Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Penilaian Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis Berbasis Semar Betul


(Semarang Berantas Tuberkulosis) dengan Metode Pieces di Puskesmas Kota
Semarang

Maryani Setyowati1, Jaka Prasetya2


1,2
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro, Jalan Nakula 1 no. 5-11
Semarang, Indonesia
Email: 1 setyowati.maryani@gmail.com, 2jaka_p27@yahoo.com

Tanggal Submisi: 19 Juni 2020; Tanggal Penerimaan: 14 September 2020

ABSTRAK
Pencatatan dan pelaporan Tuberkulosis dilakukan mulai dari fasilitas
pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas yang dilaporkan secara berjenjang
ke tingkat kabupaten/kota, provinsi, sampai ke pusat dengan menggunakan sistem
informasi secara elektronik yang disebut Sistem Informasi TB Terpadu (SITT)
yang berbasis web dan terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan secara
nasional. Namun di Kota Semarang telah mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan Tuberkulosis dengan menggunakan aplikasi SEMAR BETUL pada
tahun 2019 berdasarkan kebutuhan data dan informasi yang belum ada di SITT.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pencatatan dan pelaporan dalam
SEMAR BETUL yang digunakan untuk Kasus Tuberkulosis di wilayah Kota
Semarang dengan menggunakan metode PIECES. Penelitian ini termasuk jenis
Explanatory research dengan metode Survei dengan pendekatan secara observasi
dan wawancara kepada Programmer TB di puskesmas Kota Semarang.
Berdasarkan evaluasi dengan Metode PIECES dari hasil wawancara dari
Programmer TB dari 4 (empat) Puskesmas di Kota Semarang menyatakan bahwa
aplikasi SEMAR BETUL sudah memenuhi kelengkapan pencatatan dan laporan
yang dibutuhkan dalam pelayanan pengobatan pasien TB. Serta waktu respon
untuk loading datanya sudah termasuk cepat dan bersifat online atau langsung
terhubung dengan pelaporan di DKK Semarang, sehingga tidak memerlukan
waktu lama untuk mengetahui pengobatan pasien TB di puskesmas Kota
Semarang.
Kata kunci : Metode PIECES, SEMAR BETUL, Tuberkulosis.

ABSTRACT
Tuberculosis recording and reporting are carried out starting from basic health
service facilities such as Puskesmas which are reported in stages to the district/city,
provincial, to the central level using an electronic information system called the
Integrated TB Information System (SITT) which is web-based and integrated with
the system national health information. But in the city of Semarang has developed a
system for recording and reporting Tuberculosis by using the SEMAR BETUL
application in 2019 based on data and information needs that do not yet exist in
SITT. The purpose of this study was to assess the recording and reporting in SEMAR
BETUL used for the Tuberculosis Case in the Semarang City area using the PIECES
method. This research is a type of Explanatory research with a survey method with
observation and interview approach to TB Programmers in Puskesmas in the
ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).
DOI : 10.23917/jk.v13i2.11210
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Semarang City. The result based on the evaluation by the PIECES Method from the
interviews of TB Programmers from 4 (four) Puskesmas in the Semarang city stated
that the SEMAR BETUL application has fulfilled the complete records and reports
needed in TB patient treatment services. And the response time for loading the data
is included fast and is online or directly connected with reporting at the DKK
Semarang, so it does not require a long time to find out the treatment of TB patients
in Puskesmas in the Semarang City.
Keywords: PIECES Method, SEMAR BETUL, Tuberculosis.

PENDAHULUAN Peduli Paru Sehat (Madupahat) sebagai


wujud dari pemberdayaan masyarakat oleh
Kasus Tuberkulosis masih banyak Balai Kesehatan Masyarakat Wilayah
terjadi di Indonesia saat ini, termasuk di Semarang yang berperan dalam Program
wilayah Jawa Tengah. Tuberkulosis yang Pengendlian TB (Umiasih and Handayani,
disingkat TB merupakan penyakit menular 2017).
yang disebabkan oleh bakteri Kasus Tuberkulosis juga dijumpai di
Mycobacterium tuberculosis yang dapat wilayah Kota Semarang, berdasarkan Profil
menyerang paru dan organ lainnya Kesehatan Kota Semarang tahun 2018,
(Kemenkes, 2016). Tuberkulosis paru ditemukan penderita TB BTA untuk semua tipe
menjadi salah satu penyakit kronis yang pada tahun 2018 sebanyak 4.525 kasus dengan
menular kronis dan menjadi isu global yang prosentase TB semua tipe pada laki-laki
tercantum di dalam SPM kesehatan. Penyakit sebanyak 2.308 kasus (54 %) lebih besar
ini termasuk salah satu prioritas nasional di daripada perempuan sebanyak 1.944 kasus
Indonesia untuk program pengendalian (46%), hal ini disebabkan karena fakta
penyakit karena terdampak luas terhadap kualitatif pada laki-laki lebih intens kontak
dengan faktor risiko dan kurang peduli
kualitas hidup dan ekonomi serta sering
terhadap aspek pemeliharaan kesehatan
mengakibatkan kematian (Laksono et al.,
individu dibandingkan dengan wanita.
2013)
Sedangkan penderita TB semua tipe
WHO atau Badan Kesehatan Dunia
kelompok usia bayi dan anak sebanyak 884
menyatakan bahwa Tuberkulosis merupakan
kasus (20%), kelompok usia 15 – 34 tahun
penyebab utama kematian di dunia
sebanyak 1.191 kasus (28%), kelompok usia
bersama Human Immunodeficiency Virus
55-64 tahun 582 kasus (14%) dan kelompok
atau HIV. Sehingga diperlukan adanya
lebih 65 tahun sebanyak 365 kasus (9%).
penanggulangan TB menjadi salah satu
Meskipun kasus TB semua tipe banyak
bentuk komitmen global yang terdapat dalam
terjadi pada kelompok usia produktif, upaya
Sustainable Development Goals (SDG’s)
serius dalam pencegahan dan pengobatan
yang diadopsi oleh PBB pada tahun 2015
tetap harus dilakukan karena dapat
(Dirjen P2&PL Kementerian Kesehatan RI,
menularkan pada segala kelompok umur
2011). Berdasarkan profil Kesehatan Kota
(Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2018). Hal
Semarang tahun 2017 menunjukkan angka
ini juga didukung pernyataan dari Direktur
kesembuhan dan angka keberhasilan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular
pengobatan dalam Kota Semarang dalam
dan Zoonotik Kementrian Kesehatan RI yaitu
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir sejak
bahwa usia produktif lebih rentan terkena
tahun 2013 tidak mencapai target nasional
TB, karena pada usia tersebut orang yang
maka dibentuknya Kelompok Masyarakat

107
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

melakukan kegiatan aktif tanpa menjaga penelitian yang salah satunya tentang
Kesehatan berisiko lebih mudah terserang TB Evaluasi penerapan SIMPUS pada Layanan
(Rina Anggraeni, 2017). Sesuai penelitian Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Bogor
yang dilakukan oleh Noor Alis Setiyadi yang menunjukkan bahwa Simpus memiliki
tentang Gambaran Kasus Tuberkulosis di keamanan yang kurang terkontrol, pelayanan
Wilayah Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah yang dihasilkan kurang maksimal karena
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang pada proses pengambilan resep obat belum
mempengaruhi naik turunnya kasus TB salah cepat sehingga pasien menunggu lama,
satunya faktor umur (Setiyadi et al., 2018). sedangkan SIMPUS di Puskesmas Bogor
Pentingnya SITT untuk pencatatan dan sudah berjalan dengan baik (Fikri, 2019).
pelaporan TB sehingga perlu dilaksanakan Metode PIECES ini juga digunakan untuk
oleh fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia mengetahui kinerja sistem untuk mengenali
dan digunakan untuk evaluasi program TB kekuatan dan kelemahan sistem dalam suatu
paru. Berdasarkan penelitian tentang organisasi yang meliputi point Performance.
Perancangan Model Sistem Informasi Informatics and data, Economics, Control
Tuberkulosis Paru Terintegrasi Berbasis Web and Security, Efficiency dan Service (Agus
dari menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi Suharto, 2018).
program penanggulangan TB paru masih Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak
belum berjalan sebagaimana mestinya pertengahan tahun 2019 sudah menerapkan
disebabkan proses pengelolaan data masih aplikasi SEMAR BETUL (Semarang
manual sehingga laporan sering terlambat Berantas Tuberrkuosis) yang merupakan
(Sunaryo Putra and Hariana, 2019). Hal ini salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh
juga didukung dari penelitian tentang pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang yang
Evaluasi Sistem Informasi Tuberkuloasis bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
Terpadu (SITT) di Rumah Sakit Paru Respira pencatatan kasus Tuberkulosis khususnya di
Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Provinsi wilayah Kota Semarang, yang belum ada di
Daerah Instimewa Yogyakarta dengan SITT. Kegiatan pengembangan sistem
Metode Technology Acceptance Model informasi tuberculosis sudah lama dilakukan
(TAM) yang menunjukkan hasil bahwa seperti penelitian tentang Pengembangan
penggunaan SITT di Rumah Sakit Paru Sistem Informasi Program Tuberkulosis
Respira Yogyakarta dan Dinas Kesehatan berdasarkan permasalahan dalam sistem
Provinsi DIY telah sesuai dengan aturan informasi penanggulangan penyakit TB yaitu
yang ditentukan tetapi belum ada tersedia dalam input data yaitu data pemeriksaan
buku pedoman penggunaan SITT dan belum sanitasi belum tersedia dan belum adanya
dilakukan back-up data secara berkala di basis data untuk kasus TB serta output yang
rumah sakit tersebut, dan penggunaan SITT dihasilkan masih berupa rekapan data belum
masih ditemukan kendala pada petugas saat menunjukkan indikator-indikator Program
menjalankan aplikasi SITT yaitu data yang TB (Studi et al., 2008).
tidak lengkap, sedangkan data yang di-input Kegiatan perancangan sistem
ke SITT harus lengkap, input data ke dalam informasi yang tepat sesuai kebutuhan
SITT tidak dapat langsung dilakukan karena pengguna program Tb juga sudah dilakukan
petugas memiliki tugas rangkap sebagai di Kabupaten Sintang pada tahun 2016
perawat dan terdapat item dalam SITT yang karena masih ditemukannya permasalahan
belum sesuai dengan pelayanan TB saat ini yaitu Case Notification Rate (CNR) sebesar
terkait dengan pemeriksaan dahak 100/100.000 yang menjadi pertimbangan
(RAMADHANI, 2018). dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten
Evaluasi sistem dengan menggunakan Sintang untuk melakukan evaluasi Program
Metode PIECES sudah dilakukan dalam TB, dengan menghasilkan model rancangan

108
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Sistem Informasi TB yang terintegrasi dan Metode pengumpulan data secara


berbasis web berdasarkan kebutuhan dan wawancara kepada Kasie P2P di Dinas
keinginan dari pengguna sistem (Sunaryo Kesehatan Kota Semarang sebagai informan
Putra and Hariana, 2019). key atau tokoh kunci mengenai kebijakan dan
Masih adanya kendala yang dijumpai peranan SEMAR BETUL dalam mendukung
dalam penggunaan maupun penerapan keputusan Program TB di Puskesmas, serta
aplikasi SEMAR BETUL untuk pencatatan petugas Program TB sebagai subjek
dan pelaporan Tuberkulosis akan penelitian yang langsung menggunakan
menimbulkan dampak bagi mutu pelayanan aplikasi SEMAR BETUL di puskesmas, dan
untuk program penanggulangan secara observasi dilakukan oleh peneliti
Tuberkulosis sehingga menjadi ketertarikan dengan cara melakukan pengamatan secara
peneliti untuk melakukan penilaian langsung terhadap penggunaan SEMAR
pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis BETUL di pelayanan puskesmas.
dalam SEMAR BETUL dengan Analisis data kualitatif dengan metode
menggunakan metode PIECES di Kota pengolahan data kualitatif. Hasil pengolahan
Semarang. data akan menggambarkan hasil penilaian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dari pencatatan dan pelaporan SEMAR
menilai pencatatan dan pelaporan dalam BETUL untuk program TB di puskesmas.
SEMAR BETUL yang digunakan untuk
Kasus Tuberkulosis di wilayah Kota HASIL DAN PEMBAHASAN
Semarang dengan menggunakan metode
PIECES, meliputi aspek Performance, Berdasarkan wawancara dengan
Information, Economy, Control, Efficiency, Kasie P2P Dinas Kesehatan Kota Semarang
dan Service berdasarkan pengguna sistem. sebagai informan key didapatkan bahwa
SEMAR BETUL merupakan aplikasi yang
METODE PENELITIAN digunakan untuk pencatatan kasus TB yang
digunakan di puskesmas Kota Semarang.
Rancangan penelitian yang digunakan Aplikasi ini digunakan mulai tahun 2019
yaitu Explanatory research dengan metode sampai sekarang. Tujuan dibuatnya aplikasi
Survei dengan pendekatan secara observasi SEMAR BETUL untuk memenuhi
dan wawancara untuk mengamati dan kebutuhan pencatatan kasus TB yang belum
menggali informasi tentang sistem informasi ada di aplikasi SITT (Sistem Informasi
kasus Tuberkulosis di pelayanan kesehatan, Tuberkulosis Terpadu). Pengembangan
dengan lokasi penelitian yaitu puskesmas di aplikasi ini diprakarsai oleh Dinas Kesehatan
wilayah Kota Semarang. Populasi penelitian Kota Semarang khususnya di bidang P2P
pelayanan kesehatan berupa puskesmas yang yang menangani Program pemberantasan
ada di wilayah Kota Semarang sebanyak 37 kasus Tuberkulosis (TB). Berdasarkan
puskesmas. Adapun sampel penelitian yang wawancara dengan Kasie P2P Dinas
digunakan adalah puskesmas yang Kesehatan Kota Semarang didapatkan hasil
menggunakan SEMAR BETUL di berikut :
pelayanannya, dengan teknik sampling non a) “...tanggung jawab puskesmas adalah
acak menggunakan sampel kuota sebanyak 4 kesehatan secara kewilayahan, termasuk
(empat) puskesmas, dengan pertimbangan tb, walaupun kasus tb diobati di luar
keterbatasan waktu penelitian karena kondisi puskesmas, tetap menjadi perhatian
pandemic Covid-19 saat ini. Sedangkan puskesmas karena sebagai UKM..”
kriteria eksklusi adalah pelayanan puskesmas b) “...SEMAR BETUL dibuat berdasarkan
yang tidak menggunakan SEMAR BETUL perbaikan dari SITT, karena di SITT,
untuk kasus Tuberkulosis. yang pertama puskesmas tidak bisa lihat

109
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

sebaran TB di wilayahnya, kedua adanya ditujukan untuk mendukung keputusan.


indikator pengendalian tb ada empat Permasalahannya yaitu programmer TB
yaitu investigasi kasus, mangkir obat, yang tidaklangsung input data
investigasi putus obat dan kunjungan pengambilan obat jadi tertulis mangkir,
rumah...jadi berdasarkan kewilayahan karena sampai dua hari tidak datang atau
perlu adanya koneksi data antar diinput maka dianggap mangkir. Tugas
pelayanan kesehatan...ketiga DKK butuh programmer TB adalah mengedit bila
data realtime..karena dalam SITT upload pengambilan obat tidak sesuai jadwal.
data tiga bulan sekali jadi sulit Masih ditemukan 43% pasien mangkir
pemantauan obat dan sulit meningkatkan setelah dikonfirmasi ternyata petugasnya
kesembuhan pasien...yang keempat di belum update data pengobatan...”
SITT tidak ada jadwal pengambilan
obat...terus kelima data kegiatan tb untuk Kasus Tuberkulosis di Kota Semarang
penyuluhan yang menghubungkan kasus Kasus Tuberkulosis masih ditemukan
tb dan intervensi untuk promkes yang saat ini, hal ini menjadi perhatian bagi Dinas
tidak ada di SITT...ada dua metode yaitu Kesehatan Kota Semarang yang dibantu oleh
bridging ada dua belas variabel SIMRS pelayanan kesehatan dalam mengatasi
dan upload berkala dari lima puluh penyakit Tuberkulosis. Berdasarkan Analisis
sembilan variabel yang ada di situasi Semarang Berantas Tuberkulosis
SITT....jadi SEMAR BETUL dibuat (SEMAR BETUL) didapatkan bahwa
untuk mengakomordir kebutuhan lokal..” Indonesia merupakan salah satu negara yang
c) “...SEMAR BETUL digunakan di faskes menghadapi triple burden untuk TB yaitu
seperti puskesmas, rumah sakit, Insiden TB, insiden TB RO dan TB HIV.
balkesmas, klinik, LP, DOTS. Di DKK Berdasarkan Global TB Report 2018
dapat melihat semua faskes. Kalau menyatakan bahwa Indonesia menduduki
berdasarkan target tinggal yaitu peringkat ke-3 untuk insiden, peringkat ke-7
penderita yang tinggal di wilayahnya untuk beban TB EO dan peringkat ke-7
menjadi tugas epidemiolog. Kalau target untuk beban TB HIV.
berobat maka pasien yang dirawat oleh Penemuan Kasus TB di Kota
puskesmas tersebut atau faskes Semarang sampai bulan Oktober 2019
merupakan tanggung jawab perawat. sejumlah 3.660 kasus, yang dilaporkan oleh
Yang di bridging dalam SIMRS adalah fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
wilayah rumah sakit yang berobat di Kota Semarang, salah satunya puskesmas.
rumah sakit tapi yang bertempat tinggal Berikut grafik penemuan kasus TB
di wilayah puskesmas...” berdasarkan fasilitas pelayanan kesehatan
d) “...ada login untuk perawat dan puskesmas di Kota Semarang sampai bulan
epidemilog sehingga SEMAR BETUL Oktober 2019 :

110
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Gambar 1. Penemuan kasus TB di puskesmas Kota Semarang Tahun 2019


(sumber data DKK Semarang 2020)

Gambaran Umum Pencatatan dan membuat catatan manual di buku tulis untuk
Pelaporan Kasus Tuberkulosis di memudahkan melihat nama dan jadwal
Puskesmas pengobatan pasien TB. Serta ada buku
Kegiatan pencatatan Kasus khusus untuk pelacakan kasus TB. Untuk
Tuberkulosis yang ada di puskesmas Kota kegiatan pencatatan dan pelaporan kasus TB
Semarang meliputi hasil pemeriksaan pasien di semua Puskesmas Kota Semarang sudah
yang suspek TB dan dilakukan pemeriksaan menggunakan komputerisasi dan
dahak dan dilakukan pemeriksaan Test Cepat pelaporannya online yang terhubung dengan
Molekuler (TCM) yang dilakukan di Rumah Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Sakit rujukan, salah satunya Rumah Sakit SEMAR BETUL merupakan aplikasi
Umum Pusat Dokter Karyadi Semarang, yang digunakan untuk pencatatan kasus TB
ditunggu hasil pemeriksaan paling lama 10 yang digunakan di puskesmas Kota
hari hingga hasil pemeriksaan pasien Semarang. Aplikasi ini digunakan mulai
dinyatakan TB BTA positif. Selanjutnya tahun 2019 sampai sekarang. Tujuan
dilakukan pencatatan pasien TB sesuai dibuatnya aplikasi SEMAR BETUL untuk
formulir TB 01 di aplikasi SEMAR BETUL memenuhi kebutuhan pencatatan kasus TB
yang bertujuan untuk mencatat data pasien yang belum ada di aplikasi SITT (Sistem
TB dan pengobatannya. Hal ini sesuai dari Informasi Tuberkulosis Terpadu).
pernyataan dari programmer TB dari 4
(empat) Puskesmas (PKM), yaitu Puskesmas Karakteristik Responden
Karangayu, Puskesmas Pudakpayung, Responden terdiri dari Kasie P2P
Puskesmas Karangayu, dan Puskesmas DKK Semarang sebanyak 1 orang sebagai
Poncol. Selain menggunakan aplikasi informan kunci dan 4 orang Programmer TB
SEMAR BETUL, Programmer TB juga dari Puskesmas Karangayu, Puskesmas
menggunakan buku catatan untuk Pudakpayung, Puskesmas Karangmalang dan
memudahkan mereka memantau atau Puskesmas Poncol Kota Semarang. Data
monitoring pengobatan pasien TB, karena Karakteristik Programmer TB disajikan
pasien TB BTA positif memiliki pengobatan dalam tabel berikut :
selama 6 (enam) bulan sejak dinyatakan
menderita TB. Hal ini seperti yang dilakukan
hampir semua Programmer TB, yang

111
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Tabel 1. Karakteristik Programmer TB Bedasarkan tabel 1 didapatkan bahwa


Puskesmas (PKM) semua programmer TB di keempat PKM
Masa atau puskesmas berjenis kelamin perempuan
Nama Jenis Umur Kerja Instansi
dan sebanyak 3 orang mempunyai latar
Kelamin (th) (th) belakang Pendidikan perawat dan 1 orang
PKM merupakan dokter yang bertugas sebagai
P1 Perempuan 55 32 Karangayu
PKM programmer tb.
P2 Perempuan 35 11 Pudakpayung
PKM
P3 Perempuan 34 10 Karangmalang
P4 Perempuan 28 1 PKM Poncol

Penilaian Pencatatan dan Pelaporan SEMAR BETUL dengan Metode PIECES


Berdasarkan hasil wawancara dengan pengguna SEMAR BETUL yaitu Programmer
TB dari 4 (empat) puskesmas berdasarkan Metode PIECES disajikan dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2. Penilaian SEMAR BETUL dengan Metode PIECES


Aspek Hasil Wawancara
Performance Programmer TB 1 Programmer TB 2 Programmer Programmer
(P) TB 3 TB 4
a. Throughput Pencatatan kasus TB SEMAR BETUL dalam Keluarannya Tampilannya
(banyaknya dalam SEMAR pencatatannya perlu banyak sesuai sudah baik dan
output atau BETUL dapat koordinasi dengan dengan kegiatan pencatatannya
pekerjaan diterima dalam bagian lain seperti program TB di sesuai dengan
yang dapat pekerjaan bagian epidemiologi dan puskesmas TB 01
dilakukan laboratorium dan perlu
sistem) juga dengan faskes
lainnya

b. Respon time Cepat tapi masih ada Waktunya cepat dan bisa Cepat dalam Cepat waktunya
(waktu respon yang menunggu dari diakses dari rumah atau mengentri data
loading rumah sakit untuk luar puskesmas pasien
system) input hasil
pemeriksaan TCM
yang tidak langsung
diinputkan oleh
petugas rumah sakit

c. Usabilitas SEMAR BETUL Ada manfaat dari sistem Sistem mudah Ada
(penggunaan bermanfaat bagi ini bagi petugas dan fleksibel manfaatnya
sesuai pelayanan program puskesmas digunakan untuk program
standar) TB karena linknya TB
atau webnya bisa
diakses berbagai
perangkat

d. Kelengkapan SEMAR BETUL SEMAR BETUL sudah SEMAR BETUL SEMAR


(lengkap atau belum muncul untuk lengkap sudah lengkap BETUL sudah
tidaknya pemeriksaan dan terintegrasi lengkap
fungsi sistem) laboratorium

112
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

e. Toleransi Ada error dan Dilihat dari kejadian ada Ada data yang Ada error
kesalahan langsung error langsung sempat hilang langsung
(sedikit atau menghubungi DKK, menghubungi DKK langsung lapor menghubungi
banyaknya kasus pernah ada ke DKK DKK
kesalahan saat nama pasien TB yang
terjadi error) hilang, langsung lapor
ke DKK

Aspek Hasil wawancara


Information Programmer TB 1 Programmer TB 2 Programmer Programmer
(I) TB 3 TB 4

a. Akurasi Informasi yang Termasuk akurat dari Ada data yang Informasi yang
(Teliti atau dihasilkan termasuk informasi yang sempat hilang dihasilkan
tidaknya teliti dan dalam bentuk dihasilkan dari sistemnya dalam bentuk
informasi grafik dan lapor ke grafik dan
yang DKK akurat
dihasilkan)

b. Relevansi Sesuai dengan Kurang bisa memfollow- Informasi sesuai Informasi yang
(sesuai atau kebutuhan antar up laporan akhir dengan yang dihasilkan
tidaknya pelayanan pengobatan, laporan dibutuhkan relevan
informasi TDD (pengobatan di
yang puskesmas), deteksi
dihasilkan CDR
dengan
kebutuhan)

c. Fleksibelitas Data TB mudah Data mudah didapatkan Data mudah Ada data atau
data didapatkan dan didapatkan untuk informasi dari
(kemudahan diinputkan diinputkan rumah sakit dan
akses data) Bapelmas yang
dikirimkan ke
sistem

Aspek Hasil wawancara


Economic ( E Programmer TB 1 Programmer TB 2 Programmer Programmer
) TB 3 TB 4
Penggunaan Karena sudah pakai Sudah mengurangi Tidak Tidak ada
kertas atau komputer jadi minim pemakaian kertas karena menggunakan pemakaian
paperless kertasnya sudah komputerisasi kertas karena kertas
system sudah
komputerisasi
Aspek Control Hasil wawancara
(C) Programmer TB 1 Programmer TB 2 Programmer Programmer
TB 3 TB 4
a. Integritas Ada hak akses data Ada hak akses di Ada hak akses Belum, perlu
(Hak akses antara programmer sistemnya data ada tambahan
data) TB, bagian input login di
laboratorium maupun sistem
rumah sakit

b. Keamanan Sistem diberi Belum ada secara Ada password, Perlunya


sistem keamanan dari dinas khusus, akun akses bisa login perlu keamanan data
dilihat umum keamanan data bagi
programmer TB

113
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Aspek Hasil wawancara


Efficiency ( E Programmer TB 1 Programmer TB 2 Programmer Programmer
) TB 3 TB 4
a. Usability Memudahkan untuk Cepat untuk pelayanan Mudah untuk Mudah
(kemudahan pelayanan dan ada versi android pelayanan digunakan
penggunaan
)
b. Maintabilitas Bila ada yang error Bila ada yang error Lapor ke dinas Jika sistem
(kemudahan langsung lapor ke lapor ke dinas dan langsung error laor ke
membetulka dinas direspon dinas
n sistem)

Aspek Service Hasil Wawancara


(S) Programmer TB 1 Programmer TB 2 Programmer Programmer
TB 3 TB 4
a. Reliabilitas Sistem dapat Dapat dipercaya Sistem dapat Dapat dipercaya
(sistem dipercaya untuk dipercaya
dapat membantu pelayanan
dipercaya
untuk
melakukan
tugas)

b. Kesederhan Pengguna mudah Mudah dipahami untuk Mudah dipahami Pengguna perlu
aan (mudah memahami kerja dari cara kerja sistemnya untuk sistemnya waktu karena
dipahami) sistem belum terbiasa

Berdasarkan hasil wawancara dari terhadap aspek pemeliharaan kesehatan


Programmer TB dari 4 (empat) Puskesmas di individu dibandingkan dengan wanita.
Kota Semarang menyatakan bahwa aplikasi Sedangkan penderita TB semua tipe
SEMAR BETUL sudah memenuhi kelompok usia bayi dan anak sebanyak 884
kelengkapan pencatatan dan laporan yang kasus (20%), kelompok usia 15 – 34 tahun
dibutuhkan dalam pelayanan pengobatan sebanyak 1.191 kasus (28%), kelompok usia
pasien TB. Serta waktu respon untuk loading 55-64 tahun 582 kasus (14%) dan kelompok
datanya sudah termasuk cepat karena sudah lebih 65 tahun sebanyak 365 kasus (9%).
bersifat online atau langsung terhubung Meskipun kasus TB semua tipe banyak
dengan pelaporan di DKK Semarang, terjadi pada kelompok usia produktif, upaya
sehingga tidak memerlukan waktu lama serius dalam pencegahan dan pengobatan
untuk mengetahui pengobatan pasien TB di tetap harus dilakukan karena dapat
puskesmas Kota Semarang. menularkan pada segala kelompok umur
Kasus Tuberkulosis juga dijumpai di (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2018). Hal
wilayah Kota Semarang, berdasarkan Profil ini sesuai dengan hasil penelitian yaitu
Kesehatan Kota Semarang tahun 2018, Penemuan Kasus TB di Kora Semarang
ditemukan penderita TB BTA untuk semua sampai bulan Oktober 2019 sejumlah 3.660
tipe pada tahun 2018 sebanyak 4.525 kasus kasus, termasuk di Puskesmas Karangayu,
dengan prosentase TB semua tipe pada laki- Puskesmas Pudak Payung, Puskesmas
laki sebanyak 2.308 kasus (54 %) lebih besar Karangmalang dan Puskesmas Poncol Kota
daripada perempuan sebanyak 1.944 kasus Semarang.
(46%), hal ini disebabkan karena fakta Pentingnya SITT untuk pencatatan dan
kualitatif pada laki-laki lebih intens kontak pelaporan TB sehingga perlu dilaksanakan
dengan faktor risiko dan kurang peduli oleh fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia

114
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

dan digunakan untuk evaluasi program TB memiliki respon time yang cepat karena bisa
paru. Berdasarkan penelitian tentang diakses dimanapun. Namun aplikasi ini
Perancangan Model Sistem Informasi belum lengkap karena belum bisa
Tuberkulosis Paru Terintegrasi Berbasis Web menampilkan hasil pemeriksaan laboratorium
dari Ganda Sunarya menunjukkan bahwa secara rinci. Untuk aspek Information
kegiatan evaluasi program penanggulangan didapatkan hasil yaitu informasi yang
TB paru masih belum berjalan sebagaimana dihasilkan aplikasinya sudah menunjukkan
mestinya disebabkan proses pengelolaan data ketelitian dari data pasien, pemeriksaan serta
masih manual sehingga laporan sering hasil pemeriksaan dari layanan rujukan, dan
terlambat (Sunaryo Putra and Hariana, 2019). terdapat relevansi atau kesuaian dengan
Hal ini yang mendasari dikembangkannya kebutuhan pelayanan program TB di
sistem pencatatan dan pelaporan untuk puskesmas. Untuk aspek Economic
program TB di fasilitas kesehatan oleh Dinas didapatkan hasil bahwa digunakannya
Kesehatan Kota Semarang yang membuat aplikasi SEMAR BETUL dapat mengurangi
aplikasi SEMAR BETUL yang sesuai dengan penggunaan catatan berupa kertas maupun
kebutuhan di puskesmas Kota Semarang. laporannya sudah langsung atau online
Selain itu sesuai dengan penelitian dari Siti dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Chomaerah tentang Program Pencegahan dan Untuk aspek Control didapatkan hasil bahwa
Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas terdapat hak akses bagi pengguna sistem
yang menunjukkan hasil bahwa kegiatan yang terdiri dari programmer TB, bagian
penganggulangan TB perlu adanya dukungan Laboratorium, bagian epidemiolog yang ada
dari sumber daya, sistem informasi, di puskesmas, namun dari keamanan sistem
koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan masih belum aman atau ketat karena masih
sudah dilaksanakan sesuai pedoman bisa diakses atau dilihat secara umum. Untuk
penganggulangan tetapi masih ditemukannya aspek Efficiency didapatkan bahwa aplikasi
peran masyarakat yang belum sesuai SEMAR BETUL mudah digunakan untuk
pedoman (Chomaerah, 2018) membantu pelayanan Program TB dan bila
Metode PIECES digunakan untuk ada kesulitan atau error para pengguna
menilai kebutuhan suatu sistem dengan langsung menghubungi pihak DKK. Untuk
melihat dari aspek Performance meliputi aspek Service didapatkan bahwa aplikasi
keluaran dari sistem dan respon time yang SEMAR BETUL menunjukkan dapat
dihasilkan oleh sistem. Information meliputi dipercaya untuk mendukung pelayanan
Output, input dan data tersimpan. Economics pengobatan pasien TB di puskesmas dan
meliputi Biaya, profit, Control meliputi mudah dipahami untuk menu-menu yang ada
keamanan atau kontrol, Efficiency meliputi dalam aplikasi tersebut. Hal ini sesuai dengan
waktu yang terbuang dari sisi pengguna, penelitian tentang Evaluasi Program
mesin, atau komputer. Service meliputi hasil Pengendalian TB yang menunjukkan bahwa
yang dikeluarkan oleh sistem, manfaat dari adanya pencatatan dan pelaporan secara
sistem (Stevens et al., 2018). Berdasarkan online diharapkan dapat meningkatkan
hasil penelitian dari wawancara dengan keberhasilan pengobatan untuk pasien TB
keempat responden pengguna aplikasi (Noveyani, A. E., & Martini, 2014).
SEMAR BETUL maupun hasil observasi
didapatkan bahwa dari Aspek Performance KESIMPULAN
atau kinerja sistem yaitu untuk aplikasi
SEMAR BETUL menghasilkan banyak 1. Bentuk pencatatan dan pelaporan
pencatatan kasus TB dapat diterima dalam Program TB di puskesmas Kota
pekerjaan dan sesuai dengan Program TB di Semarang sudah menggunakan bentuk
puskesmas. Aplikasi SEMAR BETUL komputerisasi dengan menggunakan

115
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

aplikasi SEMAR BETUL (Semarang 6. Aspek Efficiency didapatkan bahwa


Berantas Tuberkulosis) yang aplikasi SEMAR BETUL mudah
dikembangkan oleh Dinas Kesehatan digunakan untuk membantu pelayanan
Kota Semarang dan mulai diterapkan Program TB dan bila ada kesulitan atau
pada tahun 2019. error para pengguna langsung
2. Aspek Performance atau kinerja sistem menghubungi pihak DKK.
yaitu untuk aplikasi SEMAR BETUL 7. Untuk aspek Service didapatkan bahwa
menghasilkan banyak pencatatan kasus aplikasi SEMAR BETUL menunjukkan
TB dapat diterima dalam pekerjaan dan dapat dipercaya untuk mendukung
sesuai dengan Program TB di pelayanan pengobatan pasien TB di
puskesmas. Aplikasi SEMAR BETUL puskesmas dan mudah dipahami untuk
memiliki respon time yang cepat karena menu-menu yang ada dalam aplikasi
bisa diakses dimanapun. Namun aplikasi tersebut.
ini belum lengkap karena belum bisa
menampilkan hasil pemeriksaan UCAPAN TERIMAKASIH
laboratorium secara rinci.
3. Aspek Information didapatkan hasil Tim peneliti mengucapkan banyak
yaitu informasi yang dihasilkan terima kasih bagi pihak-pihak yang telah
aplikasinya sudah menunjukkan mendukung untuk terlaksananya penelitian
ketelitian dari data pasien, pemeriksaan ini yaitu :
serta hasil pemeriksaan dari layanan 1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
rujukan, dan terdapat relevansi atau Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro
kesuaian dengan kebutuhan pelayanan Semarang, yang telah memberikan dana
program TB di puskesmas. untuk penelitian ini.
4. Aspek Economic didapatkan hasil bahwa 2. Dekan Fakutas Kesehatan Universitas
digunakannya aplikasi SEMAR BETUL Dian Nuswantoro, yang telah memberikan
dapat mengurangi penggunaan catatan kesempatan untuk melakukan penelitian
berupa kertas maupun laporannya sudah ini.
langsung atau online dengan Dinas 3. Dinas Kesehatan Kota Semarang yang
Kesehatan Kota Semarang. telah menyediakan waktu dan informasi
5. Aspek Control didapatkan hasil bahwa untuk penelitian ini.
terdapat hak akses bagi pengguna sistem 4. Puskesmas Karangayu, Puskesmas
yang terdiri dari programmer TB, bagian Pudakpayung, Puskesmas Karangmalang
Laboratorium, bagian epidemiolog yang dan Puskesmas Poncol yang telah
ada di puskesmas, namun dari keamanan bersedia menjadi lokasi penelitian ini.
sistem masih belum aman atau ketat 5. Semua pihak yang telah membantu dan
karena masih bisa diakses atau dilihat mendukung penelitian ini hingga berjalan
secara umum dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suharto (2018) ‘Analisa Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Administrasi


Akademik Dengan Metode Pieces Studi Kasus Pada Stmik Eresha’, Jurnal
Teknologi Informasi ESIT, XII(2), pp. 37–46. Available at: jurnal-eresha.ac.id ›
index.php › esit › article › download%0A.
Chomaerah, S. (2018) ‘Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis di
Puskesmas’, Higeia Journal Of Public Health Research And Development, 1(3),
pp. 84–94. Available at: journal.unnes.ac.id › sju › index.php › higeia › article.
116
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Dinas Kesehatan Kota Semarang (2018) ‘Profil Kesehatan Kota Semarang 2018’,
Dinkes.Semarang.Go.Id, pp. 15–68. Available at:
https://dinkes.semarangkota.go.id/asset/upload/Profil/Profil Kesehatan 2018.pdf.

Dirjen P2&PL Kementerian Kesehatan RI (2011) ‘Terobosan Menuju Akses Universal,


Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014’, Stop TB, pp. 1–80.
Available at: http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/stranas_tb-2010-
2014.pdf.

Fikri, R. L. (2019) ‘Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajeman Puskesmas (Simpus)


Melalui Metode Pieces Layanan Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Bogor Utara
Tahun 2018’, Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(4), pp. 294–300.
Available at: http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR/article/view/2242/1419.

Kemenkes (2016) ‘Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan


Tuberkulosis’. Available at:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._67_ttg_Penanggulan
gan_Tuberkolosis_.pdf.

Laksono, A. et al. (2013) ‘Kajian Standar Pelayanan Minimal Penyakit Tuberkulosis


Terkait Indikator Millenium Development Goals’, Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 15(3 Jul), pp. 259–270. doi: 10.22435/bpsk.v15i3.

Noveyani, A. E., & Martini, S. (2014). (2014) ‘Evaluasi Program Pengendalian


Tuberkulosis Paru Dengan Strategi DOTS Di Puskesmas Tanah Kalikedinding
Surabaya’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(2), pp. 251–262. Available at: e-
journal.unair.ac.id › JBE › article › download%0A.

Ramadhani, N. R. (2018) Evaluasi Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (Sitt) Di Rumah


Sakit Paru Respira Yogyakarta Dan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Dengan Metode Technology Acceptance Model (Tam). Universsitas
Muhammadiyah Surakarta. Available at: http://eprints.ums.ac.id/68506/12/Naskah
Publikasi-18.pdf.

Rina Anggraeni (2017) ‘Kelompok Usia Produktif Rentan Terkena Tuberkulosis’, Sindo
News, November. Available at:
https://lifestyle.sindonews.com/read/1261459/155/kelompok-usia-produktif-rentan-
terkena-tuberkulosis-1511898948.

Setiyadi, N. A. et al. (2018) ‘The 8 th University Research Colloquium 2018 Universitas


Muhammadiyah Purwokerto Gambaran Kasus Tuberkulosis Tahun 2013-2016 Di
Jawa Tengah : Studi Deskriptif Di Kabupaten Sukoharjo Tuberculosis Cases
Graphing In 2013-2016 In Sukoharjo Regency : A Descrip’, 2016. Available at:
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/354/345.

117
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118

Stevens, N. J. et al. (2018) Systems Analysis and Design Methods. 7th edn, Human Factors
in Land Use Planning and Urban Design. 7th edn. doi: 10.1201/9781315587363-
10.

Studi, P. et al. (2008) ‘Pengembangan Sistem Informasi Program Tuberkulosis ( Tb )


Untuk Mendukung Evaluasi Program Penanggulangan Penyakit Tb Program
Pascasarjana’, Universitas Diponegoro, pp. 1–195. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/18705/1/SARJAN.pdf.

Sunaryo Putra, G. and Hariana, E. (2019) ‘Perancangan Model Sistem Informasi


Tuberkulosis Paru Terintegrasi Berbasis Web’, Jurnal Vokasi Kesehatan, 5(1), p.
40. doi: 10.30602/jvk.v5i1.208.

Umiasih, S. and Handayani, O. W. K. (2017) ‘Peran Serta Kelompok Masyarakat Peduli


Paru Sehat Dalam Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis’, Higeia Journal
of Public Health, 1(1), pp. 1–7. Available at:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia.

118

Anda mungkin juga menyukai