Abstract
Bacground: CDR of Tuberculosis at Karangmalang Primary Health Care from 2016 to
2018 was has always been the lowest in Semarang City. The low CDR can be interpreted by
the low performance of the implementers in implementation Pulmonary TB case discovery
at Karangmalang PHC. This research aimed to knew the implementation of Pulmonary TB
case discovery at Karangmalang PHC.
Methods: This research used qualitative design with research type is case study. The in-
formants were selected by purposive sampling were consisted of 5 main informants and 4
triangulation informants. Data were collected using in-depth interviews and then the data
were analyzed and presented in narrative form.
Results: The results showed that standards and targets of policy were clear, resource readi-
ness was good, the quantity of TB cadres was lacking, communication and coordination
between organizations was good, the dissemination of information related to tuberculosis
to the community was lacking, there was no SOP for Pulmonary TB case detection, the
understanding and performance of the implementers was still lacking, and community par-
ticipation needs to be increased.
Conclusion: The service and implementation of TB case discovery still needs to be opti-
mized.
Correspondence Address: pISSN XXXX-XXXX
Email : sitilutfiyah.ulfa@gmail.com eISSN XXXX-XXXX
31
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
32
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
33
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
bahwa informan yang diambil tersebut memiliki penyajian, dan penarikan kesimpulan. Pada
informasi yang diperlukan bagi penelitian yang tahap reduksi data, peneliti membuat transkrip
akan dilakukan. Informan utama penelitian wawancara dan dikategorikan sesuai dengan
ini adalah 2 orang kader TB ‘Aisyiyah, 2 orang variabel dan fokus penelitian. Data yang telah
gasurkes dan seorang pemegang program dikategoikan selanjutnya disajikan dalam
TB di Puskesmas Karangmalang, sedangkan bentuk uraian yang mudah dipahami. Tahap
informan triangulasi untuk keabsahan data terakhir adalah penarikan kesimpulan dari
terdiri dari Kepala Puskesmas Karangmalang, setiap variabel yang diteliti dengan pernyataan
Staf Bidang P2P atau Pengelola Program TB singkat. Penelitian ini memiliki ethical
Paru Dinas Kesehatan Kota Semarang, dan clearance dengan nomor 079/KEPK/EC/2020.
2 orang pasien baru TB Paru yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Karngmalang. Hasil dan Pembahasan
Teknik pengumpulan data dilakukan Wilayah kerja Puskesmas Karangmalang
dengan observasi, wawancara, dan terdiri dari 4 kelurahan diantaranya Kelurahan
dokumentasi. Sumber data yang digunakan Karangmalang, Bubakan, Polaman, dan
meliputi data primer dan data sekunder. Kelurahan Purwosari dengan jumlah
Data primer diperoleh melalui wawancara penduduk mencapai 12.963 jiwa. Karakteristik
mendalam terhadap informan-informan yang wilayah berupa perkampungan, sebanyak 8.397
telah ditentukan sebelumnya menggunakan penduduk bermata pencaharian sebagai petani
pedoman wawancara. Selain itu, peneliti juga dan sebanyak 198 rumah penduduk yang masih
melakukan observasi dengan mengamati menggunakan kayu/papan (BPS Kota Semarang,
langsung situasi dan kondisi pelaksanaan 2019). Wilayah kerja Puskesmas Karangmalang
penemuan kasus TB Paru di Puskesmas terdapat satu pondok pesantren yaitu Pondok
Karangmalang. Hasil observasi kemudian Pesantren Askhabul Kahfi Polaman. Pondok
dicatat dan didokumentasikan untuk pesantren ini memiliki 5 pendidikan formal
memperoleh data pendukung dari hasil yaitu SMP dan SMK Terpadu Askhabul Kahfi,
wawancara. Data sekunder diperoleh dari MTs Takhasus dan MA Askhabul Kahfi, serta
laporan-laporan, buku, jurnal, serta sumber Perguruan Tinggi Ma’had Aly Askhabul Kahfi.
lain yang relevan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9
Data yang telah diperoleh kemudian orang yang terdiri dari 5 informan utama dan
diolah dan dianalisis menggunakan konsep 4 informan triangulasi. Informan utama dalam
Miles dan Huberman meliputi reduksi data, penelitian ini, sebagai berikut.
34
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
S1 keperawatan, 1 orang lulusan SMP, yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
dan 1 orang lulusan SMK. Informan utama Karangmalang.
dalam penelitian ini diantaranya seorang Informan triangulasi dalam penelitian
penanggung jawab Program TB Paru Puskesmas ini terdiri atas 4 orang yaitu, seorang Kepala
Karangmalang, 2 orang petugas surveilans Puskesmas Karangmalang, seorang Staf Bidang
(gasurkes) Puskesmas Karangmalang, serta P2P atau pengelola program TB Paru Dinas
2 orang kader TB wilayah kerja Puskesmas Kesehatan Kota Semarang, dan 2 orang pasien
Karangmalang. Kader TB di Kecamatan Mijen baru TB Paru BTA positif. Berikut karakteristik
terdapat 5 orang, 2 diantaranya bertempat informan triangulasi dalam penelitian ini.
tinggal di Kelurahan Polaman dan Purwosari
35
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
36
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
37
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
pasien mengaku belum mengetahui informasi dalam proses pembuatan. Alasannya karena
tentang TB sebelumnya. Ketidaktahuan beliau masih terbilang baru menjadi pemegang
informasi tentang penyakit Tuberkulosis bagi program TB di Puskesmas Karangmalang
pasien TB mengartikan bahwa kurang aktif sekitar hampir 2 tahunan sejak tahun 2018 lalu.
dan kurang menyeluruhnya para pelaksana Adanya SOP pada suatu kegiatan
dalam menyebarluaskan informasi tentang dapat mempengaruhi kinerja para pelaksana
penyakit Tuberkulosis. Kurangnya aktivitas agar bertindak sesuai dengan job desc dan
komunikasi mencerminkan rendahnya standar yang ada. Selaras dengan penelitian
kepedulian implementor terhadap pelaksanaan Torongkang (2019) yang menyebutkan bahwa
implementasi. Hal ini sejalan dengan penelitian tujuan adanya SOP yaitu untuk menjelaskan
Rustam (2018) yang menyatakan bahwa secara rinci bagaimana seluruh SDM yang ada
lemahnya aktivitas komunikasi mencerminkan bertindak sesuai dengan standar yang ada dan
rendahnya kepedulian terhadap pelaksaaan job descnya, sehingga nantinya akan muncul
implementasi kebijakan. arus kerja yang teratur dan efektif.
Variabel keempat adalah karakteristik Variabel yang kelima adalah sikap
instansi/badan pelaksana. karakteristik atau para pelaksana. Sikap para pelaksana
ciri dari badan pelaksana dalam suatu program diartikan sebagai kecenderungan, keinginan,
harus berkarakteristik keras dan ketat pada atau kesepakatan para pelaksana untuk
aturan serta taat pada sanksi hukum yang melaksanakan kebijakan. Tiga elemen yang
berlaku (Isma, 2018). Puskesmas Karangmalang mempengaruhi kemampuan dan kemauan
telah membentuk Surat Keputusan (SK) Tim para pelaksana dalam mengimplementasikan
DOTS untuk mendukung para pelaksana kebijakan yaitu pengetahuan dan pemahaman,
program dalam menjalankan tugasnya, namun respon mereka menerima, netral, atau menolak,
Puskesmas Karangmalang tidak memiliki dan intensitas para pelaksana dalam mendukung
struktur organisasi khusus untuk pelaksanaan kebijakan (Kamilah, 2018). Ketiga elemen itu
penemuan kasus TB Paru. Menurut informan, sangat penting, terutama pengetahuan yang
struktur organisasi biasanya dalam lingkup luas dan mendalam bagi para pelaksana dalam
birokrasi atau instansi, bukan dalam suatu memahami implementasi kebijakan yang
program atau kegiatan. diharapkan akan terimplementasikan oleh
Kemudian untuk indikator struktur para pelaksana melalui berbagai kegiatan agar
birokrasi yaitu dengan adanya Standar tercapai tujuan dari kebijakan.
Operasional Prosedur (SOP). SOP adalah salah Implementasi penemuan kasus TB di
satu aspek penting yang perlu dibuat dalam Puskesmas Karangmalang telah didukung oleh
rangka mewujudkan birokrasi yag memiliki kecenderungan yang baik antar pelaksananya.
kriteria efektif, efisien, dan ekonomis pada Hal tersebut dilihat dari sikap mereka
seluruh proses penyelenggaraan administrasi yang berkomitmen melaksanakan kegiatan
pemerintahan (Sulistiani, 2016). Menurut penemuan kasus TB sebagai langkah awal
Irawati (2016), SOP atau prosedur adalah dalam penanggulangan Tuberkulosis. Semua
dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk pelaksana baik petugas di dalam fasyankes
menjabarkan metode yang digunakan dalam ataupun petugas lapangan yang keliling ke
mengimplementasikan dan melaksanakan rumah-rumah warga, apabila menemukan
kebijakan dan aktivitas organisasi seperti yang suspek TB yaitu orang yang batuk lebih dari
ditetapkan dalam pedoman. 2 minggu, bertanggung jawab untuk melapor
Singkatnya, SOP merupakan pedoman agar dianjurkan pemeriksaan dahak kepada
tertulis yang dipergunakan untuk mendorong petugas laboratorium.
dan menggerakkan para pelaksana agar Berdasarkan pengakuan pasien
menjalankan kegiatan sesuai tugas dan standar/ TB, semua pelaksana dalam memberikan
tujuan program. Berdasarkan hasil penelitian, pelayanan baik didalam faskes maupun diluar
Puskesmas Karangmalang belum memiliki SOP faskes dilakukan dengan sikap yang baik,
penemuan kasus TB Paru. Pemegang program ramah, tidak dipersulit, memberikan kesan
mengaku SOP penemuan kasus TB Paru masih menyenangkan, dan menjaga privasi pasien.
38
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
Pelaksana yang berkualitas dan ramah terbukti Kondisi lingkungan politik dalam
dapat memotivasi pasien dalam kepatuhan implementasi penemuan kasus TB Paru di
minum OAT (Widjanarko, 2009). Puskesmas Karangmalang berkaitan dengan
Walaupun sikap penerimaan dan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan di
intensitas pelaksana terhadap implementasi wilayah kerja Pukesmas Karangmalang. Selain
penemuan kasus TB sudah baik, tetapi dukungan masyarakat, dukungan tokoh-
pengetahuan dan pemahaman para pelaksana tokoh masyarakat seperti RT, RW, Lurah, dan
terhadap kegiatan-kegiatan dalam strategi Camat juga berpengaruh pada keberhasilan
penemuan kasus TB masih kurang. Masih ada implementasi penemuan kasus TB di
beberapa kegiatan dalam strategi penemuan Puskesmas Karangmalang. Bentuk dukungan
kasus TB yang belum pernah dilakukan, yang dilakukan oleh setiap lurah di wilayah
diantaranya penemuan di tempat khusus dan kerja Puskesmas Karangmalang dengan
berisiko, pemantauan batuk, dan skrining memberikan izin atas setiap kegiatan-kegiatan
masal. Sikap para pelaksana berkaitan dengan dalam penemuan kasus TB Paru. RT dan RW di
standar dan sasaran kebijakan. Implementor setiap kelurahan juga ikut mendukung dengan
dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai mengizinkan petugas kesehatan masuk dalam
standar dan sasaran yang telah ditetapkan. pertemuan masyarakat seperti acara PKK RT/
Variabel yang terakhir yaitu kondisi RW dengan mengisi sosialisasi Tuberkulosis.
lingkungan. Kondisi lingkungan mempunyai Selain itu, diadakan juga pertemuan di
keterkaitan yang penting pada keinginan kecamatan dalam rangka monitoring dan
dan organisasi/badan pelaksana. Sejah mana evaluasi kinerja petugas kesehatan yang telah
lingkungan eksternal turut mendorong dilakukan.
keberhasilan yang telah ditetapkan. Lingkungan Selain dukungan masyarakat dan
eksternal dalam hal ini mencakup lingkungan tokoh-tokoh masyarakat, kondisi lingkungan
sosial, lingkungan politik, dan lingkungan ekonomi juga ikut mempengaruhi keberhasilan
ekonomi. Lingkungan yang tidak kondusif implementasi penemuan kasus Tuberkulosis.
baik sosial, politik, maupun ekonomi dapat Fasilitas rumah yang tidak memadai dan
menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja kondisi lingkungan yang tidak sehat sangat
implementasi kebijakan. Oleh karena itu, upaya berpengaruh terhadap kesehatan penghuni
untuk mengimplementasikan kebijakan harus rumah tersebut. Fasilitas rumah disini tidak
juga memperhatikan kekondusifan kondisi sepenuhnya diartikan dengan kelengkapan
lingkungan eksternal (Djiko, 2018). perabot rumah tangga, tapi lebih menitik
Kondisi lingkungan sosial yang beratkan pada standar kualitas perumahan
mempengaruhi keberhasilan implementasi dalam hubungannya dengan luas lantai,
penemuan kasus TB Paru di Puskesmas jenis lantai, jenis dinding, atap, penerangan,
Karangmalang adalah peran serta masyarakat dan kelembaban. Rendahnya kemampuan
dalam membantu pelacakan dan penemuan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan
suspek TB. Menurut pemegang program, pokok menyebabkan keterbatasan kemampuan
masyarakat kooperatif apabila terdapat untuk menjangkau standar kesehatan dalam
pemberitahuan informasi tentang penyakit bentuk rumah sehat sehingga dapat berisiko
Tuberkulosis. Sedangkan pasien TB mengaku terserang penyakit menular (Isma, 2018).
bahwa tidak ada tetangga atau masyarakat yang Kondisi rumah yang belum memenuhi
mengucilkan. Artinya, tidak ada stigma buruk syarat rumah sehat dapat mempengaruhi
yang dialami oleh pasien TB. Hal ini sesuai terjadinya penyakit Tuberkulosis. Wilayah
dengan yang tercantum pada Permenkes RI Puskesmas Karangmalang berupa
No. 67 Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa perkampungan dengan 198 rumah penduduk
salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menggunakan kayu/papan (BPS Kota
mendukung penanggulangan Tuberkulosis Semarang, 2019). Penelitian Indriyani (2016)
dengan tidak menumbuhkan stigma negatif menyebutkan bahwa ada hubungan antara
di masyarakat dan kooperatif membantu kelembaban dan pencahayaan dengan TB Paru.
pelacakan kontak erat pasien. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi pada
39
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
rumah pasien TB, masih terdapat beberapa Angka 2019. Semarang: BPS Kota Semarang.
rumah di Kelurahan Purwosari yang belum Budhiyanto, Rianto, B., & Djanat, V. 2019.
sesuai syarat rumah sehat terutama kelembaban Implementation of Monitoring and Control
dan pencahayaan. Terdapat beberapa rumah Procedure Policies in Mangrove Zone of
Wonorejo District: a Case Study of Surabaya
yang masih memiliki jendela kayu sehingga
Mayor Regulation #65 of 2011. RJOAS
cahaya matahari tidak dapat menembus masuk (Russian Journal of Agricultural and Socio-
ke dalam kamar tidurnya, juga tidak ada lubang Economic Sciences), 85(1), 480–489.
ventilasi udara sehingga sirkulasi udara di Diefenbach-Elstob, T., Plummer, D., Dowi, R.,
dalam kamar menjadi kurang. Situasi ini dapat Wamagi, S., Gula, B., Siwaeya, K., Pelowa,
mempengaruhi kualitas udara (suhu udara, D., Siba, P., & Warner, J. 2017. The social
pencahayaan, kelembapan, serta pengaturan determinants of tuberculosis treatment
dan pertukaran udara) di dalam rumah yang adherence in a remote region of Papua New
berpengaruh terhadap perkembangan bakteri Guinea. BMC Public Health, 17(1), 1–12.
Mycobacterium tuberculosis (Menkes RI, Dinkes Kota Semarang. 2019. Profil Kesehatan Kota
Semarang 2018. Semarang: Dinkes Kota
2011).
Semarang.
Djiko, R., Tangkau, C. H. S. 2018. Implementasi
Kesimpulan Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional di
Berdasarkan hasil penelitian dan Kabupaten Halmahera Utara. 109–120.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa standar Faradis, N. A., & Indarjo, S. 2018. Implementasi
dan sasaran penemuan kasus TB sudah jelas Kebijakan Permenkes Nomor 67 Tahun
tercantum dalam modul penemuan pasien 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
TB yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. HIGEIA (Journal of Public Health Research
Akan tetapi dalam pelaksanaannya, para and Development), 2(2), 307–319.
pelaksana tidak melaksanakan beberapa Fox, G. J., Nhung, N. V., Sy, D. N., Hoa, N. L. P., Anh,
L. T. N., Anh, N. T., Hoa, N. B., Dung, N. H.,
kegiatan seperti penemuan kasus di tempat
Buu, T. N., Loi, N. T., Nhung, L. T., Hung,
khusus dan berisiko, pemantauan batuk, dan N. V., Lieu, P. T., Cuong, N. K., Cuong, P. D.,
skrining massal. Kesiapan sumberdaya sudah Bestrashniy, J., Britton, W. J., & Marks, G. B.
tercukupi, namun jumlah petugas lapangan 2018. Household-Contact Investigation for
dan keikutsertaan kader TB dalam penemuan Detection of Tuberculosis in Vietnam. The
kasus TB Paru masih kurang. Komunikasi New England Journal of Medicine, 378(3),
dan koordinasi dalam internal puskesmas 221–229.
maupun dengan dinas kesehatan sudah baik. Handayani, S., Manglapy, Y. M., & Rimawati, E.
Karakteristik instansi/badan pelaksana dalam 2018. Pelatihan Active Case Finding TB pada
pelaksanaan penemuan kasus TB di Puskesmas Petugas Surveilans Kesehatan (Gasurkes)
Penyakit Menular. Abdimasku : Jurnal
Karangmalang masih kurang. Belum adanya
Pengabdian Masyarakat, 1(2), 67–70.
SOP penemuan kasus TB Paru di Puskesmas Haryati, R. A. 2019. Analisis Pelaksanaan Program
Karangmalang. Pengorganisasian TIM TB Pelatihan dan Pengembangan Karyawan:
juga tidak tertulis secara struktur. Sikap para Studi Kasus Pada PT Visi Sukses Bersama
pelaksana dalam pelaksanaan penemuan kasus Jakarta. Widya Cipta - Jurnal Sekretari dan
TB Paru di Puskesmas Karangmalang masih Manajemen, 3(1), 91–98.
kurang optimal. Kondisi lingkungan dalam Indriyani, N., Istiqomah, N., & Anwar, M. C. 2016.
mendukung pelaksanaan penemuan kasus TB Hubungan Tingkat Kelembaban Rumah
Paru di Puskesmas Karangmalang sudah baik. Tinggal dengan Kejadian Tuberkulosis Paru
di Wilayah Kecamatan Tulis Kabupaten
Batang. Unnes Journal of Public Health, 5(3),
Daftar Pustaka
214–220.
Ali, M. M. 2018. Primary Health Care Policy
Irawati, R., & Hardiastuti, E. B. W. 2016. Perancangan
Implementation Performance in Bangladesh:
Standard Operating Procedure (SOP) Proses
Affecting Factors. Journal of Public
Pembelian Bahan Baku, Proses Produksi dan
Administration and Governance, 8(1), 317–
Pengemasan pada Industri Jasa Boga (Studi
352.
Kasus pada PT. KSM Catering & Bakery
BPS Kota Semarang. 2019. Kecamatan Mijen dalam
Batam). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan
40
Siti Lutfiyah Ulfa, Mardiana / Implementasi Penemuan Kasus TB Paru / IJPHN (1) (1) (2021)
41