Oleh
DANNY SUDAYAT
NIM: 105017000414
ABSTRAK
Danny Sudayat (105017000414), Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Teknik Giving Question and Getting Answer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 8 Jakarta),
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2010.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi
pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer terhadap hasil
belajar matematika siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
ekseprimen dengan rancangan penelitian two group randomized subject posttest
only. Teknik sampel yang digunakan adalah cluster random sampling pada siswa
kelas VIII. Instrumen tes yang digunakan yaitu tes hasil belajar matematika pada
pokok bahasan relasi dan fungsi berbentuk esai sebanyak 9 soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran
aktif teknik giving question and getting answer terhadap hasil belajar matematika
siswa. Secara empiris terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer
lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional.
Kata Kunci : Strategi Pembelajaran, giving question and getting answer, hasil
belajar
ABSTRACT
Danny Sudayat (105017000414), Using Giving Question and Getting
Answer Active Learning Strategy To Improve Learning Result in Mathematic
(Quasi Experiment Study in Class VIII SMP Negeri 8 Jakarta), Thesis for Math
Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, December 2010.
The purpose of this research is to know the effect of using giving question
and getting answer active learning strategy in teching mathematic. The method of
this research used quasi experiment with two group randomized subject posttest
only. The sampling technique used cluster random sampling from 8 th grade. The
research instrument is tes about learning result in mathematic is given by 9
questions in essay, the main problem when studying process is function.
The result of research show that there is the influence of using giving
question and getting answer active learning strategy in theaching mathematic.
The using giving question and getting answer active learning strategy given
higher result on mathematics then convensional Strategy.
Key Word : Learning Strategy, giving question and getting answer, learning
result
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji peneliti panjatkan kepada zat yang maha kasih,
Allah SWT Tuhan semesta alam yang senantiasa menunjukkan kebesaran serta
kekuasaanNya setiap saat hingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Giving Question and
Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Shalawat dan salam tercurah kepada uswatun hasanah ummah baginda
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan kita selaku umatnya
yang mudah-mudahan tetap istiqomah hingga hari akhir nanti.
Sebuah karya sederhana ini tentunya tidak akan mampu peneliti selesaikan
tanpa dukungan dari tangan-tangan yang Allah kirimkan kepada pihak-pihak yang
senantiasa memberikan dorongan rasa optimis, semangat, dan kemudahankemudahan yang dibentangkan sehingga peneliti mampu melewatinya. Dalam
penyusunan penelitian ini, peneliti rasakan banyak bantuan dan bimbingan yang
telah diberikan oleh orang-orang terdekat penulis. Oleh karena itu pada ruang
yang terbatas ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Maifalinda Fatra, M.Pd, ketua jurusan pendidikan matematika, yang telah
memberikan ijin atas penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. Otong Suhyanto, M.Si, Dosen Pembimbing I sekaligus sekretaris jurusan
pendidikan matematika yang tulus ikhlas penuh kesabaran dan perhatian
membimbing serta mengarahkan peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Lia Kurniawati M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah tulus memberikan
bantuan, nasihat, saran dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Seluruh
Matematika
FITK
UIN
Syarif
Danny Sudayat
ii
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...............................................................................................
ABSTRACT .............................................................................................
ii
iii
vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
B. Identifikasi Masalah...............................................................
10
10
10
12
19
25
iii
26
26
29
35
39
41
42
43
44
44
45
45
50
54
55
55
57
59
59
60
61
66
iv
A. Kesimpulan ...........................................................................
67
B. Saran .....................................................................................
67
69
LAMPIRAN .............................................................................................
72
DAFTAR TABEL
40
44
46
49
50
55
57
59
60
61
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
21
33
55
58
63
63
64
64
65
65
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
72
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
akan
merasakan
kenyamanan,
kesejahteraan
bahkan
meningkatkan derajat orang atau masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Al-quran yang berbunyi :
Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan orangorang yang berilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Mujadallah [58] : 11).
Allah SWT akan meninggikan orang yang beriman dan berilmu
(berpendidikan) di atas orang yang tidak berilmu, begitu juga halnya
masyarakat atau suatu bangsa, sehingga dapat dianggap betapa penting dan
berharganya sebuah pendidikan dilihat dalam konsep agama Islam.
2
Sejalan dengan hal tersebut pendidikan saat ini menghadapi banyak
tantangan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah peningkatan mutu
pendidikan yang disebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk memperoleh
kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi atau hasil belajar
siswa.
Upaya peningkatan prestasi belajar itu tidak mudah untuk dicapai
secara maksimal karena banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar itu sendiri. Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan pada
sistem pendidikan ataupun dalam hal yang langsung berkaitan dengan praktik
pembelajaran seperti pengunaan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pola umum kegiatan gurusiswa dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
sebagai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.1 Dalam kegiatan proses
belajar mengajar, strategi pembelajaran mempunyai peranan penting. Setiap
guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas, disadari atau tidak akan
memilih strategi tertentu agar pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di
kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Penggunaan strategi pembelajaran
yang tepat juga turut menentukan efektifitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran, asalkan diterapkan dengan teknik yang benar sesuai dengan
pokok bahasan yang akan disampaikan.
Dalam proses pembelajaran strategi yang diterapkan oleh guru di kelas
hendaknya memperhatikan keaktifan siswa dalam belajar. Aktivitas yang
terjadi di dalam kelas selayaknya memberikan ruang bagi siswa untuk
berpikir, bertanya maupun mengungkapkan sebuah gagasan. Selain itu siswa
diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga belajar dari
lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman salah satunya melalui kegiatan
diskusi. Sehingga guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas
sekaligus menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centere).
3
Dengan demikian siswa yang aktif mempunyai peluang yang besar untuk
keberhasilan belajarnya dibandingkan dengan siswa yang pasif dan hanya
menerima saja.
Sejalan dengan hal tersebut, keaktifan siswa dalam belajar matematika
sangat diperlukan seperti yang disebutkan oleh Resnick (dalam Sukardjono,
2008) bahwa belajar matematika adalah membentuk pengertian. Pengertian
dan pengetahuan dibentuk oleh siswa yang aktif, bukan hanya diterima secara
pasif dari gurunya.2 Oleh karena itu, dalam belajar matematika siswa dituntut
aktif dan terampil supaya terlatih dalam memahami konsep dan memecahkan
masalah matematika.
Pemahaman konsep dan pemecahan masalah merupakan dua hal yang
penting dalam matematika. Keduanya saling berpengaruh satu sama lain.
Namun, pada kenyataannya dalam mempelajari matematika seringkali siswa
kurang memahami konsep yang ada sehingga mereka akan merasa kesulitan
dalam pemecahan masalahnya.
Kekurangmampuan siswa dalam memahami konsep mengakibatkan
siswa merasa kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga matematika
sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami baik teori
maupun konsep-konsepnya. Matematika sering diasosiasikan dengan sesuatu
yang susah, membosankan dan njelimet.3
Asumsi siswa yang negatif terhadap matematika menyebabkan hasil
belajar matematika yang kurang memuaskan (rendah). Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian Suryanto dan Somerset (dalam Zulkardi, 2001) terhadap
16 SMP pada beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa hasil tes
mata pelajaran matematika siswa sangat rendah. Demikian juga dengan hasil
penelitian Suryadi (2005) terhadap siswa kelas delapan SMP salah satu kota
dan kabupaten di Indonesia yang menemukan bahwa mereka mengalami
Sukardjono, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: UT, 2008), Cet.3, h. 1.35.
Gelar Dwirahayu dan Munaspriyanto (eds.), Pendekatan Baru dalam Pembelajaran
SAINS dan Matematika Dasar, (Jakarta: PIC, IISEP, UIN Jakarta, 2007), Cet.1, h. 1.
3
4
kesulitan dalam mengajukan argumentasi, menemukan pola dan pengajuan
bentuk umumnya. 4
Rendahnya hasil belajar di atas adalah suatu hal yang wajar jika dilihat
dari aktivitas pembelajaran di kelas yang selama ini dilakukan oleh guru. Guru
bertindak sebagai penyampai materi secara aktif, sementara siswa pasif
mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab,
guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan yang
sifatnya rutin kurang melatih daya nalar. Aktivitas pembelajaran seperti ini
mengakibatkan terjadinya proses penghafalan konsep atau prosedur.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian siswa berkurang
dengan berlalunya waktu. Penelitian Polio (1984) menunjukkan bahwa siswa
dalam ruang kelas hanya memerhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu
pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Mc Keachie (1986)
menyebutkan bahwa dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat mencapai
70% dan hanya bertahan 20% pada waktu 10 menit terakhir.5
Selain itu, asumsi siswa mengenai matematika itu sulit juga berakibat
buruk pada proses pembelajaran, yakni mereka hanya belajar matematika
dengan mendengarkan penjelasan seorang guru, menghafalkan rumus, lalu
memperbanyak latihan soal dengan rumus yang sudah dihafalkan. Secara
mekanik mungkin siswa dapat menyelesaikan soal matematika dengan cepat
dan benar, namun hal ini tidak diimbangi dengan pemahaman esensi masalah
sehingga mereka akan kebingungan bila ditanya reasoning-nya.
Sejauh ini, ada banyak hal yang bisa dijadikan sebagai alasan untuk
menjelaskan kenapa dalam perkembangannya matematika menjadi bidang
ilmu yang cukup ditakuti dan dibenci. Salah satunya adalah proses
pembelajaran yang selama ini dinilai kurang tepat dalam pembelajaran
matematika. Proses ini terkait dengan strategi, model dan media pembelajaran
5
yang diaplikasikan dalam pembelajaran matematika. 6 Penerapan strategi,
model dan media pembelajaran tersebut kurang memotivasi siswa untuk
belajar matematika, sehingga mengakibatkan suasana pembelajaran semakin
membosankan dan siswa kurang gembira saat belajar matematika. Oleh karena
itu, untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika, guru harus mampu
menciptakan kondisi belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan.
Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan
strategi dan metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus
dilakukan oleh seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat
mengembangkan kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan
interaksi siswa dalam belajar. Interaksi yang diutamakan adalah interaksi
edukatif yaitu interaksi yang ditimbulkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Interaksi edukatif adalah proses interaksi yang disengaja, sadar tujuan, yakni
untuk mengantarkan siswa ke tingkat kedewasaannya. 7 Dengan interaksi
edukatif diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif,
komunikatif, dan dapat mengurangi kejenuhan siswa saat belajar. Dalam
pembelajaran harus ada komunikasi timbal balik antara guru dan siswa. Guru
diharapkan tidak mendominasi kelas yang dapat menghambat perkembangan
siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi dan berperan aktif untuk bertanya,
menyampaikan pendapat atau informasi. Untuk itu maka perlu adanya suatu
inovasi dalam hal strategi pembelajaran.
Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membuat matematika tidak menakutkan bagi siswa sekaligus melibatkan
siswa aktif dalam pembelajaran yaitu strategi pembelajaran aktif teknik giving
question and getting answer. Strategi pembelajaran ini lebih berorientasi pada
aktivitas siswa (student centered), sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
yang mengarahkan dan membantu siswa dalam pembelajaran. Strategi
h. 2.
7
6
pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran aktif (active learning
strategy) yang disajikan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak
monoton dan menjenuhkan. Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk
aktif dan partisipatif, sehingga dengan keaktifan siswa tersebut diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang selama ini dirasa
kurang memuaskan bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain.
Prinsip dari strategi pembelajaran ini adalah (giving question and
getting answer) adanya kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan
pertanyaan, ide atau pendapat pada saat presentasi, tujuannya adalah untuk
membiasakan siswa untuk berfikir kritis dan berani menyampaikan pendapat.
Aktifitas siswa yang ada dalam strategi pembelajaran ini meliputi pengisian
kartu/kertas, diskusi kelompok, dan presentasi.
Strategi pembelajaran ini diterapkan dengan variasi sebuah permainan.
Permainan yang dimaksud adalah mengadakan kompetisi antar kelompok
dengan perolehan poin atau skor. Kompetisi kelompok yaitu masing-masing
kelompok berkompetisi dengan kelompok lain untuk menjadi yang terbaik
dengan cara berusaha mempresentasikan hasil diskusi lebih cepat dan lebih
banyak dari kelompok lain, sebab kelompok yang mempresentasikan hasil
diskusi akan mendapatkan poin. Hal ini dilakukan bertujuan untuk
menghindari
asumsi
siswa
tentang
pembelajaran
matematika
yang
meningkat pula.
Berdasarkan uraian di atas strategi pembelajaran aktif teknik Giving
Question and Getting Answer diarasa dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian mengenai hal
tersebut dan memilih judul: Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif
Teknik Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa.
B. Identifikasi Masalah
Dari apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka
timbul berbagai macam permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Suasana pembelajaran matematika kurang menarik sehingga siswa jenuh
pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materi kurang tepat sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk dapat dilakukan
penelitian dengan baik, maka diperlukan pembatasan masalah agar pengkajian
masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Adapun batasan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
pembelajaran aktif (active learning strategy) tipe atau teknik Giving
Question and Getting Answer (untuk kelas eksperimen) dan strategi
konvensional (untuk kelas kontrol).
2. Hasil belajar dibatasi hanya pada aspek kognitif yang diambil pada
instrumen penelitian yang dibuat oleh penulis setelah memberikan materi
pada pokok bahasan fungsi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer?
2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional metode ekspositori?
8
3. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer lebih tinggi
daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif giving question and getting
answer. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan strategi pembelajaran
aktif teknik Giving Question and Getting Answer.
2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi
konvensional.
3. Mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan
strategi pembelajaran aktif teknik Giving Question and Getting Answer
dengan strategi konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman tentang cara pembelajaran matematika dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer.
2. Bagi siswa, dapat memberikan alternatif pembelajaran dalam memahami
konsep matematika dengan strategi pembelajaran aktif teknik giving
question and getting answer.
3. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi
pembelajaran agar dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan
bermakna.
4. Bagi sekolah, semoga menjadi penyempurnaan pembelajaran matematika
untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang menyenangkan.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Matematika
a. Hakekat Matematika
Secara umum, istilah matematika sudah tak asing lagi bagi
sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep matematika. Istilah
matematika diambil dari Bahasa Yunani yaitu mathematike yang
berarti relating to learning. Kata tersebut mempunyai akar kata
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike juga
berhubungan erat dengan kata yang serupa yaitu mathanein yang
mengandung arti belajar (berpikir). Secara etimologis kata matematika
berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.
Dalam kamus bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai
ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan-bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan.8
Menurut Ruseffendi (dalam Erman, 2003), Matematika
terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan
ide, proses dan penalaran. Matematika terbentuk dari pengalaman
manusia dalam kehidupannya yang kemudian diproses dalam dunia
rasio, diolah secara analisis dan sintesis, sehingga sampai pada suatu
10
kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.9
Selain dari definisi matematika di atas ada beberapa definisi
lain yang dikemukakan oleh para tokoh matematika antara lain:
Menurut Jhonson dan Myklebust, matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Menurut Lerner, matematika di samping sebagai bahasa
simbolis
juga
merupakan
bahasa
universal
yang
memungkinkan manusia memikirkan, mendata, dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
Kline juga mengemukakan bahwa matematika merupakan
bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara
berfikir deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar
induktif.10
Menurut Paling, ide manusia tentang matematika berbeda-beda,
tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing.
Selanjutya, Paling mengemukakan bahwa,
matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban
terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara
menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam
diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
hubungan-hubungan.11
Berdasarkan pendapat Paling tersebut dapat disimpulkan bahwa
untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya,
manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan
11
ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; (4) kemampuan untuk
mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan
Berdasarkan definisi matematika oleh para ahli tersebut maka
karakteristik matematika dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Objek pembicaraannya adalah abstrak
2) Pembahasannya mengandalkan nalar
3) Pengertian atau pernyataan dalam matematika diberikan berjenjang
dan sangat konsisten(tetap)
4) Matematika melibatkan perhitungan dan pengerjaan (operasi) yang
aturannya disusun sesuai dengan nalar
5) Matematika dapat dialih gunakan dalam berbagai aspek ilmu
maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga disebut pelayan
ilmu dan teknologi.
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa sulit untuk
mendefinisikan pengertian matematika secara utuh dan menyeluruh
karena cakupannya yang sangat luas dan berbeda-beda tergantung
siapa, kapan dan dimana sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
seseorang yang mengatakannya. Namun demikian dapat kita katakan
bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang menjelaskan
tentang hubungan pola-pola yang diperoleh melalui proses berpikir
dan bernalar.
12
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.12 Dan menurut
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational
Psychology:
The
Teaching-Learning
Process,
12
13
demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide
yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. 16
Menurut Pasal I Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
pendidikan nasional menyebutkan bahwa Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sementara itu menurut Erman Suherman dalam
bukunya memaparkan, pembelajaran adalah proses komunikasi
fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam
rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan
bagi siswa yang bersangkutan. 17
Kegiatan
pembelajaran
dirancang
untuk
memberikan
16
17
14
akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya sematamata dari pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Berdasarkan pembahasan mengenai hakikat matematika di atas
bahwa istilah matematika bukan hal yang asing lagi bagi setiap orang
selain mempunyai manfaat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari
matematika juga merupakan ilmu yang dipelajari di semua jenjang
pendidikan, ada banyak alasan perlunya belajar matematika. Menurut
Cockroft ada enam alasan mengapa matematika perlu dipelajari,
yaitu:20 (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang
studi memerlukan keterampilan matematika, (3) merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, dan (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu
proses yang dirancang oleh guru agar mampu mengelola semua
komponen dalam belajar matematika dan hendaknya antara komponen
yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis
dengan tujuan untuk menciptakan belajar matematika yang efektif.
Dalam pembelajaran matematika, hal yang harus dipelajari
diantaranya yaitu mengenai konsep-konsep dasar matematika. Menurut
Bruner, belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan
struktur matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsepkonsep dan struktur-struktur matematika tersebut. Konsep-konsep
matematika dipelajari sesuai dengan tahapannya secara bertingkat,
yaitu mulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks.
Belajar matematika bagi siswa merupakan pembentukan pola
pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran
20
15
suatu hubungan di antara pengertian-pengertian tersebut. Para siswa
dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman
tentang sifat-sifat yang dimiliki dari sebuah objek. Matematika juga
berfungsi sebagai ilmu atau pengetahuan yang perlu dikuasai oleh
siswa karena matematika bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu penting matematika dalam kehidupan sehingga setiap manusia
berusaha untuk belajar matematika
Di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang wajib diikuti oleh seluruh siswa. Hal ini karena matematika
mempunyai fungsi yang penting bagi siswa yaitu sebagai alat, pola
pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Matematika sebagai alat untuk
memecahkan masalah dalam mata pelajaran yang lain, dalam dunia
kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai alat untuk
memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui
persamaan-persamaan atau tabel-tabel dalam model matematika yang
merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita.
Tujuan pembelajaran di sekolah mengacu pada fungsi
matematika
dan
tujuan
pendidikan
nasional.
Tujuan
umum
16
beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika di sekolah
sebagai berikut:21
1) Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap)
Pembelajaran matematika dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan
ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Jadi siswa dapat membentuk konsep-konsep matematika dimulai dari
konsep yang bersifat dasar sampai pada konsep yang bersifat
kompleks.
2) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral
Setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu
memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa
sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang
telah
dipelajari
dan
sekaligus
untuk
mengingatkan
kembali.
dalam
pembelajaran
matematika
belum
seluruhnya
21
17
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Kebenaran
aksiomatiknya.
matematika
sesuai
Kebenaran-kebenaran
dengan
dalam
struktur
deduktif
matematika
pada
22
18
b) Lebih menyadari akan penting dan strategisnya matematika bagi
bidang lain
c) Lebih mampu berfikir logis, kritis dan sistematis
d) Lebih kreatif dan inovatif dalam mencari solusi pemecahan
masalah dan
e) Lebih peduli pada lingkungan sekitarnya.
Ketercapaian dua sasaran pembelajaran matematika secara
substantif dan efek iringannya akan tercapai manakala siswa diberi
kesempatan yang seluas-luasnya untuk belajar matematika secara
komprehensif. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika
siswa mendapat porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan
mereka harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa
berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru lebih pada
sebagai fasilitator.
23
19
psikologi
pendidikan
juga
menguraikan
tentang
karakteristik
26
27
20
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
Keenam jenjang tersebut adalah: (1) Pengetahuan/ hafalan/ ingatan
(knowledge),
(2)
Pemahaman (comprehension),
(3) Penerapan
evaluasi
Sintesis
Analisis
penerapan
pemahaman
Pengetahuan
Evaluation
Synthesis
Analysis
Aplication
Comprehension
Knowledge
21
tatacara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teoriteori, dan sebagainya, dalam situasi baru dan konkret.
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagianbagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lain.
Sintesis
(synthesis)
adalah
kemampuan
berpikir
yang
22
kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan
menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
Receiving
dalam
23
Characterization by a value or value complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah
menempati tingkat tertinggi dalam suatu hierarki nilai. Nilai itu telah
tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi
emosinya. Ini merupakan tingkat afektif tertinggi karena sikap batin
peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah
lakunya untuk waktu yang cukup lama, sehingga membentuk
karakteristik pola hidup; tingkah lakunya menetap, konsisten dan
dapat diramalkan.
3) Ranah Psikomotor (Nahiyah al-harakah)
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor
dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu.
28
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2006), Cet.III, h. 107.
24
a) Istimewa/maksimal : apabila
seluruh
bahan
pelajaran
yang
pelajaran
yang
diajarkan
dapat
d) Kurang
29
25
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial yang
termasuk kedalam faktor keluarga atau keadaan rumah tangga,
guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam
proses belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia
serta motivasi sosial.
Selain itu menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa. Yang
termasuk dalam faktor ini adalah :
a) Faktor jasmani, terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh.30
b) Faktor psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan. 31
c) Faktor kelelahan, baik kelelahan jasmani maupun kelelahan
rohani
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor eksternal dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu :
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang
b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.32
c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa di masyarakat,
media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
30
26
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar adalah faktor yang berasal dari diri sendiri dan dari luar diri
termasuk strategi/metode yang digunakan guru dalam mengajar.
a. Strategi pembelajaran
Secara harfiah, kata strategi dapat diartikan sebagai seni (art),
melaksanakan, stragem yakni siasat atau rencana (McLeod, 1989).
Banyak padanan kata strategi dalam bahasa Inggris, dan yang dianggap
relevan dengan pembahasan ini ialah kata approach (pendekatan) dan
kata procedure (tahapan kegiatan). 33
Dalam perspektif psikologi, kata strategi yang berasal dari
bahasa Yunani itu, berarti rencana tindakan yang terdiri atas
seperangkat langkah-langkah untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan (Reber, 1988). Seorang pakar psikologi pendidikan
Australia, Lawson (1991) mengartikan strategi sebagai prosedur
mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya
ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu.34
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan.35 Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan
proses-proses
berpikir
yang
digunakan
oleh
siswa
dalam
33
34
h. 139.
27
metakognitif. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a
plan, method, or series of activities designes to achieves a particular
aducational goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.36
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Variabel
strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:37
a. Strategi pengorganisasian (organizational strategy), yang dimaksud
strtaegi pengorganisasian adalah merupakan cara untuk menata isi
suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan
pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan
sejenisnya.
b. Strategi
penyampaian,
yang
dimaksud
dengan
strategi
36
28
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.38 Strategi
pembelajaran
sifatnya
masih
konseptual
dan
untuk
Serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl [16] : 125)
Ayat di atas menjelaskan kepada kita semua betapa pentingnya
cara/strategi dalam menyampaikan sesuatu kepada sesama manusia tak
terkecuali berkenaan masalah proses pengajaran. Oleh sebab itu, dalam
kaitannya dengan pengajaran (pendidikan) maka strategi pembelajaran
menjadi sesuatu yang sangat penting.
38
29
b. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy)
Pada proses kegiatan pembelajaran, terdapat
dua kegiatan
siswa
harus
belajar
aktif
dalam
kegiatan
30
informasi. Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa
agar bekerja dan berkembang secara optimal. Berikan kesempatan
kepada siswa untuk mengoptimalisasikan memorinya bekerja secara
maksimal dengan memberikan kesempatan mengungkapkan dengan
bahasanya dan melakukan dengan kreativitasnya sendiri. Siswa belajar
secara aktif ketika mereka secara terus-menerus terlibat, baik secara
mental ataupun secara fisik dan bisa memahami pengalaman yang
dialami.39
Ide pembelajaran aktif sebenarnya mengacu kepada bagaimana
memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang berbeda. Jadi
pembelajaran aktif mengakomodasi perbedaan yang ada diantara
individu peserta didik. Seperti diketahui setiap peserta didik bersifat
unik. Peserta didik yang satu berbeda dengan peserta didik lain dilihat
dari berbagai sisi. Oleh karena itu, ada beberapa definisi tentang
pembelajaran aktif. Definisi-definisi yang dimaksud sebagai berikut.40
1) Belajar aktif menurut Meyers & Jones, meliputi pemberian
kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi yang penuh
makna, mendengar, menulis, membaca dan merefleksi materi,
gagasan, isu dan materi akademik.
2) Paulson & Faust mengungkapkan bahwa belajar aktif secara
sederhana merupakan segala sesuatu yang dilakukan siswa selain
hanya menjadi pendengar pasifceramah dari guru. Hal ini meliputi
segala sesuatu dari latihan mendengarkan untuk mencerna segala
sesuatu yang didengar, latihan menulis pendek dalam menanggapi
materi dari guru sampai dengan latihan kelompok yang kompleks
untuk menerapkan materi pelajaran dalam situasi kehidupan nyata.
39
31
3) Join Report menyatakan bahwa belajar merupakan pencarian
makna secara aktif oleh siswa. Belajar lebih merupakan
pembanguna
pengetahuan
dari
pada
sekedar
menerima
menurut
41
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), h. xiv.
32
untuk menjaga perhatian peserta didik/anak didik agar tetap tertuju
pada proses pembelajaran.
Pembelajaran Aktif (Aktive Learning) pertama diperkenalkan
oleh seorang filosof kenamaan cina, Confucius, dia mengatakan :
What I Hear, I forget ( apa yang saya dengar, saya lupa)
What I see, I remember ( apa yang saya lihat, saya ingat)
What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya
mengeri)
Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting
belajar aktif. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan Confusius
tersebut menjadi apa yang dia sebut paham Belajar Aktif, yaitu :
Apa yang saya dengar, saya lupa.
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan
dengan beberapa teman lain, saya mulai paham.
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.42
Pembelajaran Aktif (active learning) pada dasarnya berusaha
untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik
dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang
menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.
Dengan menerapkan pembelajaran aktif (active learning) pada anak
didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka
42
33
dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini
kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional. Berikut ini
adalah gambar fase kegiatan proses pembelajaran siswa. 43
READING
20 % of what we hear
HEARING WORDS
30 % of what we see
LOOKING AT PICTURES
PASSIVE
WATCHING A MOVIE/VIDEOTAPE
50 % of what we see and hear
LOOKING AT AN EXIBIT
SEEING IT DONE ON LOCATION
70 % of what we say
PARTICIPATING IN A DISCUSSION
GIVING A TALK
90% of what
we say and do
ACTIVE
Adapted from: Edgar Dale Audio Visual Method in Teaching, Holt, Rinehart and
43
Junaedi,dkk, Strategi, h. 13
34
hanya memerhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran
yang tersedia. Sementara penelitian Mc. Keachie (1986) menyebutkan
bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai
70% dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu dua puluh menit
terakhir.
Dalam Pembelajaran Aktif (active learning) setiap materi
pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru
disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar
murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan teknik yang
tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai
motivasi yang tinggi untuk belajar.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik pembelajaran yang
aktif, yaitu :44
1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh
guru melainkan pada eksplorasi informasi dan pembangunan
konsep oleh peserta didik.
2. Atmosfer pembelajaran mendukung/kondusif mengembangkan
keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan peserta
didik.
3. Pesrta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif
melainkan
mengerjakan
berbagai
hal
(membaca,
melihat,
44
Junaedi,dkk, Strategi, h. 15
35
5. Peserta didik dirangsang untuk menggunakan kemampuan berpikir
kritis, analitis dan evaluatif.
6. Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar
baik di dalam maupun di luar kelas.
7. Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses
dan hasil pembelajaran.
36
Setiap pemilik kartu harus diberikan kesempatan untuk
menjelaskan isi kartunya masing-masing baik kartu jenis pertama
maupun jenis kartu kedua. Jika dalam proses penyampaian jenis kartu
pertama tidak mendapat respon dari peserta didik maka guru segera
merespon pertanyaan tersebut
Langkah terakhir, guru melakukan pemeriksaan terhadap
seluruh jenis kartu yang dimilki oleh peserta didik kemudian di
identifikasi kartu-kartu yang sudah berpasangan. Untuk kartu jenis
pertama yang tidak mempunyai pasangan guru dapat memberikan
penjelasannya kembali
Teknik Pembelajaran Giving Question and Getting Answer ini
sangat baik digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam
mengulangi materi pelajaran yang telah disampaikan. 45 Disamping itu,
bagi guru teknik ini sangat berguna sebagai evaluasi dalam setiap
proses pembelajaran.
Teknik pembelajaran ini mudah untuk diterapkan di dalam
kelas karena tidak membutuhkan ruangan yang sangat luas. Strategi ini
merupakan salah
satu
45
37
Diskusi kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa, sebab dalam diskusi kelompok
memungkinkan kerjasama antara siswa baik dengan ataupun tanpa
bimbingan guru. Suasana belajar yang menimbulkan sikap kerjasama
antara siswa dalam memecahkan masalah mempunyai keuntungan
yang diperoleh yaitu:
1). Dapat membina dan mengembangkan kepribadian siswa terutama
sikap saling menghargai.
2). Pengetahuan siswa akan bertambah sebab siswa akan bertukar
pikiran dengan siswa lain.
c. Presentasi
Presentasi siswa di depan kelas bertujuan untuk menguji
kemampuan siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat setelah
mereka memperoleh pengalaman belajarnya. Presentasi siswa juga
dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk tampil dan
berkomunikasi di depan kelas atau di luar kelas. Siswa diajarkan agar
tidak takut salah sebelum mencoba. Siswa harus siap untuk menerima
sanggahan atau pertanyaan dari siswa lain karena dalam sesi presentasi
akan ada tanya jawab oleh siswa.
Prosedur dalam pembelajaran Giving Question and Getting
Answer :46
1. Berikan dua kartu indeks kepada setiap peserta didik.
2. Mintalah setiap peserta didik untuk menyelesaikan kalimat berikut
ini :
o
46
38
3. Buatlah sub-kelompok dan mintalah masing-masing kelompok
memilih pertanyaan untuk disampaikan yang paling tepat dan
pertanyaan untuk dijawab yang paling menarik dari kartu-kartu
anggota kelompoknya.
4. Mintalah
setiap
kelompok
melaporkan
pertanyaan
untuk
pembelajaran
konvensional
merupakan
strategi
39
Pembelajaran
konvensional
juga
dapat
diartikan
sebagai
Artinya,
siswa
ekspositori
merupakan
bentuk
dari
pendekatan
47
40
Tabel 1
Tabel perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
1. Pada
tahap
pendahuluan,
guru 1. Pada
tahap
pendahuluan,
guru
Guru
juga
melakukan
review
2. Pada
tahap
kegiatan
inti
2. Pada
tahap
kegiatan
inti
pembelajaran
yang
untuk
mendiskusikan
serta
mengungkapkan/mempresentasikan
isi masing-masing kartu dari setiap
kelompok
3. Pada
tahap
memberikan
penutup
guru
penjelasan/merespon 3. Pada
tahap
penutup,
guru
41
terhadap
materi
yang
belum
kartu siswa)
berupa tes.
42
tinggi
dibandingkan
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran
konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Belajar pada dasarnya merupakan suatu perubahan. Proses usaha aktif
seseorang untuk memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk prilaku baru menuju
arah yang lebih baik. Kenyatannya, para siswa sering kali tidak mampu
mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku
sebagaimana yang diharapkan mereka tidak mendapatkan kesempatan yang
besar dalam proses pembelajarannya.
Sejalan dengan hal tersebut pembelajaran matematika di sekolah
merupakan hal yang penting, matematika merupakan dasar bagi mata
pelajaran yang lain. Mengingat matematika sangat bermanfaat bagi siswa baik
dalam mempelajari pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada kenyatannya, pelajaran matematika menjadi pelajaran yang
sangat menakutkan bagi sebagian besar siswa. Hal ini dikarenakan ada
anggapan dari mereka bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang
sulit untuk dipahami, sehingga enggan untuk mempelajarinya.
Dalam
pembelajaran matematika
terdapat banyak
faktor
yang
43
dipahami oleh siswa secara optimal.
Guru sebagai pendidik dituntut untuk kreatif dalam mencari agar materi
yang ingin disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah. Untuk mengatasi
hal tersebut salah satunya adalah melalaui strategi pembelajaran aktif teknik
giving question and getting answer. Dengan diterapkannnya pembelajaran
aktif teknik giving question and getting answer, para siswa diberikan
kesempatan yang lebih besar dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain
guru tidak lagi mendomonasi kegiatan pembelajaran melainkan seluruh
perangkat (guru dan siswa) yang berada di dalam kelas dilibatkan secara aktif.
Sehingga menjadikan matematika tidak lagi menjadi pelajaran yang
menakutkan sekaligus membosankan.
Strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer
juga memberi peluang siswa untuk mengembangkan kebersamaan dan
keberanian mengungkapkan pertanyaan maupun gagasan. Oleh karena itu,
pemilihan strategi yang cocok bagi siswa ketika mengajar akan memudahkan
guru untuk mentransfer pemahaman yang tepat kepada siswa, serta dengan
pemilihan metode atau teknik yang mudah untuk diterapkan akan membantu
siswa untuk lebih mudah memahami dan menyerap materi yang diajarkan oleh
guru, sehingga tujuan pembelajaran pun tercapai dan akan dapat menigkatkan
hasil belajar.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka
diajukan hipotesis sebagai berikut :
Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif teknik Giving Question and Getting Answer lebih tinggi
dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
konvensional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Bebas
Postes
(R) E
XE
(R) K
XK
44
45
Keterangan:
E
: Kelompok eksperimen
: Kelompok kontrol
: Random
XE
XK
46
Strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer dan
hasil belajar matematika
2) Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian dan guru mata pelajaran matematika
3) Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
matematika. Tes hasil belajar matematika berupa tes uraian dalam bentuk
esai sebanyak 15 soal yang diberikan setelah siswa mempelajari pokok
bahasan fungsi dengan kisi-kisi yang disajikan dalam tabel 3.
Selanjutnya urutan pengambilan data dilakukan sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan observasi untuk menentukan kelas yang akan dijadikan
objek penelitian serta menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Melakukan perlakuan (mengajar di kelas) pada kelas eksperimen dengan
teknik giving question and getting answer sebanyak delapan kali.
3. Memberikan soal tes pada kedua kelas, yaitu berupa instrumen penelitian
yang dibuat oleh peneliti dan telah diuji sebelumnya.
4. Menilai hasil tes pada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang
menggunakan teknik giving question and getting answer dan kelompok
kontrol yang menggunakan metode konvensional
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes diuji coba
terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya, sebab
instrumen yang baik adalah instrumen tes yang valid dan reliable.
72
Tabel 3
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Standar Kompetensi
serta
Kompetensi Dasar
Indikator
No.
Soal
C1
C1
C2
C3
C3
C3
C2
15
C2
C2
C2
11
C2
10
C2
14
C3
unsurnya
menggunakannya
dalam
masalah
pemecahan
73
6. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi
diketahui
13
C2
12
C2
72
a. Uji Validitas
Salah satu syarat tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan validitas butir soal yang menggunakan rumus korelasi
Product Moment Pearson sebagai berikut:48
rxy
n xy x y
n x x n y y
2
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = banyaknya subyek
x
= skor item
= skor total
48
73
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas (lampiran 7) dengan nilai
0,05 dan rtabel = 0,36 diperoleh 9 soal yang dinyatakan valid yaitu
nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11 dan 13.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kemampuan suatu instrumen untuk
melakukan pengukuran secara cermat. Instrumen yang reliabel akan
memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Dalam
penelitian ini, uji reliabilitas instrumen tes menggunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:49
n
2
si
n
i 1
r11
1
2
st
n 1
Keterangan:
r11
2
i
i 1
st
= varians total
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 8) yang dilakukan pada 9
butir soal yang valid diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,64
c. Taraf Kesukaran
49
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006),
Edisi Revisi h.109.
74
Untuk mengetahui apakah instrument tes yang diberikan tergolong
mudah, sedang, atau sulit maka digunakan rumus berikut:50
P
B
JS
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
0,00 P 0,30
0,30 P 0,70
0,70 P 1,00
Dari perhitungan uji taraf kesukaran butir soal yang valid (lampiran 9)
diperoleh 1 soal dengan kriteria mudah, 6 butir soal dengan kriteria sedang
dan 2 butir soal dengan kriteria sulit.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:51
50
75
D PA PB
Keterangan:
D = Daya Pembeda
Keterangan
D0
0,00 D 0,20
0,20 D 0,40
0,40 D 0,70
0,70 D 1,00
Dari perhitungan uji daya pembeda butir soal yang valid (lampiran 10)
diperoleh 3 butir soal dengan kriteria cukup dan 6 butir soal dengan kriteria
kriteria jelek.
51
76
pada siswa. Penganalisisan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Dari data yang diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan statistik
dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui
kontribusi strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting
answer terhadap hasil belajar matematika. Sebelum dilakukan pengujian
analisis data dengan uji-t, data terlebih dahulu diadakan uji prasyarat analisis.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, perhitungan
dilakukan dengan menggunakan uji liliefor.52 Dengan langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan hipotesis
H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Urutkan data sampel dari kecil ke besar.
3. Tentukan nilai Z dari masing-masing data dengan rumus
Keterangan :
X : Data
52
77
4. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan
table Z dan disebut dengan F(Z) yang mempunyai rumus F(Z) = 0,5
nilai Z tabel
5. Tentukan nilai S(Z) dengan menghitung frekuensi kumulatif masingmasing data yang dibagi dengan jumlah responden
6. Hitung selisih F(Z) F(S) kemudian tentukan harga mutlaknya.
kemudian
s 2 = varian terkecil
53
s1
s2
78
3. Tetapkan taraf signifikansi ()
4. Hitung Ftabel dengan rumus: Ftabel = F (n 1 1, n2 1)
5. Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima (homogen)
Jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak (tidak homogen)
2. Uji hipotesis
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Tes t yang satu
sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan, yaitu:
a. Untuk sampel yang homogen:54
dengan X E
XE XK
1
1
s gab
nE n K
XE
XK
dan X K
nE
nK
Sedangkan s gab
nE 1s E 2 n K
1s K
nE nK 2
Keterangan:
t
: harga t hitung
79
Sgab : simpangan baku kedua kelompok
: jumlah siswa pada kelompok eksperimen
: jumlah siswa pada kelompok kontrol
Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung
(thitung) dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees
of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus:
df = (n1 + n 2) 2
dengan diperolehnya df, maka dapat dicari harga ttabel pada taraf
kepercayaan 95 % atau taraf signifikansi () 5%. Kriteria pengujiannya
adalah sebagai berikut: 55
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika thitung ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
b.
X1 X 2
2
s1
s
2
n E nk
55
Anas Sudijono, pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
ed.1-17, h.316.
56
Sudjana, Metoda Statistika..., h. 241.
80
df
s1 2 s 2 2
n n
E
K
s1 2
s2 2
E nk
nE 1
nk 1
H1 :
F. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
H0
1 2
H1
1 2
Keterangan:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan
akhir. Data pada penelitian ini ialah data yang terkumpul dari tes yang telah
diberikan kepada siswa SMP Negeri 8 Jakarta, berupa data hasil tes hasil belajar
matematika siswa yang dilaksanakan sesudah pembelajaran (posttest).
Absolut
Relaif
f %
fk
f k %
40 48
16,67
16,67
49 57
11,11
10
27,78
Interval
58 66
7
19,44
17
47,22
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 6
kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Berdasarkan hasil
95
96
perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,57, modus sebesar 72,5
median sebesar 67,5, varians sebesar 186,88 dan simpangan baku sebesar
13,67. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai pada
interval 67 - 75 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelas
eksperimen, yaitu sebanyak 25%. Siswa yang mendapat nilai di atas 66
sebanyak 52,78%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 58
sebanyak 27,78%.
Distribusi frekuensi hasil tes kelas eksperimen tersebut ditunjukkan
pada grafik histogram berikut:
Frekuensi
10
Nilai
35 39,5 48,5
57,5
66,5
75,5
84,5
93,5 98
Gambar 3
Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa
97
2. Deskripsi Data Kelas Kontrol
Dari hasil tes yang diberikan kepada kelas kontrol yang dalam
pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran konvensional metode
ekspositori, diperoleh nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 82.
Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil belajar matematika siswa kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Kontrol
Frekuensi
Kumulatif
Absolut
Relatif
f %
fk
f k %
35 43
14,29
14,39
44 52
17,14
11
31,43
53 61
11
31,43
22
62,86
17,14
28
80
Interval
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 6
kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 58,8, modus sebesar 57,
median sebesar 57,8, varians sebesar 175,34 dan simpangan baku sebesar
13,24. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai pada
interval 53 61 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelas
kontrol, yaitu sebanyak 31,43%. Siswa yang mendapat nilai di atas 70
sebanyak 20%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 52
sebanyak 31,43%.
98
Distribusi frekuensi hasil tes kelas kontrol tersebut ditunjukkan pada
grafik histogram berikut:
Frekuensi
12
10
Nilai
30 34,5 43,5
52,5
61,5
70,5
79,5
88,5
93
Gambar 4
99
Tabel 8
Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Nilai Tertinggi
91
82
Nilai Terendah
40
35
Jumlah sampel
36
35
Rata-rata
65,75
58,8
Median
67,5
57,8
Modus
72,5
57
Varians
186,88
175,34
Simpangan baku
13,67
13,24
100
Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors. Dari hasil
pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai Lhitung atau Lo =
0,1084 (lihat lampiran 16) dan dari tabel diperoleh harga kritis uji liliefors
Lhitung kurang dari Ltabel 0,0729 0,1498 maka H0 diterima, artinya data
yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
Untuk lebih jelasnya, hasil dari uji normalitas antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Pengujian Data dengan Menggunakan Liliefors
Ltabel
Kelas
Lhitung
Kesimpulan
5%
Eksperimen
0,1084
0,1477
Berdistribusi Normal
Kontrol
0,0729
0,1498
Berdistribusi Normal
Karena Lhitung pada kedua kelompok kurang dari Ltabel maka dapat
disimpulkan bahwa data populasi kedua kelas berdistribusi normal.
101
2. Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika Siswa
Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal
dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya kita uji
kehomogenannya dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai varians yang
sama atau homogen.
Dari hasil pengujian uji homogenitas diperoleh harga Fhitung = 1,066 (lihat
lampiran 18 ) sedangkan nilai Ftabel diperoleh 1,767. pada taraf signifikasi
= 5% dengan derajat kebebasan pembilang 35 dan derajat kebebasan penyebut
34. Karena Fhitung Ftabel maka H0 diterima, artinya kedua kelas mempunyai
varians yang sama atau homogen.
C.
Tabel 10
Hasil Pengujian Data dengan Menggunakan Uji t
Kelas
Mean
Eksperimen
36
65,75
S gab
dk
35
58,8
t tabel
Kesimpulan
2,16
1,99
Tolak H 0
35
13,56
Kontrol
t hitung
34
102
Dari tabel diatas terlihat bahwa thitung lebih besar dari ttabel
2,16 1,99
maka H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan
strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer terhadap
peningkatan hasil belajar matematika siswa. Hal tersebut juga menunjukkan
bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran
aktif teknik giving question and getting answer lebih baik dibandingkan hasil
belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional
metode ekspositori.
2. Pembahasan
Pada penelitian ini kelas eksperimen adalah kelas VIII.3. Di kelas ini
diterapkan strategi pembelajaran aktif giving question and getting answer pada
pokok bahasan relasi dan fungsi. Sesuai pengamatan penulis selama penelitian,
terlihat bahwa strategi pembelajaran aktif giving question and getting answer
merupakan strategi baru yang dirasakan oleh siswa dalam pembelajaran
matematika. Oleh karena itu, siswa merasa senang dan terbantu sebab siswa
mempunyai variasi dan pengalaman baru untuk belajar matematika.
Strategi pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk memahami materi
yang sedang dipelajarinya karena strtaegi ini mendorong siswa untuk berani
bertanya sekaligus mengungkapkan gagasannya. Dalam pengamatan penulis
selama penelitian, pada awal pertemuan banyak siswa yang merasa malu dan takut
ketika penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya secara
langsung tentang materi yang belum dipahami. Namun hal tersebut bisa teraatsi
ketika penerapan teknik giving question and getting answer dilaksanakan, mereka
berani mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan atau hal-hal yang belum dipahami
oleh siswa. Selain berani mengungkapkan pertanyaan, para siswa juga berani
mempresentasikan hasil kerjanya kepada siswa yang lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada gambar yang meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu :
1. Menuliskan Pertanyaan (giving question)
103
2. Berdiskusi
3. Presentasi (getting answer)
Gambar 5
Kegiatan Siswa Menulis Pertanyaan (giving question)
Gambar 6
Kegiatan Siswa Menulis Pertanyaan (giving question)
104
Gambar 7
Kegiatan Siswa Sedang Berdiskusi
Gambar 8
105
Kegiatan Siswa Sedang Berdiskusi
Gambar 9
Kegiatan Siswa Saat Presentasi (getting answer)
106
Gambar 10
Kegiatan Siswa Saat Presentasi (getting answer)
Kelas kontrol dalam penelitian ini adalah VIII-4. Di kelas ini diterapkan
strategi pembelajaran konvensional yaitu metode ekspositori pada pokok bahsan
yang sama dengan kelas VIII3. Sesuai pengamatan penulis, dalam pembelajaran
matematika di kelas kontrol terlihat bahwa guru lebih mendominasi kelas dan
siswa terlihat kurang aktif serta monoton. Sebagian besar siswa kurang begitu
semangat, apalagi ketika siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan
memberikan hasil kerjanya. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran yang
kurang menarik dan membosankan.
Setelah pokok bahasan relasi dan fungsi selesai, kemudian penulis
memberikan tes hasil belajar matematika di kelas VIII-3 dan VIII-4. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen adalah 65,75 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa
kelas kontrol adalah 58,8
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa strategi pembelajaran
aktif teknik giving question and getting answer dapat menjadi alternatif dalam
menerapkan variasi strategi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian
statistik yang cukup signifikan. Berdasarkan teori-teori yang ada dan berdasarkan
perhitungan statistik yang telah dilakukan, terbukti bahwa strategi pembelajaran
ini dapat memberi pengaruh yang baik yaitu dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa yang lebih baik.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Walaupun usaha yang
dilakukan peneliti telah maksimal. Kendati demikian, peneliti masih banyak
kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya disebabkan oleh kurang meratanya
107
pembagian siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai dalam kelompok
sehingga masih terdapat kelompok yang pasif dan kurang berpartisipasi dalam
pembelajaran. Kelompok tersebut tidak pernah mempresentasikan hasil diskusi
mungkin karena kurang berani atau kurang percaya diri atas hasil yang
didiskusikannya. Selain itu, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan
sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.:
1. Tata ruang kelas dan posisi tempat duduk siswa yang selalu berubah. Hal ini
menjadi tidak efisien dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif teknik
giving question and getting answer karena banyak memakan waktu yang
cukup lama untuk mengaturnya kembali.
2. Masih banyak variabel lain diluar variabel strategi pembelajaran aktif teknik
giving question and getting answer yang tidak dapat dikontrol dan dapat
mempengaruhi variabel hasil belajar matematika siswa seperti variabel minat,
motivasi, inteligensi, lingkungan belajar, dan lain-lain.
3. Jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga banyak kelompok diskusi yang
tidak pernah mempresentasikan hasil kerjanya.
108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa:
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif
teknik giving question and getting answer mempunyai kemampuan
matematika siswa lebih baik yaitu memiliki rata-rata sebesar 65,75.
2. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional
metode ekspositori mempunyai kemampuan matematika yang kurang baik,
sebab hanya hanya memiliki rata-rata sebesar 58,8.
3. Strategi pembelajaran aktif teknik giving question and getting answer
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini lebih lanjut
dapat dilihat dari hasil pengujian rata-rata hasil belajar matematika siswa yang
cukup signifikan. Secara empiris terlihat bahwa rata-rata hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran aktif teknik giving
question and getting answer lebih tinggi daripada hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
B.
Saran
Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini,
diantaranya adalah sebagai berikut:
109
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat lebih baik dalam segi instrumen
penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian dan lain-lain.
4. Karena beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini juga, maka
disarankan ada penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran teknik giving
question and getting answer pada pokok bahasan lain atau mengukur aspek yang
lain, seperti meneliti secara lebih mendalam tentang Bagaimana pengaruh
pembelajaran teknik giving question and getting answer terhadap kemampuan
komunikasi matematika siswa?
110
Lampiran 1
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
111
A.
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
: Fungsi
C.
Metode Pembelajaran
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Apersepsi : a.
yang
kemudian
setiap
kelompok
diperintahkan
untuk
112
3. Penutup
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
113
b. Domain, Kodomain dan Range
c. Apakah relasi tersebut merupakan fungsi? Jelaskan!
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
114
A.
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
: Fungsi
C.
Metode Pembelajaran
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Guru membagikan dua buah kertas indeks kepada seluruh siswa dan
diperintahkan untuk mengisi masing-masing kertas sesuai dengan
jenis kartunya.
kemudian
setiap
kelompok
diprintahkan
untuk
3. Penutup
115
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
1. Diketahui
fungsi
x 1 x 5, x C.
f : x x 1 dengan
daerah
asal
adalah
koordinat Cartesius !
2. Buatlah gambar grafik fungsi f ( x ) 2 x 1 dengan daerah asal x
adalah x | 2 x 2 dengan melengkapi tabel berikut ini!
x
..
..
2x 1
..
3. Diketahui
suatu
fungsi
..
..
..
..
..
h( x ) x 2 4
memiliki
daerah
asal
116
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
117
B. Materi Pembelajaran: Fungsi
C. Metode Pembelajaran: Giving Question and Getting Answer
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Apersepsi: Mengingat kembali pengertian mengenai fungsi beserta
unsur-unsurnya.
b. Motivasi: Guru memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa jika
materi ini dikuasai denga baik maka akan mempermudah
siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan korespondensi satu-satu
2. Kegiatan Inti
kemudian
setiap
kelompok
diprintahkan
untuk
118
3. Penutup
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
119
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
120
A. Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat
menentukan banyak fungsi dari dua himpunan.
B. Materi Pembelajaran: Fungsi
C. Metode Pembelajaran: Giving Question and Getting Answer
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Apersepsi: Mengingat kembali pengertian mengenai fungsi beserta
bentuk penyajiannya.
b. Motivasi: Guru memotivasi siswa agar tertarik dan fokus dengan
materi yang akan dipelajari dengan membuat keterkaitan
antara materi ajar dengan kehidupan sehari-hari
2. Kegiatan Inti
3.
Penutup
121
Guru
menganjurkan
siswa
untuk
membuat
rangkuman
dan
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
122
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B.
123
C.
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
kemudian
setiap
kelompok
diprintahkan
untuk
3. Penutup
124
E.
Guru Memberikan PR
2.
3.
F.
Kertas indeks
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
1. Ani berteman erat dengan Lia. Mereka sering saling berkirim pesan. Agar
pesan yang dikirim tidak terbaca orang lain maka mereka biasa
menggunakan sandi dalam pesanya. Sandi itu memanfaatkan korespondensi
satu-satu
0
Jika pesan yang diterima Lia tertulis 659 51 0656786, Apa sebenarnya pesan
yang dikirim oleh Ani?
125
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B.
126
C.
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
kemudian
setiap
kelompok
diprintahkan
untuk
3. Penutup
127
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
f (3)
b. f (2)
c. f (3) f ( 2)
1
dengan x 2 .
x2
f ( 4)
b. f (2)
1
c. f
2
128
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B.
129
C.
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
130
E.
Guru memberikan PR
2.
3.
F.
Kertas indeks
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
g ( x 1)
b. g ( 2 x )
c.
g ( 2 x 1)
131
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B.
132
C.
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
72
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
2x 1
dan f (a ) 1
x3
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
: Fungsi
C.
Metode Pembelajaran
: Ekspositori
D.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Apersepsi
yang
3. Penutup
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
: Fungsi
C.
Metode Pembelajaran
D.
Kegiatan Pembelajaran
: Ekspositori
1. Pendahuluan
3. Penutup
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
1.
Diketa
hui
fungsi
f : x x 1 dengan
x 1 x 5, x C.
daerah
asal
adalah
koordinat Cartesius !
2.
Buatla
h gambar grafik fungsi f ( x ) 2 x 1 dengan daerah asal x adalah
..
..
2x 1
..
..
..
..
..
..
3.
Diketa
hui
suatu
fungsi
h( x ) x 2 4
memiliki
daerah
asal
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B. Materi Pembelajaran
: Fungsi
C. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
H. Materi Pembelajaran
: Fungsi
I. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
J. Kegiatan Pembelajaran
4. Pendahuluan
5. Kegiatan Inti
Siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mempresentasikan
hasil
6.
Penutup
Guru
menganjurkan
siswa
untuk
membuat
rangkuman
dan
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B.
Materi Pembelajaran
: Fungsi
C.
Metode Pembelajaran
D.
Kegiatan Pembelajaran
: ekspositori
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
E.
Guru Memberikan PR
5.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
1. Ani berteman erat dengan Lia. Mereka sering saling berkirim pesan. Agar
pesan yang dikirim tidak terbaca orang lain maka mereka biasa
menggunakan sandi dalam pesanya. Sandi itu memanfaatkan korespondensi
satu-satu
0
Jika pesan yang diterima Lia tertulis 659 51 0656786, Apa sebenarnya pesan
yang dikirim oleh Ani?
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
H.
Materi Pembelajaran
: Fungsi
I.
Metode Pembelajaran
J.
Kegiatan Pembelajaran
: Ekspositori
4. Pendahuluan
5. Kegiatan Inti
6. Penutup
K.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
f (3)
b. f (2)
c. f (3) f ( 2)
1
dengan x 2 .
x2
f ( 4)
b. f (2)
1
c. f
2
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
H.
Materi Pembelajaran
: Fungsi
I.
Metode Pembelajaran
J.
Kegiatan Pembelajaran
: Ekspositori
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
K.
Guru memberikan PR
2.
L.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
g (2 x)
f.
g ( 2 x 1)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: VIII / I
Tahun Ajar
: 2010 - 2011
B.
Materi Pembelajaran
: Fungsi
C.
Metode Pembelajaran
D.
Kegiatan Pembelajaran
: Ekspositori
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
E.
F.
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: esai
2x 1
dan f (a ) 1
x3
Lampiran 2
Kertas Indeks
Kertas Pertanyaan
Nama
No. Absen
Materi
:
Isi Butir Soal / Pertanyaan
1.
2.
Kertas Jawaban/Pembahasan
Nama
No. Absen
Materi
:
Isi Jawaban/Pembahasan
1.
2.
3.
Lampiran 3
Mata Pelajaran
Nama
Hari/Tanggal
Kelas/Semester
Waktu
: 70 menit
Petunjuk:
1.
2.
Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang
kamu anggap mudah!
3.
4.
Tentukan :
a. daerah asal (domain)
b. daerah kawan (kodomain)
c. daerah hasil (range)
d. Apakah himpunan pasangan berurutan tersebut merupakan fungsi?
Jelaskan!
3. Untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, Pak Ali membuat bendera
dengan panjang p x 5 x cm dan lebar l x x 2 cm. jika diketahui nilai
x 2 , maka berapakah panjang dan lebar bendera tersebut!
4. Diketahui
fungsi
f : x 2x 1
dengan
daerah
asal
adalah
9. Suatu SMP mempunyai peraturan dalam pemakaian seragam. Tiap hari Senin,
Selasa dan Rabu memakai seragam biru putih, Kamis dan Jumat memakai
batik serta Sabtu memakai seragam pramuka.
a. Buatlah relasi yang menghubungkan antara kelompok hari sekolah dengan
seragam yang dipakai!
b. Apakah relasi itu merupakan fungsi?
c. Apakah relasi itu merupakan korespondensi satu-satu?
10. Diketahui h x 2 x 10 dengan x bilangan real. Tentukan nilai dari
h3 x 1 !
1
dengan x 2 . Tentukan
x2
1
nilai dari f 4 dan f
2
12. Diketahui suatu fungsi f x ax b . Tentukan nilai a dan b Jika f 2 3
dan f 5 3 !
13. Diketahui fungsi h x 6 x a . Tentukan bentuk fungsi tersebut jika
h2 7 !
14. Sebuah kotak minum berbentuk silinder/tabung dirumuskan dengan fungsi
cm !
15. Lukislah
grafik
fungsi
f x 2 x 4, x R !
f x x 2 2 x 3
untuk
daerah
asal
Lampiran 4
Mata Pelajaran
Nama
Hari/Tanggal
Kelas/Semester
Waktu
: 70 menit
Petunjuk:
5.
6.
Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang
kamu anggap mudah!
7.
8.
Tentukan :
a. daerah asal (domain)
b. daerah kawan (kodomain)
c. daerah hasil (range)
d. Apakah himpunan pasangan berurutan tersebut merupakan fungsi?
Jelaskan!
17. Untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, Pak Ali membuat bendera
dengan panjang p x 5 x cm dan lebar l x x 2 cm. jika diketahui nilai
x 2 , maka berapakah panjang dan lebar bendera tersebut!
18. Diketahui
fungsi
f : x 2x 1
dengan
daerah
asal
adalah
1
dengan x 2 . Tentukan
x2
1
nilai dari f 4 dan f
2
24. Diketahui fungsi
h2 7 !
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
No.
Jawaban
Skor
Soal
1.
B : A B. kuadrat dari
b. Anggota himpunan B yang berpasangan dengan himpunan
A : B A. lebih kecil dari
Jawab :
a.
1
2
4
6
9
10
1
2
3
4
b. { (1,2), (1,4), (1,6), (1,9), (2,4), (2,6), (2,9), (2,10), (3,4), (3,6),
A adalah { 1, 2, 3, 4 }
Jumlah / Total
: a. Domain
b. Kodomain
c. Range
d. Apakah fungsi? Jelaskan !
Jawab :
a. Daerah asal (domain) = { -2, 0, 1, 2, 3 }
(kodomain)
Jumlah
3
Diketahui : p x 5 x
1
l x x 2
x2
Ditanya :
a. panjang : p 2 ..... ?
b. lebar
: l 2 ........ ?
Jawab :
a. panjang p2 5.2 = 10 meter
b. lebar l 2 2 2 4 meter
Jadi panjang bendera pak Ali adalah 10 meter dan lebar 4 meter
Jumlah
1
5
4.
Diketahui f : x 2 x 1
Domain
-2
-1
Range
-3
-1
0,1
1,3
2,5
x, y
2,3 1,1
-2 -1
-1
-2
-3
Jumlah
5.
Diketahui : f : A B
f : x x 1
A = { 0, 1, 2, 3, 4 }
B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }
Ditanya :
a. Range
b. Gambar diagram panah
c. Himpunan pasangan berurutan
2
3
4
5
2
3
4
1
1
Jumlah
6
Diketahui : A = {1, 2, 3, 4 }
5
1
B = {a, b, c }
Ditanya : Banyaknya pemetaan dari A ke B ?
Jawab :
n (A) = a = 4
n (B) = b = 3
Rumus banyaknya pemetaan dari A ke B : b a
Jumlah
Diketahui : P = {a, b, c}
Q = {-1, 0, 1}
Ditanya : Banyaknya korespondensi satu-satu ?
Jawab :
n (P) = N = 3
n (Q) = N = 3
Rumus banyaknya korespondensi satu-satu : Nx N 1x N 2x.......1
Jumlah
8
Diketahui : 0
3 A
1 U
0 G
2 S
Jadi Nama senior yang harus ditemui berdasarkan kode sandi 3012
adalah AGUS
Jumlah
Diketahui : Nama hari : Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu
Seragam : Biru putih, batik, pramuka
Har
i
Seragam
Senin
Selasa
biru putih
Rabu
Jumat
1
batik
Kamis
Sabtu
pramuka
b. Bukan / tidak
c. Bukan / tidak
1
Jumlah
10
Diketahui : h x 2 x 10
Jawab :
h3x 1 23x 1 10
h3x 1 6 x 2 10
h3x 1 6 x 12
Jumlah
11
Diketahui : f x
1
x2
Ditanya : a. f 4 ..?
1
1
b. f .?
2
Jawab :
1
1
a. f 4
42
f 4
1
2
1
1
b. f
1
2
2
2
1
2
1
f
3
3
2
2
Jumlah
12
Diketahui f x ax b
f 2 3
1
f 5 3
Ditanya : nilai a dan b ?
Jawab :
f 2 2a b
2a b 3 ..(1)
f 5 5a b
5a b 3
.(2)
1
5a 3 2a 3
3a 6
a2
1
Mencari nilai b subtitusi nilai a ke persamaan (1) atau persamaan (2)
5a b 3 ..(2)
52 b 3
10 b 3
b 7
Jumlah
13
Diketahui : h x 6 x a
h2 7
5
1
Ditanya : a ..?
Jawab :
h2 62 a
7 12 a
a 12 7 5
1
Jumlah
14
Diketahui : V t t 2 2t cm 3
tinggi t 10cm
1
Ditanya : V 10 ..?
Jawab :
V 10 10 2 210 cm 3
1
V 10 100 20cm
1
V 10 120cm
1
Jumlah
15
Diketahui : f x x 2 2 x 3
Domain
: {-2, -1, 0, 1, 2, 3, 4}
Range
: {-4, -3, 0, 5}
f 2 2 2 2 3 5
f 3 3 23 3 0
f 1 1 2 1 3 0
f 4 4 24 3 5
f 0 0 20 3 3
f 2 2 22 3 3
f 1 1 21 3 4
2
domain x
-2
-1
range y
-3
-4
-3
5
1
x, y
y
5
4
3
2
1
-2 -1
-1
Jumlah
2
5
Lampiran 6
Uji Validitas
No
Nama
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x9
x10
x11
x12
x13
x14
x15
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
28
35
D
E
0
0
4
4
4
3
0
1
1
2
2
2
1
1
2
3
1
0
5
1
3
2
5
1
0
0
4
1
0
5
32
26
38
G
H
I
J
K
L
1
1
0
0
1
1
4
5
5
5
1
5
4
5
3
2
3
4
0
1
1
1
1
2
1
3
2
2
1
2
2
2
3
3
1
2
1
4
1
4
1
1
2
1
1
2
1
2
1
0
0
1
1
1
5
4
1
5
5
5
3
5
2
3
3
3
5
1
5
5
1
5
0
0
0
0
1
0
3
3
1
4
3
2
1
2
5
1
1
0
33
37
30
38
25
35
M
N
1
1
5
5
2
4
0
0
3
2
0
3
5
1
1
2
0
1
4
5
3
3
1
4
0
0
3
4
5
1
36
31
P
Q
R
S
1
1
1
0
5
5
5
5
4
4
5
4
1
0
1
0
2
3
5
2
1
0
5
3
4
5
5
1
5
1
5
5
1
0
2
0
4
4
5
1
4
5
2
4
5
1
5
5
2
0
1
0
1
3
3
3
3
2
4
5
43
34
54
38
32
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
Total
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
11
4
5
5
5
0
2
5
5
5
5
131
2
2
3
5
2
3
5
4
5
3
102
1
0
1
3
0
1
1
1
1
1
21
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
60
2
2
2
2
0
1
3
3
3
2
63
1
4
4
4
3
3
1
0
1
1
66
3
2
2
2
2
2
2
5
5
5
76
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
17
1
5
5
5
5
5
1
1
1
1
110
2
3
3
5
3
3
4
5
5
2
95
5
5
4
5
5
1
5
5
5
5
123
0
0
0
0
0
1
2
1
2
0
10
1
4
3
4
3
2
1
3
2
1
82
5
1
1
1
1
2
5
5
5
5
74
29
36
36
44
27
28
37
40
42
33
1041
rata-rata
rho hitung
rho tabel
Interpretasi
33
0.37
4.37
3.40
0.70
2.00
2.10
2.20
2.53
0.57
3.67
3.17
4.10
0.33
2.73
2.47
34.70
0.15
0.72
0.37
0.41
0.55
0.55
0.40
0.43
0.28
0.04
0.59
0.35
0.45
0.22
0.15
Keterangan
0.364
0.364
0.364
0.364
0.364
0.364
0.364
0.464
0.364
0.364
0.364
0.364
0.364
0.364
0.364
V: Valid
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV: Invalid
Lampiran 7
Tabel 12 : UJI RELIABILITAS
No
Nama
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
x 11
x13
x2
x3
25
2
3
4
5
6
7
8
B
C
D
E
F
G
H
5
5
4
4
5
4
2
4
4
3
2
4
0
0
0
1
2
0
1
2
1
2
2
1
2
3
2
2
3
2
1
1
1
1
4
1
1
2
2
3
2
2
1
3
3
2
3
3
0
0
0
0
0
0
25
25
16
16
25
16
25
25
25
10
11
12
13
14
15
K
L
M
N
O
5
1
5
5
5
2
3
4
2
4
1
1
2
0
0
2
1
2
3
2
3
1
2
0
3
4
1
1
5
1
2
1
2
1
2
3
3
3
3
3
0
1
0
0
0
25
1
25
25
25
4
9
16
4
16
1
1
4
0
0
16
25
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
5
5
5
4
5
4
0
1
0
3
5
2
0
5
3
5
5
1
1
5
5
5
2
4
0
1
0
25
25
25
4
4
5
5
4
2
2
3
0
1
0
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
4
4
4
3
2
2
2
2
3
3
0
0
0
0
5
0
2
5
2
3
3
0
1
2
2
1
2
0
1
4
3
3
2
2
2
5
3
3
0
0
1
x8
x11
x 13
Skor Total
Kuadarat
Skor Total
16
256
1
1
1
1
16
1
1
4
4
9
4
4
0
0
0
0
0
0
0
13
20
17
18
23
17
169
400
289
324
529
289
1
9
9
4
9
9
25
26
676
18
324
4
1
4
1
4
0
1
0
0
0
0
484
169
441
361
400
9
9
9
9
9
22
13
21
19
20
16
256
25
16
28
784
25
25
1
1
25
25
529
1156
576
1
1
16
16
16
9
4
4
19
17
20
22
361
289
400
484
4
0
1
16
9
9
4
4
4
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
23
34
24
4
4
4
4
25
4
16
4
4
9
9
25
9
9
28
12
17
784
144
289
x4
x5
x6
x7
4
16
16
9
4
16
0
0
0
1
4
0
1
4
1
4
4
1
4
9
4
4
9
4
16
4
1
4
9
4
9
1
4
0
9
16
1
1
25
1
16
16
25
16
0
1
0
9
25
4
0
25
9
16
16
25
25
16
4
4
9
0
1
0
1
4
4
4
4
25
0
4
25
4
9
9
0
1
4
4
1
27
AA
25
25
16
25
625
28
29
AB
AC
5
5
4
5
1
1
2
2
3
3
0
1
5
5
5
5
1
2
25
25
16
25
1
1
4
4
9
9
0
1
25
25
25
25
1
4
26
29
676
841
25
25
30
AD
131
102
21
60
63
66
76
95
10
si2
1.62
1.14
0.56
0.62
1.13
2.65
2.05
1.11
0.44
Ss i2
11.32
s t2
26.44
r11
0.64
Jumlah
Jumlah Kuadrat
619
380
31
138
165
222
252
333
16
21
441
624
13746
Lampiran 8
10
5
5
5
5
1
5
5
4
1
5
5
5
4
5
5
4
4
5
1
1
1
5
5
5
5
5
1
1
1
1
110
0.73
11
3
1
3
3
2
3
3
5
2
3
3
3
3
3
3
4
5
2
4
2
2
3
3
5
3
3
4
5
5
2
95
0.63
12
5
5
5
5
1
4
5
1
5
5
1
5
1
4
5
5
1
5
5
5
5
5
4
5
5
1
5
5
5
5
123
0.82
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
2
0
10
0.07
14
4
4
4
4
1
4
3
3
1
4
3
2
3
4
2
1
3
3
3
2
1
4
3
4
3
2
1
3
2
1
82
0.55
15
1
0
0
0
5
1
1
2
5
1
1
0
5
1
1
3
2
4
5
5
5
1
1
1
1
2
5
5
5
5
74
0.49
Mudah
Sulit
Sedang
Sedang
Sedang
Nomor Soal
9
8
0
1
1
1
1
2
1
2
3
0
1
2
2
1
0
1
0
1
1
2
1
1
2
1
0
1
2
1
1
3
1
5
0
1
2
5
5
0
0
4
3
0
1
2
1
2
1
2
1
2
2
0
0
2
5
0
0
5
0
5
76
17
0.51
0.11
Sedang
7
1
1
1
1
1
4
1
4
1
4
1
1
5
1
1
4
5
5
1
1
1
4
4
4
3
3
1
0
1
1
66
0.44
Mudah
6
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
1
2
0
3
2
1
0
5
3
2
2
2
2
2
0
1
3
3
3
2
63
0.42
Sulit
5
1
1
2
1
2
2
1
3
2
2
1
2
3
2
2
2
3
5
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
60
0.40
Sedang
4
0
0
0
0
1
2
0
1
1
1
1
2
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
3
0
1
1
1
1
1
21
0.14
Sedang
Kriteria
3
3
2
4
4
3
2
4
5
3
2
3
4
2
4
2
4
4
5
4
4
2
2
3
5
2
3
5
4
5
3
102
0.68
Sedang
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
S
P
2
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
1
5
5
5
3
5
5
5
5
4
4
5
5
5
0
2
5
5
5
5
131
0.87
Sulit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
11
0.07
Sedang
Nama
Mudah
No
Sulit
Lampiran 9
10
5
5
4
1
1
5
5
1
4
1
5
5
5
5
5
57
4
5
4
1
5
1
5
5
1
1
5
5
5
1
5
53
0.05
11
2
5
4
5
5
3
3
4
5
4
3
3
3
3
3
55
5
3
3
2
3
2
3
3
2
2
1
3
3
2
3
40
0.20
12
5
5
5
5
5
4
5
5
1
5
4
5
4
5
5
68
1
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
1
5
1
1
55
0.17
13
1
0
2
2
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
2
0.08
14
3
4
1
2
3
4
4
3
3
1
4
4
3
4
2
45
3
3
3
1
4
2
4
2
1
1
4
2
3
1
3
37
0.11
15
4
1
3
5
5
1
1
5
2
5
1
1
1
0
0
35
2
1
5
5
0
5
1
1
5
5
0
2
1
5
1
39
-0.05
Jelek
Cukup
Jelek
Jelek
Jelek
Buruk
Jelek
Nomor Soal
9
7
8
5
5
2
1
4
2
1
4
5
0
1
5
0
0
5
4
2
1
1
4
2
0
1
5
0
4
1
0
1
2
1
1
2
4
2
1
1
4
2
1
1
2
1
1
2
11
39
44
5
1
0
1
2
1
0
5
1
0
1
5
1
1
2
0
1
4
1
1
0
1
1
3
0
1
1
0
1
3
1
1
1
3
2
0
3
2
1
0
1
3
1
1
1
6
27
32
0.07
0.16
0.16
Jelek
6
5
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
2
40
0
2
0
2
2
2
2
2
3
2
2
1
0
2
1
23
0.23
Jelek
Kriteria
5
5
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
34
3
1
3
2
1
2
1
2
2
2
1
1
2
2
1
26
0.11
Cukup
S
DP
4
1
3
1
1
1
2
1
0
1
1
0
0
1
0
2
15
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
6
0.12
Jelek
Kelompok
Bawah
3
5
5
4
5
4
2
2
4
5
5
4
2
3
4
4
58
4
4
2
3
4
4
3
2
3
2
2
3
2
3
3
44
0.19
Jelek
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
75
5
4
5
5
4
4
5
3
5
4
5
2
0
4
1
56
0.25
Jelek
Kelompok
Atas
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
5
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
6
-0.01
Cukup
Kelompok
Buruk
Lampiran 10
rxy
n xy x y
n x
x n y 2 y
2
304672 1311041
140160 136371
45748821
3789
6763,787474
0,56
Dengan dk = n 2 = 30 2 = 28 dan = 0,05 diperoleh rtabel 0,36
Karena rxy > rtabel, maka soal nomor 2 valid
2. Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1
rxy
n xy x y
n x
x n y 2 y
2
30389 111041
11670 11451
6786021
219
2604,999232
0,084
Dengan dk = n 2 = 30 2 = 28 dan = 0,05 diperoleh rtabel 0,36
Karena rxy < rtabel, maka soal nomor 1 tidak valid
B. Reliabilitas
2
n s i
r11
1
2
st
n 1
9 11,32
1
9 1 26,44
1,1250,57
0,64
C. Taraf Kesukaran
1. Contoh perhitungan taraf kesukaran soal nomor 3
B
JS
102
150
0,68
P = 0,68 berada pada interval 0,30 < P 0,70 maka soal nomor 3 memiliki
taraf kesukaran dengan kriteria sedang.
2. Contoh perhitungan taraf kesukaran soal nomor 4
B
JS
21
150
0,14
P = 0,14 berada pada interval 0,00 < P 0,30 maka soal nomor 4 memiliki
taraf kesukaran dengan kriteria sulit
D. Daya Pembeda
1. Contoh perhitungan daya pembeda soal nomor 2
DP
B A BB
JA JB
75 56
75 75
1 0,75
0,25
Dp = 0,25 berada pada interval 0,20 < Dp 0,40, maka soal nomor 2 memiliki
daya pembeda dengan kriteria cukup..
2. Contoh perhitungan daya pembeda soal nomor 3
DP
B A BB
JA JB
58 44
75 75
0,773 0,586
0,187
Dp = 0,25 berada pada interval 0,00 < Dp 0,20 maka soal nomor 3
memiliki daya pembeda dengan kriteria jelek
Lampiran 11
Nama
Nilai
No
Nama
Nilai
69
19
64
80
20
55
55
21
67
40
22
62
75
23
84
89
24
82
64
25
60
44
26
58
51
27
AA
47
10
82
28
BB
80
11
78
29
CC
71
12
69
30
DD
69
13
64
31
EE
75
14
75
32
FF
78
15
42
33
GG
64
16
87
34
HH
67
17
53
35
II
75
18
44
36
JJ
84
Lampiran 12
Nama
Nilai
No
Nama
Nilai
49
19
42
80
20
35
60
21
75
53
22
69
55
23
58
71
24
82
80
25
55
78
26
51
51
27
AA
67
10
60
28
BB
60
11
40
29
CC
55
12
55
30
DD
71
13
40
31
EE
38
14
60
32
FF
67
15
42
33
GG
60
16
69
34
HH
69
17
44
35
II
49
18
67
Lampiran 13
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN,
MODUS, VARIANS DAN SIMPANGAN BAKU
KELAS EKSPERIMEN
1. Distribusi Frekuensi
a. Banyak data (n) = 36
b. Jangkauan (J)
R = Xmaks - Xmin
= 91 40
= 51
c. Perhitungan Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 36
= 6,15 6 (dibulatkan ke bawah)
d. Perhitungan Panjang Interval Kelas (I) =
=
J
K
51
6
frekuensi absolut
X 100%
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Frekuensi
No
Interval
40 48
Tepi
atas
48,5
44
Absolut
Relatif
(%)
Kumulatif
16,67
264
1936
11616
49 57
57,5
53
11,11
10
212
2809
11236
58 66
66,5
62
19,44
17
434
3844
26908
67 75
75,5
71
25
26
639
5041
45369
76 84
84,5
80
22,22
34
640
6400
51200
85 93
93,5
89
5,56
36
178
7921
15842
36
100
Jumlah
2. Perhitungan Mean ( x )
x
x =
fx
i
n
2367
36
x = 65,75
3. Perhitungan Median (Me)
1
n
Me = Tb 2
f
f
. p
18 17
= 66,5
.9
9
= 67,5
4. Perhitungan Modus (Mo)
b1
Mo = Tb
. p
b1 b2
2
= 66,5
.9
2 1
2367
162171
= 72,5
5. Perhitungan Varians ( S 2 )
n f i xi f i xi
2
nn 1
36162171 2367
186,88
3636 1
S S 2 186,88 13,67
Lampiran 14
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN,
MODUS, VARIANS DAN SIMPANGAN BAKU
KELAS KONTROL
1. Distribusi Frekuensi
a. Banyak data (n) = 36
b. Jangkauan (J)
R = Xmaks - Xmin
= 87 35
= 52
c. Perhitungan Banyak Kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 36
= 6,15 6 (dibulatkan ke bawah)
d. Perhitungan Panjang Interval Kelas (I) =
=
J
K
52
6
frekuensi absolut
X 100%
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Frekuensi
NO
Interval
Tepi
atas
Absolut
Relatif
(%)
Kumulatif
35 43
43,5
39
14,29
195
1521
7605
44 52
52,5
48
17,14
11
288
2304
13824
53 61
61,5
57
11
31,43
22
627
3249
35739
62 70
70,5
66
17,14
28
396
4356
26136
71 79
79,5
75
11,43
32
300
5625
22500
80 88
88,5
84
8,57
35
252
7056
21168
35
100
Jumlah
2. Perhitungan Mean ( x )
x =
fx
i
n
2058
35
x = 58,8
3. Perhitungan Median (Me)
1
n f
2
. p
Me = Tb
f
17,5 11
= 52,5
.9
11
= 57,8
4. Perhitungan Modus (Mo)
b1
Mo = Tb
. p
b1 b2
2058
126972
5
= 52,5
.9
55
= 57
5. Perhitungan Varians ( S 2 )
n f i xi f i xi
2
nn 1
35126972 2058
175,34
3535 1
Lampiran 15
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN
1. Menentukan Hipotesis :
H 0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
xi x
dengan S = standar deviasi
S
40 65,75
1,88
13,67
7. Kolom S Z i
banyaknya z i , z 2 ,......z n z n
n
frekuensi kumulataif
8. Kriteria pengujian
berdistribusi normal
Tabel 19
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Frekuensi
NO
Absolute
Kumulatif
40
-1,88
0,4699
0,0301
0,0556
0,0255
42
-1,74
0,4591
0,0409
0,0833
0,0424
44
-1,59
0,4441
0,0559
0,1389
0,0830
47
-1,37
0,4147
0,0583
0,1667
0,1084
51
-1,08
0,3599
0,1401
0,1944
0,0543
53
-0,93
0,3238
0,1762
0,2222
0,0460
55
10
-0,79
0,2852
0,2148
0,2778
0,0630
58
11
-0,57
0,2157
0,2843
0,3056
0,0213
60
12
-0,42
0,1628
0,3372
0,3333
0,0039
10
62
13
-0,27
0,1064
0,3936
0,3611
0,0325
11
64
17
-0,13
0,0517
0,4483
0,4722
0,0239
12
67
19
0,09
0,0359
0,5359
0,5278
0,0081
13
69
21
0,24
0,0948
0,5948
0,5833
0,0115
14
71
22
0,38
0,1480
0,6480
0,6111
0,0369
15
75
26
0,68
0,2518
0,7518
0,7222
0,0296
16
78
28
0,89
0,3133
0,8133
0,7778
0,0355
17
80
30
1,04
0,3508
0,8508
0,8333
0,0175
18
82
32
1,19
0,3830
0,8830
0,8889
0,0059
19
84
34
1,34
0,4099
0,9099
0,9444
0,0345
20
87
35
1,55
0,4394
0,9394
0,9722
0,0328
21
91
36
1,85
0,4678
0,9678
0,0322
Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
1. Menentukan Hipotesis :
H 0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
xi x
dengan S = standar deviasi
S
35 58,8
1,79
13,24
7. Kolom S Z i
banyaknya z i , z 2 ,......z n z n
n
frekuensi kumulataif
8. Kriteria pengujian
a. Terima H 0 , jika Lhitung Lo Ltabel Lt
b. Tolak H 0 , jka Lhitung Lo Ltabel Lt
9. Nilai terbesar pada kolom F Z i S Z i adalah Lo atau Lhitung = 0,0729.
Sedangkan Lt atau Ltabel pada taraf signifikansi 0,05 untuk n 35
adalah 0,1498.
10. Kesimpulan
berdistribusi normal
Tabel 20
Uji Normalitas Kelas Kontrol
Frekuensi
NO
Absolute
Kumulatif
35
-1,79
0,4633
0,0367
0,0286
0,0081
38
-1,57
0,4418
0,0582
0,0571
0,0011
40
-1,42
0,4222
0,0778
0,1143
0,0365
42
-1,27
0,3980
0,1020
0,1714
0,0694
44
-1,12
0,3686
0,1314
0,2000
0,0686
49
-0,74
0,2704
0,2296
0,2571
0,0275
51
11
-0,59
0,2224
0,2776
0,3143
0,0367
53
12
-0,44
0,1700
0,3300
0,3429
0,0129
55
16
-0,29
0,1141
0,3859
0,4571
0,0712
10
58
17
-0,06
0,0239
0,4761
0,4857
0,0096
11
60
22
0,09
0,0359
0,5359
0,6286
0,0927
12
67
25
0,62
0,2324
0,7324
0,7143
0,0181
13
69
28
0,77
0,2794
0,7794
0,8000
0,0206
14
71
30
0,92
0,3212
0,8212
0,8571
0,0359
15
75
31
1,22
0,3888
0,8888
0,8857
0,0031
16
78
32
1,45
0,4265
0,9265
0,9143
0,0122
17
80
34
1,60
0,4452
0,9452
0,9714
0,0262
18
82
35
1,75
0,4599
0,9599
0,0401
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
Hipotesis
2
3.
n1 = 36
n2 = 35
S1 = 186,88
S 2 = 175,34
Fhitung
4.
S1
S2
S1
S2
186,88
1,066
175,34
dk = n - 1 = 35
Penyebut :
dk = n - 1 = 34
5.
6.
Kriteria pengujian
J. Terima H 0 jika Fhitung Ftabel
K. Terima H 1 jika Fhitung Ftabel
7.
yang berarti bahwa varians dari kedua sampel tersebut adalah sama
(homogen).
Lampiran 18
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
c. Hipotesis
H 0 : 1 2
H 1 : 1 2
n1 36
n2 35
x1 65,75
x 2 58,8
S1 186,88
S 2 175,34
S gab
S gab
S gab
n1 1S1 2 n2 1S 2 2
n1 n 2 2
36 1186,88 35 1175,34
36 35 2
12689,24
69
S gab 183,9
S gab 13,56
x1 x 2
S gab
1
1
n1 n 2
65,75 58,8
1
1
13,56
36 35
= 2,16
Kesimpulan
Dari perhitungan dapat dilihat bahwa t hitung 2,15 dan t tabel 1,99 atau