Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

1. Informasi Umum
A. Identitas Modul
Nama 1. Hotma Nurgaya Hutapea, S.Pd Kelas/ Fase XI/F
Penyusun 2. Yosefina Simamora, S.Pd

Institusi SMK Swasta Alokasi Waktu 6 JP (2 Pertemuan)


JAMBI Medan
(2X@45 menit)

Tahun Ajaran 2022 Elemen UNDAG-UNDANG DASAR


NEGARA REPUBLIK
INDOENSIA TAHUN 1945

Jenjang SMK Judul Unit Hubunag Antarregulasi


Sekolah

B. Capaian Pembelajaran 1. Siswa mampu membangun tim dan mengeloka


kerja sama untuk mencapai tujan bersama sesuai
dengan tager yang sudah ditentukan serta
menyinkronkan kelompok agar para anggota
kelompok dapat saling membantu satu sama
lainmemenuhi kebutuhan mereka, baik secara
individu maupun secara koletif
2. Siswa mampu mengupayakanmemberi bantuak
kepada orang yang membutuhkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta masyarakat lebih luas (regional
dan global)
C. Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman,dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan
yang berkaitan berakhlak mulia
2. Berkebhinekaan global
3. Bergotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
D. Sarana dan Prasarana ● Proyektor
● Komputer/Laptop
● Buku Paket PPKn
● Internet
● Handphone
● Bahan Ajar
● Power point
E. Target Peserta didik Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan
dalam mencerna dan memahami materi

F. Model Pembelajaran Tatap Muka

G. Metode Pembelajaran Diskusi

2. Komponen Inti
A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapt menjelaskan dan menganalisis tentang hirarki regulasi perundang-
undangan mulai dari UUD NRI Tahun 1945 yang menempati posisi paling atas hingga
peraturan daerah/kota di posisi yang paling bawah. Selain itu, peserta didik diharapkan
mampu menganalisis beberapa kasus yang menunjukkan ketidakserasian, tumpang tindih,
dan kontradiksi antar peraturan perundang-undangan, serta contoh kasus aturan yang benar,
serasi dan tidak tumpang tindih.
B. Pemahaman Bermakna

“Bersatuh kita teguh, bercerai kita runtuh”


C. Pertanyaan Pemantik
1. Menurutmu, apakah penting kah kerjasama?
2. Apa alasan kamu mengatakan demikian?
D. Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi Materi

Pada bagian ini, siswa akan diaajak untuk membahas tentang hierarki antarregulasi
atau peraturan perundang-undangan. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan menyebutkan bahwa konstitusi, dalam hal ini UUD NRI
Tahun 1945 berada di posisi paling atas, yang menginspirasi produk regulasi berikutnya,
sampai tingkat paling bawah dan contoh kasus yang menunjukkan keserasian dan tidak
terjadi tumpang tindih antarproduk regulasi yang ada. Namun demikian, setelah
mempelajari tema ini, guru ataupun peserta didik, dapat pula mengembangkan dan
berbagai kasus lain yang mungkin justru ditemukan tumpang tindih dan ketidaksesuaian
menganalisis antarregulasi perundang-undangan b
Pertemuan 12

Pendahuluan ● Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa memulai
pembelajaran
● Guru memastikan siswa sudah berpakaian dengan rapi dan siap
untuk menerima pelajaran
● Guru mengabsen siswa

Inti ● Guru menjelaskan tentanh hiratki perundang-undangan di Indoesa,


serta apa utgrnsi dan dampak dari adanya irarki tersebut
● Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok, masing-
masing kelom- pok terdiri dari 5 peserta didik.
● Masing-masing peserta didik memilih salah satu pasal dalam UUD
NRI Tahun 1945, kemudian mencari regulasi turunannya.
● Guru meminta masing-masing kelompok untuk membuat poster yang
berisi satu pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan regulasi
turunannya, serta diberi keterangan tentang apakah regulasi
turunannya sesuai dengan cita-cita dan semangat dari pasal dalam
UUD NRI Tahun 1945 yang dipilih tersebut.
● Guru melakukan observasi terhadap kegiatan kelompok tersebut,
menjawab pertanyaan yang memungkinkan diajukan, dan
memastikan bahwa setiap peserta didik dalam kelompok
berkontribusi
Penutup ● Guru dan siswa merefleksikan kegiatan hari ini dengan memberikan
kesimpulan
● Guru mengakhiri pertemuan dengan menyampaikan kesimpulan
yang di dapat pada pertemuan hari ini
● Guru memberi salam dan meninggalkan kelas

Pertemuan 13,14

Pendahuluan ● Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa memulai
pembelajaran
● Guru memastikan siswa sudah berpakaian dengan rapi dan siap
untuk menerima pelajaran
● Guru mengabsen siswa
● Guru mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya

Inti  Guru memita masing-masing kelompok yang trlsh dibagi pada


pertemuan sebelumnya untuk bersiap diri melakukan presentasi
 Guru mengupayakan agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan
baik agar daoat menggunakan waktu dengan maksimal
 Setelah selesai, guru mengapresiasi jawaban siswa
 Guru memberikan soal kepada siswa sebagai bentuk refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran hari ini
Penutup ● Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran
● Guru memberikan kisi-kisi materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya
● Doa
● Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas
E. Asesmen
Laporan Kerja Kelompok

Esay

F. Pengayaan dan Remedial Pengayaan

Siswa dengan pencapaian tertinggi dapat diberikan


pengayaan berupa kegiatan tambahan

Remedial

Siswa yang menemukan kesulitan/sulit memahami


konsep, dapat diberikan materi tambahan berupa
latihan personal dengan guru

3. Lampiran
A. Asesmen
Lembar Kerja Kelompok
Contoh Poster

Essay

a. Apakah yang dibahas dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011?


b. Carilah 3 contoh peraturan perundang-undangan dan sebutkan pihak
yang membuatnya.
c. Bagaimana pendapat kalian jika ada satu peraturan yang
bertentangan dengan peraturan di atasnya?

B. Bahan Bacaan
Unit 2
Hubungan Antarregulasi

Dalam hierarki hukum, konstitusi merupakan hukum yang paling tinggi dan
fundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan dibawahnya tidak boleh bertentangan
Pembukaan Peraturan Perundang-Undangan.

UUU Nomor 12 Tahun 2011


BAGIAN III
JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDNAGAN

Pasal 7

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang:
d) Peraturan Pemerintah
e) Peraturan Presiden
f) Peraturan Daerah Provinsi; dan
g) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-Undang sesuai dengan hierarki sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
Pasal 8
(1) Jenis Peraturan Perundang-Undang selain sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank
Indonesia, Menteri, badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk
dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Derah
Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau setingkat
(2) Peraturan Perundanng-Undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
dipemerintakan oleh Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan.
Pasal 9
(1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oelh
Mahkamah Konstitusi
(2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-Undangan dibawah Undang-Undang diduga
bertentangan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Dapat disimpulkan bahwa peraturan pemerintah adalah perpanjangan dari undang-


undang.

BAB IV

KEWENANGAN DAERAH

Pasal 7

(1) Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan,


kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fisikal, agama serta kewenangan bidang lain.
(2) Kewenangan bidang lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kebijakan
tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara
makro, dana perimbangan keuangam, sistem administrasi negara dan lembaga
perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaaan sumber daya manusia,
pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi,
dan standarisasi.

Pasal 8
(1) Kewengan Pemerintah yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka desentralisasi
haru disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan yang diserkan tersebut
(2) Kewenangan Pemerintah yang dilimpahkan kepada Gubernur dalam rangka
dekonsentrasi harus disertai dengan pembiayaan sesuai dengan kewenangan yang
dilimpahkan tersebut.

Pasal 9
(1) Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom mencakup kewenangan dalam
bidnag pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, serta kewenangan
dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya.
(2) Kewenangan Provinsi sebagai Derah Otonom termasuk juga kewenangan yang
tidak atau belum dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
(3) Kewenangan Provinsi sebagai Wilayah Administrasi mencakup kewenangan dalam
bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah

Pasal 10
(1) Daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang tersedia di wilayahnya
dan bertanggung jawab memelihara kelestsrian lingkunagn sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
(2) Kewenangan Daerah di wilayah laut, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
meliputi:
(a) Eksplorasi, eksploitasi, konsrvasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas
wilayah laut tersebut;
(b) Pengaturan kepentingan administrative
(c) Pengaturan tata ruang;
(d) Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah; dan
(3) Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara
(4) Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota di wilayah laut, sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), adalah sejauh sepertiga dari batas laut Daerah Provinsi
(5) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

(1) Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua kewenangan
pemerintah selain kewenangan yang dikecualikan dalam Pasal dan yang diatur
dalam pasal 9
(2) Bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah
Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian,
perhubungan, industri dan perdagangan, penanam modal, lingkungan hidup,
pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja.

Pasal 12

Pegaturan lebih lanjut mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dan
pasal 9 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Pasal 13
(1) Pemerintah dapat menugaskann kepada Daerah tugas-tugas tertentu dalam rangka tugas
pembantuan disertai pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya
kepada pemerintah.
(2) Setiap penugasan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan peraturan
perundang-undang.
C. Kata Kunci

1. Hierarki
2. Kontradiksi
3. Regukasi turunan

D. Daftar Pustaka
Gazali, H., Waidi, A., Khalil Uddin, T., Usman, A., & Asroni, A. (2021). Buku
Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI.
jakarta Pusat: Kemendikbud Ristek Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Anda mungkin juga menyukai