Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya,
Gedung dr.A.I.Muthalib, MPH Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan, Indonesia
theta_elba.moulina@yahoo.com
Abstrak
Penanggulangan TB Paru merupakan tanggungjawab seluruh elemen antara lain pemerintah, petugas kesehatan dan masyarakat.
AKMS TB merupakan program pengendalian TB yang mengupayakan dukungan dari Pemerintah, perlunya keterampilan
komunikasi petugas kesehatan dan melibatkan masyarakat atau lintas sektoral dalam pengendalian TB. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis implementasi Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial (AKMS) dalam pengendalian
Tuberkulosis Paru di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016. Jenis penelitian adalah penelitian analitik deskriptif dengan
pendekatan kualitatif interaktif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam terhadap 15 (limabelas) informan,
diskusi kelompok terarah, observasi, pemeriksaan dokumen, dan studi kepustakaan. Sampel sumber data dipilih secara purposive
sampling. Teknik analisis berupa reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi advokasi dan pelaksanaan strategi komunikasi belum terlaksana sesuai pedoman AKMS seperti belum adanya
advokasi kepada pemangku kebijakan, pengembangan media promosi, kampanye Tuberkulosis melalui media massa baik cetak
maupun elektronik, dan belum dilaksanakan pelatihan konseling serta komunikasi interpersonal bagi petugas kesehatan.
Mobilisasi sosial di tingkat Dinas Kesehatan dan Puskesmas belum dilaksanakan seperti belum ada pedoman mobilisasi sosial
pengendalian Tuberkulosis dan perumusan kebijakan yang mendukung implementasi integrasi layanan yang terintegrasi dengan
UKBM, belum melibatkan komunitas khusus dan LSM dan belum dilaksanakan sosialisasi piagam hak dan kewajiban pasien
TB. Rendahnya pengetahuan petugas kesehatan tentang program AKMS TB menjadi penyebab program AKMS belum
dilaksanakan. Perlunya segera dilakukan pelatihan tentang Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial kepada Wasor TB,
Kepala Puskesmas, pemegang program Tuberkulosis.
Abstract
Pulmonary TB control was the responsibility of all elements such as government, health care workers and the community.
AKMS TB is TB control program that seeking support from the government, the need for communication skills of health
workers and involve the community or cross-sectoral in TB control. The purpose of this study was to analyze the implementation
of the Advocacy, Communication and Social Mobilization (ACSM) in the control of Tuberculosis in North Musi Rawas District
on Year 2016. This type of research was descriptive analytic research with interactive qualitative approach. Data collection
techniques in-depth interviews with 15 (fifteen) informants, focus groups, observation, inspection of documents, and literature
study. Sample data sources selected by purposive sampling. Analysis techniques in the form of data reduction, data presentation
and verification of data. The results showed that the implementation of advocacy and implementation of communication
strategies have not been implemented according to the AKMS guidelines as there is no advocacy to policy makers, the media
campaign development, Tuberculosis campaigns through the mass media both print and electronic, and have not been
implemented counseling and interpersonal communication training for health workers. Social mobilization at the Health
Department and Community Health Center has not been implemented as there is no guidelines for social mobilization
Tuberculosis control and formulation of policies that support the implementation of the integration of services integrated with
UKBM, not involving special communities and NGOs and socialization have not implemented the charter of rights and
obligations of TB patients. Lack of knowledge by health workers of AKMS TB program causes the AKMS TB program has not
been implemented. The need for immediate training on Advocacy, Communication and Social Mobilization to defuty supervisor
of Tuberculosis, Head of Puskesmas, holder Tuberculosis program.
38
39 Theta: Studi kualitatif implementasi advokasi….
100
94
86 Karang Jaya
82
80 64 65 65 LSM PENGAWASAN Desa Karang Waru Kec.
60 43 PEMBANGUNAN DAN Muara Rupit
37
40 BANTUAN HUKUM
20 LSM FORUM RAKYAT Jln. Bukit Kecil Pasar Atas
0 PEDULI KEJUJURAN Kec. Surulangun
Jan- April- Juli- Okt- Jan- April- Juli- Okt- Jan- April-
ORGANISASI SOSIAL Desa Batu Gaja Baru Kec.
Mar Jun Sept Des Mar Jun Sept Des Mar Jun
2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016 KEMASYARAKATAN AS Muara Rupi
BATU GAJA (ABG)
LSM PEDULI Jln. Lintas Sumatera KM 75
LINGKUNGAN Kec. Muara Rupit
Gambar 1. Grafik Angka kasus TB BTA Positif (+) Kab. ORMAS FM-RIBER Komplek Pertokoan Pasar
Musi Rawas Utara No 03 Desa Beringin
Sumber: Profil DinKes Kab. Musi Rawas Utara 2015-2016 Makmur II
FORUM MASYARAKAT Jln. Bingin Teluk No 422 RT
TB Paru BTA (+) ada peningkatan di setiap YAYASAN SERMAI 011 Kec. Muara Rupit
triwulan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Case RIZKI INDONESIA
FORUM MASYARAKAT Muara Rupit
Detection Rate (CDR) dapat dilihat pada KERUKUNAN UMAT
grafik dibawah ini : BERAGAMA
FKTKSK Jln. Depati Kecil No 404 RT
02 RW 01 Kec. Muara Rupit
Target 70 % Sumber : Badan KESBANGPOL Kab. Musi Rawas Utara
Tahun 2016
Melibatkan LSM Wawancara mendalam : LSM pihak seperti yang telah dijelaskan dalam
dan memobilisasi dan masyarakat belum program AKMS TB maka DOTS tidak mampu
masyarakat dilibatkan dalam upaya
pengendalian TB.
memutus mata rantai penularan TB paru17.
SDM Wawancara mendalam : SDM Kondisi struktur pemerintahan yang baru
masih kurang sebagai contoh di dibentuk terkadang koordinasi antar instansi
Puskesmas Bidan menjadi secara linear dan vertikal untuk membahas dan
peracik obat disebabkan membentuk kebijakan belum sepenuhnya
kekurangan petugas di bagian
apotek.
terlaksana dengan baik. Sebagian besar fokus
Sosialisasi piagam Wawancara mendalam : Petugas kerja masih dalam konsolidasi dan
hak dan bahkan belum pernah internalisasi di instansinya masing-masing.
kewajiban pasien mendengar adanya hak dan Hal inilah dapat menyebabkan advokasi
kewajiban pasien TB kepada pemangku kebijakan untuk membahas
dan membentuk kebijakan dalam pengendalian
4. Pembahasan TB paru belum terlaksana secara optimal.
Namun demikian hal ini tidak dapat menjadi
Advokasi alasan tidak dilaksanakannya advokasi karena
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah TB di Kabupaten Musi Rawas Utara
advokasi kepada para pemangku kebijakan juga merupakan masalah penting yang harus
dalam pengendalian TB paru tidak segera diatasi. Sebagian pimpinan dan petugas
dilaksanakan secara optimal. Kebijakan pemegang program TB mempunyai latar
pengendalian TB menggunakan strategi belakang pendidikan yang tidak sesuai,
penjaringan, penegakan diagnosa dan kualitas pengetahuan dan pemahaman program
pengobatan DOTS. Strategi DOTS AKMS masih kurang mengakibatkan tidak ada
memutuskan rantai penularan dan dengan program advokasi kepada pemangku
demikian menurunkan penemuan kasus TB16. kebijakan.
Angka Case Detection Rate (CDR) Kabupaten Data TB belum begitu lengkap, beberapa
Musi Rawas Utara terhadap TB Paru tahun puskesmas tidak memiliki data TB. Data tidak
2015 sebesar 100% yang tertinggi di Propinsi lengkap mengakibatkan kesulitan dalam
Sumatera Selatan melampaui dari target meyakinkan pemangku kebijakan untuk
nasional yaitu 70%7. CDR menggambarkan mengeluarkan anggaran dana. Anggaran dana
tingginya penemuan pasien baru BTA positif. daerah untuk penanggulangan TB masih
Penemuan penderita TB paru dilakukan secara sedikit. Dana General Fund (GF) telah
pasif dengan promosi aktif (passive promotive berhenti dan dihapuskan sejak Januari 2016.
case finding)20,24. Menurut peneliti CDR yang Dana BOK di Puskesmas untuk operasional
tinggi tidak dapat menjadi tolak ukur bahwa dan manajemen tidak fokus untuk
pemangku kebijakan telah maksimal dalam pengendalian TB, tetapi juga untuk pelayanan
memberikan dukungan politis dan dana kesehatan lainnya terutama promotif dan
sehingga penemuan kasus TB berhasil. preventif. PerMenKes RI no 11 tahun 2015
Melainkan harus dikaji ulang bahwa CDR tentang petunjuk teknis dana BOK Puskesmas
yang tinggi menandakan masih banyak pasien tidak boleh dimanfaatkan untuk upaya kuratif
TB, berpotensi menularkan kepada orang lain. dan rehabilitatif, gaji, uang lembur, insentif,
Pertanyaannya adalah dimana peran DOTS pemeliharaan gedung, pemeliharaan
sebagai strategi untuk memutus mata rantai kendaraan, biaya listrik, telepon, biaya air,
penularan dan pada akhirnya penemuan kasus pengadaan obat, vaksin, reagensia, alat
TB berkurang. Program DOTS sedemikian kesehatan, dan biaya transportasi rujukan
baik tetapi apabila tidak didukung dengan pasien18.
komitmen politis, pendanaan, Sumber Daya Alokasi APBD terbatas untuk kepentingan
Manusia (SDM) serta dukungan dari semua pembangunan infrastruktur. Sehingga peneliti
JKK, Volume 5, No 1, Januari 2018: 38-48 44
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411
berpendapat bahwa hal tersebut narkoba, meminum racun dan penyakit yang
mengakibatkan sedikitnya alokasi untuk memalukan. Akibatnya penderita TB tidak
operasional penanggulangan TB. Perlu ingin penyakitnya diketahui dan dilakukan
dilakukan peningkatan kemampuan pengelola pengobatan. Dalam penelitian yang dilakukan
program dalam menyusun perencanaan Kadir (2010) bahwa komunikasi dalam
anggaran dan menyiapkan data yang lengkap penyuluhan berperan terhadap pengetahuan
sebagai dasar advokasi agar APBD masyarakat akan penanggulangan penyakit
memberikan bagian yang cukup besar untuk Tuberkulosis di Kecamatan Suppa Kabupaten
program TB di Kabupaten Musi Rawas Utara. Pinrang14.
Hasil penelitian ini juga sama halnya dengan CDR TB paru melebihi target nasional
penelitian yang dilakukan oleh Hary Budiman bukan berarti penyuluhan, penyebarluasan
tahun 2011 di Kota Padang bahwa pelaksanaan informasi, keterampilan komunikasi dan
advokasi dan sosialisasi program pengendalian konseling petugas kesehatan telah baik
TB belum maksimal dilaksanakan disebabkan sehingga pasien baru kasus TB BTA (+)
karena kurangnya dukungan alokasi dana oleh banyak ditemukan. Tetapi hal ini
pemerintah7. menimbulkan pertanyaan bagaimana proses
Dinas Kesehatan terbuka dalam penemuan kasus baru tersebut sehingga
memberikan informasi tentang kejadian mendapatkan CDR yang tinggi. Apakah
penyakit TB atau masalah penyakit lainnya. memang CDR yang tinggi disebabkan petugas
Hal ini akan memulai terlaksananya advokasi sudah memiliki keterampilan komunikasi dan
kepada media massa. Saat ini pemanfaatan konseling atau tanpa sengaja ditemukan saat
media elektronik maupun media cetak dalam berobat ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)
sosialisasi pengendalian TB belum sehingga perlu kajian lebih lanjut mengenai
dilaksanakan. Media elektronik lokal seperti angka CDR tersebut sesuai penelitan Awusi
radio atau TV maupun media cetak lokal dkk bahwa Faktor yang berpengaruh dengan
belum ada di Kabupaten Musi Rawas Utara. penemuan penderita TB paru adalah
Advokasi kepada media menjadikan program penjaringan suspek TB, pelayanan KIE TB
TB masuk sebagai agenda pemberitaan dan pelatihan DOTS. Faktor dominan yang
diantaranya berupa workshop media untuk TB. paling berpengaruh terhadap penemuan
Pentingnya kerjasama dengan media cetak dan penderita Tb Paru di kota Palu adalah
elektronik sesuai dengan penelitian yang penjaringan suspek TB24.
dilakukan di Pakistan tahun 2013 oleh Tahir Dinas Kesehatan belum melaksanakan
Turk, Fiona J Newton, Joshua D Netwon, pengembangan media seperti leaflet, baliho
Farah Naureen dan Jodah Bokhari bahwa atau spanduk disebabkan oleh rendahnya
perlunya ACSM TB di masa depan dengan alokasi dana dan banyaknya masalah lainnya
memanfaatkan saluran media yang disukai yang juga perlu didanai. Hasil penelitian yang
akan memiliki efek aditif terhadap diperoleh di Kabupaten Musi Rawas Utara
26
pengetahuan kesehatan . tidak sejalan dengan hasil penelitian Aprilia
Komunikasi (2012) bahwa pelaksanaan penyuluhan TB
Penyuluhan atau pemberian informasi dapat dilaksanakan dengan berbagai cara,
secara langsung melalui Puskesmas, Polindes misalnya penyuluhan kelompok (kelompok
dan Pustu merupakan satu-satunya cara penderita atau bersama kelurga penderita/
komunikasi yang paling efektif untuk saat ini PMO), menempelkan poster atau memberikan
di Kabupaten Musi Rawas Utara. Hal ini media cetak lainnya. Memperdengarkan pesan
disebabkan belum terdapat media cetak seperti pesan singkat tentang TB melalui tape
leaflet, baliho atau spanduk tentang TB. recorder/ kaset, pemutaran film/ video,
Paradigma yang berkembang bahwa TB paru membuat majalah dinding dan sebagainya5.
merupakan penyakit yang diturunkan, karena
45 Theta: Studi kualitatif implementasi advokasi….
Padang mengemukakan bahwa keterlibatan dan kewajiban. Pemahaman dan pelaksanaan isi
peran serta dari berbagai sektor menentukan piagam hak dan kewajiban pasien TB akan
keberhasilan pengendalian Tuberkulosis di Kota membantu pemberdayaan pasien dan
Padang7. masyarakat serta membangun terjalinnya
Pemerintah Kabupaten yang baru bukan hubungan menguntungkan antara pasien dan
menjadi alasan tidak adanya kerjasama dengan masyarakat dengan petugas kesehatan, piagam
LSM. Pemberdayaan LSM dan masyarakat tersebut disusun mengacu pada Undang–
sebagai konsekuensi dari kurangnya SDM di Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kabupaten Musi Rawas Utara. Penelitian Kedokteran29.
Kamineni (2011) di Odisha, India
menunjukkan bahwa kombinasi faktor 5. Kesimpulan dan saran
keterlibatan LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat), interface (yang menghubungkan 1. Pelaksanaan advokasi yang mendukung
pemerintah dengan LSM (NGO) dan program DOTS tidak dilaksanakan oleh
organisasi lainnya yang terlibat ditambah Dinas Kesehatan maupun Puskesmas.
dengan pelatihan peningkatan dan keterlibatan DOTS telah dilaksanakan faktanya angka
tenaga kesehatan garis depan dan kelompok CDR tinggi. Penyebab mendasar bahwa
masyarakat dan penyebaran sumber daya Pimpinan sampai pemegang program TB
berbasis masyarakat, memberikan kontribusi memiliki pemahaman yang kurang tentang
untuk meningkatkan kesadaran dan program advokasi. Pengendalian TB seperti
pengetahuan tentang TB di kabupaten yang penjaringan, penegakan diagnosa dan
ditargetkan15. pengobatan DOTS kurang didukung dengan
LSM 'Aisyiyah sebagai lembaga sosial advokasi. Pendanaan tergantung pada
membantu Program Penanggulangan bantuan Global Fund dan BOK, tidak
Tuberkulosis HIV (TB-HIV) berbasis terdapat media avokasi kit dan advokasi ke
masyarakat. Propinsi Sumatera Selatan terdapat media massa dalam belum dilakukan.
2 (dua) Kabupaten/Kota yang telah memiliki 2. Penyuluhan langsung satu-satunya
Community TB Care 'Aisyiyah yaitu komunikasi paling efektif dan strategi
Kabupaten Muara Enim dan Kota Palembang komunikasi belum sesuai RAN AKMS.
(http://tbcareaisyiyah.org)3. Menurut peneliti Media promosi dan kampanye TB melalui
sebaiknya Pemerintah Kabupaten Musi Rawas media massa belum terlaksana, pelatihan
Utara memberdayakan LSM di daerahnya konseling dan komunikasi interpersonal
dengan belajar pada LSM Aisyiyah. bagi petugas kesehatan juga belum
Dalam penelitian ini poskesdes dan Pos TB dilaksanakan. CDR melebihi target nasional
desa belum dibentuk. Hal ini disebabkan bukan berarti strategi komunikasi telah
mekanisme dan fungsi pembentukan berjalan dengan baik. Kendala yang paling
poskesdes yang belum dipahami secara baik utama adalah masalah dana dan
oleh petugas serta Sumber Daya Manusia yang pengetahuan petugas yang masih kurang
terbatas. Poskesdes adalah upaya kesehatan untuk melaksanakan program tersebut.
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang APBD diutamakan untuk pembangunan
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan infrastruktur gedung, jalan, air dan listrik.
atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar Kerjasama Dinas Kesehatan dengan
masyarakat desa21. pihak swasta untuk memperoleh dukungan
Sosialisasi piagam hak dan kewajiban dana belum optimal dilakukan.
pasien TB yang melibatkan LSM dan 3. Data Badan KESBANGPOL sekitar 16
masyarakat belum dilaksanakan. Penyebabnya (enambelas) LSM belum dilibatkan dalam
adalah petugas belum mengetahui dan penanggulangan TB paru. Keberhasilan
mendengar adanya program piagam hak dan CDR lebih dari 70 % tidak menggambarkan
47 Theta: Studi kualitatif implementasi advokasi….
masyarakat dan LSM terlibat dalam 4. Afrizal, 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
penemuan kasus TB Paru. Penyebab paling Jakarta : PT Rajawali Press/Raja Grafindo
utama adalah petugas kesehatan belum Persada.
memahami pentingnya peran mobilisasi 5. Aprilia, Ria. 2012. Advokasi dan
sosial dan manfaat keterlibatan masyarakat, Komunikasi Kader TB Terhadap Penderita
LSM serta komunitas khusus dalam TB di Kecamatan Tallo Kota Makassar.
penanggulangan TB. Tidak ada forum Skripsi, FKM Unhas. Makassar.
komunikasi yang melibatkan semua lintas 6. Amiruddin. F, Ibnu. Indra F, Rahman. MA.
sektoral. Sebagai Kabupaten baru 2013.Implementasi Strategi Akms Dalam
Pemerintah Daerah fokus menyelesaikan Penanggulangan Tb Paru Oleh ‘Aisyiyah
masalah internal. Perumusan pedoman Muhammadiyah Di Kota Makassar.Jurnal
layanan TB yang terintegrasi dengan FKM Unhas Makassar
masyarakat, sosialisasi piagam hak dan 7. Budiman, Hary. 2012. Analisis Pelaksanaan
kewajiban pasien dan pembentukan pos TB Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi
desa belum dilaksanakan. Sosial dalam Pengendalian Tuberkulosis di
Peneliti memberikan beberapa saran antara Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011.
lain: Jurnal. Pasca Sarjana Universitas Andalas.
1. Perlunya dilaksanakan sosialisasi dan 8. Burugina, S., Bansal, A.K., Madhava, S. &
pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan Menezes, R.G. 2015, "Has India's TB
(Kepala Puskesmas, dokter, Wasor TB, programme undermined TB advocacy?",
pemegang program TB) tentang Advokasi, Perspectives in Public Health, vol. 135, no.
Komunikasi dan Mobilisasi Sosial (AKMS) 6, pp. 288-289.
TB 9. Dinas Kesehatan Prop SumSel. 2012. Profil
2. Perlu penelitian mendalam tentang tingkat Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.
pengetahuan petugas kesehatan terhadap Palembang.
seluruh program TB. 10. Dinas Kesehatan Kab Muratara. 2015.
3. Perlu penelitian yang mendalam tentang Laporan Tahunan Dinas Kesehatan.
Passive Promotive Case Finding dan public Muara Rupit
private mix dalam pengendalian TB. 11. Elkington, P. & Zumla, A. 2015, "Update
in Mycobacterium tuberculosis Lung
Daftar Pustaka Disease 2014", American Journal of
Respiratory and Critical Care Medicine,
1. Administrator. 2016. Pembangunan vol. 192, no. 7, pp. 793-798.
Muratara Jangka Pendek Fokus Pada 12. Floyd, K. & Pantoja, A. 2008, "Financial
Infrastruktur Jalan, Listrik Dan Air Bersih. resources required for tuberculosis control
Sumber: Berita muratara diakses dari to achieve global targets set for 2015",
http://muratarakab.go.id tanggal 3 Agustus World Health Organization.Bulletin of the
2016. World Health Organization, vol. 86, no. 7,
2. Administrator. 2016. Penderita Penyakit TB pp. 568-76.
di Muratara Memprihatinkan. Sumber: 13. Haq, Z., Khan, W. & Seita, A. 2012,
Berita muratara diaksess dari "Promoting public-private mix for TB-
http://muratarakab.go.id tanggal 3 Agustus DOTS: a multi-country study from the
2016. WHO Eastern Mediterranean
3. Administrator. 2016. Profil Organisasi Region/Promotion d'un partenariat public-
Community TB Care Aisyiyah. Diakses privé pour le traitement de la tuberculose
darihttp://www.tbcareaisyiyah.org/tentang- de brève durée sous observation directe
kami/profil-organisasi/ tanggal 22 Oktober (DOTS) : une étude multipays dans la
2016. Région OMS de la Méditerranée
JKK, Volume 5, No 1, Januari 2018: 38-48 48
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411