Anda di halaman 1dari 3

AKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan


belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Jadi aktivitas belajar
merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh individu
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran.

2. Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran

Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Mengajar merupakan upaya yang


dilakukan oleh guru untuk membantu siswa belajar. Dalam proses pembelajaran, siswalah
yang menjadi subyek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku
kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran yang menuntut siswa
banyak melakukan aktivitas belajar sendiri atau mandiri. Hal ini bukan berarti membebani
siswa dengan banyak tugas, aktivitas atau paksaan-paksaan. Tetapi siswa belajar mandiri
dengan materi-materi yang telah diberikan agar siswa lebih berminat dalam belajar dan
berkembang pikiranya dengan tujuan ilmu yang didapat secara mandiri bermanfaat bagi masa
depannya.

Dalam pelaksanaanya kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa bukan berarti


guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas, tetapi guru selalu member petunjuk tentang
apa yang harus dilakukan siswa, mengarahkan, menguasai, dan mengadakan evaluasi
(Ibrahim & Nana, 2003:27). Dengan demikian dalam suatu proses pembelajaran siswa yang
harus aktif, fungsi guru hanya sebatas membantu, sehingga proses kemandirian belajar dapat
tercapai.

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
pembelajaran sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam kegiatan belajar, subyek didik atau siswa
harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas
(Sardiman, 2003:95). Dalam proses kemandirian belajar siswa diperlukan aktivitas, siswa
bukan hanya jadi obyek tapi subyek didik dan harus aktif agar proses kemandirian dapat
tercapai.

3. Jenis Aktivitas Belajar

Paul B. Diedrich (Sardiman, 2006: 101), menyatakan bahwa kegiatan siswa


digolongkan sebagai berikut:

1) Visual activities, diantaranya meliputi membaca, memperhatikan gambar


demonstrasi, percobaan
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
dan mengeluarkan pendapat
3) Listening activities, seperti misalnya mendengarkan percakapan, diskusi dan
pidato.
4) Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan dan menyalin.
5) Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, beternak;
6) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, dan
menganalisis.

Terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran


(Martinis Yamin, 2007: 84) yaitu:

1) Memberikan motivasi pada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.


2) Memberikan penjelasan pada siswa mengenai tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberikan topik atau permasalahan sebagai stimulus siswa untuk berpikir terkait
dengan materi yang akan dipelajari.
5) Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya
6) Memunculkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feed back).
8) Memantau pengetahuan siswa dengan memberikan tes.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.
4. Nilai Aktivitas dalam Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2011: 175), penggunaan asas aktivitas memberikan nilai
yang besar bagi pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan oleh:

1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri dalam belajar.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
3) Memupuk kerja sama antar siswa sehingga siswa mampu bekerjasama dengan baik
dan harmonis.
4) Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5) Memupuk terciptanya disiplin kelas dan suasana belajar menjadi demokratis.
6) Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, dan hubungan antara orang tua
dengan guru.
7) Pengajaran diselenggarakan untuk mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis
siswa.
8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup dengan aktivitas siswa.

Anda mungkin juga menyukai