Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah s.w.t.,karena atas limpahan rahmat serta
karunianya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini .Semoga dengan makalah ini
kami dapat berbagi ilmu pengetahuan kepada sesama .
Makalah ini sengaja kami buat , pertama, untuk meningkatkan pengetahuan, kedua,
memudahkan dalam pembelajaran , ketiga, membuat para pembaca mkalah ini dapat
mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh tidak sempurna dari buku – buku yang sudah resmi
di terbitkan .Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya .
Akhir kata , kami ucapkan terimakasih.
1.Fungsi dan Peranan Pancasila| Makna Pancasila, memiliki fungsi dan peranan yang luas
dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pancasila sebagai dasar negara indonesia dan
pandangan hidup bangsa indonesia merupakan sebuah tuntunan bagi setiap elemen-elemen
negara yang wajib dijadikan pedoman dalam hidup. Fungsi dan peranan Pancasila terus
berkembang karena Pancasila merupakan ideologi yang terbuka yang dapat digunakan dalam
setiap zaman asalkan tidak bersinggungan dengan nilai-nilai Pancasila. Fungsi dan Peranan
Pancasila terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman sehingga Pancasila mempunyai
predikat yang menggambarkan fungsi dan peranannya. 

Fungsi dan Peranan Pancasila - Dari Makna Pancasila yang sangat luas dalam kehidupan
bermasyarakat, bangsa dan bernegara  dapat diketahui dari fungsi dan peranan Pancasila. Fungsi
dan Peranan Pancasila adalah sebagai berikut....

 Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia : Hal ini berarti, Pancasila berfungsi dan
berperan memberikan gerak atau dinamika, serta membimbing ke arah tujuan guna
mewujudkan masyarakat Pancasila. Pancasila sebagai jiwa bangsa yang lahir bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia. 
 Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia : Hal ini berarti, Pancasila berfungsi
dan berperan dalam menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia yang dapat dibedakan
dengan bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa
Indonesia. 
 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia : Pancasila berfungsi dan
berperan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara atau penyelenggara negara.
Pancasila sebagai dasar negara terdapat dalam Pembukaan UUD NRI (Negara Republik
Indonesia) Tahun 1945 Alinea IV dan sebagai landasan konstitusional. 
 Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Negara : DI dalam Pasal 2
UU RI No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang
menyatakan "Pancasila merupakan sumber segala hukum negara". Penempatan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah sesuai dengan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 Aline IV. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta
sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 
 Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur : Pancasila sebagai perjanjian luhur berarti bahwa
pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI (sebagai wakil seluruh rakyat Indonesia) yang
menetapkan dasar negara Pancasila secara konstitusional dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945. 
 Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia : Pancasila yang
dirumuskan dan terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, memuat cita-cita
dan tujuan nasional (Alinea II dan IV). Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia,hal tersebut
lalu dijabarkan ke dalam tujuan pembangunan nasional. Dengan kata lain, Pembukaan
UUD NRI Tahun1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi, yaitu Pancasila. Oleh
karena itu, Pancasila juga merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. 
 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia : Dalam hal ini Pancasila
disebut dengan way of life, weltanschauung, pandangan dunia, pegangan hidup, pedoman
hidup, dan petunjuk hidup. Dalam hal ini, Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk
sehari-hari. Artinya, Pancasila diamalkan dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian,
Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan
kehidupan dalam segala seperti yang terpancar pada sila Pancasila yang tercantum dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. 
 Pancasila Sebagai Moral Pembangunan : Hal ini mengandung maksud nilai-nilai luhur
Pancasila (norma-norma yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945)
dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya. 
 Pembangunan Nasional Sebagai Pengamalan Pancasila : Pancasila di samping
sebagai dasar negara juga merupakan tujuan nasional. Tujuan ini dapat diwujudkan
melalui pembangunan nasional. Dengan perkataan lain, untuk mewujudkan nilai-nilai
luhur Pancasila harus dilaksanakan pembangunan nasional di segala bidang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.  

Jadi, fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara sesuai dengan Pembukaan UUD NKRI
Tahun 1945, dan pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. 

2. Pancasila sebagai kenyataan hidup dalam masyarakat

Ketika Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 mengemukakan bahwa Republik Indonesia yang
akan diproklamasikan memerlukan Dasar Negara yang kokoh dan kemudian mendapat
persetujuan para Pendiri Negara untuk menjadikan usulnya yang diberi nama Pancasila Dasar
Negara itu, maka sejak itu bangsa Indonesia mempunyai satu landasan atau Weltanschauung
yang membedakannya dari bangsa-bangsa yang lain di dunia.

Dalam perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya Pancasila telah berperan amat besar dan bahkan
menentukan. Dampak utama Pancasila sebagai Dasar Negara RI adalah bahwa hingga sekarang
Republik Indonesia masih tetap berdiri meskipun selama 55 tahun harus mengalami ancaman,
tantangan dan gangguan yang bukan main banyaknya dan derajat bahayanya. Pancasila telah
menjadi pusat berkumpul (rallying point) bagi berbagai pendapat yang berkembang di antara
para pengikut Republik sehingga terjaga persatuan untuk menjamin keberhasilan perjuangan.
Pancasila juga memberikan pedoman yang jelas untuk menetapkan arah perjuangan pada setiap
saat, terutama apabila harus dihadapi ancaman yang gawat yang datang dari luar. Pancasila juga
telah menimbulkan motivasi yang kuat sehingga para pengikut Republik terus menjalankan
perjuangan sekalipun menghadapi tantangan dan kesukaran yang bukan main beratnya. Dengan
begitu Pancasila menjadi Identitas bangsa Indonesia. Namun ada satu kekurangan penting yang
terdapat pada Dasar Negara kita, yaitu bahwa Pancasila belum menjadi kenyataan hidup dalam
masyarakat Indonesia.

Adalah amat aneh dan tragis bahwa Bung Karno sebagai pencetus Pancasila dalam menjalankan
pemerintahannya malahan melanggar nilai-nilai Pancasila ketika menerapkan Demokrasi
Terpimpin serta berbagai pengaturan politik dan ekonominya. Akibatnya adalah bahwa Bung
Karno tidak berhasil menjadikan Pancasila sebagai kenyataan hidup dalam masyarakat
Indonesia.
Kemudian dalam masa Orde Baru Presiden Soeharto memang dapat menggolkan diterimanya
Eka Prasetya Panca Karsa dalam MPR, diikuti dengan penyelenggaraan Penataran Pancasila
secara luas oleh BP7. Akan tetapi politik pemerintah yang memaksa semua organisasi politik
menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan
bermasyarakat, justru bertentangan dengan Pancasila yang seharusnya merupakan ideologi
terbuka. Itu semua tidak menjadikan Pancasila kenyataan yang hidup dalam masyarakat
Indonesia. Justru Pancasila didiskreditkan karena namanya digunakan untuk menutupi perbuatan
dan tindakan yang melanggar nilai-nilai Pancasila. Antara lain berakibat bahwa Demokrasi
Pancasila menjadi ejekan dan buah tertawaan karena sama sekali tidak ada demokrasinya.

Meskipun Pancasila selama 55 tahun berdirinya Republik Indonesia telah disalahgunakan oleh
banyak penguasa, namun bagian terbesar rakyat Indonesia tetap menganggap Pancasila sebagai
Dasar Negaranya. Tanpa Pancasila tidak ada Republik Indonesia. Hanya sebagian kecil saja
rakyat Indonesia yang tidak menghendaki Pancasila karena terpengaruh oleh gagasan-gagasan
lain yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu menjadi
kewajiban kita untuk mengatasi kelemahan yang masih ada dan secara sungguh-sungguh serta
mantap mengusahakan agar Pancasila menjadi kenyataan hidup dalam masyarakat. Justru ketika
bangsa Indonesia mengalami tahap surut yang demikian parah usaha itu amat penting. Sebab
dalam keadaan begitu terbuka peluang bagi mereka yang tidak menghendaki Pancasila untuk
memaksakan gagasan mereka menjadi landasan hidup bangsa Indonesia.

Kita harus mengusahakan agar dalam masyarakat Indonesia nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
makin kuat, karena itulah landasan spiritual dan moral bagi perjuangan. Dengan landasan
demikian perjuangan kita akan lebih ulet dan tahan terhadap setiap tantangan. Untuk itu
kehidupan beragama harus dilakukan lebih mendalam dan tidak hanya dipandang dari sudut
ritual belaka. Sekarang ada kemajuan bahwa mesjid, gereja dan pura makin banyak dikunjungi
warga masyarakat. Namun ternyata bahwa faktor kuantitas ini belum diimbangi dengan faktor
kualitas yang memadai. Itu terbukti dari perilaku banyak anggota masyarakat yang jauh sekali
dari nilai spiritual dan moral yang tinggi. Rendahnya mutu kendali diri umpamanya merupakan
indikasi dari kurangnya kualitas spiritual bangsa.

Demikian pula nilai-nilai lain masih perlu sekali terwujud dalam kehidupan yang nyata.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab harus makin meningkatkan perwujudan Hak-Hak Azasi
Manusia serta kepedulian sosial. Persatuan Indonesia harus memperlihatkan makin
berkembangnya kesempatan bagi setiap daerah untuk mengatur dirinya dengan pelaksanaan
otonomi yang luas; sebaliknya makin kuat persatuan antar-daerah dalam negara kesatuan
Republik Indonesia sehingga tidak terjadi disintegrasi nasional. Kerakyatan atau Demokrasi
sekarang memang sedang meningkat sejak Reformasi, termasuk kebebasan atau kemerdekaan
pers. Namun yang terjadi malahan kebablasan yang merugikan masyarakat pada umumnya
ketika perorangan atau golongan tertentu terlalu memanfaatkan kebebasan untuk kepentingannya
sendiri. Keadilan Sosial masih sangat perlu diwujudkan, antara lain dalam bidang ekonomi
melalui perwujudan kekuatan ekonomi rakyat yang meningkatkan kesejahteraan rakyat pada
umumnya. Ini baru beberapa cuplikan dari hal-hal yang harus kita usahakan agar Pancasila
menjadi kenyataan hidup dalam masyarakat.
Lawan dan Kendala yang kita hadapi

Usaha untuk menjadikan Pancasila kenyataan hidup bukannya tanpa tantangan atau gangguan.
Dan itu datang dari dalam tubuh bangsa kita sendiri maupun dari luar. Seperti sudah dikatakan
ada pihak-pihak yang mempunyai pandangan lain atau bahkan mempunyai kepentingan yang
berbeda.

Dulu selalu dikatakan bahwa Pancasila menghadapi tantangan dari mereka yang ingin
mendirikan satu negara Islam di Indonesia. Akan tetapi anggapan demikian sudah tidak benar.
Sekarang kebanyakan pemimpin organisasi Islam menyatakan bahwa Pancasila yang harus
menjadi Dasar Negara RI dan mereka setia kepadanya. Mereka tiba pada kesadaran itu melalui
berbagai jalan dan bukan karena pemaksaan seperti yang dialami dalam masa Orde Baru.

Ada yang berpendapat bahwa Kitab Suci Al Quran tidak mengatakan harus ada Negara Islam.
Yang harus diperjuangkan adalah agar nilai-nilai ajaran Islam dilaksanakan. Dan hal itu dapat
dilakukan dalam negara berdasarkan Pancasila karena kebanyakan nilai ajaran Islam sama atau
tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Ada yang lain yang tiba pada kesimpulan itu
karena melihat bahwa Republik Indonesia meliputi banyak sekali suku bangsa dan tidak semua
memeluk agama Islam. Oleh sebab itu untuk mempunyai satu negara yang kokoh kuat di segala
bidang, maka sebaiknya Dasar Negara adalah Pancasila. Karena nilai-nilai Pancasila banyak
persamaannya dengan ajaran Islam maka satu negara berdasarkan Pancasila dapat diterima
sepenuhnya oleh umat Islam. Mungkin ada di antara umat Islam di Indonesia yang masih secara
kolot hendak memperjuangkan satu negara Islam. Akan tetapi jumlah mereka amat sedikit
dibandingkan dengan jumlah umat Islam Indonesia yang merupakan lebih dari 85 prosen
penduduk Indonesia. Juga pemimpin mereka jauh lebih rendah kemampuannya serta kecil
pengaruhnya dibandingkan dengan para pemimpin Islam yang menghendaki Pancasila sebagai
Dasar Negara.

Yang lebih berat bagi perjuangan Pancasila adalah pandangan yang berasal dari dunia Barat dan
diikuti oleh sejumlah warga negara Indonesia. Terutama sejak selesainya Perang Dingin antara
blok Barat dan komunis, ada usaha pihak Barat dan khususnya Amerika Serikat untuk makin
meluaskan pandangan hidupnya. Buku berjudul The End of History and the Last Man, karangan
Francis Fukuyama merupakan salah satu indikasi dari gejala itu. Mereka mengatakan bahwa
dengan diakhiri perlawanan blok komunis terhadap blok Barat yang memperjuangan liberalisme
dan kapitalisme, tidak ada alasan bagi umat manusia dewasa ini untuk tidak mengikuti cara
hidup dan pandangan dunia Barat. Katanya, sedangkan Russia sebagai bekas pusat blok komunis
sekarang sepenuhnya menjalankan perubahan ke arah liberalisme dan kapitalisme, masakan
bangsa lainnya tidak cukup sadar dan yakin akan manfaat pandangan itu. Oleh sebab itu politik
luar negeri AS sekarang diwarnai oleh tekanan agar bangsa-bangsa yang tidak mengikuti
pandangan itu merubah dirinya. Atau kalau tidak mau merubah dirinya harus siap untuk dirubah.

Samuel Huntington dari Universitas Harvard AS menulis buku berjudul The Clash of
Civilizations. Pokok dari isi buku itu adalah pandangan bahwa perjuangan bagi dunia Barat
setelah berakhirnya Perang Dingin adalah perbenturan peradaban antara Barat dengan Non-
Barat, khususnya dunia Islam dan Asia Timur. Memang buku itu banyak disanggah oleh
cendekiawan Barat, tetapi dalam kenyataan sekarang cukup terasa kebenarannya di masyarakat
Barat. Apalagi karena manusia Barat pada umumnya bersifat agressif apabila mengejar
kepentingannya.

Di tubuh bangsa Indonesia terdapat sejumlah orang, umumnya cendekiawan dan politikus, yang
condong kepada pikiran Barat tersebut. Di antara mereka ada yang sejak 1945 sudah tidak setuju
dengan Pancasila. Ada pula yang kemudian menjadi bersikap begitu karena hidup dan studi di
dunia Barat atau banyak bersentuhan dengan dunia Barat. Andai kata mereka berdiri sendiri kita
tidak perlu terlalu khawatir akan tantangan itu. Sebab jumlah mereka terbatas dan umumnya
kurang mempunyai akar kepada masyarakat. Akan tetapi karena dari luar ada usaha kuat yang
memang hendak mem-Baratkan seluruh umat manusia, maka tantangan yang kita hadapi tidak
ringan. Pada umumnya keberhasilan mereka banyak ditentukan oleh kelemahan pihak kita
sendiri berupa perbuatan-perbuatan yang mendiskreditkan Pancasila. Antara lain sistem politik
yang diterapkan pemerintahan Presiden Soeharto yang dinamakan Demokrasi Pancasila sangat
membantu mereka untuk menjelek-jelekkan Pancasila. Demikian pula luasnya Korupsi-Kolusi-
Nepotisme di Indonesia yang timbul dalam sistem pemerintahan Soeharto yang menamakan diri
pembela Pancasila. Dengan begitu mereka dapat mengatakan bahwa Pancasila hanya slogan dan
omong kosong belaka. Sedangkan nilai-nilai Barat terbukti dalam kehidupan bangsa-bangsa
Barat yang maju, demokratis, terjaga keadilan sosialnya dan HAM. Dapat kita lihat bahwa
sekalipun mereka berjumlah sedikit, tetapi karena sejak Reformasi berlaku sangat agressif dan
vokal, maka pengaruhnya kepada kaum muda cukup besar. Apalagi mereka kuasai bagian
terbesar dari media massa karena mempunyai kekuatan dana yang tentu diperoleh dari bantuan
luar negeri dengan memanfaatkan LSM.

Dilihat dari kenyataan sekarang maka perjuangan untuk menjadikan Pancasila kenyataan hidup
bukan satu hal yang mudah dan ringan. Diperlukan sumberdaya manusia yang cakap dan ulet,
organisasi, dana yang memadai serta kepemimpinan yang tepat.

Platform Perjuangan Tamansiswa

Perjuangan Tamansiswa sejak berdirinya di zaman penjajahan adalah didasarkan pada nilai
kebangsaan dan kebudayaan atau kultural. Ki Hadjar Dewantara menyadari bahwa perjuangan
kebangsaan harus bermuara pada kemerdekaan bangsa. Memperhatikan sifat kolonialisme
Belanda maka disimpulkan bahwa perjuangan itu akan lama. Oleh sebab itu diperlukan banyak
kader agar perjuangan tidak berhenti di tengah jalan. Ki Hadjar berpendapat bahwa karena alasan
itu Tamansiswa harus menetapkan pendidikan sebagai jalan dan sarana utama bagi perannya
dalam perjuangan kebangsaan itu. Maka Tamansiswa sejak permulaan melakukan kegiatan
pendidikan yang bertujuan mendidik kader perjuangan kebangsaan.

Sikap Tamansiswa dalam menjalankan segenap usahanya tidak pernah lepas dari landasan
kultural ke-Indonesiaan. Oleh sebab itu, meskipun Pancasila baru pada tahun 1945 dicetuskan
oleh Bung Karno, namun pandangan Tamansiswa sejak semula tidak beda dari apa yang
kemudian keluar sebagai usul Bung Karno. Tamansiswa juga menjunjung tinggi Ketuhanan
Yang Maha Esa. Demikian pula Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Sebaliknya Tamansiswa sejak semula juga melawan liberalisme
dan kapitalisme yang merupakan sumber kolonialisme dan imperialisme.
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa Tamansiswa dan semua hasil
didiknya akan sependapat bahwa Pancasila harus selalu dijaga kelestariannya sebagai Dasar
Negara RI. Dan usaha untuk menjadikan Pancasila kenyataan hidup pasti sesuai dengan
pandangan dan kepentingan Tamansiswa serta segenap keluarga besarnya. Menjadikan Pancasila
sebagai kenyataan hidup tidak berarti bahwa kita menolak nilai-nilai yang berasal dari Barat
tetapi mempunyai manfaat dan dampak yang sangat baik dan penting bagi bangsa Indonesia,
selama hal itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan satu contoh yang baik.

Oleh sebab itu pantas kiranya apabila Tamansiswa dalam Era Reformasi ini mempunyai satu
platform perjuangan untuk dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi suksesnya
Reformasi serta masa depan bangsa. Dan menentukan tema Pancasila sebagai kenyataan hidup
dalam masyarakat sebagai platform perjuangan itu. Dengan demikian peran Tamansiswa dalam
perjuangan bangsa Indonesia akan kembali nampak serta menonjol.

Sebenarnya sejarah Tamansiswa dalam perjuangan bangsa menunjukkan bahwa Tamansiswa


sebagai organisasi paling tepat untuk menjadi pelopor dalam perjuangan menjadikan Pancasila
kenyataan hidup. Seperti dikatakan semula nilai-nilai yang diperjuangkan Tamansiswa sejak
semula adalah sama dengan yang terdapat dalam Pancasila. Karena itu kepeloporan Tamansiswa
dalam hal ini akan amat besar pengaruhnya kepada perjuangan bangsa di masa depan.
DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………iii
Daftar isi………………………………………………………………...v
Fungsi dan peranan pancasila……………………………………………1
Macam macam fungsi dan peranan pancasila……………………………1
Pancasila sebagai kenyataan hidup dala masyarakat……………………. 2
Lawan yang kita hadapi dalam kehidupan bermasyarakat………………. 3
Perjuangan Taman Siswa dalam kehidupan bermasyarakat……………... 4
TUGAS MAKALAH PKN
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

NAMA KELOMPOK :
1.Laila Anggraeni (08)
2.Sekar Maharani S.P. (16)
3.Adelia Angelin P. (17)
4.Diana Dahniar (19)

Anda mungkin juga menyukai