan di IRINA C dengan lidi kapas steril yang telah
ruang IMC RSUP Prof. R. D. Kandou dicelupkan NaCl Fisiologis. Sedangkan
Manado adalah Bacillus subtilis (33,4%), pengambilan sampel udara dilakukan
Enterobacter agglomerans (13,4%), dan secara pasif menggunakan media agar
Staphylococcus (13,4%).6 Bakteri penyebab Nutrien dan media agar Mac Conkey.
infeksi nosokomial didapat dari dalam Pengelolaan sampel dilakukan di
tubuh penderita sendiri (endogen) maupun Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
dari luar penderita (eksogen).7 Pada Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
umumnya, bakteri eksogen didapatkan dari Manado dengan pewarnaan Gram dan
lingkungan rumah sakit, yaitu pada dilanjutkan dengan uji biokimia, kemudian
peralatan kesehatan, bahan cairan, tangan dilakukan pengolahan data.
tenaga medis, udara di ruang perawatan,
HASIL PENELITIAN
perabotan ruang perawatan, dan ruang
Penelitian yang dilaksanakan pada
perawatan inap pasien itu sendiri.7
bulan September-Desember 2015 ini telah
Ruang rawat inap merupakan ruangan
dilakukan pengambilan sampel di ruang
untuk pasien dengan berbagai indikasi
rawat inap mata IRINA F RSUP Prof. Dr.
medis yang memerlukan asuhan, pelayanan
R.D. Kandou Manado.
keperawatan dan pengobatan secara
Sampel yang diambil berjumlah 22
berkesinambungan lebih dari 24 jam.8
sampel yaitu dari 8 sampel dinding dan
Pasien-pasien mata mendapatkan rawat
lantai, 6 tempat tidur dan 8 udara yang ada
inap atas berbagai indikasi, seperti trauma,
di dalam ruang rawat inap mata kelas 3
keganasan, dan setelah menjalani operasi
IRINA F (tabel. 1)
mata.9,10 Berdasarkan data di India, terdapat
29 kasus yang ditemukan mengalami Tabel 1. Uraian Pengambilan Sampel
infeksi nosokomial.11 Penelitian di Cina
melaporkan bahwa infeksi nosokomial Jumlah
Kategori Sampel
mata yang terbanyak di Cina yaitu Sampel
konjungtivitis akut (45,5%).10 Ruang
Dinding, Lantai 8
Berdasarkan uraian di atas, pencegahan Perawatan
infeksi nosokomial di setiap ruang rawat Perabotan
Tempat tidur 6
inap termasuk rawat inap mata perlu Ruangan
ditingkatkan, salah satu caranya ialah Udara Pagi, Siang 8
Total 22
dengan mengidentifikasi bakteri penyebab
infeksi nosokomial. Ruang rawat inap mata
Tabel 2 menunujukkan distribusi
IRINA F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
pertumbuhan bakteri dari 22 sampel yang
Manado sendiri belum pernah dilakukan
diteliti, didapatkan pada Agar Nutrien
penelitian tentang pola bakteri yang
terdapat pertumbuhan sebanyak 22 sampel
berpotensi menyebabkan infeksi
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

(100%), sedangkan pada Agar Mac Conkey Tabel 3. Hasil Identifikasi Bakteri secara
sebanyak 8 sampel (36,4%) Keseluruhan

Tabel 2. Distribusi Pertumbuhan Bakteri Bakteri n (%)


Bacillus subtilis 7 31,8
Agar (%) Lactobacillus sp. 4 18,2
Agar Coccus Gram negatif 4 18,2
Media Isolasi Mac Enterobacter
Nutrien 3 13,6
Conkey NA MC agglomerans
Enterobacter cloacae 2 9,1
Ada Staphylococcus
22 8 100 36,4 2 9,1
Pertumbuhan epidermidis
Total 22 100
Tidak Ada
- 14 - 63,6
Pertumbuhan Pada Tabel 4 diuraikan hasil
identifikasi bakteri pada kategori ruang
Total 22 22 100 100 perawatan, dan didapatkan dua jenis bakteri
yang terbanyak yaitu Bacillus subtilis dan
Coccus Gram negatif masing-masing
Gambar 1 menunjukkan hasil sebanyak 3 sampel (37,5%), kemudian
pewarnaan Gram. Bakteri Gram positif diikuti bakteri Lactobacillus sp. 1 sampel
didapatkan yang terbanyak yaitu sebanyak (12,5%), serta Enterobacter agglomerans 1
14 sampel (63,6%), kemudian diikuti sampel (12,5%).
bakteri Gram positif dan negatif 5 sampel Berdasarkan kategori perabotan
(22,7%), dan bakteri Gram negatif 3 ruangan didapatkan 4 jenis bakteri, yaitu
sampel (13,7%). Enterobacter agglomerans sebanyak 2
Setelah dilakukan identifikasi bakteri sampel (33,3%), Staphylococcus
pada 22 sampel yang bertumbuh, epidermidis 2 sampel (33,3%), serta
ditemukan 6 spesies bakteri yaitu Bacillus Bacillus subtilis dan Coccus Gram negatif
subtilis sebanyak 7 sampel (31,8%), masing-masing sebanyak 1 sampel (16,7%)
kemudian diikuti dengan bakteri (Tabel 5).
Lactobacillus sp. 4 sampel (18,2%),
Coccus Gram negatif 4 sampel (18,2%), Tabel 4. Hasil Identifikasi Bakteri Kategori
Enterobacter agglomerans 3 sampel Ruangan Perawatan
(13,7%), Enterobacter cloacae 2 sampel
(9,1%), dan Staphylocccus epidermidis Bakteri n (%) Sampel
yaitu 2 sampel (9,1%) seperti yang Bacillus
3 37,5 Dinding
diuraikan pada Tabel 3. subtilis
Coccus Gram
3 37,5 Lantai
negatif
Lactobacillus
1 12,5 Lantai
sp.
23% Gram Positif Enterobacter
1 12,5 Dinding
agglomerans
Gram Negatif Total 8 100
14%
63% Gram Positif Gambar 2 menunjukkan bahwa
dan Negatif terdapat 3 jenis bakteri yang ditemukan
pada sampel udara, yaitu pada udara pagi
bakteri yang terbanyak ialah Lactobacillus
sp. 2 sampel (25%), diikuti Bacillus subtilis
Gambar 1. Diagram Hasil Pewarnaan Gram dan Enterobacter cloacae masing-masing 1
sampel (12,5%). Sedangkan pada udara
Japanto, Soeliongan, Rares: Isolasi dan identifikasi...

siang yang terbanyak ialah Bacillus subtilis didapatkan 22 sampel dan terdapat enam
sebanyak 2 sampel (25%), kemudian jenis bakteri yang berpotensi menyebabkan
Lactobacillus sp. dan Enterobacter cloacae infeksi nosokomial, yaitu Bacillus subtilis,
masing-masing 1 sampel (12,5%). Lactobacillus sp., Coccus Gram negatif,
Enterobacter agglomerans, Enterobacter
Tabel 5. Hasil Identifikasi Bakteri Kategori cloacae, dan Staphylocccus epidermidis.
Perabotan Ruangan Bacillus subtilis adalah bakteri yang
paling banyak ditemukan dalam penelitian
Bakteri n (%) Sampel
ini. Bakteri ini merupakan bakteri Gram
Enterobacter Tempat
agglomerans
2 33,3
tidur
positif, yang termasuk dalam organisme
Staphylococcus Tempat saprofit yang sering terdapat dalam tanah,
2 33,3 air, udara, dan pada tumbuh-tumbuhan,
epidermidis tidur
Tempat dapat menyebabkan meningitis,
Bacillus subtilis 1 16,7 endokarditis, dan infeksi mata.12,13 Bakteri
tidur
Coccus Gram Tempat ini membentuk formasi endospora yang
1 16,7
negatif tidur membuat ia mampu bertahan lama di
Total 6 100 lingkungan.12 Hal inilah yang menjadi
alasan mengapa bakteri ini paling banyak
ditemukan pada sampel, selain itu Bacillus
30 subtilis juga ditemukan sebagai bakteri
25% 25% kedua terbanyak penyebab konjungtivitis
25 pada pasien di Balai Kesehatan Mata kota
Manado tahun 2014.14
20 Lactobacillus sp. ditemukan pada
12.5% sampel lantai, udara pagi dan siang. Bakteri
15 12.512.5%
% 12.5% ini merupakan kuman yang mampu
memproduksi asam laktat dari karbohidrat
10 sederhana, bersifat mikroaerofilik atau
anaerob.13 Kuman ini pada dasarnya
5 bersifat non-patogen dan beberapa jenisnya
merupakan bagian dari flora normal usus
0 dan banyak ditemukan pada bayi atau
mereka yang banyak mengkonsumsi gula.13
Namun, kuman ini juga dapat
menyebabkan infeksi pada mata, seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh
Udara Pagi Udara Siang Lolowang dkk14 ditemukan Lactobacillus
sp. sebanyak 10% pada konjungtivitis di
Gambar 2. Diagram Hasil Identifikasi Bakteri Balai Kesehatan Mata kota Manado.14
Kategori Udara Coccus Gram negatif ditemukan pada
sampel tempat tidur dan lantai. Namun,
BAHASAN bakteri ini tidak dilanjutkan ke pemeriksaan
Pengambilan sampel dilakukan di lebih lanjut, sehingga tidak dapat
ruang rawat inap mata kelas 3 IRINA F diidentifikasi nama spesies untuk kelompok
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. bakteri ini.
Ruangan ini berukuran 12 x 6 m dan Enterobacter agglomerans atau disebut
memiliki ventilasi alamiah. Jendela dan juga Pantoea agglomerans merupakan
pintu yang ada dibiarkan terbuka sehingga bakteri oportunis yang berasal dari famili
udara dan sinar matahari bisa masuk. Enterobacteriaciae.15 Bakteri ini banyak
Pada penelitian yang dilakukan selama ditemukan di air, tanah, dan tumbuh-
bulan September-Desember 2015 ini, tumbuhan.15 Pada penelitian yang
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

dilakukan di Korea, ditemukan pasien nosokomial di Amerika.21


dengan penyakit paru mengalami Kategori ruang perawatan dengan
endoftalmitis endogen bilateral setelah sampel 4 lantai dan 4 dinding didapatkan 4
dirawat di sebuah klinik yang ternyata spesies bakteri yaitu Coccus Gram negatif,
disebabkan oleh Enterobacter Lactobacillus sp., Bacillus subtilis, dan
agglomerans.16 Pada penelitian ini, Enterobacter agglomerans. Keempat
Enterobacter agglomerans ditemukan pada spesies ini juga ditemukan di ruang
sampel dinding dan tempat tidur, perawatan Neonatal Intensive Care Unit
sedangkan pada penelitian yang dilakukan (NICU) di rumah sakit yang sama. Namun
di Intensive Care Unit (ICU), bakteri ini di NICU juga ditemukan bakteri Serratia
ditemukan pada sampel lantai, udara, liquefaciens dan Klebsiella pneumonia. Hal
selang dan tabung suction serta selang dan ini dapat disebabkan oleh perbedaan jenis
tabung oksigen.17 penyakit dan usia pasien yang dirawat.12
Enterobacter cloacae adalah bakteri Ditemukannya bakteri pada lantai dan
batang Gram negatif yang termasuk dalam dinding di ruangan ini dapat diakibatkan
famili Enterobacteriaciae, sering oleh berbagai faktor misalnya penggunaan
ditemukan di tanah, limbah, air, dan dosis desinfektan yang tidak sesuai, cara
makanan. Spesies ini merupakan flora pemakaian desinfektan yang tidak baik dan
normal di dalam usus manusia.18 Bakteri ini pengepelan lantai yang seharusnya setiap
sering juga ditemukan di rumah sakit saat belum dilaksanakan secara maksimal
karena bersifat resisten terhadap oleh petugas, juga dapat dipengaruhi oleh
desinfektan dan ditemukan merupakan faktor lain seperti pasien, pengunjung,
penyebab penting infeksi nosokomial.19 hewan maupun serangga serta udara.22
Penelitan yang dilakukan oleh Butikofer et Bakteri pada kategori perabotan
al19 melaporkan terdapat 14 kasus infeksi ruangan yang ditemukan yaitu
nosokomial berupa endoftalmitis akibat E. Enterobacter agglomerans, Staphylococcus
cloacae dan kebanyakan diantaranya epidermidis, Bacillus subtilis, dan Coccus
didapatkan setelah operasi mata.19 Gram negatif. Sedangkan penelitian untuk
Enterobacter cloacae sering dikaitkan perabotan ruangan yang dilakukan di ruang
dengan kontaminasi pada cairan IV, alat- perawatan intensif anak BLU RSUP Prof.
alat prostetik, dan alat operasi.19 Namun, Dr. R.D. Kandou Manado ditemukan
pada penelitian ini justru ditemukan pada Bacillus subtilis, Enterobacter
sampel udara pagi dan siang. agglomerans, Enterobacter cloacae,
Staphylococcus epidermidis Enterobacter aerogenes, dan Candida sp.23
merupakan bakteri kokus positif yang Jenis bakteri untuk kategori udara pagi
berbentuk seperti kelompok buah anggur dan siang yang didapatkan ternyata sama
dan sering ditemukan sebagai flora normal yaitu Lactobacillus sp., Bacillus subtilis,
pada kulit dan selaput lendir pada dan Enterobacter cloacae. Karena pada
manusia.20 Koloni bakteri ini berwarna pagi dan siang hari ruangan ini sama-sama
putih dan bersifat anaerob fakultatif.20 mendapatkan sinar matahari yang mampu
Sampel yang merupakan Staphylococcus membunuh jenis-jenis kuman yang lain.
epidermidis ditemukan pada penelitian ini Jika dibandingkan dengan penelitian di
adalah pada tempat tidur di kelas 3 ruang rumah sakit umum di Korea, terdapat lebih
rawat inap mata IRINA F RSUP Prof. Dr. banyak jenis bakteri yang terdapat di udara
R. D. Kandou Manado. Hal ini dapat yaitu B. subtilis, E.coli, S. aureus, M.
disebabkan karena Staphylococcus luteus, Escherichia faecalis, Klebsiella sp.,
epidermidis merupakan flora normal pada serta beberapa bakteri kokus dan batang
kulit manusia yang dapat menempel di Gram negatif yang tidak teridentifikasi.24
tempat tidur. Penelitian oleh Mack et al21 Selain itu, bakteri di udara dapat juga
menyatakan bahwa jenis bakteri ini dipengaruhi oleh kepadatan ruangan atau
menjadi penyebab terbanyak infeksi jumlah orang yang ada dalam ruangan,
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

karena penyebaran penyakit dalam yang berpotensi menyebabkan infeksi


ruangan yang padat penghuninya akan nosokomial di ruang rawat inap mata
lebih cepat jika dibandingkan dengan IRINA F
ruangan yang jarang penghuninya.22 2. Dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
Penggunaan air conditioner (AC) juga mengidentifikasi bakteri Coccus Gram
dapat mempengaruhi jenis bakteri di udara negatif
ruangan, karena saat ini banyak AC yang 3. Kewaspadaan akan infeksi nosokomial
tersedia dilengkapi dengan sistem perlu ditingkatkan di rumah sakit
antibakteri. Namun, ruang rawat inap kelas 4. Pemeriksaan mikrobiologi lingkungan
3 ini tidak menggunakan AC. di rumah sakit perlu dilakukan secara
Sterilitas yang sering diabaikan rutin.
merupakan alasan mendasar mengapa 5. Sterilitas dan kebersihan lingkungan,
sering ditemukan berbagai macam bakteri peralatan medis, dan tenaga medis di
di rumah sakit. Karena bakteri-bakteri ini rumah sakit perlu untuk ditingkatkan
sering ditemukan hidup di tangan manusia
dan dapat memperbanyak koloninya. DAFTAR PUSTAKA
Bakteri ini dapat ditemukan pada tangan 1. Widodo J, Irwanto R. Infeksi nosokomial.
Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo A,
tenaga medis, peralatan medis, dan udara.12
Simadibrata MK, Setiyohadi B, Syam
Oleh karena itu, kebersihan dan sterilitas AF. Ilmu penyakit dalam. Ed. 6.
para tenaga medis, alat serta ruangan harus Jakarta: InternaPublishing; 2014. p.
diperhatikan. 682-6
2. World Health Organization. Prevention of
SIMPULAN hospital-acquired infections. Malta.
Berdasarkan hasil penelitian isolasi 2002
dan identifikasi bakteri aeorob yang 3. Magill SS, Edwards JR, Bamberg W,
berpotensi menyebabkan infeksi Beldavs Z, Dumyati G, Kainer M,
nosokomial di ruang rawat inap mata et al. Multistate point-prevalence
IRINA F RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou survey of health care-associated
Manado maka dapat dirumuskan infections. N Engl J Med.
kesimpulan sebagai berikut. 2014;370:1198-208
1. Pemeriksaan bakteri pada 22 sampel 4. Riga PN, Buntuan V, Rares F. Isolasi dan
menghasilkan pertumbuhan bakteri, identifikasi bakteri aerob yang dapat
menyebabkan infeksi nosokomial di
dengan perincian bakteri Gram positif
ruangan instalasi gizi BLU RSUP
13 sampel, bakteri Gram negatif 3 Prof. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-
sampel, dan bakteri Gram positif dan biomedik. 2015;3:227-35.
negatif 6 sampel. 5. Suharto, Utji R. Infeksi nosokomial.
2. Dari 22 sampel yang diperiksa, Dalam: Syahrurachman A, Chatim A,
ditemukan 6 spesies bakteri yaitu Soebandrio AWK, Karuniawati A,
Bacillus subtilis 7 sampel (31,8%), Santoso AUS, Harun BMH, et al.
Lactobacillus sp. 4 sampel (18,2%), Buku ajar Mikrobiologi kedokteran.
Coccus Gram negatif 4 sampel (18,2%), Ed. Revisi. Tangerang: Binarupa
Enterobacter agglomerans 3 sampel aksara; p. 75
(13,7%), Enterobacter cloacae 2 6. Sulistya CE, Waworuntu O, Porotu'o J.
Pola bakteri yang berpotensi menjadi
sampel (9,1%), dan Staphylocccus
sumber penularan infeksi nosokomial
epidermidis 2 sampel (9,1%). di irina C ruangan IMC RSUP Prof.
3. Bakteri Bacillus subtilis merupakan R.D. Kandou Manado. Jurnal e-
bakteri yang paling banyak ditemukan biomedik. 2015;3:130-7
7. Warganegara E, Apriliana E, Ardiansyah
SARAN R. Identifikasi bakteri penyebab
1. Dilakukan penelitian lanjutan tentang infeksi luka operasi (ILO)
uji kepekaan antimikroba bakteri aerob nosokomial pada ruang rawat inap
Japanto, Soeliongan, Rares: Isolasi dan identifikasi...

bedah dan kebidanan RSAM di pada penderita rawat jalan di balai


Bandar Lampung. Prosiding kesehatan mata masyarakat kota
SNSMAIP. 2012;3:344-8. Manado. Jurnal e-biomedik. 2014;2
8. Direktorat bina pelayanan penunjang medik 15. Liberto MC, Matera G, Puccio R, Russo
dan sarana kesehatan. Pedoman teknis TL, Colosimo E, Foca E. Six cases
bangunan rumah sakit ruang rawat of sepsis caused by Pantoea
inap. Jakarta: Kementerian kesehatan agglomerans in a teaching hospital.
RI; 2012 New microbiologica.2009;32:119-23
9. Chang CH, Chen CL, Ho CK, Lai YH, 16. Seok S, Jang YJ, Lee SW, Kim HC, Ha
Hu RC, Yen YL. Hospitalized eye GY. A Case of Bilateral Endogenous
injury in a large industrial city of pantoea agglomerans endophthalmitis
South-Eastern Asia. Graefes Arch with interstitial lung disease. Korean
Clin Exp Ophthalmol. 2008. [diakses: J Ophthalmol. 2010;24:249-51
20 Okt 2015]. Available from: 17. Londok P, Homenta H, Buntuan V. Pola
http://link.springer.com/article/10.100 bakteri aerob yang berpotensi
7/s00417-007-0733-z menyebabkan infeksi nosokomial di
10. Wang Z, Hu S, Jiang Y, Dong N, Lin X, ruang ICU BLU RSUP Prof. Dr. R.D.
Yu A. Nosocomial infection in an eye Kandou Manado. Jurnal eBiomedik.
hospital: incidence and occurrence 2015;3:448-52
patterns. Clinical & experimental 18. Regli AD, Pages JM. Enterobacter
ophthalmology. [diakses: 20 Okt aerogenes and Enterobacter cloacae;
2015]. Available from: versatile bacterial pathogens
http://www.unboundmedicine.com/m confronting antibiotic treatment.
edline/citation/16970757/Nosocomial Front. Microbiol. 2015;6:1-10
_infection_in_an_eye_hospital:_incid 19. Butikofer S, Dettori JM, Vemulakonda
ence_and_occurrence_patterns_ GA, Slabaugh M. Enterobacter
11. Das A, Dey AK, Agarwal PK, Majumdar cloacae postsurgical endophthalmitis:
AK, Majumdar S, Chatterjee SS. report of a positive outcome. Case
Nosocomial ocular infection a Rep Ophtalmol. 2013;4:42-5
prospective study. Journal of the 20. Warsa UC. Kokus positif gram. Dalam:
Indian Medical Association. 2003 Syahrurachman A, Chatim A,
[diakses: 20 Okt 2015]. Available Soebandrio AWK, Karuniawati A,
from: Santoso AUS, Harun BMH, et al.
http://www.unboundmedicine.com/m Buku ajar Mikrobiologi kedokteran.
edline/ Edisi revisi. Jakarta: Binarupa
citation/15071804/Nosocomial_ocula Aksara; p. 125-7
r_infection__a_prospective_study 21. Mack D, Davie AP, Harris LG, Jeeves R,
12. Saleh M, Rares FES, Soeliongan S. Pola Pascoe B, Knobloch JKM, et al.
bakteri aerob penyebab infeksi Staphylococcus epidermidis in
nosokomial pada ruangan Neonatal Biomaterial-Associated Infections.
Intensive Care Unit (NICU) BLU Dalam: Moriarty F, Zaat SAJ,
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Busccher HJ (editors). Biomaterials
Manado. [skripsi]. [Manado]: Associated Infection: Immunological
Universitas Sam Ratulangi Manado; Aspects and Antimicrobial Strategies.
2015 New York : Springer
13. Rahim A, Lintong M, Suharto, Science+Business Media; 2013
Josodiwondo S. Batang positif gram. 22. Oktarini M. Angka dan pola kuman pada
Dalam: Syahrurachman A, Chatim A, dinding, lantai, dan udara di ruang
Soebandrio AWK, Karuniawati A, ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Santoso AUS, Harun BMH, et al. [skripsi]. [Surakarta]: Universitas
Buku ajar Mikrobiologi kedokteran. Muhammadiyah Surakarta; 2013
Ed. Revisi. Tangerang: Binarupa 23. Baharutan A, Rares FES, Soeliongan S.
aksara; p. 152,164 Pola bakteri penyebab infeksi
14. Lolowang M, Porotu’o J, Rares FES. Pola nosokomial pada ruang perawatan
bakteri aerob penyebab konjungtivitis intensif anak di BLU RSUP Prof. DR.
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

R. D. Kandou Manado. Jurnal e- Bacteria, Gram-Negative Bacteria,


biomedik. 2015;3:412-9 and Fungi in Hospital Lobbies. Int. J.
24. Park DU, Yeom JK, Lee WJ, Lee KM. Environ. Res. Public Health.
Assessment of the Levels of Airborne 2013;10:541-55

Anda mungkin juga menyukai