KAJIAN PUSTAKA
A. Keaktifan
Menurut Anton M. Mulyono (dalam Kurniawati, 2009: 12) keaktifan adalah
kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non fisik.Menurut Sanjaya (dalam Kurniawati, 2009: 12)
aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga non fisik seperti
mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksud di sini penekanannya adalah
pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan
tercipta situasi belajar aktif. Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah dengan
melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (Sudjana,
2001: 61).
Keaktifan merupakan salah satu prinsip belajar.Keaktifan siswa dalam
pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah
diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati (Dimyati, 2006: 114). Kegiatan fisik
adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun
bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Sedangkan
kegiatan psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004: 6).
Menurut Zaini (2008: xiv) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan
aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan pembelajaran
aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya
7
mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan
merasakan
suasana
yang
lebih
menyenangkan
sehingga
hasil
belajar
dapat
dimaksimalkan.
Menurut Usman (2006: 22) aktivitas belajar siswa digolongkan ke dalam
beberapa hal, yaitu:
1.
2.
Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab,
diskusi, menyanyi.
3.
4.
5.
tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Yang jelas, aktivitas belajar siswa hendaknya memiliki kadar atau bobot yang lebih
tinggi (Usman, 2006: 22).
Menurut Sudjana (2001: 61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
1.
2.
3.
Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya
4.
5.
6.
7.
8.
hanya melibatkan kemampuan fisik tetapi juga non fisik. Indikator keaktifan siswa
meliputi turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan
masalah, bertanya kepada guru atau siswa lain jika ada yang belum dipahami, mencari
berbagai informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah, berdiskusi dengan
temannya, menilai kemampuan diri dan hasil yang diperolehnya, melatih diri dalam
menyelesaikan soal atau masalah, menggunakan atau menerapkan materi yang telah
diperolehnya.
B. Pembelajaran Langsung
Menurut Sanjaya (2010: 299) pembelajaran langsung (direct instruction) adalah
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Menurut Roy Killen (dalam Sanjaya, 2010: 299)
menamakan pembelajaran langsung ini dengan istilah pembelajaran ekspositori, karena
dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru, siswa tidak
dituntut untuk menemukan materi itu, materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Menurut Sanjaya (2010: 299) pembelajaran langsung merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Dikatakan demikian karena dalam pembelajaran ini guru memegang peran yang sangat
dan
2. Mendemonstrasikan pengetahuan
dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek
pemahaman
memberikan umpan balik
dan
Peranan Guru
Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran, pentingnya pelajaran
dan mempersiapkan siswa untuk
belajar.
Guru menyajikan informasi tahap
demi tahap atau mendemontrasikan
ketrampilan dengan benar.
Guru
merencanakan
dan
memberikan bimbingan pelatihan
awal
Mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan dengan baik,
memberi umpan balik
Guru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan,
dengan memperhatikan khusus
pada penerapan kepada situasi lebih
kompleks dalam kehidupan seharihari
Untuk hal-hal yang sifatnya prosedural, pembelajaran ini akan relatif lebih mudah
diikuti.
1.
Bagikan secarik kertas / kartu indeks kepada seluruh peserta didik. Minta mereka
untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di
kelas atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan dalam kelas.
2.
Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap peserta
didik. Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulis
sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut
kemudian memikirkan jawabannya.
3.
Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan
menjawabnya.
4.
5.
Pegang kartu yang anda kumpulkan, bentuklah sebuah panel responden. Baca setiap
kartu dan ajaklah diskusi. Putarlah anggota panel secara berkala.
Mintalah peserta didik menulis sebuah opini atau observasi yang mereka miliki pada
kartu tentang materi pelajaran. Mintalah peserta lain setuju atau tidak dengan opini
atau observasi tersebut.
Melalui strategi ini, diharapkan siswa akan lebih semangat dan senang dalam
1.
2.
Segitiga
-
Pengertian Segitiga
Jenis-Jenis Segitiga
Menghitung Besar Salah Satu Sudut Segitiga apabila Dua Sudut Lainnya
Diketahui
3.
4.
5.
Ketidaksamaan Segitiga
Melukis Segitiga
-
Melukis Segitiga jika Diketahui Dua Sisi dan Sudut Apit Kedua Sisi Tersebut
Melukis Segitiga jika Diketahui Dua Sisi dan Satu Sudut di Hadapan Salah Satu
dari Kedua Sisi Tersebut
Melukis Segitiga jika Diketahui Satu Sisi dan Dua Sudut pada Kedua Ujung Sisi
Tersebut
E. Kerangka Berpikir
Indikator keaktifan siswa:
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam memecahkan masalah
3. Bertanya kepada guru atau siswa lain jika ada yang
belum dipahami
4. Mencari berbagai informasi yang diperlukan dalam
memecahkan masalah
5. Berdiskusi dengan temannya
6. Menilai kemampuan diri dan hasil yang diperolehnya
7. Melatih diri dalam menyelesaikan soal atau masalah
8. Menggunakan atau menerapkan materi yang telah
diperolehnya.
Keaktifan adalah aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang tidak hanya
melibatkan kemampuan fisik tetapi juga non fisik. Adapun indikator keaktifan siswa
meliputi turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan
masalah, bertanya kepada guru atau siswa lain jika ada yang belum dipahami, mencari
berbagai informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah, berdiskusi dengan
temannya, menilai kemampuan diri dan hasil yang diperolehnya, melatih diri dalam
menyelesaikan soal atau masalah, menggunakan atau menerapkan materi yang telah
diperolehnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VII C SMP Negeri 1
Nusawungu, ditemukan permasalahan bahwa keaktifan siswa masih kurang. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu pembelajaran yang tepat yaitu
pembelajaran langsung dengan strategi everyone is a teacher here.
Pembelajaran langsung dengan strategi everyone is a teacher here dapat
mengaktifkan siswa, karena melalui pembelajaran langsung dengan strategi everyone is a
teacher here ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru
bagi teman-temannya, dan siswa yang selama ini tidak mau terlibat aktif, akan ikut serta
dalam pembelajaran secara aktif. Sehingga melalui pembelajaran langsung dengan
strategi everyone is a teacher here diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas
VII C SMP Negeri 1 Nusawungu.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah melalui pembelajaran langsung dengan strategi
everyone is a teacher here keaktifan siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Nusawungu
meningkat.