ABSTRAK
Pencatatan dan pelaporan Tuberkulosis dilakukan mulai dari fasilitas
pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas yang dilaporkan secara berjenjang
ke tingkat kabupaten/kota, provinsi, sampai ke pusat dengan menggunakan sistem
informasi secara elektronik yang disebut Sistem Informasi TB Terpadu (SITT)
yang berbasis web dan terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan secara
nasional. Namun di Kota Semarang telah mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan Tuberkulosis dengan menggunakan aplikasi SEMAR BETUL pada
tahun 2019 berdasarkan kebutuhan data dan informasi yang belum ada di SITT.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pencatatan dan pelaporan dalam
SEMAR BETUL yang digunakan untuk Kasus Tuberkulosis di wilayah Kota
Semarang dengan menggunakan metode PIECES. Penelitian ini termasuk jenis
Explanatory research dengan metode Survei dengan pendekatan secara observasi
dan wawancara kepada Programmer TB di puskesmas Kota Semarang.
Berdasarkan evaluasi dengan Metode PIECES dari hasil wawancara dari
Programmer TB dari 4 (empat) Puskesmas di Kota Semarang menyatakan bahwa
aplikasi SEMAR BETUL sudah memenuhi kelengkapan pencatatan dan laporan
yang dibutuhkan dalam pelayanan pengobatan pasien TB. Serta waktu respon
untuk loading datanya sudah termasuk cepat dan bersifat online atau langsung
terhubung dengan pelaporan di DKK Semarang, sehingga tidak memerlukan
waktu lama untuk mengetahui pengobatan pasien TB di puskesmas Kota
Semarang.
Kata kunci : Metode PIECES, SEMAR BETUL, Tuberkulosis.
ABSTRACT
Tuberculosis recording and reporting are carried out starting from basic health
service facilities such as Puskesmas which are reported in stages to the district/city,
provincial, to the central level using an electronic information system called the
Integrated TB Information System (SITT) which is web-based and integrated with
the system national health information. But in the city of Semarang has developed a
system for recording and reporting Tuberculosis by using the SEMAR BETUL
application in 2019 based on data and information needs that do not yet exist in
SITT. The purpose of this study was to assess the recording and reporting in SEMAR
BETUL used for the Tuberculosis Case in the Semarang City area using the PIECES
method. This research is a type of Explanatory research with a survey method with
observation and interview approach to TB Programmers in Puskesmas in the
ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online).
DOI : 10.23917/jk.v13i2.11210
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
Semarang City. The result based on the evaluation by the PIECES Method from the
interviews of TB Programmers from 4 (four) Puskesmas in the Semarang city stated
that the SEMAR BETUL application has fulfilled the complete records and reports
needed in TB patient treatment services. And the response time for loading the data
is included fast and is online or directly connected with reporting at the DKK
Semarang, so it does not require a long time to find out the treatment of TB patients
in Puskesmas in the Semarang City.
Keywords: PIECES Method, SEMAR BETUL, Tuberculosis.
107
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
melakukan kegiatan aktif tanpa menjaga penelitian yang salah satunya tentang
Kesehatan berisiko lebih mudah terserang TB Evaluasi penerapan SIMPUS pada Layanan
(Rina Anggraeni, 2017). Sesuai penelitian Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Bogor
yang dilakukan oleh Noor Alis Setiyadi yang menunjukkan bahwa Simpus memiliki
tentang Gambaran Kasus Tuberkulosis di keamanan yang kurang terkontrol, pelayanan
Wilayah Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah yang dihasilkan kurang maksimal karena
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang pada proses pengambilan resep obat belum
mempengaruhi naik turunnya kasus TB salah cepat sehingga pasien menunggu lama,
satunya faktor umur (Setiyadi et al., 2018). sedangkan SIMPUS di Puskesmas Bogor
Pentingnya SITT untuk pencatatan dan sudah berjalan dengan baik (Fikri, 2019).
pelaporan TB sehingga perlu dilaksanakan Metode PIECES ini juga digunakan untuk
oleh fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia mengetahui kinerja sistem untuk mengenali
dan digunakan untuk evaluasi program TB kekuatan dan kelemahan sistem dalam suatu
paru. Berdasarkan penelitian tentang organisasi yang meliputi point Performance.
Perancangan Model Sistem Informasi Informatics and data, Economics, Control
Tuberkulosis Paru Terintegrasi Berbasis Web and Security, Efficiency dan Service (Agus
dari menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi Suharto, 2018).
program penanggulangan TB paru masih Dinas Kesehatan Kota Semarang sejak
belum berjalan sebagaimana mestinya pertengahan tahun 2019 sudah menerapkan
disebabkan proses pengelolaan data masih aplikasi SEMAR BETUL (Semarang
manual sehingga laporan sering terlambat Berantas Tuberrkuosis) yang merupakan
(Sunaryo Putra and Hariana, 2019). Hal ini salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh
juga didukung dari penelitian tentang pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang yang
Evaluasi Sistem Informasi Tuberkuloasis bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
Terpadu (SITT) di Rumah Sakit Paru Respira pencatatan kasus Tuberkulosis khususnya di
Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Provinsi wilayah Kota Semarang, yang belum ada di
Daerah Instimewa Yogyakarta dengan SITT. Kegiatan pengembangan sistem
Metode Technology Acceptance Model informasi tuberculosis sudah lama dilakukan
(TAM) yang menunjukkan hasil bahwa seperti penelitian tentang Pengembangan
penggunaan SITT di Rumah Sakit Paru Sistem Informasi Program Tuberkulosis
Respira Yogyakarta dan Dinas Kesehatan berdasarkan permasalahan dalam sistem
Provinsi DIY telah sesuai dengan aturan informasi penanggulangan penyakit TB yaitu
yang ditentukan tetapi belum ada tersedia dalam input data yaitu data pemeriksaan
buku pedoman penggunaan SITT dan belum sanitasi belum tersedia dan belum adanya
dilakukan back-up data secara berkala di basis data untuk kasus TB serta output yang
rumah sakit tersebut, dan penggunaan SITT dihasilkan masih berupa rekapan data belum
masih ditemukan kendala pada petugas saat menunjukkan indikator-indikator Program
menjalankan aplikasi SITT yaitu data yang TB (Studi et al., 2008).
tidak lengkap, sedangkan data yang di-input Kegiatan perancangan sistem
ke SITT harus lengkap, input data ke dalam informasi yang tepat sesuai kebutuhan
SITT tidak dapat langsung dilakukan karena pengguna program Tb juga sudah dilakukan
petugas memiliki tugas rangkap sebagai di Kabupaten Sintang pada tahun 2016
perawat dan terdapat item dalam SITT yang karena masih ditemukannya permasalahan
belum sesuai dengan pelayanan TB saat ini yaitu Case Notification Rate (CNR) sebesar
terkait dengan pemeriksaan dahak 100/100.000 yang menjadi pertimbangan
(RAMADHANI, 2018). dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten
Evaluasi sistem dengan menggunakan Sintang untuk melakukan evaluasi Program
Metode PIECES sudah dilakukan dalam TB, dengan menghasilkan model rancangan
108
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
109
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
110
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
Gambaran Umum Pencatatan dan membuat catatan manual di buku tulis untuk
Pelaporan Kasus Tuberkulosis di memudahkan melihat nama dan jadwal
Puskesmas pengobatan pasien TB. Serta ada buku
Kegiatan pencatatan Kasus khusus untuk pelacakan kasus TB. Untuk
Tuberkulosis yang ada di puskesmas Kota kegiatan pencatatan dan pelaporan kasus TB
Semarang meliputi hasil pemeriksaan pasien di semua Puskesmas Kota Semarang sudah
yang suspek TB dan dilakukan pemeriksaan menggunakan komputerisasi dan
dahak dan dilakukan pemeriksaan Test Cepat pelaporannya online yang terhubung dengan
Molekuler (TCM) yang dilakukan di Rumah Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Sakit rujukan, salah satunya Rumah Sakit SEMAR BETUL merupakan aplikasi
Umum Pusat Dokter Karyadi Semarang, yang digunakan untuk pencatatan kasus TB
ditunggu hasil pemeriksaan paling lama 10 yang digunakan di puskesmas Kota
hari hingga hasil pemeriksaan pasien Semarang. Aplikasi ini digunakan mulai
dinyatakan TB BTA positif. Selanjutnya tahun 2019 sampai sekarang. Tujuan
dilakukan pencatatan pasien TB sesuai dibuatnya aplikasi SEMAR BETUL untuk
formulir TB 01 di aplikasi SEMAR BETUL memenuhi kebutuhan pencatatan kasus TB
yang bertujuan untuk mencatat data pasien yang belum ada di aplikasi SITT (Sistem
TB dan pengobatannya. Hal ini sesuai dari Informasi Tuberkulosis Terpadu).
pernyataan dari programmer TB dari 4
(empat) Puskesmas (PKM), yaitu Puskesmas Karakteristik Responden
Karangayu, Puskesmas Pudakpayung, Responden terdiri dari Kasie P2P
Puskesmas Karangayu, dan Puskesmas DKK Semarang sebanyak 1 orang sebagai
Poncol. Selain menggunakan aplikasi informan kunci dan 4 orang Programmer TB
SEMAR BETUL, Programmer TB juga dari Puskesmas Karangayu, Puskesmas
menggunakan buku catatan untuk Pudakpayung, Puskesmas Karangmalang dan
memudahkan mereka memantau atau Puskesmas Poncol Kota Semarang. Data
monitoring pengobatan pasien TB, karena Karakteristik Programmer TB disajikan
pasien TB BTA positif memiliki pengobatan dalam tabel berikut :
selama 6 (enam) bulan sejak dinyatakan
menderita TB. Hal ini seperti yang dilakukan
hampir semua Programmer TB, yang
111
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
b. Respon time Cepat tapi masih ada Waktunya cepat dan bisa Cepat dalam Cepat waktunya
(waktu respon yang menunggu dari diakses dari rumah atau mengentri data
loading rumah sakit untuk luar puskesmas pasien
system) input hasil
pemeriksaan TCM
yang tidak langsung
diinputkan oleh
petugas rumah sakit
c. Usabilitas SEMAR BETUL Ada manfaat dari sistem Sistem mudah Ada
(penggunaan bermanfaat bagi ini bagi petugas dan fleksibel manfaatnya
sesuai pelayanan program puskesmas digunakan untuk program
standar) TB karena linknya TB
atau webnya bisa
diakses berbagai
perangkat
112
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
e. Toleransi Ada error dan Dilihat dari kejadian ada Ada data yang Ada error
kesalahan langsung error langsung sempat hilang langsung
(sedikit atau menghubungi DKK, menghubungi DKK langsung lapor menghubungi
banyaknya kasus pernah ada ke DKK DKK
kesalahan saat nama pasien TB yang
terjadi error) hilang, langsung lapor
ke DKK
a. Akurasi Informasi yang Termasuk akurat dari Ada data yang Informasi yang
(Teliti atau dihasilkan termasuk informasi yang sempat hilang dihasilkan
tidaknya teliti dan dalam bentuk dihasilkan dari sistemnya dalam bentuk
informasi grafik dan lapor ke grafik dan
yang DKK akurat
dihasilkan)
b. Relevansi Sesuai dengan Kurang bisa memfollow- Informasi sesuai Informasi yang
(sesuai atau kebutuhan antar up laporan akhir dengan yang dihasilkan
tidaknya pelayanan pengobatan, laporan dibutuhkan relevan
informasi TDD (pengobatan di
yang puskesmas), deteksi
dihasilkan CDR
dengan
kebutuhan)
c. Fleksibelitas Data TB mudah Data mudah didapatkan Data mudah Ada data atau
data didapatkan dan didapatkan untuk informasi dari
(kemudahan diinputkan diinputkan rumah sakit dan
akses data) Bapelmas yang
dikirimkan ke
sistem
113
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
b. Kesederhan Pengguna mudah Mudah dipahami untuk Mudah dipahami Pengguna perlu
aan (mudah memahami kerja dari cara kerja sistemnya untuk sistemnya waktu karena
dipahami) sistem belum terbiasa
114
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
dan digunakan untuk evaluasi program TB memiliki respon time yang cepat karena bisa
paru. Berdasarkan penelitian tentang diakses dimanapun. Namun aplikasi ini
Perancangan Model Sistem Informasi belum lengkap karena belum bisa
Tuberkulosis Paru Terintegrasi Berbasis Web menampilkan hasil pemeriksaan laboratorium
dari Ganda Sunarya menunjukkan bahwa secara rinci. Untuk aspek Information
kegiatan evaluasi program penanggulangan didapatkan hasil yaitu informasi yang
TB paru masih belum berjalan sebagaimana dihasilkan aplikasinya sudah menunjukkan
mestinya disebabkan proses pengelolaan data ketelitian dari data pasien, pemeriksaan serta
masih manual sehingga laporan sering hasil pemeriksaan dari layanan rujukan, dan
terlambat (Sunaryo Putra and Hariana, 2019). terdapat relevansi atau kesuaian dengan
Hal ini yang mendasari dikembangkannya kebutuhan pelayanan program TB di
sistem pencatatan dan pelaporan untuk puskesmas. Untuk aspek Economic
program TB di fasilitas kesehatan oleh Dinas didapatkan hasil bahwa digunakannya
Kesehatan Kota Semarang yang membuat aplikasi SEMAR BETUL dapat mengurangi
aplikasi SEMAR BETUL yang sesuai dengan penggunaan catatan berupa kertas maupun
kebutuhan di puskesmas Kota Semarang. laporannya sudah langsung atau online
Selain itu sesuai dengan penelitian dari Siti dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Chomaerah tentang Program Pencegahan dan Untuk aspek Control didapatkan hasil bahwa
Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas terdapat hak akses bagi pengguna sistem
yang menunjukkan hasil bahwa kegiatan yang terdiri dari programmer TB, bagian
penganggulangan TB perlu adanya dukungan Laboratorium, bagian epidemiolog yang ada
dari sumber daya, sistem informasi, di puskesmas, namun dari keamanan sistem
koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan masih belum aman atau ketat karena masih
sudah dilaksanakan sesuai pedoman bisa diakses atau dilihat secara umum. Untuk
penganggulangan tetapi masih ditemukannya aspek Efficiency didapatkan bahwa aplikasi
peran masyarakat yang belum sesuai SEMAR BETUL mudah digunakan untuk
pedoman (Chomaerah, 2018) membantu pelayanan Program TB dan bila
Metode PIECES digunakan untuk ada kesulitan atau error para pengguna
menilai kebutuhan suatu sistem dengan langsung menghubungi pihak DKK. Untuk
melihat dari aspek Performance meliputi aspek Service didapatkan bahwa aplikasi
keluaran dari sistem dan respon time yang SEMAR BETUL menunjukkan dapat
dihasilkan oleh sistem. Information meliputi dipercaya untuk mendukung pelayanan
Output, input dan data tersimpan. Economics pengobatan pasien TB di puskesmas dan
meliputi Biaya, profit, Control meliputi mudah dipahami untuk menu-menu yang ada
keamanan atau kontrol, Efficiency meliputi dalam aplikasi tersebut. Hal ini sesuai dengan
waktu yang terbuang dari sisi pengguna, penelitian tentang Evaluasi Program
mesin, atau komputer. Service meliputi hasil Pengendalian TB yang menunjukkan bahwa
yang dikeluarkan oleh sistem, manfaat dari adanya pencatatan dan pelaporan secara
sistem (Stevens et al., 2018). Berdasarkan online diharapkan dapat meningkatkan
hasil penelitian dari wawancara dengan keberhasilan pengobatan untuk pasien TB
keempat responden pengguna aplikasi (Noveyani, A. E., & Martini, 2014).
SEMAR BETUL maupun hasil observasi
didapatkan bahwa dari Aspek Performance KESIMPULAN
atau kinerja sistem yaitu untuk aplikasi
SEMAR BETUL menghasilkan banyak 1. Bentuk pencatatan dan pelaporan
pencatatan kasus TB dapat diterima dalam Program TB di puskesmas Kota
pekerjaan dan sesuai dengan Program TB di Semarang sudah menggunakan bentuk
puskesmas. Aplikasi SEMAR BETUL komputerisasi dengan menggunakan
115
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Semarang (2018) ‘Profil Kesehatan Kota Semarang 2018’,
Dinkes.Semarang.Go.Id, pp. 15–68. Available at:
https://dinkes.semarangkota.go.id/asset/upload/Profil/Profil Kesehatan 2018.pdf.
Rina Anggraeni (2017) ‘Kelompok Usia Produktif Rentan Terkena Tuberkulosis’, Sindo
News, November. Available at:
https://lifestyle.sindonews.com/read/1261459/155/kelompok-usia-produktif-rentan-
terkena-tuberkulosis-1511898948.
117
M Styowati & J / Jurnal Kesehatan 13 (2) 2020, 106-118
Stevens, N. J. et al. (2018) Systems Analysis and Design Methods. 7th edn, Human Factors
in Land Use Planning and Urban Design. 7th edn. doi: 10.1201/9781315587363-
10.
118