Bab 1. Pendahuluan
pembelajaran fisika. Salah satunya adalah para siswa sedikit sekali yang tertarik
pada pelajaran fisika. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa pelajaran fisika
banyak sekali rumus-rumus dan sukar dipahami. Sikap mereka tehadap fisika bisa
di lihat dengan kurang adanya perhatian sampai penolakan mendalam. Dalam hal
ini, guru selaku tenaga pengajar hendaknya bisa lebih kreatif dalam mengelola
menyenangkan. Jika para siswa senang belajar fisika, tentu mereka bisa menjadi
lebih aktif. Keaktifan yang dimaksud disini tentu saja keaktifan yang mampu
cocok untuk dapat memberikan pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih jelas
dan lebih mudah dipahami. Dalam fisika, alat yang biasa digunakan adalah slide,
film, gambar, poster, lembar kerja siswa (LKS), kaset pita suara, daftar dinding
dan lain-lain.
media pembelajaran berupa LKS dengan desain yang cukup menarik yang
selanjutnya dinamakan dengan LKS físika ceria. LKS ini berisi kegiatan-kegiatan
terprogram yang langsung dilengkapi dengan gambar cara kerja sehingga mampu
memberikan kesan mudah bagi siswa. LKS ini juga dilengkapi dengan soal-soal
2
ceria yang disajikan dalam bentuk TTS, square, kata berantai, gambar dan
sebagainya.
Dengan pengembangan LKS model físika ceria ini diharapkan para siswa
lebih termotivasi untuk belajar físika, baik belajar terbimbing maupun belajar
mandiri. Selain itu juga proses belajar mengajar seperti ini akan menjadikan
kedudukan siswa dalam belajar tidak hanya sebagai obyek melainkan juga sebagai
subyek belajar.
media pembelajaran terhadap motivasi belajar dan prestasi siswa kelas VIII
Dalam pembelajaran fisika di kelas tidak sedikit siswa yang merasa stress
bahwa nilai rata-rata kelas di raport untuk pelajaran fisika seringkali merupakan
nilai yang terendah dibanding dengan pelajaran-pelajaran lain. Tanpa disadari para
3
Bheta Nurina Sari (2004) memberikan beberapa cara atau metode yang
dapat di tempuh oleh guru agar pelajaran fisika lebih mudah bagi siswa sehingga
siswa dalam belajar tidak lagi merasa terpaksa melainkan merasa sebagai suatu
kewajiban bahkan belajar fisika bisa menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan
dan menarik. Metode atau cara yang perlu dilakukan tersebut antara lain:
1. Memberikan pengantar yang baik; dalam memulai pokok bahasan atau bab
yang baru, siswa butuh suatu pengantar yang baik, agar merasa nyaman dalam
2. Memulai dengan hal-hal yang mudah; saat masuk ke suatu pokok bahasan,
dengan contoh-contoh soal serta soal-soal latihan yang mudah pula. Hal ini
kepercayaan dirinya.
bertahap, baik dari segi penyampaian materi maupun dari tingkat kesulitan
soal.
siswa menangkap suatu konsep secara samar-samar. Karena ini akan menjadi
siswa
alam, dan mempelajarinya tentu tak bisa lepas dari eksperimen. Kadang hanya
lewat eksperimen siswa dapat meyakini suatu hal yang sepintas tidak sesuai
dengan logika mereka. Selain itu, media elektronik juga baik untuk
dipaksakan bila kondisi siswa sudah jenuh. Hal tersebut diatasi dengan
soal-soal fisika.
tertentu demi mencapai tujuan (Sardiman, 2005). Sementara itu motivasi menurut
5
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang akan
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ditemukan reaksi yang berbeda terhadap
berbagai tugas dan materi pelajaran yang diberikan pada para siswa. Ada sebagian
belajar atau sesuatu yang mengarahkan untuk dapat belajar, oleh karena itu
belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi dapat juga dikatakan
seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha
Motivasi belajar itu tumbuh dalam diri seseorang akan tetapi motivasi
tersebut dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar. Menurut Seagoe dalam
Sumaji (1998) kondisi yang memotivasi untuk belajar tidak serta merta muncul,
namun perlu diusahakan dan diciptakan terus menerus. Setiap orang pasti
rasa ingin tahu, memenuhi perasaan senang, kepuasan, keberhasilan, harga diri,
menunjukkan bahwa siswa hanya giat belajar jika ia termotivasi untuk belajar.
Motivasi belajar ini dapat dibangkitkan dengan menciptakan suatu kondisi yang
dapat menggairahkan siswa (Karso, 1993). Salah satu cara yang dapat ditempuh
Menurut Davies dalam Betha Nurina sari (2004), motivasi memiliki empat
memberi semangat sehingga siswa menjadi aktif, sibuk, dan tertarik, motivasi
menopang upaya-upaya dan menjaga belajar siswa agar tetap berjalan, (b)
melengkapi suatu tugas, mencapai tujuan khusus yang diinginkan, dan (c)
motivasi itu selektif, siswa dapat menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan
suatu simbol yang menyatakan nilai, baik dalam bentuk huruf maupun angka,
7
sejauhmana telah mencapai tujuan yang diterapkan di setiap bidang studi. Dalam
institusi pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung, prestasi atau hasil
belajar terkait dengan evaluasi. Prestasi belajar bukan merupakan hasil dari
kegiatan belajar mengajar semata, namun prestasi merupakan hasil kerja yang
disimpulkan bahwa prestasi belajar fisika adalah hasil yang telah dicapai siswa
melalui suatu kegiatan belajar fisika. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi, makna
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
pendidikan antara lain; Fleming berpendapat bahwa media adalah alat yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju. Menurut Gagne dan Briggs, media adalah
8
Menurut Sadiman (2006), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
pikiran, perasaan, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
maupun dibaca.
hendaknya disesuaikan dengan usia peserta didik yang hendak diajar serta materi
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya, mulai dari yang
paling sederhana dan murah hingga yang paling canggih dan mahal harganya. Ada
media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, diproduksi oleh pabrik, sudah tersedia
di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, dan ada pula yang secara
2. Cetak, meliputi buku pelajaran, modul, lembar kerja siswa, brosur, gambar.
4. Proyeksi visual diam, meliputi Over Head Transparansi (OHT), dan film
bingkai (slide).
7. Audio visual gerak, meliputi film gerak bersuara, video/VCD, dan televisi.
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efesien (Rahadi, 2003). Tetapi secara lebih khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci. Menurut Sudjana dan Rivai dalam Azhar (2006)
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila
guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
peserta didik. Sementara itu menurut Liliasari dalam Nurkamri (2002), LKS
adalah salah satu media pembelajaran yang didalamnya memuat: judul kegiatan,
tujuan, daftar alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan, informasi
pembetulan konsep, dan tugas yang berhubungan dengan kegiatan dan konsep
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang terprogram, ringkasan materi untuk pembetulan konsep serta tugas atau soal-
pembelajaran. Karena LKS merupakan bagian dari tugas guru maka dalam
informasi (3) bahasa yang digunakan mudah dimengerti (4) dapat merangsang
siswa untuk berfikir kreatif serta (5) dapat mengembangkan keterampilan proses
siswa.
siswa dalam belajar, baik belajar mandiri maupun terbimbing. Sementara itu,
1. Sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam mengarahkan pembelajaran atau
4. Sebagai umpan balik bagi siswa dan guru tentang kemampuan pemahaman
konten (isi materi pelajaran itu sendiri). Dengan kata lain, LKS model fisika
12
ceria ini disajikan dengan cara yang berbeda akan tetapi isi atau inti materinya
tetap sama.
1. Eksperimen/kegiatan sains
diperlukan untuk memantapkan konsep atau teori yang telah dipelajarai oleh
dengan gambar cara kerja langkah demi langkah sehingga lebih mudah bagi
siswa. Dengan desain seperti ini diharapkan siswa lebih mudah memahami dan
2. Soal-soal Ceria
Hal-hal yang paling mencolok dari LKS model fisika ceria ini adalah
penyajian soal-soal. Model soal-soal fisika ceria ini, didesain dalam beberapa
bentuk antara lain; Teka-teki Silang (TTS), Square dan kata berantai.
Soal-soal ceria ini sangat baik digunakan untuk materi-materi fisika yang
lebih banyak membahas teori. Model ini dapat mengarahkan siswa untuk banyak
dan lebih berkembang. Jawaban untuk soal-soal model TTS, square dan kata
Pada umumnya para siswa telah mengenal model TTS, square dan kata
berantai ini, begitu juga dengan aturan mainnya. Untuk TTS, semua jawaban diisi
yang telah ditentukan. Untuk model square, siswa dapat menemukan jawaban dari
13
mendatar maupun menurun dengan memberi tanda arsir atau melingkari kotak-
kotak tersebut. Sedangkan untuk kata berantai, satu soal terdiri atas lebih dari satu
pertanyaan dan uniknya setiap huruf terakhir dari pertanyaan pertama merupakan
huruf awal pertanyaan kedua begitu seterusnya sehingga mampu memaksa otak
siswa untuk berpikir. Model soal ceria ini selalu dilatar belakangi oleh ilustrasi
gambar kartun lucu yang mendukung pokok bahasan yang menjadi topik
pembelajaran. Selain itu juga untuk menambah kecerian LKS ini, petunjuk
3. Soal-soal Evaluasi
siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Soal evaluasi ini merupakan soal
adalah penyampaian materi yang terlalu monoton. Kondisi belajar seperti ini
membuat para siswa malas belajar sehingga banyak mengalami kesulitan. Disini
siswa. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pengembangan media
LKS Model Fisika ceria. LKS ini telah berusaha memadukan antara unsur belajar
sebagai unsur pokok dengan unsur permainan sebagai unsur hiburan tetapi tidak
14
mengurangi esensi materi pelajaran. Disini permainan yang diadopsi berupa teka-
teki silang. Beberapa keunggulan teka-teki silang adalah mampu mengasah otak
fisika. Selain itu juga permainan ini efektif diterapkan selama proses pembelajaran
berlangsung. Permainan ini juga sangat besar pengaruhnya terhadap jiwa bersaing
siswa. Sementara itu kegiatan sains yang langsung dilengkapi dengan gambar
mampu memberikan kesan mudah bagi siswa sehingga pekerjaan guru menjadi
lebih ringan. Selain itu juga gambar langsung menyebabkan daya ingat siswa
lebih kuat.
motivasi belajar dan prestasi siswa kelas VIII MTsN se-Kota Mataram.
motivasi belajar dan prestasi siswa kelas VIII MTsN se-Kota Mataram.
motivasi belajar dan prestasi siswa kelas VIII MTsN se-Kota Mataram?
melihat dan meneliti adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variabel
group eksperimen) karena sampel terdiri atas kelompok kontrol dan kelompok
Eksprimen Ya Ya Ya Ya Ya
Adapun data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan untuk
eksperimen, sementara itu kelas kontrol tetap dipegang oleh guru yang
post-test kedua kelas. Selanjutnya pada kelas eksperimen diberikan angket untuk
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan LKS
model Fisika Ceria dalam pembelajaran fisika dan variabel terikatnya adalah
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII
Dalam penelitian ini ada dua tahap utama yang ditempuh yaitu:
Untuk materi alat optik diperlukan waktu 5 kali pertemuan dengan alokasi
yang menarik.
17
kertas A4. Profil LKS fisika ceria dapat dilihat pada lampiran 3.
instrumen.
1. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yakni kelas eksperimen dan kelas
suatu perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa tes prestasi
belajar untuk soal-soal fisika dengan pokok bahasan alat-alat optik. Instrumen
yang baik hendaknya dapat mengumpulkan data yang dapat dipercaya serta sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Baik buruknya instrumen dapat diukur melalui
N ∑ xy−( ∑ x )( ∑ y )
r xy =
√ {N ∑ x −(∑ x ) }{ N ∑ y − (∑ y ) }
2 2 2 2
(5.1)
hasil kali skor dalam sebaran x dan sebaran y, ∑x2 menyatakan jumlah skor yang
Selanjutnya nilai rxy akan di konsultasikan dengan Tabel r product moment dengan
taraf signifikansi 5%. Item tersebut dikatakan valid jika r xy lebih besar dari r tabel
dan item tersebut dikatakan tidak valid jika rxy lebih kecil dari r tabel.
19
2. Reliabilitas soal
Untuk mencari reliabilitas butir soal, digunakan metode belah dua (split-half
2 r 1/2 1/ 2
r 11=
1+ r 1/2 1/2 (5.2)
r
1. Jika r 11 > tabel , maka butir soal tersebut dikatakan reliabel
r
2. Jika r 11 < tabel , maka butir soal tersebut dikatakan tidak reliabel.
dengan menggunakan tes penguasaan konsep fisika siswa dan angket untuk
memperoleh data respon siswa terhadap pengembangan LKS model fisika ceria
menggunakan LKS model fisika ceria dapat diolah dengan uji-t. Rumus uji t’ ada
dua yakni polled varians dan separated varians. Polled varians digunakan untuk
20
data sampel yang homogen. Persamaan Polled Varians dapat dilihat pada
x 1−x 2
t' =
s
√( 1 1
+
n1 n2 ) (5.3)
2 ( n1 −1 ) S 21 + ( n2−1 ) S 22
S =
n1 + n2−2 (5.4)
Untuk data sampel yang tidak homogen persamaan yang dipakai adalah
x 1 −x 2
t' =
√( s21
+
n1 n 2
s 22
) (5.5)
Sebelum melakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dan uji
normalitas. Homogenitas data dapat dicari dengan menggunakan rumus uji F pada
Varians terbesar
F=
Varians terkecil (5.6)
Data homogen jika F hitung < dari F tabel pada taraf signifikan 5 % dengan F
dk2 menyatakan derajat kebebasan penyebut, dengan dk= k-1. Sedangkan uji
atau tidak. Uji normalitas dicari dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat pada
i =1 fh (5.7)
2 2
Data terdistribusi normal jika χ hitung < χ tabel taraf signifikansi 5% dengan derajat
5.7.2 Respon Siswa Terhadap Penggunaan LKS Model Fisika Ceria Dalam
Pembelajaran Fisika
Data respon siswa terhadap penggunaan media LKS model fisika ceria
1
M i=
2 (skor ideal) (5.9)
1
S i= (M )
3 i (5.10)
22
Pedoman untuk mengkonversi penilaian skala 1-5 dapat dilihat pada tabel 5.2.
e. Pangkat/golongan :-
f. Jabatan :-
g. Fakultas/Jurusan : PMIPA/Fisika
h. Waktu Penelitian : 6 jam/minggu
Anggota 2
a. Nama Lengkap : Musani, S.Pd
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP :-
d. Disiplin Ilmu : MIPA
e. Pangkat/golongan :-
f. Jabatan :-
g. Fakultas/Jurusan : PMIPA/Fisika
h. Waktu Penelitian : 6 jam/minggu
3. Tenaga Laboran :-
4. Pekerja Lapangan/Pencacah : (ketua dan anggota peneliti)
5. Tenaga Administrasi :-
Anggaran
NO Rencana Kegiatan
Biaya (Rp)
1 Pengambilan Data
- penggandaan instrument pre test 500.000,-
- penggandaan instrument post test 500.000,-
- penggandaan instrument angket 200.000,-
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar. 1993. Proses Belajar Mengajar Pada CBSA dan LKS. Surabaya: Usaha
Nasional.
Jackson, Tom. 2002. Kegiatan Sains Cahaya dan Warna. Terjemahan oleh
Aburiati. 2006. Bandung: Pakar Raya.
Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika 2B untuk SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
Nurachmandani, Setya. 2005. Fisika Untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Surakarta:
Grahadi.
Watson, George. 2002. 190 Kegiatan Siap Saji Yang Membuat Sains
menyenangkan. Terjemahan oleh Idhi Heru Supriadi. 2006. Bandung.
Pakar Raya.
PE N D ID I KAN
1. Tamatan SD pada tahun 1997 pada SDN 1 Kembang Kuning
2. Tamatan MTs Hamzanwadi Tanjung pada tahun 2000
3. Tamatan MAN Selong pada tahun 2003
4. Tamatan S-1 pendidikan Fisika FKIP UNRAM Tahun 2007
PENGALAMAN PENELITIAN
Belum ada karena mulai tugas Dosen 3 Maret 2008
PE N D ID I KAN
1. Tamatan SD pada tahun 1997 pada SDN 3 Beleka kecamatan Gerung
2. Tamatan SMP pada tahun 2000 pada SMPN 1 Gerung Lombok Barat
3. Tamatan SMA pada tahun 2003 pada SMUN 1 Gerung Lombok Barat
4. Tamatan S-1 pendidikan Fisika FKIP UNRAM Tahun 2007
PENGALAMAN PENELITIAN
Belum ada karena mulai tugas Dosen 22 September 2007
PE N D ID I KAN
5. Tamatan SD pada tahun 1997 pada SDN 3 Beleka kecamatan Gerung
6. Tamatan SMP pada tahun 2000 pada SMPN 1 Gerung Lombok Barat
7. Tamatan SMA pada tahun 2003 pada SMUN 1 Gerung Lombok Barat
8. Tamatan S-1 pendidikan Fisika FKIP UNRAM Tahun 2007
PENGALAMAN PENELITIAN
Belum ada karena mulai tugas Dosen 22 September 2007
(Musani, S.Pd)
29