KEBIJAKAN KEAMANAN

PANGAN SIAP SAJI

FARIDA KURNIATI, SF, Apt

KASI KEFARMASIAN, ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN DEMAK
 Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia
(UU Pangan No 18 tahun 2012)
 Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan
& keselamatan dlm mengkonsumsi barang dan atau jasa
(UU No 8 Tahun 1999 ttg Perlindungan Konsumen, Bab III
Pasal 4)
Mengapa
MengapaKeamanan
KeamananPangan
PanganPenting
Penting??

 Melindungi konsumen
 Mempertahankan penampakan, rasa,
aroma, tekstur, dan nilai gizi produk
pangan
 Mengurangi risiko kesehatan
 Mempertahankan pekerja dan konsumen
Ketidaktahuan? Ketidakpedulian?

Pewarna dilarang? Rhodamin

B, Methanil Yellow?

Mengandung boraks atau

formalin?
Masalah Utama Keamanan Pangan di Indonesia

 Cemaran Mikroba karena rendahnya kondisi

higiene dan sanitasi
 Cemaran Kimia karena kondisi lingkungan
yang tercemar limbah industri
 Penyalahgunaan Bahan Berbahaya yang
dilarang untuk pangan (formalin, rhodamin B,
boraks, methanil yellow)
 Penggunaan BTP melebihi batas maksimal
yang diijinkan (pengawet, pemanis)
TUGAS DINAS KESEHATAN TERKAIT
KEAMANAN PANGAN
DILAKSANAKAN OLEH :
 SEKSI KEFARMASIAN, ALAT KESEHATAN

DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH

TANGGA PADA BIDANG PELAYANAN
DAN SUMBER DAYA KESEHATAN
 SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN,

KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA

PADA BIDANG KESEHATAN
MASYARAKAT
 Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan
Kerja dan Olah Raga
Tugas :
 melaksanakan pendataan, pembinaan,

pemantauan dan pengawasan terhadap sarana

dan prasarana kesehatan lingkungan, kualitas
air, sarana pengolahan dan pembuangan air
limbah dan jamban keluarga di tempat-tempat
umum, tempat pengelolaan makanan, dan
lingkungan permukiman;
Seksi Kefarmasian Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT)
Tugas :
 melaksanakan pembinaan dan pengawasan sarana

produksi dan distribusi makanan-minuman,

kosmetika, alat kesehatan dan PKRT sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
 melaksanakan proses penerbitan rekomendasi izin

apotek, toko obat, toko alat kesehatan, optikal, usaha

mikro obat tradisional (UMOT), serta produksi
makanan minuman pada industri rumah tangga
HIGIENE SANITASI JASABOGA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG
HIGIENE SANITASI JASABOGA

TUJUAN : MELINDUNGI MASYARAKAT

DARI MAKANAN DAN MINUMAN YANG
DIKELOLA JASABOGA YANG TIDAK
MEMENUHI PERSYARATAN HIGIENE
SANITASI

JASABOGA ADALAH USAHA

PENGELOLAAN MAKANAN YANG
DISAJIKAN DI LUAR TEMPAT USAHA ATAS
DASAR PESANAN YANG DILAKUKAN OLEH
PERSEORANGAN ATAU BADAN USAHA
 Pasal 3
 Setiap jasaboga harus memiliki izin usaha
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
 Untuk memperoleh izin usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, jasaboga harus
memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
Jasaboga yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
 PENGGOLONGAN JASA BOGA
 A
MELAYANI KEBUTUHAN MASYARAKAT UMUM

 B
MELAYANI KEBUTUHAN MASYARAKAT DALAM
KONDISI TERTENTU (ASRAMA HAJI, INDUSTRI, PABRIK,
ANGKUTAN UMUM, FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

 C
MELAYANI KEBUTUHAN MASYARAKAT DI DALAM
ALAT ANGKUT UMUM INTERNASIONAL DAN PESAWAT
UDARA
 GOLONGAN A1
 MELAYANI MASYARAKAT UMUM
 MENGGUNAKAN DAPUR RUMAH
TANGGA
 DIKELOLA OLEH KELUARGA
 PERSYARATAN TEKNIS : PENGATURAN
RUANG, VENTILASI/PENGHAWAAN,
TEMPAT CUCI TANGAN DAN TEMPAT
CUCI PERALATAN, PENYIMPANAN
MAKANAN
 GOLONGAN A2
 MELAYANI MASYARAKAT UMUM
 MENGGUNAKAN DAPUR RUMAH TANGGA
 MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
 PERSYARATAN TEKNIS : MEMENUHI
PERSYARATAN TEKNIS JASABOGA
GOLONGAN A1
 PERSYARATAN KHUSUS : PENGATURAN
RUANG, VENTILASI/PENGHAWAAN,
PENYIMPANAN MAKANAN, RUANG GANTI
PAKAIAN
 GOLONGAN A3
 MELAYANI MASYARAKAT UMUM
 MENGGUNAKAN DAPUR KHUSUS
 MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
 PERSYARATAN TEKNIS : MEMENUHI
PERSYARATAN TEKNIS JASABOGA
GOLONGAN A2
 PERSYARATAN KHUSUS : PENGATURAN
RUANG, VENTILASI/PENGHAWAAN,
RUANG PENGOLAHAN MAKANAN, ALAT
ANGKUT DAN WADAH MAKANAN
Penerbitan sertifikat laik higiene sanitasi
jasaboga (catering)
2.5

1.5

1 Jumlah

0.5

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
HIGIENE SANITASI RUMAH
MAKAN DAN RESTORAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

TUJUAN : MELINDUNGI MASYARAKAT DARI MAKANAN DAN MINUMAN

YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN HIGIENE SANITASI YANG
DIKELOLA RUMAH MAKAN DAN RESTORAN AGAR TIDAK
MEMBAHAYAKAN KESEHATAN

Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya

Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian
atau seluruh bangunan yang permanen di lengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan
makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya
 Pasal 2
 Setiap rumah makan dan restoran harus
memiliki izin usaha dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Untuk memiliki izin usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) rumah makan dan
restoran harus memiliki sertifikat laik hygiene
sanitasi rumah makan dan restoran yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Penerbitan sertifikat laik higiene sanitasi
rumah makan dan restoran
Jumlah
3.5

2.5

1.5

0.5

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
 HIGIENE SANITASI MAKANAN
JAJANAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN
PERSYARATAN HIGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

MAKANAN JAJANAN ADALAH MAKANAN DAN MINUMAN

YANG DIOLAH OLEH PENGRAJIN MAKANAN DI TEMPAT
PENJUALAN DAN ATAU DISAJIKAN SEBAGAI MAKANAN SIAP
SANTAP UNTUK DIJUAL BAGI UMUM SELAIN YANG DISAJIKAN
JASA BOGA, RUMAH MAKAN/RESTORAN DAN HOTEL
 Pasal 15
 TERHADAP SENTRA PENJAJA MAKANAN
JAJANAN MAUPUN PENJAJA MAKANAN
JAJANAN DAPAT DIBERIKAN TANDA
TELAH TERDAFTAR ATAU STIKER TELAH
TERDAFTAR
Pasal 16
 Penjamah makanan berkewajiban memiliki
pengetahuan tentang hygiene sanitasi
makanan dan gizi serta menjaga kesehatan.
 HIGIENE SANITASI DEPOT AIR
MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG HIGIENE
SANITASI DEPOT AIR MINUM

TUJUAN : MELINDUNGI MASYARAKAT DARI RISIKO

PENYAKIT BAWAAN AIR AKIBAT MENGKONSUMSI AIR
MINUM YANG BERASAL DARI DEPOT AIR MINUM YANG
TIDAK MEMENUHI STANDAR BAKU MUTU DAN
PERSYARATAN HIGIENE SANITASI
 Pasal 4

 Setiap DAM wajib memiliki izin usaha sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Untuk menerbitkan izin usaha DAM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pemerintah daerah
kabupaten/kota harus mempersyaratkan adanya
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.

Pasal 5
 Sertifikat Laik Higiene Sanitasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Penerbitan sertifikat laik higiene sanitasi
depot air minum
Jumlah
 2015 : 0 1.2

 2016 : 0 1

 2017 : 1 0.8

0.6
 2018 : 0
0.4
 2019 : 0
0.2
 2020 : 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
 SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI
PANGAN SIAP SAJI
 PERATURAN BUPATI DEMAK NO 11 TAHUN
2020 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS
PERATURAN BUPATI DEMAK NO 1 TAHUN
2017 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN
PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN
NON PERIZINAN KEPADA KEPALA DINAS
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU KAB DEMAK
 DIKELUARKAN OLEH KEPALA DINAS
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP)
 PERSYARATAN ADMINISTRASI
1. Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku.
2. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lembar
3. Fotokopi IMB
4. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)
5. Perizinan berusaha melalui OSS (Online Single Submission)
6. Peta situasi dan gambar denah bangunan.
7. Surat penunjukan penanggung jawab Rumah makan dan
Restoran (mempunyai pengetahuan HS makanan dan memiliki
sertifikat HS makanan)
8. Fotocopy sertifikat Kursus Hygiene Sanitasi Makanan bagi
pengusaha/pemilik
9. Fotocopy sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan bagi
penjamah makanan minimal 1 orang penjamah makanan
OSS (ONLINE SINGLE SUBMISSION)
 Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik adalah Perizinan Berusaha yang
diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas
nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur,
atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha
melalui sistem elektronik yang terintegrasi.
 PERSYARATAN :
 NPWP
 IMB
 PERSYARATAN TEKNIS
 BANGUNAN
 PERALATAN
 KETENAGAAN
 BAHAN MAKANAN : UJI LABORATORIUM
TERHADAP SAMPEL MAKANAN
 PERMOHONAN

KEPALA DPMPTSP KAB

TIM PEMERIKSA (DINKES, DPMPTSP, DLH,

LABKES)

HASIL PEMERIKSAAN

SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI

JASABOGA
 SERTIFIKAT BERLAKU SELAMA 3 TAHUN
 SERTIFIKAT TIDAK BERLAKU APABILA
- TERJADI PERGANTIAN PEMILIK
- PINDAH LOKASI/ALAMAT
- TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN SELAMA 1
TAHUN
- DINYATAKAN DICABUT KARENA TIDAK
LAIK HIGIENE SANITASI ATAU
MENYEBABKAN TERJADINYA KLB
KERACUNAN MAKANAN
 KESIMPULAN
 PEMILIK USAHA PANGAN SIAP SAJI
HARUS MEMENUHI HIGIENE SANITASI
DAN DILAKUKAN SESUAI CARA
PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK
 JASABOGA, RUMAH MAKAN, RESTORAN,
DEPOT AIR MINUM ISI ULANG 
SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI
 MAKANAN JAJANAN  TANDA TELAH
TERDAFTAR ATAU STIKER TELAH
TERDAFTAR
 HAMBATAN
 PENANGGUNG JAWAB, PENGUSAHA DAN PENJAMAH
BELUM MEMILIKI SERTIFIKAT KURSUS HIGIENE SANITASI
MAKANAN
 KURANG KESADARAN DARI PENGUSAHA UNTUK
MEMILIKI SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI KARENA
TIDAK ADA TUNTUTAN DARI KONSUMEN
 BAHAN MENTAH DAN HASIL OLAHAN YANG
DIHASILKAN MASIH MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA
ATAU MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN
MELEBIHI BATAS MAKSIMAL
 SARANA TIDAK MEMENUHI SYARAT : SDM, KONDISI
BANGUNAN, FASILITAS
 KURANGNYA PENGETAHUAN KONSUMEN TENTANG
KEAMANAN PANGAN
 SOLUSI
 FASILITASI KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN
 MENINGKATKAN KESADARAN DARI PENGUSAHA
 MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN
KESADARAN PRODUSEN MAKANAN UNTUK
MELAKUKAN PROSES PRODUKSI SESUAI STANDAR
 PERSYARATAN TEKNIS DIPENUHI BERTAHAP
 MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT
TENTANG EFEK BERBAHAYA DARI MAKANAN
YANG TIDAK SESUAI STANDAR MELALUI KIE
(KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI) KEPADA
KELOMPOK MASYARAKAT
TERIMA KASIH