Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA

e-ISSN 2477-3743 p-ISSN 2541-0024

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan


Perawatan Metode Kanguru
Linda Amalia1*, Efphi Herawati2
1
Prodi D3 Keperawatan FPOK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
*Email korespondensi: lindamalia16@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRAK


Pada dasarnya setiap ibu hamil menghendaki agar anak yang
HOW TO CITED:
dilahirkannya mempunyai berat badan lahir cukup sebab bayi dengan
Amalia, L. dan Herawati,
E. (2018). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) selain memerlukan perawatan yang
Pengetahuan dan Sikap lebih rumit dan intensif juga meningkatkan kesakitan dan kematian
dengan
bayi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan
Pelaksanaan Perawatan dan sikap Ibu Bayi BBLR dengan Pelaksanaan Perawatan Metode
Metode Kan- guru.
Jurnal Pendidikan Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD Cianjur Tahun 2014. Perawatan
Keperawatan Indonesia
4(2), hlm. 152-161
metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan meletakkan di
dada ibu (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi tetap hangat.
Perawatan metode kanguru ini sangat menguntungkan terutama untuk
DOI: bayi berat badan lahir rendah. Metode penelitian ini menggunakan
10.17509/jpki.v4i2.13658
deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
yang melahirkan bayi BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur
ARTICLE HISTORY: pada bulan Desember sampai dengan Februari yaitu sebanyak 296
Accepted orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 ibu. Teknik sampling
October 26, 2018 dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling.Analisa data
yang digunakan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-
Revised square. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kurang dari setengahnya
December 19, 2018 berpengetahuan baik, lebih dari setengahnya bersikap mendukung dan
lebih dari setengahnya mau melakukan perawatan metode kanguru.
Published Dari hasil uji Chi Square terdapat hubungan antara pengetahuan dan
December 31, 2018 sikap ibu dengan pelaksanaan perawatan metode kanguru. Sehingga
Diharapkan pada tenaga kesehatan khususnya bidan dan perawat
perinatologi untuk terus memberikan informasi yang berguna bagi ibu
tentang perawatan pada bayi berat badan lahir rendah seperti
pelaksanaan perawatan metode kanguru.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, Perawatan Metode Kanguru

140
Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

ABSTRACT
Basically every expectant mother wants a son was born to her birth weight has enough for babies with low birth
weight in addition to requiring more complex care and intensive also increase pain and mortality.
The purpose of this research is to know the relation of knowledge and attitude of mother of a baby who had low
birth weight infant with implementation of kangaroo mother care in perinatologi RSUD Cianjur 2014.
Kangaroo mother care is treatment of newborn with putting on chest of mother (skin contact with baby) so the
baby’s temperature keep warm. Kangaroo mother care is very beneficial, especially for low birth weight
infants . This research uses descriptive method of correlation, the population of the entire mother who gives
birth to a baby of low birth weight in the RSUD Cianjur on the Desember to march as many as 296 people. The
sample used as many as 75 mother. The sampling technique in this study is the purposive sampling. Data
analysis univariate and bivariat use by using the chi square test. Results of the study showed that less than half
of knowledgeable good, more than half of them being supportive and more than half of them want to do
kangaroo care method. From the test results, there is a relationship between the square of knowledge and
attitude of mother with kangaroo care method implementation, so expect on health workers, especially nurses,
midwives and perinatologi to continue to provide useful information for mothers about infant care on low birth
weight as implementation of kangaroo mother care.

Keywords : knowledge, attitude, kangaroo mother care

PENDAHULUAN
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi Berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi
memiliki resiko tinggi dalam beradaptasi yang ketika dilahirkan mempunyai berat badan
dengan kehidupan ektrauterine, selain memer- kurang dari 2500 gram (Yulifah & Yuswanto,
lukan perawatan yang lebih rumit dan intensif 2009). Perawatan BBLR yang berkualitas baik,
juga meningkatkan kesakitan dan kematian bayi. dapat menurunkan kematian neonatal, seperti
Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5% incubator dan perlengkapannya pada Neonatal
dari seluruh kelahiran bayi di dunia) tiap ta- Intensive Care Unit. Di negara-negara berkem-
hunnya dilahirkan BBLR dan 95,6% diantaranya bang, termasuk Indonesia dihadapkan pada ma-
lahir di Negara berkembang, kejadian BBLR salah kekurangan tenaga terampil, biaya pemeli-
dinegara berkembang adalah 16,5% atau 2 kali haraan alat, serta logistic. Selain itu, penggunaan
lebih besar dibandingkan dengan Negara maju incubator dinilai menghambat kontak dini ibu
( WHO). dengan bayi serta bersifat kurang praktis dan
Di Negara-Negara berkembang termasuk kurang ekonomis.
Indonesia morbiditas dan mortalitas BBLR san- Kehangatan tubuh ibu ternyata merupakan sum-
gat tinggi, diperkirakan 7-14% yaitu sekitar ber panas yang efektif untuk bayi yang lahir
459.200 - 900.000 bayi . Menurut data tahun cukup bulan maupun BBLR. Hal ini terjadi bila
2010 di Indonesia terdapat 1.201.527 kasus terjadi kontak langsung antara kulit ibu dengan
BBLR dengan kematian 204.259 dalam 6 bulan bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin
terakhir, adapun Angka Kematian Bayi pada ta- contact atau perawatan metode kanguru (PMK)
hun 2008 yaitu sebanyak 25 per 1000 kelahiran (WHO) Metode kanguru diperkenalkan pertama
hidup ( Depkes RI, 2008 ). Sedangkan di Jawa kali oleh Rey dan Martinez ahli neonatologi dari
Barat dari 822.481 kelahiran hidup terdapat Bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun
12.380 bayi lahir dengan BBLR dan Angka Ke- 198312 (Whitelaw, 1985; Ludington-Hoe,
matian Bayi (AKB) tahun 2010 adalah 4.987 1993). Metode ini merupakan cara sederhana
kasus. (Heryawan, http://www.bisnis-jabar.com, yang berguna untuk meningkatkan kelangsun-
diunduh tanggal 3 Maret 2013). gan hidup bayi baik sesaat maupun jangka pan-

JPKI 2018 volume 4 15


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

jang, terutama BBLR dengan berat badan 1200 – ibu yang melahirkan bayi berat badan lahir ren-
2000 gram. PMK juga merupakan salah satu dah di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B
alternative bagi perawatan bayi premature yang Cianjur pada bulan Desember sampai dengan
telah melewati masa kritis (Anderson, 1993). Pebuari 2014 yaitu sebanyak 296 orang.
Dengan ditemukannya metode kanguru telah Pengambilan sampel dihitung menggunakan for-
terjadi revolusi perawatan BBLR. Metode ini mula sederhana untuk populasi dibawah 10.000
berguna untuk bayi premature untuk dengan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat
memulihkan akibat dari prematurisnya dan penyimpangan 10%. Metode pengambilan sam-
membantu orang tua agar lebih percaya diri dan pel pada penelitian ini menggunakan metode
dapat berperan aktif dalam merawat bayinya. non random sampling dengan teknik purposive
Metode PMK mampu memenuhi kebutuhan sampling, cara pemilihan sampel yang ditarik
asasi BBLR dengan menyediakan situasi dan dengan sengaja karena alasan-alasan
kondisi yang mirip Rahim sehingga memberikan diketahuinya sifat-sifat sampel itu (Winarno,
peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di 2010). Hal ini dilakukan agar mendapatkan sam-
dunia luar, meningkatkan hubungan emosi ibu pel yang benar-benar menggambarkan fenomen
dan bayi, mencegah terjadinya hipotermi, men- yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan
stabilkan suhu tubuh, laju denyut jantung dan dengan teknik wawancara dengan alat bantu
pernafasan bayi, meningkatkan pertumbuhan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan
dan berat badan, mengurangi stress pada bayi teknik wawancara dengan alat bantu kuesioner
dan ibu dan meningkatkan produksi ASI ibu. Pengambilan data dilakukan setelah respon-
Beberapa factor yang dapat menghambat den dan peneliti melakukan kontrak waktu yang
pelaksanaan metode kangguru diantaranya yaitu telah disepakati sebelumnya, kemudiann re-
factor pendidikan karena pendidikan sangat sponden diberikan penjelasan terlebih dahulu
mempengaruhi pengetahuan dan sikap mengenai maksud dan tujuan penelitian serta
seseorang. Begitu juga dengan pengalaman akan responden terlebih dahulu mengisi lembar
mempengaruhi pengetahuan karena dari pen- persetujuan untuk menyatakan bersedia menjadi
galaman pengetahuan seseorang akan semakin responden yang selanjutnya diminta untuk men-
luas (Notoatmodjo, 2005). Menurut Perinasia jawab setiap pertanyaan yang penulis ajukan.
factor yang mempengaruhi dilaksanakannya Selanjutnya responden diberikan lembar
PMK adalah pendidikan, pengalaman, dukungan kuesioner tentang pengetahuan sebanyak 25 soal
suami fisik ibu, emosi ibu dan tingkat social dan Sikap sebanyak 24 soal, responden diberi-
ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menge- kan waktu sebanyak 30-60 menit,selama proses
tahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu ter- responden mengisi kuesioner peneliti berada
hadap pelaksanaan perawatan metode kanguru. didekat responden untuk memastikan bahwa
sesama responden tidak saling bertanya. Setelah
METODE semua kuesioner dijawab oleh responden
Desain Penelitian ini menggunakan kemudian dikumpulkan untuk diperiksa
rancangan penelitian deskriptif korelasional. kelengkapan jawabannya untuk selanjutnya dil-
Dalam penelitian ini penulis mencoba menghub- akukan rekapitulasi kedalam master tabel. Hasil
ungkan antara Pengetahuan dan sikap ibu yang perhitungan persentase selanjutnya dimasukan
mempunyai bayi BBLR dengan pelaksanaan dengan standar obyektif yaitu kategori baik jika
perawatan metode kanguru di Ruang Perinatolo- 75% - 100%, cukup jika 50% - 74%, dan kurang
gi RSUD Kelas B Cianjur Tahun 2014. Variabel jika < 49% (Arikunto,2010)
independent adalah pengetahuan dan sikap ibu
dan variabel dependent adalah pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN
perawatan metode kanguru. A. Analisis bivariat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 1. Gambaran Pengetahuan
ibu yang melahirkan bayi berat badan lahir Table 1 menunjukkan bahwa dari 75 res-

15 JPKI 2018 volume 4


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

ponden dengan tingkat pengetahuan yang dimili-


ki ki ibu bayi dalam pelaksanaan perawatan B. Analisis Bivariat
metode kanguru menunjukan sebagian respond- 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksa-
en berpengetahuan baik yaitu sebanyak 34 ibu naan Perawatan Metode Kangguru
(45,3%) dan yang kriteria pengetahuan cukup 14 (PMK)
ibu (18,7%) dan yang kriteria pengetahuan ku- Berdasarkan hasil analisis table 4 diatas
rang sebanyak 27 ibu (36%). dapat diketahuai bahwa dari 75 responden
sebanyak 34 responden (45,7%) dengan penge-
2. Gambaran Sikap tahuan baik terdapat 24 (70.6%) melakukan
Table 2 menunjukkan terdapat 75 PMK dan 10 (29.4%) tidak melakukan PMK.
responden, lebih dari setengahnya yaitu 38 Dari 14 responden yang berpengetahuan cukup
(50.7%) bersi- kap mendukung tentang terdapat terdapat 9 (64.3%) melakukan PMK
pelaksanaan perawatan metode kanguru,dan 37 dan 5 (35.7%) tidak melakukan PMK.. Dari 27
(49,3 %) bersikap tidak mendukung tentang responden dengan pengetahuan kurang terdapat
perawatan metode kanguru. terdapat 8 (29.6%) melakukan PMK dan 19
(70.4%) tidak melakukan PMK. Dari hasil uji
3. Gambaran Pelaksanaan Perawatan Chi Square diperoleh nilai p value 0,004 dan
Metode Kangguru (PMK) nilai (10.830) >(5.99) dengan menggunakan
Pelaksanaan PMK yang dilakukan oleh ibu alpha 5% (0,05) dapat disimpulkan bahwa Ho
yang memiliki bayi BBLR di Ruang Perinatolo- ditolak yang artinya terdapat hubungan penge-
gi RSUD Cianjur digolongkan ke dalam 2 kate- tahuan dengan pelaksanaan perawatan metode
gori yaitu dilakukan dan tidak dilakukan. Hasil kanguru di Ruang Perinatologi RSUD Cianjur
tersebut diuraikan dalam table 3 bahwa dari 75 Tahun 2014.
res-ponden lebih dari setengahnya yaitu 41
(54.7%) melakukan pelaksanaan perawatan
metode kanguru dan 34 (45.3%) tidak dilakukan.

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi BBLR Tentang Pelaksanaan
Perawatan Metode Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD CianjurTahun 2014

Pengetahuan Frekuensi %
Baik 34 45.3
Cukup 14 18.7
Kurang 27 36
Jumlah 75 100.0

Tabel 2. Distribusi Sikap Ibu Yang Mempunyai Bayi BBLR Tentang Pelaksanaan Perawatan
Metode Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD Cianjur Tahun 2014
Sikap Frekuensi %
Mendukung 38 50.7
Tidak mendukung 37 49.3
Jumlah 75 100.0

JPKI 2018 volume 4 15


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

Tabel 3. Distribusi Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru di Ruang Perinatologi RSUD


Cianjur Tahun 2014

Pelaksanaan PMK Frekuensi %


Dilakukan 41 54.7
Tidak dilakukan 34 45.3
Jumlah 75 100.0

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru di Ruang


Perinatologi RSUD Cianjur Tahun 2014

Pelaksanaan PMK
Total
Pengetahuan Dilakukan Tidak P Value
N % N % N %
Baik 24 70.6 10 29.4 34 100
Cukup 9 64.3 5 35.7 14 100 0.004
10.830
Kurang 8 29.6 19 70.4 27 100
Jumlah 41 54.7 34 45.3 75 100

Tabel 5. Hubungan Sikap Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru di Ruang


Perinatologi RSUD Cianjur Tahun 2014

Pelaksanaan PMK
Pengetahuan Total P Value
Dilakukan Tidak
N % N % N %
Baik 24 70.6 10 29.4 34 100
Cukup 9 64.3 5 35.7 14 100 0.004
10.830
Kurang 8 29.6 19 70.4 27 100
Jumlah 41 54.7 34 45.3 75 100
Pelaksanaan PMK
Sikap Dilakukan Tidak Total P Value
N % N % N %
Mendukung 31 81.6 7 18.4 38 100 20.511 0.000
Tidak mendukung 10 27 27 73 37 100
Jumlah 41 54.7 34 45.3 75 100

15 JPKI 2018 volume 4


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

2. Hubungan Sikap Dengan Pelaksanaan bertambahnya umur dan pendidikan yang tinggi,
Perawatan Metode Kangguru (PMK) maka pengalaman seseorang akan lebih jauh
Berdasarkan hasil table 4.5 diketahui bahwa lebih luas. (Notoatmodjo, 2005). Hal ini
dari 75 responden sebanyak 38 responden bersi- mengandung arti bahwa semakin tinggi jenjang
kap mendukung terdapat 31 (81.6%) melakukan pendidikan ibu maka semakin banyak ilmu
PMK dan 7 (18.4%) tidak melakukan. Dari 37 pengetahuan yang didapat dan ini akan dapat
responden yang bersikap tidak mendukung ter- membantu ibu dalam menyikapi dan
dapat 10 (27%) melakukan PMK dan 27 (73%) melaksanakan metode kanguru. Pengalaman ibu
tidak melakukan. memberikan pengetahuan dan keterampilan
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p profesional akan dapat mengembangkan ke-
value 0,000 dan nilai (20.511) >(3.84) dengan mampuan dalam mengambil keputusan yang
menggunakan alpha 5% (0,05) dapat disimpul- merupakan manifestasi dari keterpaduan men-
kan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat hub- alar secara ilmiah. Hal ini sesuai dengan hasil
ungan sikap dengan pelaksanaan perawatan penelitian Sulistyowati (2011) yang menyatakan
metode kanguru di Ruang Perinatologi RSUD bahwa usia mempengaruhi terhadap daya
Cianjur Tahun 2014. tangkap dan pola pikir seseorang, dimana se-
makin tinggi usia responden memiliki kecender-
PEMBAHASAN ungan akan memiliki pengetahuan yang cukup
1. Pengetahuan baik tentang sesuatu hal. Pengalaman ibu
Dari Hasil penelitian yang dilakukan pada mempunyai bayi BBLR sebelumnya dapat mem-
75 ibu yang memiliki bayi BBLR . menunjukkan berikan kontribusi yang baik pada pengetahuan
hasil bahwa sebagian besar respondent yaitu 34 dan sikap ibu tentang pelaksanaan perawatan
(45.3%) berpengetahuan baik, 14 (18,7%) ber- bayi BBLR.
pengetahuan cukup dan 27(36%) berpenge- Hasil penelitian menunjukkan pendidikan
tahuan kurang tentang pelaksanaan perawatan ibu dengan bayi BBLR didominasi oleh pendidi-
metode kanguru dan dari hasil penelitian terse- kan tinggi yaitu SMA sebanyak 32 (42.7%).
but diperoleh data dari responden yang ber- Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung
pengetahuan baik 24 responden mau melakukan atau mempengaruhi tingkat pengetahuan
PMK dan 10 responden tidak melakukan, dari seseorang. Hal tersebut mengandung arti bah-
yang berpengetahuan cukup 9 responden mau wa semakin tinggi tingkat pendidikan
melakukan PMK dan S responden tidak mau seseorang maka makin tinggi pula motivasi
melakukan PMK, dan dari respoden yang ber- untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
pengetahuan kurang 8 responden mau dengan kesehatan , serta makin tinggi pula
melakukan PMK dan 19 orang tidak mau kemampuan untuk menganalisis dan memilih
melakukan. sesuatu, baik yang menguntungkan maupun
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan yang merugikan kesehatan. (Notoatmodjo,
ini setelah orang mengadakan pengindraan ter- 2007). Sejalan dengan hasil penelitian Ningsih
hadap suatu objek. Pengindraan terjadi melalui (2016) yang menunjukan bahwa respondent
panca indra, yakni indra penglihatan, penci- yang berpendidikan tinggi memiliki penge-
uman, rasa dan rasa sebagian besar pengetahuan tahuan yang lebih baik daripada respondent
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. dengan pendidikan yang lebih rendah.
Pengetahuan kesehatan juga akan berpengaruh Majunya teknologi akan tersedia bermacam-
kepada perilaku sebagian hasil jangka menengah macam media massa yang dapat mempengaruhi
dari pendidikan kesehatan.(Notoatmodjo, 2005). pengetahuan ibu tentang perawatan bayi BBLR
Pengalaman merupakan salah satu faktor dengan metode PMK. Sebagai sarana komu-
yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang nikasi, berbagai bentuk media massa seperti tele-
berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. visi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
Hal ini mengandung maksud bahwa semakin mempunyai pengaruh besar terhadap pemben-

JPKI 2018 volume 4 15


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

tukan opini dan kepercayan ibu. Dari penelitian yang banyak didapatnya sehingga mereka
Erniati (2015) diperoleh hasil bahwa pengetahuan mempunyai keinginan agar dapat melaksanakan
yang rendah akan mengakibatkan kesulitan dalam perawatan metode kanguru, karena mereka tahu
hal menyerap informasi dari luar, baik dari tenaga bahwa melaksanakan perawatan metode kanguru
kesehatan maupun media massa. sangatlah penting dan juga bermanfaat bagi bayi
dengan berat badan lahir rendah,penelitian ini
2. Sikap sejalan dengan dengan perkataan Al kinson R.l
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 75 dimana dalam fungsi sikap terdapat fungsi intro-
responden lebih dari setengahnya yaitu 38 mental, yang mengaitkan fungsi ini dengan alas
(50.7%) bersikap mendukung tentang pelaksa- an praktis atau manfaat dan menggambarkan
naan perawatan metode kanguru. keinginan.
Dalam Notoatmodjo (2007) sikap merupakan Hal ini senada juga dengan penelitian yang
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek diling- dilakukan oleh Yani (2010) bahwa sebagian be-
kungan tertentu sebagai suatu penghayatan ter- sar responden memiliki sikap baik atau positif
hadap objek. Sedangkan menurut Alport (1945, yaitu 67,9% terhadap perawatan metode kang-
dalam Notoatmodjo 2007), sikap memiliki 3 guru karena telah memiliki banyak pengetahuan
komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan) tentang PMK. Sedangkan hasil penelitian Ra-
terhadap suatu objek, kehidupan emosinal atau hayu (2013) menunjukan sikap yang positif di-
evaluasi terhadap suatu objek, dan kecenderungan tunjukan oleh respondent yang mendapat infor-
untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara ber- masi lebih dahulu. Berbeda dari penelitian Rah-
sama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam mayanti (2011) menunjukan sikap yang positif
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, dapat timbul dengan adanya dukungan dari
pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan keluarga, hal ini sejalan dengan hasil penelitian
penting. Utami (2012) bahwa pelaksanaan PMK dan si-
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat kap respondent adalah variable yang paling
pula bersifat negatif, sikap positif kecenderungan berhubungan bermakna.
tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan obyek tertentu dan sikap negatif C. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru
terdapat kecenderungan untuk menjauhi, (PMK)
menghindari, membenci, tidak menyukai obyek Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 75
tertentu.(Purwanto, 1998). responden lebih dari setengahnya yaitu 41
Sikap tidak dapat dilihat langsung tapi hanya (54.7%) melakukan pelaksanaan perawatan
dapat ditaksirkan terlebih dahulu dari beberapa metode kangguru. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku. Sikap ibu yang positif/mendukung pasti di sebagian besar ibu yang memiliki bayi BBLR
akan mempengaruhi dalam pelaksanaan PMK. di ruang perinatologi RSUD Cianjur telah
Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikap dibentuk melaksanakan Perawatan metode kanguru se-
oleh 3 komponen yaitu komponen kognitif, efek- bagai alternative perawatan pada bayi BBLR.
tif dan konatif. Komponen kognitif merupakan Selain itu Ibu yang melakukan PMK mempunyai
presentase apa yang akan dipercayai oleh indi- motivasi yang tinggi dalam merawat BBLR, ter-
vidu pemiliknya. Komponen afektif merupakan lihat dari data observasi melakukan PMK se-
presentase yang mempengaruhi aspek emosional makin hari semakin bertambah
dan komponen konatif merupakan aspek ke- PMK sebagai alternative perawatan bayi
cenderungan perilaku tertentu sesuai sikap yang BBLR memiliki manfaat dapat meningkatkan
dimiliki (Azwar, 2010). Sikap responden pun ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi, memu-
dapat juga dipengaruhi oleh sumber informasi dahkan bayi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi,
dan pengalaman pribadi. mencegah infeksi dan memperpendek masa
Adanya sikap yang positif/mendukung dapat rawat inap sehingga dapat mengurangi biaya
dikarenakan oleh pengetahuan serta pengalaman perawatan (Shetty, 2007). Hal ini sejalan dengan

15 JPKI 2018 volume 4


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

pendapat Proverawati dan Ismawati, metode didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
kangguru dapat memenuhi kebutuhan bayi berat positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
lahir rendah dengan menyediakan situasi dan langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila per-
kondisi yang mirip dengan Rahim ibu. ilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
D. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksa- (Notoatmodjo 2010).
naan Perawatan Metode Kanguru (PMK) Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan
Berdasarkan Hasil analisis table 4.4 menun- Perawatan Metode Kangguru (PMK)
jukkan bahwa dari 75 responden sebanyak 34 Berdasarkan Hasil analisis table 4.5
responden dengan pengetahuan baik sebagian diketahui bahwa dari 75 responden sebanyak 38
besar yaitu 24 (70.6%) melakukan PMK. Dari responden bersikap mendukung sebagian besar
14 responden yang berpengetahuan cukup lebih yaitu 31 (81.6%) melakukan PMK dan dari 37
dari setengahnya yaitu 9 (64.3%) melakukan responden yang bersikap tidak mendukung seba-
PMK . Dari 27 responden dengan pengetahuan gian besar yaitu 27 (73%) tidak melakukan
kurang sebagian besar yaitu 19(70.4%) tidak PMK.berdasarkan hasil penelitian ini sebagian
melakukan PMK. berdasarkan penelitian ini ku- besar ibu bayi yang mempunyai bayi BBLR di
rang dari setengahnya responden memiliki ruanng perinatologi RSUD Cianjur mendukung
pengetahuan yang baik tentang pelaksanaan pelaksanaan perawatan metoda kanguru
perawatan metode kanguru. Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai pvalue 0,000 dan nilai (20.511) >(3.84) dengan
pvalue 0,004 dan nilai (10.830) >(5.99) dengan menggunakan alpha 5% (0,05) dapat disimpul-
menggunakan alpha 5% (0,05) dapat disimpul- kan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat hub-
kan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat hub- ungan sikap dengan pelaksanaan perawatan
ungan pengetahuan dengan pelaksanaan perawa- metode kanguru di Ruang Perinatologi RSUD
tan metode kanguru di Ruang Perinatologi Cianjur Tahun 2014.
RSUD Cianjur Tahun 2014. Hurlock (2005) menyatakan bahwa sikap
Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2005) sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat
yang menyatakan bahwa Pengetahuan merupa- positif atau negatif yang berhubungan dengan
kan faktor yang sangat penting dalam memben- obyek psikologi. Orang yang dikatakan memiliki
tuk perilaku seseorang.Pengetahuan adalah hasil sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apa-
dari tahu setelah seseorang melakukan bila ia suka atau memiliki sikap yang favorable,
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap
pengalaman dan penelitian sebelumnya terbukti yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan tidak suka atau sikapnya unfavorable terhadap
akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang obyek psikologi.
tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor
Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa yang mempengaruhi sikap yaitu pengalaman
pengetahuan merupakan komponen predisposisi pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
yang penting walaupun peningkatan penge- penting, media massa, institusi atau lembaga
tahuan tidak selalu menyebabkan perubahan per- pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
ilaku tetapi peningkatan pengetahuan mempu- emosi dalam diri individu. Pengalaman pribadi
nyai hubungan positif dengan perubahan per- merupakan salah satu dasar terbentuknya sikap,
ilaku, yang nantinya akan berimplikasi terhadap seseorang harus mempunyai pengalaman yang
perilaku. Dimana adanya peningkatan penge- berkaitan dengan objek psikologis. Selain pen-
tahuan maka terjadi perubahan perilaku.Begitu galaman orang lain disekitar kita merupakan
pun terkait dengan pelaksanaan PMK. salah satu diantara komponen sosial yang ikut
Apabila penerimaan perilaku baru atau mempengaruhi sikap kita. Diantara orang yang
adopsi perilaku melalui proses seperti ini biasa dianggap penting bagi individu adalah sua-

JPKI 2018 volume 4 15


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

mi, orang tua, dan orang yang status sosialnya Terlihat saat pelaksanaan PMK ada beberapa
lebih tinggi.. dari kelurganya yang ikut membantu
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi melaksanakan PMK, dan tenaga kesehatan yaitu
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai perawat dan bidan di Ruang Perinatal yang
suatu penghayatan terhadap objek. Menurut All- memberikan dorongan untuk melakukan PMK.
port seperti yang dikutip Notoatmodjo (2005),
dalam penentuan sikap yang utuh diperlukan SIMPULAN
komponen kepercayaan, emosional dan ke- Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru
cenderungan. Perilaku yang didasari oleh sikap (PMK) dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap
yang positif akan bersifat long lasting (bertahan ibu yang memiliki bayi Berat Badan Lahir Ren-
lama) dibandingkan dengan perilaku yang tidak dah dengan nilai p value 0,004 < (0,05) untuk
didasari oleh sikap yang positif. hubungan pengetahuan dengan PMK dan
Pelaksanaan PMK dapat terlaksana dengan pvalue 0,000 < (0,05) untuk hubungan Sikap
adanya dukungan dari keluarga dan tenaga dengan PMK.
kesehatan. Selain adanya dukungan, PMK juga
dapat terlaksana apabila ibu sudah memahamin-
ya dan melaksanakannya atas keputusan sendiri.

REFERENSI
Arikunto,S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Heni Yuliani (skripsi). 2017. Hubungan Penge-
Pendekatan Praktik .Jakarta : PT.Rineka tahuan Ibu tentang Pelaksanaan BBLR
Cipta. dengan Perilaku Ibu dalam Perawatan BBLR
Azwar, S. (2010). Sikap manusia, teori dan pen- di RSUD Wates Yogyakarta. Repository.
gukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Unjaya, ac.id/2335.
Anderson GC. Kangaro Care. Neonatal
Netw.1993; 12: 56-57 Jumiarni. (2008). A suhan Keperawatan Perina-
Budiman. (2011). Penelitian kesehatan. Buku tal. Jakarta : EGC.
Pertama. Bandung : Aditama. Ludington – Hoe SM, Golant SK. Kangoro care,
Depkes RI. (2004). Hak-hak Anak Indonesia the best you can do to help you preterm in-
Belum Terpenuhi. http:// fant, New York: Bastam Books, 1993:3-30
www.litbang.depkes.go.id, Machfoedz, (2007). Metodologi Penelitian Bi-
Depkes RI. (2008). Perawatan Bayi Berat dang Kesehatan, Keperawatan dan Ke-
Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan
Metode Kan- guru(PMK). Jakarta bidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Direktorat Jenderal bina Pelayanan Medik. Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan: Pen-
Dinkes Cianjur. (2012). Profil Kesehatan Kabu- yakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
paten Cianjur. Cianjur : Subdin Kesga. Jakarta : EGC.
Heryawan. (2012). Program EMAS ingin Meliono, dkk. (2007). Pengetahuan Modul 1.
turunkan 25% angka kematian ibu dan bayi. Jakarta : Lembaga penerbitan FEUI.
http://www.bisnis-jabar.com, Mochtar, R. (2010). Sinopsis obstetri : fisiologi
Hockenberry., J. & Wilson., D. ( 2009). Essen- dan Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
tials of pediatric nursing.St.Louis:Mosby Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian
Elsevier, Inc. Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Hurlock, E.b. (2005). Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Ke-
hidupan. Jakarta : EGC.

16 JPKI 2018 volume 4


Amalia, L. dan Herawati, E. | Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Perawatan Metode

Notoatmodjo, S (2005). Promosi Kesehatan Te- RSUD Kelas B Cianjur. (2013). Data Kunjungan
ori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. Pasien di Ruang Perinatologi Cianjur.
Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Cianjur : RSUD.
kesehatan. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Saifuddin, A.B. (2006). Buku acuan nasional
Cipta. pelayanan kesehatan material dan neonatal.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Jakarta : JNPKKR – POGI bekerja sama
Metodologi Penelitian ilmu Keperawatan. dengan yayasan Bina Pustaka sarwono
Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo.
Perinasia. (2012). Manajemen Bayi Lerat lahir Setiawan , B. (2006). Statistika dalam Pengura-
Rendah dengan Perawatan Metode Kan- ian dan Pemecahan Masalah manajemen
guru cetakan ke 3. Jakarta : Perinasia, Publik dan Bisnis. Bandung : STIA-LAN.
Direktorat jenderal Bina Pelayanan Medik. Shetty, A..(2007). Kangaroo mother
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi care.Nursing Journal of India, 98(11), 249-
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mulia 50.Retrieved April 20, 2010, from ProQuest
Medika. Health and Medical Complete.
RSUD Kelas B Cianjur. (2012). Data kunjungan (DocumentID: 1387300961).
Pasien Di ruang Perinatologi Cianjur.
Cianjur : RSUD.

JPKI 2018 volume 4 16

Anda mungkin juga menyukai