Anda di halaman 1dari 83

HYGIENE SANITASI MAKANAN MINUMAN (HSMM)

“PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS


MASYARAKAT PARIWISATA DAN PELAKU USAHA
PARIWISATA”

DINAS KESEHATAN KABUPATEN DEMAK


KEBUTUHAN
MAKANAN UNTUK KEHIDUPAN
KOMPONEN BAHAN MAKANAN :

Serat
Mineral
Air
Vitamin

Karbohidrat

Lemak
Protein
FUNGSI ZAT GIZI
DALAM MAKANAN UNTUK KEHIDUPAN :

ZAT PEMBANGUN DAN


PEMELIHARA SEL DAN
SUMBER JARINGAN TUBUH ZAT PENGATUR
ENERGI PROSES TUBUH
UU No 36 Th Makanan & minuman yang dipergunakan untuk masyarakat
2009 tg
Kesehatan
harus didasarkan pada standar dan atau persyaratan kesehatan

Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap


kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik
UU No 18 Th pembusuk dan patogen dalam makanan, minuman, peralatan dan
2012 tg Pangan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia

Higiene dan sanitasi pangan perlu dilakukan agar pangan aman


dikonsumsi:

•Setiap orang yang terlibat pada rantai penyiapan pangan wajib


PP No. 28 Th
2004 tg mengendalikan risiko bahaya yang mungkin muncul dari pangan, yang
Keamanan mungkin berasal dari bahannya, sarana dan peralatan yang
Mutu dan Gizi digunakan dan personil yang mengolahnya.
Pangan
•Setiap orang yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
kegiatan rantai pangan wajib memperhatikan proses higiene dan
sanitasi pangan, yang dimulai dari produksi, penyimpanan,
pengangkutan dan pendistribusian pangan.
Permenkes Terlaksananya pengendalian faktor risiko penyakit bawaan
No.2
Th 2013 tg
pangan dan KLB keracunan pangan di seluruh sasaran tempat
KLB pengelolaan makanan
Keracunan
Pangan

Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan


Kepmenkes RI dan minuman yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien
No dan karyawan; makanan dan minuman yang dijual di dalam
1204/Menkes/
SK/X/2004
lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
tg Persyaratan
Kesehatan Makanan dan minuman di rumah sakit harus memenuhi higiene
Lingkungan
Rumah Sakit
dan sanitasi makanan, yang diupayakan melalui program higiene
  dan sanitasi pangan di rumah sakit

Kepmenkes
No.1906
Th 2011 Setiap jasaboga harus memiliki sertifikat hygiene sanitasi yang
tg Persyaratan dikeluarkan oleh Dinas kesehatan dan Kabupaten/Kota
Higiene Sanitasi
Jasaboga
Kepmenkes Setiap Rumah Makan/Restauran harus memiliki sertifikat hygiene
No.1908
Th 2003
sanitasi yang dikeluarkan oleh Dinas kesehatan dan
tg Persyaratan Kabupaten/Kota
Higiene Sanitasi
Rumah
Makan/Restoran

Peraturan Kepala
Badan POM RI
Nomor
Industri Rumah Tangan Pangan (IRTP)
HK.03.1.23.12.2205
Tahun 2012
MASALAH TPM ... (PROVINSI JATENG)
9
10
TEMPAT CUCI
TEMPAT CUCI

Buddy.S
Buddy.S
14
15
16
Kebersihan?
17
a n
k
al g
g
g ya n
in
n ne
e
it a m higie
n a k tek ik?
m a rak ba
i
a ga ek-p idak
B akt t
p r

18
19
20 20
21 21
22
Bahaya Mikroba
(Bagaimana Mereka Berkembang)
Bakteri berkembang dengan cara membelah diri menjadi dua

Seberapa cepat membelah diri menjadi dua pada kondisi ideal?

20 menit
Satu bakteri menjadi 1.000.000 dalam
3 jam 20 menit
Bom waktu keracunan pangan:
mikroba berkembang sangat cepat
Bom waktu
keracunan pangan

Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan


aman aman aman aman tidak aman

waktu
Masalah Keamanan Pangan identik
dengan BOM WAKTU yang dapat
meledak sewaktu-waktu jika tidak
dikendalikan sejak dini dari
sekarang

Dikendalikan oleh SIAPA?


Oleh kita bersama,
pemerintah, produsen, dan
masyarakat pada umumnya
sebagai konsumen

25
Food Borne Diseases (melalui makanan)

Bakteri
PENYAKIT BAWAAN MAKANAN
Hepatitis A
Gastroenteriti
s
PENYAKIT Tifoid/ Tipes
INFEKSI
Disentri

Leptospirosis

Jamur

KERACUNAN
Umbi2an

Makanan Laut

Zat Kimia
KEJADIAN KERACUNAN MAKANAN
GOAL PENYEHATAN PANGAN

↙ KLB
Keracunan
Pangan dan
Tertanggulan TPM TPM
∑ TPM TERAWASI/ TERDAFTAR
gi secara
standar ( SERTIFIKAT TERBINA
LAIK SEHAT)
TRIPARTIT PILAR KEAMANAN PANGAN

Masalah keamanan pangan adalah masalah kita semua,


oleh karena itu harus ditangani bersama-sama oleh
produsen, pemerintah dan konsumen
UPAYA PENCEGAHAN ...

HIGIENE DAN SANITASI TEMPAT


PENGOLAHAN MAKANAN
PENGERTIAN HIGIENE DAN SANITASI

Upaya kesehatan dgn cara memelihara


dan melindungi kebersihan individu
subjeknya (ORANGnya)/PERILAKU
Contoh : Cuci tangan pakai sabun,
HIGIENE buang sampah di tempat sampah

Upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan
SANITASI LINGKUNGAN dari subyeknya (TEMPAT,
ALAT dan BAHAN)
Contoh: Menyediakan air bersih dan
wastafel untuk cuci tangan, menyediakan
tempat sampah
Upaya kesehatan dgn cara
memelihara dan melindungi
kebersihan INDIVIDU subjeknya
HIGIENE (orang)/PERILAKU dan
LINGKUNGAN Tempat Pengolah
DAN Pangan
SANITASI Contoh : Cuci tangan pakai sabun,
TPM buang sampah dan menyediakan
sarananya

BHN
ORANG TEMPAT ALAT
MAKANAN

Pencegahan Penyakit bawaan


makanan
PENGERTIAN SANITASI
Melalui
Penyediaan
UPAYA Air Bersih
KESEHATA
SANITASI N

MEMELIHARA
KEBERSIHAN
LINGKUNGAN

Penyediaan Air Penyediaan Tempat


Untuk Cuci Sampah
ENAM PRINSIP HIGIENE SANITASI
MAKANAN MINUMAN
1. Pemilihan Bahan Makanan
2. Penyimpanan Bahan Makanan
3. Pengolahan Makanan
4. Penyimpanan Makanan Jadi

5. Pengangkutan Makanan
6. Penyajian Makanan
I. PEMILIHAN MAKANAN
? DIBELI ATAU DITOLAK
• Daging pucat agak
kebiru-biruan
• Kuning menyolok
karena diberi pewarna
• Tidak elastis

• Broiler (montok,lembek, putih, jengger kecil,


ukuran sedang)

• Ras (agak keras, putih, jengger besar,


ukuran besar)

• Kampung (sekel, kuning, jengger kecil, kaki


kehitaman)
KRITERIA PENERIMAAN TELUR
DITERIMA DITOLAK

- Tidak berbau
- Kulit bersih dan kuat, tidak pecah,
tidak retak
- Permukaan kulit kering
- Jika dikocok tidak berbunyi
- Bila diteropong tembus cahaya
BUAH - BUAHAN
-   Keadaan fisik luar baik, kulit masih utuh, bersih dan
tidak cacat
-   Isinya penuh dan tidak keriput
-   Warna sesuai dengan warna bawaan
-   Tidak berbau busuk, asam atau basi
-   Tidak terdapat cairan lain kecuali getah
-   Tidak terdapat ulat atau serangga lain.
KRITERIA PENERIMAAN
Diterima Ditolak
 UMBI - UMBIAN (UMBIJALAR, SINGKONG, TALAS dll)
- Keadaan fisik luar baik, kulit keras dan bersih
- Tidak tumbuh tunas
- Tidak terdapat noda berwarna hitam, coklat/biru
- Tidak terdapat ulat atau serangga lain
- Tidak terdapat bekas gigitan tikus/hewan lainnya
DAGING TERNAK
- Warna cerah tidak pucat
-  Tidak tercium bau asam atau busuk
-   Bila ditekan dengan jari akan segera kembali
Bila dipegang tidak lengket tapi terasa basah

TANDA KERUSAKAN DAGING


- Pembentukan lendir dan Perubahan warna
- Perubahan bau menjadi busuk karena pemecahan protein
dan terbentuknya senyawa-senyawa berbau busuk seperti
amonia, H2S, dan senyawa lain-lain
- Perubahan rasa menjadi asam karena
pertumbuhan bakteri pembentuk asam
- Ketengikan yang disebabkan pemecahan
atau oksidasi lemak daging
KRITERIA PENERIMAAN DAGING

Diterima Ditolak
IKAN
-   Warna kulit terang, cerah tidak lebam
-   Sisiknya masih melekat dengan kuat
-   Bila ditekan tidak berbekas
-   Insang berwarna merah
-   Tidak berbau busuk
-   Ikan akan tenggelam dalam air
TANDA – TANDA KERUSAKAN IKAN :
- Pembentukan lendir pada permukaan ikan
- Bau busuk karena terbentuknya amonia, H2S dan senyawa-
senyawa berbau busuk lainnya  lebih cepat terjadi pada
ikan laut dibandingkan ikan air tawar.
- Perubahan warna kulit dan daging ikan menjadi
kusam/pucat
- Perubahan tekstur  berkurang kekenyalannya
- Ketengikan karena terjadi pemecahan dan oksidasi
Lemak ikan
Mudah Busuk Karena :

struktur daging ikan yang


sangat halus  mikroba
mudah masuk
terdapat enzim alami yang
sangat aktif  kecepatan
pembusuk meningkat
adanya kotoran dalam
perut ikan  sumber
mikroba
pada ikan asin / peda 
kapang, bakteri halofilik
(bakteri tahan garam)
MAKANAN OLAHAN PABRIK
• Makanan yg diolah pabrik dan biasanya dikemas dalam kaleng, botol,
doos, baik cara vacuum atau biasa
• Ciri :
– Terdaftar di Badan POM) dg kode nomor :
• ML : import
• MD : produk dalam negeri
– Kemasan masih baik, utuh, tidak rusak, bocor, kembung
– Minuman dlm botol tidak berubah warna/keruh/tidak ada gumpalan
– Belum kadaluwarsa
– Segel penutup masih terpasang dg baik
– Merk/label jelas nama pabrik pembuatnya
• Bahaya kontaminasi :
– Clostridium botulinum pd makanan protein dlm kaleng
– Logam berat (Pb, Cd) kaleng dg kelingan patri
– Kerusakan pd makanan kadaluwarsa
KRITERIA PENERIMAAN PANGAN
PANAS DINGIN
Diterima Ditolak

•Kemasan • Kemasan
tertutup Sobek
baik. • Suhu 5 C
•Suhu 5 C (41 F) atau
(41 F) atau lebih tinggi
lebih
rendah
KRITERIA PENERIMAAN PANGAN
PANGAN BEKU
DITERIMA DITOLAK

• Suhu pada – 14 C • Terdapat butiran es, yang


hingga -12 C (6 F mengindikasikan telah di
hingga 10 F). thawing atau di bekukan
•Kemasan tertutup ulang.
rapat.
KRITERIA PENERIMAAN PANGAN DALAM
KEMASAN KALENG
DITERIMA DITOLAK

• Telah
menggelembung
atau penyok.
•Labelnya telah
• Kemasan utuh dan hilang.
normal. •Berkarat.
•Labelnya lengkap •Produk berbusa,
•Tidak berkarat. aroma tidak sedap
•Produk tidak
berbusa, aroma
normal
KRITERIA PENERIMAAN PANGAN
PRODUK PANGAN KERING
DITERIMA DITOLAK

• Sobek
•ada indikasi
serangga

• Basah
karena air.
•Beraroma
tidak baik
• Kering
• Sudah
• Tidak ada yang
sobek kedaluarsa
• Tidak berbau
• Belum kedaluwarsa
KRITERIA PENERIMAAN
DAIRY PRODUCTS
DITERIMA DITOLAK
BAHAN TAMBAHAN BERBAHAYA
Ciri makanan mengandung Borax & Formalin
Tahu / Bakso
• Lebih kenyal / keras, Tidak mudah hancur.
Lebih awet (lebih dari 3 hari di suhu ruang),
bau kimia

Mi Basah
• Lebih mengkilap dan keras, bau kimia

Ikan Asin
• Badan ikan keras,kaku, bagian dalam basah
bagian luar kering, tahan lama (lebih dari 1
bulan)
BAHAN TAMBAHAN BERBAHAYA
RHODAMIN B DAN METHANYL YELLOW
• Rhodamin B ->kanker serta merusak ginjal dan
hati.
• Metanil Yellow -> kanker pada saluran kencing,
terutama pada kandung kemih.
II. PENYIMPANAN BAHAN MAKAN
Tujuan : agar bahan makanan
tidak mudah rusak dan
kehilangan nilai gizinya.
1. Tempat penyimpanan
bersih
2. Penempatannya terpisah
dari makanan jadi
3. Penyimpanan bahan makanan
(suhu, ketebalan, kelembaban)
4. Bahan makanan disimpan
digudang,
5. Bahan makanan disimpan
dalam aturan sejenis,
disusun dalam rak-rak
6. Menggunakan sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO
7. Menggunakan system
III. MENGOLAH BAHAN MAKANAN

TUJUAN :
1.Tidak terjadi kerusakan-
kerusakan makanan sebagai
akibat cara pengolahan yang
salah

2. Tidak terjadi pengotoran


atau kontaminasi makanan
akibat dari kotorannya
tangan pengelola/penjamah
Syarat-syarat :
a). Jenis bahan yang
digunakan bermutu
b). Jumlah bahan untuk
satu kali pengolahan
c). Tahap-tahap proses
pengolahan
d). Langkah-langkah yang
perlu diperhatikan faktor
waktu, suhu,
kelembaban, tekanan dan
sebagainya,
IV. PENYIMPANAN MAKANAN JADI

Tujuan :
1. Mencegah pertumbuhan dan
perkembangan bakteri
2. Mengawetkan makanan dan
mengurangi pembusukan
3. Mencegah timbulnya sarang
hama
SYARAT :
•Makanan yang mudah
membusuk sebaiknya
disimpan pada suhu dingin,
yaitu < 40C.
•Untuk makanan yang
disajikan lebih dari 6 jam,
disimpan dalam suhu -5 s/d
-10C
Temperature Germometer
Boiling Water 100°C Dead
(No Growth)

Cooking Temperature 75°C


above
70 Too Hot
Hot Holding (Start to die)
Temperature above 63°C
60 D B
A I
STOP N
50 N A
KEEP OUT
G R
A R
P
40 E D
I Y
37°C R G
Multiply
R F
30 O
W I
T
STOP Z H S
20 S
KEEP OUT O I
10
N O
E N
5°C
Chill Sleepy
Temperature 1-4°C
0

Frozen 18°C- Asleep


(No Growth)
V. PENGANGKUTAN MAKANAN
Pengangkutan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Tempat / alat pengangkut
2. Tenaga pengangkut
3. Tehnik pengangkutan
Syarat:
1. alat/tempat pengangkutan harus bersih
2. cara pengangkutan makanan harus benar
dan tidak terjadi kontaminasi selama
pengangkutan
3. pengangkutan makanan yang melewati
daerah kotor harus dihindari
4. cara pengangkutan harus dilakukan dengan
mengambil jalan singkat
PRINSIP 5
PENGANGKUTAN MAKANAN
• Prinsip :
– Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing
– Isi makanan tdk terlalu penuh utk menghindari
kondensasi (akan cepat basi)
– Wadah hrs utuh, kuat, ukuran memadai dan terbuat
dari bhn anti karat/ bocor
– Pengangkutan dlm waktu lama hrs dg suhu tetap
panas (> 60ºC)/ tetap dingin (< 10ºC)
– Selama perjalanan wadah hrs tetap tertutup
– Kendaraan pengangkut khusus utk makanan dan
tidak dipakai utk keperluan lain
Pengangkutan Bahan Makanan
• Pencemaran dlm pengangkutan dpt
berupa pencemaran fisik, mikroba,
maupun kimia

• Untuk mengurangi sumber


pencemaran :
– Pengangkutan tidak bercampur dg bahan
berbahaya dan beracun (pupuk, pestisida)
– Kendaraan pengangkut makanan tdk
dipakai utk keperluan lain (orang, hewan,
barang, bahan kimia)
– Kendaraan selalu dlm keadaan bersih
– Hindari perlakuan manusia selama
pengangkutan (ditumpuk, diinjak2)
– Kendaraan khusus dg konstruksi higienis,
berpendingin
VI. PENYAJIAN MAKANAN
Syarat:
• Peralatan yang digunakan
• Petugas yang menyajikan
• Teknis penyajian makanan
• Pembungkus
Prinsip dlm pewadahan makanan
• Wadah hrs bersih dan kering
• Letak wadah dekat dg tempat pengisian utk pengangkutan
• Setiap jenis makanan basah ditempatkan dlm wadah
terpisah
• Makanan yg masih lama penyajiannnya disimpan pd suhu >
60ºC (utk makanan panas) dan < 10ºC utk makanan dingin
• Makanan dlm kaleng hrs langsung dihabiskan dan tidak
boleh disimpan dlm kaleng terbuka
• Wadah hrs mempunyai ventilasi utk mengeluarkan uap
panas
• Wadah/pembungkus makanan hrs aman dan tidak larut
dlm makanan
• Bungkus/kantong plastik tidak boleh ditiup
• Peralatan utk wadah harus :
– Bersih dan hygienis
– Tdk disentuh/dipegang pd bag yg kontak dg makanan
– Terbuat dari bahan yg aman
BUNGKUS MAKANAN
jangan membungkus dengan :
Stereofoam, koran, plastik yang berwarna,
secara langsung
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

 SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh PEMOHON


PEMOHON
Bupati/Walikota terhadap pangan produksi IRTP di
1
wilayah kerjanya yang telah memenuhi persyaratan
pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran Pangan PTSP
PTSP
Produksi IRTP. 2
3 4
PENYULUHAN
DINKES
DINKES PEMERIKSAAN
PENYULUHAN KAB/KOTA PEMERIKSAAN
Tahapan: KEAMANAN PANGAN
KEAMANAN PANGAN KAB/KOTA SARANA
SARANA
5 4.1
1.Penerimaan Pengajuan Permohonan 3.1 SERTIFIKAT
SERTIFIKAT
PENYULUHAN
PENYULUHAN
2.Evaluasi dokumen permohonan KEAMANAN PANGAN
KEAMANAN PANGAN
PTSP
PTSP
REKOMENDASI
REKOMENDASI
3.Penyelenggaraan Penyuluhan
Keamanan Pangan
SERTIFIKAT
4.Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan SERTIFIKAT
P-IRT (SPP-IRT)
P-IRT (SPP-IRT)
IRT
5.Pemberian Nomor P-IRT DINKES 6
DINKES BADAN POM/
BADAN POM/
6.Penyerahan SPP-IRT PROV.
PROV. BBPOM
BBPOM
PEMOHON
PEMOHON
Langsung Tembusan

73
1. PENERIMAAN PENGAJUAN PERMOHONAN

(1) Permohonan SPP-IRT Diterima Oleh Dinas Penanaman


Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

1.1. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut :


(a) Nama jenis pangan (g) Nama, alamat, kode pos
(b) Nama dagang dan nomor telepon IRTP
(c) Jenis kemasan (h) Nama pemilik
(d) Berat bersih/isi bersih (i) Nama penanggung jawab
(mg/g/kg atau ml/l/kl) (j) Informasi tentang masa
(e) Komposisi simpan (kedaluwarsa)
(f) Tahapan produksi (k) Informasi tentang kode
produksi
1.2. Dokumen lain antara lain :
(a) Surat keterangan atau
izin usaha dari Instansi
yang berwenang
(b) Rancangan label
pangan
PEMBERIAN NOMOR P-IRT

Minimal 15
P-IRT No. 1234567890123 – 45
(lima
Digit belas)
ke-1 = Jenis kemasan
digit
Digit ke-2,3 = Jenis produk

Digit ke-4,5,6,7 = Kode Povinsi dan kode Kab/Kota

Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang


telah mendapat SPP-IRT di IRTP tsb

Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota

Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku SPP-IRT


(1) Nomor P-IRT
diberikan untuk 1
(satu) jenis pangan
IRTP
(2) Setiap perubahan,
baik penambahan
maupun
pengurangan
provinsi,
kabupaten/kota,
pemberian nomor disesuaikan dengan
kode baru untuk Provinsi, Kabupaten,
dan Kota yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang dalam penerbitan kode
propinsi, kabupaten dan kota.
PEMBERIAN SERTIFIKAT
OLEH PEMDA KABUPATEN/KOTA

Sertifikat Penyuluhan Sertifikat Produksi Pangan


Keamanan Pangan (PKP) IRT (SPP-IRT)

Mengikuti acara Diperiksa Sarana Produksinya


Penyuluhan Keamanan Pangan

Hasil Post test Berita Acara


Minimal 60 Pemeriksaan
Minimal Level I - II
PERPANJANGAN SPP – IRT & PERUBAHAN PEMILIK

1. PENGAJUAN PERPANJANGAN
Pengajuan perpanjangan SPP-IRT dapat dilakukan paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT
berakhir.

2. PERUBAHAN PEMILIK / PENANGGUNGJAWAB


Perubahan pemilik / penanggung jawab IRTP harus
dilaporkan pada Bupati/Walikota cq. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
PENCABUTAN SPP – IRT
1. PENCABUT
Dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota
2. ALASAN PENCABUTAN
 Pemilik dan atau penanggung jawab perusahaan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku
 Pangan terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB)
keracunan pangan
 Pangan mengandung Bahan Berbahaya/ atau bahan kimia obat
(BKO)
 Pangan produksi IRTP mencantumkan klaim selain peruntukkannya
sebagai Pangan Produksi IRTP
 Lokasi sarana produksi pangan produksi IRTP tidak sesuai dengan
lokasi yang tercantum dalam dokumen pendaftaran dan/atau
 Sarana dan atau produk pangan olahan yang dihasilkan terbukti
tidak sesuai dengan kriteria IRT
 Pencabutan sebagaimana dimaksud di atas juga dapat dilakukan
berdasarkan rekomendasi Badan POM
Pelayanan Perizinan SPP-IRT
Regulasi terkait Penerbitan
SPP-IRT
Ditetapkan untuk melaksanakan amanah regulasi
mengenai pembinaan pangan olahan di IRTP
yaitu Penerbitan Sertifikat Produksi Pangan
Rumah Tangga

Presiden telah menetapkan Peraturan


Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2018 sebagai
SPP-IRT dasar regulasi pelaksanaan pelayanan perizinan
berusaha melalui OSS

Reformasi Peraturan Perizinan Berusaha pada


sektor kesehatan yang diselenggarakan melalui
OSS antara lain Sertifikat Produksi Pangan
Rumah Tangga (izin komersial atau operasional)

Perizinan Berusaha sektor kesehatan yang Rencana alur penerbitan SPP-


diterbitkan oleh Bupati/Wali kota antara lain:
Sertifikat Produksi Pangan Rumah Tangga
IRT terintegrasi dengan OSS
80
masih akan dibahas lebih lanjut
dengan pihak terkait
PIRT

PIRT
PIRT

SNI

SNI
81
1.PERILAKU
2.KETERBATASAN LAHAN
3.KETERBATASAN SDM
4.IMB
5.KURANGNYA KESADARAN
82

Anda mungkin juga menyukai