Anda di halaman 1dari 14

MODUL PROYEK

PENGUATAN
PROFIL PELAJAR
PANCASILA

……
“ Kearifan Lokal “
Mursalina, S.Pd
SMAN 1 Batang Kapas
MODUL
PROJEK PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA (P5)

TEMA : KEARIFAN LOKAL


TOPIK PROJEK : MEMPELAJARI TENTANG PROSESI ADAT
PERNIKAHAN DI DAERAH BATANG KAPAS

1. INFORMASI UMUM
A. Identitas
Nama Penyusun : MURSALINA, S. Pd
Nama Institusi : SMAN 1 BATANG KAPAS
Jenjang : SMA
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kelas / Semester :X/1
Alokasi Waktu : JP

B. Sarana dan Prasarana :


 Vidio Prosesi Pernikahan Adat Daerah Batang Kapas
 Infocus, laptop, sound
 Papan tulis
 LKPD
 Spidol

C. Target Peserta Didik :


Peserta didik pada kelas reguler

D. Relevansi Tema dan Topik Projek


Tema : Kearifan Lokal
Topik : Mempelajari Tentang Prosesi Adat Pernikahan di Daerah Batang Kapas

Relevansi Tema Dan Topik Projek :


Dengan mengangkat tema kearifan lokal dan mengacu kepada dimensi Profil Pelajar
Pancasila, projek “Prosesi Adat Pernikahan” diharapkan dapat membentuk peserta didik
agar mengenal dan menghargai budaya yang telah mengakar di daerah batang kapas.
2. KOMPETENSI INTI

A. Deskripsi Singkat Projek


Projek kearifan local pernikahan adat batang kapas akan di lakukan dalm bentuk
seni drama prosesi rangkaian tahapan pernikahan adat Batang Kapas oleh peserta didik.

URAIAN MATERI
A. Latar belakang
Dalam adat budaya Minangkabau, perkawinan merupakan salah satu peristiwa
penting dalam siklus kehidupan dan merupakan masa peralihan yang sangat berarti
dalam membentuk kelompok kecil keluarga baru penerus keturunan. Bagi lelaki
Minang, perkawinan juga menjadi proses untuk masuk lingkungan baru, yaitu
pihak keluarga istrinya. Sementara bagi keluarga pihak istri, menjadi salah satu
proses dalam penambahan anggota Rumah Gadang.
Dalam prosesi perkawinan adat Minang kabau, biasa disebut baralek, mempunyai
beberapa tahapan yang umum dilakukan. Dimulai dengan maminang (meminang),
manjapuik marapulai (menjemput pengantin pria), sampai basandiang (bersanding di
pelaminan).
Prosesi adat perkawinan adalah aturan dan tahapan yang mengatur tentang bentuk-
bentuk perkawinan, cara-cara pelamaran, upacara perkawinan dan putusnya
perkawinan. Prosesi adat perkawinan diberbagai daerah diminang kabau bisa
mengalami sedikit perbedaan disebabkan letak geografis yang berbeda antara daerah
pegunungan dan pesisir pantai bentuk dan ukuran pakaian adat serta tata cara
pelaksanaan akan mengalami sedikit perbedaan, maka sebab itu prosesi adat
perkawinan akan difokuskan kepada prosesi adat pernikahan didaerah Batang Kapas.
Berikut adalah tahapan prosesi adat pernikahan di batang kapas.

B. Tahapan Prosesi
1. Manapiak Bandua

Manapiak Bandua termasuk bagian awal prosesi pernikahan. Acara ini


dimulai apabila sudah ada kesepakatan adat dan tinjau meninjau yang biasanya
dilakukan oleh pihak ketiga (setangkai).

Manapiak Bandua yaitu rombongan kecil dari pihak anak daro yang
biasanya terdiri dari mande, bapak, mamak, orang sumando, pasumandan bako
yang paling dekat / datang kerumah keluarga calon marapulai. Rombongan kecil ini
membawa buah tangan berupa kue-kue, silamak bulua, pisang, dan lain-lain.
Dirumah calon marapulai pun, telah menunggu pula sekelompok kecil tuan rumah,
yang sama pula keadaannya, dengan rombongan yang datang.
Tujuannya adalah pihak calon anak daro menyampaikan keinginan hati
hendak menjodohkan kemenakan perempuan mereka dengan anak kemenakan dari
pihak tuan rumah, melalui pasombahan, sisombah ataupun papatah patitih dari kato
bajawek, gayuang basambuik yang disampaikan oleh juru bicara yaitu sumando
kepada mamak kedua bela pihak maksud itu disampaikan.

Setelah rundingan disepekati olek kedua pelah pihak, biasanya setelah


beberapa hari setelah itu pihak keluarga marapulai mendatangi pula keluarga anak
daro untuk menyatakan menerima maksud hati kedatangan anak daro beberapa hari
yang lalu dan membicarakan tentang pematangan acara pernikahan.

2. Babiliak Ketek

Sebelum urutan acara resmi pernikahan dimulai menurut adat istiadat, maka
masing-masing pihak mengadakan acara yang disebut “ Minum Kopi” dikaumnya.
Acara minum kopi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada keluarga dekat
ninik mamak, orang sumando, mande bapak, bako bahwa kemenakan yang
bersangkutan dengan anak kemenakan dari kaum lain atau istilahnya “ Kamaangkek
Alek”. Perundingan meyangkut tata cara alek yang diadakan, persiapan-persiapan
alek dan petugas-petugas alek, sekalian menghimpun dana bantuan/ gotong royong
untuk membayar alek yang diadakan.

3. Babiliak Gadang (Maucok)

Prosesi selanjutnya adalah babiliak gadang yaitu untuk memberitahukan


rencana pernikahan yang bertujuan meminta izin dan doa restu kepada ninik
mamak, dunsanak, kerabat, tetangga dan kaum sesuku, biasanya para sumandan
akan mendatangi bini mamak, kerabat, tetangga dan masyarakat kampung dengan
membawa siriah salangkoknyo.

4. Malam bainai
Malam Banai dilakukan semalam sebelum hari pernikahan. Bainai berarti
melekatkan tumbuhan halus daun pacar merah (daun inai) ke kuku calon mempelai
wanita.
Malam Bainai dilakukan sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu yang
diberikan oleh para sesepuh keluarga calon mempelai wanita. Selain itu, terdapat
juga air dari campuran tujuh macam kembang. Air campuran ini digunakan untuk
memandikan calon mempelai wanita. 
5. Manjapuik Marapulai

Manjapuik Marapulai merupakan prosesi paling penting diantara rangkaian


prosesi pernikahan adat Padang lainnya. Calon mempelai pria akan dijemput untuk
menyambangi kediaman calon mempelai wanita untuk melangsungkan akad nikah.
Lalu pada acara ini pula dilangsungkan pemberian gelar pusaka kepada sang
pria menandakan kedewasaan. Keluarga pihak wanita kemudian akan menyambut
dengan sirih lengkap menunjukan tata krama. 

6. Badampiang (Maanta Marapulai)

Pada acara ini marapulai diantar oleh rombongan unsur ninik mamak, bundo
kanduang dan pemuda dilakukan dini hari menjelang subuh kerumah anak daro
untuk akad nikah. Diiringi dengan bunyi-bunyi pupuik talempong yang diselingi
dengan pantun-pantun.

7. Penyambutan di Rumah Anak Daro

Prosesi pernikahan adat Padang dilanjutkan dengan penyambutan calon


mempelai pria di rumah calon mempelai wanita.
Momen besar ini biasanya menjadi acara yang paling meriah. Penyambutan
ini diiringi musik tradisional Minang yaitu talempong dan gandang tabuk, serta
barisan Gelombang Adat timbal balik yang terdiri dari pemuda-pemuda berpakaian
silat, juga disambut para dara berpakaian adat yang berperan menyuguhkan sirih. 
Saat calon mempelai pria memasuki rumah, para sesepuh dari pihak wanita
akan memercikkan air ke kakinya sebagai tanda penyucian lalu menaburinya
dengan beras kuning. Lalu calon mempelai pria pun berjalan menuju tempat akad
dilangsungkan.

8. Akad Nikah

Setelah penyambutan di rumah calon mempelai wanita, inti dari segala


prosesi pernikahan ini pun tiba. Orang tua pihak wanita melepaskan putrinya untuk
dinikahi oleh seorang pria, dan mempelai pria menerima mempelai wanita untuk
dinikahi. 

9. Babako- Babaki

Acara babako dilakukan sesudah akad nikah kemudian anak daro dan
marapulai dijemput oleh bako masing-masing dan di bawa kerumah bako lalu
dipakaikan suntiang dan diantar kembali dengan arak-arakan bako disertai dunsanak
sakampuang dengan iringan alat music talempong, gendang dan suliang serta
hantaran dengan dulang ditutup kain delamak menuju rumah anak daro .
Sesampainya dirumah anak daro prosesi dilanjutkan dengan melimaukan
anak daro dengan limau yang dibawa pada hantaran bako tadi, selepas itu akan
diakhiri dengan makan bajamba, dan hantaran yang dibawa bako maka dulang
tersebut akan diisi nasi kunyit atau nasi lamak. Lalu pulang kerumah masing-
masing.

10. Basandiang di pelaminan


Seusai sah menjadi pasangan suami istri, kedua mempelai kemudian
bersanding di rumah mempelai wanita. Anak daro (mempelai wanita) dan marapulai
(mempelai wanita) akan menanti tamu undangan sambil musik didendangkan di
halaman rumah. 

11. Maanta Siriah

Acara ini dilaksanakan oleh pihak keluarga marapulai datang kerumah anak
daro dengan membawa siriah yang disusun diatas dulang dengan segala
kelengkapannya disertai dengan jumlah bawaan berupa pakaian yaitu, sikek,
baju,sepatu, bedak. Adapun kelengkapan langkok-langkok dapur. seperti, lado,
pisang, langkok-langkok dapua dan karambia yang di kabek rotan yang bermakna
bahwa kedua mempelai telah berada dalam satu ikatan keluarga.

12. Balantuang Kaniang (Mengadu Kening)

Selanjutnya, kedua mempelai dihadapkan satu sama lain dalam posisi


duduk. Dalam keadaan berhadapan, kedua wajah mereka hanya terpisahkan oleh
kipas. Lalu kipas diturunkan perlahan sehingga kening mereka saling menempel.
Prosesi ini akan dipimpin oleh para sesepuh wanita. 

13. Mangaruak Nasi Kuniang

Salah satu prosesi yang unik dari pernikahan adat Minang adalah acara yang
satu ini. Kedua mempelai berebut mendapatkan daging ayam yang tersembunyi di
dalam nasi kuning. Jika mempelai mendapat kan sayap ayam maka bermakna
bahwa mempelai akan terbang atau merantau.
Acara ini mengisyaratkan hubungan suami istri yang bekerja sama untuk
saling melengkapi dan menahan diri. 

Setelah semua acara selesai maka marapulai akan pulang kerumah orang tua
nya tanpa diantar pada pagi hari itu.
14. Manjalang Mintuo

Setelah ijab kabul, maka keesokan harinya acara dilanjutkan dengan


“Manjalang Mintuo”. Manjalang Mintuo adalah acara perkenalan resmi antara anak
daro dengan pihak keluarga marapulai. Anak daro yang memakai baju kurung dan
suntiang goyang berpayung sendiri diikuti dengan 3 inangnya diarak dengan iringan
talempong pupuik sarunai melalui labuah nan panjang kerumah keluarga marapulai
untuk menjemput marapulai. Acara ini juga sebagai pemberitahuan kepada orang
sekampung bahwa pasangan ini sudah resmi menjadi suami istri. Setelah selesai
sholat isya’ marapulai akan di bawa kembali kerumah anak daro.
B. Tujuan, Alur Dan Target Pencapaian Projek
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, siswa mengeksplorasi dan
memahami tradisi prosesi adat pernikahan, kemudian siswa melakukan penyusunan
proposal projek tentang prosesi adat pernikahan di daerah Batang Kapas. Siswa masuk
dalam tahap konstekstualisasi dengan melakukan riset dengan cara mengidentifikasi
sumber-sumber pengetahuan awal tentang tradisi prosesi adat pernikahan di Batang
Kapas, selanjunya siswa masuk ke tahap aksi, dimana siswa melakukan demonstrasi
dan presentasi prosesi adat pernikahan batang kapas, dan diakhir tahapan siswa
bersama guru melakukan refleksi bersama.
Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi
Profil Pelajar Pancasila, yaitu bernalar kritis, berkebhinekaan global dan bergotong
royong .

C. Dimensi dan Sub Elemen dari Profil Pelajar Pancasila

Dimensi Sub-Elemen Target Pencapaian di Akhir Fase E


Berkebhinekaan Mendalami budaya Menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok lokal,
Global dan identitas regional, nasional, dan global terhadap pembentukan
budaya identitas, termasuk identitas dirinya. Mulai menginternalisasi
identitas diri sebagai
bagian dari budaya bangsa.
Menumbuhkan Mempromosikan
rasa menghormati pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling
terhadap terhubung serta menunjukkannya dalam perilaku.
keanekaragaman
Budaya
Berkomunikasi Menganalisis hubungan antara bahasa,
antar budaya pikiran, dan konteks untuk memahami
dan meningkatkan komunikasi
antarbudaya yang berbeda-beda.
Refleksi terhadap Merefleksikan secara kritis dampak dari pengalaman hidup
pengalaman di lingkungan yang beragam terkait
kebinekaan. dengan perilaku, kepercayaan serta
tindakannya terhadap orang lain.
Mengidentifikasi, Secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan
mengklarifikasi, informasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber.
dan mengolah Memprioritaskan suatu gagasan yang paling relevan dari
informasi dan hasil klarifikasi dan analisis.
Bernalar Kritis gagasan
Merefleksi dan Menjelaskan alasan untuk mendukung pemikirannya
mengevaluasi dan memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan
pemikirannya dengan pemikirannya dan mengubah pemikirannya jika
sendiri diperlukan.
kolaborasi - kerja Membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai
Bergotong
sama tujuan bersama sesuai dengan
Royong
target yang sudah ditentukan

D. Target Pencapaian Diakhir Fase


Setelah mengikuti kegiatan P5 ( Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) peserta didik
diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi profil pelajar pancasila yaitu
berkebhinekaan global, bernalar kritis dan bergotong royong.

E. Alur Kegiatan Projek


1. Perkenalan ( mengenal dan membangun kesadaran siswa terhadap tradisi lokal)
a. Perkenalan
(amati sekelilingmu!)

Guru mata pelajaran yang berkolaborasi :

 mensosialisasikan materi P5 ( pengertian,tujuan dan manfaat kegiatan P5)


 Kegiatan P5 ini berkolaborasi dengan beberapa mata pelajaran lain,
diantaranya:
 memperkenalkan tema projek
 memperkenalkan elemen dan sub elemen projek
Peserta didik :
 perhatikan lingkungan sekitar, apa saja tahapan prosesi adat pernikahan di
batang kapas ? (8 JP)
b. eksplorasi (apa tahapan prosesi adat pernikahan di batang kapas ? )
 apa saja tahapan dalam prosesi adat pernikahan di batang kapas ?
 bagaimana pelestarian tradisi prosesi adat pernikahan di batang kapas ?
(10JP)
c. refleksi awal ( sudah pahamkah kamu ?)
 berikan opini kamu terhadap upaya pelestarian tradisi prosesi adat
pernikahan di batang kapas !
 apakah ada tradisi yang hamper punah ?
 apakah kamu mempunyai ide untuk mencegah kepunahan atau melestarikan
tradisi tersebut ? (4JP)
d. penyusunan proposal projek (dokumentasikan prosesi adat pernikahan batang
kapas !)
 Sampaikan semua informasi pengamatan, hasil eksplorasi dan refleksi awal
menggunakan media inovatif ( powerpoint, canva, makalah, portofolio, dll)
(8JP)
2. Kontektualisasi (menggali bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada di batang kapas)
Peserta didik:

 menggali informasi terkait tahapan prosesi adat pernikahan di batang kapas.


 Mendesain atau merancang alur dan tata cara prosesi adat pernikahan,
peralatan yang dibutuhkan. Merumuskan tahapan prosesi adat pernikahan
batang kapas.
 memilih peran dan kelompok peran dan melakukan diskusi kelompok dengan
analisa SWOT.
 Buat laporan tertulis ( berisi perencanaan, pelaksanaan, media promosi dan
hal-hal yang diperlukan.) (16JP)
3. Aksi:
 Peserta didik menyebarkan media promosi yang telah dibuat !
 Presentasikan laporan tertulis kemudian demontrasikan prosesi adat
pernikahan batang kapas sebagai wujud tradisi yang kearifan lokal batang
kapas. (10JP)
4. Refleksi:
 Pendidik dan peserta didik melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil projek
5. Tindak lanjut:
 Berdasarkan hasil refleksi,pendidik dan peserta didik merencanakan tindak
lanjut terhadap projek yang sudah dilaksanakan
B. Asesmen

Rubrik Asesmen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


( Kearifan Lokal )

Indikator Yang Hasil Penilaian


No Deskripsi
Diamati Ya Tidak
1. Perencanaan 1. Peserta didik mampu
memahami tahapan prosesi adat
pernikahan dibatang kapas.
2. Peserta didik mampu memberi
opini upaya pelestarian tradisi
adat pernikahan dibatang kapas.
Indikator Yang Hasil Penilaian
No Deskripsi
Diamati Ya Tidak
3. Peserta didik mampu membuat
proposal/perencanaan projek
2. Pelaksanaan 1. Peserta didik mendesain atau
merancang alur dan tata cara
pelaksanaan prosesi adat
pernikahan.
2. manyediakan peralatan yang
dibutuhkan dengan tepat dan
lengkap
3. Peserta didik dapat mengerjakan
projek sesuai langkah yang
sudah di rencanakan
4. Peserta didik dapat
menyelesaikan projek tepat
waktu
5. Peserta didik dapat memerankan
drama prosesi adat pernikahan
sesuai tradisi dibatang kapas

3. Hasil 1. Peserta didik


mendemontrasikan drama
prosesi adat pernikahan sesuai
tradisi dibatang kapas
2. Video berisi proses latihan
hingga mendemontrasikan
drama prosesi adat pernikahan
sesuai tradisi dibatang kapas

C. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa  ingin tahu
dan  kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.  Pertanyaan pemantik
memandu siswa untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
1. Apakah kamu menyaksikan prosesi adat pernikahan di daerah batang kapas
sebelumnya?
2. Apakah kamu ikut berperan dalam prosesi adat pernikahan tersebut ?

D. Pengayaan dan Remedial 


Pengayaan

1. Diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih mengetahui tentang tahapan
prosesi adat pernikahan di daerah batang kapas.
Remedial
2. Bagi peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi tentang
tahapan prosesi adat pernikahan di daerah batang kapas.

E. Refleksi Pembelajaran
1. Peserta didik bekerja sama sebagai tim memahami alur tata cara pelaksanaan
tahapan prosesi adat pernikahan di daerah batang kapas.
2. Peserta didik mengungkapkan perasaannya setelah memerankan seni drama tentang
alur, tata cara pelaksanaan tahapan prosesi adat pernikahan di daerah batang kapas.

3. LAMPIRAN

Lembar Kerja Peserta Didik


Dalam bentuk laporan.

A. Waktu dan Durasi Pelaksanaan Projek

Materi Mengenal Wawasan Profil Penguatan Pelajar Pancasila dalam Durasi JP


prosesi adat pernikahan di daerah Batang Kapas

C.1. 45 menit 1
Materi Belajar pentingnya mendalami budaya dan identitas budaya Durasi JP

C.2.  Peserta didik mampu mendalami budaya dan identitas


budaya 45 menit 1

Materi Pemahaman tentang rasa menghormati terhadap Durasi JP


keanekaragaman budaya

C.3.  Peserta didik mampu menampilkan sikap


menghormati terhadap keanekaragaman budaya
45 menit 1
Materi Pemahaman tentang tata cara prosesi adat pernikahan di Durasi JP
daerah batang kapas

C.4. Peserta didik mampu mengidentifikasi langkah-langkah alur 45 1


prosesi adat pernikahan di daerah batang kapas menit

Materi Pemahaman tentang upaya pelestarian budaya didaerah Durasi JP


batang kapas
C.5.  Peserta didik mampu menentukan segala upaya 45 menit 1
pelestarian budaya didaerah batang kapas
Materi Pemahaman tentang manfaat melestarikan budaya Durasi JP
daerah
C.6.  Peserta didik mampu mempresentasikan hasil riset 45 1
mandiri manfaat menyuarakan opininya tentang uoaya menit
dan manfaat melestarikan budaya daerah

Materi Menampilkan perencanaan prosesi adat pernikahan Durasi JP


didaerah batang kapas

C.7.  Peserta didik mampu berperan dalam prosesi adat 45 1


pernikahan didaerah batang kapas menit
Pelaksanaan projek 120 JP
Materi Peserta Didik Mengumpulkan LembarKerja, dan Berkas Durasi JP
Pendukung Lainnya ( alur, naskah dialog, Foto Kegiatan,
Lembar Refleksi dan Sebagainya ) Untuk Disusun Secara
Sistematis Berdasarkan Urutan Waktu Pembelajaran, ke
dalam Map Secara Individual.

C.8.  Peserta didik mampu menyusun dan merealisasikan 45 1


perencanaan dengan keterampilan dan minat peserta menit
didik.

Materi Perencanaan penampilan hasil karya di akhir projek Durasi JP

C.9.  Peserta didik mampu menampilkan hasil seni drama yang 90 menit 2
diubah menjadi berkualitas pada acara panen karya(bazar)
di akhir projek

Materi Refleksi Individual Terhadap Keseluruhan Proses Durasi JP


Pembelajaran, Ditutup Dengan Asesmen Sumatif

C.10  Peserta didik mampu menyiapkan seluruh hasil kegiatan 90 2


dalam bentuk indivdual, walaupun sebelumnya bekerja
dalam bentuk kelompok.

Total Prediksi JP 135 JP

Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


Projek Penguatan Profil Pancasila tentang prosesi adat pernikahan di minang kabau dapat
diperoleh dari perpustakaan dan internet.

Glossarium

Barang bekas : barang yang sudah dipakai atau tidak digunakan lagi karena sudah lama atau
rusak. 

Taman : sebuah area yang mempunyai ruang dalam berbagai kondisi. Kondisi yang
dimaksud diantaranya lokasi, ukuran atau luasan, iklim, dan kondisi khusus lainnya
seperti tujuan serta fungsi spesifik dari pembangunan taman

Desain : Rancangan kerja membuat produk berupa gambar kerja prototype, dummy dan
model

Daftar Pustaka

Aplikasi Merdeka belajar

Wawancara

https://id.pinterest.com/pin/649925789962224887/

Anda mungkin juga menyukai