Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

NOMOR TAHUN 2014

TENTANG

SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI (SLHS)


TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI INDRAGIRI HILIR.

Menimbang: a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. bahwa pengelolaan makanan dan minuman adalah rangkaian
kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau bahan baku
pengolahan, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan,
pewadahan, pengangkutan dan penyajian sampai pemasaran.

c. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang


dikelola oleh tempat pengelolaan makanan, minuman dan depot air
minum isi ulang yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi,
agar tidak membahayakan kesehatan

d. bahwa tempat pengolahan makanan minuman meliputi semua tempat


maupun lokasi pengelolaan makanan dan minuman .
e. bahwa Sertifikat Laik Higiene Sanitasi tempat pengolahan makanan ,
minuman dan depot air minum isi ulang merupakan bukti tertulis yg
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang/ Dinas kesehatan
terhadap terhadap tempat pengolahan makanan dan minuman yg
telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan .
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c, hurup d dan huruf e perlu membentuk
Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir tentang Penyelenggaraan
Higiene Sanitasi Makanan Minuman di tempat pengelolaan makanan
dan minuman dan depot air minum isi ulang .

1
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit


Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor
20, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3273);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996 tentang Perlindungan


Konsumen;

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Penelolaan


Lingkungan Hidup;

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis


mengenai Dampak Lingkungan;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentangKeamanan,


Mutu dan Gizi Pangan;

11. Keputusan Menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 1098 tahun


2003 tentang Persayaratan Higiene Sanitasi Rumah Makanan dan
Restoran;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun


2010 Tentang Persyaratan kualitas Air Minum;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736 Tahun


2010 tentang Tata Laksana Pengawasan kualitas Air Minum;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun


2011 tentang Higiene sanitasi Jasa Boga;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 30 tahun 2008


tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Indragiri
Hilir (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2008 Nomor
30);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 13 tahun 2011


tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Di Bidang Kesehatan

2
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR


dan
BUPATI INDRAGIRI HILIR

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI (SLHS) TEMPAT
PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Indragiri Hilir.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah otonom sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.

4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir

5. Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman yang selanjutnya disebut TPM


adalah tempat yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan pengelolaan makanan
dan atau minuman dimana terjadinya proses produksi dan atau pendistribusian
produk pangan yang meliputi rumah makan, restoran, jasaboga, Depot Air Minum,
Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), kantin, warung makan,warung kopi,
warung/kios makanan jajanan, tempat pengolahan makanan cepat saji dan sentra
makanan jajanan.

6. Persyaratan Kesehatan/ Higiene Sanitasi adalah Ketentuan-ketentuan yang


bersifat teknis kesehatan yang harus dipenuhi untuk melindungi, memilihara dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.

7. Penyelenggara TPM adalah orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan


TPM antara lain ditunjuk dengan tanda keanggotaan di ASOSIASI TPM Kabupaten
Indragiri Hilir .

8. ASOSIASI TPM adalah perkumpulan seluruh pengusha TPM sejenis yang berada
di kabupaten Indragiri Hilir melalui badan hukum

9. Higiene Sanitasi Makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat,


peralatan, orang, dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau keracunan makanan.

10. Persyaratan Higiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis kesehatan yang


ditetapkan terhadap produk makanan dan perlengkapannya yang meliputi
persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika.

3
11. Laik Higiene Sanitasi adalah kondisi tempat pengelolaan makanan dan minuman
yang telah memenuhi Persyaratan Higiene Sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan.

12. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) adalah Surat yang menyatakan Tempat
Pengolahan Makanan dan Minuman memenuhi Persyaratan Higiene Sanitasi

13. Penjamah Makanan adalah orang yang secara langsung mengelola makanan.

14. Sanitarian adalah tenaga kesehatan lingkungan berpendidikan Diploma 1 (D1),


Sarjana Muda atau Diploma 3 (D3), sarjana (S1) dan Pasca Sarjana (S2) yang telah
mendapatkan pelatihan dibidang Higiene Sanitasi Makanan.

15. Organisasi profesi adalah organisasi yang bergerak di bidang kesehatan


lingkungan seperti : Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) yang
mempunyai struktur organisasi cabang di Kabupaten Indragiri Hilir .

16. Instansi Terkait adalah Dinas Industeri dan Perdagangan, Badan PB2MPD, Badan
Lingkungan Hidup, Dinas Parawisata, Satpol PP lingkup Pemerintahan Kabupaten
Indragri Hilir.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2
Ruang lingkup pengaturan penyelenggaraan hiegene sanitasi makanan dan minuman di
TPM meliputi:
a. Laik Higiene Sanitasi;
b. Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Daerah terhadap
tempat-tempat pengelolaan makanan dan minuman .
c. Pembiayaan; dan
d. Sanksi

BAB III
LAIK HIGIENE SANITASI

Pasal 3

1) Setiap TPM yang menjalankan usahanya harus memiliki sertifikat laik higiene sanitasi
atau tanda terdaftar dari Dinas Kesehatan.

(2) TPM yang harus memiliki sertifikat laik higiene sanitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Kedai Kopi;
b. Usaha Jasa Boga;
c. Rumah Makan;
d. Restoran;
e. Depot Air Minum Isi Ulang;
f. Tempat Pengolahan Makanan Cepat Saji; dan
g. Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).

Pasal 4
(1) Tata cara memproleh sertifikat Laik Sehat usaha TPM sebagaimana dimaksud

4
ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

(2) Sertifikat laik Higiene Sanitasi sebagaimana yang dimaksu berlaku untuk satu
tempat pengolahan makanan dan minuman.

(3) Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman yang memiliki cabang atau perwakilan
diwajibkan memiliki Sertifikat laik Higiene Sanitasi sendiri.

Pasal 5
(1) Sertifikat laik Higiene Sanitasi merupakan salah satu persyaratan untuk
mendapatkan izin operasional.

(2) Sertifikat laik Higiene Sanitasi dinyatakan tidak berlaku apabila :


a. Perusahaan yang izin usahanya dicabut;
b. Perusahaan tutup atau pindah alamat/ ganti nama;
c. Perusahaan tidak memenuhi syarat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 ayat (1) hurup b;

Pasal 6

(1) Sertifikat laik higiene sanitasi dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan kepada
Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman yang memenuhi persyaratan laik
higiene sanitasi.
(2) Persyaratan Tempat Makanan dan Minuman diatur dalam Peraturan
Bupati

(3) Masa berlaku sertifikat laik higiene sanitasi terdiri dari :


a. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Sementara yang berlaku selama 6 (enam) bulan
dan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali; dan
b. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Tetap yang berlaku selama 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang.

(4) Perpanjangan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan


sepanjang TPM memenuhi persyaratan higiene sanitasi.

(5) Tata cara memperpanjang sertifikat diatur dalam peraturan Bupati

(6) Kepala Dinas Kesehatan berwenang untuk menentukan jenis sertifikat


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan hasil pemeriksaan.

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 7
(1) Dinas kesehatan secara berkala melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap
tempat pengolahan makanan dan minuman dengan berkoordinasi dengan instansi
terkait.

(2) Dalam melakukan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dibantu
oleh UPT Puskesmas sebagai tenaga teknis.

(3) Hasil pembinan dan evaluasi sebagaimana yang dimaksud ayat 1 dan 2, dijadikan

5
dokumen laporan Dinas Kesehatan, dan apabila terjadi kejadian luar biasa laporan
diteruskan kepada Bupati untuk tindak lanjuti.

Pasal 8

(1) Sertifikat laik higiene sanitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tidak berlaku
dan dicabut apabila:
a. terjadi pergantian pemilik;
b. pindah lokasi/alamat;
c. tutup;
d. tidak melakukan kegiatan selama 1(satu) tahun berturut-turut; atau
e. melangar ketentuan berlaku.

(2) Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman yang menyebabkan terjadinyan


kejadian luar biasa keracunan makanan minuman sertifikat laik higiene
sanitas(SLHS) akan dicabut kepemilikannya.

(3) Pencabutan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
oleh Dinas Kesehatan.

Pasal 9
(1) Dinas Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tempat
pengolahan makanan dan minuman

(2) Pengawasan yang dimaksud pada ayat (1) adalah pengawasan internal dan
eksternal.

(3) Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh penyelenggara


Tempat pengolahan makanan dan minuman.
(4) Pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
dan Kantor Kesehatan Pelabuhan.
(5) Tatacara pengawasan diatas diatur dalam Peraturan Bupati

Pasal 10
Tanggung jawab pengawasan dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Indragiri Hilir agar
terjamin terselenggaranya pengawasan tempat pengolahan makanan dan minuman
yang memenuhi stándar seperti yang telah ditetapkan oleh Undang-undang

BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 11
Biaya yang timbul dalam rangkaian penerbitan sertifik laik higiene sanitasi (SLHS)
dibebankan kepada penyelengga tempat pengolahan makanan dan minuman itu
sendiri;

6
BAB V
SANKSI

Pasal 12
(1) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) adalah
tindak Pidana.

(2) Pelanggaran atas ayat (1) diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(3) Denda sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) masuk ke Kas Daerah.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13
Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman yang telah beropersi sebelum ditetapkan
keputusan ini wajib menyesuaikannya dalam jangka waktu selambat-lambtnya 1 ( satu )
tahun

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Keputusan ini milai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.

Ditetapkan di Tembilahan
pada tanggal

BUPATI INDRAGIRI HILIR,

H. M. WARDAN

Diundangkan di Tembilahan
Pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

H. ALIMUDDIN, RM
Pembina Utama Madya

7
NIP. 19550621 198603 1 002

Anda mungkin juga menyukai