Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

"MEDIA PENDIDIKAN"

Dosen :
Dra. A. Sangian M.Si
Disusun Oleh
Frangklin E Momongan
NIM : 18207017

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Media Pendidikan” dengan lancar. Penulisan makalah ini
merupakan kewajiban dan sebagai tugas mata kuliah Media Pendidikan.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan ini masih


banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami terus menunggu saran dan kritik
yang sifatnya membangun dan positif. Semoga hasil laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang terjadi di masa sekarang memberikan dampak terhadap
segala aspek, baik kesehatan, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam bidang pendidikan saja,
penemuan-penemuan baru dalam ilmu dan teknologi memberikan pengaruh yang sangat besar.
Perubahan bukan hanya terjadi pada kurikulum dan metodologi pengajaran, namun juga pada
administrasi, organisasi dan juga personilnya. Perubahan ini merupakan suatu  inovasi dalam sistem
pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang
berkenaan dengan sarana fisik dan non-fisik. Untuk itu diperlukan adanya tenaga pengajar yang
handal dan mempunyai kemampuan (capability) yang tinggi dalam  melaksanakan proses belajar
mengajar, baik dalam kinerja, peralatan yang lengkap, dan juga administrasi yang memadai. Media
juga diperlukan guna mengatasi kekurangan-kekurangan dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan yang muncul adalah sejauh mana guru dapat menguasai pengggunaan media
pendidikan di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran.
BAB I
PEMBAHASAN

A.      PENDIDIKAN DAN MEDIA PENDIDIKAN

1.      Pendidikan[1]

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (UU.R.I. No.2 tahun 1989,
Bab 1, Ps. 1. Butir 1).

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Kegiatan bimbingan
merupakan serangkaian kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik dalam upaya mengatasi
kesulitan dan upaya memeahkan masalah agar peserta didik bersangkutan mampu mengatasi
kesulitan dan masalahnya sendiri.

Pengajaran adalah suatu proses dimana berlangsung suatu interaksi antara peserta didik dan
pendidik dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendidikan dalam hal ini memiliki fungsi dan
tujuan tertentu. Untuk melaksanakan fungsi dan tujan tersebut, maka peran dan fungsi sistem dan
proses pembelajaran atau pengajaran ternyata sangat penting, bahkan sangat menentukan.
Interaksi guru dan siswa dalam proses tersebut perlu mendapatkan dukungan dari media
instruksional atau media pendidikan secara luas, tepat dan efektif.

2.      Media Pendidikan[2]

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepenerima pesan.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication


Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang


berbeda. Media adalah bentuk-bentuk kemunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, deidengar dan dibaca. Apapun
batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.

3.      Guru dan Media Pendidikan


Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan
kewenagan. Dalam bidang ini guru akan dihadapkan dengan setidak-tidaknya lima tantangan, yakni:

a. Apakah ia memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengertian yang cukup tentang media
pendidikan?
b. Apakah ia memiliki keterampilan cara menggunakan media tersebut dalam proses belajar
mengajar di kelas?
c. Apakah ia mampu membuat sendiri alat-alat media pendidikan yang dibutuhkan?
d. Apakah ia mampu malakukan penilaian terhadap media yang akan atau yang telah
digunakan?
e. Apakah ia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang administrasi media
pendidikan?
Setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan. Karena media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha
pengajaran di sekolah. Dari sinilah kta dapat mengethui pentingnya hubungan antara pendidikan,
sekolah, guru, dan media pendidikan.

B.       ARTI FUNGSI DAN NILAI MEDIA PENDIDIKAN

ü  Media Komunikasi

            Media komunikasi adalah suatu media atau alat bantu yang digunakan oleh suatu organisasi
untuk mencapai efisiensi dan efektifitas kerja dengan hasil yang maksimal. Hubungan di antara
anggota kelompok didalam sebuah masyarakat dinamakan komunikasi interaksi. Hubungan
komunikai interaksi itu akan berjalan dengan lancar dan mendapat hasil yang maksimal, apabila
menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Media komunikasi yang digunakan dalam
dunia pendidikan umumnya disebut Media Pendidikan.[3]

ü  Media Pendidikan

           

Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik, yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Ciri-ciri dari media komunikasi adalah sebagai berikut:

(a)    Media pendidikan identik,

(b)   Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar,

(c)    Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan dalam pengajaran, antara guru dan siswa, dan

(d)   Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik diluar kelas.

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa
media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mngkin guru tidak mampu
(atau kurang efisien) melakukannya.[4]

a. Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
mengkonstruksi suatu peristiwa atau objek.

b. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.
Manipulatif artinya bersifat manipulasi. Dan manipulasi itu sendiri adalah tindakan untuk
mengerjakan sesuatu dengan tangan atau alat-alat mekanis secara terampil.

c. Ciri distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Media komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas, yang meliputi:[5]

(1)   Edukatif,

(2)   Sosial,

(3)   Ekonomis,

(4)   Politis, dan

(5)   Seni Budaya.

Fungsi media pembelajaran[6],

Pada awalnya media berfungsi sebagai alat bantu saja dalam kegiatan belajar-mengajar
yakni berupa sasaran yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka
mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan
abstrakmenjadi lebih sederhana,konkrit serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat
berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap pemateri pembelajaran.

Menurut Encyclopedia of Educational Research, nilai atau manfaat media pendidikan adalah


sebagai berikut:

1)      Memperbesar perhatian para siswa,

2)      Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
dikalangan siswa,

3)      Menubuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou,

4)      Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.[7]

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28) dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar
jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi
intruksi.[8]

Sudjana & Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu:[9]

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar,
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran,
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, dan
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, memerankan, dan lain-
lain.

ü  Kegunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar[10]

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.

1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka).

2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a.       Objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.

b.      Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.

c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu ceppat, dapat dibantu dengan timelapse  atau high-speed
photography.

d.      Kejadian atau peristiwa yanng terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi leway rekaman, video, film
bingkai, foto maupun secara verbal.

e.       Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan
lain-lain.

f.       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dll) dapat divisualkan dalam bentuk
film, film bingkai, gambar, dll.

3.      Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
Dalam hal ini media  pendidikan berguna untuk.

a.       Menimbulkan kegairahan belajar.

b.      Memungkinnkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkkungan dan kenyataan.

c.       Kemungkinan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.


4.      Dengan sifat yang unik  pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yanng
berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit
bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a.       Memberikan perangsang yang sama

b.      Mempersamakan pengalaman

c.       Menimbulkan persepsi yang sama.

BAB II

KESIMPULAN

Pendidikan dan juga media pendidikan, keduanya saling berkaitan guna memperlancar atau
mempermudah proses belajar mengajar. Media juga berfungsi menumbuhkan minat siswa untuk
lebih semangat belajar, karena dengan media kekurangan-kekurangan dalam  proses belajar
mengajar dapat diminimalisir. Namun, bagaimanapun keterampilan guru dalalm penggunaan media
perlu mendapat perhatian khusus agar tercipta kerjasama yang baik antara guru, siswa dan media.

Daftar Pustaka
[1] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 1-5

[2] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) h.6-7

[3] Ibid.,  h. 10-11

[4]  Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,  (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 12-14

[5] Oemar Hamalik, op. cit., h. 12-15

[6] Usman,M.Basyirudin, media pembelajaran  (jakarta:PT intermasa, 2002) hlm 21

[7] Azhar Arsyad, op. cit., h. 15

[8] Ibid.,  h. 19

[9] Ibid.,  h. 24

[10] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009)h.6-7

Anda mungkin juga menyukai