Judul Penelitian
Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
B. Latar Belakang
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.
baik secara perorangan maupun sebagai makhluk sosial dan interaksinya dengan
lingkungan. Objek kajian dari IPS secara lengkap adalah kehidupan manusia,
berkembang di masyarakat.
1
dan teknik dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, kebutuhan dan
hasil belajar.
dilakukan satu arah saja dimana siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan
oleh guru saja, tidak ada hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, siswa
dengan siswa dan guru dengan siswa. Begitu pun di SD Negeri Rancapurut dalam
pembelajaran di kelas siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja, tidak
ada interaksi antara guru dengan siswa. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa pada
mata pelajaran IPS kurang sehingga tujuan pembelajaran kurang tercapai dengan
baik.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari,
memahami IPS secara lebih mendalam dan dapat diingat dalam waktu yang relatif
lama. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi pembelajaran IPS di SD yang dapat
2
mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu, sehingga guru harus menentukan
model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan
Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikemas dalam suatu
permainan yang menarik yaitu saling melempar bola dari kertas yang berisi
sehingga dapat dilakukan oleh seluruh peserta didik. Selain itu, kemampuan peserta
didik dalam bekerja sama dengan teman maupun kemampuan individunya dapat
kelompok kecil, melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain, melatih
kreatifitas dan imajinasi siswa dalam membuat pertanyaan, serta memacu siswa
untuk bekerjasama, saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran. Pada model
ini siswa belajar dan bekerja sama sampai pada pengalaman belajar yang maksimal,
Throwing dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata
3
C. Batasan Masalah
permasalahan yang diteliti, maka pada penelitian ini hanya dibatasi pada
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
E. Tujuan Penelitian
4
Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Mata Pelajaran Ilmu
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Throwing.
2. Bagi siswa
pembelajaran IPS.
3. Bagi Sekolah
5
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha
a. Penelitian ini dapat menjadi rujukan, sumber informasi atau bahan referensi.
b. Agar penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada peneliti lain agar dapat
G. Hipotesis Tindakan
dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas
H. Definisi Operasional
penelitian yang penulis ajukan, maka diperlukan definisi operasional. Berikut ini
penulis uraikan definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut.
6
1. Snowball Throwing adalah pembelajaran yang dibentuk dalam suatu kelompok
2. Keaktifan siswa adalah kegiatan fisik maupun psikis siswa dalam memahami
suatu pelajaran.
memahami sesuatu.
I. Landasan Teoritis
1. Belajar
a. Teori Belajar
Activities oleh W.H Burton dalam Siregar (2010) bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu
suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja, dan yang kedua
suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan
berbekas. Belajar menurut Rusman (2012) merupakan suatu aktivitas yang dapat
7
psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas
yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau
4) Menyimpulkan makna
b. Tujuan Belajar
8
Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan semua proses yang
Skinner pada tahun 1950 yang diterapkankan dalam ilmu perilaku (behavioral
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects.
Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan
konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan
belajar tertentu.
Bloom dan David dalam Pribadi (2009) mengemukakan tiga domain atau
ranah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran
yang meliputi :
intelektual siswa. Tujuan pada ranah ini membuat siswa mampu menyelesaikan
9
2) Tujuan pembelajaran pada ranah afektif sangat terkait dengan sikap, emosi,
penghargaan dan penghayatan atau apresiasi terhadap nilai, norma dan sesuatu
3) Tujuan pembelajaran pada ranah psikomotor memiliki kaitan yang erat dengan
berbagai mata pelajaran. Misalnya, dalam mata pelajaran olahraga, drama dan
praktikum.
pembelajaran, siswa akan lebih termotivasi dalam melakukan proses belajar dalam
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan pembelajaran pada ranah
Pada ranah afektif yaitu terkait dengan sikap, emosi, penghargaan dan penghayatan
atau apresiasi terhadap nilai, norma, dan sesuatu yang sedang dipelajari. Sedangkan
pelajaran.
sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas. Ilmu
10
dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan
ilmu pengetahuan tentang hubungan manusia dan lingkungannya dan terdiri atas
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari
sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat dijelaskan bahwa IPS merupakan hasil
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran
yang telah dikemukan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat peneliti simpulkan
bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang
setiap jenjang pendidikkan. Pembelajaran IPS adalah suatu upaya yang dilakukan
kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.
Dasar.
11
Fungsi dan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
1. Fungsi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (SD) adalah
2. Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (SD) adalah:
kemanusiaan
a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan
dimasyarakat.
masyarakat.
12
d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu jenis-jenis pekerjaan.
hukum dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan
13
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan
adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bahwa hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua
perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar
diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar
tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan
14
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat–bakat, penyesuaian sosial, macam–macam
(2012) menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan
dalam proses belajar apabila ia mampu mencapai indikator– indikator dibawah ini,
yaitu :
1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
mempelajari sesuatu. Kemampuan itu mencakup ranah kognitif, ranaha fektif, dan
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai
ke tingkat yang lebih tinggi, atau evaluasi. Beberapa kemampuan kognitif yang
c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoretis yang prinsip
15
d) Analisa, sebuah proses analisis teoretis dengan menggunakan kemampuan
akal
pengetahuan
sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Ranah
terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai dan
16
Psikomotor merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja
fungsi tubuh manusia. Hasil belajar yang didapatkan pada ranah psikomotor
mengetahui siswa mana saja yang dapat memahami materi pelajaran yang telah
tertentu telah sesuai. Sedangkan hasil belajar bagi siswa sendiri dapat menjadikan
dirinya untuk lebih termotivasi dalam belajar. Hasil belajar yang dipakai dalam
disusun melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam
17
berkelompok, tingkat keberhasilannya tergantung pada kemampuan dan aktivitas
1) Berkelompok
3) Throwing artinya melempar. Kertas yang telah digulung menyerupai bola yang
18
3) Masing–masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing,
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
7) Evaluasi
8) Penutup
materi, yang kemudian materi tersebut akan dijelaskan oleh ketua kelompok kepada
menyerupai sebuah bola dan dilemparkan kepada anggota kelompok lain. Kertas
yang berisi pertanyaan yang didapatkan oleh anggota kelompok lain akan dijawab
pertanyaannya oleh siswa yang menerima kertas itu. Siswa maju ke depan satu–satu
19
5. Keaktifan Siswa
nilai tertentu (value) dan terampil melakukan keterampilan tertentu (skill). Siswa
akan lebih mudah mengikuti pembelajaran jika pembelajaran berada dalam suasana
yang menyenangkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru agar
terlibat aktif.
yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil
percobaan dan kegiatan psikis yang lain. Menurut Erna (2009) bahwa keaktifan
siswa dalam pembelajaran mengambil beraneka kegiatan dari kegiatan fisik hingga
aktivitas moral.
pengertian keaktifan siswa adalah aktivitas siswa yang melibatkan kegiatan fisik
maupun psikis dalam memahami suatu pelajaran. Aktivitas fisik dapat berupa
20
membaca, mencatat, menulis. Sedangkan Aktivitas psikis dapat berupa berfikir,
keaktifan siswa dalam belajar lebih kompleks dan dapat diklasifikasikan menjadi
bermain.
dan berkebun.
21
7) Kegiatan–kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
keputusan.
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
6) Menilai kemampuan siswa itu sendiri dan hasil–hasil yang diperolehnya, hal ini
dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal secara mandiri.
7) Melatih diri dalam memecahkan soal dan menjawab pertanyaan baik dari guru
tugas hal ini dapat dilihat dari kemauan, semangat, dan antusias siswa dalam
proses pembelajaran.
siswa dalam belajar. Seseorang dapat dikatakan beraktivitas apabila ia terlibat atau
ikut serta dalam proses pembelajaran. Gerak siswa atau aktivitas siswa dapat berupa
22
kegiatan fisik yang melibatkan kegiatan lisan, kegiatan menulis, mendengarkan,
sehingga siswa yang seharusnya aktif dalam merencanakan kegiatan belajar, sebab
3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya
4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga
6) Membina dan memupuk kerjasama antar sekolah dan masyarakat, dan hubungan
antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa.
verbalisme.
23
Selain manfaat diatas, Pribadi (2009) juga menyatakan bahwa proses
belajar akan berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas–tugas
yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara intensif. Melihat
begitu besarnya manfaat yang didapatkan pada siswa beraktifitas atau aktif dalam
pembelajaran, maka Yamin dan Ansari (2009) menggungkapkan 4 hal strategi yang
1) Penyediaan pertanyaan yang mendorong berfikir dan berproduksi. Jika salah satu
dikemukakan guru.
2) Penyediaan umpan balik yang bermakna Umpan balik adalah respon/reaksi guru
3) Belajar secara kelompok Salah satu cara membuat siswa menjadi aktif dalam
kegiatan belajar mengajar adalah melalui belajar kelompok. Dalam hal ini,
perbuatan.
siswa, tentang apa yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa. informasi
tersebut diperlukan agar guru dapat menentukan tugas/kegiatan apa yang harus
24
diberikan berikutnya kepada siswa agar pengetahuan, kemampuan dan sikap siswa
siswa dalam suatu pembelajaran sangat dibutuhkan karena siswa akan lebih
mengerti atau memahami materi yang diajarkan apabila siswa terlibat langsung
dalam proses pembelajaran tersebut. Selain hal tersebut, manfaat lain yang didapat
pendidikan yang demokratis sehingga tiap siswa tanpa rasa takut dapat
tersebutlah yang membuat guru semakin yakin untuk melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran.
Observasi menurut Purwanto (2013) ialah metode atau cara–cara menganalisis dan
atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode tersebut
pada umumnya ditandai oleh pengamatan tentang apa yang benar– benar dilakukan
yang diamati.
25
Yersild dan Meigs dalam Purwanto (2013) membagi situasi– situasi yang
1) Situasi bebas (free situation) Merupakan objek yang diamati dalam keadaan
bebas, tidak terganggu, dan tidak mengetahui bahwa objek sedang diamati.
bagaimana reaksi–reaksi yang timbul dengan adanya kondisi atau situasi yang
sengaja dibuat.
3) Situasi campuran Merupakan gabungan dari kedua macam situasi bebas dan
situasi yang dibuat, dimana objek yang diamati tidak terganggu dengan reaksi
situasi yang dibuat (manipulated situation) karena keaktifan siswa yang terjadi
merupakan reaksi yang timbul dari situasi tersebut. Siswa akan menjawab
hal tersebut atau hal itu merupakan suatu keharusan. Cara atau metode observasi
apa yang diamati atau cara lainnya dapat dengan menggunakan teknik dan alat–alat
khusus seperti blangko–blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Pada blangko dan daftar isian tersebut di dalamnya telah tercantum
aspek– aspek ataupun gejala apa saja yang perlu diperhatikan waktu pengamatan
dilakukan.
26
Keaktifan siswa yang dapat diamati pada model pembelajaran snowball
throwing adalah pada saat siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, bagaimana
interaksi siswa dengan guru dan interaksi siswa dalam kelompok. Selain itu juga
dari guru.
perkembangan tingkah laku dan penyesuaian sosialnya, minat dan juga bakatnya.
mengamati ekspresi siswa dalam bereaksi terhadap suatu rangsangan, sehingga data
kepribadian individu. Untuk itu masih diperlukan data yang diperoleh dengan
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari indikator sebagai berikut (Aries
S., 2009).
27
6. Membuat gagasan yang cemerlang.
atau gambar.
28
8. Kegiatan mental, yaitu mengingat, memecahkan masalah, melihat hubungan-
cemerlang.
J. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
tindakan kelas ini dipilih karena penelitian tindakan kelas merupakan salah satu
dikarenakan pada penelitian tindakan kelas terdapat proses refleksi diri (self
29
2. Desain Penelitian
van. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
milik Kemmis & Mctaggart (1988) dalam Rahman (2013), yang dilakukan dengan
a. Penyusunan Rencana
b. Tindakan
c. Observasi
pembelajaran snowball throwing observasi dibagi dalam dua siklus dimana masing-
masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes tertulis diakhir
pembelajaran.
d. Refleksi
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
30
pengamat. Berdasarkan hasil refleksi tersebut kemudian dapat diputuskan apakah
3. Subjek Penelitian
Tipe Snowball Throwing Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata
1. Teknik Observasi
disimpulkan bahwa observasi merupakan alat pengukur atau menilai proses belajar
Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan aspek–aspek tingkah laku apa yang
pengisian observasi.
31
Jenis observasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis
observasi partisipan. Observasi tipe ini menurut Sudjana (2013) adalah pengamat
harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh
individu yang sempat diamatinya. Dengan demikian, hasil pengamatan akan lebih
berarti, lebih objektif, sebab dapat dilaporkan sebagaimana adanya seperti yang
2. Tes
atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam
dirinya. Fungsi tes sebagai alat pengukur tingkat perkembangan atau kemajuan
yang telah dicapai oleh peserta didik setelah menempuh proses belajar mengajar
dalam jangka waktu tertentu, dan juga merupakan sebagai alat pengukur
tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang diajarkan selama satu
atau beberapa kali tatap muka. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
throwing (posttest). Bentuk tes yang dipilih adalah tes objektif pilihan ganda.
Dipilihnya soal tes objektif pilihan ganda adalah karena tes pilihan ganda memiliki
32
a. Jumlah materi yang dapat diujikan relatif banyak dibandingkan materi yang dapat
dicakup soal bentuk lainnya. Jumlah soal yang ditanyakan umumnya relatif
banyak.
b. Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai dengan
evaluasi.
mencakup ruang lingkup bahan dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu
d. Sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak sedangkan hasilnya
e. Reliabilitas soal pilihan ganda relatif lebih tinggi dibandingkan dengan soal
uraian.
3. Dokumentasi
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan
lain sebagainya”.
33
5. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
ini dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan terencana.
Observasi ini digunakan untuk mengukur sikap siswa pada saat model
pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian
mengenai gejala yang tampak dari perilaku yang diobservasi. Alat observasi yang
digunakan untuk penelitian ini adalah lembar observasi. Peneliti memberikan angka
pada kolom aspek penilaian. Jenis aspek aktivitas yang dinilai adalah komponen
aktivitas siswa yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Aspek– aspek
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap siswa dalam keaktifan.
Berilah tanda ceklis () pada kolom skor yang sesuai dengan indikator keaktifan
yang muncul pada setiap siswa. Berikut ini adalah kriteria keaktifan adalah sebagai
berikut.
Nama Siswa :
Kelas :
34
Tanggal Pengamatan :
Belum
No. Indikator Keaktifan Siswa Terlihat Skor
Terlihat
guru.
pendapat.
teman berpendapat.
pendapat.
Petunjuk Penskoran:
35
Kriteria Keberhasilan
0% - 40% Kurang
Jenis tes pilihan ganda yang digunakan adalah tes pilihan ganda biasa
(multiple choice). Tes pilihan ganda ini terdiri dari atas suatu keterangan atau
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan. Atau tes pilihan ganda ini terdiri atas pertanyaan atau pernyataan (stem)
dan diikuti sejumlah alternatif jawaban (options), tugas test memilih alternatif yang
paling tepat.
Bloom yang terdiri dari enam jenjang atau tingkatan yaitu, tingkat kemampuan
Tes pada penelitian ini adalah mengukur kompetensi siswa pada salah
36
Nama No Soal Jumlah
No. Nilai Ket.
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Benar
10
11
12
13
Dst
Jumlah Benar
Petunjuk Penskoran:
Standar Ketuntasan = 70
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Skor = x 100 = Skor Akhir
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
37
K. Agenda Kegiatan Penelitian
Adapun agenda kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan judul X
2 Pengajuan Proposal X
5 Penyempurnaan Skripsi X
6 Ujian Skripsi X
38
L. Daftar Pustaka
39
Sudjana, Nana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Redaksi Insan
Madani.
Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. (2013).Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.
Tampubolon, Saur. (2013). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Wahyuningsih, Adik Tri. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Snowball
Throwing. Tersedia di: jurnal-online.um.ac.id. [25 Oktober 2019]
Yamin, Martinis dkk, (2009). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Yamin, Martinis. (2010). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada
Press.
40