Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No.

1, Januari 2017 : 1-84

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

Rosa Dwi Wahyuni

Departemen ilmu patologi klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako.
Email: rosadwiwahyuni@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi nosokomial terjadi melalui media untuk menginfeksi pasien. Surveilans yang pernah dilakukan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) di lima puluh lima Rumah Sakit di Asia Tenggara, Eropa, Mediterania
dan Pasifik sebanyak 8,7% pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami infeksi nosokomial. Tujuan
penelitian ini untuk mengidentifikasi bakteri yang terdapat di udara pada instalasi radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Palu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan
obsevasional, populasi adalah seluruh bakteri yang ada di Instalasi Radiologi RS dengan sampel yang
diambil pada 4 titik pengamatan. Hasil penelitian menunjukan, terdapat 5 jenis bakteri yaitu, 7 sampel
Staphylococcus epidermidis (29,17%), 5 sampel Staphylococcus aureus (20,83%), 6 sampel Klebsiella sp
(25%), 3 sampel Enterobacter sp (12,5%), dan 3 sampel Escherichia Coli (12,5%). Jadi dapat
disimpulkan bahwa bakteri terbanyak adalah Staphylococcus epidermidis, bakteri tersebut adalah flora
normal yang dimana biasa menyebabkan infeksi terutama pada pasien – pasien dengan imun yang lemah.

Kata kunci: Infeksi, Nosokomial, Bakteri

ABSTRACT
Nosocomial infections occurred through media for review infect patients. The surveillance never do the
World Health Organization (WHO) in five-five hospitals in Southeast Asia, Europe, the Mediterranean
and the Pacific as much as 8.7% Nursing hospitalized suffered nosocomial infections. Objective singer
for the review identify Bacteria are in The Air in Radiology Installation Regional General Hospital
Undata Palu. This research is descriptive quantitative research with observational approach, the
population is a whole Bacterial at Installation RS Radiology with samples taken at four observation
points. This research shows, bacteria that operates there are 5, 7 samples of Staphylococcus epidermidis
(29.17%), 5 samples of Staphylococcus aureus (20.83%), Klebsiella sp 6 samples (25%), Enterobacter sp
3 samples (12.5% ), and 3 samples of Escherichia coli (12.5%). So it can be concluded that most bacteria
is Staphylococcus epidermidis bacteria are normal flora Where is the usual cause infections, especially at
Patient - Patient WITH Weak immune.

Keywords: Infection, Nosocomial Bacteria

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 36


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

kualitas udara di rumah sakit menjadi


PENDAHULUAN penting dilakukan karena udara
Infeksi nosokomial mengunakan merupakan salah satu media
media untuk menginfeksi pasien. 10- perpindahan mikrobiologi penyebab
20% infeksi nosokomial disebabkan infeksi nosokomial dari orang sakit ke
oleh penularan melalui udara. Udara orang sakit dan dari orang sakit ke
mengandung berbagai jenis organisme orang sehat.
yang luar biasa banyaknya. Semua Berdasarkan uraian diatas peneliti
mikroorganisme termasuk bakteri, melakukan penelitian ini untuk
virus, jamur, dan parasit dapat
mengidentifikasi bakteri yang terdapat
menyebabkan infeksi nosokomial.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh di udara pada instalasi radiologi Rumah
mikroorganisme yang didapat dari Sakit Umum Daerah Undata Palu.
orang lain (cross infection) atau
disebabkan oleh flora normal dari BAHAN DAN CARA
pasien itu sendiri (endogenous
[1] Penelitian ini adalah jenis penelitian
infection).
observasional deskriptif. Dengan
Prevalensi infeksi nosokomial dari
pendekatan Cross Sectional Study.
masing-masing rumah sakit sangat
Penelitian ini dilaksanakan pada
bervariasi. Surveilans yang pernah
bulan Oktober 2016 di Instalasi
dilakukan Badan Kesehatan Dunia
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
(WHO) di lima puluh lima Rumah Sakit
Undata Palu dan Laboratorium
di Asia Tenggara, Eropa, Mediterania
Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi
dan Pasifik sebanyak 8,7% pasien yang
Tengah.
dirawat di rumah sakit mengalami
Populasi dalam penelitian ini adalah
infeksi nosocomial.[2]
bakteri udara yang terdapat pada udara
Salah satu parameter kebersihan
di instalasi radiologi Rumah Sakit
ruangan adalah angka kuman di udara,
Umum Daerah Undata Palu pada saat
angka kuman di udara pada ruang
penelitian dilakukan.
radiologi harus ditekan seminimal
Pada penelitian ini peneliti
mungkin dan harus selalu dipantau
mengambil sampel pada 4 titik
sehingga tidak melebihi batas standar
pengamatan pada ruang pemeriksaan
menurut KEPMENKES no
USG, ruang pemeriksaan CT-SCAN
1204/MENKES/SK/X/2004 yaitu 200-
dan ruang pemeriksaan X-Ray dengan
500 CFU/m3.[3]
menggunakan 2 cawan petri pada
Pencegahan dan pengendalian
masing-masing titik pengamatan di
infeksi tersebut harus diperhatikan
instalasi radiologi Rumah Sakit Umum
mengingat peran rumah sakit sebagai
Daerah Undata Palu. Pengambilan
pelayanan kesehatan bagi orang sakit
sampel dilakukan secara probability
dengan sistem kekebalan tubuh yang
sampling dengan cara total random
berkurang dan harus juga melindungi
sampling.
orang yang sehat. Penelitan tentang

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 37


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

HASIL
Distribusi Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Pertumbuhan Bakteri Pada Media
Terdapat Tidak Terdapat
Sampel (%)
Pertumbuhan Pertumbuhan
Ruang 1 (CT-SCAN) 8 - 33,33
Ruang 2 (X-RAY) 8 - 33,33
Ruang 3 (USG) 8 - 33,33
Jumlah 24 - 100

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variasi Bakteri


FREKUENSI
No BAKTERI Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3 %
(CT SCAN) (XRAY) (USG)
1 Staphylococcus epidermidis 2 2 3 29,16
2 Staphylococcus aureus 2 2 1 20,83
3 Klebsiella sp 1 3 2 25
4 Enterobacter sp 2 0 1 12,5
5 Escherichia coli 1 1 1 12,5
Jumlah 8 8 8 100

3,5 3 3
3
2,5 2 2 2 2 2 2
2
1,5 1 1 1 1 1 1
1
0,5 0
0
RUANG 1 RUANG 2 RUANG 3
Staphylococcus Epidermidis Staphylococcus Aureus
Klebsiella sp Enterobacter sp
Escherichia Coli

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variasi Bakteri

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 38


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

35
29,17
30
25
25
20,83
20
15 12,5 12,5

10
5
0
(%)

Staphylococcus Epidermidis Staphylococcus Aureus Klebsiella sp


Enterobacter sp Escherichia Coli

Gambar 4.2 Grafik Persentase Frekuensi Variasi Bakteri

Berdasarkan data hasil penelitian Instalasi Radiologi RSUD Undata Palu


didapatkan variasi bakteri yang tahun 2016.
dilakukan di instalasi radiologi pada 3 Berdasarkan hasil pertumbuhan
ruang penelitian yaitu ; ruang 1 (CT- bakteri pada media agar, bahwa bakteri
SCAN), ruang 2 (X-Ray) dan ruang 3 mengalami pertumbuhan pada semua
(USG) dengan 24 sampel yang di ambil media agar yakni 24 sampel.Dari ke 24
sebagai data maka bakteri yang sampel didapatkan 1 sampel yang
didapatkan adalah 5 jenis bakteri yaitu, mengalami pertumbuhan bakteri paling
7 sampel Staphylococcus epidermidis banyak yakni sampel agar darah pada
(29,17%), 5 sampel Staphylococcus ruang USG. Hasil identifikasi bakteri
aureus (20,83%), 6 sampel Klebsiella menunjukkan berbagai variasi bakteri di
sp(25%), 3 sampel Enterobacter sp Instalasi Radiologi RSUD Undata Palu
(12,5%), dan3 sampel Escherichia Coli yaitu Staphylococcus epidermidis,
(12,5%). Staphylococcus aureus, Klebsiella sp,
Enterobacter sp, dan Escherichia Coli.
PEMBAHASAN Adanya variasi bakteri yang didapatkan
Penelitian ini dilaksanakan di pada Instalasi Radiologi RSUD Undata
Instalasi Radiologi RSUD Undata Palu Palu melalui udara, menunjukkan
dan Laboratorium Kesehatan Daerah adanya faktor risiko terjadinya infeksi
Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan nosokomial, mengingat kondisi pasien
oktober 2016. Dimana pengambilan yang dirawat di rumah sakit rentan
sampel dilakukan pada 3 ruangan pada mengalami infeksi karena sistem imun
instalasi radiologi RSUD Undata Palu. yang lemah.
Penelitian ini bertujuan untuk Pada ruang I (CT-SCAN),
mengidentifikasi bakteri udara pada didapatkan hasil variasi bakteri yaitu

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 39


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

Staphylococcus epidermidis, bakteri gram negatif dari famili


Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, Enterobactericeae yang dapat
Enterobacter sp dan Escherichia coli. ditemukan di traktus gastrointestinal
Pada ruang II (X-Ray), didapatkan hasil dan traktus respiratori.Species
Staphylococcus epidermidis, Klebsiella sp yang menyebabkan infeksi
Staphylococcus aureus, Klebsiella sp, nosokomial adalah Klebsiella
dan Escherichia coli. Pada ruang III pneumonia dan Klebsiella oxytoca.
(USG).Didapatkan hasil Staphylococcus Bakteri terbanyak ketigaadalah
epidermidis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus aureus berasal dari
Klebsiella sp, Enterobacter sp, dan genus staphylococcus, yang dimana
Escherichia coli. bakteri ini merupakan bakteri gram
Staphylococcus epidermidis positifdan bakteri ini merupakan flora
merupakan bakteri yang paling banyak normal pada saluran nafas pada
didapatkan melalui udara pada instalasi manusia. Bakteri ini juga ditemukan di
radiologi RSUD Undata Palu. Bakteri udara bersifat patogen invasif sehingga
ini menurut Jawetz (2014) apabila bakteri tersebut masuk melalui
Staphylococcus epidermidis adalah saluran pernafasan dapat menyebabkan
salah satu spesies bakteri dari genus pneumonia pada infeksi primer ataupun
Staphylococcus yang diketahui dapat sekunder. Jika Staphylococcus aureus
menyebabkan infeksi oportunistik menyebar luas dalam darah akan dapat
(menyerang individu dengan sistem menyebabkan infeksi paru.
kekebalan tubuh yang lemah).[4] Kemudian bakteri selanjutnya
Beberapa karakteristik bakteri ini adalah terdapat bakteri Enterobacter sp dan
fakultatif, koagulase negatif, katalase Escherichia coli dengan frekuensi yang
positif, gram positif, berbentuk kokus, sama. Menurut Jawetz (2014),
dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri Enterobacter sp merupakan bakteri
ini secara alami hidup pada kulit dan gram negatif dari famili
membran mukosa manusia. Infeksi Enterobactericeae yang habitat
Staphylococcus epidermidis dapat alamiahnya berada pada usus manusia.
terjadi karena bakteri ini membentuk Enterobacter sp merupakan flora
biofilm pada alat-alat medis di rumah normal pada sistem pencernaan manusia
sakit dan menulari orang-orang di dan hewan. Bakteri ini tidak akan
lingkungan rumah sakit tersebut (infeksi menimbulkan penyakit jika tidak
nosokomial). Secara klinis, bakteri ini bergabung dengan jenis bakteri lain.
menyerang orang-orang yang rentan Hal ini disebabkan karena bakteri
atau imunitas rendah, seperti penderita Enterobacter sp bukan penyebab
AIDS, pasien kritis, pengguna obat tunggal munculnya suatu
terlarang (narkotika), bayi yang baru penyakit.Salah satu spesies dari
lahir, dan pasien rumah sakit yang Enterbacter sp yang menimbulkan
dirawat dalam waktu lama. penyakit bagi manusia adalah
Bakteri terbanyak berikutnya ialah Enterobacter aerogenes.Enterobacter
Klebsiella sp. Klebsiella sp merupakan aerogenes mempunyai kapsul yang

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 40


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

kecil, dapat ditemukan hidup-bebas atau RadiologiRSUD Undata Palu dapat


berada di dalam saluran saluran cerna, menyebabkan infeksi nosokomial.Bila
dan menyebabkan infeksi saluran kemih daya tahan tubuh lemah maka bakteri-
dan sepsis.Escherichia coli merupakan bakteri tersebut yang tadinya tidak
kuman opotunis yang banyak bersifat patogen dapat menimbulkan
ditemukan di dalam usus besar manusia penyakit atau bersifat oportunis.
sebagai flora normal, bakteri tersebut Berdasarkan penelitian yang
ditemukan di udara bersifat dilakukan diharapkan pihak Rumah
sementara.Bakteri tersebut bersifat sakit bisa dapat memungkinkan untuk
pathogen di udara. Apabila melebihi mengendalikan jumlah populasi bakteri,
batas angka kuman, bakteri itu dapat diantaranya adalah dengan melakukan
masuk ke saluran nafas kemudian cleaning dan sanitasi, melakukan
beredar dalam darah sehingga desinfeksi, antiseptis, serta melakukan
[4]
menyebabkan meningitis. sterilisasi. Prinsip cleaning dan sanitasi
Pada penelitian kali ini bakteri yang adalah menciptakan lingkungan yang
didapatkan sebagiannya sama dengan tidak dapat menyediakan sumber nutrisi
yang didapati oleh peneliti sebelumnya, bagi pertumbuhan mikroba sekaligus
bakteri yang ditemukan oleh Aditya membunuh sebagian besar populasi
Febriansyah Putra dalam melakukan mikroba, yang terutama diterapkan pada
penelitian dengan judul “Identifikasi tenaga medis yang menangani pasien
Bakteri di Ruang Instalasi Gawat untuk tetap menjaga kestrelitasannya
Darurat RSUD Undata Palu Tahun dalam penanganan pasien karena pada
2015”. Dari hasil penelitian didapatkan umumnya pasien – pasien yang dirawat
terdapat jenis bakteri pada udara ruang , inap beresiko terkena infeksi
yaitu Staphylococcus epidermidis. nosokomial dikarenakan daya tahan
Namun yang membedakan adalah tidak sistem imun yang melemah akibat
didapatkannya jenis bakteri lain seperti penyakit yang diderita.
Staphylococcus aureus., Klebsiella
s.,Enterobacter sp. danEscherichia Coli KESIMPULAN DAN SARAN
pada penelitian Aditya Febriansyah Berdasarkan penelitian yang
Putra. Perbedaan penemuan bakteri dilakukan pada RSUD Undata Palu
yang didapatkan diakibatkan berbagai bertempat di Instalasi Radiologi maka
macam faktor seperti penelitian oleh didapatkan kesimpulan yaitu Variasi
peneliti sebelumnya dilakukan pada bakteri di Instalasi Radiologi RSUD
Instalasi Gawat Darurat, sedangkan Undata Palu, terdapat 5 jenis bakteri
penelitian yang sekarang pada Instalasi yaitu, 7 sampel Staphylococcus
Radiologi dan juga bisa saja epidermidis (29,17%), 5 sampel
berpengaruh saat pengambilan sampel Staphylococcus aureus (20,83%), 6
dan penempatan sampel pada Instalasi sampel Klebsiella sp (25%), 3 sampel
Radiologi. Enterobacter sp (12,5%), dan 3 sampel
Dari hasil penelitian ini adanya Escherichia Coli (12,5%). Bakteri
bakteri pada Ruang Instalasi terbanyak dari variasi bakteri tersebut

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 41


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 1, Januari 2017 : 1-84

yang dilakukan pada 3 ruang penelitian Pusat Kesehatan Masyarakat.


di Instalasi Radiologi adalah Jakarta : Kemenkes RI
Staphylococcus epidermidis, bakteri
4. Jawetz, Melnick, Adelberg., 2014.
tersebut adalah flora normal yang
dimana biasa menyebabkan infeksi Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25.
terutama pada pasien – pasien dengan Jakarta : EGC
imun yang lemah.
Dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan, saran ditujukkan kepada
pihak RSUD Undata Palu Untuk dapat
menjaga kesterilitas ruangan terutama
sanitasi udara berhubung dengan
penilitian ini dapatkan terdapat jenis
bakteri aerob yang dapat mengakibatkan
terjadinya infeksi nosokomial ketika
pasien yang melakukan pemeriksaan di
Instalasi Radiologi adalah pasien
dengan imunitas yang relatif rendah
yang sangat rentan terjadi infeksi
nosokomial.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada Kepala Bagian Radiologi
Rumah Sakit Undata Palu yang telah
banyak membantu penlaksanaan
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Darmadi, 2013. Infeksi Nosokomial
: Problematika dan
Pengendaliannya. Jakarta :
Penerbit Salemba Medika
2. WHO, 2015. Patient Safety, World
Alliance for Safer Heatlh Care.
Geneva
3. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia., 2004. Kebijakan Dasar

Healthy Tadulako Journal (Rosa Dwi Wahyuni : 36-42) 42

Anda mungkin juga menyukai