Pengembangan Kawasan Bebas Asap Rokok merupakan Program Nasional dari Kementerian Kesehatan yang
belum optimal dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia. Dengan Program Promosi Kesehatan melalui tiga
strategi ( Pemberdayaan Masyarakat, Bina Suasana dan Advokasi) diharapkan dapat mengoptimalkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat masyarakat dan meningkatkan peran aktif Tokoh Masyarakat sebagai motivator
masyarakat dalam rangka pengembangan Kawasan Bebas Asap Rokok, sehingga terjadinya paparan asap
rokok pada perokok pasif bisa diminimalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran Tokoh
Masyarakat terhadap Program Promosi Kesehatan dalam rangka Pengembangan Kawasan Bebas Asap Rokok
di kecamatan Boyolali dan kebutuhan layanan Penyuluhan Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian
Disktiptif Kualitatif. Informan utama terdiri dari 10 orang Tokoh Masyarakat di Boyolali yang sudah
mengikuti Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Bahaya merokok bagi Kesehatan dan pengembangan
Kawasan Bebas Asap Rokok. Triangulasi penelitian dilakukan terhadap masyarakat umum yang merokok dan
Stake Holder sebagai prasyarat keabsahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program yang
mendukung Promosi Kesehatan tentang Kawasan Bebas Asap Rokok antara lain program advokasi tentang
pencegahan merokok pada usia dini dan perokok pasif serta terealisasinya Peraturan Bupati Boyolali tentang
Kawasan Bebas Asap Rokok. Program Promosi Kesehatan yang berkaitan dengan rokok antara lain program
penyuluhan kesehatan dan sosialisasi serta pengembangan media informasi. Peran Tokoh Masyarakat terhadap
promosi kesehatan dalam rangka pengembangan Kawasan Bebas Asap Rokok dapat diketahui peran tokoh
masyarakat sebagai Pelopor pengembangan Kawasan Bebas asap Rokok, Motivator dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan dan Promotor dalam rangka mencegah paparan dampak asap rokok. Dari penelitian ini
diharapkan layanan penyuluhan atau Promosi Kesehatan kepada masyarakat dapat dilakukan oleh Tokoh
Masyarakat bekerjasama dengan Kader Kesehatan maupun petugas Promosi Kesehatan Puskesmas serta
petugas kesehatan setempat seperti penyuluhan tentang PHBS, Bahaya merokok bagi kesehatan maupun
penyuluhan kesehatan lainnya dalam rangka suksesnya pengembangan Kawasan Bebas Asapa Rokok. Kalau
perlu berkoordinasi dengan petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Kata kunci : Pelopor pengembangan
Kawasan Bebas Asap Rokok
ABSTRAK
Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, dan untuk
masyarakat agar dapat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan primer mempunyai peran strategis dalam melaksanakan program promotif dan preventif
melalui promosi kesehatan. Pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas sangat bergantung
pada perilaku petugas promosi kesehatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petugas promosi kesehatan
masih berada pada kategori kurang dikarenakan petugas yang tidak berasal dari latarbelakang Sarjana
Kesehatan Masyarakat, sebagian besar petugas promosi kesehatan masih kurang menguasai dalam
bidang media dikarenakan kurangnya pelatihan, petugas promosi kesehatan ikut bertanggungjawab di
bidang lain selain promosi kesehatan dikarenakan keterbatasan sumberdaya manusia, sarana dan
prasarana pada sebagian Puskesmas dalam promosi kesehatan masih dalam kategori kurang
dikarenakan kurangnya dana untuk bidang promosi kesehatan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota
Medan untuk memberikan pelatihan secara berkala kepada petugas promosi kesehatan dan merekrut
petugas promosi kesehatan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan Sarjana Kesehatan
Masyarakat.