Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING


LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR FISIKA PADA PESERTA DIDIK
SMA NEGERI 10 MAKASSAR

ASTUTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PPG SM-3T ANGK.II
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
JUDUL PENELITIAN

Penerapan

Model Pembelajaran

Problem

Solving Laboratory

untuk

meningkatkan minat belajar fisika pada peserta didik SMA Negeri 10


Makassar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMP Negeri 1 Karera merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di
daerah ujung selatan Indonesia. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang
berada di daerah terpencil Indonesia. Karena tempatnya yang jauh dari pusat kota
kabupaten kota Sumba Timur, mengakibat sangat sulit untuk akses ke sekolah
tersebut. SMP Negeri 1 Karera memilki jumlah peserta didik yang sedikit. Hal ini
diakibatkan karena sebagian besar penduduk di sana kurang tertarik untuk
menyekolahkan anak-anaknya. Kurangnya dukungan antara orang tua dengan
anak, mengakibatkan pula motivasi belajar sangat kecil. Kurangnya motivasi yang
dimiliki oleh peserta didik memiliki dampak terhadap aktivitas dan prestasi
belajar di kelas. Apalagi ketika peserta didik dipertemukan dengan mata pelajaran
fisika, yang diketahui bahwa pelajaran fisika notabene merupakan pelajaran
dengan sedikit peminatnya.
Selain itu, kurangnya motivasi belajar juga diakibatkan karena peserta
didik yang tidak tahu apa hakikat sebenarnya dari belajar fisika. Dalam benak
mereka hanya tertanam bahwa ketika mempelajari fisika, mereka hanya akan
bertemu dengan berbagai bentuk rumus. Kurangnya motivasi peserta didik ini
akan sangat menyulitkan guru dalam memahamkan materi fisika kepada peserta
didik.

Fakta selanjutnya tentang keadaan siswa SMPN 1 Karera adalah sebagian


besar lebih senang dengan aktivitas yang melibatkan otot daripada otak. Sehingga
ketika memberikan pembelajaran fisika yang hanya menekankan pada teori saja
tanpa dibarengi dengan praktik, peserta didik akan kurang termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran.
Sesuai dengan karakter peserta didik yang terbiasa menyelesaikan sesuatu
dengan menggunakan otot, maka untuk meningkatkan motivasi belajar dan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fisika penulis akan menerapkan model
pembelajaran Problem Solving Laboratory. Model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir peseta didik
dalam situasi berorientasi pada masalah dunia nyata. Dalam menyelesaikan
masalah tersebut dilakukan melalui kegiatan laboratorium.
Berdasarkan dari fakta-fakta di atas, maka penulis akan melakukan sebuah
penelitian tindakan kelas dengan judul penelitian

Penerapan Model

Pembelajaran Problem Solving Laboratory untuk meningkatkan motivasi


belajar fisika pada peserta didik SMP Negeri 1 Karera Sumba Timur
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Solving Laboratory
dapat meningkatkan minat belajar peserta didik kelas XI MIA2 SMA
Negeri 10 Makassar?
2. Bagaimana respon peserta didik kelas XI MIA2 SMA Negeri 10
Makassar melakukan kegiatan laboratorium?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Problem Solving Laboratory dapat


meningkatkan minat belajar peserta didik kelas XI MIA2 SMA Negeri 10
Makassar.
2. Mengetahui respon peserta didik kelas XI MIA2 SMA Negeri 10
Makassar setelah melakukan kegiatan laboratorium
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut.
1. Bagi peserta didik
Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta meningkatkan
pemahaman mereka tentang konsep-konsep Fisika.
2. Bagi guru/peneliti.
Menjadi bahan pembelajaran bagi guru dalam meningkatkan kualitas
mengajarnya.
3. Bagi sekolah
Peneliti memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi sekolah dalam
rangka perbaikan pelajaran pada khususya dan sekolah pada umumnya.

II. KAJIAN TEORETIK


A. Dekripsi teori
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat merupakan sifat yang relative yang menetap pada diri
seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegitan seseorang
dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakuakan sesuatu.

Menurut Slameto (2003: 180)


Minat adalah suatu rasa lebih suka rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Djamarah (2008:166)
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas.
Djaali (2008:121)
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanisfestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan, minat adalah rasa lebih
suka pada suatu aktivitas yang dapat diekspresikan melalui pernyataan. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa. Maka peserta didik tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segansegan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahkan
pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
b. Indikator Minat Belajar
Untuk menganalisis minat belajar dapat dilihat dari penadapat
beberapa ahli yang sebelumnya telah dikemuakakan di awal bahwa minat
belajar dilihat dari perhatian yang elbih besar dalam melakukan aktivitas yang
mereka senangi dan ikut terlibat atau berpastisipasi dalam proses
pembelajaran. Indikator minat yang digunakan sebagai acuan penelitian ini
adalah perasaan senang dalam belajar, konstentrasi, perhatian dalam belajar,

ketertarikan dalam belajar. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah
minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran fisika.
c. Upaya Meningkatkan Minat Belajar
Menurut Usman (1996 : 27) bahwa pada hakikatnya anak berminat
tehadap belajar dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat
anak terhadap belajar. Selanjutnya Simanjuntak (1993:58) mengemukakan
minat dapat timbul pada seseorang jika menarik perhatian terhadap suatu
objek.
Menurut Simanjuntak (1993: 58) cara membangkitkan minat belajar
anak diperlukan beberapa syarat yaitu belajar harus menarik perhatian,
sebagai contohnya mengajar dengan cara yang menarik, mengadakan
selingan, menjelaskan dari yang mudah ke sukar atau dari yang kongret ke
abstrak, penggunaan alat peraga. Obyek atau keadaan yang kekuatannya
menarik

akan

menimbulkan

minat

misalnya

menlaukan

percobaan,

melakukan berbagai bentuk keterampilan,mengadakan pameran karyawisata.


Menurut Rachman (1997 : 151) untuk menumbuhkan perhatian dan
minat peserta didik dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran
terpadu. Menurut Rooijakers (2008 : 25) cara menumbuhkan minat dengan
menghubungkan bahan pelajarn dengan suatu berita sensaional yang sudah
diketahui kebanyakan siswa. Anni (2007 : 186) mengemukakan pengaitan
pembelajaran dengan minat siswa adalah penting, dan karena itu tunjukkanlah
bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.

Komponen-komponen

proses

belajar

mengajar

yang

harus

dilaksanakan sebagai usaha membangkitkan minat belajar anak atau anak


didik

antara

didik

antara

lain

merumuskan

tujuan

pengajaran,

mengembangkan/menyusun alat-alat evaluasi, menetapkan kegiatan belajar


mengajar, merencanakan program dengan menggunakn model pemnelajaran
yang tepat.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pola Pembelajaran problem solving Laboratory yaitu pola pembelajaran
dimana

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik atas dasar

permasalahan yang dirancang dan diajukan oleh guru, dimana peserta didik
menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini diperkuat oleh Ellinawati (2010) bahwa:
Model Pembelajaran Problem Solving Laboratory merupakan elaborasi dari
metode pembelajaran berbasis masalah. Sintaks permasalahan sama, namun
teknik penyelesaian masalah dilakukan melalui kegiatan laboratorium.
Tabel. 1 Sintaks Problem Solving
Fas
e
1

Indikator

Tingkah Laku Guru

Orientasi peserta didik pada Menjelaskan tujuan pembelajaran ,


masalah
menjelaskan logistik yang diperlukan ,
dan memotivasi peserta didik terlibat
pada aktivitas penyelesaian masalah
Mengorganisasi peserta didik Membantu peserta didik
untuk belajar
mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Membimbing
pengalaman Mendorong peserta didik untuk
individual/kelompok
mengumpulkan informasi yang sesuai ,
melaksanakan
eksperimen
untuk
mendapatkan
penjelasan
dan
penyelesaian masalah.
Mengembangkan dan
Membantu peserta didik dalam

Fas

Indikator

Tingkah Laku Guru

e
menyajikan hasil karya

merencanakan dan menyiapkan karya


yang sesuai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan temannya
5
Menganalisis dan mengevaluasi Membantu
peserta
didik
untuk
proses penyelesaian masalah
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan
(Rusman,2010;243)
B. Kerangka Pikir
Masalah dalam pembelajaran:
Kurangnya minat peserta didik dalam belajar, khususnya mata
pelajaran fisika
Peserta didik lebih tertarik pada kegiatan belajar yang kongret .
Menerapkan sebuah model pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep
fisika peserta didik
Menerapkan model pembelajaran Problem Solving
Laboratory
Peserta didik mencari penyelesaian
masalah yang terkait dengan materi
fisika melalui kegiatan laboratorium
C. Hipotesis tindakan

Untuk meningkatkan minat


belajar peserta didik

1. Penerapan model pembelajaran Problem Solving Laboratory dapat


meningkatkan minat belajar peserta didik kelas XI MIA 2 SMA Negeri 10
Makassar.
2. Peserta didik kelas XI MIA2 SMA Negeri 10 Makassar memberi respon
positif setelah melakukan kegiatan laboratorium.

III. METODE PENELITIAN


A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas XI MIA2 SMA Negeri 10 Makassar.
Karera yang berjumlah 36 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki dan 26
perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di XI MIA2 SMA Negeri 10 Makassar berlokasi di
jalan Tamangapa V No 12, Antang Makassar.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015 semester ganjil
yang direncanakan akan terlaksana selama 3 bulan.
4. Batasan Siklus Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 2 siklus.
B. Sasaran Penelitian
Fokus penelitian ini menyangkut minat belajar peserta didik kelas XI
MIA2 SMA Negeri 10 Makassar dan model pembelajaran Problem Solving
Laboratory.
C. Desain Tindakan (langkah-langkah/skenario PTK)
Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem
Solving Laboratory untuk meningkatan mminat belajar fisika pada peserta
didik XI MIA2 SMA Negeri 10 Makassar yang disiapkan sebanyak 2 siklus
dengan skema sebagai berikut:
SIKLUS I
Permasalahan

Permasalahan

Perencenaan

Implementsi
tindakan

Analisis dan
Refleksi

Observasi

Implementsi
tindakan
Observasi

SIKLUS II
Perencenaan

Analisis dan
Refleksi

Hasil

1. Perencanaan
Menerapkan model pembelajaran Problem Solving Laboratory di depan kelas
untuk meningkatkan minat belajar peserta didik
2. Tindakan
Memunculkan masalah dalam kehidupan nyata untuk memancing minat peserta
didik

sehingga

dapat

menyelesaikan

masalah

tersebut

dalam

proses

pembelajaran melalui kegiatan laboratorium.


3. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Peneliti
dibantu seorang kolabolator mengamati segala aktivitas dan respon terhadap
skenario pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan lembar observasi.
- Peserta didik belum terampil melakukan kegiatan laboratorium
- Peserta didik belum terampil dalam menyelesaikan masalah yang diajukan.
4. Refleksi
Bagaimana membuat peserta didik dapat terampil menyelesaikan masalah melalui
kegiatan laboratorium.
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh
orang lain. Adapun data yang diperoleh berupa lembar observasi, dan angket
minat belajar.

E. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan dianalisis secara kualitatif.
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minat belajar peserta didik
meningkat. Meningkatnya minat belajar peserta didik dapat dilihat dari hasil
lembar observasi dan angket siswa. Jika terdapat minimal 90%

dari jumlah

peserta didik memperoleh kategori baik.


DAFTAR PUSTAKA
Ellinawati.2010. Problem Solving LaboratoryPenerapan Model praktikum
Sebagai Upaya untuk Memperbaiki Kualitas Pelaksanaan Praktikum
Fisika dasar. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 90-97.
Hanafiah Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: refika ADITAMA.
Lestari, Ni Nyoman Sri Pengaruh. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII
SMP 1 Denpasar. Jurnal Pendidikan Fisika (2012) 90-97.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta:Rajawali Pers.
Sardiman A.M.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai