Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN SURVEILANS TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SENTOSA BARU KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN

Arrafi Insani, Atika Salsabila, Ayu Dinda Agustri, Intan Permata Sari, Lili Surya Pratiwi

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara

ABSTRAK

Tuberkulosis menepati 10 penyebab kematian tertinggi di dunia dan hingga saat ini masih
menjadi prioritas masalah kesehatan di dunia. Indonesia masuk kedalam negara dengan kategori
HBC (high burden countirries dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 40/100.000 penduduk.
Pelaksanaan surveilans menjadi salah satu cara dalam mencegah dan mengurangi tingginya
kasus TB di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui managemen surveilans
TB Paru di Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif
yang dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2021. Lokasi penelitian di Puskesmas Sentosa Baru
Medan Perjuangan. Pengumpulan data primer menggunakan wawancara mendalam, dan data
sekunder menggunakan studi dokumen. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil
penelitian yang didapat dari faktor input menunjukkan bahwa masih kurangnya tenaga kader
dalam penemuan kasus TB Paru serta tidak terdapatnya alat transportasi yang mendukung
pelaksanaan surveilans. Proses surveilans dalam penemuan kasus TB Paru dilakukan baik secara
aktif maupun pasif, adapun angka CDR surveilans TB Paru masih sangat jauh dari target yang
diinginkan. Hasil output dari surveilans berupa pelaporan yang dilakukan kepada pemerintah
pusat, provinsi dan kota baik secara online maupun offline. Pihak puskesmas beserta tim
suveilans diharapkan dapat memaksimalkan penemuan kasus dengan menambah jumlah tenaga
kader untuk membantu menjaring kasus dilapangan serta melakukan pengadaan alat transportasi
demi mendukung kegiatan surveilans agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Kata Kunci : TB Paru, Surveilans, Manajemen, Puskesmas

PENDAHULUAN

Penyakit menular menjadi salah satu (Kemenkes RI 2014). Penyakit menularyang


penyebab masalah kesehatan masyarakat menjadi salah satu masalah kesehatan baik
yang dapat menimbulkan kasus kesakitan, secara global dan nasional ialah
kecacatan hingga berujung kematian yang Tuberkulosis Paru atau TB Paru.
tinggi sehingga dalam penanggulangannya Mycobacterium tuberculosis yang
dibutuhkan penyelenggaraan berupa upaya merupakan penyebab dari TB Paru dapat
pencegahan, pengendalian, serta menginfeksi hampir ke seluruh rentang usia
pemberantasan yang efektif dan efisien manusia dengan media penyebaran melalui
droplet yang telah terinfeksi, terdapat Secara lokal di Sumatera Utara
beberapa kelompok bakteri Mycobacterium dilaporkan sebanyak 17.798 kasus
selain Mycobacterium tuberculosis yang Tuberculosis terjadi pada tahun 2016,
disebut juga MOTT (Mycobacterium Other dengan catatan sebesar 69,8% jumlah
Than Tuberculosis) yang dapat berpengaruh penderita Tuberkulosis sembuh dan sebesar
dalam penegakan diagnosis dan pengobatan 4,6% penderita mendapatkan pengobatan
dalam TBC (Kemenkes RI 2018) secara lengkap. Adapun Kabupaten/Kota
yang memiliki prevalensi tertinggi di
Tuberkulosis menepati 10 penyebab
Sumatera Utara yaitu Kota Medan sebesar
kematian tertinggi didunia dan hingga saat
0,13%, dengan jumlah kasus pada laki-laki
ini masih menjadi prioritas uatama di dunia
lebih tinggi mencapai angka sebesar 66%
serta menjadi salah satu tujuan dalam
dari kasus yang terjadi pada perempuan
tercapainya SDGs (Sustainability
sebesar 34% (Dinas Kesehatan Provinsi
Development Goals). Prevalensi TBC secara
Sumatera Utara 2020). Sedangkan untuk
global pada tahun 2016 menyentuh angka
kasus Tuberkulosis di wilayah kerja
10.4 juta kasus insiden dengan (CI 8,8 juta –
Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan
12 juta ) atau setara dengan 120 kasus untuk
Perjuangan menduduki peringkat ketiga
per 100.000 penduduk. Adapun persebaran
pada tahun 2018 sebesar 175 kasus. Hal ini
secara global negara dengan insiden
didukung oleh data yang terdapat di
tertinggi yaitu India, Indonesia, China,
Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan
Philipina, dan Paskitan (World Health
Perjuangan yang menyebutkan bahwa
Organization 2016). Secara nasional di
jumlah penderita Tuberkulosis dari 2017-
Indonesia tahun 2017 insiden Tuberkulosis
2018 selalu menunjukkan kasus yang tinggi
menyentuh angka 319/100.000 penduduk
(Debora 2020).
dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar
40/100.000 penduduk.. Tuberkulosis yang Peraturan Menteri Kesehatan RI No
diobati dan dilaporkan dari 2008 sampai 67 Tahun 2016 dalam Penanggulangan
2017 di antara 100.000 penduduk yang Tuberkulosis, surveilans menjadi salah satu
terdapat pada suatu wilayah tertentu jika kegiatan yang dapat menanggulangi
dikumpulkan serial, akan menggambarkan tingginya angka Tuberkulosis secara efektif
kecenderungan (trend) kenaikan kasus dan efisien (Asif, Baig, and Shah 2015)
(Kemenkes RI 2018). Program pencegahan dan pengendalian TB
dapat berjalan dengan baik dalam hal suatu program surveilans TB Paru yang
perencanaan, pengendalian, maupun sedang atau sudah dilakukan di Puskesmas
monitoring dan evaluasi program jika hal ini Sentosa Baru Medan Perjuangan. Penelitian
didukung oleh sistem surveilans yang baik. dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2021.
Dalam menilai apakah suatu sistem Data yang dikumpulkan mencakup data
surveilans dikatakan baik atau sudah primer dan sekunder yang dilakukan di
berkualitas perlu dilakukan adanya evaluasi. Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan.
Hal ini dikarenakan evaluasi merupakan
Informan dalam penelitian ini
suatu kegiatan yang diperlukan dan cukup
sebanyak enam orang yang terdiri dari
penting dalam proses pembuatan kebijakan
Kepala Puskesmas, Kepala Administrasi,
sehingga dapat membantu meningkatkan
Kepala/Pemegang Program TB, Petugas
produktivitas serta kinerja terkait dengan
Surveilans, Kader dan Penderita TB Paru.
program kesehatan, terumata pada program
Penelitian ini menggunakan metode
pengendalian Tuberkulosis (Debora 2020).
wawancara mendalam kepada informan
Berdasarkan latar belakang yang yang sudah dipilih dan melakukan studi
telah diuraikan, peneliti menganggap perlu dokumen yang ada di Puskesmas Sentosa
dilakukan penelitian terkait “Manajemen Baru Medan Perjuangan. Data sekunder
Surveilans TB Paru di Wilayah Kerja yang digunakan adalah data jumlah sumber
Puskesmas Sentosa Baru Medan daya manusia dalam penanggulangan
Perjuangan”, dengan tujuan untuk program TB, data ketersediaan sarana dan
mendeskripsikan kualitas sistem Surveilans prasarana, hingga data penemuan kasus TB
TB Paru yang diimplementasikan di Paru di Puskesmas Sentosa Baru Medan
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan Perjuangan.
berdasarkan komponen sistem dan penilaian
Wawancara mendalam dilakukan
menurut atribut sistem surveilans, agar dapat
secara langsung dengan tetap mengikuti
diberikan saran rekomendasi yang sesuai.
protokol kesehatan kurang lebih 20-40 menit
METODE untuk masing masing informan dengan
menggunakan pedoman wawancara dan
Penelitian ini merupakan penelitian
dimintai persetujuan informed consent
deskriptif menggunakan pendekatan studi
sebelum melakukan wawancara. Adapun
kualitatif. Dengan tujuan untuk menilai
pertanyaan yang diajukan terkait input, kepala puskesmas, kepala administrasi,
proses dan output dalam program surveilans pemegang program, petugas surveilans,
TB Paru. Studi dokumen dilakukan dengan kader dan penderita TB) kemudian
menelaah data sumber daya manusia, sarana dilakukan telaah studi dokumen sebagai data
dan prasarana hingga data penemuan kasus sekunder yang menjadi salah satu triangulasi
TB Paru. sumber, sebagai upaya validasi data.

Penelitian ini menggunakan teknik Analisis data dimulai dengan melakukan


triangulasi dalam memeriksa kebsahan data. reduksi data yaitu menyaring data data yang
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan tidak diperlukan dan merangkum data data
keabsahan data dengan cara penting. Kemudian penyajian data dilakukan
membandingkan data dengan sesuatu yang dalam bentuk uraian singkat tabel (untuk
diluar dari data tersebut dengan melakukan data hasil studi dokumen) dan matrik (untuk
pengecekan. Triangulasi dalam studi ini pernyataan informan, terakhir penarikan
merupakan triangulasi sumber dengan kesimpulan diambil dari data yang telah
mengecek data yang telah diperoleh dari direduksi dan disajikan untuk diamati secara
informan sebagai sumber data utama ( menyeleuruh.

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Informan

No Jenis Kelamin Umur Pendidikan Jabatan

1 Laki-laki 41 tahun S2 Kesehatan Kepala


Masyarakat Puskesmas

2 Perempuan 43 tahun S2 Kesehatan Kepala


Masyarakat Administrasi

3 Perempuan 43 tahun S1 Keperawatan Kepala/Pemegang


Program TB

4 Perempuan 35 tahun S1 Kesehatan Petugas


Masyarakat Surveilans
5 Perempuan 50 tahun SMA Kader Program
TB Paru

6 Perempuan 47 tahun SMP Penderita TB


Paru

Berdasarkan tabel 1 informan dalam 1 INPUT


penelitian ini terdiri dari enam orang sebagai a Sumber Daya Manusia
sumber data utama dalam penilaian
manajemen surveilans TB Paru di Tabel 2. Ketersediaan Sumber Daya
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan, Manusia Pada Pelaksanaan Program TB
terdiri dari kepala puskesmas, kepala di Puskesmas Sentosa Baru Medan
administrasi, pemegang program, petugas Perjuangan Tahun 2021
surveilans, kader dan penderita TB.

NO Jenis Tenaga Jumlah Standar Kecukupan

Mencukupi Tidak
Mencukupi

Petugas Pelaksana

1 Tenaga Dokter 2 2 √ -
Umum
2 Petugas Surveilans ( 1 1 √ -
S1 Kesehatan
Masyarakat)
3 Analis Kesehatan 2 1 √ -

4 Tenaga Perawat Ahli 1 1 √ -


(S1)
5 Kader Penemuan TB 1 9 - √
(min SMA) (disesuaikan
dengan
jumlah desa)
Berdasarkan Tabel 2 didapat hasil
wawancara dan studi dokumen bahwa Matrik 1. Ketersediaan Sumber Daya
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan Manusia Pada Pelaksanaan Program TB
mengalami kekurangam untuk tenaga kader di Puskesmas Sentosa Baru Medan
dalam penemuan kasus TB (minimal SMA) Perjuangan Tahun 2021

Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Ada dokter untuk penentuan diagnose dan skrining, petugas TB
untuk merangkap sebagai pengelola program dan penemuan
kasus, analisis kesehatan juga ada untuk memeriksakan sputum
ya, perawat untuk injeksi TB MDR, ada juga bagian administrasi
untuk menginput pelaporan dan pencatatan, sudah cukup lah
menurut saya

SL, Petugas Surveilans Sudah tercukupi,sampai saat ini tercover dengan baik karena
sudah dibantu dengan kader. Dan untuk penemuan kasus
dilapangan kader lebih tau dan bisa mengedukasi seperti minum
obat atau memantau minum obat teratur

N, Pemegang Program Saya sendiri (perawat) dan juga analis, dua orang, biasanya
dokter juga ikut akan tetapi sedang sibuk melakukan vaksinasi,
sebenarnya yang khusus ngelakuin surveilan TB ini gak ada,
soalnya satu petugas surveilan ini mencakup semua

Y, Kader Penemuan Kasus Kurang lah saya rasa, karena saya sendiri, dulu ada beberapa
TB orang kader tetapi mereka takut karena ini kah berhubungan
langsung sama orang sakit jadi mereka gak jadi kader lagi
tinggal saya, seharusnya tiap desa ada kadernya tapi ini saya
sendiri.

Berdasarkan Matrik 1 yang diperoleh dari informan yang menyakan sumber daya
hasil wawancara mendalam dengan masih kurang terutama sumber daya dalam
informan menunjukkan bahwa menurut penemuan dan jejaring kasus TB.
informan sudah cukup namun terdapat
b Sumber Dana Puskesmas Sentosa Baru Medan
Perjuangan Tahun 2021
Matrik 2. Ketersediaan Sumber Dana
Pada Pelaksanaan Program TB di
Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Saya pikir dukungan pemerintah sudah cukup baik, selama ini
sumber pendanaan ditanggung oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.

RJ, Kepala Administrasi Kalau dari segi dana dari sebelum pandemi sampai pandemi itu
tidak berpengaruh sama sekali, karena dana tersebut dari pusat
dimana dana tersebut termasuk kedalam dana obat-obatan. Jadi
mereka gadak imbasnya dari pandemi ini, dimana soal
pembiayaan maupun dana tidak terganggu karna adanya covid
ini.

N, Pemegang Program Dukungan pemerintah sudah cukup, kami dana dari APBD ada,
dari organisasi swasta juga ada

Berdasarkan Matrik 2 yang diperoleh dari c Sarana dan Prasarana


hasil wawancara mendalam dengan
Tabel 3 . Ketersediaan Sarana dan
informan menunjukkan bahwa menurut
Prasarana Pada Pelaksanaan Program
informan saat ini dana untuk pelaksaan
TB di Puskesmas Sentosa Baru Medan
kegiatan program TB Paru sudah mencukupi
Perjuangan Tahun 2021
dengan sumber dana berasal dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah serta organisasi
swasta atau LSM, dsb.

NO. Indikator Kriteria () Keterangan

Tersedia Tidak (Jenis dan Jumlah sarana


Tersedia prasarana)

1. Perangkat √ - Komputer jenis ACER 1


Komputer/Telekomunikasi perangkat dan telepon
2. Pedoman Pelaksana √ - Pedoman Pelaksana Rujukan
KEMENKES RI 1 pedoman

3. Program Aplikasi √ - Word, Excel dan Aplikasi


Pelaporan Online

4. Alat transportasi - √ Menggunakan transportasi


pribadi milik petugas
surveilans, pemegang program
atau kader

5 Laboratorium √ - 1 ruangan laboratorium

Berdasarkan Tabel 3 didapat hasil studi prasaran yang tidak mencukupi atau tidak
dokumen ditemukan beberapa sarana terdapat pada Puskesmas Sentosa Baru
pendukung dalam keadaan yang tercukupi. Medan Perjuangan yaitu alat transportasi.
Di antaranya sarana teknologi seperti
Matrik 3. Ketersediaan Sarana dan
perangkat komputer dan program aplikasi,
Prasarana Pada Pelaksanaan Program
serta sarana pelaksanaan di lapangan seperti
TB di Puskesmas Sentosa Baru Medan
pedoman pelaksana. Adapun sarana dan
Perjuangan Tahun 2021

Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Sarana dan prasarana sudah lengkap, kita punya komputer,
laboratorium, alat komunikasi, pedoman pelaksana, sama
transportasi

N, Pemegang Program Komputer, alat komunikasi, dan pedoman pelaksana sudah ada,
tapi kalau untuk kendaraan kita masih pakai punya sendiri,
punya petugas nya milik pribadi lah

SL, Petugas Surveilans Saya rasa udah lengkap semua ya


Berdasarkan Matrik 3 yang diperoleh dari surveilans, pemegang program ataupun
hasil wawancara mendalam dengan kader.
informan menyatakan bahwa sarana dan
d Komitmen Politis
prasarana yang disediakan untuk program
TB Paru sudah lengkap namun tidak Matrik 4. Komitmen Politis Pada
terdapat alat transportasi hal ini disebabkan Pelaksanaan Program TB di Puskesmas
dalam pelaksanaan surveilans TB Paru Sentosa Baru Medan Perjuangan Tahun
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan 2021
masih menggunakan alat transportasi pribadi
atau merupakan transportasi milik petugas
Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Ada pastinya hubungan kerja sama dengan lintas sektor, dengan
kecamatan, kelurahan, Rumah Sakit Haji Medan (untuk
pemeriksaan sampel lebih lanjut) , sama dengan Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi yang pastinya sudah tentu
hubungan kerja sama secara otomatis.

N, Pemegang Program Ada, lintas sektor dari kelurahan ada, dari kepling ada, rumah
sakit juga ada unuk rujukan rumah sakit

SL, Petugas Surveilans Pastinya ada, kerja sama dengan Kelurahan,Dinas


Kesehatan,Rumah Sakit juga ya, untuk rumah sakit itu kita sama
rumah sakit Pringadi dan rumah sakit Haji itupun khusus untuk
pengiriman spesimen.

Berdasarkan Matrik 4 yang diperoleh dari yang ada di Kecamatan Medan Perjuangan
hasil wawancara mendalam dengan serta Rumah Sakit Haji untuk pemeriksaan
informan menyatakan bahwa Puskesmas spesimen.
Sentosa Baru Medan Perjuangan melakukan
2 PROSES
kerja sama dengan lintas sektor. Adapun
sektor yang bekerja sama dengan Puskesmas a Pengumpulan Data
Sentosa Baru Medan Perjuangan yaitu Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dinas
Kesehatan Kota Medan, dengan kelurahan
Matrik 5. Metode Pelaksanaan Surveilans Perjuangan
di Puskesmas Sentosa Baru Medan
Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Keduanya, akan tetapi aktif lebih difokuskan, karena
melacak langsung ke lapangan dengan melibatkan kader,
istilahnya penemuan/pelacakan kasus. Kader terlebih dulu
turun kemudian konfirmasi ke petugas TB untuk selanjutnya
petugas TB turun ke lapangan dan didampingi kader.

ND, Pemegang Program TB Aktif dan pasif, akan tetapi lebih difokuskan ke aktif

SL, Petugas Surveilans Secara Aktif, di datangi ke rumah masing-masing.

Hasil studi menunjukan bahwa pelaksanaan masing-masing. Kegiatan surveilan aktif


penemuan kasus di puskesmas Sentosa Baru sendiri melibatkan kader yang telah terlatih
dilakukan baik secara pasif dan aktif. dalam melakukan surveilan.
Meskipun begitu, kegiatan surveilan lebih
berfokus kepada penemuan kasus secara Matrik 6. Penerimaan Pelatihan Pada
aktif, yaitu dengan cara melacak langsung Kader TB di Puskesmas Sentosa Baru
ke lapangan dengan mendatangi rumah Medan Perjuangan
Nama Informan Nama Informan

JPG, Kepala Puskesmas Ya, kader mendapat pelatihan

YT, Kader TB Ya, tentang pengertian apa itu penyakit TB, gejalanya,cara
pengobatannya, bagaimana mengahadapi orang yang terkena
TB, cara buat pelaporan, dan bagai mana cara mengahadapi
masyarakat di lapangan.

Hasil studi menunjukkan bahwa kader TB b Penyuluhan


Paru telah menerima pelatihan dalam
Matrik 7. Pelaksanaan Penyuluhan Oleh
mendukung pelaksanaan program
Puskesmas Sentosa Baru Medan
penanggulangan TB Paru di Puskesmas
Perjuangan
Sentosa Baru Medan Perjuangan.
Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Ya ada penyuluhan. Terdapat dua penyuluhan, ada


penyuluhan yang dilakukan pada saat pelacakan kasus yaitu
kepada penderita yang ditemukan beserta keluarganya, diluar
itu ada juga kita khusus penyuluhan TB baik itu tempatnya di
kantor lurah, posyandu, rumah warga, dsb untuk
pelaksanannya tiap 2 bulan sekali ada.

ND, Pemegang Program TB iya, tapi biasanya hanya untuk pihak keluarga aja, meskipun
begitu kadang dilakukan juga massal yang biasanya 2 bulan
sekali. Akan tetapi, selama pandemic hal ini tentu tidak boleh.

SR. Pasien TB Secara ramai-ramai, banyak orang juga yang ikut


penyuluhannya

Penyuluhan mengenai TB telah dilakukan c Hambatan


oleh Puskesmas Sentosa Baru. Kegiatan
Matrik 8. Hambatan Pelaksanaan
penyuluhan dilakukan baik kepada pasien
Surveilan di Puskesmas Sentosa Baru
TB maupun kepada masyarakat umum yang
Medan Perjuangan Selama Pandemi
biasanya dilakukan selama 2 bulan sekali.
COVID-19.
Akan tetapi, kegiatan penyuluhan masal
tidak dilaksanakan kembali selama masa
pandemik.
Nama Informan Pernyataan

ND, Pemegang Program TB Biasanya banyak yang memeriksa, akan tetapi semenjak
pandemi menurun mungkin mereka pada takut untuk di
bilang COVID-19, dikarenakan masih kurang kesadaran.

SL, Petugas Surveilans Hambatannya,masyarakat jadi lebih takut dan apabila batuk
mereka takut untuk berobat karena takut positif COVID-19,
padalah mereka TB
YT, Kader TB Ada, menyulitkan karna masyarakat jadi takut untuk periksa
karena takut di bilang COVID-19 dan saya menjadi kurang
turun kelapangan. Sulit untuk di follow-up

Hasil studi didapatkan bahwa ada hambatan 3 OUTPUT


dalam pelaksanaan surveilan TB di lokasi
kerja Puskesmas selama pandemi COVID- a Sistem Pelaporan
19. Menurut beberapa informan bahwa
Matrik 9. Sistem Pelaporan Surveilans
hambatan pelaksanaan surveilan pada
TB di Puskesmas Sentosa Baru Medan
umumnya dikarenakan rasa takut
Perjuangan Selama Pandemi COVID-19.
masyarakat untuk dinyatakan sebagai positif
COVID-19.
Nama Informan Pernyataan

JPG, Kepala Puskesmas Dilakukan oleh tenaga administrasi dan setiap bulan
dilakukan pelaporan secara online ke Kementerian Kesehatan
RI dan Dinas Kesehatan Provinsi serta dilakukan pelaporan
secara manual ke Dinas Kesehatan Kota Medan

ND, Pemegang Program TB laporan dilakukan setiap bulanya, dan dilakukan secara
online langsung ke Kemenkes, yang dinas kota nya bisa
langsung ngintip dari data yang kami kirim.

b Penemuan Kasus
Hasil wawancara menunjukan bahwa
pelaksanaan pelaporan biasanya dilakukan Tabel 4. Cakupan Penemuan Pasien Baru
sebulan sekali secara online ke Kemenkes TB BTA positif (CDR) di Puskesmas
Provinsi serta Dinas Kesehatan Kota Medan Sentosa Baru Medan Perjuangan
yang meliputi jumlah pasien yang dirawat di
fasilitas puskesmas.

Tahun Capaian (%) Target SPM (%)


2020 14.1 75

2019 - -

2018 50 75

2017 48 75

2016 57.42 75

Hasil studi dokumen mengenai penemuan sedangkan target yang diinginkan adalah
suspek TB pada SP2TP Puskesmas Sentosa sebesar 75%. Studi dokumen juga
Baru Tahun 2020 menunjukan bahwa belum menunjukan bahwa ada penurunan yang
mencapai target. Angka Case Detection Rate signifikan di tahun 2020 dibandingkan
(CDR) didapatkan sebesar 14.1%, tahun-tahun sebelumnya.

PEMBAHASAN dari jumlah tenaga, latar belakang


pendidikan hingga pelatihan dan
1 INPUT
keterampilan yang dimiliki. (Choiriyah and
Komponen input merupakan Anggraini 2015). Sumber Daya Manusia
penilaian yang dilakukan untuk melihat yang terlibat dalam penanggulangan dan
kuantitas dan kualitas dari suatu surveilans, pelaksaan surveilans TB Paru di Puskesmas
terdiri dari sumber daya manusia (SDM), Sentosa Baru Medan Perjuangan terdiri dari
sumber dana serta sarana dan prasarana 2 dokter, 1 petugas surveilans, 2 analis
yang mendukung pelaksanaan sistem kesehatan, 1 perawat, dan 1 kader.
surveilans (Arina Mufida Ersanti, Agung Berdasarkan Kemenkes RI (2014) hal ini
Nugroho 2017) sudah memenuhi standar. Dokter memiliki
tugas untuk penegakan diagnosa pasien,
a Sumber Daya Manusia
petugas surveilans dibantu oleh kader dalam
Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi
pelacakan dan penemuan kasus, analis
faktor penting dalam menentukan arah dan
kesehatan melakukan pemeriksaan sputum
tujuan keberhasilan program serta mutu
di laboratorium, dan perawat membantu
pelayanan puskesmas. Kondisi kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) dapat dilihat
perawatan pasien dalam pendampingan di bidang kesehatan terutama TB Paru. Hal
konsumsi obat. (Aryani and Maryati 2018). ini didukung oleh (Arina Mufida Ersanti,
Namun, Puskesmas Sentosa Baru Medan Agung Nugroho 2017) dalam program
Perjuangan memiliki keterabatasan Sumber penanggulangan TB terdapat alokasi yang
Daya Manusia pada tenaga kader kesehatan sesuai dengan Kepmenkes RI
yang hanya berjumlah 1 orang. Hal ini No.116/SK/VIII/2003 yaitu sumber dana
sejalan dengan (Sumartini 2014) berasal dari APBD maupun bantuan dari
menyebutkan bahwa kader kesehatan luar. Sejalan dengan (Sofiyatun 2019)
merupakan salah satu bentuk dari partisipasi menyebutkan bahwa kurang tepatnya
masyarakat dalam pencegahan tingkat awal. persebaran dari sumber dana serta transmisi
Kader memiliki peran penting dalam informasi dan pengawasan menjadi salah
penggerak dan pengelola upaya kesehatan satu faktor penting dalam menghambat
primer di masyarakat. Dalam penemuan kesuksesan dalam program TB.
kasus kader harus di sertai dengan Namun hal ini bertentang dengan
pengetahuan dan pelatihan yang mendukung (Choiriyah and Anggraini 2015) bahwa
tugasnya. Keterbatasan jumlah kader tentu tidak tersedianya alokasi dana khusus bukan
akan mempengaruhi kefektifan dalam menjadi faktor yang dapat menghentikan
penemuan kasus TB Paru. pelaksanaan program. Meskipun tidak
terdapat alokasi dana pada suaru program,
b Sumber Dana pelaksanaan program dan kegiatan tersebut
Sumber dana merupakan salah satu masih tetap dapat berjalan walaupun
faktor penting dalam mendukung hasilnya kurang maksimal. Dibutuhkan
keberlangsungan pelaksanaan suatu strategi khusus dalam pengelolaan keuangan
program. Mutu pelayanan kesehatan juga apabila hal demikian terjadi, apabila suatu
bergantung pada ketersediaan dana kegiatan tidak memiliki alokasi dana maka
(Choiriyah and Anggraini 2015). Dalam dapat diikutsertakan dalam kegiatan dari
studi ini sumber dana Puskesmas Sentosa program lain yang memiliki alokasi dana
Baru Medan Perjuangan dalam pelaksanaan (Nurhidayati 2011).
program surveilans TB Paru bersumber dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta c Sarana dan Prasarana
Organisasi-organisasi Swasta yang bergerak
Dalam studi ini didapatkan hasil bahwa yang dilakukan oleh (Choiriyah and
sebagian besar sarana dan prasarana di Anggraini 2015) dan (Saragih et al. 2019)
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan yang menunjukkan bahwa sarana dan
sudah mencukupi dalam menunjang prasarana sudah terpenuhi dan tercukupi.
pelaksaan surveilans TB Paru, tetapi masih (Arina Mufida Ersanti, Agung Nugroho
ada beberapa sarana kegiatan yang kurang 2017) semua sarana yang dipersyaratkan
atau tidak terdapat sama sekali yaitu alat dalam Kepmenkes RI No
transportasi berupa kendaraan roda dua 1116/SK/VIII/2003 sudah ada namun
dalam mendukung kegiatan penemuan kasus sarana tersebut tidak khusus untuk petugas
pada saat surveilans. Hal ini didukung oleh TB melaikan dapat digunakan bersama-sama
(Arina Mufida Ersanti, Agung Nugroho untuk program lain serta dengan petugas
2017) yang menyebutkan bahwa sebanyak yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan
60% Puskesmas menyatakan masih belum masalah apabila terdapat kesalahan
tersedia alat komunikasi dan transportasi komunikasi antar petugas dalam penggunaan
yang khusus untuk kegiatan surveilans TB. sarana dan prasarana secara bersamaan.
Namun hasil ini berbeda dengan penelitian
d Komitmen Politis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah mendapatkan dukungan yang baik dalam
dilakukan bahwa Puskesmas Sentosa Baru penanggulangan TB Paru. Keterbatasan
Medan Perjuangan telah melakukan kerja kerjasama lintas sektor dan masyarakat
sama dengan berbagai lintas sektor. Adapun menjadi salah satu faktor yang dapat
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan mempengaruhi kegiatan promosi kesehatan
melakukan kerja sama dengan Dinas yang akan berdampak pada rendahnya
Kesehatan Kota dan Provinsi secara linear penemuan penderita TB (Wijayanti 2016).
atau langsung. Kerja sama dengan pihak di Hal ini didukung oleh (Aryani and Maryati
tiap kelurahan untuk penemuan kasus, RS 2018) selain kerja sama dengan masyarakat,
Haji untuk pemeriksaan spesimen atau komitmen pemerintah juga dibutuhkan
sputum. Sejalan dengan (Chomaerah 2018) dalam melibatkan pada pemegang kebijakan
kerja sama lintas sektor dilakukan dengan dalam memberi prioritas untuk
camat, lurah serta tokoh agama untuk penanggulangan TB Paru.
2 PROSES (Aryani and Maryati 2018) di wilayah
puskesmas Cipaku dimana pelaksanaan
Proses adalah kumpulan bagian atau penemuan TB lebih difokuskan secara pasif.
elemen yang terdapat dalam sistem yang Meskipun begitu, menurut (Tuharea,
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi Suparwati, and Sriatmi 2014) menunjukan
keluaran yang direncanakan (Aryani and bahwa rendahnya penemuan kasus TB paru
Maryati 2018). Studi ini menjabarkan proses di puskesmas Semarang karena hanya
menjadi tiga bagian antara lain difokuskan secara pasif.
pengumpulan data, penyuluhan, dan b. Penyuluhan
hambatan.
Hasil studi menunjukan bahwa ada
penyuluhan yang diselenggarakan oleh
a Pengumpulan Data
pihak puskesmas. Hal ini juga dikonfirmasi
Hasil studi menunjukan bahwa kegiatan
langsung oleh pasien TB yang kami
pengumpulan data atau surveilan lebih
wawancarai. Pelaksanaan penyuluhan biasa
difokuskan melalui secara aktif dan
dilakukan langsung terhadap pasien dan juga
dilakukan paling tidak empat kali dalam
dilakukan secara masal. Meskipun begitu
sebulan yang dibantu oleh kader terlatih.
pelaksanaan secara masal tidak dilakukan
Penjaringan secara aktif dilakukan di
lagi selama pandemi. Jarangnya penyuluhan
lingkungan yang terlapor ada kasus TB,
ini akan beresiko pada keadaan kurangnya
sedangkan kegiatan surveilans pasif yaitu
pengetahuan masyarakat mengenai TB
puskesmas melakukan pemeriksaan pada
sehingga bisa mengakibatkan kurangnya
orang yang datang ke puskesmas untuk
kesadaran masyarakat akan pemriksaan TB
mengecek kesehatan.
(Tuharea, Suparwati, and Sriatmi 2014).
. Hasil studi ini berbeda dengan strategi
penemuan kasus TB berdasarkan Depkes c. Hambatan Pelaksanaan Surveilans
yaitu melalui pasif, pemeriksaan terhadap Selama Pandemi COVID-19
pasien TB dilakukan pada keluarga dengan Hasil wawancara didapatkan bahwa ada
gejala sama. Hal ini dikarenakan penemuan hambatan dalam pelaksanaan surveilans
aktif dianggap tidak efektif biaya karena selama pandemi. Hasil wawancara
memerlukan dana yang besar (Santoso menunjukan bahwa warga takut untuk
2005). Seperti studi yang dilakukan oleh melakukan pemeriksaan TB diakibatkan
takut untuk dianggap sebagai posistif bisa melakukan promosi dengan media masa
COVID-19. Hal ini bisa terjadi dikarenakan seperti iklan kemasyarakatan. Hal ini perlu
kurangnya edukasi mengenai TB selama dilakukan dikarenakan TB sendiri
pandemi sehingga kurangnya juga merupakan salah satu penyakit menular
pemahaman masyarakat. Oleh sebab itu, yang menjadi prioritas nasional untuk
perlunya tetap melakukan promosi mengenai program pengendalian penyakit (Ramadhini
TB, meski tidak secara masal. Pemerintah and Yunizar 2020).

Puskesmas Sentosa Baru pada tahun 2020


3 OUTPUT
masih sangat jauh dari target yang
a. Sistem Pelaporan
diinginkan. Tidak hanya itu, penurunan
Hasil wawancara menunjukan bahwa persentase tingkat pencapaian target dari
pelaksanaan pelaporan di Puskesmas penemuan kasus juga turun secara drastis di
Sentosa Baru dilakukan dengan cara online tahun 2020. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
langsung ke Kementrian Kesehatan Provinsi beberapa hal seperti kurangnya kesadaran
dan Dinkes Kota Medan dan dilaksanakan masyarakat akan penyakit TB dan tidak
dengan tepat waktu. Hal ini sudah sesuai adanya program promosi TB di masyarakat
dengan Peraturan Penanggulangan umum. Hal ini akan berdampak kepada
Kesehatan Republik Indonesia No. 67 Tahun sikap seseorang dikarenakan sikap kesehatan
2016 tentang penanggulangan Tuberkulosis. juga akan sejalan dengan pengetahuan
Sistem pelaporan ini sejalan dengan studi kesehatan (Meidiana, Simbolon, and
Putri dkk pada evaluasi pelaksanaan Wahyudi 2018). Meskipun begitu, keadaan
program penanggulangan TB di Kota pandemi juga perlu dipertimbangkan dalam
Semarang yang melakukan monev setiap melakukan kegiatan masal. Perlunya
sebulan sekali (Putri, Suryawati, and alternative cara promosi lain seperti media
Kusumastuti 2020) tertentu (seperti media cetak atau elektronik)
untuk melakukan promosi kesehatan. Hal ini
b. Penemuan Kasus
sejalan dengan pendapat (Notoatmojo
Hasil telaah dokumen menunjukan 2012)dimana pemberian edukasi dengan
bahwa angka CDR dari surveilans TB di menggunakan media akan berpengaruh
meningkatkan sikap responden.
KESIMPULAN DAN SARAN hanya saja pada pandemi Covid-19 saat ini
program surveilans mengalami hambatan
Pelaksanaan Surveilans TB Paru di
dikarenakan banyak masyarakat yang tidak
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan
mau melakukan pemeriksaan TB
mengalami kekurangan tenaga kader dalam
diakibatkan takut untuk dianggap sebagai
penemuan kasus TB Paru. Dalam
posistif COVID-19. Adapun angka CDR
pelaksanannya surveilans TB Paru di
dari surveilans TB di Puskesmas Sentosa
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan
Baru pada tahun 2020 masih sangat jauh
memiliki sumber dana yang berasal dari
dari target yang diinginkan hasil surveilans
pemerintah pusat, daerah dan organisasi
tersebut dilaporkan secara online ke
swasta dan dalam pelaksanannya juga
Pemerintah Pusat dan Provinsi serta secara
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
manual ke Pemerintah Kota.
Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan
Kota Medan, Kelurahan, hingga Rumah Tim surveilans ataupun pihak
Sakit Haji. Namun masih terdapat Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan
keterbatasan dalam sarana dan prasarana diharapkan dapat melakukan perekrutan
pada alat transportasi yang masih tenaga kader dalam membantu penemuan
menggunakan trasnportasi milik petugas kasus TB di masyarakat mengingat masih
kesehatan. jauhnya angka CDR yang didapatkan serta
memberikan perhatian lebih pada sarana dan
Dalam menemukan kasus TB Paru
prasarana dalam mendukung pelaksanaan
Puskesmas Sentosa Baru Medan Perjuangan
surveilans seperti pengadaan kendaraan roda
melakukan secara aktif dan pasif dengan
dua agar pelaksanaan surveilans dapat
dibantu oleh kader yang telah menerima
berjalan secara maksimal dan memenuhi
pelatihan. Dalam penjaringan kasus petugas
capaian target yang diharapkan.
kesehatan juga memberikan penyuluhan
baik secara perorangan maupun masal,

DAFTAR PUSTAKA Kualitas Sistem Surveilans TB Di


Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik
Arina Mufida Ersanti, Agung Nugroho, Atik
Berdasarkan Pendekatan Sistem Dan
Choirul Hidajah. 2017. “Gambaran
Penilaian Atribut.” Journal of
Information Systems for Public Health Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan
1(2): 9–15. Medan Perjuangan Kota Medan Tahun
2017-2018.”
Aryani, Enden, and Husnah Maryati. 2018.
“Analisis Pelaksanaan Penanggulangan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas 2020. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Cipaku Tahun 2017.” Hearty Jurnal Instansi Pemerintah (LAKIP) Program
Kesehatan Masyarakat 6(1). Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit. https://e-
Asif, Muhammad, Mirza Amir Baig, and
renggar.kemkes.go.id/file2018/e-
Muhammad Nadeem Shah. 2015.
performance/1-079022-2tahunan-
“Evaluation of the Tuberculosis
169.pdf.
Surveillance System in District
Hyderabad, Province Sindh-Pakistan.” Kemenkes RI. 2018. “Infodatin
International Journal of Tropical Tuberkulosis ( TB ).” Tuberkulosis
Disease & Health 1(8). 1(april): 2018. www.kemenkes.go.id.

Choiriyah, Safaatul, and Dina Nur Kementerian Kesehatan RI. 2014.


Anggraini. 2015. “Evaluasi Input “PERATURAN MENTERI
Sistem Surveilans Penemuan Penderita KESEHATAN REPUBLIK
Pneumonia Balita Di Puskesmas.” INDONESIA NOMOR 82 TAHUN
Unnes Journal of Public Health 4(4): 2014 TENTANG
136–45. PENANGGULANGAN PENYAKIT
MENULAR.”
Chomaerah, Siti. 2018. “Program
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/d
Pencegahan Dan Penanggulangan
ownload/PERMENKES_82_2014_Pen
Tuberkulosis Di Puskesmas.” Higeia
anggulangan_Penyakit_Menular.pdf.
Journal of Public Health Research and
Development 1(3): 84–94. Meidiana, Risma, Demsa Simbolon, and
journal.unnes.ac.id › sju › index.php › Anang Wahyudi. 2018. “Pengaruh
higeia › article. Edukasi Melalui Media Audio Visual
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Debora, Y. 2020. “Karakteristik Penderita
Remaja Overweight.” Jurnal
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja
Kesehatan 9(3): 478–84. Menular.” Badan Pembinaan Hukum
Nasional Departemen Kehakiman dan
Notoatmojo, S. 2012. Promosi Kesehatan
Hak Asasi Manusia RI: 1–44.
Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
RINEKA CIPTA. Saragih, Izzah Dienillah, Reinpal Fahlefi,
Devi Juliana Pohan, and Sri Rezeki
Nurhidayati, Agita Maris. 2011. Doctoral
Hartati. 2019. “Analisis Indikator
dissertation, Universitas Negeri
Masukan Program Pemberantasan
Semarang “Faktor Yang Berhubungan
Demam Berdarah Dengue Di Dinas
Dengan Implementasi Manajemen
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.”
Terpadu Balita Sakit (MTBS) Di
Contagion: Scientific Periodical
Puskesmas Di Kota Semarang Tahun
Journal of Public Health and Coastal
2010.”
Health 1(01).
Putri, Farida Arisalah, Chriswardani
Sofiyatun, Vivi. 2019. “Implementasi
Suryawati, and Wulan Kusumastuti.
Program Penanggulangan Tuberkulosis
2020. “Evaluasi Pelaksanaan Program
Paru.” Higeia Journal of Public Health
Penanggulangan Tuberkulosis Paru
3(1): 74–86.
(P2TB) Di Puskesmas Bandarharjo
Kota Semarang.” Jurnal Kesehatan Sumartini, Ni Putu. 2014. “Penguatan Peran
Masyarakat (Undip) 8(3): 311–22. Kader Kesehatan Dalam Penemuan
Kasus Tuberkulosis (TB) BTA Positif
Ramadhini, Delfi, and Aida Yunizar. 2020.
Melalui Edukasi Dengan Pendekatan
“Penyuluhan Kesehatan Tentang
Theory of Planned Behaviour (TPB).”
Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
Jurnal Kesehatan Prima 8(1): 1246–
Paru Kepada Warga Binaan
63.
Pemasyarakatan Di Lapas Klas II
Padangsidimpuan Tahun 2019.” Jurnal Tuharea, Rosmila, Anneke Suparwati, and
Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Ayu Sriatmi. 2014. “Analysis on
2(2): 33–36. Factors Associated with the
Implementation of the Pulmonary
Santoso, Hari. 2005. “LAPORAN AKHIR
Tuberculosis Care Finding in
TIM ANALISIS DAN EVALUASI
Tuberculosis Control Program at
HUKUM Tentang Wabah Penyakit
Primary Healthcare Center in Rate (CDR) Tuberkulosis.” Jurnal
Semarang.” Jurnal Manajemen Kesehatan 4(1): 61–69.
Kesehatan Indonesia 2(2).
World Health Organization. 2016. Global
Wijayanti, Rossalina Adi. 2016. “Analisis Tuberculosis Report.
Faktor Manajemen Di Puskesmas http://www.who.int/tb/publications/glo
Dalam Meningkatkan Case Detection bal_rep ort/en/. .

Anda mungkin juga menyukai