1. Informasi Umum
A. Identitas Modul
Nama 1. Hotma Nurgaya Hutapea, S.Pd Kelas/ Fase XI/F
Penyusun 2. Yosefina Simamora, S.Pd
2. Komponen Inti
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapt menjelaskan dan menganalisis tentang hirarki regulasi perundang-
undangan mulai dari UUD NRI Tahun 1945 yang menempati posisi paling atas hingga
peraturan daerah/kota di posisi yang paling bawah. Selain itu, peserta didik diharapkan
mampu menganalisis beberapa kasus yang menunjukkan ketidakserasian, tumpang tindih,
dan kontradiksi antar peraturan perundang-undangan, serta contoh kasus aturan yang benar,
serasi dan tidak tumpang tindih.
B. Pemahaman Bermakna
Deskripsi Materi
Pada bagian ini, siswa akan diaajak untuk membahas tentang hierarki antarregulasi
atau peraturan perundang-undangan. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan menyebutkan bahwa konstitusi, dalam hal ini UUD NRI
Tahun 1945 berada di posisi paling atas, yang menginspirasi produk regulasi berikutnya,
sampai tingkat paling bawah dan contoh kasus yang menunjukkan keserasian dan tidak
terjadi tumpang tindih antarproduk regulasi yang ada. Namun demikian, setelah
mempelajari tema ini, guru ataupun peserta didik, dapat pula mengembangkan dan
berbagai kasus lain yang mungkin justru ditemukan tumpang tindih dan ketidaksesuaian
menganalisis antarregulasi perundang-undangan b
Pertemuan 12
Pendahuluan ● Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa memulai
pembelajaran
● Guru memastikan siswa sudah berpakaian dengan rapi dan siap
untuk menerima pelajaran
● Guru mengabsen siswa
Pertemuan 13,14
Pendahuluan ● Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa memulai
pembelajaran
● Guru memastikan siswa sudah berpakaian dengan rapi dan siap
untuk menerima pelajaran
● Guru mengabsen siswa
● Guru mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya
Esay
Remedial
3. Lampiran
A. Asesmen
Lembar Kerja Kelompok
Contoh Poster
Essay
B. Bahan Bacaan
Unit 2
Hubungan Antarregulasi
Dalam hierarki hukum, konstitusi merupakan hukum yang paling tinggi dan
fundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan dibawahnya tidak boleh bertentangan
Pembukaan Peraturan Perundang-Undangan.
Pasal 7
BAB IV
KEWENANGAN DAERAH
Pasal 7
Pasal 8
(1) Kewengan Pemerintah yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka desentralisasi
haru disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan yang diserkan tersebut
(2) Kewenangan Pemerintah yang dilimpahkan kepada Gubernur dalam rangka
dekonsentrasi harus disertai dengan pembiayaan sesuai dengan kewenangan yang
dilimpahkan tersebut.
Pasal 9
(1) Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom mencakup kewenangan dalam
bidnag pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, serta kewenangan
dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya.
(2) Kewenangan Provinsi sebagai Derah Otonom termasuk juga kewenangan yang
tidak atau belum dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
(3) Kewenangan Provinsi sebagai Wilayah Administrasi mencakup kewenangan dalam
bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah
Pasal 10
(1) Daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang tersedia di wilayahnya
dan bertanggung jawab memelihara kelestsrian lingkunagn sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
(2) Kewenangan Daerah di wilayah laut, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
meliputi:
(a) Eksplorasi, eksploitasi, konsrvasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas
wilayah laut tersebut;
(b) Pengaturan kepentingan administrative
(c) Pengaturan tata ruang;
(d) Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah; dan
(3) Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara
(4) Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota di wilayah laut, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), adalah sejauh sepertiga dari batas laut Daerah Provinsi
(5) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 11
(1) Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua kewenangan
pemerintah selain kewenangan yang dikecualikan dalam Pasal dan yang diatur
dalam pasal 9
(2) Bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah
Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian,
perhubungan, industri dan perdagangan, penanam modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.
Pasal 12
Pegaturan lebih lanjut mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dan
pasal 9 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 13
(1) Pemerintah dapat menugaskann kepada Daerah tugas-tugas tertentu dalam rangka tugas
pembantuan disertai pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya
kepada pemerintah.
(2) Setiap penugasan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan peraturan
perundang-undang.
C. Kata Kunci
1. Hierarki
2. Kontradiksi
3. Regukasi turunan
D. Daftar Pustaka
Gazali, H., Waidi, A., Khalil Uddin, T., Usman, A., & Asroni, A. (2021). Buku
Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI.
jakarta Pusat: Kemendikbud Ristek Pusat Kurikulum dan Perbukuan.