NPSN : 10404667
Menyetujui:
Pengawas SMP,
Kecamatan Bandar Pertalangan ,
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pelalawan,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu WaTa’ala yang telah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Kurikulum SMP T Madinatul Munawwarah
Tahun Pelajaran 2022/2023
Penyusunan kurikulum SMP T Madinatul Munawwarahini dilaksanakan oleh sekolah bersama
Komite Sekolah dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BNSP). Dengan disusunnyakurikulum SMP T Madinatul Munawwarah ini diharapkan agar dapat
digunakan sebagai dasar, arah dan pedoman pengembangan pembelajarandi SMP T Madinatul
Munawwarah.
Kami menyadari dalam penyusunan Kurikulum ini masih banyak kekurangan sehingga kami sangat
mengharapkan saran dan masukan yang membangun sehingga kami dapat memperbaiki
penyusunankurikulum berikutnya menjadi lebih baik. Akhirnya kami berharap semoga Kurikulum ini
dapat bermanfaat dan dapat menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP T Madinatul
Munawwarah.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………….............1
B. RASIONAL
C. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psikopedagogis
4. Landasan Teoritis
5. Landasan Yuridis
6. Landasan Empiris
C.RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM
D.Karakteristik Kurikulum 2013
E.Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013................................................................14
F. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013...............................................................15
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL,VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A.Tujuan Pendidikan Nasional
B.Tujuan Satuan Pendidikan Dasar
C.VISI SMP T MADINATUL MUNAWWARAH
D.MISI SMP T MADINATUL MUNAWWARAH
E.TUJUAN SEKOLAH
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A.Struktur Kurikulum
B.Program Muatan Kurikulum
a.Daftar Mata Pelajaran
C.Kegiatan Pengembangan Diri
D.Jenis – jenis Pengembangan diri
E.Bimbingan Konseling
F.Alokasi Waktu
G.Penilaian
H.Pembiasaan
I.Beban Belajar
J.Ketuntasan Belajar
K.Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1.Kriteria Kenaikan Kelas
2.Kriteria Kelulusan
3.Penanganan Peserta didik yang tidak naik kelas dan tidak lulus
L.Pendidikan Kecakapan Hidup
M.Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
N.Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran-saran
LAMPIRAN.
1. SK Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah
2. Hasil validasi dokumen oleh pengawas
3. Laporan hasil analisis konteks
4. Contoh hasil penentuan KKM ( satuan mata pelajaran)
5. Contoh silabus
6. Contoh rpp
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Singkat Smp Madinatul Munawwarah Madinatul Munawwarah
Sejarah berdirinya Smp T Madinatul Munawwarah tidak terlepas dari Pendirinya , yaitu Syekh
H. Rahmat Hidayat Nasution. Sekilas Tentang H. Rahmat Hidayat Nasution .
Sebagai seorang da’i, -cucu dari Yang Mulia Syekh Tongku Kari Sutan ( alm ),- mempunyai
komitmen yang kuat untuk bisa berkiprah dalam membina kehidupan beragama umat Islam.
Selain da’wah yang bersifat umum, diyakini pendidikan dalam lembaga Pesantren adalah
lapangan da’wah yang lebih tersistem.
Sebelum menetap di Bumi Lancang Kuning ini, beliau menetap di Sumatera Barat, tepatnya
Desa Jambak Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman. Da’i muda ini memulai karirnya dalam
melayani umat dalam medan dakwah pada beberapa kota dan desa yang menyebar di kabupaten
Pasaman, Agam (Sumatera barat) dan Mandailing Natal ( Sumatera utara).
Menyadari arti penting lembaga pendidikan , Ustad Rahmad Hidayat Nasution, pada tahun 1996
ikut merintis pendirian Pondok Pesantren Darul Muth’mainnah di desa Sikilang kecamatan
Sungai Beremas, kabupaten Pasaman dan memimpin serta mengabdi di sana selama 2 tahun.
Pada hari Sabtu tanggal 29 September 2000, beliau menginjakkan kaki pertama kali di Lubuk
Terap. Pada saat tersebut, awalnya ustad muda ,- yang pernah mengecap pendidikan pada
Fakultas Dakwah IAIN Sumatera Utara Medan ,- ini menyembunyikan atribut atribut ke
ustadannya. Namun kesan pribadi tidak dapat disembunyikan. Ketika berjalan jalan dan
bergaul dengan masyarakat yang saling belum kenal, malah ada saja yang memanggilnya ustad.
Pada beberapa bulan kemudian ada pula orang tua mengantarkan dan menyerahkan satu orang
anak laki laki dan dua orang anak perempuan untuk dididik ilmu agama. Inilah awal yang
menjadi cikal bakal berdirinya lembaga Pondok Pesantren Salafiyah Madinatul Munawwarah
yang sempat dikenal dengan singkatan PONTREN SALLIMUNA.
Secara bertahap lembaga ini menjadi Pondok kitab pada tahun 2002 selama 2 tahun . mengingat
keberlanjutan pendidikan dan kebutuhan santri dalam dunia kontemporer, didirikanlah Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu Pesantren Salafiyah Madinatul Munawwarah tahun 2003.
SMP T Madinatul Munawwarah Izin Operasional tahun 2005 yang diresmikan Wakil Gubernur
Riau Wan Abu Bakar dan Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar, SH dan Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Pelalawan Drs Zardewan dengan mendatangkan Artis Selawat Haddad
Alwi dan Mara Karma.
Dalam pasang surut perkembangannya, Pesantren ini tetap melaksanakan pendidikannya yang
merujuk pada kurikulum pesantren salafiyah pada umumnya. Kitab kitab nya merujuk pada
kurikulum Pesantren Salafiyah Mustafawiyah Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara
dengan sedikit modifikasi. Pesantren ini mengajarkan mata pelajaran umum sebagaimana pada
SMP Negeri secara regular dan mengikuti evaluasi semester dan ujian nasional.
Pada tahun 2015 pesantren ini telah mendirikan Madrasah Aliyah dan telah mendapat Izin
Operasional pada tahun 2019. Pesantren ini telah dikenal masyarakat luas yang menyebar
diberbagai daerah, yang pada umumnya telah dikunjungi pendiri pesantren ini baik di beberapa
kabupaten Riau , maupun di propinsi Sumatera Barat, Kepri dan Sumatera Utara.
Dalam perkembangannya, madrasah ini terus berbenah diri dalam upaya mengokohkan
keberadaannya sebagai lembaga pendidikan Islami, medan dakwah Islamiyah dan penggerak
pengembangan potensi ummah. Pengembangan pesantren ini diharapkan menjadi usaha bersama
membangun kebudayaan ( hadharah) dan peradaban ( Tsaqofah) yang mewarnai kehidupan
masyarakat luas yang gemilang.
Dalam upaya merumuskan tujuan dan program untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan
konsep yang terorganisir dalam bentuk kurikulum madrasah. Pengembangan kurikulum ini
semakin dibutuhkan mengingat orientasi pendidikan kedepan semakin terfokus pada kompetensi
yang lebih spesifik..
B. RASIONAL
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Tahun Pelajaran 2013/2014 Pemerintah Republik Indonesia
mencanangkan pemberlakuan Kurikulum 2013. Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum
2013 menyatakan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan
Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Kurikulum 2013
mengandung Kurikulum Nasional yaitu kurikulum yang ditetapkan secara nasional. Selain itu Daerah
( Provinsi dan Kabupaten Kota ) juga diberi hak untuk memasukkan pengembangan potensi lokalnya pada
kurikulum ini yang disebut dengan kurikulum daerah. Setiap sekolah memiliki karakteristik tertentu yang
tentunya berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lain termasuk fasilitas yang dimiliki serta sumber
dayanya. Untuk menyikapi hal ini pemerintah juga memberi ruang dalam struktur kurikulum. Berdasarkan
hal tersebut, seperti halnya kurikulum sebelumnya sekolah tetap harus mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah yang belum siap melaksanakan K13
untuk tetap melaksanakan Kurikulum 2006 sambil melakukan persiapan-persiapan sehingga selambat-
lambatnya pada tahun 2019/2020 sekolah tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah mencapai
kesiapan yang optimal. SMP T Madinatul Munawwarah memberlakukan Kurikulum 2013 mulai tahun
pelajaran 2018/2019 untuk kelas VII sementara untuk kelas VIII dan kelas IX masih menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006.
SMP T Madinatul Munawwarah sebagai salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah pertama
yang yang beralamat di desa Lubuk Terap, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan,
merupakan sekolah yang terletak dipinggiran desa Lubuk terap. Namun kondisi ini tidak membuat sekolah
terbelakang tetapi justru dituntut untuk selalu mengembangkan diri baik dari segi akademik maupun non
akademik serta mutu lulusan maupun sarana prasarananya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
peningkatan mutu pendidikan adalah proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum di SMP T
Madinatul Munawwarah. SMP T Madinatul Munawwarah memberlakukan Kurikulum 2013 mulai tahun
pelajaran 2021/2022 untuk kelas VII dan VIII sementara untuk kelas IX masih menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan 2006.
Oleh sebab itu Kurikulum SMP T Madinatul Munawwarah disusun untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di SMP T Madinatul Munawwarah.
C. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil bela-
jar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi pe-
serta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
1) Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. Pendidikan be-
rakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indone-
sia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kuriku-
lum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa de-
pan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris bu-
daya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat
dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi ke-
mampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap
apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang diten-
tukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menim-
bulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam inter-
aksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah
disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, se-
lalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedu-
lian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud
untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi
penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengem-
bangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, ni-
lai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang
dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Landasan sosiologis (sociological
foundation)sangat berkenaan dengan kebutuhan, perkembangan dan karakteristik suatu masyarakat yang
mengalami suatu proses sosial dan mempertimbangkan pola-pola interaksi suatu masyarakat yang
mengalami dinamika dalam proses sosial.
Masyarakat sendiri adalah suatu sistem, yang di dalamnya ada beberapa subsistem yang berjenjang
secara struktural, mulai dari subsistem kepercayaan, nilai, dan subsistem kebutuhan. Subsitem-subsistem
tersebut mempunyai korelasi yang saling terkait. Masyarakat sebagai sistem mampu memengaruhi proses
pendidikan, oleh karenanya, masyarakat harus dipertimbangkan dalam penyusunan sebuah kurikulum.
Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu
dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dangan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masa1ah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik. Faktor sosial budaya sangat penting dalam penyusunan kurikulum yang relevan, karena kurikulum
merupakan alat untuk merealisasikan sistem pendidikan, sebagai salah satu dari dimensi kebudayaan.
Implikasi dasamya adalah sebagai berikut:
Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat. Kurikulum disusun bukan
hanya harus berdasarkan nilai, adat istiadat, cita-cita dari masyarakat, tetapi juga harus berlandaskan
semua dimensi kebudayaan.
a. Karena kondisi sosial budaya senantiasa berubah dan berkembang sejalan dengan perubahan
masyarakat. Maka kurikulum harus disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas dan
bersifat dinamis, sehingga kurikuIum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat.
Konsekuensi logisnya, pada waktunya perlu diadakan perubahan dan revisi kurikulum, sesuai
dengan perkembangan dan perubaban sosial dan budaya yang ada pada saat itu.
b. Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam masyarakat. Ini
bukan hanya dimaksudkan untuk membudayakan anak didik, tetapi sejalan dengan usaha
mengawetkan kebudayaan itu sendiri.
c. Kurikulum di sekolah harus disusun berdasarkan kebudayaan nasional yang berlandaskan pada
falsafah pancasila, yang mencakup perkembangan kcbudayaan daerah. Integrasi kebudayaan
nasional akan tercermin dalam isi dan organisasi kurikulum, karena sistem pendidikan kita
bermaksud membudayakan anak didik berdasarkan kebudayaan masyarakat dan bangsa kita
sendiri.
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses
pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja,
dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai
dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi
secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang
bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai
dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkansebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini
terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya
SMP.
Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMP yang selama ini lebih menekankan pada
pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan
sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik melali berbagai pendekatan yang
mencerdaskandanmendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman
konsep yang steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui
pembelajaran otentik.Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan
pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pemberdayaan
peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based educa-
tion), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, stan-
dar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam
bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan
(2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karak-
teristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik men-
jadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 Ayat (3) yang menyatakan
bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu
sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf
internasional.
2. Perpres No 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikbud No 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 SMP
5. Permendikbud No 61 Tahun 2014 Tentang KTSP
6. Permendikbud No 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
7. Permendikbud No 63 Tahun 2014 Tentang Pramuka Ekskul Wajib
8. Permendikbud No 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal
9. Permendikbud No 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Di Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Permendikbud No 111 Tahun 2014 Tentang BK
11. Permendikbud No 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
12. Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang SKL
13. Permendikbud No 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi
14. Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
15. Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
16. Permendikbud No 20 Tahun 2018 Tentang PPK
17. Permendikbud No 37 Tahun 2018 Tentang KI KD
18. Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
19. Permendikbudristek no 17 tahun 2021 tentang Asesmen Nasional
20. Permendikbud No. 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemuli-
han Pembelajaran
21. Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid 19
22. Keputusan Bersama Mendikbud No. 05/KB/2021, Menag No. 1347 Tahun 2021, Menkes No.
HK.01.08/Menkes/6678/2021, dan Mendagri RI No. 443.5847 Tahun 2021 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di masa Pandemi Covid 19.
23. Kepmendikbud No. 719/P/2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
dalam Kondisi Khusus.
24. Kepmendikbud No. 719/P/2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
dalam Kondisi Khusus.
25. Perda No 5 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
26. Pergub No 45 Tahun 2018 Tentang BMR
27. Peraturan Bupati Pelalawan No 27 Tahun 2021 Tentang Pembelajaran Muatan Lokal Budaya
Melayu Riau di Kabupaten Pelalawan.
6. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi dunia. Pertum-
buhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%, 2008: 6,4%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
ekonomi negara-negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 %. Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus
dijaga dan ditingkatkan.Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan
mandiri, sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Gen-
erasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada
tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragam-
nya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa
masih tetap ada.Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan
kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan
kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak
sering muncul di Indonesia.Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus
perkelahian massal.Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari kuriku-
lum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar
masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkun-
gan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.Oleh karena
itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran
yang dapat menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban
belajar siswa, khususnya siswa madrasah dasar. Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud
pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke madrasah.Beban belajar ini salah satunya berhulu dari
banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat madrasah dasar. Oleh karena itu kurikulum pada tingkat
madrasah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan
hitung serta pembentukan karakter. Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang,
manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional/UN menunjukkan mendesaknya
upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan pen-
didikan. Maka kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta
didik.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara negatif
lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan
pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi
muda di masa kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk memban-
gun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan
untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pan-
gan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan.
Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada
literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar
terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami in-
formasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pe-
mecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan ori-
entasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan
esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam membangun negara pada
masa mendatang.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL,VISI,MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Strukturkurikulum Smp T Madinatu Munawwarah adalah pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Struktur Kurikulum 2013 (K-13) disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompe-
tensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kurikulum SMP T Madinatul Munawwarah memuat 10 mata pelajaran, 1 muatan lokal dan pengem-
bangan diri.
2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada Smp T Madinatul Munawwarah merupakan IPA terpadu
dan IPS terpadu.
3. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur
kurikulum.
4. Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 45 menit.
5. Minggu efektif dalam 1 tahun pelajaran ( 2 semester ) adalah 34 sampai 38 minggu.
Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum satuan operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP yang dimaksud disini adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh para guru, dewan sekolah atau komite sekolah SMP T Madinatul
Munawwarah dan di laksanakan di SMP T Madinatul Munawwarah.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh pesera didik
dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Struktur kurikulum terdiri atas tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran, muatan local, dan
pengembangan diri. Komponen mata pelajaran dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika, dan
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
Komponen muatan lokal dan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum.
Struktur kurikulum ini meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun, yakni mulai kelas VII sampai dengan kelas IX.
Tabel A. Struktur Kurikulum peserta didik kelas VII dan VIII ( Kurikulum 2013) disajikan pada
tabel berikut :
Kelas dan Alokasi waktu
Komponen VII VIII
(Jam Pel) (Jam Pel)
Kelompok A ( Umum)
Pada program pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP )dan yang setara, jumlah jam mata
pelajaran sekurang-kurangnya 38 jam pelajaran setiap minggu. Sedangkan pada program pendidikan SMP T
Madinatul Munawwarah, Waktu belajar dimulai 08: 30/01: 30 setiap hari. Jumlah jam pelajaran rata-rata 40
jam per minggu. Setiap jam pelajaran lamanya 45 menit. Jenis program pendidikan di SMP T Madinatul
Munawwarah terdiri dari program agama yang meliputi sejumlah mata pelajaran program umum yang
meliputi sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik, dan program pilihan meliputi
mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan daerah berupa mata pelajaran muatan lokal. Mata
pelajaran yang wajib diikuti pada program umum berjumlah 11 bidang study Kurikulum 2013.
Tabel B. Struktur Kurikulum peserta didik kelas IX ( Kurikulum 2006) disajikan pada tabel
berikut :
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.Sesuai dengan
ketentuan standar isi, maka SMP T Madinatul Munawwarah dalam pembelajaran melaksanakan secara
konsisten mata-mata pelajaran sesuai dengan standar isi, yang meliputi :
1) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam diperuntukkan bagi yang menganut agama islam
dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs bertujuan untuk :
Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan
dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia
yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), berbudi pekerti luhur, menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial, mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah dan mempunyai karakter
peduli dengan lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di rumah serta bebas dari
narkoba.
2) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan meliputi
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kesetaraan gender, demokrasi, ketaatan pada
hukum dan membayar pajak, dan sikap / perilaku anti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
serta anti narkoba.
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas serta berbudi
pekerti luhur dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama (berinteraksi) dengan bangsa-bangsa lain
dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, dan cinta tanah air dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk
mencegah pencemaran dan keruskan lingkungan serta mempunyai tanggung jawab sosial dengan
sesama.
3) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan pen- Individual
dukung konseling Kelompok
Klasikal, tatap muka guru BK masuk ke kelas
(open sesi)
Home Visit
Ekstrakurikuler Kepramukaan
Olahraga
Futsal
volly
OSIS
Berperilaku santun
Pengendalian diri yang baik
Jenis Pengembangan Diri Memuji
Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi
pada orang yang jujur
A. Kegiatan Ek- Demokratis, Disiplin, Kerjasama,
Mengakui kebenaran orang lain Latihan terprogram
strakurikuler: Rasa Kebangsaan,
Mengakui Toleransi,
kesalahan diri sendiri (kepemimpinan,
1. Kepramukaan Peduli
Berani sosial dan keputusan
mengambil lingkungan, berorganisasi)
Cinta damai, Kerja keras
Berani berkata benar
Melindungi kaum yang lemah
2. Olahraga Sportifitas, Menghargai prestasi, Melalui latihan rutin
Membantu kaum yang fakir
Kerja keras, Cinta damai, (antara lain: Sepak
Sabar mendengarkan orang lain
Disiplin, Jujur bola/ futsal, bola voli,
Mengunjungi teman yang sakit
badminton, pencak
Menunjukkan budaya gemar membaca
silat)
Mengembalikan barang yang bukan miliknya
Perlombaan olahraga
Antri
3. Kerohanian Religius, Rasa kebangsaan, Cinta Baca Tulis Al Qur’an
Mendamaikan
tanah air Beribadah rutin
Semangat tinggi dalam bekerja
Peringatan hari besar
agama
Kegiatan keagamaan
4. Seni budaya Disiplin, Jujur, Peduli budaya, Latihan rutin
Peduli sosial, Cinta tanah air, Mengikuti vokal grup
Semangat kebangsaan Berkompetisi internal
dan eksternal
Pagelaran seni
5. Kepemimpinan Tanggungjawab, Kegiatan OSIS
(Kepramukaan) Keberanian,Tekun, Sportivitas, Kepramukaan
Disiplin, Mandiri,
Demokratis, Kegiatan kerohanian
Cinta damai, Cinta tanah air,
Peduli lingkungan, Peduli sosial,
Keteladanan, Sabar, Toleransi,
Kerja keras, Pantang menyerah,
Kerja sama
E. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan memiliki tanggung jawab yang
cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan
pendidikan nasional di dalam :Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan,
(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6)
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi
imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses
pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang menghantarkan peserta didik
kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta didik sedang berkembang ke
arah kematangan atau kemandirian.
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan untuk peserta didik baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan dan
konseling pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP disusun sebagai upaya memperjelas dan
mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi keputusan atau kesepakatan bersama dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
1. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi
sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah / madrasah dan
belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
2. Tujuan layanan Bimbingan Konseling
Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah:
a. Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang dimaksud agar
peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif
dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta didik mengenal secara
obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang
syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai
lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah secara khusus adalah:
”Tercapainya perkembangan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang dimiliki
dengan mengembangkan tugas perkembangan. ”
3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan
diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan
menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
4. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling
a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peser-
ta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
b. Asas-asas konseling meliputi asas (1) kerahasiaan, (2) Kesukarelaan,(3) keterbukaan, (4) keki-
nian, (5) kemandirian, (6) kegiatan,(7) kedinamisan, (8) keterpaduan, (9) kenormatifan, (10)
keahlian,(11) alih tangan dan (12) tut wuri handayani.
5. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta didik baru, dan
obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan
lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok be-
lajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan, magang, dan kegiatan ek-
strakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan,
berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah,
keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji,
sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.
e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu pe-
serta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan
tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.
h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan
yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang
terpuji.
i. Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain sesuai dengan tun-
tutan karakter-cerdas yang terpuji.
j. Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk
memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan
yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
6. Format Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta
didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
dalam satu kelas rombongan belajar.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan
kemudahan.
f. Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat adan sarana elektronik.
F. Alokasi Waktu
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada sekolah dan orang tua dalam
bentuk kualitatif :
Kategori Keterangan
A Sangat baik
B Baik
C Cukup
H. Pembiasaan
D Kurang
Pembiasaan
yang dilaksanakan di SMP T Madinatul Munawwarah yaitu bersalaman dengan peserta didik di pagi hari
dan sholat fardhu berjamaah.
I. Beban Belajar
Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan yang berlaku di satuan
pendidikan. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif
belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi,
dan komunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu
respon peserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan
guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Dalam struktur kurikulum SMP T Madinatul Munawwarah beban belajar menggunakan sistem paket
dengan beban belajar maksimal 36 jam pelajaran per minggu. Satu jam pelajaran 45 menit (1 x tatap muka),
dengan rincian sebagai berikut:
VII 45 40 36 1620
VIII 45 40 36 1620
IX 45 32 36 1440
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri (tidak terstruktur) dalam sistem paket
untuk SMP Madinatul Munawwarah 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap mukamata pelajaranyang
bersangkutan.Pemanfaatan alokasi waktutersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.
J. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh kelompok guru mata pelajaran dengan
mempertimbangkan kompleksitas, intake peserta didik, dan daya dukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal setiap mata pelajaran pada SMP T Madinatul Munawwarah
yang berlaku sejak tahun pelajaran 2022 / 2023 sebagai berikut:
Penerapanprinsip ketuntasan belajar (mastery learning) adalah adanya perlakuan khusus untuk peserta
didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM dapat mengikuti
kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi
dasar dan /atau indikator
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam jam pembelajaran
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial sebanyak 2 kali
f. Nilai remedial tidak dapat melampaui KKM
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap kompetensi
dasar
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam jam pembelajaran
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya yang bisa diperhitungkan.
Pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa rasa tertekan , kemudian secara proaktif
dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.Tujuan pen-
didikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
KKM
KOMPONEN Kelas VII – IX
Semester 1 Semester II
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam 75 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan
dan Kepribadian 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75
4. Bahasa Inggris 75 75
5. Matematika 75 75
6. Ilmu Pengetahuan Alam 75 75
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75
8. Seni Budaya 75 75
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga 75 75
dan Kesehatan
2. Prakarya 75 75
B. Muatan Lokal
1.Budaya Melayu 75 75
C. Pengembangan Diri Minimal Baik
Penerapanprinsip ketuntasan belajar (mastery learning) adalah adanya perlakuan khusus untuk peserta
didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM dapat mengikuti
kegiatan pengayaan.
3. Program Remedial
g. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi
dasar dan /atau indikator
h. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam jam pembelajaran
i. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
j. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
k. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial sebanyak 2 kali
l. Nilai remedial tidak dapat melampaui KKM
4. Program Pengayaan
e. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap kompetensi
dasar
f. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam jam pembelajaran
g. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
h. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya yang bisa diperhitungkan.
Pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa rasa tertekan , kemudian secara proaktif
dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.Tujuan pen-
didikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya, yaitu mengembangkan
potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia, diyakini bahwa nilai dan
karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, harus dimiliki
peserta didik agar mampu menghadapi tantangan hidup pada saat ini dan di masa mendatang akan datang.
Karena itu pengembangan nilai yang bermuara pada pembetukan karakter bangsa yang diperoleh melalui
berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, akan mendorong mereka menjadi anggota masyarakat, anak
bangsa, dan warga negara yang memiliki kepribadian unggul seperti diharapkan dalam tujuan pendidikan
nasional. Sampai saat ini, secara kurikuler telah dilakukan berbagai upaya untuk menjadikan pendidikan
lebih mempunyai makna bagi individu yang tidak sekadar memberi pengetahuan pada tataran koginitif,
tetapi juga menyentuh tataran afektif dan konatif.
Pendidikan karakter perlu direformulasikan dan direoperasionalkan melaluitransformasi budaya dan
kehidupan sekolah.Untuk itu, perlu membangun wacana dan sistem pendidikan karakter yang sesuai dengan
konteks sosial kultural Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika dengan nilai-nilai Agama dan Pancasila
sebagai sumber nilai dan rujukan utamanya.
Pendidikan Budaya Karakter Bangsa yang dikembangkan di sekolah adalah religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
dan tanggung jawab.
Budaya Karakter Bangsa tersebut terintegrasi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Penjasorkes, TIK dan Budaya Melayu dengan cara tertuang
didalam Silabus dan RPP untuk semua mata pelajaran.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah kalender tersebut secara rinci.
A. Pengaturan tentang permulaan tahun ajaran
No. Bulan Kegiatan Keterangan
1 Juni Penyusunan Kurikulum 2013 Tim
2 Juni Penyusunan Program Pembelajaran Tim
3 Juni Persiapan PPDB Panitia
4 Juni PPDB Panitia
5 Juni Pengumuman PPDB Panitia
6 Juni Daftar Ulang Panitia
7 Juli Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) Panitia
peserta didik baru
2 AGUST ‘2022 5 5 0
3 SEPT ‘2022 4 3 1
4 OKT ‘2022 5 5 0
5 NOV ‘ 2022 5 5 0
6 DES ‘2022 4 - 4
JUMLAH 27 20 7
3 MARET ‘2023 5 3 2
4 APRIL ‘2023 4 2 2
5 MEI ‘2023 5 5 0
6 JUNI ‘2023 4 2 2
JUMLAH 28 22 6
KA LENDER PENDIDIKA N
TAHUN PELA JARAN 2022/2023
MINGGU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25
SENIN 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26
SELASA 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27
RABU 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28
KAMIS 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29
JUM'AT 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30
SABTU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 # 17 24
MINGGU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25
SENIN 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26
SELASA 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27
RABU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28
KAMIS 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29
JUM'AT 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30
SABTU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 # 17 24 31
MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 5 12 19 26
SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 6 13 20 27
SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 7 14 21 28
RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 1 8 15 22 29
KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 2 9 16 23 30
JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 3 10 17 24 31
SABTU 7 14 21 28 4 11 18
1 25 4 11 18 25
MINGGU 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
SENIN 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26
SELASA 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27
RABU 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
KAMIS 6 13 20 27 4 11 18
2 25 1 8 15 22 29
JUM'AT 7 14 21 28 5 12 19
5 26 2 9 16 23 30
SABTU 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24
Libur Umum
A. Kesimpulan
Demikian Kurikulum SMP Madinatul Munawwarah ini disusun sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Madinatul Munawwarah. Isi kurikulum
ini telah disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik SMP Madinatul Munawwarah,
dimasa sekarang dan masa yang akan datang,dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasionaldan
tuntutan global dengan semangat manajemen berbasis sekolah.
B. Saran-saran
Dengan penyusunan K-13 ini semoga pendidik dan tenaga kependidikan memahami tugas pokok dan
fungsinya sehingga dapat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan di SMP Madinatul Munawwarah.
Kami menyadari penyusunan K-13 ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritik,
saran beserta solusinya untuk perbaikan di waktu yang akan datang.