Anda di halaman 1dari 5

PENJELASAN SINGKAT

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

I. Kondisi Sanitasi di Indonesia


Capaian akses sanitasi nasional dapat dilihat pada tabel berikut :
Baseline (Maret Target
Indikator (Target 7C) (2009) (2010) (2011) (2012)
(1993) 2013) MDGs (2015)

Proporsi rumah tangga


7.9 dengan akses sanitasi 24,81% 51,19% 55,53% 55,60% 57,35% 58,6% 62,41%
layak yang berkelanjutan

7.9.a Perkotaan 53,64% 69,51% 72,78% 72,54% 72,70% 74,38% 76,82%

7.9.b Perdesaan 11,10% 33,96% 38,47% 38,97% 42,30% 43,12% 55,55%

II. Keikutsertaan Kabupaten/Kota pada Program PPSP


Program PPSP telah dilaksanakan mulai tahun 2009 dengan jumlah
Kabupaten/Kota peserta program yang terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu
sebagai berikut :
Jumlah Kab/Kota
No Kepesertaan
2009 2010 2011 2012 2013 Target 2014

1 Per Tahun 22 41 58 104 123 148

2 Kumulatif 22 63 121 225 348 496

III. Kabupaten/Kota yang Belum Bergabung sebagai peserta PPSP


Berikut adalah daftar Kabupaten/Kota yang belum bergabung menjadi peserta
Program PPSP beserta dengan capaian akses sanitasi layaknya.
Cakupan Akses
Kondisi Rawan Prioritas
No Provinsi/Kab./Kota Sanitasi Layak (BPS)
Sanitasi 2009 Penanganan
(% Penduduk)
1 Prov. Sumatera Utara  
1 Kab. Nias   1,20 Prioritas II
2 Kab. Simalungun √ 64,06 Prioritas II
3 Kab. Mandailing Natal   16,99 Prioritas II
4 Kab. Tapanuli Selatan √ 20,77 Prioritas I
5 Kab. Labuhan Batu √ 64,17 Prioritas II
6 Kab. Tapanuli Tengah   32,51 Prioritas II
7 Kab. Nias Selatan   1,20 Prioritas I
8 Kab. Pakpak Bharat   44,65 Prioritas II
9 Kab. Samosir   37,00 Prioritas II

1
Cakupan Akses
Kondisi Rawan Prioritas
No Provinsi/Kab./Kota Sanitasi Layak (BPS)
Sanitasi 2009 Penanganan
(% Penduduk)
10 Kab. Serdang Bedagai   74,58 Prioritas III
11 Kab. Batu Bara   55,49 Prioritas II
12 Kab. Padang Lawas   28,29 Prioritas II
13 Kota Padangsidimpuan √ 47,12 Prioritas I
14 Kota Gunung Sitoli √ 23,45 Prioritas I
Labuhan Batu
15 Kab.   64,20 Prioritas III
Selatan
16 Kab. Labuhan Batu Utara   51,95 Prioritas II
17 Kab. Nias Barat   6,27 Prioritas II
18 Kab. Nias Utara   10,42 Prioritas II
2 Prov. Riau  
19 Kab. Pelalawan √ 58,97 Prioritas II
20 Kab. SIAK   77,78 Prioritas III

Indragiri √ Prioritas
21 Kab. 20,60
Hilir I
22 Kota Dumai √ 88,21 Prioritas II
23 Kab. Bengkalis   63,71 Prioritas III
24 Kab. Rokan Hilir √ 38,86 Prioritas I
25 Kab. Meranti   28,75 Prioritas II
26 Kab. Rokan Hulu   53,65 Prioritas II
3 Prov. Lampung  
27 Kab. Lampung Utara √ 42,84 Prioritas I
Kepulauan Bangka
4 Prov.  
Belitung
28 Kab. Belitung √ 74,93 Prioritas II
5 Prov. Kepulauan Riau  
29 Kab. Karimun   58,88 Prioritas III
30 Kab. Anambas √ 6,97 Prioritas I
6 Prov. Banten  
31 Kota Cilegon √ 81,27 Prioritas II
32 Kota Tangerang √ 70,86 Prioritas II
Nusa Tenggara
7 Prov.  
Timur
33 Kota Kupang √ 41,98 Prioritas I
34 Kab. Timor Tengah Utara   14,10 Prioritas II
35 Kab. Sumba Tengah   9,20 Prioritas II
36 Kab. Sikka √ 43,07 Prioritas I
37 Kab. Ende √ 59,48 Prioritas II
38 Kab. Manggarai Barat √ 20,37 Prioritas I
39 Kab. Flores Timur   65,53 Prioritas II
8 Prov. Kalimantan Tengah  
40 Kab. Barito Timur   53,18 Prioritas II
41 Kab. Pulang Pisau   21,96 Prioritas II

2
Cakupan Akses
Kondisi Rawan Prioritas
No Provinsi/Kab./Kota Sanitasi Layak (BPS)
Sanitasi 2009 Penanganan
(% Penduduk)
42 Kab. Murung Raya   28,24 Prioritas II
9 Prov. Sulawesi Utara  
43 Kota Bitung √ 82,29 Prioritas II
10 Prov. Sulawesi Tengah  
44 Kab. Morowali   44,70 Prioritas II
45 Kab. Donggala   34,78 Prioritas II
11 Prov. Sulawesi Selatan  
46 Kab. Wajo   58,49 Prioritas II
12 Prov. Gorontalo  
47 Kab. Pohuwato   34,42 Prioritas II
48 Kota Boalemo √ 36,57 Prioritas I
13 Prov. Maluku  
49 Kab. Maluku Tenggara √ 49,55 Prioritas I
50 Kab. Kepulauan Aru √ 16,15 Prioritas I
51 Kab. Seram Bagian Timur √ 22,95 Prioritas I
52 Kota Tual √ 56,94 Prioritas I
53 Kab. Maluku Tengah √ 53,37 Prioritas I
54 Kab. Seram Bagian Barat   41,44 Prioritas II
14 Prov. Papua Barat  
55 Kab. Teluk Wondama   64,79 Prioritas III
56 Kab. Teluk Bintuni √ 45,34 Prioritas I
57 Kab. Sorong Selatan √ 26,60 Prioritas I

58 Kab. Raja Ampat √ 35,14 Prioritas I

59 Kab. Kaimana √ 37,88 Prioritas I

60 Kab. Manokwari √ 56,43 Prioritas I

61 Kab. Maybrat   20,46 Prioritas II


62 Kab. Tambrauw   26,40 Prioritas II
15 Prov. Papua  
63 Kab. Jayawijaya √ 13,71 Prioritas I
64 Kab. Yapen   46,73 Prioritas II

65 Kab. Biak Numfor   65,80 Prioritas II

66 Kab. Sarmi   43,87 Prioritas II

67 Kab. Nabire √ 55,87 Prioritas I


68 Kab. Paniai   2,29 Prioritas II

69 Kab. Puncak Jaya   5,27 Prioritas II

70 Kab. Boven Digoel √ 14,28 Prioritas I


71 Kab. Mappi   10,28 Prioritas II

72 Kab. Yahukimo   1,65 Prioritas II

73 Kab. Dogiyai   9,47 Prioritas II

74 Kab. Yalimo   - Prioritas II

75 Kab. Intan Jaya   0,27 Prioritas II

3
Cakupan Akses
Kondisi Rawan Prioritas
No Provinsi/Kab./Kota Sanitasi Layak (BPS)
Sanitasi 2009 Penanganan
(% Penduduk)
76 Kab. Deiyai   1,33 Prioritas II

77 Kab. Puncak   0,44 Prioritas II

78 Kab. Nduga   - Prioritas II

79 Kab. Membero Tengah   0,24 Prioritas II

80 Kab. Lanny Jaya   0,60 Prioritas II


Pegunungan Prioritas II
81 Kab.   1,29
Bintang
82 Kab. Tolikara   1,29 Prioritas II

83 Kab. Supiori   64,46 Prioritas II

84 Kab. Mamberamo Raya   6,18 Prioritas II

Keterangan :
 Prioritas I adalah untuk Kabupaten/Kota yang masuk kategori rawan sanitasi
dan memiliki cakupan akses sanitasi layak di bawah rata-rata nasional 58,6%.
 Prioritas II adalah untuk Kabupaten/Kota yang masuk tidak masuk kategori
rawan sanitasi tetapi memiliki cakupan akses sanitasi layak di bawah rata-rata
nasional 58,6% atau masuk kategori rawan sanitasi tetapi memiliki cakupan
akses sanitasi layak di atas rata-rata nasional 58,6%.
 Prioritas III adalah untuk Kabupaten/Kota yang tidak masuk kategori rawan
sanitasi dan memiliki cakupan akses sanitasi layak di atas rata-rata nasional
58,6%.

IV. Program PPSP


A. Program PPSP merupakan program yang bertujuan untuk mengutamakan
kesiapan pembangunan dan pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan
drainase) di Kabupaten/Kota yang dilakukan melalui :
a. Advokasi kepada unsur Muspida dan Dewan mengenai pentingnya
pelayanan sanitasi bagi masyarakat.
b. Penyiapan kelembagaan dan peraturan mengenai pengelola pelayanan
sanitasi bagi masyarakat.
c. Penyiapan dokumen perencanaan pembangunan sarana dan
prasarana pelayanan sanitasi bagi masyarakat.
d. Pembangunan sektor sanitasi guna meningkatkan pelayanan sanitasi
kepada masyarakat dan perlindungan kawasan permukiman.

B. Sasaran Program PPSP adalah sebagai berikut :

4
a. Adanya peningkatan akses pelayanan sanitasi yang layak kepada
masyarakat di permukiman
b. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

C. Proses Pelaksanaan Program PPSP


a. Advokasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota mengenai Program
PPSP
b. Pembentukkan kelompok kerja sanitasi Kabupaten/Kota
c. Pelatihan/pembekalan kepada Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota
d. Penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) yang berisikan
pemetaan situasi sanitasi melalui survey/pengumpulan data primer dan
sekunder yang menghasilkan peta wilayah rawan sanitasi di masing-
masing Kabupaten/Kota.
e. Penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang berisikan
strategi penanganan permasalahan sanitasi berdasarkan BPS.
f. Penyusunan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang
berisikan rencana kegiatan tahunan berdasarkan SSK.
g. Penyiapan kelembagaan dan persyaratan persiapan
pembangunan/optimalisasi sarana sanitasi (lahan, masyarakat, dan
desain).

D. Persyaratan Keikutsertaan Program PPSP


a. Adanya surat minat kepesertaan Program PPSP Tahun 2014
b. Adanya SK Pokja Sanitasi yang beranggotakan perwakilan dari SKPD
terkait sanitasi (Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PU, BLH, Dinas
Kebersihan, dan lain-lain) dan diketuai oleh Sekretaris Daerah.
c. Tersedianya alokasi dana APBD Kabupaten/Kota untuk operasional
Pokja dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan sanitasi untuk
kegiatan antara lain sebagai berikut : survey/studi EHRA, analisis data
EHRA, pengumpulan data sekunder, rapat koordinasi Pokja dan
perjalanan dinas dalam rangka pelatihan dan koordinasi di Provinsi
maupun di Pusat. Kebutuhan dana untuk survey EHRA minimal
sebesar Rp. 100.000.000 untuk 400 responden atau lebih bergantung
pada jumlah penduduk di suatu Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai