Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI PAKIS I NO. 368
NPSN : 20533186 NSS : 101056011034
Jalan : Pakis Tirtosari VIII/14 Telp. ( 031 ) 5622986 Surabaya

PROGRAM SEKOLAH AMAN BENCANA


SDN PAKIS I/368
KECAMATAN SAWAHAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2023

I. PENDAHULUAN

Secara geografis, Indonesia terletak di rangkaian lempeng tektonik: Australasia,


Pasifik, Eurasia dan Filipina yang membuat Indonesia menjadi rentan terhadap
perubahan geologis. Hasil pertemuan tiga lempeng ini dihasilkan lempeng tektonik
(garis merah) yang merupakan gempa bumi dan deretan gunung api. Terdapat 129
gunung api aktif yang ada di Indonesia, yang saat ini dimonitor oleh Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (ESDM). Untuk lempeng tektonik
dimonitor oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang
secepatnya akan memberikan informasi mengenai gempa bumi dan tsunami.
Iklim Indonesia sangat dipengaruhi oleh lokasi dan karakteristik geografis yang
membentang di 6.400 km antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
memiliki 3 pola iklim dasar: monsunal, khatulistiwa dan sistem iklim lokal. Hal ini telah
menyebabkan perbedaan dramatis dalam pola curah hujan di Indonesia. Posisi geografis
dan lokasinya yang berada di rangkaian lempeng tektonik: Australasia, Pasifik, Eurasia
dan Filipina mengakibatkan pergerakannya dapat menimbulkan bencana gempa bumi
atau tanah longsor. Gempa bumi dengan kekuatan tertentu dan di lokasi tertentu dapat
diikuti dengan bencana tsunami dan banjir. Gempa bumi yang terjadi di Aceh pada
tahun 2004 telah menyebabkan tsunami yang berdampak luas dan mengakibatkan
korban jiwa lebih dari 230.000 di lebih dari 14 negara.
Bangunan sekolah yang tidak tahan bencana sangat rentan dari segi keamanan,
bukan saja mengancam jiwa anak-anak, tapi kerusakan atau kehancuran prasarana fisik
ini merupakan kehilangan aset ekonomi bagi negara; biaya untuk membangun ulang
atau memperbaiki akan memerluan biaya yang besar sehingga dapat mengganggu
keuangan negara dan perekonomian secara umum. Upaya Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dalam empat tahun terakhir telah mendata secara menyeluruh kondisi sekolah di
Indonesia dalam kategori rusak berat, rusak sedang, rusak ringan dan rusak total, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan melaksanakan perbaikan sebagian besar dari sekolah
tersebut. Namun sekolah baru terus akan dibangun, sekolah yang tadinya rusak ringan
dalam beberapa tahun dapat menjadi rusak berat, sehingga dengan demikian kondisi
sekolah akan berevolusi. Sangat disayangkan bila dalam pembangunan sekolah unsur-
unsur yang menunjang penerapan sekolah aman secara struktural kurang diperhatikan,
oleh karena itu rehabilitasi, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah baru perlu
menerapkan prinsip-prinsip sekolah aman. Teknologi “Retrofitting” atau ‘perkuatan’
juga dapat diterapkan sehingga bangunan sekolah yang rusak berat tidak selalu harus
dihancurkan sebelum diperbaiki tapi dapat langsung diperkuat sehingga dapat
meminimalkan biaya.
Selain itu, pendekatan konstruksi dan perkuatan (Retrofit) sekolah yang lebih aman
dengan melibatkan masyarakat luas dalam memadukan pengetahuan baru dan
keterampilan pencegahan bencana dapat berdampak lebih luas dari sekolah itu sendiri.
Sekolah Aman Bencana adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasarana
serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan disekitarnya dari
bahaya bencana. Sasaran utama SPAB ( Satuan Pendidikan Aman Bencana) adalah
memberi perlindungan dan keselamatan kepada anak murid sekolah, guru dan tenaga
pendidik lainnya dari dampak buruk bahkan kematian di sekolah. Memastikan
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar (KBM) disekolah selama terjadinya
bencana, melindungi investasi sektor pendidikan, memperkuat ketahanan terhadap
bencana melalui pendidikan dan perilaku cerdas iklim.
Penerapan SPAB penting karena sebagai salah satu bentuk dari pemenuhan hak
setiap anak di Indonesia untuk memperoleh kehidupan yang aman dari bencana selama
menempuh pendidikan di sekolah dengan melalui 3 pilar yaitu Penyediaan Fasilitas
sekolah yang aman dari bencana, pengembangan Prilaku Kesiapsiagaan terhadap
bencana. Pemberian pendidikan tentang pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
Pendekatan sekolah aman dapat menjadi model konstruksi dan peningkatan tingkat
keamanan untuk pembangunan rumah penduduk, pusat kesehatan masyarakat dan
bangunan umum lainnya. Sekolah-sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung
dan tempat belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta didik yang
paling cepat menerima suatu pengetahuan. Mereka tidak hanya mampu memadukan
pengetahuan baru ke dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber inspirasi
bagi keluarga dan masyarakat di lingkungannnya dalam hal perilaku yang sehat dan
aman, yang mereka dapatkan di sekolah.
Upaya untuk melindungi warga negaranya terhadap bencana, Pemerintah Indonesia
telah memberlakukan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Undang-Undang tersebut secara jelas menyatakan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik dalam situasi tidak terjadi bencana
maupun situasi terdapat potensi bencana. Melalui pendidikan diharapkan agar upaya
pengurangan risiko bencana dapat mencapai sasaran yang lebih luas dan dapat
diperkenalkan secara lebih dini kepada seluruh peserta didik, dengan mengintegrasikan
pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah maupun ke dalam
kegiatan ekstrakurikular. Selain itu, juga menerapkan prinsip-prinsip sekolah aman
dalam program pembangunan sekolah baru atau rehabilitasi bangunan sekolah secara
berkesinambungan dan mengikuti perkembangan kemajuan teknologi pembangunan
gedung dan disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
Menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Permendikbud RI Nomor 33 Tahun 2019 tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM
SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA, telah mengatur mekanisme Satuan
Pendidikan Aman Bencana sekaligus ikut berkomitmen pada kampanye global ‘Satu
Juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman dengan memperhatikan tiga poin penting yakni :

1. Perlunya penyelenggaraan penanggulangan bencana di sekolah;


2. Pelaksanaan strategi pengarustumaan PRB di sekolah dilakukan baik secara
struktural dan non-struktural guna mewujudkan budaya kesiapsiagaan dan
keselamatan di sekolah; dan
3. Pedoman Pelaksanaan strategi pengarustumaan PRB di sekolah.
Perlunya meningkatkan kapasitas warga sekolah untuk beradaptasi dengan kondisi
kerentanan saat ini melalui penerapan sekolah aman bencana.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu disusun program Sekolah Aman Bencana di
Pakis IKecamatan SAWAHAN Tahun Pelajaran 2021/2023

II. DASAR
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4586);

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4723);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5410) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4828);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan


Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105); - 3 -

8. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 14
Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 nomor 192);

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 575) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 236);

10. Permendikbud RI Nomor 33 Tahun 2019 tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM


SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA

III. TUJUAN
Kegiatan kesiapsiagaan bencana berbasis sekolah dipusatkan pada penguatan
kapasitas manajemen sekolah, guru, dan siswa, guna memberi dampak positif
terhadap penumbuhan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan kebijakan pada
sekolah yang akan menjadi binaan. Adanya dukungan baik dari dinas pendidikan,
pengawas sekolah, komite sekolah dan dewan guru di sekolah semakin
memperkuat dampak program, khususnya dalam hal pembuatan peta/jalur
evakuasi, penyusunan protap kebencanaan, integrasi materi kebencanaan dalam
kurikulum, penyediaan media pembelajaran kebencanaan, dan pelaksanaan
simulasi atas inisiatif sekolah.

IV. SASARAN
Adapun yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah: Guru, Karyawan, Siswa dan
warga sekolah Pakis IKecamatan SAWAHAN Kota Surabaya.

V. PROGRAM KEGIATAN

PELAKSANAAN PENYUSUNAN PROGRAM

1.1 Cakupan Pelaksanaan Kegiatan

1. Persiapan

Tahapan persiapan merupakan tahapan yang diawalli dengan Persiapan Kerangka


Acuan Kerja, SK Kepanitiaan, Narasumber, Moderator, Notulis dengan
memastikan tempat acara, Undangan Peserta dan Narasumber.
2. Pelaksanaan

Sosialisasi Sekolah Aman Bencana di sekolah yang akan menjadi Penguatan


Aparatur dan tim Sekolah Aman Bencana, Kegiatan ini Dilakukan selama 1 (satu)
hari dengan mekanisme presentasi dan diskusi .
Materi Cakupan Materi
Mengenal Kerentanan, Ancaman - Profil Risiko Bencana Daerah
Geologi - Konsep Pengurangan Risiko
Bencana dan Kebijakan
Pendidikan Kebencanaan
- Mengenal Program Sekolah
Aman Bencana (SPAB)
- Tahapan Pembetukan SPAB di
Sekolah

Rencana tindak lanjut pembinaan -


Workshop Penguatan Aparatur dan tim Sekolah Aman Bencana dilaksanakan
selama 1 (satu) hari dilaksanakan dengan mekanisme paparan dan diskusi;
Materi
Cakupan Materi
Mengenal Sekolah Aman Bencana - Konsep Tiga Pilar Sekolah
(SPAB) Aman Bencana
- Praktek Pemetaan Sekolah/ School
watching
Focus Group Discussion (FGD) guna memperkuat tim Sekolah Aman
Bencana, kegiatan ini dilakukan selama 1 (satu) hari;
Materi Keterangan
Penjelasan tentang Kajian Risiko
Bencana Sekolah Pemaparan dan diskusi

Kelompok 1 (Kajian Ancaman dan


Pemaparan dan diskusi
Kapasitas)
Kelompok 2 (Kajian Kerentanan) Pemaparan dan diskusi
Rencana Evakuasi
Penjelasan tentang Kajian Risiko
Pemaparan dan diskusi
Bencana Sekolah
Pembahasan tentang jalur evakuasi
Pemaparan dan diskusi
bencana
Pemantapan Pelaku, penyusunan skenario, dan
pemantapan pelaksanaan geladi dan pelaksanaan simulasi
gempa bumi dan tsunami di sekolah yang menjadi
penguatan sekolah aman bencana dilakukan selama 1 hari.

Materi Keterangan
Penjelasan tentang Tim Siaga Bencana Sekolah Pemaparan dan
diskusi
Penyusunan Tim Siaga Bencana Pemaparan dan
diskusi
Penyusunan Tugas dan Fungsi Tim Siaga Pemaparan dan
Bencana diskusi
Tabel Top Excercise (TTX) Permainan dan
Latihan

Geladi Bersih dilakukan untuk memberikan gambaran pada


saat pelaksanaan simulasi atau pada saat darurat atau
keadaan yang sesuangguhnya dilakukan selama 1 hari.

Pelaksanaan Simulasi adalah tahapan proses peniruan


langkah-langkah kesiapsiagaan yang harus dilakuan ketika
terjadi bencana sesuai dengan skenario yang sudah
disepakati

1.2 Keluaran (Output)


Terlaksananya Program Penguatan dan Simulasi Sekola Aman
Bencana di SDN PAKIS I/368 Surabaya.

1.3 (Outcome) yang dihasilkan


3. Peserta memiliki pengetahuan dan informasi tentang
kerangka kerja dan Tujuan Sekolah aman bencana, 3
pilar sekolah aman yang komprehensif, serta penerapan
Sekolah/Madrasah aman dari bencana.
4. Tersebarnya informasi tentang penerapan
sekolah/madrasah aman bencana. Proses menyamakan
persepsi tentang peran dan tugas kepala daerah, SKPK
kunci, dan legislatif dalam mengurustamakan PRB di
sektor lain yang terkait dengan tujuan untuk membangun
Sekolah/Madrasah yang aman dari bencana.
5. Terealisasinya komitmen dan dukungan dari pemerintah
dan komisi legislative yang relevan dalam rangka
menindaklanjuti penerapan SPAB yang bersumber dari
APBS dan lembaga setempat.

6. Meningkatnya pemahaman tentang bencana, manajemen


bencana, dan kesadaran bagi warga sekolah dalam
melakukan upaya kesiapsiagaan bencana.
7. Meningkatnya kapasitas guru dan siswa dalam
mendesain media pembelajaran, menangani korban dan
hal-hal praktis lain dalam penanggulangan bencana.
8. Meningkatnya keterampilan mendesain proses dan
praktik pemetaan risiko bencana dan prosedur tetap
penanggulangan bencana disekolah
9. Adanya dokumen Rencana Pengurangan Risiko Bencana
meliputi peta risiko bencana, peta evakuasi dan Standar
Operational Prosedur (SOP) penanganan bencana di
sekolah.
10. Terbentuknya model dan binaan sekolah aman bencana.

2. 4 Partisipasi Peserta

Peserta Penguantan sekolah Aman Bencana SDN PAKIS I/368


Surabaya

VI. PENUTUP
Semoga program Sekolah Aman Bencana SDN PAKIS I/368 dapat berjalan
dengan baik sehingga tujuan yang kita harapkan dapat tercapai demi
kemajuan pendidikan khususnya masalah Keamanan di lingkup SDN
PAKIS I/368.

Surabaya, 03 April 2024


TUGAS DAN KEWAJIBAN TEAM SEKOLAH AMAN BENCANA
SDN PAKIS I/368
TAHUN 2021/2023

1. Ketua, Kepala Sekolah dalam kegiatan berkewajiban :


a. Menggerakkan, mengatur dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Sekolah Aman
Bencana
b. Memupuk dan membina hubungan kerjasama yang serasi sesama guru, orang tua
murid, masyarakat dan instansi terkait.
c. Mengupayakan tercapainya tujuan Sekolah Aman Bencana

2. Sekretaris, dalam kegiatan Sekolah Aman Bencana berkewajiban :


a. Melaksanakan tata laksana ketatausahaan pelaksanaan kegiatan Sekolah Aman
Bencana
b. Merencanakan teknis kegiatan
c. Mengupayakan tercapainya tujuan Sekolah Aman Bencana

3. Bidang Keamanan berkewajiban :


a. Menjaga dan Menjamin keamanan seluruh Warga Sekolah
b. Peduli dan tanggap terhadap persoalan keamanan
c. Pelatihan / demonstrasi kebiasaan Tanggap bencana
d. Mengupayakan tercapainya tujuan Sekolah Aman Bencana

4. Bidang Evakuasi , berkewajiban :


a. Pemeriksaan dan Pemenuhan alat alat evakuasi
b. Mengadakan Simulasi tanggap bencana
c. Koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait bila terjadi bencana
d. Mengupayakan tercapainya tujuan Sekolah Aman Bencana

5. Bidang Pemadam , berkewajiban :


a Pemeriksaan dan Pemenuhan alat alat alat Pemadaman
B Mengadakan Simulasi Pemadaman
c. Koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait bila terjadi Kebakaran
d. Mengupayakan tercapainya tujuan Sekolah Aman Bencana

6. Bidang Pertolongan Pertama , berkewajiban :


a Melakukan langkah langkah P3K yang tepat
B Mengadakan Simulasi P3K
c. Koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait bila terjadi Musibah
d. Mengupayakan tercapainya tujuan Sekolah Aman Bencana

Anda mungkin juga menyukai