Anda di halaman 1dari 4

PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN SURVEILANS KESEHATAN ANAK, PEMANFAATAN


KOHORT BAYI DAN BALITA

Kementerian Negara/ : Kementerian Kesehatan


Lembaga
Unit Eselon I : Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak
Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
(024.03.06)
Hasil : Tesedianya data sebagai indikator kinerja
program kesehatan anak
Unit Eselon II : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Kegiatan : Pertemuan Pengembangan Survelans
Kesehatan Anak, Pemanfaatan Kohort
Bayi dan Balita, buku KIA
Indikator kinerja kegiatan : Mengoptimalkan sistem pencatatan dan
pelaporan register kohort bayi dan balita
serta buku KIA dalam mendukung
surveilans kesehatan anak

Satuan Ukur dan Jenis : laporan


Keluaran
Volume : 35 laporan

A. Latar belakang
1. Dasar Hukum
a. UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan bahwa “setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Selanjutnya Pasal 28H
Ayat 1 menegaskan bahwa “setiap orang berhak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan”.
b. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UUPA)
c. Undang-undang Republik Indonesia no 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
d. Renstra Departemen Kesehatan 2010 – 2014
e. Kepmenkes No. 457/Menkes/SK/V/2008 tentang 17 Sasaran Grand
Strategy Depkes RI
f. Kepmenkes No.1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Depkes RI
g. Peraturan Menkeu RI No. 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya
Masukan Th. Anggaran 2013

2. Gambaran Umum Singkat

 Angka kesakitan dan kematian anak dan balita di Jawa Tengah dari
tahun ke tahun, dari laporan yang kami terima dirasa masih tinggi dan

1
hampir terjadi di semua Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Menurunkan
angka kesakitan dan kematian bayi dan balita merupakan tanggung
jawab kita semua.
Walaupun AKB dan AKABA Jawa Tengah sudah mencapai target
Nasional, tetapi kecenderungannya terlihat meningkat setiap tahunnya,
sehingga diperlukan upaya memonitor pelayanan yang diberikan
kepada bayi dan balita melalui catatan pada kohort bayi dan balita.

 Untuk pengamatan terus-menerus terhadap pengisian kohort bayi dan


balita maka perlu dilakukan monitoring pemanfaatan kohort bayi dan
balita di pelayanan kesehatan dasar (posyandu, PKD, puskesmas),
dan dilakukan evaluasi di tingkat Provinsi.

 Tahun 2015 melalui dana dekonsentrasi, maka perlu dilakukan


Pengembangan Sosialisasi Surveilans Kesehatan Anak, Pemanfaatan
Kohort Bayi dan Balita yang dilaksanakan di Provinsi dan Kab/Kota.

3. Alasan Kegiatan Dilaksanakan


 Perlunya data base yang didapatkan dari kohort bayi dan balita
 Kohort bayi dan balita sebagai acuan data yang akan digunakan
sebagai indikator kinerja program kesehatan anak.
 Kohort bayi dan balita seringkali dijumpai tidak terisi, belum
dipindahkan datanya kedalam kohort, masih dicatat pada buku
bantu/catatan lain, menunda-nunda memindahkan dalam kohort.
 Pemanfatan buku KIA belum optimal

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud Kegiatan
Kegiatan ini bermaksud :
- Memberikan dukungan terhadap kelancaran kegiatan program anak
- Sebagai upaya penguatan manajemen program kesehatan anak
- Forum validasi data, evaluasi, sosialisasi, sinkronisasi dan koordinasi
program kesehatan anak antara provinsi dan kabupaten/kota

2. Tujuan Kegiatan
- Untuk memperkuat sistem pencatatan dan pelaporan dan register
kohort bayi dan balita di tingkat puskesmas.
- Untuk memberikan penjelasan dan meningkatkan kemampuan
pengelola program tentang penggunaan kohort bayi dan balita.
- Adanya monitoring pengisian dan pemanfaatan kohort bayi dan balita
dalam mendukung surveilans anak.
- Mempercepat pembacaan dan kajian pelayanan kesehatan bayi dan
balita
- Sebagai dasar riil sasaran bayi dan balita
- Dasar penghitungan cakupan program anak

2
3. Metode Pelaksanaan
 Metode pertemuan dilaksanakan dengan ceramah, tanya jawab,
diskusi dan praktek pengisian data pada kohort.

4. Tahapan Kegiatan
 Pertemuan di Tingkat Provinsi selama 2 hari
 Pertemuan di 35 Kab/Kota selama 2 hari, dengan jumlah peserta 30
orang, Pembicara 4 orang dari dinas kesehatan Kab/kota, LP dan LS
terkait

C. Tempat pelaksanaan kegiatan


 Tempat pelaksanaan Pengembangan Survelans Kesehatan Anak,
Pemanfaatan Kohort Bayi dan Balita dilaksanakan di Provinsi dan 35
Kab/Kota.

D. Pelaksana dan Penanggung jawab kegiatan


Pelaksana Kegiatan : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Prov Jateng
dan 35 Kab/Kota
Penanggung Jawab Kegiatan : Kepala Bidang Bindal Yankes Dinkes Prov
Jateng

E. Jadwal kegiatan
Pelaksanaan kegiatan di provinsi bulan April – September 2015
Pelaksanaan kegiatan di kab/kota bulan April – September 2015
Bulan September : Kab. Banjarnegara, Cilacap, Banyumas, Kebumen,
Purbalingga, Kota Pekalongan, Salatiga, Kota Semarang,
Kota Surakarta, Kota Tegal, Boyolali, Klaten, Kab.
Magelang, Purworejo, Wonosobo
Bulan Oktober : Kab. Brebes, Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Kota
Magelang, Grobogan, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo,
Wonogiri, batang, Demak, Kendal,kab. Semarang,
Temanggung, Blora, Jepara, Kudus, Pati, Rembang

F. Biaya
Pertemuan Pengembangan Survelans Kesehatan Anak, Pemanfaatan Kohort
Bayi dan Balita di Provinsi dan Kab/Kota dibiayai oleh DIPA Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2015. Adapun rincian biaya kegiatan
ini sebagaimana tercantum dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB)
terlampir.

Semarang, 2015
Penanggung Jawab Kegiatan
An kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Dr. Djoko Mardijanto, MKes


Piñata Tk. I
NIP. 19610905 198710.1.001

3
4

Anda mungkin juga menyukai