Anda di halaman 1dari 7

1

TOR (Term Of Reference) SEMINAR INTERAKTIF

DALAM RANGKA PERINGATAN TIGA DASAWARSA PPPKMI

DI PROVINSI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN (PROFIL ORGANISASI PROFESI)


Perkumpulan Promotor dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI)
merupakan organisasi profesi yang anggotanya adalah para lulusan Sarjana Kesehatan
Masyarakat yang bergerak dibidang Promosi Kesehatan dan Perubahan Perilaku ke arah
Gaya Hidup Sehat (GERMAS) melalui Promotif dan Preventif di masyarakat.
Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI)
berdiri pada tanggal 14 Februari 1988. Tak terasa, kiprah organisasi profesi ini telah
memasuki tiga dasawarsa, 1988—2018. Untuk Pengda Provinsi DKI Jakarta sendiri,
Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia baru terbentuk
pada tanggal 19 November 201, melalui peresmian di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat.
Visi dari PPPKMI ini adalah Mewujudkan tenaga Promosi Kesehatan yang tanggap,
bermutu dan beretika dalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan
demi tercapainya masyarakat sehat sejahtera dan mandiri, dengan misi sebagai pendukung
organisasi profesi ini sebagai berikut:
1. Penataan atau pengaturan dan pembinaannya baik secara kuantitas maupun kualitas.
2. Menggerakkan masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang berbasis perilaku dan
berkesinambungan.
3. Melakukan penelitian dan pengembangan program untuk mendukung kebijakan dan
program promosi kesehatan  Bidang III: Penelitian dan Pengembangan Program
Promosi Kesehatan.
4. Membantu pemerintah untuk meningkatkan program edukasi kesehatan dalam
memenuhi hak masyarakat guna mendapatkan informasi kesehatan yang benar.
5. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak, baik lokal, nasional
maupun global dalam rangka mempromosikan perilaku sehat.
2

II. LATAR BELAKANG


Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi Kesehatan adalah kombinasi
upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi untuk mendukung
kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang menguntungkan kesehatan individu,
kelompok, atau komunitas”.
Di dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa, Promosi
Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Saat ini, perilaku masyarakat merupakan faktor utama yang menyebabkan masalah
kesehatan, oleh sebab itu upaya untuk pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku
hidup bersih dan sehat menjadi prioritas utama dalam program kesehatan. Dalam
mengantisipasi perilaku masyarakat yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat, peran promosi kesehatan sangatlah penting.
Ruang lingkup penyelenggaraan promosi kesehatan tidak hanya berfokus pada
perubahan perilaku masyarakat saja, tetapi juga merupakan upaya membangun komitmen
dan dukungan kongkrit dari para penentu atau pengambil keputusan serta kelompok-
kelompok organisasi kemasyarakatan termasuk swasta untuk peduli serta berperan serta
aktif dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
Data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014, menunjukkan
pola perilaku tidak sehat yang menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan sejak
tahun 2010 terakhir, adalah Penyakit Tidak Menular (PTM), yaitu Stroke, Kecelakaan,
Jantung, Kanker, Diabetes. Pada hal, tahun 1990 an, penyakit penyebab kematian dan
kesakitan terbesar adalah pola Penyakit Menular (PM), seperti Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA), Tuberkulosis dan Diare, merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan
kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini, yang tandinya merupakan pola penyakit menular
terbanyak, sekarang telah bergeser ke pola penyakit tidak menular, ditengarai dengan
adanya perubahan gaya hidup masyarakat tidak sehat akibat dari banyaknya faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya adalah dengan mudahnya masyarakat mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang kurang terarah akibat dari kemajuan dan perkembangan
teknologi saat ini, khususnya pada sektor kesehatan, sehingga pola pikir (mindset)
masyarakat banyak melakukan penerapan pola perilaku yang tidak sehat..
3

Peningkatan beban ganda permasalahan gizi, juga menyebabkan peningkatan Penyakit


Tidak Menular. Menurut Global Nutrition Report, 2014, Indonesia termasuk dalam 17
negara di dunia dengan masalah gizi, diantaranya:
 37,2% (8,92 juta) Balita Pendek
 12,1% Balita Kurus
 11,9% Kegemukan Pada Balita
 28,9% Kegemukan pada penduduk usia >18 Tahun
Jadi pendek dan kurus pada Balita, jika tidak segera ditangani dengan pola perilaku yang
benar, maka akan menghambat kemampuan kognittif (intelegnsia) dan motorik anak di
masa datang, sehingga meningkatkan risiko penyakit tidak menular pada masa dewasa.
Begitu pun juga kegemukan pada orang dewasa merupakan faktor risiko penyakit tidak
menular yang akan dialaminya di masa datang selama rentang kehidupannya.
Faktor risiko perilaku penyebab penyakit tidak menular yang harus diperbaikan
selama ini adalah (Menurut Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013):
1. Penduduk kurang aktifitas fisik (26,1%)
2. Penduduk usia >15 tahun yang merokok (36,3%), perempuan usia >10 tahun (1,9%)
3. Penduduk usia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur (95,3%)
4. Penduduk >10 tahun minum minuman beralkohol (4,6%)
Beban akibat penyakit tidak menular meningkat ini dapat menurunkan produktivitas
ekonomi yang akhirnya dapat menyebabkan kematian, sehingga hilangnya potensi/sumber
daya dan kecacatan yang dapat menurunkan produktivitas, serta menyebabkan beban
finansial (biaya), dimana pelayanan biaya pelayanan penyakit tidak menular mahal,
menjadi beban bagi pembiayaan kesehatan. Jika penyakit berlanjut kea rah katastropik,
biaya berobat dapat menyebabkan kemiskinan.
Persoalan kesehatan masyarakat yang mendasar inilah menuntut keberadaan peran
tenaga kesehatan, khususnya tenaga Promosi Keseahatan sebagai Promotor dan penggerak
kesehatan di semua pelayanan kesehatan primer di Indonesia, baik pada Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) maupuan pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

III. TEMA DAN JUDUL KEGIATAN


Tema : “ PENINGKATAN KAPASITAS SDM PROMOTOR/PENDIDIK KESEHATAN DALAM
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT DI DKI Jakarta”
.
4

IV. TUJUAN
Tujuan acara Seminar Interaktif ini adalah sebagai berikut.
1. Tersosialisasikannya kompetensi tenaga Promosi Kesehatan, bagi Stakeholder
(pemangku kebijakan), khususnya di bidang kesehatan maupun di sektor swasta.
2. Tersosialisasikannya peran dan tugas yang jelas dari tenaga Promosi Kesehatan yang
bekerja di Tatanan Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta dan Puskesmas
3. Tersosialisasikannya tantangan menjaga mutu, melalui kualifikasi tenaga Promosi
Kesehatan yang beregistrasi dengan diterbitkannya STR Promosi Keseahatan.
4. Terbentuknya Pengurus Cabang PPPKMI Provinsi DKI Jakarta

V. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu kegiatan penyelenggaraan seminar interaktif ini pada:
Hari/tanggal : Sabtu / 29 September 2018
Waktu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB
Tempat : Auditorium Lt.4 RSPI. Prof. Sulianti Saroso
Jl. Baru Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara

VI. NARASUMBER KEGIATAN


Pembukaan Acara: Ketua PPPKMI Pusat
No Narasumber dan Institusi Materi
Direktorat Promosi Kesehatan dan Kebijakan Promosi
1 Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan puskesmas dan
Kementrian Kesehatan RI rumah sakit
Peningkatan kualitas SDM
Promkes melalui registrasi dan
2 Ketua PPPKMI Pusat sertifikasi tenaga promotor
kesehatan
Ketua Umum PPKMI Provinsi DKI Peranan Tenaga Promotor
3 Kesehatan dalam Akreditasi
Tiursani Idawati Sinurat, S.ST Rumah Sakit
Majelis Tenaga Kesehatan
4 Teknis pembuatan STR online
Indonesia
Moderator: Hidayati, MKM.
(Wakil Ketua PPPKMI Provinsi DKI)
5

VII. SUSUNAN ACARA (RUN DOWN) KEGIATAN

No Waktu Uraian Kegiatan Fasilitator


1 08.00 WIB – 08.30 WIB Registrasi peserta Panitia
Pembukaan: (laporan ketua panitia)
2 08.30 WIB – 09.00 WIB - Menyanyikan lagu Indonesia Raya MC
- MARS PPPKMI
Pleno :
3 9.0 WIB – 11.15 WIB Kementerian kesehatan, Direktorat
Promosi Kesehatan.

Narasumber
Ketua PPPKMI Pusat dan
Moderator

Ketua Umum PPKMI Provinsi DKI


Tiursani Idawati Sinurat, S.ST
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
4

VIII. PESERTA KEGIATAN


Peserta kegiatan ini terdiri dari 300 orang, yang terdiri dari:
1. Pengurus Daerah PPPKMI Provinsi DKI Jakarta
2. Kepala Suku Dinas Kesehatan 5 Wilayah Kota dan 1 Kepulauan Seribu
3. Para Direktur Rumah Sakit Pusat se-Provinsi DKI Jakarta
4. Para Direktur RSUD Kecamatan dan RSUD se- Provinsi DKI Jakarta
5. Para Direktur Rumah Sakit Swasta Se-DKI Jakarta
 Para Kepala Puskesmas Kecamatan se-Provinsi DKI Jakarta
5. Para Ka. Subbag, RSUK dan Puskesmas Kecamatan se-Provinsi DKI Jakarta
6. Koordinator Promosi Kesehatan Rumah Sakit se- Provinsi DKI Jakarta
7. Koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas se - Provinsi DKI Jakarta
8. Pengguna Lulusan Promosi Kesehatan
9. Mahasiswa dan Alumni Promosi Kesehatan.
6

IX. ANGGARAN DAN BIAYA

1. Honor
Unit Cost
Honor Volume (Biaya Satuan) Sub Total (Rp)

Pembuka Acara 1 orang 1.000000 1.000.000


Moderator 1 orang 700.000 700.000
Nara Sumber 5 orang 1.000000 5.000.000
Jumlah Total 6.700.000
2.    Sewa Tempat dan Penunjang

Banyakny Unit Cost


Uraian Sub Total (Rp)
a (Biaya Satuan)

Sewa Tempat 1 lokasi 2.000.000 2.000.000


Kebersihan 2 orang 300.000 600.000
Snack 450 orang 18.000 8.100.000
Makan siang 450 box 50.000 22.500.000
ATK (Blok Note+pen) 450 orang 15.000 6.750.000
Spanduk, Foto Booth
1 set 1.500.000 1.500.000
lengkap
Taman dekorasi podium 1m x 4 m 1.000.000 1.000.000
Goody Bag 450 orang 30.000 13.500.000
Door price paket 3.000.000 3.000.000
Sertifikat 450 orang 10.000 4.500.000
Biaya permohonan SKP 2 SKP 1.000.000 1.000.000
Jumlah Total 64.450.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 71.150.000
# Tujuh Puluh Satu Juta Seratus Lima puluh Ribu Rupiah #

Jakarta, 29 Juli 2018

Ketua Panita Pelaksana

Ttd

MERY ADERITA R, SKM


7

PROPOSA
L
TOR
HUT PERINGATAN TIGA DASAWARSA PPPKMI
SEMINAR
DI PROVINSI DKI JAKARTA
INTERAK TAHUN 2018
TIF

Pengurus Daerah PPPKMI Provinsi DKI Jakarta


Jakarta, 29 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai