Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI VIDEO


PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENYAJIAN DATA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V
DI SDN. DARUSSALAM KECAMATAN
BATUCEPER KOTA TANGERANG
2021

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Penelitian Tindakan Kelas (IDIK4008

Tutor : H. Satiri, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Revy Fachmilia Rahayu


NIM : 857201953
Program Studi : S1 PGSD Masukan Sarjana
Kelas :B

UNIT PROGRAM PEMBELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SERANG


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
A. JUDUL PENELITIAN
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Video Pembelajaran
Matematika Materi Penyajian Data Mata Pelajaran Matematika Kelas V di
SDN. Darussalam Kecamatan Batuceper Kota Tangerang 2021.
B. BIDANG KAJIAN
Video Pembelajaran Matematika dalam meningkatkan hasil belajar materi
Penyajian Data.
Fokus PTK untuk mengetahui video pembelajaran matematika dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penyajian Data di SDN
Darussalam.
C. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara
pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan rasional seefektif dan
seefisien mungkin sebagai jawaban dalam menghadapi masalah-masalah yang
timbul dalam usaha menciptakan masa depan yang baik. Yuwono dalam
Sudarsiah (2005:1), mengemukakan bahwa sudah banyak usaha yang
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia, khususnya kualitas pendidikan matematika di sekolah, namun
belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses
pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar siswanya. Peningkatan
mutu pendidikan sampai saat ini masih menjadi salah satu diantara sekian
banyak permasalahan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan dan
strategi yang dicanangkan dewasa ini masih berkisar pada peningkatan mutu
pendidikan. Mutu pendidikan dilihat dari skala mikro pembelajaran (pada
proses) dapat dilihat dari segi keluaran dan prosesnya. Dari segi keluaran
adalah nampak pada prestasi belajar siswa, sementara dari segi proses dapat
diamati dari minat belajar siswa dan pemahan konsep siswa terhadap konsep
suatu materi pelajaran.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat
memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan
pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat,
efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai
sedini mungkin oleh para siswa. Matematika sebagai salah satu pembelajaran
di sekolah dasar semestinya mudah dan menarik, Oleh sebab itu pembelajaran
Matematika dapat berjalan dan terlaksana dengan efektif dan baik,namun
ternyata menjadi mata pelajaran yang banyak tidak disukai oleh siswa dengan
berbagai alasan seperti, rumit, sulit, dan membosankan.Kebanyakan proses
pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional
yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pendekatan pembelajaran
ini mengakibatkan rendahnya kemampuam penalaran siswa. Pada dasarnya
kesulitan belajar siswa pada Matematika bukan karena tidak mampu dalam
belajar, tetapi terdapat kondisi-kondisi tertentu yang membuatnya tidak siap
untuk belajar. Karena dalam kenyataannya cukup banyak siswa yang
memiliki inteligensi yang tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang
diharapkan. Masih banyak siswa dengan kemampuan yang rata-rata normal,
tetapi dapat meraih prestasi belajaryang tinggi melebihi kepandaian siswa
dengan kemampuan tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah
dalam menganalisa penyebab rendahnya hasil belajar siswa sehingga dapat
diambil langkah pemecahan masalahnya
Pembelajaran matematika di kelas V SDN. Darussalam masih
didominasi oleh guru. Guru memberikan materi dengan metode ceramah.
Pada akhir penyampaian materi guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang kepahaman siswa, sebagaian besar siswa tidak menjawab. Guru
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya namun siswa diam. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan soal latihan kepada siswa dan siswa diminta
mengerjakannya. Berdasarkan hasil pengamatan nilai ulangan kelas V SDN.
Darussalam, hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
Penyajian Data yaitu dari 31 siswa, tedapat 11 siswa mendapat nilai ≥65,
sedangkan 20 siswa mendapat nilai ≤65. Dapat disimpulkan bahwa hanya
35% siswa dapat mencapai KKM dan 65% belum mencapai KKM.
Sebagian besar proses pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah
pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
Kebanyakan proses pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah
pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
Pendekatan pembelajaran ini mengakibatkan rendahnya kemampuam
penalaran siswa. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran tersebut perlu
segera dirubah. Menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan media
buku sumber saja belum dapat menghasilkan pembelajaran yang
komprehensif dan sesuai dengan harapan, sehingga perlu adanya kolaborasi
perpaduan dengan media audio visual sehingga konsep tentang sumber energi
serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan cepat diserap
oleh peserta didik. Untuk menjadikan pelajaran matematika sebagai mata
pelajaran favorit dan menyenangkan bukan membosankan, maka dibutuhkan
inovasi dan kreatifitas dalam proses belajar mengajar. Media audio visual
dengan melibatkan seluruh siswa untuk memperhatikan dan megaplikasikan
hasil pengamatannya pada video pembelajaran matematika diharapkan dapat
membantu meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi
Penyajian Data.
D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Dalam peneitian ini yang menjadi masalah utama adalah: Kesulitan siswa
Kelas V SDN Darussalam dalam memahami materi Penyajian Data.
Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah
penggunaan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi penyajian data di kelas V SDN Darussalam Kecamatan
Batuceper Kota Tangerang?”
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut tidakan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan video pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa materi penyajian data di kelas V SDN Darussalam
Kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Untuk mengatasi masalah
rendahnya hadil belajar siswa materi penyajian data mata pelajaran
matetika, dapat dilakukan dengan penggunaan media audio visual yang
berupa video pembelajaran oleh guru kelas V yang menuntut siswa untuk
ikut serta dalam memperhatikan video pembelajaran matematika. Oleh
karena itu, penulis merumuskan hipotesis tindakan “Video Pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penyajian data mata
pelajaran matematika.” Melalui video pembelajaran, siswa akan
mengamati langsung gambar-gambar bergerak yang ada pada video
pembelajaran, yang berisi tentang penjelasan materi penyajian data
sehingga para siswa dapat memahaminya lebih mudah dan cepat.

E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar
siswa sekaligus membantu siswa kelas V SDN Darussalam dalam memahami
materi Penyajian Data. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Efektivitas penggunaan video pembelajaran matematika pada materi pelajaran
Penyajian Data
Cara meningkatkan hasil belajar siswa melalui video pembelajaran
menganalisis dampak media video pembelajaran matematika
Peningkatann hasil belajar siswa pada materi Penyajian Data
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Bagi Siswa
 Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran
Penyajian Data pada mata Pelajaran Matematika.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran
yang tepat pada materi penyajian data.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dan dasar pemikiran untuk mengoptimalkan
pembelajaran matematika sesuai dengan pendekatan yang tepat.

G. KAJIAN PUSTAKA
A. HAKIKAT HASIL BELAJAR SISWA
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah
dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi.
Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria
(patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat
diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap
keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam
buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh
siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam
bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut
ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan
siswa.
Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam
domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain
afektif hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi, penilaian,
organisasi, dan karakterisasi. Sedang domain psikomotorik terdiri dari
level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks dan kreativititas. Menurut Arsyad (2005 : 1) pengertian hasil
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya. Perubahan diarahkan pada diri peserta didik
secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap. Menurut Aqib (2010:51) hasil belajar berupa perubahan perilaku,
baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Karena
menurut Driscoll dalam Smaldino (2011:11) belajar didefinisikan sebagai
perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman
pembelajar dan interaksi pembelajar dengan dunia.
Menurut Dimyati (2006:20) pengertian hasil belajar merupakan
suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat
evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak
pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil belajar peserta didik yang
dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Dampak pengiring
adalah hasil belajar peserta didik yang tampak secara tidak langsung atau
merupakan transfer hasil belajar. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi
guru dan peserta didik.
Menurut Sudjana (2009:22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi
obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah
yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan
dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah mengikuti
pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif (kemampuan
hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi), afektif
(penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan
psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
angka atau nilai.1
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan
tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar
dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing
sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya
kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah
disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang
suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran
khususnya dapat dicapai.

B. HAKIKAT VIDEO PEMBELAJARAN


Dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, penggunaan media pendidikan, khususnya media video sudah
merupakan tuntutan yang mendesak. Hal ini disebabkan sifat pembelajaran
yang kompleks. terdapat berbagai tujuan belajar yang sulit dicapai hanya
dengan mengandalkan penjelasan guru. Oleh karena itu, agar pembelajaran
dapat mencapai hasil yang maksimal diperlukan adanya pemanfaatan
media, salah satunya media video.
Video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara
yang membentuk suatu kesatuan yang dirangkai menjadi alur, dengan
pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang
disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk (Arsyad,
2004:36 dalam Rusman dkk 2011:218).Video merupakan media audio
visual yang menampilkan gerak (Sadiman, 2008:74).
Menurut Heinich, Molenda, Russel 1993:188 dalam Rusman dkk
2011:218) video dapat diartikan sebagai berikut: The primary meaning of

1 "Pengertian Hasil Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya." 2 Mar. 2020,


https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html.
video is the display of pictures on a television type screen (the latin word
video literally means “I see” Any media format that employs a chatode-ray
screen to present the picture portion of the massege can be reffered to as
video. Apabila diterjemahkan dapat diartikan sebagai tampilan dari
berbagai gambar dalam sebuah televisi atau sejenis layar. Dalam bahasa
latin video diartikan sebagai “Saya lihat (I see)”. Setiap format media yang
menggunakan sinar katoda untuk menampilkan bagian gambar dari sebuah
pesan dapat dikategorikan sebagai video.
Jadi disimpulkan video adalah gambar gerak yang terdapat
seragkaian alur dan menampilkan pesan dari bagian sebuah gambar untuk
tercapainya tujuan pembelajaran.
Video pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara
sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam
pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga
program tersebut memungkinkan peserta didik mencemarti materi
pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik video
pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam
kaset video dan disajikan dengan menggunakan peralatan VTR atau VCD
player serta TV monitor.2
Video Pembelajaran Matematika
Video pembelajaran matematika dapat digunakan untuk
memperkenalkan konsep matematika yang baru dan proses atau langkah-
langkah penyelesaian masalah dalam matematika.3 Video pembelajaran
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengulang atau
menghentikan video supaya lebih memahami materi. Peserta didik juga
dapat melewati bagian yang sudah mereka pahami. Oleh karena itu,

2 "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Video a ...." http://repo.iain-


tulungagung.ac.id/9390/6/BAB%20II.pdf..
3 "Kekuatan Video Online di Pembelajaran Matematika - Radar Kudus." 30 Jul. 2019,
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/07/30/148647/kekuatan-video-online-di-
pembelajaran-matematika.
peserta didik dapat mempercepat proses belajar sesuai dengan tingkat
pemahaman mereka.
Sekarang ini banyak anak usia sekolah aktif memanfaatkan situs
berbagi video gratis seperti YouTube, dimana mereka mengunggah,
melihat, mengunduh dan berbagi video sebagai cara mengkomunikasikan
pemikiran dan gagasan mereka. Mereka menggunakan perangkat
sederhana seperti smartphone, laptop, atau tablet pc yang senantiasa
mereka bawa baik pada jam sekolah mupun diluar jam sekolah. Hal ini
harus dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Guru dapat memberikan tautan video pembelajaran matematika dari
internet yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Guru juga dapat
membuat sendiri video pembelajaran matematika kemudian
mengunggahnya ke situs berbagi video seperti YouTube dan membagikan
tautannya kepada peserta didik. Video yang dibuat dapat berisi tentang
materi yang sama dengan yang disampaikan pada saat pembelajaran di
kelas, namun disajikan lebih lambat dan dengan langkah-langkah yang
lebih terperinci. Hal ini dapat digunakan untuk membantu peserta didik
mengulang kembali materi atau langkah-langkah penyelesaian soal
matematika yang disampaikan di kelas apabila saat dikelas belum
memahami atau lupa.

Kelebihan Video Pembelajaran

1. Mengatasi jarak dan waktu


2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis
dalam waktu yang singkat
3. Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara
lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
4. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
5. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
6. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
7. Mengembangkan imajinasi
8. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang
lebih realistik
9. Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan
realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas
10. Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing
kreativitaas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

Kelemahan Video Pembelajaran


1. sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan
pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut;
2. pemanfaatan media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah
3. dan penanyangannya juga terkait peralatan lainnya seperi videoplayer, layar
bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.4

Menurut Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo (2011: 135), kelebihan Video
Pembelajaran :
1. video dapat memanipulasi waktu dan ruang sehingga siswa dapat diajak
melanglang buana ke mana saja walaupun dibatasi dengan ruang kelas.
2. Video juga dapat menampilkan objek-objek yang terlalu kecil, terlalu
besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh siswa.
3. Kemampuan media video juga dapat diandalkan pada bidang studi yang
mempelajari keterampilan motorik dan melatih kemampuan kegiatan.

Rusman (2012: 220) mengungkapkan beberapa kelebihan yang dimiliki media


video, yaitu:
1. video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata oleh
siswa,
2. video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
3. mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis dan dapat diulang
atau dihentikan sesuai kebutuhan, serta

4 "Kelebihan dan Kelemahan Media Video Pembelajaran | rizcybl." 7 Jan. 2011,


https://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-
pembelajaran/.
4. memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap
siswa.

Cecep Kustandi (2013: 64), keuntungan apabila menggunakan media video dalam
pembelajaran, yaitu:

1. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika


siswa berdiskusi, membaca, dan praktik.
2. Video dapat menunjukan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti
kerja jantung ketika berdenyut.
3. Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa serta menanamkan sikap dan
segi afektif lainnya
4. Video mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok siswa
5. Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok
kecil dan kelompok yang heterogen atau perorangan.

Daryanto (2010: 90-91) mengungkapkan beberapa keuntungan bila menggunakan


media video dalam pembelajaran, yaitu

1. ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan,
2. video bahan ajar non cetak yg kaya informasi dan lugas karena dapat sampai
ke hadapan siswa secara langsung,
3. video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.

Arief S. Sadiman (2009: 74-75) mengungkapkan beberapa kelebihan media video


dalam pembelajaran yaitu:

4. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan


luar lainnya.
5. Penonton atau siswa dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis.
6. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga
pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian siswa pada
penyajiannya.
7. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
8. Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang
berbahaya.
9. Keras lemahnya suara bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar
yang akan didengar.
10. Guru bisa mengatur di mana akan menghentikan gerakan gambar yang akan
diperjelas informasinya.
11. Ruangan tidak peru digelapkan waktu menyajikannya.

Kelemahan Media Video Pembelajaran


Cecep Kustandi (2013: 64-65), mengungkapkan beberapa keterbatasan dalam
menggunakan media video pembelajaran yaitu: pengadaan video umumnya
memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, pada saat diputarkan
video gambar dan suara akan berjalan terus sehingga tidak semua siswa mampu
mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, video yang
tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan
kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Daryanto (2010: 90) mengungkapkan beberapa kelemahan media video
pembelajaran, yaitu:

1. Fine details, tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya.


2. Size information, tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang
sebenarnya.
3. Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video umumnya berbentuk
dua dimensi.
4. Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan
timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat
5. Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk menampilkannya.
6. Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit
C. PENYAJIAN DATA
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-
angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar
menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu.
Dalam pembuatan laporan penelitian, data tersebut yang harus dilaporkan.
Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, datadata itu haruslah
disajikan kedalam tampilan yang sistematis.
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan
laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan
dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan
harus sederhana, jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga
dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa
yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan
dan lain lain. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-data
itu haruslah disajikan ke dalam tampilan yang sistematis dan untuk
keperluan penganalisisan biasanya data itu disusun dalam sebuah tabel.
Data yang diperoleh melalui tahapan kegiatan pengumpulan data
statistika pada umumnya masih berupa data mentah, dimana keadaanya
kurang tersusun dan kurang teratur. Keadaan yang demikian, tidak terlalu
menjadi masalah jika jumlah maupun varian data yang dikumpulkan tidak
terlalu banyak. Namun pada kenyataan, penelitian yang melibatkan
statistika, jarang sekali ada yang mengumpulan data hanya sedikit,
walupun data diambil secara sampel.
Untuk mempermudah pemahaman mengenai masalah-masalah yang
ditimbulkan jika tidak dilakukan penyajian data yang benar, maka ada
baiknya dipahami terlebih dahulu tujuan penyajian data berikut ini :
Tujuan Penyajian Data
1. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang
merupakan hasil penelitian atau observasi,
2. Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti,
3. Memudahkan dalam membuat analisis data
4. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat,
cepat, akurat dan tersusun dengan rapi.
Fungsi Penyajian Data
1. Menunjukkan perkembangan suatu keadaan
2. Mengadakan perbandingan pada suatu waktu.
Cara penyajian data ada tiga macam, yaitu :
1. Narasi, yaitu cara penyajian data hasil penelitian yang telah dilakukan
dalam bentuk narasi atau kalimat.
2. Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori tertentu dengan sistematis. Misalnya berat badan manusia
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai menurut pendidikan, jumlah
penjualan menurut jenis barang dan daerah penjualan, dan lain lain.
3. Grafik atau Diagram, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara
visual data berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat
berdasarkan data dari tabel yang telah dibuat.

Penyajian Data dengan Narasi


Penyajian secara narasi atau teks adalah penyajian data hasil penelitian
dalam bentuk kalimat. Misalnya, penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan
pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman atau
misalnya penerapan sistem online dikampus saudara tahun ini lebih buruk dari
tahun-tahun sebelumnya atau penjualan hp didaerah Parmakan lebih besar
dibandingkan desa Makece.
Penyajian Data dengan Tabel
Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom.
Baris dan kolom ini berfungsi untuk menunjukkan data terkait keduanya. Dimana
titik temu antara baris dan kolom adalah data yang dimaksud.
Sebuah tabel terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
1. Judul Tabel yang mewakili keseluruhan isi tabel, terletak di bagian atas tabel,
biasanya memuat nomor tabel dan judul tabel itu senditi. Judul tabel harus
dibuat singkat dan jelas.
2. Judul Kolom, memuat keterangan keterangan (termasuk unit), dibuat ringkas,
jika ada penjumlahan data dalam baris dimuat pada kolom terakhir. Bila
jumlah kolom banyak dapat diberi nomor. Ditambahkan unit ukuran (Rp, cm,
%, dll).
1. Badan Tabel memuat data. Data dapat dikelompok-kelompokkan.
Penjumlahan data
2. Dalam kolom dimuat pd baris paling bawah.

Tabel satu arah (one way table)


Tabel satu arah adalah tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal,
golongan,
kelompok atau satu karakteristik saja. Karakteristik yang ditunjukkan bisa
berupa jumlah, frekuensi, ukuran, kadar/persentasi, dan lain sebagainya. Ini
merupakan bentuk tabel yang paling sederhana dan paling mudah dibuat.
Misalnya data indeks prestasi dari 10 mahasiswa, dengan nama-nama A, B,
C, D, E, F, G, H, dan I, dimana secara berurutan memperoh IP 2,5, 2,8 2,9,
3, 3,1, 3,5, 3,2, 3,4, 3,2, 3,3
Dalam hal ini, obyek penelitian yaitu mahasiswa (diwakili dengan nama
masing-masing siswa), diterangkan dengan hanya menggunakan satu
kareteristik data saja yaitu indeks prestasinya.

Tabel dua arah (two way table)


Tabel dua arah adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara dua hal
atau karakteristik. Misalnya data jumlah penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, asal daerah dan agama, jumlah mahasiswa menurut jurusan dan
jenis kelamin, dan lain sebagainya.

Tabel Tiga Arah (Three Way Table)


Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan dua hal atau dua karakteristik
yang berbeda. Misalnya data Produksi kedelai menurut jenis varietas dan
daerah panen

Tabel Baris Kolom


Tabel yang lebih tepat disebut tabel baris kolom ini adalah tabel-tabel yang
dibuat selain dari tabel kontingensi dan distribusi frekuensi yaitu tabel yang
terdiri dari baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-
faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan merupakan data
kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok.

Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi
tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri
atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan
lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x
k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Contoh Banyak
Murid Sekolah Di Daerah Antah Menurut Tingkat Sekolah Dan Jenis
Kelamin Tahun 2016.

Tabel Silang
Tabel Data hasil penelitian yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan
data juga dapat disajikan ke dalam bentuk tabel silang. Tabel silang dapat
hanya terdiri dari satu variable tetapi dapat juga terdiri dari dua variable.
Tergantung pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan
demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua
variable akan tergantung dari data yang diperoleh. Tabel silang satu variable
digunakan untuk menggambarkan data dengan menampillkan satu
karakteristiknya saja. Misal jumlah keseluruhan. Sementara tabel silang dua
variable digunakan untuk menggambarkan data dengan menampilkan dua
karakteristiknya.
Selain hal tersebut diatas, penyususnan tabel juga dapat tujuan penelitian
tertentu, misalnya berdasarkan waktu, wilayah, keadaan atau frekuensi :
Selain hal tersebut diatas, penyususnan tabel juga dapat tujuan penelitian
tertentu, misalnya berdasarkan waktu, wilayah, keadaan atau frekuensi :
Berdasarkan Waktu (time serie)
Menyusun data dengan berdasarkan waktu maka pertimbangan waktu
menjadi pokok atau menjadi pertimbangan utamanya

Berdasarkan Wilayah
Menyajikan data dengan cara ini, dasar utamanya penyusunannya dalah
menggunakan wilayah atau regional atau daerah sebagai acuannya.

Berdasarkan Keadaan / Frekuensi


Menyusun data dengan cara ini dasar pertimbangannya adalah kondisi fisik
atau banyaknya kejadian pada suatu tempat dalam waktu tertentu.
Ada 2 jenis distribusi frekuensi :
Distribusi Frekuensi Numerikal Distribusi frekuensi yang pembagian kelas-
kelasnya dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau secara kuantitatif.
Contoh hasil ujian mid semester dalam matakuliah Statitik 1 dari 30 orang
mahasiswa Unversitas Terbuka tahun 2017.
Distribusi Frekuensi Kategorikal
Distribusi frekuensi yang pembagian kelas-kelasnya berdasarkan atas jenis
data atau golongan data yng dilakukan secara kualitatif. Contoh diperoleh
data Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Kampung Sembilan Tahun
2018.
Penyusunan Distribusi Numerical
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam bentuk kelompok mulai
dari yang terkecil sampai yang terbesar berdasarkan kelas-kelas interval dan
kategori tertentu. (Hasibuan,dkk.2009). Manfaat penyajian data dalam
bentuk Distribusi Frekuensi adalah untuk menyederhanakan penyajian data
sehingga menjadi lebih mudah untuk dibaca dan dipahami sebagai bahan
informasi

Penyajian Data dengan Grafik atau Diagram


Selain dapat disajikan ke dalam bentuk narasi dan tabel sebagaimana
dikemukakan di atas, data-data angka juga dapat disajikan ke dalam bentuk
grafik, atau lengkapnya grafik frekuensi. Pembuatan grafikfrekuensi pada
hakikatnya merupakan kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi
karena pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi
frekuensi. Dengan kata lain, pembuatan tabel distribusi frekuensi harus tetap
dilakukan baik kita bermaksud maupun tidak bermaksud membuat grafik
frekuensi. Penyajian data angka ke dalam grafik biasanya dipandang lebih
menarik karena data-data itu tersaji dalam bentuk visual. Gambar grafik
frekuensi yang banyak dipergunakan dalam metode statistik adalah
histogram, polygon, kurve dan garis.

1. Grafik Histogram / Batang


Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variable.
Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang. Sebagai
sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau
nilai variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertical menunjukkan
frekuensi.
2. Grafik Poligon
a. Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi
bergolong suatu variable.
b. Tampilan polygon berupa garis-garis patah yang diperoleh dengan
cara menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas.
Jadi absisnya adalah nilai tengah dari masing-masing kelas.
3. Grafik Kurve
Kurve merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis polygon.
Gambar polygon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi
data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel.
Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar polygon
yang tidak rata dan terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata.
4. Grafik Garis
a. Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan
suatu keadaan.
b. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini akan Nampak
secara visual melalui garis dalam grafik. Dalam grafik terdapat garis
vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar
menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar
dibawah,yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah
ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan
mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.

Tujuan Penyajian Data :


1. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang
merupakan hasil penelitian atau observasi,
2. Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti,
3. Memudahkan dalam membuat analisis data, dan
4. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat,
cepat, akurat dan tersusun dengan rapi.
Fungsi Penyajian Data :
1. Menunjukkan perkembangan suatu keadaan
2. Mengadakan perbandingan pada suatu waktu.

Cara penyajian data ada tiga macam, yaitu :


1. Narasi : yaitu cara penyajian data hasil penelitian yang telah dilakukan
dalam bentuk narasi atau kalimat.
2. Tabel : yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori tertentu dengan sistematis. Misalnya berat badan manusia
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai menurut pendidikan, jumlah
penjualan menurut jenis barang dan daerah penjualan, dan lain lain.
3. Grafik atau Diagram : yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara
visual data berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat
berdasarkan data dari tabel yang telah dibuat.
Diagram lingkaran adalah sebuah grafik statistik berbentuk lingkaran
yang dibagi menjadi irisan-irisan untuk menggambarkan proporsi
numerik. Dalam sebuah diagram lingkaran, panjang busur setiap irisan
(dan alhasil, sudut pusat dan luasnya), proporsional dengan kuantitas
yang diwakilinya.

D. KARAKTERISTIK SISWA YANG DITELITI


Peserta didik yang diteliti dalam perbaikan pembelajaran ini adalah siswa
kelas V SDN Darussalam Kecamatan Batuceper Kota Tangerang yang
terdiri dari 31 siswa, diantaranya 16 siswa perempuan dan 15 siswa laki-
laki. Siswa siswi di Darussalam Kecamatan Batuceper Kota Tangerang ini
khususnya kelas V memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada siswa
yang aktif, siswa yang suka usil pada temannya, siswa yang hanya diam
ketika pembelajaran. Dari sekian karakteristik tersebut siswa siswi kelas
VBsangat menghargai guru.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
a. Setting penelitian
Tempat : Kelas V SDN Darussalam Kota Tangerang
Subjek penelitian : Siswa Sekolah Dasar Sebanyak 31 orang
Focus penelitian : Proses Pembelajaran Penyajian Data di kelas V
Sekolah Dasar
b. Rencana
Rencana perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus, yang
diawali dengan pelaksanaan pembelajaran pra siklus. Hasil dari
pembelajaran pra siklus dilakukan refleksi kemudian melakukan
perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. hasi l
dari pembelajarn siklus I dilakukan refleksi kemudian melakukan
perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II
Tabel rencana tindakan siklus I – II
Siklus Indikator Rencana Tindakan
Menyajikan data Pembelajaran dilakukan dengan
dalam bentuk tabel, memberikan contoh latian yang
diagram gambar bervariasi dan menggunakan
(piktogram),diagram metode ceramah, demonstrasi,
I
batang, atau diagram Tanya jawab, dan penugasan.
garis untuk
menyelesaikan
masalah
Menyajikan data Pembelajaran menngunakan
dalam bentuk tabel, video pembelajaran matematika
diagram gambar materi penyajian data.
(piktogram),diagram Memberikan contoh dan latihan
II
batang, atau diagram bervariasi menggunakan media
garis untuk video pembelajaran,
menyelesaikan demonstrasi, tanya jawab dan
masalah penugasan.

Dalam melaksanakan pembelajaran matematika ini, pihak yang


membantu adalah supervisor 2, peran dari supervisor 2 adalah :
1. Membimbing mahasiswa di sekolah tempat mengajar terkait
dengan tugas PKP yang dikerjakan.
2. Memberikan masukan terhadap RPP perbaikan yang disusun
mahasiswa
3. Memberikan masukan kinerja guru pada saat praktek perbaikan
pembelajaran.
4. Membatu mahasiswa melakukan refleksi
5. Membuat jurnal/laporan kegiatan bersama maha siswa.

Pemebelajaran yang mengacu pada RPP siklus 1 sampai dengan


siklus 2. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah :

Langkah-langkah pembelajaran siklus 1


Kegiatan awal siklus 1, guru mengkondisikan siswa
untuk siap belajar. Menyampaikan tujuan pembelajaran setelah
selesai pembelajaran sisiwa dapat melakukan penyajian data,
mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep
sebelumnya, serta melakukan tanya jawab untuk mengetahui
konsep awal siswa.
Kegiatan inti siklus 1, guru memberikan contoh dan
menjelaskan penyajian data dengan video pembelajaran
memberikan latihan/soal penyajian data, serta guru melakukan
tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa.
Kegiatan akhir siklus 1, guru bersama siswa
menyimpulkan pemebelajaran, memberikan tes formatif
berupa latihan soal macam-macam penyajian data, dan
memberikan penugasan.
Langkah-langkah pembelajaran siklus 2
Kegiatan siklus 2, guru mengkondisikan siswa untuk
siap belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran setelah
pembelajaran siswa dapat mengaitkan konsep yang akan
dipelajari dengan konsep sebelumnya, serta melakukan tanya
jawab untuk mengetahui konsep awal siswa.
Kegiatan inti siklus 2, guru memberikan contoh dan
penjelasan penyajian data melalui video pembelajaran
matematika , memberikan latihan soal-soal penyajian data
dengan pendekatan scientific, serta guru melakukan tanya
jawab untuk mengetahui pemahaman siswa.
Kegiatan akhir siklus 2, guru bersama siswa
menyimpulkan pembelajaran, memberikan tes formatif Latihan
soal macam-macam penyajian data serta memberikan
penugasan.
I. JADWAL PENELITIAN
Waktu
Kegiatan April 2021 Mei 2021 Juni 2021
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Penyusunan Laporan √
Pelaksanaan Siklus I √
Pelaksanaan Siklus II √

J. BIAYA PENELITIAN
Dalam penelitian diperlukan biaya administrasi antara lain :

No Nama Barang Jumlah Rp


1 Reffil Tinta (Hitam dan 4 Rp. 280.000
Warna)
2 Kertas A4 2 rim Rp. 100.000
3 Kuota Internet 30GB Rp. 125.000
4 Lain-lain - Rp. 100.000
Jumlah total Rp. 605.000

K. PERSONALIA PENELITIAN
Identitas tim peneliti serta perannya dalam penelitian ini adalah :

L/
No Nama Peran dalam penelitian
P
1 Hj. Aam Lomrah, S.Pd, MM P Kepala Sekolah
2 Nurwati, S.Pd P Teman Sejawat

L. DAFTAR PUSTAKA
TIM-FKIP UT,. 2013. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Wardhani, I. G. A. K. & Wihardit, Kuswaya. 2011. Penelitian Tindakan


Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sri Anitah, W, dkk. 2009 Video Pembelajaran, Strategi Pembelajaran di SD.


Jakarta : Universitas Terbuka.
Depdikbud.2004:79-80. Hakikat Matematika.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2001. Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta :


Universitas Terbuka.

Karso, dkk. 2010. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Durri Adriani, dkk. 2010 Metode Penelitian.Jakarta : Universitas Terbuka.

Pengertian Hasil Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya." 2 Mar. 2020,


https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-
faktor.html

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Video a ...." http://repo.iain-


tulungagung.ac.id/9390/6/BAB%20II.pdf

Kekuatan Video Online di Pembelajaran Matematika - Radar Kudus." 30 Jul. 2019,


https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/07/30/148647/kekuatan-video-
online-di-pembelajaran-matematika.

"Kelebihan dan Kelemahan Media Video Pembelajaran | rizcybl." 7 Jan. 2011,


https://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-
video-pembelajaran/

M. LAMPIRAN – LAMPIRAN

a. Instrumen Penelitian
1. Curriculum Vitae semua peneliti
2. Surat Keterangan Kepala Sekolah

Anda mungkin juga menyukai