Anda di halaman 1dari 15

Makalah

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH


Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Administrasi dan
Manajemen Sekolah yang diampu oleh Bapak La Ode Ahmad Jazuli, S.Pd., M.Pd. dan Ibu
Era Maryanti, S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 4:

1. Dian A1I120087
2. Elen Riska A1I121088
3. Insan Fikma Sari A1I121092
4. Risna A1I121108
5. Sakina Tul Arabia A1I121111
6. Rostia A1I122068
7. Wa Ode Sitti Azna Muhiknar A1I122074
8. Marhani A1I122093
9. Mumin Rahayu A1I122096

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu”alaikum warhmatullahi wabarokatuh

Segala puji atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong hamba-
Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemuliaan. Shalawat serta salam selalu
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. sebagai Rahmatan
lil”alamin yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang
mendapat sinar ilahi seperti sekarang ini.

Alhamdulillah makalah mengenai “Manajemen Keuangan dan Pembiayaan


Pendidikan” ini dapat diselesaikan semata-mata atas kehendak-Nya dan rahmat serta
cinta kasih-Nya yang berlimpah meskipun dalam penyusunan makalah ini, terdapat
banyak hambatan dan kekurangan didalamnya.

Untuk itu kami dari kelompok 1 selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima
kasih kepada Bapak La Ode Ahmad Jazuli, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah yang telah memberikan dan
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Aamiin. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Kendari, 22 September 2023

Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2
2.1 Pengertian Manajemen dan Pembiayaan Sekolah .................................................... 2
2.2 Tugas Manajemen Keuangan Sekolah ..................................................................... 3
2.3 Sumber Keuangan dalam Pembiayaan Sekolah........................................................ 7
2.4 Dimensi Pengeluaran Sekolah ................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiayaan adalah kemampuan interval sistem pendidikan untuk


mengelola dana-dana pendidikan secara efisien. Pembiayaan pendidikan
adalah sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) yang digunakan
untuk suatu kegiatan pendidikan. Pembiayaan pendidikan tidak hanya
menyangkut analisa sumber, tetapi juga menggunakan dana secara efisien.

Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang


berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban
dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.

Oleh sebab itu, manajemen keuangan dan pembiayaan sekolah adalah


segala komponen sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana untuk
penyelenggaraan pendidikan secara transparan kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen dan pembiayaan sekolah?

2. Bagaiman tugas-tugas dari manajemen keuangan sekolah?

3. Darimana saja sumber keuangan dalam pembiayaan sekolah?


4. Bagaimana dimensi pengeluaran sekolah?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang manajemen dan pembiayaan sekolah.

2. Untuk mengetahui tugas-tugas dari manajemen keuangan sekolah.

3. Untuk mengetahui sumber keuangan dalam pembiayaan sekolah.

4. Untuk mengetahui tentang dimensi pengeluaran di persekolahan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Sekolah

Lembaga pendidikan dari semua jenjang pendidikan mulai dari


prasekolah, sekolah sampai perguruan tinggi merupakan entitas organisasi
yang dalam operasionalnya memerlukan dan membutuhkan uang (money)
untuk menggerakkan semua sumber daya (resource) yang dimilikinya. Dalam
pemahaman Rofiq, A. (2017) menjelaskan bahwa uang ini termasuk sumber
daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu perlu dikelola dengan efektif
dan efisien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan


tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan dan pembiayaan sekolah adalah segala
komponen sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana untuk penyelenggaraan
pendidikan secara transparan kepada masyarakat.

Untuk itu tujuan manajemen keuangan yaitu meningkatkan efektivitas dan


efisiensi penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan sekolah, meminimalkan penyalahgunaan anggaran
sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala
sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan
yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan serta
memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2
Dalam penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan keuangan merupakan
potensi yang sangat menentukan keberhasilan layanan pendidikan dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.
Urgensi komponen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan
komponen produktif dan strategis yang menentukan terlaksananya layanan
pendidikan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Sudarmanto (2009, 1)
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif yang digunakan untuk
membiayai pendidikan terhadap kualitas pelaksanaan pembelajaran, dan
prestasi belajar siswa.

Komponen pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar uang yang


diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya
tujuan pendidikan. Makna manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan lembaga pendidikan mulai
dari perencanaan, penatausahaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan
pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan

2.2 Tugas Manajemen Keuangan Sekolah

Manajemen keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan


dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Manajemen keuangan
dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Menurut Jones (1985), manajemen keuangan meliputi:

1. Perencanaan financial
Perencanan yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang
tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa
efek samping yang merugikan. Adapun dalam perencanaan keuangan
sekolah sedikitnya mencangkup dua kegiatan yaitu penyusunan anggaran
keuangan sekolah dan pelaksanaan rencana anggaran pendapatan belanja
sekolah (RAPBS).

3
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksud untuk mengatur
sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusunan anggaran merupakan langkah-langah positif untuk
merealisasikan penggunaan pembiayaan. Pada dasarnya, penyusunan
anggaran merupakan negosiasi atau kesepakatan antara pucuk pimpinan
dengan bawahannya untuk menentukan besarnya alokasi biaya untuk suatu
penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan suatu
pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari
sumber dana.
Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini, Lipham
(1985) mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan,
menentukan prioritas, menjabarkan tujuan ke dalam penampilan
operasional yang dapat diukur, menganalisis alternatif pencapaian
tujuan dengan analisis cost-efectiveness, dan membuat rekomendasi
alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.
b. Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan
mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran
program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukkan
inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahanbahan yang telah
tersedia.
c. Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukaan,
melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuatn
perhitungan, mengawasi pelaksanaan, sesuai dengan prosedur kerja
yang berlaku, serta membuat laporan dan pertanggungjawaban
keuangan.
d. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan proses
belajar mengajar, menilai bagaimana pencapaian sasaran program,
serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan
datang.

4
2. Pelaksanaan (implenmentation involves accounting)

Prosedur pelaksanaan berupa penentuan sumber dana karena


berpengaruh pada kemampuan sekolah dalam melaksanakan kegiatan
persekolahan. Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah,
manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti
mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan
dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar
semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu dilakukan


adalah kegiatan membukukan atau accounting. Komponen utama
manajemen keuangan meliputi prosedur anggaran, prosedur akuntansi
keuangan, pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian,
prosedur investasi dan prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya manajemen keuangan ini menagnut asas
pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.
Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan
berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah
pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan
pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai
dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban. Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer,
berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk
memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan
fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan
kedalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi
bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas
pembayaran.

5
3. Evaluasi
Sebelum melakukan proses evaluasi atau penilaian, maka dilakukan
pengawasan dan pemeriksaan dalam pelaksanaan pembiayaan sekolah. .
Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu
kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang
dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.
Menurut Nanang Fatah pengawasan pembayaan pendidikan bertujuan
untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat
penggunaannya. Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari :

1. Memantau (monitoring)
2. Menilai
3. Malampirkan hasil temuan, baik pada kinerja aktual maupun hasilnya

Langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan


adalah sebagai berikut:

1. Penetapan standar atau patokan, baik berupa ukuran kuantitas,


kualitas, biaya maupun waktu.
2. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya
dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Menentukan tindak perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi
materi rekomendasi.
Proses penilaian terhadap pencapaian tujuan yang dilakukan secara
rutin pada setiap program sekolah. Peran kepala sekolah sangatlah penting
untuk melakukan evaluasi pada seluruh kegiatan sekolah (Handoko &
Tukieran, 2022). Evaluasi keuangan dilakukan setiap triwulan atau
persemester di mana dana yang diperoleh akan dipertanggungjawabkan
kepada sumber dana.

6
2.3 Sumber Keuangan dalam Pembiayaan Sekolah

Pembiayaan pendidikan adalah nilai rupiah dari seluruh sumber daya


(input) yang digunakan untuk suatu kegiatan menyangkut analisa sumber dan
menggunakan dana yang dalam hal ini semakin kurang dana yang diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuannya dan lebih banyak yang dicapai dari anggaran
yang tersedia maka semakin efisien sistem pendidikan.

Dalam pengeluaran pembiayaan pendidikan, ada beberapa sumber yang


dapat dialokasi pada pembiayaan pendidikan. Beberapa sumber keuangan
dalam pembiayaan ditingkat sekolah, antara lain:

a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


Dasar pembiayaan pendidikan nasional melalui UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Beberapa bantuan pembiayaan
pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat-daerah antara lain:
1) Dana BOS
Dana Bantuan Operasional Sekolah adalah dana yang dikeluarkan
pemerintah berupa pemberian dana langsung ke lembaga pendidikan
baik Negeri maupun Swasta untuk kepentingan pendidikan yang
bertujuan untuk mengurangi beban masyrakat, khususnya
membiayai pendidikan yang kurang memenuhi sebagai wujud
perhatian terhadap siswa miskin, sekolah diwajibkan untuk
membebaskan kewajiban membayar iuran sekolah dan biaya untuk
kegiatan ekstrakurikuler siswa. Besaran dana BOS yang diterima
sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah
dan satuan biaya (unit cost) bantuan. Secara umum, Program BOS
cenderung dilaksanakan sebagai subsidi umum yang luas dan
merata. Sekolah yang menolak program BOS ini hanya sebagian
kecil saja dan umumnya sekolah yang relatif kaya. Keputusan untuk
menolak Program BOS tersebut dilakukan secara sepihak oleh
pengelola sekolah, tanpa bermusyawarah dengan orangtua siswa.

7
2) Dana BSM
Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) merupakan wujud kepedulian
pemerintah terhadap siswa miskin. Tujuan pemberian dana ini
adalah untuk mencegah siswa miskin dari kemungkinan putus
sekolah akibat kesulitan biaya pendidikan di sekolah dan juga
memberi peluang/kesempatan yang lebih besar kepada siswa miskin
untuk terus bersekolah hingga menyelesaikan pendidikannya.
Sasaran pemberian bantuan dana BSM ini dikhususkan bagi siswa
yang kurang mampu/miskin saja.

b. Orang Tua Peserta Didik


Pembiayaan yang bersumber dari orang tua atau wali siswa biasa disebut
dengan pengeluaran keluarga. Komponen biaya yang ditanggung keluarga
ditingkat sekolah diantaranya uang sekolah bulanan (SPP) yaitu dana untuk
peserta didik seperti pembayaran seragam, buku, ATK, transport. Selain itu,
ada juga dana pembangunan yang dipakai membiayai pembangunan seperti
sarana prasarana, alat belajar, media dan lain-lain. Peran serta orang tua
dalam pendidikan bertujuan untuk ikut serta memelihara, menumbuhkan,
meningkatkan, dan mengembangkan pendidikan serta terjalinya kerja sama
yang baik antara orang tua murid/siswa dengan guru.

c. Masyarakat
Pembiayaan yang bersumber dari perorangan atau kelompok masyarakat
seperti organisasi, Yayasan atau badan usaha milik pemerintah mauapun
swasta. Dalam kaitan ini, Thomas, H. Jones mengatakan “Sometimes called
public cost, the include cost of educations financed through taxation. Most
public school expenses are examples of sosial costs”. Dengan kata lain,
biaya masyarakat adalah biaya sekolah yang dibayar oleh masyarakat.

8
d. Alumni
Pembiayaan yang bersumber dari alumni bersifat sukarela dan tidak
mengikat bagi siapapun guna membantu peningkatan mutu sekolah yang
tidak selalu dalam bentuk uang. Misalnya buku-buku atau alat untuk
perlengkapan sekolah.

e. Peserta Kegiatan
Dana yang bersumber dari siswa sekolah itu sendiri atas anggota masyarakat
yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan kegiatan atau
biasa kita kenal sebagai ekstrakurikuker, seperti praktek bahasa inggris,
pelatihan komputer atau kursus lainnya.

f. Kegiatan Wirausaha Sekolah


Dana yang merupakan hasil dari beberapa kegiatan wirausaha sekolah yang
pengolaannya dilakukan oleh staf sekolah atau para sekolah. Misalnya
koperasi sekolah, bazar tahunan, usaha fotocopy dan lain sebagainya

2.4 Dimensi Pengeluaran Sekolah


Dalam perencanaan pembiayaan, kita harus memahammi Istilah yang
berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni penerimaan dan pengeluaran.
Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang diperoleh rutin setiap tahun
oleh sekolah dari berbagai sumber resmi. Anggaran dasar pengeluaran
merupakan jumlah uang yang dibelanjakan setiap akhir tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Berdasarkan sifatnya, pengeluaran dikelompokkan menjadi dua, antara lain:

a. Biaya rutin
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti
gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya
pemeliharaan Gedung, fasilitas dan alat pengajaran (barang-barang habis
pakai).

9
b. tidak rutin
Biaya ini biasa dikenal dengan biaya pembangunan. Pengeluaran biaya tidak
rutin berupa biaya pembangunan gedung, biaya pemeliharaan, perawatan,
pengadaan sarana prasarana pendidikan serta pengeluaran lain unutk
barang-barang yang tidak habis pakai.

Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total cost
dan unit cost. Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan, unit cost adalah biaya satuan per peserta didik. Untuk menentukan
biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro.
Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro berdasar pada alokasi
pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan peserta didik.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembiayaan adalah kemampuan interval sistem pendidikan untuk mengelola


dana-dana pendidikan secara efisien. Pembiayaan pendidikan adalah sebagai nilai
rupiah dari seluruh sumber daya (input) yang digunakan untuk suatu kegiatan
pendidikan. Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisa sumber, tetapi
juga menggunakan dana secara efisien. Semakin efisien sistem pendidikan itu
semakin kurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuannya dan
lebih banyak yang dicapai dengan anggaran yang tersedia.
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan
dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan
di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen
pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu penyusunan anggaran, pembiayaan,
pemeriksaan. Manajemen keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan
dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Manajemen keuangan
dimaksudkan sebagai suatu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, yaitu kegiatan
mengkoordinirsemua sumber daya yang tersedia, pelaksanaan berdasarkan rencana
yang telah dibuat dan proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

3.2 Saran
Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem pengelolaan
yang baik, untuk itu satuan pendidikan harus pandai, efektif dan efisien dalam
memanajemen biaya ditingkat sekolah. Untuk itu diperlukan kepemimpinan
dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju keseimbangan antara sistem
yang ada dalam mendistribusikan sumber-sumber dana pendidikan di
Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amka. 2021. Manajemen dan Administrasi Sekolah. Sidoarjo. Nazmia Learning


Center.
Rekasari, M. H., Negeri, S., & Selatan, B. (n.d.). EFEKTIVITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH (Study Evaluatif Di SMA
Negeri 7 Bengkulu Selatan). In JURNAL MANAJER PENDIDIKAN (Vol.
14, Issue 2). www.DetikNews.com
Ayu Nur Rabani, F., & Trihantoyo, S. (2023). Pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi Keuangan Sekolah di SMP Dalam Meningkatkan Transparansi
dan Akuntabilitas. Jurnal Inovasi Dan Manajemen Pendidikan, 3(1).
https://doi.org/10.12928/jimp.v3i1.8023
P, F. W., Pendidikan, P., & Kajian Teoritis, S. (n.d.). PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN: SUATU KAJIAN TEORITIS FINANCING OF
EDUCATION: A THEORITICAL STUDY.
Adillah, G. (n.d.). MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH. (Vol. 10, Nomor 4)

12

Anda mungkin juga menyukai