Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI


PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH:
Pundi Hartati Wijaya (20101156110015)
Revaniken Fanesa (20101156110016)
Reyhan Oktafadilla (20101156110017)

Dosen Pengampu: Astri Indah Juwita, S.Pd,M.Pd.T

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA”YPTK”PADANG
2020/2021
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang terjadi di masa sekarang memberikan dampak terhadap
segala aspek, baik kesehatan, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya.Dalam bidang
pendidikan saja, penemuan-penemuan baru dalam ilmu dan teknologi memberikan pengaruh
yang sangat besar.Perubahan bukan hanya terjadi pada kurikulum dan metodologi
pengajaran, namun juga pada administrasi, organisasi dan juga personilnya. Perubahan ini
merupakan suatu  inovasi dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang
ada.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang
berkenaan dengan sarana fisik dan non-fisik. Untuk itu diperlukan adanya tenaga pengajar
yang handal dan mempunyai kemampuan (capability) yang tinggi dalam  melaksanakan
proses belajar mengajar, baik dalam kinerja, peralatan yang lengkap, dan juga administrasi
yang memadai. Media juga diperlukan guna mengatasi kekurangan-kekurangan dalam proses
belajar mengajar. Permasalahan yang muncul adalah sejauh mana guru dapat menguasai
pengggunaan media pendidikan di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
PEMBAHASAN

A.      PENDIDIKAN DAN MEDIA PENDIDIKAN


1.      Pendidikan[1]
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (UU.R.I.
No.2 tahun 1989, Bab 1, Ps. 1.Butir 1).
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Kegiatan
bimbingan merupakan serangkaian kegiatan pemberian bantuan kepada peserta didik dalam
upaya mengatasi kesulitan dan upaya memeahkan masalah agar peserta didik bersangkutan
mampu mengatasi kesulitan dan masalahnya sendiri.
Pengajaran adalah suatu proses dimana berlangsung suatu interaksi antara peserta
didik dan pendidik dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendidikan dalam hal ini
memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Untuk melaksanakan fungsi dan tujan tersebut, maka
peran dan fungsi sistem dan proses pembelajaran atau pengajaran ternyata sangat penting,
bahkan sangat menentukan. Interaksi guru dan siswa dalam proses tersebut perlu
mendapatkan dukungan dari media instruksional atau media pendidikan secara luas, tepat dan
efektif.
2.      Media Pendidikan[2]
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar.Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar.Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki
pengertian yang berbeda.Media adalah bentuk-bentuk kemunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya.Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, deidengar
dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
3.      Guru dan Media Pendidikan
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional.Karena itu diperlukan kemampuan dan
kewenagan. Dalam bidang ini guru akan dihadapkan dengan setidak-tidaknya lima tantangan,
yakni:
a. Apakah ia memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengertian yang cukup tentang
media pendidikan?
b. Apakah ia memiliki keterampilan cara menggunakan media tersebut dalam proses
belajar mengajar di kelas?
c. Apakah ia mampu membuat sendiri alat-alat media pendidikan yang dibutuhkan?
d. Apakah ia mampu malakukan penilaian terhadap media yang akan atau yang telah
digunakan?
e. Apakah ia memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang administrasi media
pendidikan?
Setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan. Karena media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha
pengajaran di sekolah. Dari sinilah kta dapat mengethui pentingnya hubungan antara
pendidikan, sekolah, guru, dan media pendidikan.
B.       ARTI FUNGSI DAN NILAI MEDIA PENDIDIKAN
ü  Media Komunikasi
            Media komunikasi adalah suatu media atau alat bantu yang digunakan oleh suatu
organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektifitas kerja dengan hasil yang maksimal.
Hubungan di antara anggota kelompok didalam sebuah masyarakat dinamakan komunikasi
interaksi. Hubungan komunikai interaksi itu akan berjalan dengan lancar dan mendapat hasil
yang maksimal, apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Media
komunikasi yang digunakan dalam dunia pendidikan umumnya disebut Media Pendidikan.[3]
ü  Media Pendidikan
           
Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik, yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Ciri-ciri dari media komunikasi adalah sebagai berikut:
(a)    Media pendidikan identik,
(b)   Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar,
(c)    Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan dalam pengajaran, antara guru dan
siswa, dan
(d)   Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik diluar kelas.
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mngkin
guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.[4]
a. Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
mengkonstruksi suatu peristiwa atau objek.
a. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri
manipulatif.Manipulatif artinya bersifat manipulasi.Dan manipulasi itu sendiri adalah
tindakan untuk mengerjakan sesuatu dengan tangan atau alat-alat mekanis secara terampil.
a. Ciri distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Media komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas, yang meliputi:[5]
(1)   Edukatif,
(2)   Sosial,
(3)   Ekonomis,
(4)   Politis, dan
(5)   Seni Budaya.
Fungsi media pembelajaran[6],
Pada awalnya media berfungsi sebagai alat bantu saja dalam kegiatan belajar-
mengajar yakni berupa sasaran yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa
dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang
kompleks dan abstrakmenjadi lebih sederhana,konkrit serta mudah dipahami. Dengan
demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap
pemateri pembelajaran.
Menurut Encyclopedia of Educational Research, nilai atau manfaat media pendidikan
adalah sebagai berikut:
1)      Memperbesar perhatian para siswa,
2)      Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
dikalangan siswa,
3)      Menubuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou,
4)      Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih
banyak dalam belajar.
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru.[7]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28) dapat memenuhi tiga fungsi
utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar
yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi,
dan (3) memberi intruksi.[8]
Sudjana & Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu:[9]
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar,
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran,
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, dan
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
memerankan, dan lain-lain.

ü  Kegunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar[10]


Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.       Objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.
b.      Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu ceppat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-
speed photography.
d.      Kejadian atau peristiwa yanng terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi leway rekaman,
video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e.       Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain.
f.       Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dll) dapat divisualkan dalam
bentuk film, film bingkai, gambar, dll.
3.      Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media  pendidikan berguna untuk.
a.       Menimbulkan kegairahan belajar.
b.      Memungkinnkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkkungan dan
kenyataan.
c.       Kemungkinan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4.      Dengan sifat yang unik  pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yanng berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap
siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.
Hal ini akan lebih
sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a.       Memberikan perangsang yang sama
b.      Mempersamakan pengalaman
c.       Menimbulkan persepsi yang sama.

KESIMPULAN
Pendidikan dan juga media pendidikan, keduanya saling berkaitan guna
memperlancar atau mempermudah proses belajar mengajar. Media juga berfungsi
menumbuhkan minat siswa untuk lebih semangat belajar, karena dengan media kekurangan-
kekurangan dalam  proses belajar mengajar dapat diminimalisir. Namun, bagaimanapun
keterampilan guru dalalm penggunaan media perlu mendapat perhatian khusus agar tercipta
kerjasama yang baik antara guru, siswa dan media.

[1] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 1-5
[2] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) h.6-7

[3] Ibid., h. 10-11
[4]  Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 12-14
[5] Oemar Hamalik, op. cit.,  h. 12-15
[6] Usman,M.Basyirudin, media pembelajaran  (jakarta:PT intermasa, 2002) hlm 21
[7] Azhar Arsyad, op. cit.,  h. 15
[8] Ibid., h. 19
[9] Ibid., h. 24
[10] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009)h.6-7

Anda mungkin juga menyukai