Anda di halaman 1dari 11

RAKERNAS AIPKEMA 2016

³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

PENGARUH PELAKSANAAN PERAWATAN BAYI DENGAN METODE


KANGURU TERHADAP PENURUNAN DERAJAT KECEMASAN IBU NIFAS
YANG MEMILIKI BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Daswati

Dosen Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makasar, Email: daswa.amin@yahoo.co.id

Abstrak
Seorang wanita memandang kelahiran anak sebagai proses alamiah, wanita tersebut berharap mampu
mengorganisir kehidupan baru yang lebih baik. Ketika berhadapan dengan kondisi serius berupa
tuntutan asuhan, timbul kesulitan dan konflik bathin. Ibu nifas dengan bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) mengalami perasaan cemas karena kondisi bayinyadan membutuhkan perawatan khusus secara
terpisah dari ibunya sehingga tidak mempunyai kesempatan banyak untuk berinteraksi bersama bayinya.
Kecemasan tersebutakan berdampak buruk pada produksi ASI dan proses perlekatan antara bayi dan
ibunya. Perawatan Metode Kanguru memberi kesempatan kepada bayi untuk melekat dengan ibunya
sehingga akan meningkatkan sensitivitas terhadap bayinya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
penurunan derajat kecemasan ibu nifas dengan bayi BBLR setelah pelaksanaan perawatan bayi dengan
metode kanguru. Metode yang digunakan quasi experiment, menggunakan rancangan pre and post-test
tanpa kelompok kontrol.Sampel (sebanyak 33 subjek) dipilih dengan menggunakan teknik consecutive
samplingdi Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar dan RSUD Syekh Yusuf Gowa
Makassar.Analisis data menggunakan uji Chi Square dan marginal homogeneity test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum ibu nifas dengan bayi BBLR melaksanakan perawatan bayi dengan metode
kanguru, terdapat 28 orang tergolong derajat kecemasan ringan-sedang dan 5 orang tergolong derajat
berat. Setelah pelaksanaan metode kanguru, ibu nifas dengan bayi BBLR yang tergolong tidak cemas
sebanyak 24 orang dan tergolong derajat ringan-sedang sebanyak 9 orang. Berdasarkan uji marginal
homogeneity test menunjukkan penurunan derajat kecemasan yang bermakna (p<0,001) setelah
pelaksanaan metode kanguru dengan median skor kecemasan sebelum pelaksanaan metode kanguru
adalah 49 dengan rentang 45-70 dan median skor setelah pelaksanaan metode kanguru adalah 40
dengan rentang 35-58. Simpulan bahwa terdapat penurunan derajat kecemasan ibu nifas yang
memilikiBBLRsetelah melaksanakan perawatan bayi dengan metode kanguru.

Kata kunci: ibu nifas, BBLR, derajat kecemasan, metode kanguru.

ABSTRACT

Awoman looking at the child's birth as a natural process, the woman hopes to organize a new and better
life. When dealing with a serious condition such as care demands, difficulties arise and inner conflict.
Puerperal women with babies of low birth weight (LBW) experiencing feelings of anxiety because of the
condition requiring special care the baby and separately from his mother that does not have many
opportunities to interact with the baby. Anxiety bad impact on milk production and the process of
attachment between infant and mother. Kangaroo Care provides an opportunity for infants to cling to his
mother so that will increase sensitivity to her baby. This is to identify the degree of anxiety reduction in
postpartum mothers with LBW babies baby care after the implementation of the kangaroo method.
Method quasi experiment, using a design of pre and post-test without kontrol.Sampel group (a total of 33
subjects) were selected using the technique of consecutive samplingdi Hospital Maternal and Child
Hospital Siti Fatimah Makassar and Gowa Makassar.Analisis Sheikh Yusuf data using Chi Square test
and marginal homogeneity test. Puerperal women shows that prior to carrying out LBW babies baby care
with kangaroo method, there are 28 people classified as mild-moderate degree of anxiety and 5 people
classified as severely. After the implementation of the kangaroo method, postpartum mothers with LBW
babies were classified as not to worry as many as 24 people and classified as mild to moderate as many
as nine people. Based on the test of marginal homogeneity test showed a significant decrease in the
degree of anxiety (p <0.001) after the implementation of the kangaroo method with a median score of
anxiety before the implementation of the kangaroo method is 49 with a range of 45-70 and a median
score after the implementation of the kangaroo method is 40 with a range of 35-58. there is a decrease in

47
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

the degree of anxiety that postpartum mothers who had BBLR after implement baby care with kangaroo
method.

Keywords: post partum mothers, low birth weight, degree of anxiety, kangaroo method.

48
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

PENDAHULUAN pemeliharaan dan asuhan,8 orang tua akan


mengalami reaksi emosional yang hebat,9 sehingga
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan dengan kondisi tersebut mulailah timbul kesulitan
Indonesia (SDKI) tahun 2007,kematian bayi di dan konflik-konflik bathin, pada kondisi tersebut
Indonesia mencapai 34/1000 KH, sekitar 56% mulailah mencemaskan keselamatan bayinya, cemas
kematian bayi terjadi pada periode sangat jika anaknya tidak mendapatkan perawatan yang
dini(neonatal),1sementaratarget Millennium baik termasuk pemberian minum dan sebagainya.8
Development Goals (MDG) pada tahun 2015 Seorang ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR
menurunkan AKB menjadi 23/1000 kelahiran mengalami perasaan yang tidak sesuai dengan
hidup.2Menurut WHO dalam6WDWH RI WKH ZRUOG¶V harapannya, karena bayi membutuhkan bantuan
mother 2007 bahwa 27% kematian neonatal perawatan khusus secara terpisah dari ibu sehingga
disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). mereka tidak mempunyai kesempatan yang banyak
Indonesia sebagai negara berkembang, kematian untuk berinteraksi dengan baik bersama bayinya.
dan kesakitan oleh karena BBLR mencapai angka Hal ini dapat menimbulkan efek psikologis yang
yang cukup tinggi yaitu 14%.3 Riset Kesehatan merugikan seperti stres, rasa bersalah, kecewa,
Dasar (Riskesdas) tahun 2010, angka kejadian ketakutan, bahkan munculnya gejolak emosional
BBLR di Indonesia adalah 11,1%, di Sulawesi yang lebih besar bagi seorang ibu.10Yelland J, dkk
Selatan mencapai angka yang lebih tinggi dibanding melaporkan bahwa dari 4.366 ibu nifas, terdapat
dengan angka nasional yaitu 16,2%,4sementara di 12,7% diantaranya yang mengalami kecemasan dan
RSUD Syekh Yusuf Gowa Makassar sebagai salah sebahagian besar menyatakan bahwa mereka
satu rumah sakit yang memberikan pelayanan mengalami peristiwa stres dalam kehidupannya
perinatal pada tahun 2010 kematian neonatal pada 6 bulan pertama pasca kelahiran.11Oleh karena
sebanyak 33,8%, dan BBLRmemberikan kontribusi itu periode masa nifas merupakan periode kritis
terhadap kematian neonatal sebesar 37,14%.5 yang dapat menimbulkan stres seperti kecemasan.12
BBLR mempunyai kebutuhan khusus Oleh karena itu morbiditas psikologis setelah
diantaranya adalah kebutuhan untuk persalinan harus diwaspadai karena berdampak pada
mempertahankan kehangatan suhu tubuh dan kesehatan sosial seorang ibu.11
inkubator merupakan salah satu tempat yang dapat Kondisi emosional ibu pada masa nifas dapat
memenuhi kebutuhan tersebut sehingga tidak terjadi disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelelahan,
hipotermi. Hampir di seluruh rumah sakit besar, ketakutan yang dialami selama kehamilan ataupun
perawatan BBLR menggunakan fasilitas inkubator, pada masa persalinan,13 ketidaknyamanan di awal
bahkan radiant heater untuk mencegah hipotermi, masa nifas serta ketidakmampuan dalam perawatan
tetapi kedua alat tersebut relatif mahal dan rumit bayinya juga memengaruhi kondisi emosional ibu,
dalam hal pemeliharaan.3,6 jumlahnya yang terbatas, sehingga hal ini membutuhkan proses penyesuaian
juga sering terjadi infeksi nosokomial karena diri dengan kondisi tersebut.13 Jika terjadi kegagalan
pemakaian inkubator kadang-kadang lebih dari satu dalam proses penyesuaian tersebut maka hal ini
bayi, oleh karena itu perawatan di rumah sakit memberikan dampak stres pada ibu nifas dan akan
menjadi lebih lama. Dengan demikian, BBLR menimbulkan konflik yang menyebabkan terjadinya
membutuhkan perawatan yang sangat kompleks kecemasan. Kecemasan yang tidak dikelola dengan
berupa infrastruktur yang mahal serta staf yang baik akan berkembang menjadi patologis yang
memiliki keahlian tinggi. Kondisi tersebut disebut dengan gangguan cemas (anxiety disorder)
seringkali menjadi sebuah pengalaman yang sangat sebagai akibat dari kegagalan mengelola stres.6,12,14
mengganggu bagi keluarga terutama bagi seorang Kegagalan mengidentifikasi serta menatalaksana
ibu.7 gejala kecemasan dapat menimbulkan gejala yang
Ketika seorang wanita melahirkan bayinya, semakin memburuk dan tentunya akan berdampak
secara spontan wanita diliputi rasa senang dan buruk pada kesehatan ibu dan anak.14Menurut Petel
bahagia bahkan bangga dengan kehadiran V dan Prince M bahwa gangguan psikologis yang
bayinya,tetapi ketika berhadapan dengan kondisi terjadi pada masa nifas berhubungan dengan
yang lebih serius berupa bayi yang kecil, tuntutan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan serta
49
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

potensi kekurangan gizi bayi pada tahun pertama gilirannya menyebabkan terjadinya perubahan
kelahirannya.15 Kecemasan pada masa nifas juga kondisi psikologis termasuk mengurangi stres yang
berdampak pada proses perlekatan dan dapat memberi efek menyenangkan.10
perkembangan anak.16Lee ILY dan Leung WC juga Cochrane systematic review melaporkan bahwa
melaporkan bahwa dampak kecemasan pada ibu PMK juga meningkatkan frekuensi menyusui
masa nifas yang memiliki bayi dengan BBLR yang sehingga dapat membantu pertumbuhan bayi serta
dirawat secara terpisah berkorelasi ibu mendapatkan kepuasan karena keikutsertaan ibu
denganberlanjutnya ibu untuk menyusui bayinya dalam perawatan bayinya.7
pada minggu ke 40.17
Pembentukan air susu pada masa nifas sangat METODE PENELITIAN
dipengaruhi oleh hormon prolactin. Ketika terjadi Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
rangsangan psikologis secara tidak langsung bersifat prospektif dengan jenis studi quasi
dipengaruhi oleh proses Hypothalamus-Pituitari- experiment, menggunakan rancangan pre dan
Adrenal (HPA) ke neurotransmitter yang termasuk pasca-test tanpa kelompok kontrol yang
di dalamnya adalah dopamine katekolamin dan membandingkan hasil evaluasi sebelum dan sesudah
hormon ini dapat menekan sekresi prolactin sampai perlakuan terhadap responden.20Populasi target
10 kali lipat. Menurut Giakoumaki dkk bahwa, adalah ibu nifas yang memiliki bayi dengan BBLR
kecemasan pada ibu sering tidak mendapat yang dirawat di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah
perhatian yang cukup, meskipun telah terkait Makassar dan RSU Syekh Yusuf Gowa Makassar.
dengan berbagai dampak yang buruk.12 Populasi terjangkau dalam penelitian adalah ibu
Perawatan dengan metode kanguru merupakan nifas yang dirawat dan memiliki bayi dengan BBLR
cara yang efektif karena bayi dirawat bersama dan bayinya dirawat dengan metode kanguru secara
dengan ibunya dengan tujuan memenuhi kebutuhan intermittenyang memenuhi kriteria (eligibility
bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air criteria) berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,
susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi bersedia mengikuti penelitian sebagai responden
perkembangan, keselamatan dan kasih sayang jika dengan mengisi lembar persetujuan (informed
dibandingkan dengan perawatan concent) dipilih dengan cara consecutive
4
inkubator, membantu memperbaiki keadaan sampling,20 yaitu semua ibu nifas yang dirawat dan
umumnya.6Sontheimer D dkk melaporkan bahwa memenuhi kriteria pada periode pertengahan
denyut jantung, laju pernafasan, saturasi oksigen, Agustus sampai dengan akhir Oktober 2012.
dan suhu rektal tetap stabil pada BBLR dengan Perlakuan berupa Perawatan Metode Kanguru
menggunakan PMK selama transportasi pada jarak dilaksanakan secara intermittent, setiap sesi
2-400 km dengan jarak tempuh perjalanan antara dilaksanakan minimal 1 (satu) jamselama 7 (tujuh)
10-300 menit ke tempat rujukan.18 hari berturut-turut (berdasarkan protap rumah sakit).
Perawatan metode kanguru memberi kesempatan Jika ibu nifas dirawat di rumah sakit kurang dari 7
kepada bayi dirawat bersama dengan ibunya hari, maka perawatan bayi dengan metode kanguru
sehingga akan meningkatkan bounding attachment dilanjutkan di rumah dan pengukuran derajat
antara ibu dan bayi, meningkatkan sensitivitas ibu kecemasan dilakukan di rumah oleh bidan. Derajat
terhadap bayi, serta secara bertahap dapat kecemasan dinilai dengan menggunakan instrument
mentransfer keterampilan dan tanggungjawab untuk Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS).21
menjadi pengasuh utama anak dan memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional anak.19 HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Brown J.V bahwa, asuhan skin-to-skin- secara keseluruhan (33) subjek memenuhi
contac dilaporkan bahwa ibu lebih banyak kriteria penelitian yaitu memiliki bayi BBLR yang
tersenyum kepada bayinya, memeluk dan membelai lahir dengan jenis persalinan normal, usia
bayinya serta menghabiskan waktu yang lebih kehamilan antara 32 sampai dengan 36 minggu,
banyak bersama bayinya, begitu pula dengan upaya bayi dalam keadaan stabil dengan berat badan lahir
untuk memulai pemberian ASI. Hal tersebut akan berkisar antara 1800gr sampai dengan 2400g.
merangsang pelepasan oxytocin yang pada Subjek yang terpilih dalam penelitian ini sebanyak
50
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

19 orang yang dirawat lebih dari 7 hari di rumah sedang sebanyak28 subjek, derajat berat sebanyak 5
sakit, dan 14 orang yang dirawat selama 3-6 hari di orang, setelah diberi perawatan metode kanguru
rumah sakit. Semua subjek mendapatkan dukungan derajat kecemasan menurun yaitu berada pada
sosial dan memberikan ASI saja pada bayinya kategori tidak cemas 24 subjek dan sisanya
selama pelaksanaan PMK. Hasil penelitian tergolong derajat ringan-sedang sebanyak 9 orang
selengkapnya disajikan berikut ini: dan terdapat 4 subjek yang tidak mengalami
perubahan status derajat kecemasan.
Tabel 1.Karakteristik Ibu Nifas dengan Bayi BBLR Tabel 3 Hubungan antara Karakteristik Ibu Nifas
yang Melaksanakan Perawatan Bayi dengan yang Memiliki Bayi BBLR dengan
Metode Kanguru (n=33) Derajat Kecemasan sebelum Perawatan
Bayi dengan Metode Kanguru
Karakteristik Jumlah % Derajat kecemasan
Karakteristik sebelum PMK Nila
Umur ibu :
Ringan- Berat(n= ip
<20 tahun 2 6 sedang(n= 5)
20-35 tahun 29 88 28)
> 35 tahun 2 1. Umur 6 ibu : 0,66
Pendidikan: < 20 2 0 6
tahun 24 5
Pendidikan dasar 4 1220-35 2 0
Pendidikan menengah 27 82tahun
Pendidikan tinggi 2 6>35 4 0 0,52
Paritas: tahun 22 5 0
Paritas 1 12 2. Pendidikan
37 2 0
:
Paritas 2-3 13 39
Rendah 10 2
Paritas >3 8 24 10 3
Menengah 8 0 0,35
Berdasarkan data karakteristik subjek Tinggi 3
penelitian tampak sebagian besar berusia antara 20 3. Paritas :
sampai 35 tahun tergolong reproduksi sehat, Paritas 1
Paritas 2-3
berpendidikan menengah dan paritas dengan
Paritas >3
rentang antara 1 sampai 5 dan terbanyak adalah Keterangan: Nilai p berdasarkan uji Chi Square
paritas 2-3. Hubungan antara karakteristik dengan derajat
Tabel 2. Derajat Kecemasan Ibu Nifas dengan kecemasan sebelum pelaksanaan PMK, secara
BBLR Sebelum dan Setelah statistik tidak menunjukkan adanya kemaknaan (p>
PelaksanaanPerawatan Bayi dengan 0,05), sehingga karakteristik subjek yang menjadi
Metode Kanguru (n=33) variabel perancu dapat disingkirkan pada analisis
lebih lanjut (tabel 4.3)
Derajat Sebelum PMK Setelah PMK
Kecemasan Jumlah % Jumlah % Tabel 4. Lamanya Perawatan Metode Kanguru Hari ke 1
Tidak cemas 0 0 24 73 sampai Hari ke 7
Derajat 28 85 9 27
Ringan-sedang Lamanya Perawatan Metode
Derajat Berat 5 15 0 0 kanguru (menit)
Derajat Sangat 0 0 0 0 Hari ke Rata- Median Rentang
berat rata
(SD)
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa - 1 192,4 180 110-240
sebelum perawatan metode kanguru derajat - 2 (44,3) 190 100-240
kecemasan berada pada kategori derajat ringan- - 3 193,3 190 120-250

51
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

- 4 (43,0) 220 120-250


- 5 197,6 240 160-240 Tabel 6. Hasil Pengukuran Variabel lainnya Sebelum
- 6 (38,3) 240 190-240 dan Sesudah PMK pada BBLR
- 7 208,8 240 220-300 Pengukuran
(32,0) Variabel Sebelum Setela Nilai
221,5 PMK h p
(25,0) PMK
230,0
(16,2) 1. Frekuensi Nadi ibu <0,00
243,3 (x/menit) : 93,0(8,5) 66,8(7 1
(13,2) Rata-rata (SD) 80-112 ,2)
Rentang 60-82
Tabel di atas menunjukkan lamanya pelaksanaan
2. Frekuensi Pernafasan 20,6(1,3) <0,00
PMK selama 7 hari pengamatan, waktu PMK ibu (x/menit) : 18-24 16,7(1 1
berkisar antara 110-300 menit dengan rata-rata Rata-rata (SD) ,1)
terendah 192,4 menit dan tertinggi adalah 243,3 Rentang 15-19
menit.
Keterangan: Nilai p berdasarkan uji Wilcoxon
Tabel 5.Pengaruh Perawatan Metode Kanguru pada
BBLR terhadap Derajat Kecemasan Ibu Hasil analisis uji beda berdasarkan uji
Derajat Kecemasan setelah Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan yang
PMK bermakna (p<0,05), yaitu setelah pelaksanaan PMK
Derajat Kecemasan
sebelum PMK Tidak Cemas frekuensi denyut nadi dan frekuensi pernafasan ibu
cemas Ringan- menunjukkan adanya penurunan.
sedang
- Ringan- sedang 24 (85,7%) 4 (14,3%) PEMBAHASAN
(n=28) 0 5 (100%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
- Berat (n=5) antara karakteristik dengan derajat kecemasan
sebelum pelaksanaan PMK, secara statistik tidak
Keterangan : Nilai p (uji marginal homogeneity test) menunjukkan adanya kemaknaan (p > 0,05),
<0,001.Median skor kecemasan sebelum PMK sehingga karakteristik subjek yang menjadi variabel
adalah 49 dengan rentang 45-70 perancu dapat disingkirkan pada analisis lebih
Median skor kecemasan sesudah PMK adalah 40 lanjut.
dengan rentang 35-58. Pengukuran derajat kecemasan ibu nifas
dengan BBLR menunjukkan sebelum pelaksanaan
Tabel di atas menunjukkan adanya pengaruh antara perawatan metode kanguru berada pada kategori
derajat kecemasan sebelum dan sesudah PMK derajat ringan-sedang sebanyak 28 subjek dan
secara statistik sangat bermakna (p<0,001), dengan kategori derajat berat sebanyak 5 subjek; setelah
median skor kecemasan sebelum PMK adalah 49 pelaksanaan perawatan metode kanguru derajat
dengan rentang 45-70 dan median skor kecemasan kecemasan semakin menurun yaitu berada pada
sesudah PMK adalah 40 dengan rentang 35-58.Hal kategori tidak cemas sebanyak 24 subjek dan
ini menunjukkan adanya penurunan derajat sisanya tergolong derajat ringan-sedang sebanyak 9
kecemasan setelah pelaksanaan PMK. subjek dan terdapat 4 subjek yang tidak mengalami
Pada penelitian ini, variabel lain yang diteliti perubahan status derajat kecemasan yaitu tetap
adalah frekuensi denyut nadi, frekuensi pernafasan berada pada derajat ringan-sedang.
ibu dan berat badan bayi. Berdasarkan karakteristik ke-4 subjek yang
tidak mengalami perubahan status derajat
kecemasan memiliki paritas 2-4 orang.Jumlah anak
yang banyak dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu, terlebih lagi jika kehamilan berlansung dengan

52
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

jarak yang dekat.Kesehatan mental sangat erat karena pergantian yang lebih sering akan membuat
kaitannya dengan kesehatan fisik.Masalah bayi mengalami stres.25
kesehatan mental dapat berkembang sebagai akibat Pada penelitian ini, PMK dilaksanakan secara
dari masalah kesehatan reproduksi.Selain itu, pada intermitten di ruang perawatan bayi sesuai dengan
dasarnya, ibu yang memiliki bayi BBLR protap yang berlaku di rumah sakit.Lamanya
membutuhkan dukungan baik dari keluarga maupun pelaksanaan PMK selama 7 hari pengamatan, secara
dari tenaga kesehatan, bimbingan dan pengetahuan keseluruhan waktu PMK berkisar antara 110-300
dan keterampilan yang memungkinkan mereka menit dalam sehari dengan rata-rata terendah 192,4
berpartisipasi dengan yakin dalam perawatan bayi menit dan tertinggi adalah 243,3 menit, sedangkan
mereka adalah sangat penting.Oleh karena itu pelaksanaan setiap sesi PMK minimal 60 menit.
sangat dibutuhkan proses komunikasi yang terkait Mengingat keadaan bayi yang lahir dengan
dengan pemberian dan penerimaan informasi umur kehamilan 32-36 minggu, maka perawatan
tentang pengetahuan yang terkait dengan metode kanguru dilaksanakan secara bertahap, akan
psikomotor ibu dalam hal perawatan bayi kecil serta tetapi pada dasarnya perawatan metode kanguru
proses penyampaian informasi dari tenaga dapat dipraktekkan selama 24 jam secara terus
kesehatan sebaiknya menggunakan metode menerus (kontinu). Namun pada penelitian ini,
penyampaian dan bahasa yang sederhana sehingga kemampuan ibu untuk melaksanakan perawatan
ibu dengan mudah memahaminya. bayi dengan metode kanguru berlangsung 60-300
Menurut Furman L bahwa, orang tua dari bayi menit (1-5 jam)/hari. Hal ini mungkin disebabkan
yang lahir dengan prematur memiliki derajat karena belum adanya anggota keluarga lain yang
kecemasan yang tinggi dibanding dengan ibu yang dapat menggantikan ibu untuk melaksanakan
melahirkan dengan umur kehamilan yang metode kanguru tersebut.
aterm.22Ali NS dkk juga menyatakan PMK terbukti mampu meningkatkan
bahwakecemasan yang terjadi pada masa nifas organisasi tidur melalui peningkatan kuantitas tidur
adalah masalah kesehatan ibu yang tenang, peningkatan siklus tidur dan penurunan
mengkhawatirkan karena hal tersebut merupakan bangun mendadak dari tidur.Siklus tidur merupakan
salah satu penyebab morbiditas maternal.23 prediktor perkembangan otak. Siklus tidur bayi
Penerimaan bayi baru lahir di unit perawatan prematur sedikitnya membutuhkan 60 menit,
intensif neonatal umumnya memberikan isyarat sehingga bayi dapat menyelesaikan sedikitnya 1
bahwa bayi akan dirawat secara terpisah dengan siklus tidur secara lengkap.25
ibunya. Kecemasan ibu dapat dipicu oleh adanya Pada hakikatnya, periode awal kehidupan bayi
asumsi yang berbahaya terhadap kondisi merupakan masa paling penting bagi aspek
bayinya.Menurut Blomqvist YT dan Nyqvist KH di kehidupan psikis ibunya. Bagi seorang ibu yang
Swedia bahwa, dari 23 pasang ibu dan bayi dengan mengabdikan dirinya untuk merawat dan mengasuh
berat badan antara 1715-3700 gr dengan umur anaknya sendiri dan menghayati tugas tersebut
kehamilan antara 31-41 minggu. Secara keseluruhan maka akan mendatangkan perasaan puas dan
ibu mengungkapkan bahwa PMK akan membuat bahagia. Kondisi tersebut dapat dihayati sebagai
mereka lebih dekat dengan bayinya sehingga secara interelasi psikis yang paling intim dengan anaknya,
terus menerus mereka mempunyai kesempatan terutama ketika ibu dapat berinteraksi bersama
untuk berinteraksi bersama bayinya. Mereka tidak anaknya seperti pada saat menyusui. Oleh karena itu
mengkhawatirkan timbulnya kejadian yang buruk rasa kepuasan dan kebahagiaan itu dirasakan
selama PMK, merasa nyaman dan merasa tidak sebagai suatu pengalaman yang memuncak.8
stres selama pelaksanaan PMK.24 Ibu pasca partum rentan terhadap tekanan
Pada sesi pertama pelaksanaan PMK ibu emosional terutama pada ibu yang memiliki bayi
membutuhkan perhatian dan waktu penuh.Kontak prematur, umumnya orang tua terutama ibu berada
kulit langsung dapat dimulai secara bertahap dan pada kondisi cemas.Menyikapi hal tersebut
setiap sesi sebaiknya dilaksanakan tidak kurang dari dikembangkan suatu upaya untuk memberi
60 menit kemudian ditingkatkan secara bertahap, kesempatan kepada ibu untuk dirawat secara
bersama dengan bayinya (rooming-in).26 Perawatan
53
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

secara bersama antara ibu dan bayinya juga bahwa kondisi kecemasan menurun pada ibu hamil
menujukkan adanya kemampuan ibu untuk yang diberikan intervensi relaksasi dengan cara
memenuhi dan menanggapi dengan empati terhadap mendengarkan musik dalam waktu 30 menit pada
kebutuhan bayinya.27 fase menunggu untuk mendapatkan intervensi medis
PMK dapat menghantarkan ibu untuk lebih (amniosintetis). Begitupula dengan kadarkortisol
banyak berinteraksi dengan bayinya, seperti menurun setelah relaksasi.32
memberikan dekapan sepanjang pelaksanaan PMK, Interaksi yang terjadi antara ibu dan bayi
membelai, bahkan mengajak bayinya untuk pada saat pelaksanaan PMK, menunjukkan kadar
berkomunikasi, juga adanya keterlibatan ibu dalam oxytocin yang merupakan ikatan kimia secara
memberikan perawatan kepada bayinya seperti signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
mengganti popok, baju dan selimut bayinya yang tidak berinteraksi dengan bayinya.33,34
termasuk pemberian ASI secara langsung kepada Menurut Carter CS bahwa, Oxytocindapat
bayinya. melindungi terhadap reaktivitas system saraf
Proses interaksi antara ibu dan bayi dalam otonom. Oleh karena itu Oxytocindikatakan sebagai
bentuk sentuhan, suara dan kontak mata yang pengatur respon terhadap stressor, serta memiliki
terkordinasi secara intensif akan menghasilkan sifat dan efek yang terkait dengan penurunan
sebuah keterikatan yang kuat. Suara ibu dirasakan kecemasan dan relaksasi.35
oleh bayi sebagai bentuk perhatian dari ibunya, Variabel lain yang diteliti adalah frekuensi
sedangkan sentuhan dirasakan sebagai tanda denyut nadi, frekuensi pernafasan ibu. Hasil analisis
kepastian adanya kasih sayang dari ibunya.27 uji beda berdasarkan uji Wilcoxon menunjukkan
Bila dicermati, PMK akan meningkatkan proses adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05), yaitu
bounding attachment antara ibu dan bayinya.19 setelah pelaksanaan PMK frekuensi denyut nadi dan
Menurut Gordon melaporkan bahwa pelaksanaan frekuensi pernafasan ibu menunjukkan adanya
boundingattachment terjadi peningkatan oxytocin penurunan.
bermakna secara statistik. Hormon oxytocin dikenal 1) Penurunan frekuensi denyut nadi
sebagai hormon anti stres. Oxytocin berfungsi Kecemasan yang terjadi pada kondisi tertentu
meningkatkan kondisi yang menyenangkan, merupakan keadaan yang mengacu
mengurangi stres, dan mood yang negatif, padaperasaantidak menyenangkanserta
memfasilitasi pembentukan bounding melalui mencerminkanbagaimanaseseorangmerasakan
pendekatan perilaku.28,29Oxytocin yang dilepaskan kondisilingkungan yangmengancam.21Kecemasan
pada saat proses boundingattachment secara positif seringkali disertai dengan gejala fisik seperti
menurunkan kecemasan ibu (nilai p<0,05) selama jantung berdebar cepat,36frekuensi pernafasan
terjadinya proses asuhan terhadap anaknya.29 meningkat sehingga dada terasa sesak, perasaan
Pada hakikatnya, pelaksanaan PMK juga gugup, gelisah.37
memberikan kesempatan kepada ibu untuk sesering Beberapa ahli mengemukakan bahwa dalam
mungkin memberikan ASI kepada bayinya.25 kondisi psikologis yang terjadi secara tidak
Stimulus payudara pada saat menyusui akan langsung dipengaruhi oleh proses dari
merangsang pelepasan hormone oxytocin.13Menurut Hypothalamus-Pituitari-Adrenal (HPA) ke
Wilkinson RB dan Schrel FBbahwa upaya neurotransmitter yang termasuk di dalamnya adalah
pemberian ASI akan memberikan dampak kepada norephineprin, dopamine, serotonin, dan
ibu berupa peningkatkan relaksasi secara umum dan acetilkolin.38
status emosional yang positif, meningkatkan Pada aktivitas stres atau adanya deviasi pada
kepuasan, lebih tenang, mengurangi rasa cemas, homeostatis, maka secara signifikan medulla
mengurangi stres dibandingkan dengan ibu yang adrenal menyekresikan katekolamin.Dikatakan
memberikan susu formula.30 bahwa katekolamin dapat meningkatkan frekuensi
Relaksasi secara umum memberikan denyut jantung serta curah jantung dan
kemampuan pasien untuk mengendalikan rasa menyebabkan vasokonstriksi perifer. Ketika
cemasnya dan akan mengurangi ketegangan yang kadarkatekolamin meningkat maka akan
dirasakannya.31Menurut Ventura dkk di Portugal mengaktifkan reseptor 1 pada miokardium yang
54
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

akan meningkatkan kecepatan dan frekuensi kortikal yang secara fisiologi sangat penting dalam
kontraksi serta meningkatkan iritabilitas upaya mempertahankan homeotatis selama terjadi
miokardium. Sedangkan efek kontraktil dari perubahan emosional.41
katekolamin pada otot-otot polos vaskuler terjadi Pernafasan merupakan salah satu proses
melalui reseptor . DOID .39 fisiologis yang dapat berubah secara dramatis
Perangsangan saraf simpatis mempengaruhi denganemosional perubahan.Secara subjektif,
peningkatan permeabilitas terhadap ion kalsium timbulnya rasa cemas akan meningkatkan laju
(Ca2+) paling tidak sebagiannya bertanggung jawab pernafasan. Jika disesuaikan dengan pemeriksaan
atas peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung, menggunakan Electroencephalogram(EEG), maka
sebab ion kalsium (Ca2+) mempunyai peran yang akan memperlihatkan timbulnya aktivasi pada
sangat kuat dalam merangsang proses kontraksi daerah system limbic, khususnya
myofibril.40 amigdalamemainkanperanpentinguntuk
Pada umumnya perangsangan hypothalamus memprosesemosinegatif.41
bagian posterior dan lateral meningkatkan tekanan
arteri dan frekuensi denyut jantung sedangkan SIMPULAN
perangsangan pada area preoptik sering Terdapat penurunan derajat kecemasan pada ibu
menimbulkan efek yang berlawanan, sehingga nifas dengan bayi BBLR setelah melaksanakan
menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung perawatan bayi dengan metode kanguru.
dan tekanan arteri.Oleh karena itu, bila aktivitas Saran
system saraf simpatis ditekan sampai di bawah 1) Untuk peneliti selanjutnya:
normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi a) Hendaknya dilengkapi dengan teknik
denyut jantung.40 pengumpulan data melalui instrument
2) Penurunan frekuensi pernafasan wawancara sehingga jawaban yang
Ketika terjadi rangsangan psikologis, maka diberikan lebih akurat serta menggunakan
beberapa saraf parasimpatis yang berasal dari kelompok pembanding.
nervus vagus menembus parenkim paru. Saraf ini b) Menggunakan mixed methode sehingga
menyekresikan acetilkolin dan bila diaktivasi, akan dapat menggali lebih mendalam dan
menyebabkan konstriksi ringan sampai sedang pada mengungkapkan kondisi psikologik yang
bronkiolus. Oleh karena itu, kemungkinan sebagian mengganggu pada ibu nifas khususnya ibu
besar peningkatan frekuensi pernafasan diakibatkan yangmemiliki bayi BBLR.
oleh sinyal neurogenik yang ditransmisikan secara 2) Untuk tenaga kesehatan
langsung ke dalam pusat pernafasan batang otak.40 Hendaknya lebih meningkatkan lamanya setiap
Begitu pula sebaliknya, bronkiolus diatur sesi penerapan pelaksanaan PMK sehingga
langsung oleh serabut saraf simpatis yang sifatnya dapat dilaksanakan secara kontinu guna
relatif lemah karena beberapa serabut saraf ini mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
menembus masuk ke bagian pusat dari paru.Namun,
cabang bronkus sangat terpapar dengan norepinefrin
DAFTAR PUSTAKA
dan epinefrin yang dilepaskan ke dalam darah oleh
perangsangan simpatis dari kelenjar
Kemenkes RI. Manajemen asfiksia bayi baru lahir:
medullaadrenal. Kedua hormon ini, terutama
untuk bidan. Direktorat jenderal bina gizi dan
epinefrin, karena rangsangannya lebih besar pada
kesehatan ibu dan anak. Kemenkes RI:
reseptor beta-adrenergik menyebabkan dilatasi
Jakarta; 2011; hal 3
bronkus.40
Depkes RI. Pedoman pelayanan kesehatan bayi
Menurut Homma I dan Masaoka Y bahwa, laju
berat lahir rendah (BBLR) dengan perawatan
pernafasan dapat berubah sebagai respon terhadap
metode kanguru (PMK) di rumah sakit dan
perubahan emosi seperti sedih, cemas atau ketika
jejaringnya. Jakarta: Departemen kesehatan;
mengalami ketakutan. System pernafasan
2009; hal. 1.
dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara
batang otak termasuk system limbic dan struktur
55
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

Depkes RI. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah Miller RL, Pallant JF, NegriLM, Anxiety and stress
(BBLR) dengan Metode Kanguru. Health in the postpartum: Is there more to postnatal
Technology Assesment Indonesia; Jakarta; distress than depression? BMC psychiatry,
2008; hal. 3. Australia; 2006; Vol.6 No. 12 hal 2.
Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar. Badan Patel V, Prince M. Maternal psychological
penelitian dan pengembangan kesehatan. morbidity and low birth weight in India. The
Kemenkes RI: Jakarta; 2010; hal. 139 british journal of psychiatry; Institute of
Profil kesehatan rumah sakit umum syekh yusuf Psychiatry, London; 2006; hal 284-285.
2010, Gowa. Makassar. Misri S, Kendrick K, Oberlander TF, Norris S,
Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku ajar asuhan Tomfohr L, Zhang H, Grunau RE, antenatal
kebidanan. Vol-2. Ed-4. Terjemahan dari. depression and anxiety affect postpartum
9DUQH\¶V PLGZLIHU\ -DNDUWD (*& KDO parenting stress: a longitudinal, prospective
878-881. study. Can J psychiatry 2010; Vol. 55 No.4 hal.
Conde-Agudelo A, Belizán JM, Diaz-Rossello J, 224-225.
Kangaroo mother care to reduce morbidity Lee ILY, Leung WC, The Effect of a Birth Plan on
and mortality in low birthweight infants. This Anxiety Levels in Chinese Pregnant Women: a
is a reprint of a Cochrane review, prepared Randomised Controlled Trial, J Gynaecol
and maintained (Review) by The Cochrane Obstet Midwifery Hong Kong; 2010; Vol.
Collaboration and published in The Cochrane 10:32-6; hal. 32-35.
Library. 2007; hal 2-3. Sontheimer D, Christine B, Fischer, Kerstin E,
Kartono K. Psikologi wanita: Mengenal wanita Buch. Kangaroo transport instead of incubator
sebagai ibu dan nenek. Mandar maju; transport, The American Academy of
Bandung: 2007. Pediatrics. Germany; 2004; Vol 113 No. 4 hal
Usman A. Dukungan emosional (Emotional 920-922.
support). Divisi neonatologi. Departemen Nyqvist, Anderson GC, Bergman N, Cattaneo A,
ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran. Charpak N, Davanso R, Ewald U, Lbe O, Hoe
Universitas padjadjaran/Rumah sakit Dr. LS, Allanso PC, Palaez R JG, Sizun J,
Hasan Sadikin. Bandung; 2011; 59-60. Widstrom AM, Towards universal Kangaroo
Browne J.V., Early relationship environments: Mother Care. Journal Compilation, Foundation
physiology of skin-to-skin contact for parents Acta Paediatrica; 2010; hal 1-2
and their preterm infants, Clinics in Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi
perinatology. Clin Perinatol: Denver USA; penelitian klinis. Edisi ke-2. Sagung seto;
2004; 31. hal 287± 298. Jakarta: 2011.
Yelland J, Sutherland G, Brown SJ,Postpartum Dowell Mc. I. Measuring Health: A Guide to Rating
anxiety, depression and social health: Scalesand Questionnaires. Third editions. New
findings from a population-based survey of York: Oxpord university press; 2006; hal 303-
Australian women, BMC public health; 319.
Australia; 2010; Vol. 10 hal. 12. Furman L, Does providing human milk for her very
low-birth weight infant help the mother?
Giakoumaki O, Vasilaki K, Lili L, Skouroliakou M, American academy of pediatrics.
Liosis G. The role of anxiety in the early Vol.8:11.2007.
postpartum periode: screening for anxiety and Ali NS, Ali BS, Azam IS, post partum anxiety and
depressive symptomatology in Greece. The depression in peri-urban communities of
journal of psychosomatic obstetric and Karachi, pakistan: a quasi-experimental study.
gynecology. 2008; Vol. 30 no. hal 21 Vol.9:384; BMC public health; 2009.
Cunningham G, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Blomqvist YT dan NyqYLVW .+ 6ZHGLVK PRWKHU¶V
5RXVH '- 6SRQJ &< ZLOOLDP¶V REVWHWULFV rd experience of continuous kangaroo mother
edition. The Mcgraw-Hill companies: 2010; care, journal of clinical nursing; 2010.
hal 1243-1245
56
RAKERNAS AIPKEMA 2016
³7HPX ,OPLDK +DVLO 3HQHOLWLDQ GDQ 3HQJDEGLDQ 0DV\DUDNDW´

Department of Reproductive Health and Research. brain, hormones, and behavior in synchronus
Kangaroo mother care: a practical guide. and intrusive mothers.
Geneva: WHO Library cataloguing-in- Neuropsychopharmacology. 36: 2603-215.
publication data; 2003. 2011.
%HQQHWW 5 6KHULGDQ & PRWKHU¶V SHUFHSFLRQV RI Heinrics M, Domes G. Neuropeptides and social
rooming-in on a intensive care unit, vol 1:5, behaviour: effects of oxytocin and vasopressin
parental support infant; 2005. in humans. Progress in Brain Research, Vol.
Hendler AS, Feldman R. Specifying the 170. Elsevier; 2008.
neurobiological basis of human attachment: Careter CS. Sex differences in oxytocin and
brain, hormones, and behavior in synchronus vasopressin: Implications for autism spectrum
and intrusive mothers. disorders? Behavioural Brain Research.
Neuropsychopharmacology. 36: 2603-215. Elseiver. 2007;176:170±186.
2011. Kaplan HI, Sadock BJ. Comprehensive glossary of
Gordon I, Sharon OZ, Schneiderman I, Leckman JF, psychiatry and psychology. Williams
Weller A, Feldman R, oxytocin and cortisol in &wilkins; Baltimore Maryland USA: 1991; hal
romantically unattached young adults: 16.
Associations with bonding and psychological Sadock BJ, Sadock VA. Synopsis of psychiatry:
distress, vol. 45, society psichophysiological Behavioral sciences/clinical psychiatry, tenth
research, balckwell publishing inc.USA, 2008. edition. Lippincott Williams &wilkins:
Bartz JA, Zaki J, Ochsner KN, Bolger N, Kolevzon Philadhelpia, USA: 2007; hal 230-239.
A, Ludwing, lydon JE, Effect of oxytocin on Wadhwa PD. Psichoneuroendocrine process in
recollections of maternal care and closeness, human pregnancy influence fetal development
vol 14, vol. 107:50, Psychological and and health behavioral perinatology researche
cognitive science, 2010. program. Department of psychiatry and human
Wilkinson RB, Scherl FB, psychological health, behavior and obstetric and gynecology, college
maternal attachment and attachment style in of medicine, university of California. USA;
breast-and formula-feeding mothers: a 2005; hal 726-728.
preliminary study, vol. 24:1, journal of Greenspan FS, Baxter JD. Endokrinologi dasar dan
reproductive and infant psychology, 2006. klinik. Alih bahasa Wijaya C, Maulany RF,
Kaplan, Sadock, alih bahasa Profitasari, Nisa TM Samsudin S, edisi 4, EGC, Jakarta, 2000. Hal
buku ajar psikiatri klinis, edisi 2, EGC, 413-414.
2010.hal 241. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi
Ventura T, Gomes MC, Carreira T. cortisol and 11. Alih bahasa Setiawan I, Tengadi KA,
anxiety response to a relaxing ingtervention on Santosa A. Jakarta: EGC; 2006; hal 117-1094.
pregnant women awaiting amniocengtesis. Homma I dan Masaoka Y. Breathing rhythms and
Psychoneuroendocrinology. 37: 148-156. emotions. Experimental Physiology ± Review
Elsevier. 2012. Article. Journal compilation. The Physiological
Hendler AS, Feldman R. Specifying the Society: 2008. Exp Physiol93.9 pp 1011±1021.
neurobiological basis of human attachment:

57

Anda mungkin juga menyukai